OLEH :
Definisi : Sebuah vector di Rn dinyatakan oleh n bilangan terurut yaitu u = (u1, u2, …, un).
Pada R2 dan R3 sebuah urutan bilangan diatas ada maknanya yaitu sebagai titik atau
sebagai vector. Dalam Rn keduanya dianggap sama sehingga Rn merupakan generalisasi
titik sekaligus generasisasi vector.
Definisi : Vektor nol ialah vector yang semua entrinya nol, ditulis o = (0,0,0,..0).
Misalkan u, v ∈ Rn, dua vector disebut sama, atau u = v, jika dan hanya jika u1 = v1, u2 =
v2, …, un = vn {semua entri yang seletak sama}.
Kedelapan sifat diatas nantinya akan diambil sebagai sebuah kebenaran (aksioma)
dan ditambah dengan dua aksioma ketertutupan yang dipakai untuk
mendefinisikan ruang vector.
3
u . v = u1v1 + u2v2 + ….. + unvn {jumlah dari semua hasil-kali entri yang
seletak}
Contoh :
Jika diketahui u = (2, -1, 9, 3, 4), v = (1, -2, 3, -2, 1, 0), w = (5, -8, 2, 3, 4, 5).
Hitunglah : (a). u . v
(b). v . w
Penyelesaian :
(a). u . v = tidak terdefinisi, karena u ∈ R5, sedangkan v ∈ R6
(b). v. w = 1.5 + (-2).(-8), 3.2, (-2).3, 1.4, 0.5
= 5 + 16 + 6 – 6 + 4 + 0
= 25
Sifat – sifat Hasil-kali Titik.
Misalkan u, v, w ∈ Rn, k adalah scalar, dalam hal ini berlaku
a. u . v = v . u { komunikatif }
b. u . (v + w) = u . v + u . w { distributive }
c. k(u . v) = (ku) . v = u . (kv) { kehomogenan }
d. u . u > 0, jika u≠o , dan u . u = 0, jika u = o { kepositifan }
Keempat sifat diatas nantinya akan diambil sebagai kebenaran (aksioma) untuk
membentuk definisi Hasil-kali dalam.
d. Norm/Besar/Panjang Vektor
Dari sifat hasil-kali titik bagian (d) diatas, dijamin bahwa hasil-kali titik diatas
antara vector dengan vector itu sendiri tak –negatif yang oleh karena itu dapat
digunakan untuk mendefinisikan norm atau panjang vector. Misalkan u ∈ Rn
didefinisikan
|| u || = (u . u)1/2 { akar dari hasil-kali titik dengan dirinya sendiri }
Contoh :
Jika diketahui u = (2, -4, 9, -2, 4). Hitunglah norm atau panjang vector ini!
Penyelesaian :
Panjang vector ini dapat diperoleh dari :
|| u || = ( 2 . 2 + (-4) . (-4) + 9 . 9 + (-2) . (-2)+ 4 . 4)1/2
4
= (4 + 16 + 81 + 4 + 16)1/2
= (121)1/2
= 11
e. Sudut antara Dua Vektor
Secara geometris kita tak mampu memvisualisasikan vector Rn. Oleh kaena itu
sudut diantara dua vector pun bukanlah sudut dalam makna yang dapat
divisulisasikan seperti itu, melainkan sudut dalam makna gagasan saja.
Contoh :
Jika diketahui u = (2, -1, 9, 3, 4) dan v = (1, -2, 3, -2, 1). Hitunglah cosinus sudut
yang dibentuk oleh kedua vector tersebut.
Penyelesaian :
didefiisikan :
d(u, v) = ||u – v||
5
= ((u - v) . (u - v))1/2 {norm dari u dikurangi v}
Contoh :
Jika diketahui u = (2, -4, 9, -2, 4) dan v = (1, -2, 0, 2, 3). Hitunglah jarak
kedua vector ini!
Penyelesaian :
d(u, v) = ||u – v|| = (2-1, (-4)-(-2), 9-0, (-2)-2, 4-3)
= (1, -2, 9, -4, 1)
= ((u - v) . (u - v))1/2
= (1 . 1 + (-2) . (-2) + 9 .9 + (-4) . (-4) + 1 .1)1/2
= (1 + 4 + 81 + 16 + 1)1/2
= (103)1/2
= 10,15
Himpunan semua vector di Rn yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan,
perkalian dengan scalar, dan hasil-hasil titik yang telah didefinisikan diatas
disebut ruang n Euclides.
2. Proyeksi Ortogonal
proyvu
6
3. u + (v + w) = (u + v) + w
4. Terdapat suatu objek 0 di V, disebut vektor nol sehingga 0 + u = u + 0 = u untuk
semua u di V.
5. Untuk setiap u di V, terdapat suatu objek -u di V, disebut negatif u, sehingga u + (-u)
= (-u) + u = 0
6. Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang objek di V, maka ku terdapat di
V.
7. k(u + v) = ku + kv
8. (k + l)u = ku + lu
9. k(lu) = (kl)(u)
10. lu = u
Teorema
Misalkan V adalah sebuah ruang vector, u sebuah vector pada V, dan k sebuah skalar,
maka:
a. 0u = 0
b. K0 = 0
c. (-1)u = -u
d. Jika ku = 0, maka k = 0 atau u = 0
C. SUBRUANG
7
Teorema 4.2. Jika W adalah himpunan dari satu atau lebih vektor dari sebuah ruang
vektor V, maka W adalah subruang dari V jika dan hanya jika kondisi-kondisi berikut berlaku.
[Kondisi-kondisi (a) dan (b) sering kita jelaskan dengan menyatakan bahwa W tertutup di
bawah penambahan dan tertutup di bawah perkalian skalar]
Bukti. Jika W adalah subruang dari V, maka semua aksioma ruang vektor terpenuhi;
khususnya aksioma 1 dan aksioma 6 berlaku. Tetapi dalam hal ini persis merupakan kondisi
(a) dan kondisi (b).
Sebaliknya, anggaplah kondisi (a) dan kondisi (b) berlaku. Karena kondisi-kondisi ini
adalah Aksioma 1 dan Aksioma 6 untuk ruang vektor, maka kita hanya perlu memperlihatkan
bahwa W memenuhi ke delapan aksioma selebihnya Aksioma 2, 3, 7, 8, 9 dan 10 secara
otomatis dipenuhi vektor-vektor pada W karena aksioma-aksioma tersebut dipenuhi oleh
semua vektor pada V. Maka, untuk melengkapi bukti tersebut, kita hanya perlu membuktikan
bahwa Aksioma 4 dan Aksioma 5 dipenuhi oleh W.
Misalkan u sebarang vektor pada W. Menurut kondisi (b), maka ku berada di W untuk
setiap skalar k. Dengan membuat k = 0, maka jelaslah bahwa 0u = 0 berada di W, dan dengan
membuat k = -1, maka jelaslah bahwa (-1)u = -u berada di W.
Setiap ruang vektor pada V mempunyai paling sedikit dua subruang. V sendiri adalah
subruang, dan himpunan {0} yang terdiri dari vektor nol saja pada V yang merupakan sebuah
subruang yang kita namakan subruang nol (zero subspace).
Contoh
Ruang vektor V=
Misalkan U terdiri dari seluruh vektor di dalam yang entri-entrinya sama; dalam hal ini,
U ={(a, b, c) : a = b = c}
Sebagai contoh, (1, 1, 1), ( , dan ( adalah vektor-vektor di
dalam U.
Secara geometris, U adalah garis yang melalui titik asal O dan titik (1, 1, 1). Jelaslah bahwa
0= (0, 0, 0) adalah bagian dari U, karena seluruh entri di dalam 0 adalah sama. Di samping
itu, anggaplah u dan v adalah sebarang vektor di dalam U, katakanlah u = (a, a, a) dan v = (b,
b, b). Maka, untuk sebarang skalar k R, berikut ini juga merupakan vektor-vektor di dalam
U:
u+v (a + b, a + b, a + b) dan ku = (ka, ka, ka).
8
Teorema 4.3:Irisan dari beberapa pun banyaknya subruang-subruang dari ruang
vektor V adalah subruang dari V.
Perhatikan sistem persamaan linear AX = B dengan n variabel tidak diketahui. Maka setiap
solusi u dapat dipandang sebagai sebuah vektor di dalam . Sehingga, himpunan solusi dari
Himpunan solusi dari sistem tak homogen AX = B bukan merupakan subruang dari .
Vektor nol, 0, bukan merupakan bagian dari himpunan solusinya.
9
LATIHAN SOAL
1. Misalkan u = (0, -1, 2, 3, 4), v = (1, 2, -3, 2, 1), dan w = (4, 2, 1, -3, 2). Hitunglah
a. 2u + 3v
b. (3v + 2u) – 6w
c. d(v, w)
d. kosinus sudut antara u dan w
e. provvu
f. komponen u yang orthogonal terhadap v
10