Anda di halaman 1dari 8

Ruang Hasilkali dalam/ Ruang Euclid

Hasilkali Dalam

Definisi
Hasilkali dalam pada sebuah ruang vector real adalah sebuah sebuah fungsi yang

mengasosiasikan sebuah bilangan real u ∈V ⟨u, v⟩ dengan sepasang vector u dan v di dalam
V sedemikian sehingga aksioma-aksioma berikut terpenuhi untuk semua vector u , v, dan

w di dalam V dan semua bilangan scalar k

1. ⟨u, v⟩=⟨v ,u⟩ [aksioma kesimetrian]

2. ⟨u+v ,w⟩=⟨u,w⟩+⟨v ,w⟩ [aksioma penjumlahan]

3. ⟨ku,v⟩=k ⟨v ,u⟩ [aksioma homogenitas]

4. ⟨v ,v⟩≥0 dan ⟨v ,v⟩=0 jika dan hanya jika v =0 [aksioma positivitas]

Definisi
u=( u1 , u2 , .. . ,u n )
Hasilkali dalam pada ruang Vektor berdimensi n untuk dan

v =( v1 , v 2 ,. . . , v n )
adalah
⟨u, v⟩=u1 v 1 +u 2 v 2 +...+un v n

Definisi
Dua vector u dan v di dalam sebuah ruang hasilkali dalam dikatakan orthogonal jika

⟨u, v⟩=0

Basis Ortonormal dan Proses Gram-schmidt


Definisi
Suatu himpunan vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasilkali dalam disebut sebagai himpunan
orthogonal jika setiap pasangan vektor yang berbeda di dalam himpunan tersebut adalah
orthogonal. Sebuah himpunan orthogonal yang vektor-vektornya memiliki norma 1 disebut
ortonormal.

Proses Gram-schmidt
Lemma 2.6.2

Suatu himpunan ortonormal {u1 ,u2 ,. .. , ur } adalah bebas linier dan untuk setiap v ∈V , maka

vektor
w=v-⟨v,u 1 ⟩u 1−⟨ v,u2 ⟩u2 −.. .−⟨ v,ur ⟩u r adalah orthogonal pada masing-masing
ui

Jadi proses Gram-Scmidt adalah perpaduan lemm 2.6.2 dan proses menormalkan vektor w

w
ui = i
yaitu ‖wi‖ . Pembuktian teorema 2.6.3 di bawah ini akan menggunakan proses Gram-
Scmidt.

Teorema 2.6.3
Setiap ruang hasilkali dalam berdimensi terhingga memiliki sebuah basis ortonormal.
Bukti
Misalkan V adalah suatu ruang hasil kali dalam taknol berdimensi tehingga sebarang, dan
misalkan {u 1 , u2 ,. . . ., un } adalah basis sebarang untuk V . Akan cukup kiranya apabila kita dapat
menunjukkan bahwa V memiliki sebuah basis ortogonal, karena vektor-vektor di dalam basis
ortogonal itu dapat dinormalisasikan untuk menghasilkan sebuah basis ortonomal untuk V .
Urutan langkah berikut ini akan menghasilkan sebuah basis ortogonal {v 1 , v 2 , . .. . , v n } untuk V .
Langkah 1. Misalkan v1 =u1
Langkah 2. Sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 6.3.3, kita dapat memperoleh sebuah
vektor v 2 yang ortogonal terhadap v1 dengan menghitung komponen u2yang ortogonal terhadap
ruang W 1yang direntang oleh v1 . Dengan menggunakan rumus (7):
⟨ u2 , v 1 ⟩
v 2=u2− projW 1 u2=u 2− 2
v1
‖v1‖
Tentu saja, jika v 2=0 , maka v 2 bukan merupakan sebuah vektor basis. Namun tidak mungkin
demikian halnya, karena dari rumus v 2 diatas kita memperoleh
⟨ u2 ,u 1 ⟩ ⟨ u2 , v1 ⟩
u2= 2
v 1 = 2
u1
‖v 1‖ ‖u 1‖
Yang menjelaskan kepada kita bahwa u2 adalah kelipatan dari u1, sehingga bertentangan dengan
kebebasan linear dari basis S={u1 ,u 2 , . .. . , un }.
Langkah 3. Untuk membuat sebuah vektor v3 yang ortogonal terhadap v1 maupun v 2 , kita
menghitung komponen u3 yang ortogonal terhadap ruang W 2 yang direntang oleh v1 dan v 2
(gambar 6.3.4) dari (7)
⟨ u 3 , v1 ⟩ ⟨ u3 , v 2 ⟩
v3 =u3− projW 1 u3=u3− 2
v 1− 2
v2
‖v 1‖ ‖v 2‖
Sebagaimana pada langkah (2), kebebasan linear dari {u 1 , u2 ,. . . ., un } memastikan bahwa v3 ≠ 0.
Kami menyerahkan kepada anda detil-detil uraiannya sebagai latihan.
Langkah 4. Untuk menentukan sebuah vektor v 4 yang ortogonal terhadap v1 , v 2 dan v3 , kita
menghitung komponen u 4 yang ortogonal terhadap W 3 yang direntang oleh v1 , v 2 dan v3 . Dari
(7) kita memperoleh
⟨u4 , v1 ⟩ ⟨ u4 , v 2 ⟩ ⟨u4 , v3 ⟩
v 4=u 4− projW 1 u4 =u 4− 2
v 1− 2
v 2− 2
v3
‖v 1‖ ‖v 2‖ ‖v 3‖

Apabila kita terus melakukan hal ini, setelah langkah ke-n kita akan memperoleh himpunan-
himpunan vektor-vektor ortogonal {v 1 , v 2 , . .. . , v n }. Karena V berdimensi n dan setiap himpunan
ortogonal bersifat bebas linear, maka himpunan {v 1 , v 2 , . .. . , v n }. Adalah sebuah basis ortogonal
V.
Bilangan kompleks

Definisi

Bilangan komplesk adalah suatu pasangan terurut bilangan real yang dinyatakan
oleh ( a , b ) atau z=a+ bi dengan a disebut bilangan real dari z dan b disebut bagian
imajiner dari z di mana i=√ −1

Operasi penjumlahan dan perkalian pada bilangan kompleks


Definisi

Jika diberikan dua bilangan kompleks a+ bi dan c +di , maka

1. a+ bi=c +di jika a=c dan b=d


2. ( a+ bi ) + ( c+ di) =( a+c ) + ( b+ d ) i
3. ( a−bi ) + ( c−di )= ( a+c )−( b +d ) i
4. k ( a+ bi )=ka+ ( kb ) i dengan k bilangan real
5. ( a+ bi ) ( c +di )=( ac−bd )+ ( ad+ bc ) i dengan i 2=−1

Modulus dan sekawan (konyugat) kompleks

Jika z=a+ bi sebarang bilangan kompleks , maka sekawan z yang dinyatakan oleh ź
didefinisikan oleh ź=a−bi

Definisi

Modulus bilangan kompleks z=a+ bi dinyatakan oleh |z| didefinisikan oleh

|z|=√ a2+ b2

Ruang vektor kompleks

Dalam ruang vektor kompleks, kombinasi linier didefinisikan sama seperti ruang
vektor real kecuali skalarnya berupa bilangan kompleks. Vektor w disebut
kombinasi linier dari vektor-vektor { v 1 , v 2 , … , v n }jika w dapat dinyatakan dalam
bentuk w=k 1 v1 + k 2 v 2+ …+ k n v n di mana k 1 , k 2 , … , k n adalah bilangan-bilangan
kompleks.

Di dalam ruang vektor kompleks yang penting adalah C n, ruang dari n


pasangan bilangan kompleks, dengan penjumlahan dan perkalian dilaksanakan
secara koordinat. Sebuah vektor u di C n dapat dituliskan metode mendatar
u=( u1 ,u 2 , … , un )

Atau dalam notasi matriks

u1
u
u= 2

[]
, un
Dimana
u1=a1 +b1 i, u2=a2 +b2 i, …, un =an +b n i

Definisi

Jika u=( u1 ,u 2 , … , un ) dan ( v 1 , v 2 , … , v n ) adalah vector-vektor di C n, maka hasilkali


Euclid u . v=u 1 v́1 +u 2 v́ 2 +… +u n v́ n di mana v́1 , v́ 2 , … , v́ n adalah sekawan-sekawan dari
v1 , v 2 , … , v n .

Norma Euclid di C n atau panjang vector u=( u1 ,u 2 , … , un ) di C n dapat ditulis


1
2 2 2
‖u‖= ⟨ u ,u ⟩ = √|u 1| +|u2| + …+|u n|
2

Ruang Hasilkali dalam Kompleks

Definisi
Misal V adalah ruang vector kompleks atas lapangan K. Andaikan

u,v ∈V maka terdapat suatu scalar ⟨u, v⟩∈K Pemetaan ini


disebut hasilkali dalam pada V jika memenuhi aksioma

1. ⟨au1 +bu2 ,v⟩=a⟨u1 ,v⟩+b⟨u 2 ,v⟩

2. ⟨u, v⟩=⟨v ,u⟩

3. ⟨ku,v⟩=k ⟨v ,u⟩

4. ⟨v ,v⟩≥0 dan ⟨v ,v⟩=0 jika dan hanya jika v =0

Suatu ruang vector kompleks dengan suatu ruang hasilkali dalam


disebut ruang hasilkali dalam kompleks atau ruang uniter

Matriks uniter, matriks hermit dan matriks normal

Jika A merupakan matriks dengan unsur kompleks, maka


transpos sekawan dari A dinyatakan dengan A¿, didefinisikan oleh
A¿ = Át dimana Á adalah matriks yang unsur-unsurnya adalah
sekawan kompleks dari unsur-unsur yang seletak dalam A dan Át
adalah transpos dari Á .
Matriks uniter

Definisi

Matriks bujursangkar A dengan unsur kompleks disebut uniter jika


A−1=A ¿

Matriks hermite

Definisi

Matriks bujursangkar A dengan unsur kompleks disebut hermit


jika A=A ¿

Contoh

Tentukan yang manakah dari ketiga matriks berikut yang


merupakan matriks hermit

2 2+ 3i 4−5 i
a. A= 2−3
[i 5 6+2i
4+ 5i 6−2 i −7 ]
3 2−i 4+ i
b. B= 2−i
[ 4+i
6
i
i
3 ]
4 −3 5
c. C=
[
−3 2
5
1
1 −3 ]
Jawab

2 2−3i 4+5 i
a. Á= 2+
[3i 5 6−2i
4−5 i 6 +2i −7 ]
2 2+3 i 4−5i

[
A¿ = 2−3 i 5 6+2 i
4+5 i 6−2i −7 ]
A merupakan matriks hermit
3 2+i 4−i

[
b. B́= 2+i 6 −i
4−i −i 3 ]
3 2+i 4−i
t

[
B́ = 2+ i 6
4−i −i
−i
3 ]
Karena B≠ B¿ maka B bukan matriks hermit
c. Merupakan matriks hermit karena C adalah matriks simetri

Matriks Normal

Definisi

Matriks bujursangkar A dengan unsur kompleks disebut normal


jika A A¿ = A¿ A

Contoh

5 0 0
Diberikan matriks A= 0 −1 (−1+i )
0 (−1−i ) 0 [ ]
Tunjukkan bahwa A adalah matriks normal

5 0 0
Á= 0
[ −1
0 (−1+i )
(−1−i )
0 ]
5 0 0
t
Á = 0
[ −1
0 (−1−i )
(−1+ i )
0 ]
25 0 0
A Át = 0
[ 4
0 ( 1+ i )
( 1−i )
3 ]
25 0 0

[
Át A= 0 4
0 ( 1+ i )
( 1−i )
3 ]
Jadi A Át = Át A atau A A¿ = A¿ A

Anda mungkin juga menyukai