Anda di halaman 1dari 15

TURUNAN BERARAH DAN GRADIEN

Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus Peubah Banyak

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA 3D

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG


DJATI BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat, izin
dan kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Perbandingan dan
Aritmatika Sosial.

Makalah ini kami susun sebagai tugas mata kuliah Kalkulus Peubah
Banyak. Dalam penyelesaikan makalah ini, tak sedikit ditemui kesulitan dan
halangan. Namun, berkat pertolongan Allah SWT, bimbingan dari dosen
pengampu, usaha, kerja keras, ketekunan, dan kersabaran serta bantuan dari
berbagai pihak, semua dapat diatasi.

Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa kami tidak luput dari
kesalahan, begitupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta memiliki
banyak kekurangan dan kesalahan. Namun, kami harap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandung, 13 Desember 2021

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep turunan pada fungsi peubah banyak mengacu pada konsep turunan
berarah. Misalnya, turunan fungsi dua variabel akan mengacu pada turunan
berarah vektor satuan u yang terdiri dari dua unsur yaitu x dan y. Hal ini
sangat wajar karena fungsi dua variabel tentu saja akan bergerak dalam arah x
dan arah y.

Turunan berarah dari fungsi f di titik p dalam arau u biasanya dinotasikan


dengan D u f(p). Turunan berarah dari fungsi f di titik p dalam arau u sama
dengan hasil kali vektor satuan u dan gradien ∇f(p). Perkalian dua vektor ini
merupakan perkalian dot.

A. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan Teorema pada Turunan Berarah dan Gradien?

2. Bagaimana contoh soal Turunan Berarah dan Gradien?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dan Teorema pada Turunan Berarah dan


Gradien

2. Untuk mengetahui contoh soal Turunan Berarah dan Gradien


BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Teorema Turunan Berarah dan Gradien

Misalkan p = (x,y) dan misalkan i dan j adalah vektor-vektor satuan pada arah-
arah x dan y positif. Maka dua turunan parsial di p dapat dituliskan sebagai
berikut:

f ( p+hi )−f ( p)
fx ( p )=lim
h→0 h

f ( p+ hj ) −f ( p)
fy ( p )=lim
h→0 h

Yang harus dikerjakan hanyalah mengganti i dan j dengan suatu vektor satuan
sebarang u.

Definisi

Untuk setiap vektor satuan u, misalkan

f ( p+hu ) −f ( p)
Duf ( p )=lim
h →0 h

Limit ini, jika ia ada, disebut turunan berarah f di p pada arah u.

Jadi, Dif ( p )=fx ( p ) dan Djf ( p )=fy( p). Karena p = (x,y) dapat
menggunakan cara penulisan Duf ( x , y ) .

Hubungan dengan Gradien

Sebelumnya ∇ f ( p )diberikan oleh

∇ f ( p )=fx ( p ) i+fy ( p ) j
Teorema A

Misalkan f terdiferensialkan di p. Maka f mempunyai turunan berarah di p


dalam arah vektor satuan u=ui i+u2 j dan

Duf ( p )=u. ∇ f ( p)

Yakni, Duf ( x , y ) =u1 fx ( x , y ) +u2 fy (x , y )

Bukti

Karena f dapat didiferensialkan di p,

f ( p+ hu )−f ( p ) =∇ f ( p ) . ( hu ) + ε ( hu ) . u

Dengan ε ( hu ) → 0 ketika h → 0. jadi ,

f ( p+hu ) −f ( p)
=∇ f ( p ) . ( hu )+ ε ( hu ) .u
h

CONTOH

Jika f ( x , y )=4 x2− xy+ 3 y 2, tentukan turunan berarah f di (2,-1) pada arah
vektor a=4i+3j .

PENYELESAIAN

4 3
Vektor satuan u pada arah a adalah i+ j . Juga, fx ( x , y )=8 x− y dan
5 5
fy ( x , y )=−x +6 y jadi fx (2 ,−1 )=17 dan fy ( 2,−1 )=−8. Akibatnya, menurut
teorema A,

Duf ( 2 ,−1 ) = ( 45 , 35 ) .( 17 ,−8 ) = 45 (17 ) + 35 (−8 )= 445

Laju Perubahan Maksimum


Untuk suatu fungsi f yang diketahui di suatu titik yang diberikan p, pada arah
mana fungsi berubah paling cepat , yakni pada arah mana Duf(p) adalah yang
terbesar. Dari rumus geometri untuk hasil kali titik, dapat dituliskan

Duf ( p )=u. ∇ f ( p )=||u||||∇ f ( p )||cos θ=||∇ f ( p )||cos θ

Dengan θ sudut antara u dan ∇ f ( p). Jadi, Duf ( p ) dimaksimumkan ketika


θ=0 dan diminimumkan ketika θ=π /2.

Teorema B

Suatu fungsi bertambah secara paling cepat di p pada arah gradien (dengan

laju ||∇ f ( p )||) dan berkurang paling cepat pada arah berlawanan (dengan laju

−||∇ f ( p )||).

CONTOH

Andaikan seekor kutu berada pada paraboloida hiperbolik z= y 2−x 2 di titik


(1,1,0). Pada arah mana ia seharusnya bergerak untuk panjatan yang paling
curam dan berapa kemiringan pada waktu ia memulai?

PENYELESAIAN

Misalkan f ( x , y )= y 2−x 2. Karena fx ( x , y )=−2 x dan fy ( x , y )=2 y ,

∇ f ( 1,1 )=−2 i+ 2 j

Jadi kutu harus bergerak mulai dari (1,1,0) pada arah −2 i+2 j, dengan
kemiringan akan sebesar ||−2i+2 j||=√ 8=2 √ 2.

B. Contoh Soal pada Turunan Berarah dan Gradien

PILIHAN GANDA

1. Jika diketahui f ( x , y )=2 x2−xy − y 2 maka, turunan berarahnya di p (1,-2)


pada arah vektor a=2 i− j adalah....
1 9
a. √5 b. 2/5 c. √5 d. 2 e. √ 5
5 5

Penyelesaian:

2i− j 2 1
Vektor satuan u= 2 2
=
5
√ 5i− √ 5 j
5
√ 2 +(−1)
∇ f ( 1 ,−2 )=fx ( 1 ,−2 ) + fy(1 ,−2)

∇ f ( 1 ,−2 )=(4 ( 1 )−(−2 ) )i + ( (−1 )−2 (−2 ) ) j

∇ f ( 1 ,−2 )=6 i+3 j

Duf ( 1 ,−2 ) = ( 25 √5 i− 15 √ 5 j)(6 i+3 j)


12 3 9
Duf ( 1 ,−2 ) = √ 5− √ 5= √ 5
5 5 5

Jawaban: C

2. Vektor satuan u pada arah a=2 i+2 jadalah....

a. 2 i+2 j b.
√2 i+ √ 2 j c. √ 2i+ √ 2 j d. 3i+3j e. i+j
2 2

Penyelesaian:

2 i+ 2 j √ 2 √ 2
Vektor satuan u= = i+ j
√ 22 +22 2 2
Jawaban: B

3. Turunan berarah f ( x , y )=x 2 ln y jika p (1,1) dan a=3 i+ 4 j adalah....


a. 5 b. 1/5 c. 2/5 d. 3/5 e. 4/5

Penyelesaian:

3 i+4 j3 4
Vektor satuan u= = i+ j
√ 3 +4 5 5
2 2

∇ f ( 1,1 )=fx ( 0,1 )+ fy(0,1)


∇ f ( 1,1 )=0 i+1 j= j

Duf ( 1,1 )= ( 35 i+ 45 j )( 0 i+ j ) = 45
Jadi, turunan berarahnya adalah 4/5

Jawaban: E

1 2 1 2
4. Jika seekor semut berada pada f ( x , y )= x − y di titik (-1,-1) pada arah
2 2
mana ia harus bergerak?
a. i+ j b. i− j c. −i+ j d. −i− j e. 2 i− j

Penyelesaian:

∇ f (−1 ,−1 )=fx (−1 ,−1 ) i+ fy (−1 ,−1 ) j

∇ f (−1 ,−1 )=−i− j

Jadi, ia harus bergerak pada arah −i− j

Jawaban: D

5. f ( x , y , z )=x 2 +2 y −z 2 dan p = (1,1,1) maka vektor satuannya adalah....

a. 2 i−2 j−2 k b. 2 i+2 j+2 k c.


√ 3 i+ √ 3 j− √ 3 k d. 3 i+ 3 j−3 k
3 3 3
e. i-j+k

Penyelesaian:

∇ f ( 1,1,1 )=2 ( 1 ) i+2 j+ (−2 ) .1k

∇ f ( 1,1,1 )=2 i+2 j−2 k

2 i+ 2 j−2 k
u= 2
2 2
√ 2 + 2 +(−2 )
3 3 3
u= √ i + √ j− √ k
3 3 3
Jawaban: C

6. Laju perubahan dimana f ( x , y )=x y 2 bertambah secara paling cepat di p =


(2,3) adalah....
a. √ 120 b. √ 160 c. √ 130 d. √ 125 e. √ 144

Penyelesaian:

∇ f ( 2,3 )=22 i+ 2 ( 2 ) ( 3 ) j

∇ f ( 2,3 )=4 i+12 j

||4 i+12 j||= √ 42 +122= √16+144=√ 160

Jadi laju perubahannya adalah √ 160

Jawaban: B

7. Jika seseorang berada pada suatu fungsi f ( x , y )=2 x2 +2 y 2 di titik (-1,2)


maka kemiringannya adalah....
a. √ 80 b. √ 40 c. √ 50 d. √ 60 e. √ 35

Penyelesaian:

∇ f (−1,2 )=4 (−1 ) i+ 4 ( 2 ) j

∇ f (−1,2 )=−4 i+8 j

||−4 i+8 j||=√(−4)2 +82= √16+ 64=√ 80

Jadi, kemiringannya adalah √ 80

Jawaban: A

8. Tentukan turunan berarah dari f ( x , y )=xy +2 x 2 dengan P=(1 , 0) dan


á=i+ 2 j

6 √5
a.
5
4 √5
b.
5

2√ 5
c.
5

d.
√5
5

Jawaban : A

Pembahasan:


∇ f ( x , y )= ( xy +2 x2 ) i+ ∂ ( xy + 2 x 2 ) j
∂x ∂y

¿ ( y +4 x ) i+ ( x ) j

∇ f ( 1 ,0 )=4 i+ j

2j i 2j
Dari á=i+ 2 j diperoleh vektor satuan ú=i+ = +
2
√1 +2 2
√5 √ 5

Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:

D u f ( 1 ,0 )=( 4 i+ j ) ∙ ( √i5 + √25j )


4 2 6 5
¿ + = √
√5 √5 5
9. Tentukan turunan berarahnya dari f ( x , y )=tan−1 xy dengan P= (1,3 ) dan

1
á= i+3 j
2

37
a.
3

20
4
+
3
37
10
√ 4
37
b.
√ 20
4
+
1
37
10
√ 4

3 √3 3
c. +
20 10 √3

d.
√3 + 1
20 10 √3

Jawaban: A

Pembahasan:


∇ f ( x , y )= ( tan−1 xy ) i+ ∂ ( tan −1 xy ) j
∂x ∂y

y x
¿
( 1 + ( xy ))(
2
i+
1+ ( xy )
2
j
)
3 1
∇ f ( 1 ,3 )= i+ j
10 10

37
1
Dari á= i+3 j diperoleh vektor satuan ú=
2 2
4
i+
3
37
j

4 √
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:

37
Du f ( 1 ,3 )= ( 103 i+ 101 j) ∙ √ ( 2
4
i+
3
37
j
)
√ 4

37
¿
20
3
4
+
√ 3
37
10
√ 4
ESSAY

1. Carilah turunan berarah dari f ( x , y )=xy; p = (2,5) ; a=2 i+ j


Penyelesaian:
Diperoleh vektor satuan:
2 i+ j 2 1
ú= = √ 5 i+ √ 5 j
2
√ 2 +1 2 5 5

d d
∇ f ( x , y )= ( xy ) i+ ( xy ) j
dx dy
∇ f ( x , y )= yi+ xj
∇ f ( 2,5 )=5 i+2 j

D U f ( 2,5 )= ( 25 √ 5 i+ 15 √5 j )( 5 i+2 j )
12
D U f ( 2,5 )= √5
5

2. Diketahui fungsi f ( x , y , z )=x y 2− y z 2 ; p= (−1,1,2 ) ; á=2 i+2 j−k.


Carilah turunan berarahnya!
Penyelesaian:
2i+2 j−k 2 2 1
Vektor satuan ú= = i+ j− k
√ 2 +2 +(−1) 3 3 3
2 2 2

d
∇ f ( x , y , z )= ( x y 2− y z 2 ) i+ d ( x y 2− y z 2 ) j+ d ( x y 2− y z 2 ) k
dx dy dz
∇ f ( x , y , z ) = y 2 i+ ( 2 xy−z 2 ) j+2 yz k
∇ f (−1,1,2 )=i−6 j+ 4 k

Duf (−1,1,2 )= ( 23 i+ 32 j− 13 k )( i−6 j+4 k )


2 4
Duf (−1,1,2 )= −4−
3 3
−14
Duf (−1,1,2 )=
3

3. Tentukan turunan berarahnya dari f ( x , y )=e xy dengan P= 0 , ( 12 ) dan


á=i+ j

Pembahasan:

∂ xy
∇ f ( x , y )= ( e ) i+ ∂ ( e xy ) j
∂x ∂y

¿ ( e xy ∙ y ) i+ ( e xy ∙ x ) j

1
∇ f ( 1 ,3 )= i
2

1 1
Dari á=i+ j diperoleh vektor satuan ú= i+ j
√ 2 √2
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:

D u f ( 1 ,3 )= ( 12 i )∙( √12 i + √12 j)


1
¿ √2
4

4. Tentukan turunan berarahnya dari f ( x , y , z )=xyz + y 2 z dengan P= (1 , 1,2 )


dan á=i+ √ 3 j+ k

Pembahasan:


∇ f ( x , y , z )= ( xyz + y 2 z ) i+ ∂ ( xyz+ y 2 z ) j+ ∂ ( xyz+ y 2 z ) k
∂x ∂y ∂z

¿ ( yz ) i+ ( xz+2 yz ) j+ ( xy + y 2 ) k

∇ f ( 1 ,1 , 2 )=4 i+10 j+ 6 k

1 √3 1
Dari á=i+ √ 3 j+ k diperoleh vektor satuan ú= i+ j+ k
√ 5 √5 √5
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:

D u f ( 1 ,1 , 2 )=( 4 i+10 j+ 6 k ) ∙ ( √15 i+ √√ 35 j+ √15 k )


¿ 2 √5+ 2 √ 15

5. Tentukan turunan berarahnya dari f ( x , y , z )=sin xyz dengan P= (1 , π ,1 )


dan á=i+ 2 j+ 3 k

Pembahasan:

∂ ∂ ∂
∇ f ( x , y , z )= ( sin xyz ) i+ ( sin xyz ) j+ ( sin xyz ) k
∂x ∂y ∂z

¿¿

∇ f ( 1 , π , 1 )=−πi− j−πk

1 2 3
Dari á=i+ 2 j+ 3 k diperoleh vektor satuan ú= i+ j+ k
√ 14 √ 14 √ 14
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:

D u f ( 1 ,1 , 2 )=(−πi− j−πk ) ∙ ( √114 i+ √214 j+ √314 k )


−2−4 π
¿
√14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, definisi dari suatu turunan parsial untuk memperoleh laju perubahan
suatu fungsi terhadap sembarang arah menghasilkan konsep mengenai
turunan berarah.

Anda mungkin juga menyukai