Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat, izin
dan kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Perbandingan dan
Aritmatika Sosial.
Makalah ini kami susun sebagai tugas mata kuliah Kalkulus Peubah
Banyak. Dalam penyelesaikan makalah ini, tak sedikit ditemui kesulitan dan
halangan. Namun, berkat pertolongan Allah SWT, bimbingan dari dosen
pengampu, usaha, kerja keras, ketekunan, dan kersabaran serta bantuan dari
berbagai pihak, semua dapat diatasi.
Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa kami tidak luput dari
kesalahan, begitupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta memiliki
banyak kekurangan dan kesalahan. Namun, kami harap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep turunan pada fungsi peubah banyak mengacu pada konsep turunan
berarah. Misalnya, turunan fungsi dua variabel akan mengacu pada turunan
berarah vektor satuan u yang terdiri dari dua unsur yaitu x dan y. Hal ini
sangat wajar karena fungsi dua variabel tentu saja akan bergerak dalam arah x
dan arah y.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
Misalkan p = (x,y) dan misalkan i dan j adalah vektor-vektor satuan pada arah-
arah x dan y positif. Maka dua turunan parsial di p dapat dituliskan sebagai
berikut:
f ( p+hi )−f ( p)
fx ( p )=lim
h→0 h
f ( p+ hj ) −f ( p)
fy ( p )=lim
h→0 h
Yang harus dikerjakan hanyalah mengganti i dan j dengan suatu vektor satuan
sebarang u.
Definisi
f ( p+hu ) −f ( p)
Duf ( p )=lim
h →0 h
Jadi, Dif ( p )=fx ( p ) dan Djf ( p )=fy( p). Karena p = (x,y) dapat
menggunakan cara penulisan Duf ( x , y ) .
∇ f ( p )=fx ( p ) i+fy ( p ) j
Teorema A
Duf ( p )=u. ∇ f ( p)
Bukti
f ( p+ hu )−f ( p ) =∇ f ( p ) . ( hu ) + ε ( hu ) . u
f ( p+hu ) −f ( p)
=∇ f ( p ) . ( hu )+ ε ( hu ) .u
h
CONTOH
Jika f ( x , y )=4 x2− xy+ 3 y 2, tentukan turunan berarah f di (2,-1) pada arah
vektor a=4i+3j .
PENYELESAIAN
4 3
Vektor satuan u pada arah a adalah i+ j . Juga, fx ( x , y )=8 x− y dan
5 5
fy ( x , y )=−x +6 y jadi fx (2 ,−1 )=17 dan fy ( 2,−1 )=−8. Akibatnya, menurut
teorema A,
Teorema B
Suatu fungsi bertambah secara paling cepat di p pada arah gradien (dengan
laju ||∇ f ( p )||) dan berkurang paling cepat pada arah berlawanan (dengan laju
−||∇ f ( p )||).
CONTOH
PENYELESAIAN
∇ f ( 1,1 )=−2 i+ 2 j
Jadi kutu harus bergerak mulai dari (1,1,0) pada arah −2 i+2 j, dengan
kemiringan akan sebesar ||−2i+2 j||=√ 8=2 √ 2.
PILIHAN GANDA
Penyelesaian:
2i− j 2 1
Vektor satuan u= 2 2
=
5
√ 5i− √ 5 j
5
√ 2 +(−1)
∇ f ( 1 ,−2 )=fx ( 1 ,−2 ) + fy(1 ,−2)
Jawaban: C
a. 2 i+2 j b.
√2 i+ √ 2 j c. √ 2i+ √ 2 j d. 3i+3j e. i+j
2 2
Penyelesaian:
2 i+ 2 j √ 2 √ 2
Vektor satuan u= = i+ j
√ 22 +22 2 2
Jawaban: B
Penyelesaian:
3 i+4 j3 4
Vektor satuan u= = i+ j
√ 3 +4 5 5
2 2
Duf ( 1,1 )= ( 35 i+ 45 j )( 0 i+ j ) = 45
Jadi, turunan berarahnya adalah 4/5
Jawaban: E
1 2 1 2
4. Jika seekor semut berada pada f ( x , y )= x − y di titik (-1,-1) pada arah
2 2
mana ia harus bergerak?
a. i+ j b. i− j c. −i+ j d. −i− j e. 2 i− j
Penyelesaian:
Jawaban: D
Penyelesaian:
2 i+ 2 j−2 k
u= 2
2 2
√ 2 + 2 +(−2 )
3 3 3
u= √ i + √ j− √ k
3 3 3
Jawaban: C
Penyelesaian:
∇ f ( 2,3 )=22 i+ 2 ( 2 ) ( 3 ) j
Jawaban: B
Penyelesaian:
Jawaban: A
6 √5
a.
5
4 √5
b.
5
2√ 5
c.
5
d.
√5
5
Jawaban : A
Pembahasan:
∂
∇ f ( x , y )= ( xy +2 x2 ) i+ ∂ ( xy + 2 x 2 ) j
∂x ∂y
¿ ( y +4 x ) i+ ( x ) j
∇ f ( 1 ,0 )=4 i+ j
2j i 2j
Dari á=i+ 2 j diperoleh vektor satuan ú=i+ = +
2
√1 +2 2
√5 √ 5
1
á= i+3 j
2
37
a.
3
√
20
4
+
3
37
10
√ 4
37
b.
√ 20
4
+
1
37
10
√ 4
3 √3 3
c. +
20 10 √3
d.
√3 + 1
20 10 √3
Jawaban: A
Pembahasan:
∂
∇ f ( x , y )= ( tan−1 xy ) i+ ∂ ( tan −1 xy ) j
∂x ∂y
y x
¿
( 1 + ( xy ))(
2
i+
1+ ( xy )
2
j
)
3 1
∇ f ( 1 ,3 )= i+ j
10 10
37
1
Dari á= i+3 j diperoleh vektor satuan ú=
2 2
4
i+
3
37
j
√
4 √
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:
37
Du f ( 1 ,3 )= ( 103 i+ 101 j) ∙ √ ( 2
4
i+
3
37
j
)
√ 4
37
¿
20
3
4
+
√ 3
37
10
√ 4
ESSAY
d d
∇ f ( x , y )= ( xy ) i+ ( xy ) j
dx dy
∇ f ( x , y )= yi+ xj
∇ f ( 2,5 )=5 i+2 j
D U f ( 2,5 )= ( 25 √ 5 i+ 15 √5 j )( 5 i+2 j )
12
D U f ( 2,5 )= √5
5
d
∇ f ( x , y , z )= ( x y 2− y z 2 ) i+ d ( x y 2− y z 2 ) j+ d ( x y 2− y z 2 ) k
dx dy dz
∇ f ( x , y , z ) = y 2 i+ ( 2 xy−z 2 ) j+2 yz k
∇ f (−1,1,2 )=i−6 j+ 4 k
Pembahasan:
∂ xy
∇ f ( x , y )= ( e ) i+ ∂ ( e xy ) j
∂x ∂y
¿ ( e xy ∙ y ) i+ ( e xy ∙ x ) j
1
∇ f ( 1 ,3 )= i
2
1 1
Dari á=i+ j diperoleh vektor satuan ú= i+ j
√ 2 √2
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:
Pembahasan:
∂
∇ f ( x , y , z )= ( xyz + y 2 z ) i+ ∂ ( xyz+ y 2 z ) j+ ∂ ( xyz+ y 2 z ) k
∂x ∂y ∂z
¿ ( yz ) i+ ( xz+2 yz ) j+ ( xy + y 2 ) k
∇ f ( 1 ,1 , 2 )=4 i+10 j+ 6 k
1 √3 1
Dari á=i+ √ 3 j+ k diperoleh vektor satuan ú= i+ j+ k
√ 5 √5 √5
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:
Pembahasan:
∂ ∂ ∂
∇ f ( x , y , z )= ( sin xyz ) i+ ( sin xyz ) j+ ( sin xyz ) k
∂x ∂y ∂z
¿¿
∇ f ( 1 , π , 1 )=−πi− j−πk
1 2 3
Dari á=i+ 2 j+ 3 k diperoleh vektor satuan ú= i+ j+ k
√ 14 √ 14 √ 14
Dengan demikian diperoleh turunan berarahnya adalah:
A. Kesimpulan
Jadi, definisi dari suatu turunan parsial untuk memperoleh laju perubahan
suatu fungsi terhadap sembarang arah menghasilkan konsep mengenai
turunan berarah.