Anda di halaman 1dari 12

Tugas 2

Rangkuman Materi bab 12


Sub bab 12.3 dan 12.4

DISUSUN OLEH KELOMPOK V


Nama : 1. Febri Restu Winoto (A1C014063)
2. Ita Permata Sari (A1C014068)
3. Rizki Fadhillaha (A1C014011)

Semester/Kelas : IV A
Dosen : Effie Efrida Muchlis, M.d

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
12.3 Limit dan Kontinuitas
Limit fungsi 2 variabel mempunyai makna intuisi yang biasa, yaitu nilai f(x,y) semakin dekat
ke bilangan L ketika (x,y) mendekati (a,b). Tetapi (x,y) mampu mendekati (a,b) dengan
banyak cara yang tak terhingga. Kita inginkan suatu definisi yang memberikan L yang sama,
tetapi tidak bergantung pada jalur (x,y) yang diambil dalam mendekati (a,b).

Definisi Limit Fungsi Dua Variabel

Untuk mengatakan bahwa

lim f ( x , y )=L
( x , y ) →(a , b)

berarti untuk setiap ε > 0 (berapapun kecilnya) terdapat δ >0 yang berpadanan sedemikian
hingga |f ( x , y )−L|< ε asalkan bahwa 0 < ‖( x , y )−(a ,b)‖<δ

Untuk menginterprestasikan ‖( x , y )−( a ,b)‖ pikirkan (x,y) dan )a,b) sebagai vektor.
Maka

Dan titik titik yang memenuhi ‖( x , y )−(a ,b)‖=√( x −a)2+( y−b)2 adalah titik titik di
dalam suatu lingkaran dengan jari jari terkecuali berpusat pada (a,b). Pada intinya,
definisi nya adalah “Kita dapat membuat f (x , y )sedekat mungkin ke L (dalam e, dengan
jarak yang diukur oleh ¿ f ( x , y )−L∨¿selama kita mengambil ( x , y )cukup dekat ke
(a , b) .(di dalam d, dengan jarak yang diukur oleh ¿∨( x , y) –( a , b)∨¿ ¿ .

Perhatikan beberapa definisi ini :

1. Jalur pendekatan ke (a,b) tidak penting. Ini berarti bahwa jalur yang lain menuju nilai
nilai L berlainan, maka limitnya tidak ada
2. Sifat f(x,y) di (a,b) tidak penting. Bahkan fungsi tidak harus didefinisikan di (a,b).
Akibat dari pembatasan 0 < ‖( x , y )−( a ,b)‖
3. Definisi diekspresikan sedemikian sehingga langsung dapat diperluas ke fungsi 3
variabel atau lebih. Ini cukup menggantikan (x,y) ke (x,y,z) begitupula untuk (a,b).

Polinomal dalam variabel x dan y adalah fungsi berbentuk


n m
i j
f(x,y,z) = ∑ ∑ c ij x y
i=1 j=1

dan fungsi rasional dalam variabel x dan y adalah fungsi berbentuk


p (a , b)
f(x,y) =
q(a , b)

dengan p dan q polinomial dalam x dan y, dengan asumsi q tidak identik nol.

Teorema A

Jika f(x,y) adalah polinomial, maka

lim f ( x , y )=f (a , b)
( x , y ) →(a , b)

p (a , b)
Dan jika f(x,y) = , dengan p dan q polinomial maka
q(a , b)

p (a , b)
lim f ( x , y )=
( x , y ) →(a , b) q(a , b)

Asalakan q(a,b) ≠ 0. Lebih lanjut, jika

lim p ( x , y )=L ≠ 0 dan lim q ( x , y )=0


( x , y ) →(a , b) ( x , y ) →(a , b)

p (a , b)
Maka lim tidak ada.
( x , y ) →(a , b) q(a , b)

Kontinuitas pada suatu Titik.

Untuk mengatakan f(x,y) kontinu di titik (a,b), kita syaratkan bahwa :

1. F mempunyai nilai di (a,b)


2. F mempunyai limit (a,b)
3. Nilai f di (a,b) sama dengan limitnya di sana

lim f ( x , y )=f (a , b)
( x , y ) →(a , b)

Artinya f tidak mempunyai loncatan, fluktuasi liar, atau perilaku tanpa batas di (a,b)

Teorema A Komposisi Fungsi

Jika sebuah fungsi dua variabel g kontinu di (a,b) dan sebuah fungsi satu bariabel f kontinu di
g(a,b), maka fungsi komposisi f o g yang didefinisikan oleh ( f o g )(x,y) = f(g(x,y)) adalah
kontinu di (a,b).
Kontinuitas pada Himpunan

Untuk mengatakan bahwa f(x,y) kontinu pada himpunan S seharusnya bermakna bhwa f(x,y)
kontinu disetiap titik dari himpunan. Tetapi masih ada beberapa hal yang berhubungan
dengan pernyataan ini yang perlu diterangkan.

Beberapa bahasa relative terhadap himpunan di bidang( dan ruang dimensi lebih tinggi).
Dengan lingkungan berjari-jari δ dari suatu titik P, kita maksudkan himpunan semua titik Q
yang memenuhi¿∨Q−P⃓⃦ < δ. Di ruang dimensi dua lingkungan adalah “bagian dalam”
lingkaran. Di ruang dimensi tiga lingkungan adalah bagian dalam bola (gambar 4). Titik
adalah titik dalam himpunan S jika terdapat suatu lingkungan dari P yang terkandung dalam
S. Himpunan semua titik dalam S adalah bagian dalam dari S. sebaliknya P adalah titik
perbatasan S jika semua lingkungan dari P mengandung titik-titik yang berada di s dan titik-
titik yang bukan dalam S, pada gambar 5 adalah titik dalam S dan B titik pembatas S.
Akhirnya suatu himpunan adalah terbuka jika semua titiknya adalah titik dalam dan ia
tertutup jika mengandung semua titik pembatasnya. Himpunan S adalah terbatas jika terdapat
R > 0 sedemikian sehingga semua pasangan terurut didalam S berada di dalam lingkaran
berjari-jari R berpusat di titik asal.

Jika S himpunan terbuka, untuk mengatakan bahwa f kontinu pada S secara tepatnya berarti
bahwa kontinu di f disetiap titik s.untuk mengatakan bahwa f kontinu pada suatu titik
perbatsan P dari S berarti bahwaf (Q) harus mendekati f (P) ketika Q mendekati P melalui
titik-titik dari S.
2 2
Misalkan : f ( x , y )= 0 jika x + y ≤1
{ 4 lainya

Jika S adalah himpunan {( x , y ) : x 2+ y 2 ≤ 1 }, adalah benar untuk mengatakan bahwa f ( x , y )


kontinu pada S. sebaliknya, akan tidak benar untuk mengatakan bahwa f ( x , y )kontinu pada
seluruh bidang.
TEROREMA C KESAMAAN PARSIAL CAMPURAN

Jika f xy danf yx kontinu pada suatu himpunan terbuka S, maka f xy =f yx pada tiap titik
dari S.

12.4 KETERDIFENSIASIAN
Untuk suatu fungsi satu variable, keterdifenaiasian darif di x berarti adanya f ' (x). untuk
suatu fungsi dua variable berhubungan dengan kaidah normal tentang keberadaan garis
singgung dan membutuhkan lebih dari sekedar turunan parsial dari f saja. karena tururnan-
turunan tersebut mencerminkan sifat f hanya dalam dua arah. perhatikan

f ( x , y )=−10 √ ⃓ xy⃓

Perhatika bahwa f x(0,0) dan f y(0,0) keduanya ada dan sama dengan 0, grafikf tidak di
amprosimasikan secara baik disana oleh sembarang bidang ( khususnya, bidang –xy) kecuali
dalam dua arah. Suatu bidang singgung seharusnya mengaprosimasikan grafik secara sangat
baik dalam semua arah.

Peranan turunan untuk suatu fungsi dua variable, turunan parsial tidak akan cukup untuk itu
kita mulai dengan menghilangkan perbedaan antara titik ( x , y ) dan vector ⟨ x , y ⟩ . jadi, kita
tuliskan p= ( x , y )=⟨ x , y ⟩ danf ( p ) =( x , y ) .

Ingat kembali bahwa

f ( x )−f (a) f ( a+h ) −f ( a)


1.f ' ( a )=lim =lim
x→ a x−a h →0 h

Analoginya akan terlihat berupa

f ( p )−f ( p 0) f ( po+h ) −f ( po)


2.f ' ( p 0 )= lim =lim
p→ p0 p−po h→0 h
Cara lain melihat keterdefensiasian fungsi variable tunggal adalah. Jikaf terdiferensiasian di
a, maka terdapat garis singgung melalui (a, f (a)) yang mengaprosimasi fungsi untuk nilai x
dekata. dengan kata lain f hampir linear dekat a. Seperti terlihat pada gambar

Fungsif adalah linear secara local di ajikatedapatkonstantam sedemikian sehingga

f ( a+h )=f ( a ) +hm+hε ( h )

Dimanaε ( h ) adalah fungsi yang memenuhilim


h→ 0
ε ( h )=0. Dengan memecahkan pesamaan untuk

mencari nilaiε ( h ) memberikan

f ( a+h )−f (a)


ε ( h )= −m
h

Fungsiε ( h )adalah selsih antara kemiringan garis tali busur yang melalui titik
( a , f ( a ) ) dan ( a+h , f ( a+h ) ) dan kemiringan garis singgung yang melalui
( a , f ( a ) ) . jika f adalah linear secara lokal di a ,maka

f ( a+ h )−f (a)
lim ε ( h )=lim
h→ 0 h →0 [ h ]
−m = 0

Yang bermakna bahwa

f ( a+h ) −f ( a)
lim =m
h→ 0 h

Kita simpulkan bahwaf haruslah terdeferensiasikan di a dan bahwa m harus sama dengan
f ' (a )

f ( a+h ) −f (a) '


Sebaliknya jikaf terdifensiasikan di a maka lim =f ( a )=m
h→ 0 h

Karenanya, f adalah linear secara local. Karenaitu, dalam kasus satu variable,f adalah linear
secara local di a jika dan hanya jika f terdifensiasikan di a.

Konsep linearitas lokal ini memang berlanjut ke situasi dalam hal f adalah fungsi dua
variabel. Dan kita akan akan menggunakan ciri ini untuk mendefinisikan keterdeferensiasian
fungsi dua variabel. Pertama, definisikan linearitas lokal.

Definisi Linearitas Lokal untuk Fungsi Dua Variabel

Kita katakan bahwa f linear secara lokal di (a , b) jika


f ( a+h1 , h+h2 )

¿ f ( a ,b )+ h1 f x ( a , b ) +h 2 f y ( a ,b ) +h1 ε 1 ( h1 ,h 2) + h2 ε 2 ( h1 ,h 2)

Dengan ε 1 ( h1 , h2 ) →0 ketika ( h1 h2 ) → 0 dan ε 2 ( h 1 , h2 ) →0 ketika ( h1 , h2 ) → 0.

Sama halnya seperti h adalah pertambahan kecil dalam x untuk kasus satu-variabel. Kita
dapat memikirkan h1dan h2 masing-masing sebagai pertambahan kecil dalam x dan y, untuk
kasus dua-variabel.

Gambar 3 memperlihatkan apa yang dapat terjadi ketika kita masuk keperbesaran grafik
fungsi dua variabel. (pada gambar 3 kita melakukan perbesaran pada grafik dititik
( x , y )=(1,1)). Jika kita melakukan perbesaran cukup jauh, permukaan menggambarkan
sebuah bidang, dan plot kontur terdiri atas garis-garis lurus. Kita dapat menyerderhanakan
definisi diatas dengan mendefinisikan p0= ( a , b ) ,h=( h 1 , h2 ) , dan ε ( h ) =(ε 1 ( h 1 , h2 ) , ε 2 ( h1 , h2 ) ).
Fungsi ε (h) adalah fungsi bernilai vektor dari variabel vektor. Jadi,

f ( P 0+ h )=f ( P0 ) + f x ( P0 ) , f y ( P0 ) ∙h+ ε ( h ) ∙h

Definisi Keterdiferensiasian untuk Fungsi Dua Variabel atau Lebih

Fungsi f terdiferensiasi di p jika ia linear secara lokal di p. Fungsi f terdiferensiasi pada


himpunan terbuka R jika ia terdiferensiasi di setiap titik di dalam R.

Vektor ¿,(p), f y ,(p)) = f x ,(p)i + f y ,(p)jdinyatakan oleh ∇ f (p) dan disebut gradienf . Jadi f
terdiferensiasikan di p jika dan hanya jika
f ( p+ h )=f ( p ) + ∇ f ( p ) ∙h+ ε ( h ) ∙h

Dengan ε ( h ) → 0ketika h → 0. Operator ∇ dibaca “del” dan seringkali disebut operator del.

Dalam nalar yang diuraikan di atas, gradien menjadi analog dari turunan. Sehingga,
ditunjukkan beberapa aspek definisi ini.

1. Turunan f ' (x ) adalah bilangan, tetapi gradien ∇ f ( p )adalah vektor.


2. Hasil kali ∇ f ( p ) ∙ hdan ε ( h ) ∙ hadalah hasil kali titik.
3. Definisi keterdiferensiasian dan gradien secara mudah diperluas ke sebarang dimensi.

Teorema berikut memberikan syarat yang menjamin keterdiferensiasian fungsi di


sebuah titik.

Teorema A Jika f (x , y ) mempunyai turunan-turunan parsial kontinu f x ( x , y ) dan f y (x , y )


pada cakram D yang bagian dalamnya memuat (a , b), maka f ( x , y )
terdiferensiasikan di (a , b).

Bukti
Misalkan h1dan h2 masing-masing adalah pertambahan dalam x dan y, yang demikian
kecilnya sehinggga (a+ h1 ,b+ h2 ) berada di bagian dalam cakram D. (Bahwa nilai-nilai h1 dan
h2 yang demikian ada merupakan konsekuensi dari fakta bahwa bagian dalam cakram D
adalah himpunan terbuka). Selisih antara f (a+ h1 , b+ h2) dan f (a , b) adalah

(3) f ( a+h1 , b+h2 ) −f ( a , b )

¿ [ f ( a+h1 , b ) −f ( a , b ) ]+ [ f ( a+ h1 ,b+ h2 )−f ( a+h1 , b) ]

Sekarang kita terapkan Teorema Nilai Rataan untuk Turunan (Teorema 36.A) dua kali: sekali
terhadap selisih f ( a+h1 , b ) −f ( a , b ) dan sekali terhadap selisih f ( a+h1 , b+h2 ) −f ( a+h1 , b ) .
Dalam kasus yang pertma, kita definisikan g1 ( x ) =f ( x , b) untuk x dalam interval [ a , a+ h1 ]
dan dari Teorema Nilai Rataan untuk Turunan kita simpulkan bahwa terdapat nilai c 1 dalam
( a ,a+ h1 ) sedemikian sehingga

g1 ( a+h 1) −g1 a=f ( a+h 1 , b ) −f ( a ,b )=h1 g' 1 ( c 1 ) =h1 f x (c 1 , b)

Untuk kasus kedua, kita definisikan g2 ( y )=f ( a+h1 , y ) untuk y dalam interval [ b , b+ h2 ]
terdapat c 2 dalam interval (b , b+ h2 ¿ sedemikian sehingga

g2 ( b+h 2) −g2 ( b )=h2 g' 2 ( c 2 )

Ini memberikan

g2 ( b+h 2) −g2 ( b )=f ( a+ h1 , b+ h2 )−f ( a+h 1 , b )

¿ h2 g' 2 ( c 2 ) =h2 f y (a+h1 , c2 )


Persamaan (3) menjadi

f ( a+h1 , b+h2 ) −f ( a , b )=h1 f x ( c1 , b ) +h2 f y ( a+ h1 , c2 )

¿ h1 [ f x ( c 1 , b ) + f x ( a , b )−f x ( a ,b ) ] +h2 [ f y ( a+h1 , c2 ) + f y ( a , b )−f y ( a , b ) ]

¿ h1 f x ( a ,b )+ h2 f y ( a , b ) +h1 [ f x ( c 1 , b )−f x ( a , b ) ] +h 2 [ f y ( a+h1 , c 2 )−f y ( a ,b ) ]

Sekarang, misalkan ε 1 ( h1 , h2 ) =f x ( c1 , b ) −f x ( a ,b ) dan ε 2 ( h 1 , h2 ) =f y ( a+ h1 ,c 2 ) −f y ( a , b ) .


Karena c 1 ∈ ( a , a+ h1 ) dan c 2 ∈(b , b+h2 ), kita simpulkan bahwa c 1 → a dan c 2 → b ketika
h1 , h2 → 0.Jadi

f ( a+h1 , b+h2 ) −f ( a , b )=h1 f x ( a ,b )+ h2 f y ( a , b ) +h1 ε 1 ( h1 , h2 ) +h2 ε 2 ( h1 , h2 )

dimana ε 1 ( h1 , h2 ) →0 dan ε 2 ( h 1 , h2 ) → 0 ketika ( h 1 , h2 ) →(0,0). Maka, f adalah linear secara


lokal dan akibatnya terdiferensiasi di(a , b).

Jika fungsi f terdiferensiasi di p0 , maka ketika h mempunyai panjang kecil

f ( p 0+ h ) ≈ f ( p0 ) + ∇ f ( p0 ) ∙ h

Dengan memberikan p= p 0+ h ,kita temukan bahwa fungsi T yang didefinisikan oleh

T ( p ) =f ( p0 ) + ∇ f ( p0 ) ∙ ( p− p0 )

Akan merupakan aproksimasi yang bagus terhadap f ( p ) jika p dekat ke p0. Persamaan
z=T ( p ) mendefinisikan sebuah bidang yang mengaproksimasikan f dekat p0. Secara alami,
bidang ini disebut bidang singgung. Perhatikan gambar di bawah ini

Contoh 1:
Perlihatkan bahwa f ( x , y )=x e y + x 2 y dapat dideferensiasikan di mana-mana dan hitung
gradiennya. Kemudian carilah persamaan bidang singgung di (2,0).
Penyelesaian:
Pertama, catat bahwa

∂f ∂f
=e y +2 xy dan =xe y + x 2
∂x ∂y

Kedua fungsi ini kontinu di mana-mana, sehingga menurut Teorema A, f dapat


dideferensiasikan di mana-mana. Gradien adalah

∇ f ( x , y )=( e y +2 xy ) i+(xe ¿ ¿ y+ x 2 ) j=⟨ e y + 2 xy , xe y + x 2 ⟩ ¿

Jadi,

∇ f ( 2,0 )=i+6 j=⟨ 1,6 ⟩

Dan persamaan bidang singgung adalah

z=f ( 2,0 )+ ∇ f (2,0 ) ∙ ⟨ x−2, y ⟩

¿ 2+ ⟨ 1,6 ⟩ ∙ ⟨ x−2 , y ⟩

¿ 2+ x−2+6 y= x+6 y

Aturan untuk Gradien


Dalam banyak hal , gradien berperilaku seperti turunan. Ingat kembali bahwa D yang
dipandang sebagai suatu operator adalah linear. Operator ∇ juga linear.

Teorema B Sifat-sifat ∇

Operator gradien ∇memenuhi

1. ∇ [ f ( p ) +g ( p ) ] =∇ f ( p )+ ∇ g ( p )
2. ∇ [ αf ( p) ] =α ∇ f ( p)
3. ∇ [ f ( p ) g ( p ) ] =f ( p ) ∇ g ( p )+ g ( p ) ∇ f ( p )

Bukti
Tiga hasil tersebut sebagai akibat dari kenyataan yang berpadanan untuk turunan-turunan
parsial. Kita buktikan (3) pada kasus dua variabel, tanpa menuliskan titik p agar lebih
singkat.

∂ ( fg ) ∂ ( fg )
∇ f ( g )= i+ j
∂x ∂y
∂g af ∂g af
(
¿ f
∂x
+g
∂x
i+
∂y) (
+g
∂y
j )
¿f ( ∂∂ gx i+ g ∂agy j )+ g ( ∂∂ fx i+ g ∂afy j )
¿ f ∇ g+ g ∇ f

Kontinuitas Lawan Keterdiferensiasian

Ingat kembali untuk fungsi satu variabel bahwa keterdiferensiasian mengimplikasikan


kontinuitas, tetapi tidak kebalikannya. Hal yang sama juga berlaku pula di sini.

Teorema C Jika f dapat didiferensiasikan di p, maka f kontinu di p.

Bukti

Karena f dapat dideferensiasikan di p, maka

f ( p+ h )−f ( p ) =∇ f ( p ) ∙ h+ε ( h ) ∙ h

Jadi,

|f ( p+ h )−f ( p )|≤|∇ f ( p ) ∙ h|+|ε ( h ) ∙ h|

¿‖∇ f ( p )‖‖h‖|cos θ|+|ε ( h ) ∙ h|

Kedua suku yang terakhir mendekati 0 ketika h → 0, sehingga

lim f ( p+h )=¿ f ( p ) ¿


h→ 0

Kesamaan yang terakhir ini adalah satu cara perumusan kontinuitas f di p.

Medan Gradien

Gradien ∇ f berpadanan dengan masing-masing titik p di dalam daerah defnisi f suatu vektor
∇ f ( p ). Himpunan semua vektor ini dinamakan medan gadien untuk f . Dalam gambar-
gambar di bawah ini, diperlihatkan grafik-grafik dari permukaan z=x 2− y 2 dan medan
gradien yang berpadanan.
gambar 5 gambar 6

Anda mungkin juga menyukai