Kelompok 2:
1. Novelty Kamila Nurramadhani (4101422009)
2. Eka Sari Laras Asih (4101422011)
3. Rizal Maulana Darmawan (4101422039)
4. Nurmalita Ayu Malinda (4101422045)
Perhatikan bahwa turunan parsial fungsi dua variabel f x ( x , y) dan f y (x , y ) mengukur laju
perubahan dan kemiringan garis singgung pada arah-arah yang sejajar sumbu x dan sumbu y .
Sasaran kita selanjutnya adalah mempelajari laju perubahan f pada sembarang arah, yang
mengarahkan kita pada konsep Turunan Berarah, yang kemudian dihubungkan dengan
gradien.
Sebagai penunjang, penting bagi kita mengetahui cara penulisan vektor. Misalkan p= ⟨ x , y ⟩ ,
kemudian misalkan idan j adalah vektor-vektor satuan pada arah-arah x dan y positif.
Maka dua turunan parsial dari p dapat ditulis
f ( p+ h i ) −f ( p )
f x ( p )=lim
h→ 0 h
f ( p+ h j )−f ( p )
f y ( p )=lim
h→0 h
Yang kita lakukan selanjutnya hanya perlu mengganti i dan j dengan suatu vektor satuan
sebarang u.
Definisi
Untuk setiap vektor satuan u, Turunan Berarah f di p pada arah u didefinisikan
f ( p+h u )−f ( p )
Du f ( p )=lim
h →0 h
Du f ( p )=u ⋅ ∇ f ( p )
Yakni,
Du f (x , y)=u1 f x (x , y)+u 2 f y (x , y )
Bukti
Karena f mempunyai turunan di p, maka
f ( p+ hu )−f ( p)=∇ f ( p)⋅(h u)+ε (hu)⋅(hu)
f ( p+h u )−f ( p)
=∇ f ( p)⋅(u)+ε (h u)⋅(u)
h
Dengan menghitung limit untuk h → 0, dihasilkan
Du f ( p )=∇ f ( p ) ⋅ ( u )
Du f ( p )=u ⋅ ∇ f ( p )
Du f ( p )=‖u‖⋅‖∇ f ( p )‖cos θ
Du f ( p )=‖∇ f ( p )‖cos θ
Dengan demikian, Du f ( p ) akan bernilai maksimum apabila cos θ=1(θ=0) dan bernilai
minimum apabila cos θ=−1(θ=π ).
θ=0 ⇒ Du f ( p )=‖∇ f ( p )‖
θ=π ⇒ D u f ( p )=−‖∇ f ( p )‖
Teorema
Suatu fungsi bertambah paling cepat di p pada arah gradien, dengan laju ‖∇ f ( p )‖, dan
berkurang paling cepat ke arah berlawanan, dengan laju −‖∇ f ( p )‖ .
Nyatakan dengan L kurva ketinggian dari f (x , y ) yang melalui titik P(x 0 , y 0)yang
dipilih sebarang di daerah asal f dan tetapkan vektor satuan u yang menyinggung Ldi P.
Karena nilai f sama di semua titik pada kurva ketinggian L, maka turunan berarahnya
Du f (x 0 , y 0 ), yang berupa laju perubahan f (x , y ) pada arah u, adalah nol ketika u
menyinggung L. Karena,
0=Du f ( x 0 , y 0 ) =∇ f ( x 0 , y 0 ) ∙u
Gambar permukaan z=|xy| dengan peta kontur dan medan gradiennya. Hasilnya terlihat
pada gambar 5. Hal tersebut vektor-vektor gradien tegak lurus pada kurva-kurva ketinggian
dan menunjuk kea rah pertambahan z yang terbesar.
Contoh Soal
1. Tentukan turunan berarah f di (2 ,−1) pada arah vektor a=4 i+3 j, jika
2 2
f ( x , y )=4 x −xy+ 3 y .
Penyelesaian:
Diketahui: f ( x , y )=4 x2 −xy+ 3 y 2, p= ( 2,−1 ) ,dan a=⟨ 4 , 3 ⟩.
Ditanya: Du f ( p ) .
Jawab:
a
Vektor satuan u dengan arah a adalah , sehingga diperoleh
‖a‖
u=
a
= 2 2=
‖a‖ √ 4 +3 √25
=
5 ⟨ ⟩
⟨ 4 ,3 ⟩ ⟨ 4 ,3 ⟩ ⟨ 4 , 3 ⟩ 4 3
= , .
5 5
Dari fungsi f diperoleh f x =8 x−1 dan f y =−1+6 y . Sehingga
∇ f =⟨ f x , f y ⟩
∇ f =⟨ 8 x− y ,−x +6 y ⟩
∇ f ( 2 ,−1 )= ⟨ 8 ( 2 ) −(−1),−2+6 (−1) ⟩
∇ f ( 2 ,−1 )= ⟨ 16+1 ,−2−6 ⟩
∇ f ( 2 ,−1 )= ⟨ 17 ,−8 ⟩ .
Dengan demikian diperoleh turunan berarah
Du f ( p )=u ⋅ ∇ f ( p )
⟨ ⟩ 4 3
Du f ( p )= , ⋅ ⟨ 17 ,−8 ⟩
5 5
4 3
Du f ( p )= ( 17 )+ (−8 )
5 5
68 24
D u f ( p )= −
5 5
44
D u f ( p )= .
5
Jadi, turunan berarah f di (2 ,−1) pada arah vektor a=4 i+3 j jika
44
f ( x , y )=4 x2 −xy+ 3 y 2 adalah .
5
Sumber : Purcell, V.R(2008). Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Halaman 260, Contoh 1.
∂f ∂f
Gradien ¿ ∇ f ( p )= ( p ) i+ ( p) j
∂x ∂y
y 2
¿(e¿¿ y +2 xy )i+(xe + x ) j ¿
Jika y=f (x ( t ) ) dengan f dan x keduanya fungsi yang dapat didiferensiasikan, maka
dy dy dx
=
dt dx dt
digunakan untuk memperoleh generalisasi untuk fungsi-fungsi beberapa variabel.
Versi Pertama. Jika z=f (x (t ) ) dengan x dan y adalag fungsi t , maka diperoleh pertanyaan
dz /dt .
dz dz dx dz dy
= +
dt dx dt dy dt
Berikut gambar untuk memudahkan menghafal aturan rantai dua variabel dan tiga variabel
Versi Kedua. Selanjutnya asumsikan bahwa z=f ( x , y )dengan x=(s ,t ) dan y= y (s ,t ). Maka
dapat diperoleh pertanyaan ∂ z /∂ s dan ∂ z /∂ t .
∂ z ∂z ∂x ∂z ∂ y
2. = +
∂ t ∂ x ∂ t ∂ y ∂t
Fungsi Implisit. Andaikan bahwa F (x , y )=0 mendefinisikan y secara implisit sebagai fungsi
x , misalnya y=g (x) tetapi bahwa fungsi g sukar atau tidak mungkin ditentukan. Kita masih
tetap dapat mencari dy /dx . Satu metode untuk melakukan in yakni diferensiasi implisit,
dibahas di Subbab 2.7. Berikut ini suatu metode lain.
Mari kita turunkan kedua ruas F (x , y )=0 terhadap x dengan menggunakan Aturan Rantai.
Kita peroleh
∂ F dx ∂ F dy
+ =0
∂ x dx ∂ F dx
−∂ F /∂ x
dy /dx =
∂ F /∂ x
3 6 3 6 4
¿ 2 t . t .3 t +3 t . t .2t
11 11
¿ 6 t +6 t
11
¿ 12 t
dw
Jadi adalah 12 t 11(B).
dt
Sumber: Kalkulus | Fungsi Dua Peubah (Part 11)-Aturan Rantai , (menit ke 3:10)
https://youtu.be/j4W3uAmd18M?si=pYriusfV_0LRTqYb
∂z ∂z
2. Misalkan z=3 x 2− y 2 dengan x=2 s +7 t dan y=5 st , tentukan dan
∂t ∂s
Penyelesaian:
Diketahui:
2 2
z=3 x − y
x=2 s +7 t
y=5 st
Ditanya:
∂z ∂z
tentukan dan
∂t ∂s
Jawab:
∂z
Mencari
∂t
∂ z ∂z ∂x ∂z ∂ y
= +
∂ t ∂ x ∂ t ∂ y ∂t
¿ 6 x .7 + (−2 y ) 5 s
2
¿ 42 ( 2 s +7 t )−50 s t
∂z
Mencari
∂s
∂ z ∂z ∂x ∂z ∂ y
= +
∂s ∂ x ∂ s ∂ y ∂s
¿ 6 x .2+ (−2 y ) 5 t
2
¿ 12 ( 2 s+7 t )−50 s t
∂z ∂z 2
Jadi =¿ 42 ( 2 s +7 t )−50 s 2 t dan =12 ( 2 s +7 t ) −50 s t
∂t ∂s
Sumber: Kalkulus | Fungsi Dua Peubah (Part 11)-Aturan Rantai , (menit ke 07:00)
https://youtu.be/j4W3uAmd18M?si=pYriusfV_0LRTqYb
Definisi
Misalkan F (x , y , z)=k menentukan suatu permukaan dan andaikan bahwa F
terdiferensiasikan di titik P(x 0 , y 0 , z 0 ) dari permukaan ini dengan ∇ F (x 0 , y 0 , z 0 )≠ 0. Maka
bidang yang melalui P yang tegak lurus ∇ F (x 0 , y 0 , z 0 ) disebut bidang singgung terhadap
permukaan di P .
Teorema
Untuk permukaan F (x , y , z)=k persamaan bidang singgung di (x ¿ ¿ 0 , y 0 , z 0 )¿ adalah
∇ F ( x 0 , y 0 , z 0 ) ∙ ⟨ x−x 0 , y− y 0 , z−z 0 ⟩ =0 , yakni
F x ( x 0 , y 0 , z 0 ) ( x−x 0 ) + F y ( x 0 , y 0 , z 0) ( y− y 0 ) + F z ( x 0 , y 0 , z 0 ) ( z−z 0 )=0
Khususnya, untuk permukaan z=( x , y ) , persamaan bidang singgung di
(x ¿ ¿ 0 , y 0 , f (x 0 , y 0))¿ adalah
z−z 0=f x ( x 0 , y 0 )( x −x0 ) + f y ( x 0 , y 0 ) ( y − y 0 )
Bukti:
Diferensial dan Aproksimasi
Definisi
Misalkan z=f ( x , y ) , dengan f suatu fungsi yang dapat didiferensialkan, dan misalkan dx
dan dy (disebut diferensial-diferensial x dan y ) berupa variabel-variabel. Diferensial
variabel tak-bebas, dz disebut juga diferensial total dari f dan ditulis df ( x , y ) , didefinisikan
oleh
dz=df ( x , y )=f x ( x , y ) dx +f y ( x , y ) dy =∇ f ∙ ⟨ dx ,dy ⟩
Pentingnya dz muncul dari kenyataan bahwa jika dx=∆ x dan dy =∆ y , masing-
masing mewakili perubahan kecil pada x dan y , maka d z akan berupa suatu aproksimasi
yang baik terhadap ∆ z , perubahan padanannya dalam z . Ini diilustrasikan pada Gambar 5
dan walaupun dz tidak kelihatan sebagai suatu aproksimasi yang baik terhadap ∆ z , maka
dapat dilihat bahwa aproksimasi ini akan semakin baik jika∆ x dan ∆ y semakin kecil.
(Gambar 5)
kalkulator/komputer, maka yang diperoleh adalah nilai hampirannya. Ada berbagai macam
teknik hampiran yang dapat digunakan, namun prinsip dasarnya menggunakan polinom.
Penggunaan polinom sebagai fungsi hampiran didasarkan dua alasan berikut:
Setiap fungsi kontinuselalu dapat dihampiri oleh polinom
Nilai sebuah polinom selalu mudah untuk dihitung
Pada pasal ini akan dibahas hampiran menggunakan polinom Taylor.
Latihan Soal
2 2
x y
1. Carilah persamaan bidang singgung terhadap z= + di titik P(2 , 2 ,2)
4 4
Penyelesaian:
2 2
x y
Diketahui: z= +
4 4
P(2 , 2 ,2)
2 2
x y
Ditanya: persamaan bidang singgung terhadap z= + di titik P(2 , 2 ,2)
4 4
Jawab:
Langkah 1
2 2
x y
Carilah turunan pertama dari persamaan z= +
4 4
2 2
x y 1
f x ( x0 , y0 )= + = x
4 4 2
2 2
x y 1
f y ( x 0 , y 0 )= + = y
4 4 2
Langkah 2
Karena berada di titik (2, 2, 2) kemudian titik P disubstitusikan ke dalam hasil turunan
pertama, maka diperoleh
1
f x ( x0 , y0 )= x
2
1
f x ( 2, 2 )= (2 )
2
¿ 1.
1
f y ( x 0 , y 0 )= y
2
1
f y ( 2 , 2 )= ( 2 )
2
¿ 1.
Langkah 3
Substitusikan hasil dari langkah 1 dan langkah 2 ke dalam rumus persamaan bidang
singgung
z−z 0=f x ( x 0 , y 0 )( x −x0 ) + f y ( x 0 , y 0 ) ( y − y 0 )
⟺ z−2=f x ( 2 , 2 )( x−2 )+ f y ( 2 ,2 )( y−2 )
⟺ z−2=1 ( x−2 )+1 ( y−2 )
⟺ z−2=x−2+ y−2
⟺ z=x + y−2+2
⟺ z=x + y
⟺ 0=x+ y−z .
Sumber: Bidang Singgung Dan Aproksimasi oleh Ghozi Izzulhaq. Halaman 2,
Contoh Soal Nomor 1. Link: https://www.scribd.com/document/531859184/Bidang-
Singgung-Dan-Aproksimasi-1
2. Misalkan z=f ( x , y )=2 x 3+ xy + y 3 . Hitunglah ∆ z dan dz ketika (x , y ) berubah dari
P ( 2 ,1 ) ke Q ( 2 , 03 ; 0 , 98 ) .
Penyelesaian:
Diketahui: z=f ( x , y )=2 x 3+ xy + y 3
P ( 2 ,1 ) dan Q ( 2 ,03 ; 0 , 98 )
Ditanya: Hitunglah ∆ z dan dz ketika ( x , y ) berubah dari P ( 2 ,1 ) ke Q ( 2 , 03 ; 0 , 98 )
Jawab:
Langkah 1
Substitusikan titik P dan Q ke dalam persamaan z=f ( x , y )=2 x 3+ xy + y 3
∆ z=z Q −z P
⟺ ∆ z=f ( 2 , 03 ,0 , 98 )−f (2 ,1)
⟺ ∆ z=( 2 ( 2, 03 )3 + ( 2 , 03 ) ( 0 , 98 ) + ( 0 , 98 )3 ) −( 2 ( 2 )3 +(2)(1)+ ( 1 )3 )