Anda di halaman 1dari 17

2.

2 Kemiringan Garis Singgung Kurva


Setelah mengembangkan operasi dasar dengan fungsi dan konsep limit, sekarang kita
mengalihkan perhatian kita ke interpretasi grafis dari laju perubahan suatu fungsi.
Interpretasi ini, yang menjadi dasar pemahaman kalkulus, berkaitan dengan kemiringan
garis yang bersinggungan dengan kurva suatu fungsi.

KEMIRINGAN GARIS POTONG (SLOPE OF SECANT LINE)


Pertimbangkan titik-titik P (x1, y1) dan Q (x2, y2) pada Gambar 2.12. Dari bahasan bidang
geometri analitik, kita tahu bahwa kemiringan garis melalui titik-titik ini diberikan oleh

y2  y1
m
x2  x1

Ini, bagaimanapun, mewakili kemiringan garis melalui P dan Q (satu garis potong / a
secant line) dan tidak ada garis lain. Jika sekarang kita mengizinkan Q menjadi titik yang
lebih dekat ke P, kemiringan PQ akan mendekati kemiringan garis yang ditarik
bersinggungan dengan kurva di P (lihat Gambar 2.13). Faktanya, semakin dekat Q ke P,
semakin baik pendekatan ini. Tidak mungkin membiarkan Q berimpit (bertepatan atau
persis sama) dengan P, karena itu tidak mungkin untuk mendefinisikan kemiringan PQ
dalam dua titik. [Kemiringan garis singgung, sering disebut sebagai kemiringan kurva,
adalah nilai limit dari kemiringan garis potong PQ saat Q mendekati P, saya sertakan
bahasa inggrisnya: The slope of the tangent line, often referred to as the slope of the curve,
is the limiting value of the slope of the secant line PQ as Q approaches P]

Gambar 2.12 Gambar 2.13

CONTOH 1 Limit kemiringan garis potong

PAGE 11
Tentukan kemiringan garis yang bersinggungan dengan kurva y = x2 + 3x pada titik P(2, 10)
dengan mencari limit kemiringan garis potong PQ saat Q mendekati P.

Misalkan titik Q memiliki nilai x = 3.0, 2.5, 2.1, 2.01, dan


2.001. Kemudian, menggunakan kalkulator, kita membuat
tabulasi nilai yang diperlukan. Karena P adalah titik (2, 10),
x1 = 2 dan y1 = 10. Jadi, menggunakan nilai x2, kita
mentabulasikan nilai dari y2, y2 - 10, x2 - 2, dan dengan
demikian nilai kemiringan m:

Gambar 2.14

Kita melihat bahwa kemiringan PQ mendekati nilai 7 saat Q mendekati P. Oleh karena
itu, kemiringan garis singgung pada (2, 10) adalah 7. Lihat Gambar 2.14. ■

Dengan notasi yang tepat, dimungkinkan untuk menyatakan koordinat Q dalam hal
koordinat P. Dengan mendefinisikan h sebagai x2 - x1, kita mendapatkan

h  x2  x1 (2.2)

x2  x1  h (2.3)

Untuk fungsi y = f(x), titik P (x1, y1) dapat ditulis sebagai P(x1, f(x1)) dan titik Q(x2, y2) dapat
ditulis sebagai Q(x1 + h, f(x1 + h)).

Menggunakan Persamaan (2.3), bersama dengan definisi kemiringan, kita dapat


menyatakan kemiringan PQ sebagai

f (x 1  h )  f ( x 1 ) f (x 1  h )  f ( x 1 )
mPQ   (2.4)
(x 1  h )  x 1 h

Dengan diskusi kita sebelumnya, saat Q mendekati P, kemiringan garis singgung lebih
mendekati Persamaan (2.4).

CONTOH 2 Kemiringan garis singgung pada titik tertentu

Tentukan kemiringan garis yang bersinggungan dengan kurva y = x2 + 3x pada titik (2, 10).
(Ini adalah kemiringan yang sama seperti yang dihitung dalam Contoh 1.) Seperti pada
Contoh 1, titik P memiliki koordinat (2, 10 ). Jadi, koordinat titik Q lainnya pada kurva
dapat dinyatakan sebagai (2 + h, f(2 + h)). Lihat Gambar 2.15. Kemiringan PQ kemudian
menjadi

PAGE 12
Dari persamaan ini, kita dapat melihat bahwa mPQ → 7 ketika h → 0. Oleh karena itu, kita
dapat melihat bahwa kemiringan garis singgung adalah

mtan  lim mPQ  7


h 0

Kita melihat bahwa hasil ini sesuai dengan yang ditemukan di Contoh 1. ■

Gambar 2.15

CONTOH 3 kemiringan garis singgung pada titik umum

Tentukan gradien garis yang bersinggungan dengan kurva y = 4x - x2 pada titik (x1, y1).

Titik-titik P dan Q adalah P(x1, f(x1)) dan Q(x1 + h, f(x1 + h)). Karena itu,

Di sini, kita melihat bahwa mPQ → 4 - 2x1 ketika h → 0. Oleh karena itu,

mtan  4  2x 1

PAGE 13
Metode ini memiliki keunggulan dibandingkan yang digunakan dalam Contoh 2. Sekarang
kita memiliki rumus umum kemiringan garis singgung untuk nilai x1. Jika x1 = -1, mtan = 6
dan jika x1 = 3, mtan = -2. Garis singgung ini ditunjukkan pada Gambar 2.16. ■

Gambar 2.16 Gambar 2.17

CONTOH 4 Mengevaluasi kemiringan garis singgung

Temukan ekspresi kemiringan garis yang bersinggungan dengan kurva y = x3 + 2 pada titik
umum (x1, y1), dan gunakan persamaan ini untuk mencari gradien jika x = 1/2.

Untuk y = f(x), menggunakan titik P(x1, f(x1)) dan Q(x1 + h, f(x1 + h)), kita memiliki
langkah-langkah berikut:

Saat h → 0, ekspresi di atas mendekati nilai 3 . Artinya itu

mtan = 3

Jika x1 = 1/2, kita menemukan bahwa kemiringan garis singgung adalah 3 (1/4) = 3/4. Kurva
dan garis singgung ini ditunjukkan pada Gambar 2.17. ■

Dalam menafsirkan kemiringan garis singgung ini sebagai laju perubahan suatu fungsi,
kita melihat bahwa jika h = 1 dan nilai yang sesuai dari f(x + h) - f(x) ditemukan, dapat
dikatakan bahwa f(x) berubah dengan jumlah f(x + h) - f(x) karena x berubah 1 unit. Jika x
berubah dengan jumlah yang lebih kecil (h kurang dari 1), kita masih dapat menghitung
rasio jumlah perubahan dalam f(x) untuk nilai h yang diberikan. Oleh karena itu, selama x
berubah, akan ada perubahan yang sesuai pada f(x). [Ini berarti bahwa rasio perubahan
f(x) terhadap perubahan x adalah laju rata-rata perubahan f(x) terhadap x.]

PAGE 14
LAJU PERUBAHAN SESAAT / INSTANTANEOUS RATE OF CHANGE
Ketika h  0 , limit rasio perubahan f(x) terhadap perubahan x adalah laju perubahan
sesaat dari f(x) terhadap x.

CONTOH 5 kemiringan sebagai laju perubahan seketika

Dalam Contoh 1, pertimbangkan titik P(2, 10) dan Q2(2.5, 13.75). Dari P ke Q2, x berubah
0,5 unit dan f(x) berubah 3,75 unit. Ini berarti rata-rata perubahan f(x) untuk perubahan 1
unit dalam x adalah 3,75 / 0,5 = 7,5 unit. Namun demikian, ini bukanlah laju di mana f(x)
berubah terhadap x pada sebagian besar titik dalam interval ini.

Pada titik P, kemiringan 7 dari garis singgung memberi tahu kita bahwa f(x) berubah 7
unit untuk 1 unit perubahan x. Akan tetapi, ini adalah laju perubahan sesaat di titik P dan
menunjukkan laju di mana f(x) berubah terhadap x di P. ■

LATIHAN SUB-BAB 2.2

PAGE 15
PAGE 16
2.3 Turunan (The Derivative)
DEFINISI DERIVATIF
Pada bagian sebelumnya, kita menemukan bahwa kita dapat menemukan kemiringan
garis yang bersinggungan dengan kurva pada titik (x1, f(x1)) dengan menghitung limit (jika
ada) dari selisih (f(x1) + h ) - f(x1)) dibagi dengan h ketika h → 0. Kita dapat menuliskannya
sebagai

f (x 1  h )  f (x 1 )
mtan  lim (2.5)
h 0 h

Limit di sebelah kanan didefinisikan sebagai turunan (derivative) dari f(x) pada x1. Ini
adalah salah satu definisi dasar kalkulus.

Mempertimbangkan limit pada setiap titik dalam domain f(x), dengan membiarkan x1 = x
dalam Persamaan (2.5), kita memiliki turunan dari fungsi f (x):

Definisi Turunan

f (x  h )  f (x )
f (x )  lim (2.6)
h 0 h

Proses menemukan turunan disebut diferensiasi (The process of finding a derivative is


called differentiation).

Prosedur empat langkah untuk menemukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan
definisi diuraikan di halaman berikut.

PROSEDUR UNTUK MENEMUKAN TURUNAN DARI SUATU FUNGSI


1. Temukan f(x + h).
2. Kurangi f(x) dengan f(x + h).
3. Bagilah hasil dari langkah 2 dengan h.
4. Untuk hasil dari langkah 3, tentukan limitnya (jika ada) ketika h → 0.

CONTOH 1 Menggunakan definisi untuk mencari turunan

Temukan turunan dari y = 2x2 + 3x dengan menggunakan definisi.

Dengan y = f(x), menggunakan prosedur di atas untuk mencari turunan f ′(x), kita
mendapatkan yang berikut:

PAGE 17
Kita melihat bahwa turunan dari fungsi 2x2 + 3x adalah fungsi 4x + 3. Dari arti kemiringan
garis singgung dan turunannya, ini berarti kita dapat mencari kemiringan garis singgung
untuk titik mana pun pada kurva y = 2x2 + 3x dengan mensubstitusikan koordinat x ke
persamaan 4x + 3. Sebagai contoh, gradien garis singgung adalah 5 jika x = 1/2 [pada titik
(1/2, 2)]. Lihat Gambar 2.18. ■

Gambar 2.18

Karena turunan dari suatu fungsi itu sendiri adalah fungsi, ada kemungkinan bahwa hal
itu tidak terdefinisi untuk semua nilai x. Jika nilai x0 berada dalam domain turunannya,
maka fungsinya dikatakan dapat terdiferensiasi pada x0. Contoh berikut mengilustrasikan
fungsi yang tidak dapat terdiferensiasi untuk semua nilai x.

CONTOH 2 Menggunakan definisi — turunan dari sebuah pecahan

3
Temukan turunan dari y  dengan menggunakan definisi.
x 2

PAGE 18
Perhatikan bahwa baik fungsi maupun turunannya tidak terdefinisi untuk x = -2. Ini
berarti fungsi tersebut tidak dapat terdiferensiasi pada x = -2. ■

CONTOH 3 Derivatif — penanganan pecahan yang tepat

Cari turunan dari y = 4x3 + 5/x dengan menggunakan definisi.

Perhatikan bahwa fungsi ini tidak dapat terdefernsiasi untuk x = 0. ■

Ada notasi selain f ′(x) yang digunakan untuk turunan. Notasi lain ini termasuk y′, Dxy, dan

dy/dx.

PAGE 19
CONTOH 4 Mengevaluasi turunan

3 3
Dalam Contoh 2, y  , dan kita menemukan bahwa turunannya adalah .
x 2 ( x  2)2
Oleh karena itu, kita dapat menulis

3 dy 3
y 2
atau 
(x  2) dx ( x  2)2

3
Sebagai ganti dari f ( x )  seperti yang kita lakukan di Contoh 2.
( x  2)2

Jika kita ingin mencari nilai turunan di beberapa titik, seperti (-1, 3), kita tulis

dy 3

dx ( x  2)2

dy 3
  3
dx x 1 ( 1  2)2

Perhatikan bahwa hanya koordinat x yang diperlukan untuk mengevaluasi turunan.


Perhatikan juga bahwa kita juga tahu bahwa kemiringan garis singgung kurva di (-1, 3)
adalah -3. Lihat Gambar 2.19. ■

Gambar 2.19 Gambar 2.20

Sebagian besar kalkulator memiliki fitur untuk mengevaluasi turunan. Gambar 2.20
menunjukkan evaluasi Contoh 4 menggunakan fitur turunan numerik. Evaluasi dilakukan
dengan pendekatan numerik, dan jawaban yang ditampilkan adalah keakuratan default,
tetapi keakuratannya dapat disesuaikan dengan entri tambahan dari fitur turunan.

CONTOH 5 Menggunakan definisi — turunan dari akar kuadrat

PAGE 20
Tentukan dy/dx untuk fungsi = √ menggunakan definisi tersebut.

Saat mencari turunan ini, kita akan menemukan bahwa kita harus merasionalisasi
pembilang dari ekspresi yang melibatkan akar. Lihat lagi pelajaran aljabar di SMA
mengenai rasionalisasi pembilang atau penyebut yang mengandung dua suku.

Domain dari f(x) adalah x ≥ 0. Namun, karena x muncul dalam penyebut turunan, domain
turunannya adalah x > 0. Jadi, fungsinya dapat diturunkan untuk x > 0. ■

Orang mungkin bertanya mengapa, ketika mencari turunan, kita mengambil limitnya saat
h mendekati nol dan tidak membiarkan h sama dengan nol. Jika kita melakukan ini, kita
akan menemukan bahwa rasio [f (x + h) - f (x)] / h tepat 0/0, yang membutuhkan
pembagian dengan nol. Seperti yang kita ketahui, ini adalah operasi yang tidak terdefinisi,
dan oleh karena itu h tidak bisa sama dengan nol. Namun, itu bisa sama dengan nilai
mendekati nol sesuai kebutuhan. Ide ini mendasar dalam arti kata limit.

LATIHAN SUB-BAB 2.3

PAGE 21
Turunan sebagai Laju Perubahan Sesaat
Dalam Bagian 2.2, kita melihat bahwa kemiringan garis yang bersinggungan dengan kurva
di titik P adalah nilai limit kemiringan garis melalui titik P dan Q saat Q mendekati P.
Dalam Bagian 2.3, kita mendefinisikan limit sebagai rasio (f(x + h) - f(x))/h ketika h → 0
sebagai turunannya. Oleh karena itu, arti pertama yang kita berikan pada turunannya
adalah kemiringan garis yang bersinggungan dengan kurva (the derivative is the slope of a
line tangent to a curve,), seperti yang kita catat di Contoh 1 dari Bagian 2.3. Contoh berikut
mengilustrasikan lebih lanjut arti dari turunan ini.

CONTOH 1 kemiringan garis singgung

Temukan kemiringan garis yang bersinggungan dengan kurva y = 4x - x2 pada titik (1,3).

Seperti yang telah kita catat, dari Bagian 2.2 dan 2.3, kita tahu bahwa pertama-tama kita
harus mencari turunannya dan kemudian mengevaluasinya pada koordinat x dari titik
yang ditentukan.

PAGE 22
Kemiringan garis singgung pada (1, 3) adalah 2. Kurva dan garis singgung ditunjukkan
pada Gambar 2.21. ■

Gambar 2.21

Pada akhir Bagian 2.2, kita membahas gagasan bahwa rasio [f (x + h) - f (x)] / h
memberikan laju rata-rata perubahan dari f(x) terhadap x. Dalam mendefinisikan turunan
sebagai limit rasio ini ketika h → 0, ini adalah ukuran laju perubahan f (x) terhadap x pada
titik P. Namun, P dapat mewakili titik mana pun, yang berarti nilai dari perubahan
turunan dari satu titik pada kurva ke titik lain. [Oleh karena itu, turunannya memberikan
laju perubahan sesaat dari f (x) terhadap x.]

CONTOH 2 Laju perubahan f (x) untuk nilai eksak dari x

Dalam Contoh 1 dan 2 dari Bagian 2.2, f (x) berubah pada laju 7 unit untuk perubahan 1
unit dalam x, ketika x sama persis dengan 2. Dalam Contoh 3 Bagian 2.2, f(x) meningkat 6
satuan untuk 1 unit perubahan x, ketika x sama persis dengan −1, dan f(x) menurun 2 unit
untuk peningkatan 1 unit dalam x, ketika x sama persis dengan 3. ■

Ini memberi kita arti yang lebih umum dari turunan. Jika ada hubungan fungsional antara
dua variabel, maka yang satu dapat dianggap bervariasi terhadap yang lain, dan
turunannya memberi kita laju perubahan sesaat. Ada banyak penerapan prinsip ini, salah
satunya adalah kecepatan suatu benda. Sekarang kita pertimbangkan kasus gerak
sepanjang garis lurus, yang disebut gerak bujursangkar (rectilinear motion).

Kecepatan rata-rata (average velocity) suatu benda ditentukan dengan membagi


perubahan perpindahan dengan interval waktu yang diperlukan untuk perubahan ini.
Ketika interval waktu mendekati nol, nilai limit dari kecepatan rata-rata memberikan nilai

PAGE 23
kecepatan sesaat. Menggunakan simbol untuk turunannya, kecepatan sesaat sebuah
benda bergerak dalam gerakan bujursangkar pada waktu tertentu t diberikan oleh

s (t  h )  s (t )
v  lim (2.7)
h 0 h

dimana s(t) adalah perpindahan sebagai fungsi dari waktu t, dan h adalah interval waktu
yang mendekati nol. Dalam kasus ini, turunannya memiliki satuan perpindahan dibagi
satuan waktu, dan kita dapat menyatakannya sebagai ds/dt.

CONTOH 3 Kecepatan sesaat — benda jatuh

Tentukan kecepatan sesaat ketika t = 4 s (persis) benda jatuh yang jarak jatuh s (dalam ft)
adalah perpindahan, diberikan oleh s = 16t2, dengan menghitung kecepatan rata-rata
antara t = 3.5 s, 3.9 s, 3.99 s, 3.999 s dan t = 4 s, dan kemudian mencatat nilai limit yang
tampak ketika h → 0.

Nilai-nilai h ditemukan dengan mengurangi waktu yang diberikan dari 4 s. Juga, karena s
= 256 ft untuk t = 4 s, perbedaan jarak ditemukan dengan mengurangkan nilai s untuk
waktu tertentu dari 256 ft. Oleh karena itu, kita punya

Kita dapat melihat bahwa nilai v mendekati 128 ft/s, yang merupakan kecepatan sesaat
ketika t = 4 s. ■

CONTOH 4 kecepatan sesaat dari turunan

Tentukan ekspresi kecepatan sesaat benda di Contoh 3, yang s = 16t2, di mana s adalah
perpindahan (dalam ft) dan t adalah waktu (dalam s). Tentukan kecepatan sesaat untuk t
= 2 s dan t = 4 s.

Ekspresi yang diperlukan adalah turunan dari s terhadap t.

PAGE 24
Kami melihat bahwa hasil kedua sesuai dengan yang ditemukan di Contoh 3. ■

f ( x  h )  f (x )
Dengan mencari lim kita dapat mencari laju perubahan sesaat dari f (x)
h 0 h
f ( x  h )  f (x )
terhadap x. Ekspresi lim lim menunjukkan kecepatan sesaat, atau laju
h 0 h
perubahan perpindahan sesaat terhadap waktu. [Menggeneralisasi, kita dapat mengatakan
bahwa turunan dapat diartikan sebagai laju perubahan sesaat dari variabel dependen
sehubungan dengan variabel independen.] Ini berlaku untuk fungsi yang dapat
terdeferensiasi, tidak peduli variabel apa yang diwakili.

CONTOH 5 Laju perubahan sesaat — volume balon

Balon berbentuk bola sedang digelembungkan. Tentukan ekspresi untuk laju perubahan
volume sesaat terhadap jari-jari. Evaluasi laju perubahan sesaat ini untuk radius 2,00 m.

Laju perubahan volume sesaat terhadap radius (dV/dr) untuk r = 2,00 m adalah 50,3 m3/m
(cara ini menunjukkan satuan lebih berarti).

Saat r meningkat, dV/dr juga meningkat. Ini diharapkan karena volume bola bervariasi
secara langsung sebagai pangkat tiga dari jari-jari. ■

CONTOH 6 Laju perubahan daya sesaat

Daya P yang dihasilkan oleh arus listrik i dalam resistor bervariasi secara langsung sebagai
kuadrat arus. Mengingat bahwa daya 1,2 W dihasilkan oleh arus 0,50 A dalam resistor tertentu,
temukan ekspresi untuk laju perubahan daya sesaat sehubungan dengan arus. Evaluasi laju
perubahan ini untuk i = 2.5 A.

PAGE 25
Pertama-tama kita harus menemukan hubungan fungsional antara daya dan arus, dengan
menyelesaikan masalah yang ditunjukkan dalam variasi:

Sekarang, dengan mengetahui fungsinya, kita dapat menentukan ekspresi laju perubahan
sesaat dari P terhadap i dengan mencari turunannya.

Ini memberitahu pada kita bahwa ketika i = 2.5 A, laju perubahan daya terhadap arus
adalah 24 W/A. Juga, kita melihat bahwa semakin besar arusnya, semakin besar laju
peningkatan daya.

Ini seharusnya diharapkan, karena daya bervariasi secara langsung sebagai kuadrat arus. ■

LATIHAN SUB-BAB 2.4

PAGE 26
Turunan dari Polinom
Tugas mencari turunan dapat dipersingkat dengan menggunakan definisi untuk
mendapatkan rumus dasar turunan tertentu. Di bagian ini, kita mendapatkan rumus yang
digunakan untuk mencari turunan dari fungsi polinom dengan bentuk

f (x )  a0 x n  a1x n 1    an

PAGE 27

Anda mungkin juga menyukai