Latar belakang
Kalkulus merupakan mata kuliah yang mencakup banyak materi seperti limit, turunan, integral
dan sebagainya. Dalam kalkulus turunan dibagi juga menjadi beberapa bagian salah satunya
turunan berarah yang akan kita bahasa saat ini. Namun sebelum membahas turunan berarah
kita terlebih dahulu mengetahui apa itu turunan.
Turunan adalah pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah seiring perubahan nilai input,
atau secara umum turunan menunjukkan bagaimana suatu besaran berubah akibat perubahan
besaran lainnya. Proses dalam menemukan turunan disebut diferensiasi. turunan diferesnsias
adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya fungsi f menjadi f’ yang mempunyai
nilai tidak beraturan.
Rumus-rumus vektor
a. Vektor satuan
1. Vektor(Geometrik)
A
A adalah titik awal (intial point)
Vektor Ekivalen
B
D u ekivalen v
u
v
Apabila arah dan panjangnya sama.
A
C
Jadi u = v
Penjumlahan Vektor
v v+w=w+v
w w
v
Vektor Nol
0+ v = v + 0 = v
Vektor Negatif
u
v + (-v) = 0 -u
Pengurangan Vektor
v – w = v + (-w)
-w
v
v-w
-w w
Komponen vektor di Ruang-2
u = (u1, u2)
v = (v1, v2)
Penjumlahan
Contoh:
Jawab:
= (1 + 7, -2 + 6)
= (8, 4)
Pengurangan
Jawab:
= (7 – 3, 6 – 2)
= (4, 4)
z
P (-2, 3, 4)
Teorema 1. Jika u, v, dan w adalah vector-vektor di ruang-2 atau ruang-3 dan k serta l adalah
scalar, maka hubungan berikut akan berlaku.
Panjang sebuah vector v sering dinamakan norma v dan dinyatakan dengan ‖𝑣‖. Jelaslah dari
teorema phytagoras bahwa norma vector v = (v1, v2) di ruang-2 adalah
‖𝑣‖ = √𝑣12 +𝑣22
Misalkan v = (v1, v2, v3) adalah vector ruang-3. Dengan menggunakan gambar 3.16 dan dua
penerapan phytagoras, maka kita dapatkan
y
0 S
x R
Gambar 3.16
Jika P1 x1 , y1 , z1 dan P2 x2 , y 2 , z 2 adalah dua titik di ruang-3, maka jarak d diantara kedua
titik tersebut adalah norma vector P1P2 , karena
p1 p2 x2 x1 , y2 y1 , z 2 z1
d x2 x1 2 y 2 y1 2 z 2 z1 2
1. TURUNAN
Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca “f aksen”) yang nilainya
sebarang bilangan c adalah :
𝑓(𝑐+ℎ)− 𝑓(𝑐)
F’(c) = lim
ℎ→0 ℎ
Asalkan limit ini memiliki nilai. Jika limit ini memang ada, maka dikatakan bahwa f
terdeferensial (terturunkan di (c)).
Contoh:
𝑓(𝑐+ℎ)− 𝑓 (𝑐)
Mtan = lim 𝑚sec = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ
TURUNAN PARSIAL
Andaikan bahwa f adalah suatu fungsi dua variabel x dan y. Jika y dijaga agar tetap
konstan, katakanlah y = y0, maka f (X,Y0) adalah fungsi dari variabel x. Turunannya di x = x0
disebut turunan parsial f terhadap x di (x0,y0) dan dinyatakan oleh fx(x0,y0). Jadi,
Dengan cara serupa,turunan parsia f terhadap y di (x0,y0 ) dinyatakan oleh fy(x0,y0) dan
diberikan oleh
𝑓(x0,y0+∆y)− f(x0,y0)
Fy(X0,Y0) = lim ∆𝑦
∆𝑥→0
Daripada kita menghitung fx(x0,y0) dan fy(x0,y0) secara langsung dari definisi dalam kotak,
biasanya kita mencari fx(x0,y0) dan fy(x0,y0) dengan menggunakan aturan baku untuk turunan;
kemudian kita mensubtitusikan x = x0 dan y = y0 . hal terpenting di sini adalah aturan untuk
diferensiasi fungsi satu variabel yang berlaku untuk pencarian turunan parsial,selama kita
memegang satu variabel tetap.
CONTOH :
Penyelesaian :
Untuk mencari fx(x,y) kita perlakukan y sebagai konstanta dan dideferensiasikan terhadap x, didapat
Fx(x,y) = 2xy + 0
Jadi,
Fx(1,2) = 2 . 1 . 2 = 4
Secara serupa ,
Fy(x,y) = x2 + 9y2
Sehingga
Fy(1,2) = 12 + 9 . 22 = 37
Contoh :
𝜕𝑧 𝜕𝑧
Jika z = 𝑥 2 sin(𝑥𝑦 2 ), 𝑐𝑎𝑟𝑖𝑙𝑎ℎ 𝜕𝑥
𝑑𝑎𝑛 𝜕𝑦
Penyelesaian :
𝜕𝑧 2 𝜕 𝜕
𝜕𝑥
= 𝑥 𝜕𝑥
[sin(𝑥𝑦 2 )] + sin (𝑥𝑦 2 ) 𝜕𝑥 (𝑥 2 )
𝜕
= 𝑥 2 cos(𝑥𝑦 2 ) 𝑥𝑦 2 + sin(𝑥𝑦 2 ) .2𝑥
𝜕𝑥
= 𝑥 2 𝑦 2 𝑐𝑜𝑠(𝑥𝑦 2 ) + 2𝑥 sin(𝑥𝑦 2 )
𝜕𝑧
𝜕𝑥
= 𝑥 2 cos(𝑥𝑦 2 ) .2𝑥𝑦 = 2𝑥 3 𝑦 cos(𝑥𝑦 2 )
2. TURUNAN BERARAH
Definisi
Untuk tiap vektor satuan u, andaikan :
𝑓(𝑝+ℎ𝑢)−𝑓(𝑝)
Du f (p) = lim lim ℎ
𝑛→0
3. GRADIEN
Teorema A
Du f(p) = u . 𝛁𝐟(p)
Untuk suatu fungsi f yang diketahui di suatu titik yang diberikan p, pada arah mana fungsi
berubah paling cepat, yakni pada arah Du f(p) adalah yang terbesar. Dari rumus giometri untuk
hasilkali titik , kita boleh menuliskan .
dengan θ sudut antara u dan ∇f(p). Jadi Du f(p) dimaksimumkan ketika θ = 0 dan diminimumkan
ketika θ = π/2.
Teorema B
Suatu fungsi bertambah secara paling cepat di p pada arah gradien (dengan laju |∇𝑓(𝑝)|dan
berkurang secarapaling cepat pada arah berlawanan (dengan laju ̶ |∇𝑓(𝑝)|
Nyatakan dengan L kurva ketinggian dari f(x, y) yang melalui titik P(x0, y0) yang dipilih sebarang di
daerah asal f dan tetapan vektor satuan u yang menyinggung L di P. Karena nilai f sama di semua
titik pada kurva ketinggian L, maka turunan berarahnya DU f(x0, y0), yang berupa laju perubahan f(x,
y) pada arah u, adalah nol ketika u menyinggung L.
Kesimpunya bahwa f dan u tegak lurus, suatu hasil yang layak berstatus teorema.
Teorema C
Gradien dari f di titik P adalah tegak lurus terhadap kurva ketinggian f yang melalui P.
Konsep kurva ketinggian fungsi dua variabel dapat diterapkan pada permukaan ketinggian
untuk fungsi tiga variabel, permukaan f(x, y, z) = k, dimana k konstanta, disebut permukaan gradien
untuk f. Disemua titik pada suatu permukaan ketinggian, nilai fungsi adalah sama dan vektor gradien
dari f(x, y, z), disuatu titik P(x, y, z)dan daerah asalnya adalah normal terhadap permukaan
ketinggian dari f yang melalui P.