Anda di halaman 1dari 41

MATERI LANJUTAN BAB II

2.3. Turunan
Pada bab ini akan dibahas sebuah konsep yang sangat fundamental dalam kalkulus, yaitu
konsep turunan serta beberapa hal yang berkaitan dengannya. Untuk memahami konsep turunan ini
kita harus menyiapkan diri dan mengingat kembali dengan baik pemahaman tentang fungsi dan limit,
karena pada dasarnya pengerjaan yang berkaitan dengan turunan selalu berkaitan dengan pengerjaan
limit.
Untuk mengantarkan kita kepada pemahaman mengenai konsep turunan, akan kita awali
dengan masalah gradien garis singgung pada suatu kurva, perhatikan illustrasi pada gambar berikut.

Gambar 2.3.1

2.3.1. Garis Singgung pada suatu kurva


Garis singgung pada suatu kurva di satu titik tertentu adalah garis yang menyinggung kurva itu
di tititk tersebut (lihat ilustrasi gambar 2.3.1). Selanjutnya perhatikan gambar 2.3.2 berikut.

y
k

f (x + ) Q
l

P
f (x)

x
x x+
Gambar 2.3.2

1
Pada gambar 2.3.2 di atas, garis l adalah garis yang menyinggung suatu kurva f di titik P.
Gradien Garis Singgung pada kurva
Perhatikan gambar 2.3.3 berikut:

y
k

f (a +h) Q
l

P
f (a)

x
a a +h
Gambar 2.3.3

Misalkan fungsi f terdefinisi pada suatu selang terbuka I yang memuat a.


Jika grafik fungsi f melalui titik P(a, f (a)) dan titik Q(a+h, f(a+h)) seperti gambar di atas, maka:
- Garis PQ disebut tali busur.
- Garis yang melalui P dan Q, yaitu garis k disebut garis secant (secan line).
- Garis singgung pada kurva f di titik P, yaitu garis l disebut garis tangen (tangen line)

Gradien (koefisien arah/kemiringan/slope) tali busur PQ, dinotasikan dengan dan gradien garis
secant yang dinotasikan dengan mk keduanya adalah sama yaitu :

= =
Jika titik P dianggap tetap dan titik Q bergerak sepanjang kurva f sehingga Q mendekati titik P , maka:
 Q semakin lama semakin dekat ke P
 Panjang selang h akan semakin pendek dan mendekati nol
 Garis k semakin lama akan semakin mendekati ke garis l
 Besar gradien garis k akan semakin mendekati besar gradien garis l
Misalkan gradien garis singgung di titik P adalah m1, maka secara limit dapat ditulis dengan:

atau

2
Definisi 2.3.1:
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a, gradien (kemiringan) garis
singgung pada kurva f di titik (a, f(a)) adalah:

jika limit ini ada


Definisi 2.3.2:
Misalkan m adalah gradien garis singgung pada kurva f di titik (a,f(a)) maka persamaan garis
singgung pada kurva f di titik tersebut adalah:
y – f(a) = m(x – a)

Perhatikan, bentuk grafik garis singgung pada suatu kurva mungkin saja sejajar dengan sumbu x
(garis mendatar) maupun sejajar dengan sumbu y (garis tegak). Lihat illustrasi berikut.

Sekarang perhatikan, jika gradien garis singgung pada kurva f di titik (a,f(a)) adalah m = 0, atau

y
f(x)

Gambar 2.3.4

maka persamaan garis singgung tersebut adalah:


y-f(a) = m(x-a)
y = 0(x-a) + f(a), diperoleh y = f(a) (berupa garis horizontal yakni sejajar dengan sumbu x)

3
y
f(x)

x
Gambar 2.3.5

Pada kasus lain, dapat ditemukan atau yang


mengakibatkan garis singgungnya di titik P (a, f(a)) adalah vertikal atau sejajar dengan sumbu y
(lihat gambar 2.3.5).
Definisi 2.3.3:
Misalkan f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a, jika m adalah gradien garsi singgung
pada kurva f di titik (a.f(a)) dimana dan l adalah garis singgungnya titik P.
 l horizontal jika dan hanya jika

 l vertikal jika dan hanya jika


Kecepatan Sesaat dan hubungannya dengan gradien garis singgung
Perhatikan contoh berikut. Misalkan sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus dengan
persamaan gerak S(t) = t2+2 ; (t menyatakan waktu dalam detik, dan S(t) menyatakan jarak dalam
meter) yaitu posisi benda pada saat t. Pertanyaannya, berapa kecepatan benda pada saat t tertentu?
Kita amati pergerakan benda pada selang waktu t = 1 sampai dengan t = 3. Jarak (posisi) benda
dari mulai bergerak sampai pada saat t = 1 detik dan pada saat t = 3 detik adalah.
S(1) = 12+ 2 = 1 meter
S(3) = 32+ 2 = 11 meter
Jadi pada interval t = 1 s.d t = 3 benda telah menempuh jarak S(3) – S(1) = 11-3 = 8 meter dengan
waktu tempuh : 3-1 = 2 detik.
Selama bergerak kadang-kadang benda berkecepatan tinggi atau kecepatannya rendah, bahkan
mungkin berhenti, kecepatan rata-rata dalam suatu selang waktu tersebut adalah:

Kecepatan rata-rata =

4
Jadi, kecepatan rata-rata dalam selang waktu t = 1 s.d t = 3 detik adalah:

Kecepatan rata-rata

Selanjutnya, jika waktu yang ditempuh benda adalah h detik, maka kecepatan rata-rata pada selang
waktu t = 1 s.d t = 1+ h, adalah

= meter/detik
Jika h cukup dekat ke 0, maka secara limit diperoleh ‘kecepatan sesaat’ benda (V) pada
saat t = 1, yaitu

Demikian pula kecepatan sesaat benda pada saat t =2 adalah

= 4 m/det
Dari paparan di atas didefinisikan kecepatan sesaat benda yang bergerak sepanjang garis koordinat
yang posisinya pada saat t di tentukan oleh S = f (t) sebagai berikut:
Definisi 2.3.4
Misalkan sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus, jika posisi benda pada saat t ditentukan oleh S
= f(t) maka kecepatan rata-rata benda selama selang waktu t – a, sampai t = a+ h adalah

dan kecepatan sesaat benda pada saat t = a, adalah

5
CONTOH : Sebuah mobil bergerak lurus sepanjang sumbu X, misalkan posisinya (dalam meter)
pada waktu t (detik) ditentukan oleh: f(t) = 5t2 + 100 tentukan kecepatan mobil pada saat t = 3 detik.
Penyelesaian :
Kecepatan sesaat mobil pada saat t = 3 detik adalah :

Jadi kecepatan sesaat benda pada saat t = 3 detik adalah 30 menit/detik.


Kecepatan sering disebut sebagai laju, yang lebih tepat adalah bahwa kecepatan merupakan
salah satu bentuk laju perubahan (jarak terhadap waktu). Bentuk laju perubahan yang lain diantaranya
adalah: laju perubahan volume terhadap tinggi, massa terhadap jarak, muatan listruk terhadap waktu,
dan lain-lain. Perlu diingat bahwa segala peristiwa selalu berkaitan dengan waktu, jadi selalu dapat
dibuat sebuah laju perubahan terhadap waktu. Pada bagian akhir bab ini akan dibahas mengenai laju
yang berkaiatan sebagai telaah lanjutan mengenai laju perubahan.
Sampai disini kita dapat mengamati bahwa gradien garis singgung dan kecepatan sesaat
mempunyai bentuk yang serupa sebagai limit dari laju perubahan:

Gradien garis singgung :

Kecepatan sesaat :
Dengan demikian jelas bahwa gradien garis singgung dan kecepatan sesaat merupakan tafsiran
dari sebuah pemikiran yang serupa, yang disebut sebagai turunan , dalam hal ini gradien sebagai
tafsiran geometris, dan kecepatan sesaat sebagai tafsiran fisis.

2.3.2. Garis Normal


Garis Normal adalah garis yang tegak lurus terhadap sebuah garis singgung di suatu titik pada
kurva. Dua buah garis dikatakan saling tegak lurus jika dan hanya jika hasil kali gradiennya sama

6
dengan -1. Jadi jika sebuah garis singgung pada kurva f di titik (a,f(a)) mempunyai gradien ,

maka gradien garis normalnya adalah , dengan kata lain : ( gradien garis
normal).
Persamaan garis normal kurva f di titik (a,f(a)) :

Sebelum kita ulas tentang permasalahan melalui contoh soal yang dibahas berkaitan dengan garis
singgung dan garis normal di atas, demi kepraktisan pemahamannya, marilah lebih dahulu kita
bahas bagaimana kaitan garis singgung dengan konsep turunan.

2.4. Pengertian Turunan


Pada bahasan di atas telah diperlihatkan bahwa perolehan gradien garis singgung sebuah kurva
di sebuah titik dan kecepatan sesaat sebuah benda yang bergerak lurus, keduanya diperoleh melalui
konsep limit, tepatnya adalah limit dari sebuah laju perubahan f(a+h) - f(a) untuk h mendekati 0.
Pemikiran serupa ini dapat diterapkan pada situasi lain menyangkut masalah laju perubahan, misal laju
pertambahan bakteri ( Biologi), laju keuntungan marjinal (Ekonomi), atau laju kepadatan kawat
(Fisika).

Secara matematik adalah konsep yang sangat penting yang kemudian dinamakan
TURUNAN (derivatif). Proses mencari turunan sebuah fungsi disebut diferensiasi (pendiferensialan).
Untuk lebih jelasnya perhatikan definisi berikut.
Definisi 2.4.1:
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama fungsi f di x = a
ditulis f’(a) didefinisikan dengan:

asal limit ini ada.


f’ disebut turunan pertama dari fungsi asal f, nilai dari f’ untuk sebarang x dalam I adalah f’(x)

dengan f’(x) asal limit ini ada.


Domain dari fungsi f’ adalah semua nilai x dimana limit di atas ada.

7
CONTOH 1: Diberikan f(x) = x2+ 5, tentukan nilai turunan pertama fungsi f di x = 2
Penyelesaian:
Nilai tururnan pertama fungsi f di x = 2 adalah f’(2) ,dengan menggunakan definisi 2.4.1,diperoleh:

CONTOH 2: Tentukan f’(x) jika


Penyelesaian:

Turunan Sepihak

Ingatlah kembali mengenai eksistensi sebuah limit, diketahui bahwa ada, jika limit kiri

yakni ada dan limit kanan yakni ada dan keduanya bernilai sama. Kita ketahui
bahwa nilai turunan dari sebuah fungsi tidak lain adalah sebuah ungkapan limit, yaitu:

8
asal limit ini ada
Dengan demikian untuk menjamin bahwa nilai turunan pertama fungsi f di titik x = a, f’(a) ada di
tentukan oleh limitnya dalam hal ini limit kiri dan limit kanannya.
Definisi 2.4.2 Turunan Kiri
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang setengah terbuka (t,a], nilai turunan kiri fungsi f di x = a
ditulis f’-(a) didefinisikan dengan

f’- (a) = asalkan limit ini ada

Definisi 2.4.3 Turunan Kanan


Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang setengah terbuka [a,t), nilai turunan kanan fungsi f di x = a
ditulis f’+(a) didefinisikan dengan

f’+ (a) = asalkan limit ini ada


Selanjutnya jika nilai turunan kiri di x = a sama dengan nilai turunan kanan di x = a, yaitu
f’-(a) = f’+ (a) = maka dikatakan f’(a) ada, atau f terdeferensialkan (diferensiable) di x = a.

CONTOH 1: Diberikan fungsi tunjukkan bahwa tidak ada


Penyelesaian:

Karena
Sehingga

Dengan cara sama diperoleh =1

9
Tampak bahwa dan keduanya ada tapi tidak sama, jadi tidak ada

Hubungan Keterdiferensialan dengan Kekontinuan


Perhatikan gambar 2.4.1 berikut ini!

y y
f(x)
g(x)

x x

Gambar 2.4.1

Fungsi dan keduanya jelas kontiniu di x = 0 (lihat gambar 2.4.1), dan


ada sedangkan tidak ada, hal ini menunjukkan bahwa suatu fungsi yang kontinu di satu
titik, tidak menjamin ia terdiferensial di titik tersebut. Tapi sebaliknya, jika suatu fungsi
terdiferensialkan di suatu titik, maka fungsi itu pastilah kontinu di titik tersebut.
Ungkapan ini dapat kita tuliskan dalam teorema berikut:
Teorema 2.4.4 (ke-Terdiferensialan mengakibatkan ke-Kontinuan):
Misalkan fungsi f terdefinisi di sekitar a, jika ada, maka f kontinu di a.
Bukti :
Karena ada, maka dengan menggunakan teorema 3.2.1 hasil kali limit diperoleh:

Ini menunjukkan bahwa f kontinu di x = a


CONTOH 1: Diberikan fungsi f dengan aturan

Tentukan a dan b agar f terdiferensialkan disemua x.

10
Penyelesaian:
Syarat yang harus dipenuhi adalah f kontinu di x = 1 DAN turunan kiri dan kanan di x = 1 sama
(kedua syarat secara bersama harus dipenuhi)
Misalkan f(1) ada maka menurut teorema f kontinu di x=1, jadi

Jadi, a + b = 1 maka a = b - 1 .............1)


Karena f terdiferensialkan di semua titik, maka f’(1) tentu harus ada, artinya

Sehingga diperoleh a=2, dan a+b=1, atau b= –1 . Jadi fungsi yang diberikan menjadi

Notasi Lain untuk Turunan


Pada bagian awal pasal ini telah dikemukakan bahwa fungsi turunan pertama dari fungsi y =
f(x) terhadap variabel bebas x ditulis f’(x). Turunan pertama ini dapat ditulis pula dengan notasi lainnya
sebagai berikut.
Perhatikan gambar berikut ini!

11
y
k

f (x + ) Q
l

P
f (x)

x
x x+
Gambar 2.4.2

Untuk sebarang pertambahan pada x yakni sebesar ∆x maka pertambahan pada y sebesar ∆y,
yaitu:
Jika ∆x → 0, maka gradien tali busur mendekati gradien garis singgung, sehingga dapat dituliskan:

Goldfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menuliskan sehingga notasi ini dikenal

sebagai notasi Leibniz. Untuk selanjutnya pada notasi berlaku aturan

atau .

Lambang disebut sebagai operator turunan, artinya operasi penurunan terhadap variabel
bebas x, pada literatur lain operator ini ditulis pula dalam bentuk Dx(y) = Dx = D(y) artinya adalah
derivatif terhadap variabel bebas x. Jadi untuk menyatakan turunan pertama sebuah fungsi y=f(x),
dapat dinotasikan dengan salah satu notasi diatas.

CONTOH : ˃ ˃0

atau ˃0 atau ˃0

12
Contoh Gabungan bab 2.3 dan 2.4
CONTOH 1: Tentukan persamaan garis singgung pada kurva f (x) = x2 di titik (2,4)
Penyelesaian :
Gradien garis singgung pada kurva f(x) = x2 di titik (2,4) dapat ditentukan dengan mensubstitusikan
nilai x = 2 pada turunan dari f(x). Karena = 2x, maka m = = 4.
Sehingga persamaan garis singgung kurva di titik (2, 4) adalah :

y
f(x)

y – f (2) = m (x-2)
y – 4 = 4(x – 2)
y = 4x – 8+4
y = 4x – 4

Gambar 2.4.3

CONTOH 2: Tentukan persamaan garis singgung pada kurva di titik (-3, -4)
Penyelesaian :
Gradien garis singgung pada kurva f di titik (-3, -4) adalah m = -3 (coba cek).
Jadi persamaan garis singgungnya adalah :

CONTOH 3: Tentukan persamaan garis normal pada kurva di titik (1, 1)


Penyelesaian:

Gradien garis singgung pada kurva dititik (1, 1) adalah m = 2, dan persamaan garis
singgungnya adalah: (lihat ilustrasi gbr 2.2.4 ).

Gradien garis normal (lihat gbr 2.2.4) di titik (1, 1) adalah .

13
y l
f(x)

n
x

Gambar 2.4.4

Jadi persamaan garis normalnya adalah :

CONTOH 4:
Sejenis virus berkembang biak, sehingga dalam t jam massanya bertambah sebesar 2t 2- 1 gram
a. Tentukan massa virus bila ia berkembang biak selama waktu 1 ≤ t ≤ 1,5
b. Berapa kecepatan rata-rata perkembangan virus selama waktu 1 ≤ t ≤ 1,5
c. Berapa kecepatan perkembangan biakan pada saat t = 1,2 detik
Penyelesaian: f(t)= 2 t2 - 1, 1 ≤ t ≤ 1,5
a. Massa virus yang berkembang selama selang waktu 1 ≤ t ≤ 1,5 adalah:

gram
b. Kecepatan rata-rata perkembang biakan virus dalam selang waktu tersebut adalah:

c. Kecepatan perkembang biakan pada saat t = 1,2 detik adalah

14
CONTOH 5: Jari-jari sebuah gelembung sabun berbentuk bola bertambah dengan laju tetap sebesar 1
sentimeter/detik. Tentukan laju pertambahan volume gelembung sabun pada saat jari-
jari sebesar 5 sentimeter?
Penyelesaian :

Volume gelembung sabun yang berbentuk bola adalah .


Laju pertambahan volume gelembung sabun adalah

CONTOH 6: Sebuah bola dilempar ke atas dari suatu ketinggian tertentu setelah t detik, tinggi
bola yaitu s diberikan oleh s = -6t2 + 50t + 1000, s diukur dalam kaki.
(a) Berapa kecepatan sesaatnya pada t = 2?
(b) Bilamana kecepatan sesaatnya 0?
(c) Berapa percepatannya pada waktu naik.
Penyelesaian :

(a) Kecepatan sesaatnya pada t detik :


Pada t = 2 detik, kecepatan sesaatnya :
v(2) = s’(2) = –32 . 2 + 50 = –14 kaki/detik.
(b) detik atau detik.

(c) Percepatan bola adalah

15
CONTOH 7: Sebuah partikel bergerak sepanjang garis koordinat dan s, jarak berarah dalam

sentimeter yang diukur dari titik asal ke tititk yang dicapai setelah t detik, diberikan oleh .
Hitunglah :
(a) Berapa jauh partikel tersebut bergerak setelah t =7 detik ?
(b) Berapa kecepatan rata-rata partikel pada selang 2 ≤ t ≤ 3 ?
(c) Cari kecepatan sesaat pada akhir t = 3 detik?
Penyelesaian:

(a)
(b) Kecepatan rata-rata partikel pada selang 2 ≤ t ≤ 3:

sentimeter/detik
(c) Kecepatan sesaat pada akhir t = 3 detik:

Latihan 2.3 Untuk soal no. 6 s.d 8 carilah semua titik dari
Untuk soal 1 s.d 5, tentukan gradien dan kurva y = f (x) dimana garis singgungnya
persamaan garis singgung kurva f di titik yang adalah horizontal.
diberikan.
6.
1. di x = 2
7.
2. di x = -4
8.
3. di x = 1
9. Tentukan persamaan garis normal yang
4. di x = 0
bersesuaian dengan garis singgung pada
5. y = sin (2x – π) di x = π
kurva di soal no.1 sd 5.

16
10. Buktikan bahwa garis singgung pada
kurva y = x2 di titik (x0,y0) berpotongan
dengan sumbu x di titik (x0/2 , 0)
11. Carilah gradien garis singgung pada
kurva

Di titik (1,3) dan (2,5)


12. Carilah gradien garis singgung pada

kurva di titik (2,2/3)


13. Sebuah bisnis berhasil baik sedemikian
sehingga keuntungan total
(terakumulasi) setelah t tahun adalah
1000 t2 rupiah.
(a) Berapa besar keuntungan selama
tahun ketiga (antara t = 2 dan t = 3)?
(b) Berapa laju rata-rata keuntungan
marjinal selama tengah tahun ketiga
(yaitu,antara t = 2 dan t = 2,5)?
(c) Berapa laju keuntungan sesaat
(keuntungan marjinal ) pada t = 2
14. Fungsi kuadrat y = a + bt + ct2 digunakan
untuk model pertambahan penduduk salama
perioda pertumbuhan.
Tentukan kemiringan garis singgung pada
grafik fungsi y pada titik t = 1.

Latihan 2.4
Untuk setiap fungsi berikut carilah f’(c) dengan menggunakan definisi turunan untuk setiap c yang
diberikan

17
1. c=1 4. c = -1

2. c=3 5. , c=2

3. c = -2 6. cos 2x, c = π/2


Untuk soal no.7 – 10, carilah dari setiap fungsi f yang diberikan dengan menggunakan definisi
turunan.

7. 9.

8. 10.
Untuk soal no 11-17, periksalah apakah f terdiferensialkan di titik yang diberikan

11. di x = 2

1. di x = 0 15. di x = 3

2. di x = 2 16. di x = 2

3. di x= 0 17. di x = 1
Untuk soal no 18 sampai 21, tentukanlah nilai a dan b agar fungsi yang diberikan terdiferensialkan di
titik yang diberikan.

18. di x = 3

19. f(x) di x = 4

20. f(x) , di x = 2

21. di x = 5
22. Jika f(x) = f(–x), buktikan bahwa f’(–x) = f’(x)
23. Jika f(–x) = –f(x), buktikan bahwa f’(x) = f’(–x)

18
24. Sebuah partikel bergerak sepanjang garis lurus mulai t = 0, sehingga posisinya pada saat t detik
adalah f(t) = t2 – 6t + 8 meter
a. Berapa kecepatannya pada saat t = 3 detik.
b. Kapankah terjadi kecepatannya = 0
25. Jika sebuah partikel bergerak sepanjang garis koordinat sehingga jarak berarah dari titik asal ke
titik setelah t detik adalah –t2 + 4t meter, kapan partikel akan berhenti (yaitu bilamana
kecepatannya menjadi nol)

26. Suatu kultur bakteri berkembang mempunyai massa sebesar gram setelah t jam.
(a) Seberapa banyak kultur ini berkembang selama selang
(b) Berapa laju perkembangan rata-rata selama selang
(c) Berapa laju perkembangan pada t = 2?
2.5. Rumus-Rumus Turunan
Dengan menerapkan definisi turunan secara langsung pada berbagai fungsi akan didapat
beberapa rumus turunan. Kita tuliskan kembali bahwa definisi turunan pertama dari suatu fungsi f
di x adalah:

, asalkan limit ini ada.


Selanjutnya rumus-rumus yang didapat dituliskan dalam notasi:

atau .
2.5.1 Turunan Fungsi Polinom
Teorema 2.5.1 (Turunan fungsi Konstan):
Jika f(x) = c (suatu konstanta) untuk semua x, maka f’(x) = 0 untuk semua x, yaitu: Dx(c) = 0
Bukti :
Karena f(x+h) = f(x) = c, maka kita dapatkan

Teorema 2.5.2 (Turunan fungsi Linier):


Jika , maka f’(x)= a, yaitu Dx (ax+b) = a

19
CONTOH :

Teorema 2.5.3 (Turunan fungsi Pangkat):


Jika n bilangan bulat positif dan f(x) = xn maka f’(x) = nxn-1 atau Dx(xn) = nxn-1
Bukti :

dimana p(h) adalah polinom dalam h yang berderajat n-2.

CONTOH : atau
Seringkali indeks x dalam Dx tidak ditulis, penurunan dilakukan terhadap variabel bebas yang
terdapat di dalam tanda kurung:

2.5.2 Turunan Penjumlahan Fungsi


Teorema 2.5.2:
Jika f dan g adalah fungsi yang terdiferensialkan, a dan b adalah konstanta real, maka
D(a.f(x)+bg(x)) = aD(f(x))+bD(g(x)).
Bila u = f(x), v = g(x) maka D(u+v) = D(u) + D(v) sehingga dengan mudah dapat ditulis pula

dimana adalah fungsi-fungsi


tertentu.
Bila teorema ini kita terapkan pada fungsi polinom berderajat n, kita dapatkan:

20
Jika

Maka
Dengan hasil ini maka kita memperoleh secara cepat fungsi turunan dari

Yaitu

2.5.3 Turunan Hasil Kali Fungsi


Teorema 2.5.3
Jika f dan g masing-masing adalah fungsi yang terdiferensialkan di x maka fg adalah
terdiferensialkan di x, dan

Jika u = f(x) dan v = g(x) hasil kali diatas berbentuk:


atau
Bukti:

Dalam bukti di atas kita gunakan


teorema penjumlahan dan
teorema perkalian limit dan
definisi untuk f ’ (x) dan

g’(x), serta fakta bahwa .


Dari hasil di atas nampak bahwa:
Turunan hasil kali tidak sama dengan hasil kali turunan-turunannya.

21
CONTOH : Tentukan turunan dari tanpa mengalikan kedua faktor
tersebut.
Penyelesaian:

Selanjutnya bila rumus turunan hasil kali kita terapkan secara berulang pada fungsi
dari x maka diperoleh

Dengan secara umum

2.5.4 Turunan Hasil Bagi Fungsi


Teorema 2.5.4:
Jika f dan g terdiferensialkan di x dan g(x) maka f/g terdiferensialkan di x, dan

atau

Bila u = f(x) dan v = g(x) maka

CONTOH 1: Diketahui tentukan h’(x)


Penyelesaian:

22
CONTOH 2: Tentukan f ’ (x) jika
Penyelesaian:
Misal u = x2 + 1, dan v = 2x+1, maka u’= 2x, v’=2

Jika
2.5.5 Turunan Fungsi Trigonometri
Pada pembahasan mengenai fungsi dan limit, telah dikenal beberapa limit dari fungsi
trigonometri yang khusus, yaitu:

dan
Kedua hasil ini akan kita gunakan untuk menentukan rumus turunan dari fungsi sinus dan cosinus.
Dengan menerapkan definisi turunan secara langsung pada f(x) = sin x dan f(x) = cos x, kita dapatkan :

23
Secara serupa untuk f(x) = cos x , f ’ (x) = – sin x
Dengan menggunakan rumus-rumus turunan yang sudah dikenal kita dapat mencari turunan
untuk fungsi trigonometri lainnya.

CONTOH 1: Tentukan y’, jika y = tan x


Penyelesaian:

atau

CONTOH 2: Tentukan dy/dx atau y’ jika


Penyelesaian:

CONTOH 3: Carilah persamaan garis singgung pada kurva f(x) = 2 cos 2x di titik A( )
Penyelesaian:

24
y

f(x)

A x

Gambar 2.5.1

Untuk x = /4, maka f ‘ ( /4) = –4. Sin( /2) = –4, jadi persamaan garis singgungnya dititik

adalah:

Latihan 2.5

5.
Untuk soal no 1-20, hitunglah Dxy atau

1. 6.

2.

7.
3.

8.
4.

25
9. Jika f(0)= -3, g(0)= 4, g’(0)= -1, f’(0)= 5 17. Tentukan persamaan garis singgung
tentukan nilai dari
pada kurva yang sejajar
a. (f+g)’(0)
dengan garis y = 3x
b. (f.g)’(0)
18. Sebuah roda digelindingkan sepanjang
c. (f/g)’(0)
bidang miring, posisinya dari titik awal
10. Jika f(1)= 5, f’(1)= 10, g(1)= -3, dan
setelah t detik adalah s(t)= 3t2 – 2t + 1
g’(1)= 4, hitunglah:
meter. Kapankah kecepatan sesaat bola
a. f+g’(1)
sebesar 20 m/detik?
b. (f.g)’(1)
Untuk soal no 31-50 tentukan y’ :
c. (f/g)’(1)
19.
11. Carilah rumus turunan dari I(x)=
20.
f(x).g(x).h(x)
12. Tentukan persamaan garis singgung 21.

pada kurva di titik 22.


(1,4)
13. Tentukan persamaan garis singgung 23.

24.
pada kurva dititik (-2,1/5)
25.
14. Tentukan semua titik pada kurva
26. y =
dimana garis
27.
singgungnya horizontal.
28.
15. Tentukan semua titik pada kurva

dimana garis singgungnya 29. y =


mempunyai gradien -1. 30.
16. Tentukan garis singgung pada kurva
31.
yang tegak lurus dengan garis
y= -1/2x 32.
33. Sebuah kincir feris dengan jari-jari 20
kaki berputar berlawanan arah

26
perputaran jarum jam pada kecepatan
sudut sebesar 1 radian/detik. Satu
dudukan pada pelek berada di (20,0),
Pada saat t=0
(a) Berapa koordinatnya pada t=

(b) Seberapa cepat ia naik (secara


tegak) pada waktu ia naik pada laju
yang tercepat ?
34. Pada saat t detik, pusat sebuah
pelampung gabus berada pada 2 sin
t sentimeter diatas (atau di bawah)
permukaan air. Berapa kecepatan
pelampung pada saat t = 0, t =

35. Tinggi s dlam kaki dari sebuah bola


diatas tanah pada saat t tidak diberikan
oleh s = -16 t2+40 t +100.
(a) Berapa kecepatan sesaatnya pada t =
3?
(b) Bilamana kecepatan sesaatnya 0.
36. Sebuah bola menggelinding sepanjang
bidang miring sehingga jaraks dari titik
awal setelah t detik adalah s = 4,5 t2+2 t
kaki. Bilamana kecepatan sesaatnya
akan sebesar 30 kaki/detik?

2.6. Aturan Rantai

27
Pada pasal sebelumnya telah dibahas bagaimana menentukan turunan dari fungsi polinomial
dan fungsi rasional. Tetapi seringkali kita harus menurunkan fungsi berpangkat tertentu, misalnya y=

[f(x)]3 dengan menggunakan aturan hasil kali tentu saja dapat kita peroleh secara mudah, yaitu

Tidak seperti D(x3)= 3x2 , dalam D(f(x))3 terdapat penambahan faktor f’(x) yang asalnya dapat
dijelaskan dengan menuliskan y=[f(x)]3 dalam bentuk y = u3 dan u = f(x), dari bentuk ini memberikan:

Dari kedua penurunan maka didapat hubungan berikut :

Persamaan ini dinamakan aturan rantai, yang berlaku untuk dua fungsi
terdiferensial y = g(u) dan u = f(x).
Bentuk lain dari penulisan aturan rantai untuk kedua fungsi diatas adalah sebagai berikut :

CONTOH 1: Tentukan dari y = (3x+5)17


Penyelesaian:

28
Bila fungsi berpangkat 17 ini diuraikan akan terdiri dari 18 suku dan beberapa koefisiennya
terdiri dari 14 digit, akan sangat panjang jika diturunkan dengan cara hasil kali biasa. Tetapi dengan
menggunakan aturan rantai kita tulis:
y = g(u) = u17 dan u = f(x) 3x + 5 maka

=17u16 dan =3
Sehingga diperoleh

=(17u16).3 = 17(3x+5)16.3 = 51(3x+5)16


Secara teoritis aturan rantai dinyatakan sebagai berikut.
Teorema 2.6.1 (Turunan Komposisi Fungsi)
Andaikan bahwa y = f(u) dan u = g(x). Jika g terdiferensialkan di x dan f terdiferensialkan di u = g(x),
maka fungsi komposisi h = f o g yang didefisikan dengan h(x) = f(g(x)), maka h(x) terdeferensialkan di
x dan turunannya adalah
'

CONTOH 2: Jika f(x) = x3 dan g(x) = 2x+1 maka f ’ (x)= 3x2 dan g’(x)= 2
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(2x+1) = (2x+1)3 = 8x3+6x2+6x+1
Sehingga (fog)’(x) = 24x2+12x+6 = 6(4x2+2x+1) = 6(2x+1)2
Atau (fog)(x) = f(g(x)) maka (fog)’(x) = f ’(g(x)) . g’(x)
= 3[g(x)]2. g’(x)
= 3(2x+1)2 . 2
= 6(2x+1)2

CONTOH 3: Jika y = sin(x2+5x–3) tentukan


Penyelesaian:
Misalkan y = sin u dan u = x2 + 5x – 3, maka

29
CONTOH 4: Tentukan Dty jika y = cos(sin t)
Penyelesaian :
Misalkan y = cos u dan u = sin t, maka

CONTOH 5: Untuk mencari turunan dari fungsi F(x) = sin {cos (3 – 2x)} kita dapat menyusun
fungsi komposisi F(x) = h o g o f atau F(x) = h{g[f(x)]}. Dimana F = h(u) = sin u,
u= g(v) = cos v dan v = f(x) = 3–2x

yang memberikan

sehingga

CONTOH 6: Tentukan fungsi turunan pertama dari f(x) = cos (sin(tan x))
Penyelesaian:
Misalkan f (u) = cos u, u(t) = sin t, dan t(x) = tan x, maka :

2.7 Aturan Pangkat yang Diperumum


Dari aturan rantai

Bila kita substitusikan f(x)= u dan f ’(x)= du/dx maka diperoleh bentuk

30
Sekarang misalkan g(u) = un dimana n bilangan bulat, karena g’(u)= nun-1, maka diperoleh :

Yang merupakan aturan rantai untuk fungsi berpangkat jika u = f(x) adalah suatu fungsi yang

terdiferensialkan, maka
Bila n –1< 0 haruslah disyaratkan f(x) ≠ 0. Persamaan terakhir merupakan aturan pangkat yang
diperumum yang secara persis dapat ditulis dalam teorema sebagai berikut:
Teorema 2.7.1

Jika r adalah bilangan rasional, maka dimana f terdefinisi dan


terdiferensial.

CONTOH 1: Tentukan jika y = (3x4+2x3–5)25


Penyelesaian:

Misalkan

Maka,
CONTOH 2: Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut :
a.
b.
Penyelesaian :
a.
b.
CONTOH 3 : Tentukan , jika
Penyelesaian :
Misalkan dan
Maka = 10 dan
= (6 + 8 )
Karena , maka
= 10(6 + 8 )

31
Latihan 2.6 dan 2.7
Untuk soal nomor 1-5 tuliskan fungsi komposisi yang sesuai dengan fungsi berikut :
1.
2. 14.
3. 15.
4. 16.
5. 17.
Tentukan dari setiap fungsi berikut : 18.
6. 19. A(t) = t2 + 3t – 4)3(5 – 2t)3
7. 20.
8. 21.
9. 22.
10. 23.
11. 24.
12. 25.

2.8. Diferensiasi Dari Fungsi Logaritma dan Eksponensial


Jika u adalah fungsi dari x yang dapat didiferensialkan maka :
1. log u) = a
log e ≠ 1)
2.
3.
4. (ln u) = (u)

1. Buktikan

Bukti : Menggunakan rumus 1 , dengan menyatakan a = e diperoleh dan

32
2. Diberikan . Hitunglh
Jawab

3. Diberikan . Hitung
Jawab:

4. Diberikan . Hitung .
Jawab:

5. Hitung dari
Jawab:

6. Diberikan . Hitung
Jawab :

33
2.9. Turunan Tingkat Tinggi
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I dan}. Karena didefenisikan melalui proses
limit yang tunggal, maka untuk setiap terdapat tepat satu nilai . Ini mengakibatkan pengaitan antara
dengan merupakan suatu fungsi. Jika ada untuk , maka fungsi turunan kedua,ketiga dan seterusnya
didefinisikan dengan cara yang sama seperti fungsi turunan pertama melalui proses limit yakni :

, bila limit ini ada

, bila limit ini ada

, bila limit ini ada


Lambang yang digunakan:
, artinya turunan ke 2(dua) dari fungsi
, artinya turunan ke 3(tiga) dari fungsi
, artinya turunan ke n dari fungsi
Lambang ke n dari suatu fungsi dapat ditulis dalam bentuk :
atau atau atau atau

CONTOH 1: Tentukan dari , bilangan asli


Penyelesaian :

34
CONTOH 2 : Jika x.y = 1, perlihatkan bahwa
Penyelesaian :
x.y = 1⇒ y = ⇒ dan

x.y = 1⇒ x = ⇒ dan
sehingga = 4 (karena x.y = 1)

CONTOH 3: Sebuah benda bergerak sepanjang garis koordinat, posisinya pada saat t detik
dinyatakan oleh : s(t) = t2 - 6t2 + 9t + 5 meter
(i) Kapankah benda mempunyai kecepatan 0
(ii) Apakah kecepatannya positif
(iii) Kapankah percepatannya 0
(iv) Mulai kapan benda semakin cepat
Penyelesaian :

(i) 3t2 – 12t + 9 = 0


3(t – 1)(t – 3) = 0

Jadi benda mempunyai kecepatan 0 pada saat t = 1 detik atau pada saat t = 3 detik
(ii) Kecepatan benda akan positif jika
3t2 – 12t + 9 > 0
3(t – 1)(t – 3) > 0

yaitu pada saat t < 1 detik atau pada saat t > 3 detik
(iii) percepatan
percepatan benda sama dengan 0 jika
yaitu pada saat t = 2 detik
(iv) kecepatan benda naik jika yaitu jika

35
jika benda semakin cepat mulai setelah detik ke dua

Soal Latihan 2.8 - 2.9


Carilah turunan ke 2 dan ke 3 dari fungsi 8. Tentukan turunan kedua dari
berikut : y=f(x), di x=c dalam bentuk limit
1. y = x2 + 2x – 5 Untuk soal nomor 8-13, tentukan nilai
2. y = (2x + 10)3
3. y = tan 2x 9. f(x) = 3x2 – 5
4. f(x) = (x + sin x) 11. f(x) = x4 – x3 + 3x2 – 4x +1
5. f(x) = (sin x + cos x)2 12. f(x) =
6. f(x) = (x3 + sin x)2 13. f(x) =
7. f(x) = x(x – 2)3 14 f(x) =
15. Tentukan rumus umum turunan ke – n dari fungsi f(x) =
16. Tentukan rumus umum turunan ke – n dari fungsi f(x) =
Untuk soal no 17 sd 25, tentukanlah turunan dari fungsi berikut.

17 . 20. . 23. y = (1-5x)

18. 21. y = 24. y =


19. y = 22. y = 2x. 25. y = sin2x.

2.10. Turunan Fungsi Implisit


Fungsi f yang dinotasikan dengan y = f(x) menyatakan x sebagai peubah bebas dan y sebagai
peubah tak bebas, atau dengan kata lain peubah y dinyatakan dalam x secara eksplisit, yaitu y sebagai
fungsi dari x.
Pada saat lain dijumpai sebuah persamaan (fungsi) yang peubahnya tak bebasnya tidak dinyatakan
secara gamblang dalam peubah bebasnya.
CONTOH : Beberapa fungsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit
+

36
Persamaan-persamaan seperti contoh 2 adalah fungsi yang dinyatakan secara implisit. Sampai
pada bagian ini kita dapat menurunkan fungsi yang dinyatakan secara eksplisit relatif mudah, yaitu
dengan menerapkan rumus turunan secara langsung.
Untuk fungsi yang dinyatakan secara implisit, turunannya dapat dicari dengan cara mengubah
terlebih dahulu menjadi bentuk eksplisit, tetapi hal ini biasanya tidak mudah untuk dilakukan.
CONTOH 1 : Tentukan jika diberikan fungsi berikut : +
Penyelesaian :
Fungsi ini jika diubah menjadi bentuk y = f(x) kemudian mencari turunannya cukup membuang
waktu, untuk itu lebih baik diturunkan kedua ruasnya secara bersamaan, yakni sebagai berikut
+
++
Kemudian pisahkan dalam satu ruas, menjadi
(

Catatan : Gunakan aturan rantai pada


(Cara penurunan seperti di atas disebut penurunan implisit)

CONTOH 2 : Tentukan dari sin (x+y) = y cos x


Penyelesaian :
Dengan menurunkan kedua ruas secara bersamaan, maka diperoleh

+y)

Latihan 2.10 :
Untuk soal nomor 1 – 9 Tentukan
1. x2 + y2 = 16
2. x2 + xy – y2 = 3
3. x3 + x2y + xy2 – 10 = 0
4. x + sin y = y 2x + + 5y = 12
5. xy + sin x = y2

37
6. =2
7.
8. x2 – y2 = 1
9. x2y2 + (x – 1)y = 2
Untuk soal nomor 10-15 Carilah persamaan garis singgung pada kurva berikut,
pada titik yang diberikan
10. xy + x + y = 4 di titik (1,1)
11. x2y + = 5 di titik (1,4)
12. cos (xy) = y di titik (0,1)
13. x2 – y2 = 3 di titik (-2,-1)
14. x3 – 2x2 – 4 – 4 = 0 di titik (2,4)
15. x2y2 + x2y = x + 1 di titik (1,1)
16. Sebuah partikel bergerak melintasi suatu garis singgung yang menyinggung kurva
y2 + cos (yx3) + 2x3 = 3, jika kecepatan partikel tersebut sama dengan kemiringan garis
singgung kurva berapa kecepatan partikel tersebut di titik (1,0).

38
2.11. Masalah Kelajuan
Telah diketahui bahwa kecepatan sesaat suatu benda pada saat tertentu merupakan laju perubahan
jarak yang berkaitan dengan waktu. Bila air diisikan kedalam tabung, maka pertambahan volume air
berkaitan dengan pertambahan tingginya, kedua perubahan (volume dan tinggi air) berkaitan dengan
lamanya waktu mengisi air. Jadi, pada dasarnya setiap laju perubahan selalu dapat dinyatakan sebagai laju
perubahan terhadap waktu.
Untuk meyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan laju yang berkaitan, diperlukan tahap-
tahap pengerjaan sebagai berikut.
(1) Buatlah gambar (diagram) mengenai persoalan yang akan dipecahkan
(2) Nyatakan nilai-nilai yang diketahui dan nilai yang akan dicari dalam bentuk turunan
(3) Cari rumus (formula)yang berkaitan dengan persoalan
(4) Gunakan turunan untuk menentukan hal yang dicari, dengan melihat hubungannya dengan yang
diketahui
CONTOH 1: Sebuah tangki berbentuk kerucut dengan jari-jari lingkaran alasnya 75 cm dan tinggi 150
cm, kerucut tersebut dibalik kemudian diisi dengan air dengan laju 25. Carilah laju
pertambahan jari-jari lingkaran yang dibentuk air dalam kerucut pada saat tinggi air 50 cm.
Penyelesaian:

75 cm

r 150 cm
h

r
h

Gambar 2.11

(1) Diagram yang sesuai dengan persoalan seperti gambar di atas.

39
(2) Hal yang diketahui =25/det
(3) Hal yang dicari: laju pertambahan jari-jari pada saat r = 50cm
(4) Rumus yang berkaitan: Volume kerucut V = h
Teorema Phytagoras yang menghubungkan r dan h
Dari segitiga siku-siku dengan sisi r dan h diperoleh hubungan
= h = 2r
Sehingga volume V = h menjadi: V = =
Jika kedua ruas diturunkan terhadap waktu (t), maka diperoleh:

Sehingga
Untuk r = 50 cm, dan maka
Jadi laju pertambahan jari-jari lingkaran air pada saat r = 50 cm adalah

Latihan 2.11
1. Sebuah kolam renang berbentuk persegi panjang yang dasarnya miring dengan sisi terdangkal 1 m
dan sisi terdalam 3 m, ukuran kolam adalah 5 x 10 cm. Jika kolam diisi air dengan laju 3 m/detik,
berapa cepat volume air bertambah pada saat permukaan air mempunyai panjang 7 m.
2. Suatu kubus ajaib yang panjangnya rusuknya s cm, volumenya bertambah sejalan dengan
pertambahan waktu dengan laju . Tentukan laju pertambahan luas permukaan kubus pada saat
panjang rusuk 10 cm.
3. Dengan anggapan bahwa bola sabun bentuknya tidak berubah selama bola itu berkembang, berapa
cepat jari-jarinya bertambah pada saat panjangnya 2 cm, jika udara ditiupkan ke dalam bola
dengan laju 4 cm/detik?
4. Sebuah tangga panjangnya 20 dm bersandar di dinding. Jika ujung bawah tangga ditarik sepanjang
lantai menjauhi dinding dengan kecepatan 2 dm/detik, seberapa cepat ujung atas tangga bergeser
menuruni dinding pada waktu ujung bawah tangga sejauh 4 dm dari dinding?

40
5. Minyak dari kapal tangki yang pecah menyebar dalam pola melingkar. Jika jari-jari lingkaran
bertambah pada laju tetap sebesar 1,5 dm/detik, seberapa cepat meluasnya daerah yang dicakup
setelah 2 jam?
6. Seorang anak menerbangkan layang-layang 90 dm di atas tingkat tangan anak itu dan angin
meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5 dm/detik, seberapa cepat anak tersebut mengulur
benang pada saat panjangnya 150 dm? (Anggap benang membentuk sebuah garis, walaupun
sebenarnya anggapan ini tidak realistis)
7. Seorang mahasiswa memakai sebuah sedotan untuk minum dari gelas berbentuk kerucut, yang
sumbunya tegak, dengan laju 3 cm/detik. Jika tinggi gelas 10 cm dan garis tengah mulut gelas 6
cm, berapa cepat menurunnya permukaan cairan pada saat kedalaman cairan 5 cm?
8. Air dituangkan kedalam wadah berbentuk kerucut dengan laju volume 8 dm/det. Jika tinggi bak
adalah 12 dm dan jari-jari permukaan atas wadah adalah 6 dm, seberapa cepat permukaan air naik
bilamana tinggi permukaan adalah 4 dm.
9. Sebuah speedboat melaju kea rah timur dengan kecepatan 20 km/jam melintasi suatu dermaga
tepat pada pukul 9.00. Dan sebuah speedboat lain melaju kearah selatan dengan kecepatan 40
km/jam melintasi dermaga tersebut pukul 9.30. Seberapa cepat kedua speedboat tersebut berpisah
pada pukul 11.30.

41

Anda mungkin juga menyukai