Semester/Kelas : IV A
Dosen : Effie Efrida Muchlis, M.d
lim f ( x , y )=L
( x , y ) →(a , b)
berarti untuk setiap ε > 0 (berapapun kecilnya) terdapat δ >0 yang berpadanan sedemikian
hingga |f ( x , y )−L|< ε asalkan bahwa 0 < ‖( x , y )−(a ,b)‖<δ
Untuk menginterprestasikan ‖( x , y )−( a ,b)‖ pikirkan (x,y) dan )a,b) sebagai vektor.
Maka
Dan titik titik yang memenuhi ‖( x , y )−(a ,b)‖=√( x −a)2+( y−b)2 adalah titik titik di
dalam suatu lingkaran dengan jari jari terkecuali berpusat pada (a,b). Pada intinya,
definisi nya adalah “Kita dapat membuat f (x , y )sedekat mungkin ke L (dalam e, dengan
jarak yang diukur oleh ¿ f ( x , y )−L∨¿selama kita mengambil ( x , y )cukup dekat ke
(a , b) .(di dalam d, dengan jarak yang diukur oleh ¿∨( x , y) –( a , b)∨¿ ¿ .
1. Jalur pendekatan ke (a,b) tidak penting. Ini berarti bahwa jalur yang lain menuju nilai
nilai L berlainan, maka limitnya tidak ada
2. Sifat f(x,y) di (a,b) tidak penting. Bahkan fungsi tidak harus didefinisikan di (a,b).
Akibat dari pembatasan 0 < ‖( x , y )−( a ,b)‖
3. Definisi diekspresikan sedemikian sehingga langsung dapat diperluas ke fungsi 3
variabel atau lebih. Ini cukup menggantikan (x,y) ke (x,y,z) begitupula untuk (a,b).
dengan p dan q polinomial dalam x dan y, dengan asumsi q tidak identik nol.
Teorema A
lim f ( x , y )=f (a , b)
( x , y ) →(a , b)
p (a , b)
Dan jika f(x,y) = , dengan p dan q polinomial maka
q(a , b)
p (a , b)
lim f ( x , y )=
( x , y ) →(a , b) q(a , b)
p (a , b)
Maka lim tidak ada.
( x , y ) →(a , b) q(a , b)
lim f ( x , y )=f (a , b)
( x , y ) →(a , b)
Artinya f tidak mempunyai loncatan, fluktuasi liar, atau perilaku tanpa batas di (a,b)
Jika sebuah fungsi dua variabel g kontinu di (a,b) dan sebuah fungsi satu bariabel f kontinu di
g(a,b), maka fungsi komposisi f o g yang didefinisikan oleh ( f o g )(x,y) = f(g(x,y)) adalah
kontinu di (a,b).
Kontinuitas pada Himpunan
Untuk mengatakan bahwa f(x,y) kontinu pada himpunan S seharusnya bermakna bhwa f(x,y)
kontinu disetiap titik dari himpunan. Tetapi masih ada beberapa hal yang berhubungan
dengan pernyataan ini yang perlu diterangkan.
Beberapa bahasa relative terhadap himpunan di bidang( dan ruang dimensi lebih tinggi).
Dengan lingkungan berjari-jari δ dari suatu titik P, kita maksudkan himpunan semua titik Q
yang memenuhi¿∨Q−P⃓⃦ < δ. Di ruang dimensi dua lingkungan adalah “bagian dalam”
lingkaran. Di ruang dimensi tiga lingkungan adalah bagian dalam bola (gambar 4). Titik
adalah titik dalam himpunan S jika terdapat suatu lingkungan dari P yang terkandung dalam
S. Himpunan semua titik dalam S adalah bagian dalam dari S. sebaliknya P adalah titik
perbatasan S jika semua lingkungan dari P mengandung titik-titik yang berada di s dan titik-
titik yang bukan dalam S, pada gambar 5 adalah titik dalam S dan B titik pembatas S.
Akhirnya suatu himpunan adalah terbuka jika semua titiknya adalah titik dalam dan ia
tertutup jika mengandung semua titik pembatasnya. Himpunan S adalah terbatas jika terdapat
R > 0 sedemikian sehingga semua pasangan terurut didalam S berada di dalam lingkaran
berjari-jari R berpusat di titik asal.
Jika S himpunan terbuka, untuk mengatakan bahwa f kontinu pada S secara tepatnya berarti
bahwa kontinu di f disetiap titik s.untuk mengatakan bahwa f kontinu pada suatu titik
perbatsan P dari S berarti bahwaf (Q) harus mendekati f (P) ketika Q mendekati P melalui
titik-titik dari S.
2 2
Misalkan : f ( x , y )= 0 jika x + y ≤1
{ 4 lainya
Jika f xy danf yx kontinu pada suatu himpunan terbuka S, maka f xy =f yx pada tiap titik
dari S.
12.4 KETERDIFENSIASIAN
Untuk suatu fungsi satu variable, keterdifenaiasian darif di x berarti adanya f ' (x). untuk
suatu fungsi dua variable berhubungan dengan kaidah normal tentang keberadaan garis
singgung dan membutuhkan lebih dari sekedar turunan parsial dari f saja. karena tururnan-
turunan tersebut mencerminkan sifat f hanya dalam dua arah. perhatikan
f ( x , y )=−10 √ ⃓ xy⃓
Perhatika bahwa f x(0,0) dan f y(0,0) keduanya ada dan sama dengan 0, grafikf tidak di
amprosimasikan secara baik disana oleh sembarang bidang ( khususnya, bidang –xy) kecuali
dalam dua arah. Suatu bidang singgung seharusnya mengaprosimasikan grafik secara sangat
baik dalam semua arah.
Peranan turunan untuk suatu fungsi dua variable, turunan parsial tidak akan cukup untuk itu
kita mulai dengan menghilangkan perbedaan antara titik ( x , y ) dan vector ⟨ x , y ⟩ . jadi, kita
tuliskan p= ( x , y )=⟨ x , y ⟩ danf ( p ) =( x , y ) .
Fungsiε ( h )adalah selsih antara kemiringan garis tali busur yang melalui titik
( a , f ( a ) ) dan ( a+h , f ( a+h ) ) dan kemiringan garis singgung yang melalui
( a , f ( a ) ) . jika f adalah linear secara lokal di a ,maka
f ( a+ h )−f (a)
lim ε ( h )=lim
h→ 0 h →0 [ h ]
−m = 0
f ( a+h ) −f ( a)
lim =m
h→ 0 h
Kita simpulkan bahwaf haruslah terdeferensiasikan di a dan bahwa m harus sama dengan
f ' (a )
Karenanya, f adalah linear secara local. Karenaitu, dalam kasus satu variable,f adalah linear
secara local di a jika dan hanya jika f terdifensiasikan di a.
Konsep linearitas lokal ini memang berlanjut ke situasi dalam hal f adalah fungsi dua
variabel. Dan kita akan akan menggunakan ciri ini untuk mendefinisikan keterdeferensiasian
fungsi dua variabel. Pertama, definisikan linearitas lokal.
¿ f ( a ,b )+ h1 f x ( a , b ) +h 2 f y ( a ,b ) +h1 ε 1 ( h1 ,h 2) + h2 ε 2 ( h1 ,h 2)
Sama halnya seperti h adalah pertambahan kecil dalam x untuk kasus satu-variabel. Kita
dapat memikirkan h1dan h2 masing-masing sebagai pertambahan kecil dalam x dan y, untuk
kasus dua-variabel.
Gambar 3 memperlihatkan apa yang dapat terjadi ketika kita masuk keperbesaran grafik
fungsi dua variabel. (pada gambar 3 kita melakukan perbesaran pada grafik dititik
( x , y )=(1,1)). Jika kita melakukan perbesaran cukup jauh, permukaan menggambarkan
sebuah bidang, dan plot kontur terdiri atas garis-garis lurus. Kita dapat menyerderhanakan
definisi diatas dengan mendefinisikan p0= ( a , b ) ,h=( h 1 , h2 ) , dan ε ( h ) =(ε 1 ( h 1 , h2 ) , ε 2 ( h1 , h2 ) ).
Fungsi ε (h) adalah fungsi bernilai vektor dari variabel vektor. Jadi,
f ( P 0+ h )=f ( P0 ) + f x ( P0 ) , f y ( P0 ) ∙h+ ε ( h ) ∙h
Vektor ¿,(p), f y ,(p)) = f x ,(p)i + f y ,(p)jdinyatakan oleh ∇ f (p) dan disebut gradienf . Jadi f
terdiferensiasikan di p jika dan hanya jika
f ( p+ h )=f ( p ) + ∇ f ( p ) ∙h+ ε ( h ) ∙h
Dengan ε ( h ) → 0ketika h → 0. Operator ∇ dibaca “del” dan seringkali disebut operator del.
Dalam nalar yang diuraikan di atas, gradien menjadi analog dari turunan. Sehingga,
ditunjukkan beberapa aspek definisi ini.
Bukti
Misalkan h1dan h2 masing-masing adalah pertambahan dalam x dan y, yang demikian
kecilnya sehinggga (a+ h1 ,b+ h2 ) berada di bagian dalam cakram D. (Bahwa nilai-nilai h1 dan
h2 yang demikian ada merupakan konsekuensi dari fakta bahwa bagian dalam cakram D
adalah himpunan terbuka). Selisih antara f (a+ h1 , b+ h2) dan f (a , b) adalah
Sekarang kita terapkan Teorema Nilai Rataan untuk Turunan (Teorema 36.A) dua kali: sekali
terhadap selisih f ( a+h1 , b ) −f ( a , b ) dan sekali terhadap selisih f ( a+h1 , b+h2 ) −f ( a+h1 , b ) .
Dalam kasus yang pertma, kita definisikan g1 ( x ) =f ( x , b) untuk x dalam interval [ a , a+ h1 ]
dan dari Teorema Nilai Rataan untuk Turunan kita simpulkan bahwa terdapat nilai c 1 dalam
( a ,a+ h1 ) sedemikian sehingga
Untuk kasus kedua, kita definisikan g2 ( y )=f ( a+h1 , y ) untuk y dalam interval [ b , b+ h2 ]
terdapat c 2 dalam interval (b , b+ h2 ¿ sedemikian sehingga
Ini memberikan
f ( p 0+ h ) ≈ f ( p0 ) + ∇ f ( p0 ) ∙ h
T ( p ) =f ( p0 ) + ∇ f ( p0 ) ∙ ( p− p0 )
Akan merupakan aproksimasi yang bagus terhadap f ( p ) jika p dekat ke p0. Persamaan
z=T ( p ) mendefinisikan sebuah bidang yang mengaproksimasikan f dekat p0. Secara alami,
bidang ini disebut bidang singgung. Perhatikan gambar di bawah ini
Contoh 1:
Perlihatkan bahwa f ( x , y )=x e y + x 2 y dapat dideferensiasikan di mana-mana dan hitung
gradiennya. Kemudian carilah persamaan bidang singgung di (2,0).
Penyelesaian:
Pertama, catat bahwa
∂f ∂f
=e y +2 xy dan =xe y + x 2
∂x ∂y
Jadi,
¿ 2+ ⟨ 1,6 ⟩ ∙ ⟨ x−2 , y ⟩
¿ 2+ x−2+6 y= x+6 y
Teorema B Sifat-sifat ∇
1. ∇ [ f ( p ) +g ( p ) ] =∇ f ( p )+ ∇ g ( p )
2. ∇ [ αf ( p) ] =α ∇ f ( p)
3. ∇ [ f ( p ) g ( p ) ] =f ( p ) ∇ g ( p )+ g ( p ) ∇ f ( p )
Bukti
Tiga hasil tersebut sebagai akibat dari kenyataan yang berpadanan untuk turunan-turunan
parsial. Kita buktikan (3) pada kasus dua variabel, tanpa menuliskan titik p agar lebih
singkat.
∂ ( fg ) ∂ ( fg )
∇ f ( g )= i+ j
∂x ∂y
∂g af ∂g af
(
¿ f
∂x
+g
∂x
i+
∂y) (
+g
∂y
j )
¿f ( ∂∂ gx i+ g ∂agy j )+ g ( ∂∂ fx i+ g ∂afy j )
¿ f ∇ g+ g ∇ f
Bukti
f ( p+ h )−f ( p ) =∇ f ( p ) ∙ h+ε ( h ) ∙ h
Jadi,
Medan Gradien
Gradien ∇ f berpadanan dengan masing-masing titik p di dalam daerah defnisi f suatu vektor
∇ f ( p ). Himpunan semua vektor ini dinamakan medan gadien untuk f . Dalam gambar-
gambar di bawah ini, diperlihatkan grafik-grafik dari permukaan z=x 2− y 2 dan medan
gradien yang berpadanan.
gambar 5 gambar 6