Disusun oleh :
TRYA AYU CAHYANTI (413423046)
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini secara garis besar membahas
menegenai ruang hasil kali dalam.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Armayani Arsal,S.Pd,M.Si sebagai dosen mata kuliah Aljabar Linier dan
Matriks yang senantiasa memberikan pentujuk, arahan, dan motivasi selama
mengikuti mata kuliah Aljabar Linier dan Matriks.
Dengan segala kerendahan hati, “Tak ada gading yang tak retak” penulis
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
yang berguna bagi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Misalnya V adalah suatu ruang vektor, dan ,u , v ∈V maka notasi < , >
dinamakan hasil kali dalam jika memenuhi keempat aksioma sebagai berikut:
(i) ⟨ u , v ⟩ =⟨ v , u ⟩ (Simetris)
(ii) < u+ v , w > = < u , , w > + < v , w > (Aditivitas)
(iii) untuk suatu k∈R, berlaku
< k u,v > = < u,k v > = k < u,v > (Homogenitas)
(iv) ⟨ u ,u ⟩ ≥ 0 , untuk setiap u dan
⟨ u ,u ⟩ ⇔ u=0 (Positifitas)
Ruang vektor yang dilengkapi dengan hasil kali dalam dinamakan
ruang hasilkali dalam (RHD). Jika V merupakan suatu ruang
hasil kali dalam, maka norm (panjang) sebuah vektor u
dinyatakan oleh ‖u‖ yang didefinisikan oleh :
‖u‖ = ⟨ u ,u ⟩ 1/ 2 ≥ 0
Jika u=(u1 ,u2 ,…,un), v=(v1 ,v2 ,…, vn) adalah vektor-vektor dalam Rn
, maka Euclidean Inner Product u.v dinyatakan oleh
u·v = u1v1+u2v2+…+unvn
v= (v1, v2,.....,vn)
<u,v>= w1 u1 v1 + w2 u2 v2 +...+wn un vn
a) contoh hasil kali dalam Euclidis yang diboboti:
v= (v1, v2)
w= (w1 ,w2 )
<u,v> = 3 u1 v1 + 2 u2 v2
Jawab:
Aksioma 1:
Bukti:
=3v1u1+2v2u2
= <v, u>
:. Aksioma 1 terpenuhi
Aksioma 2:
=3u1w1+3v1w1+2u2w2+2v2w2
=(3u1w1+ 2u2w2)+(3v1w1+2v2w2)
:. Aksioma 2 terpenuhi
Aksioma 3:
<ku,v> = k <u,v>
Bukti:
= k(3v1u1+ 2v2u2)
= k <u,v>
:. Aksioma 3 terpenuhi
Aksioma 4:
Bukti:
= 3v12 + 2 v22
jelaslah bahwa:
:. Aksioma 4 terpenuhi
OA OB cos 0=a+by
(1)
Dari hubungan ini kita dapat melihat bahwa hasil sederhana aby+ab memuat informasi yang
sangat berharga mengenai panjang sisi-sisi dan sudut. Dengan demikian, ungkapan aby+agba
yang sederhana tapi sangat berharga diberi nama khusus.
Definition 1 Jiku x=(1 ,2 , 3)dan y =(1.92 .13), maka hasil kali titk x dan y adalah
X , y=x 1 y 1+ x 2 y 2+ x 3 y 3
Khususnya jika x=y.
2 2 2
x , y =x1 + x 2 + x 3
Jadi, x,x adalah kuadrat panjang vektor x. Panjang vektor x ditulis sebagai ||x||, dibaca norm x.
Maka
x ,x = ¿∨x∨¿2
Hasil (1) dalam notasi ini ditulis sebagai ||a|| ||b cost a b. Dengan mudah kita dapat melihat
bahwa hubungan ini berlaku untuk vektor mumm, yaitu
Theorem 2 Jika x = (1,121) dan y (9.12), maka =
abcosa-b
1. a.a¿ ¿∨a∨¿2
2. a.b= b. a
3. a (b+c) = a . b + a . c
4. (ka) b= (ab) = k(ab)
5. ¿∨ca∨¿=¿ c∨¿∨a∨¿∨¿
{n ,⃗
⃗
AB=0
n , AC=0
Ini adalah satu contoh munculnya masalah menentukan vektor yang tegak harus terhadap dua
vektor yang diketahui:
Maka masalahnya secara umum dapat diformulasikankan sebagai berikut. Misalkan
a=a 1 i+ a2 j+a 3 k dan b=b1 i+ bj+ b3 k dua vektor tak nol yang tidak sejajar. Tentukan vektor
x=x 1 i+ x 2 j+ x3 k sehingga
x .a=a 1 x 1+ a2 x2 + a3 x 3=0
x .b=b 1 x 1+ b2 x 2 +b 3 x 3=0
b 1 x 1+ b2 x 2=−b3 x3
Karma a dan b tidak sejajar, artinya a bukan kelipatan dari b, maka dapat dirumuskan bahwa
a1 a2
≠ jadi, a 1 b 1−a2 b2 ≠ 0. Misalkan p=−a3 x3 dan q=−b 3 x 3. Maka system persamaan
b1 b2
linear
a 1 x 1+ a2 x2= p
b 1 x 1+ b2 x 2=q
Mempunyai penyelesaian
pb2−qa 2 (−a3 b2 + a2 b 3) x 3
=
a1 b2−a2 b 1 a1 b 2−a 2 b 1
qa1− pb 1 (−a1 b3 + a3 b 1) x 3
=
a1 b2−a2 b 1 a1 b 2−a 2 b 1
2.4. Ortogonal
Sebuah himpunan vektor pada ruang hasil kali dalam dinamakan himpunan ortogonal
jika semua pasangan vector yang berbeda dalam himpunan tersebut adalah orthogonal
(saling tegak lurus).
Definisi 1
Misalkan V merupakan ruang hasil kali dalam dan misalkan u,v ∈V . Kemudian u dan v
disebut saling ortogonal jika ⟨ u , v ⟩=0.
Contoh:
Diketahui dua matriks u dan v:
[ ]
5 −8
u=
[ 9 0
−3 4 ]
v=
3
−9
8
b. .¿ a , b ≥=a1 b1 +a2 b2 + a3 b 3 +a 4 b 4
c. .¿ a , b ≥=a1 b1 +a2 b2 + a3 b 3 +8 a4 b 4
Jawaban:
−9
a.¿ a , b ≥=9.5+2.0 . (−8 ) +3. (−3 ) .3+4.4 .( )
8
¿ 45+ 0−27 +18
¿ 0 ( 0 rtogonal )
Definisi 2
Misalkan V merupakan ruang hasil kali dalam dan misalkan W = {u1 ,u 2 , . . . ,un }⊆ V.
Vektor v ∈ V disebut ortogonal pada setiap anggota W dan berlaku < u , v > = 0.
Contoh:
Apakah u=(2,-1,0) ortogonal terhadap himpunan W={a=(2,2,3),b=(3,3,-1),c=(-4,-4,3)}
terahadap hasil kali dalam ¿ p , q≥p 1 q 1+ 2 p2 p 2+ q3 b3 ?
Jawaban:
<u, a> =2.2+2. (- 1) * 0.2 + 0.3=4-4+0
=0
<u, b>= 2.3 + 2.(-1).3 + 0.(-1)
=6-6+0
=0
<u ,c>=2.(-4)+2.(-1). (- 4) + 0.3
=-8+8+0
=0
Jadi, u ortogonal terhadap himpunan W, karena hasil <u, a>, <u, b>, dan <u, c> adalah
nol. Dan apabila salah satu dari ketiga itu hasil nya ada yang tidak nol, maka u tidak
ortogonal.
Definisi 3
Misal V merupakan RHD dan misalkan W ={ u1 ,u 2 , . . . ,un }⊆ V. Vektor v ∈ V. W
disebut himpunan ortogonal jika setiap dua anggota W ada yang berbeda saling
ortogonal, atau < ui , u j > = 0, untuk setiap i≠ j dengan i, j = 1,2,…, n.
Apakah W={a = (- 1, 0, 3) b = (2, 1, 1) c = (1, - 7, 1/2) } merupakan himpunan
ortogonal terhadap hasil kali dalam <u,v >= 3 u1 v 1 +u2 v 2 +2u 3 v 3 ?
Jawab:
<a, b>=3. (- 1) .0.2 + 0.1 + 2.3.0.1
=-6+0+6
=0
<a, c> = 3.(-1).1 + 0.(-7) + 2.3.(1/2)
=-3+0+3
=0
<b, c> = 3.2.1 + 1.(-7) + 2.1.(1/2)
= 6-7+1
=0
Jadi, himpunan W himpunan ortogonal, karena hasil <a, b>, <a, c>,dan <b, c> adalah
nol. Dan apabila salah satu dari ketiga itu hasilnya ada yang tidak nol, maka W bukan
himpunan ortogonal.
2.5. Ortonormal
Definisi 1:
Misalkan V merupakan ruang hasil kali dalam. W = {1, 2,..., un V. Himunan W disebut
himpunan ortonormal jika W himpunan ortogonal dan panjang setiap anggota W adalah
satu. Atau dalam bentuk lambang ditulis:
1. <u₁, u₁> = 0, untuk i, j = 1, 2, ..., n dan i z j
2. ||ul| = 1, untuk setiap i = 1, 2, ..., n
Contoh:
Apakah W = {a = (-1, 0, 3), b = (2, 1, 1), c = (1, -7, 1/2)} merupakan himpunan
ortonormal terhadap hasil kali dalam <u, v> = 3 u1 v 1 +u2 v 2 +2u 3 v 3 ?
Jawab:
<a, b> = 3.(-1).2 +0.1 + 2.3.1
=-6+0+6
=0
<a, c> = 3.(-1).1 + 0.(-7) + 2.3.(1/2)
=-3+0+3
=0
<b, c>= 3.2.1 + 1.(-7) + 2.1.(1/2)
=6-7+1
=0
Jadi, himpunan W himpunan ortogonal.
Ilall = <a, a>1/2
= [3.(-1).(-1) + 1.0.0 + 2.3.3]1/2
= [3+18]1/2
= [21]1/2
= √21 ≠ 1
Karena, ||all #1 maka dapat disimpulkan bahwa W bukan ortonormal, tetapi W
merupakan ortogonal. Ingat! jika W merupakan himpunan ortogonal dan semua vektor
panjangnya satu maka W merupakan himpunan ortonormal.
N= { p 1 , p2 , … p n } basis ortonormal V
STEP 1: v 2 → w2 → p2
Misalkan
w 1=v1
Hitung ‖w1‖
w1
p1 =
‖w1‖
STEP 2
V 2 →W 2 → p 2
W2 gambar V2
p2
W1 a1
STEP 3: v 3 → w3 → p 3
a 2=proy w v 3=
⟨ v 3 , w 1 ⟩ w + ⟨ v 3 , w2 ⟩ w
2 1 2 2
‖w 1‖ ‖w2‖
w 3=v 3=
⟨ v 3 , w1 ⟩ w − ⟨ v 3 , w 2 ⟩ w w 3=v 3−a2
2 1 2 2
‖w1‖ ‖w 2‖
w3
p3 = → vector satuan yang tegak lurus bidang W
‖w3‖
Contoh soal
Diketahui
1 0 0
B v1 1 , v2 1 , v3 0
1 1 1
B merupakan basis pada RHKD Euclides di R3.Transformasikan basis tersebut menjadi basis
Ortonormal
Jawab :
STEP 1. Misalkan
()
1
w 1=v1 = 1
1
STEP 2 :
w 2=v 2=
⟨ v3 , w 1 ⟩ w
2 1
‖w 1‖
Sementara itu
0 1
1 , 1 1 2
1 1 1 1 3
v2 , w1 0 1 11 11 2 2
w1 1 1 3 1 3
2 2
w1 3 1 3 1 1
2
3
2 2
0 3 3
2 1
w2 1
3 3
1
2 1
w2 4 1 1 6 1 6
3 3 9 9 9 9 3
2
6
p2
w2
2
3
, 1
3
, 1
3
1
w2 1 6 6
3
1
6
STEP 3 :
w 3=v 3−
⟨ v 3 , w1 ⟩ w − ⟨ v 3 , w 2 ⟩ w
2 1 2 2
‖w1‖ ‖w 2‖
0 1
0 , 1 1
1 1 1 1 3
v3 , w1 1 1
w1 1 3 1
w1
2
3 3
1 1
1
3
2
0 3
1
0 ,
3 2 2 1
1 3 3 3
1
v3 , w2 3 1 1 1 1
w2
w2
2 6 3 2 3 6
9 1 1
1
3 3 6
Jadi
p1 , p2 , p3 =
1 2 0
3 6
, 16 , 12
1
3
1
1
1
3 6 2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ruang vektor V atas lapangan R merupakan himpunan tidak kosong yang
dilengkapi dengan operasi penjumlahan vektor dan pergandaan scalar serta
memenuhi beberapa aksioma. Setiap vektor memiliki panjang vector atau yang
disebut dengan norma. Norma merupakan suatu fungsi yang memetakan dari V
kehimpunan semua bilangan real dan memenuhi aksioma norma. Ruang vektor
V yang dilengkapi aksioma norma disebut ruang bernorma.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini termasuk jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya juga
tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai
sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi
mengenai “Ruang Hasil Kali Dalam”.