Ruang-ruang Vektor
Dosen Pembimbing:
1
BASIS DAN DIMENSI
Contoh 29
Contoh 30
Jawab:
b = k1 v1 + k 2 v2 + k 3 v3
2
(b1, b2 , b3 ) = ( k1 + 2k 2 + 3k 3 , 2k1 + 9k 2 + 3k 3 , k1 + 4k 3 )
k1 + 2k 2 + 3k 3 = b1
2k1 + 9k 2 + 3k 3 = b2
k1 + 4k 3 = b3 (4.4)
k1 v1 + k 2 v2 + k 3 v3 = 0 (4.5)
adalah k1 = k 2 = k 3 = 0
k1 + 2k 2 + 3k 3 = 0
2k1 + 9k 2 + 3k 3 = 0
k1 + 4k 3 = 0 (4.6)
Hanya mempunyai pemecahan trivial. Perhatikan bahwa system (4.4) dan system
(4.6) mempunyai matriks koefisien yang sama. Jadi, menurut bagian-bagian a, b
dan d dari teorema 15 pada bagian 1.7 kita dapat secara serempak membuktikan
bahwa S bebas linear dan merentang R3 dengan memperlihatkan bahwa matriks
koefisien
1 2 3
A = [2 9 3]
1 0 4
3
Pada system (4.4) dan system (4.6) dapat dibalik. Karena
1 2 3
det(A) = |2 9 3| = −1
1 0 4
Maka jelaslah dari teorema 7 bagian 2.3 bahwa A dapat dibalik. Jadi, S adalah
sebuah basis untuk R3 .
Contoh 33
Jika S = {v1, v2 , … , vr }adalah himpunan bebas linear pada ruang vector V , maka
S adalah basis untuk subruang lin (S) karena S bebas, dan menurut definisi dari lin
(S), maka S merentang lin (S)
Contoh 34
Menurut contoh-contoh 29,31, dan 32 maka Rn , Pn , dan M22 adalah ruang vector
berdimensi berhingga
Bukti:
4
Misalkan S′ = {w1, w2 , … , wm } adalah sebarang himpunan m vector pada V,
dimana m > n. Kita ingin memperlihatkan bahwa S’ tak bebas linear. Karena S =
{v1, v2 , … , vn } adalah sebuah basis, maka setiap wt dapat dinyatakan sebagai
kombinasi linear dari vector-vektor S, katakanlah:
Untuk memperlihatkan bahwa S’ tak bebas linear, maka kita harus cari scalar-
skalar k1, k 2 , … , k m yang tidak semuanya nol, sehingga,
k1 w1 + k 2 w2 + ⋯ + k m wm = 0
5
Karena persamaan di atas mempunyai lebih banyak bilangan takdiketahui
ketimbang persamaan, maka bukti tersebut sudah lengkap, karena teorema 1 pada
bagian 1.3 menjamin adanya pemecahan trivial.
Teorema 10: sebarang dua basis untuk ruang vector berdimensi berhingga
mempunyai jumlah vector yang sama
Bukti:
Dari contoh 35 dan 36, maka 𝑅 𝑛 adalah sebuah ruang vector berdimensi n dan 𝑃𝑛
adalah sebuah ruang vector berdimensi n + 1
Contoh 36
Tentukanlah basis dan dimensi untuk ruang pemecahan dari system homogen:
2𝑥1 + 2𝑥2 – 𝑥3 + 𝑥5 = 0
𝑥1 + 𝑥2 − 2𝑥3 − 𝑥5 = 0
𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 = 0
6
Jawab:
𝑥1 − 𝑠 − 𝑡 𝑥2 = 𝑠 𝑥3 = −𝑡 𝑥4 = 0 𝑥5 = 𝑡
𝑥1 −𝑠 − 𝑡 −𝑠 −𝑡 −1 −1
𝑥2 𝑠 𝑠 0 1 0
𝑥3 = [ −𝑡 ] = [ 0 ] + [−𝑡] = 𝑠 0 + 𝑡 −1
𝑥4 0 0 0 0 0
[𝑥5 ] 𝑡 0 𝑡 [0] [0]
−1 −1
1 0
𝑣1 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑣2= −1
0 0
[0] [0]
Teorema 11
(a) Jika 𝑆 = {𝑣1, 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 } adalah sebuah himpunan n vector bebas linear pada
sebuah ruang V yang berdimensi n, maka S adalah sebuah basis untuk V
7
(b) Jika 𝑆 = {𝑣1, 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 } adalah sebuah himpunan n vector yang merentang
ruang V yang berdimensi n, maka S adalah sebuah basis untuk V
(c) Jika 𝑆 = {𝑣1, 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 } adalah sebuah himpunan n vector bebas linear pada
ruang V yang berdimensi n dan r < n, maka S dapat diperbesar menjadi basis
untuk V; yaknivektor-vektor 𝑣𝑟+1 , … , 𝑣𝑛 sehingga { 𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑟 , 𝑣𝑟+1 , … , 𝑣𝑛
adalah sebuah basis untuk V
𝑎11 ⋯ 𝑎1𝑛
A=[ ⋮ ⋱ ⋮ ]
𝑎𝑚1 ⋯ 𝑎𝑚𝑛
Vektor-vektor
⋮ ⋮
8
𝑎11 𝑎12 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎2𝑛
𝑐1= [ ⋮ ], 𝑐2= [ ⋮ ], …, 𝑐1= [ ⋮ ]
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚𝑛
Yang direntang oleh vektor-vektor kolom kita namakan ruang kolom (column
space) A.
Contoh 39:
2 1 0
Misalkan 𝐴 = [ ]
3 −1 4
Jawab:
2 1 0
𝑐1 = [ ], 𝑐2 = [ ] dan 𝑐3 = [ ]
3 −1 4
Teorema 12. Operasi baris elementer tidak mengubah ruang basis sebuah matriks.
Dari teorema ini bahwa sebuah matriks dan semua bentuk eselon barisnya
mempunyai ruang baris yang sama. Akan tetapi, vektor-vektor baris taknol dari
matriks berbentuk eselon baris selalu bebas linear sehingga vektor-vektor baris
taknol ini membentuk basis untuk ruang baris tersebut.
9
Teorema 13. Vektor-vektor baris taknol berbentuk eselon baris dari matriks A
membentuk basis untuk ruang baris A.
Contoh 40
Pemecahan.
Ruang yang di rentang oleh vektor-vektor ini adalah ruang baris dari matriks
1 −2 0 0 3
2 −5 −3 −2 6
[ ]
0 5 15 10 0
2 6 18 87 6
Dengan mereduksi matriks ini menjadi bentuk eselon baris, kita dapatkan :
1 −2 0 0 3
0 1 3 2 0
[ ]
0 0 1 1 0
0 0 0 0 0
Teorema 14. Jika A adalah sebarang matriks, maka ruang baris dan ruang kolom
A mempunyai dimensi yang sama.
Dimensi ruang baris dan ruang kolom matriks A dinamakan rank A dan
dinyatakan dengan rank (A).
10
a) A dapat dibalik
b) Ax = 0 hanya mempunyai pemecahan trivial.
c) A ekivalen baris dengan In
d) Ax = b konsisten untuk tiap-tiap matriks b yang berukuran n x 1.
e) Det(A) ≠ 0
f) A mempunyai rank n.
g) Vektor-vektor baris A bebas linear.
h) Vektor-vektor kolom baris A bebas linear.
Teorema 16. Sebuah sistem persamaan linear Ax = b adalah konsisten jika dan
hanya jika b berada pada ruang kolom A.
Contoh 44
−1 3 2 𝑥1 1
[1 2 −3] [𝑥2 ] = [−9]
2 1 −2 𝑥3 −3
Penyelesaian:
𝑥1 = 2, 𝑥2 = −1, 𝑥3 = 3
−1 3 2 1
2 [ 1 ] − [2] + 3 [−3] = [−9]
2 1 −2 −3
11
Teorema 17. Sebuah sistem persamaan linear Ax = b akan konsisten jika hanya
jika rank matriks koefisien A sama dengan rank dari matriks yang diperbesar
[𝐴/𝑏]
Contoh 45
Jika matriks 5 x 7 dengan rank 4, dan jika Ax = b adalah sistem linear konsisten
maka pemecahan tersebut mengandung sistem 7-4 = 3 parameter.
Pada ruang vektor riil yang umum, hasil kali dalam didefinisikan secara aksioma
dengan menggunakan sifat-sifat ini sebagai aksioma
Definisi. Sebuah hasil kali dalam ( inner prosuct) pada ruang vektor riil V adalah
fungsi yang mengasosialisasikan bilangan riil < u,v > dengan masing-masing
pasangan vektor u dan v pada V sedemikian rupa sehingga aksioma-aksioma
berikut dipenuhi untuk semua vektor u,v, dan w di V dan juga untuk semua skalar
k.
12
Teorema 19. Jika u, v, w adalah vektor-vektor pada ruang hasil kali dalam riil dan
k sebarang skalar, maka
Contoh 53
= ( 𝑉 𝑡 +𝑤 𝑡 ) 𝐴𝑡 Au (sifat transfos)
13
Dapat ditulis dalam ruas-ruas hasil kali dalam titik sebagai
Definisi. Jika V adalah sebuah ruang hasil kali dalam, maka norma (atau panjang)
vector u dinyatakan oleh ‖𝑢‖ dan didifinisikan oleh
Di 𝑅 2 , jarak antara dua titik u = (u1 , u2)dan v = (v1 , v2) diberikan oleh
diberikan oleh
definisi. Jika V adalah sebuah ruang hasil kali dalam, maka jarak antara dua
titik(vector) u dan v dinyatakan oleh d(u,v) dan didefinisikan oleh
d(u,v) = ‖𝑢 − 𝑣‖
Bukti .
14
𝑜 ≤< (𝑡𝑢 + 𝑣), (𝑡𝑢 + 𝑣) >=< 𝑢, 𝑢 > 𝑡 2 + 2 < 𝑢, 𝑣 > 𝑡+< 𝑣, 𝑣 >,
= 𝑎𝑡 2 + 𝑏𝑡 + 𝑐
L2. ‖𝑢‖ = 0 jika dan hanya jika u=o D2. d(u,v)=0 jika dan hanya jika u = v
Teorema 21. Jika V adalah ruang hasil kali dalam, maka norma ‖u‖=<
𝑢, 𝑢 >1/2dan jarak d(u,v)= ‖u − v‖ memenuhi semua sifat yang didaftarkan pada
table di atas.
= ‖𝑢‖2+2‖𝑢‖‖𝑣‖+‖𝑣‖2
15
= (‖𝑢‖ + ‖𝑣‖2
‖𝑢 + 𝑣‖ ≤ ‖𝑢‖ + ‖𝑣‖
<𝑢,𝑣>
(‖𝑢‖‖𝑣‖)2 ≤ 1
<𝑢,𝑣>
-1≤
‖𝑢‖‖𝑣‖
≤1 (4.25)
Kini jika 𝜃 adalah sudut yang mengukur radian dari 0 hingga 𝜋 maka cos 𝜃
mengasumsikan setiap nilai antara -1 dan 1. Jadi dari (4.25) kita peroleh sudut
yang unik, sehingga:
< 𝑢, 𝑣 >
𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑑𝑎𝑛 0≤𝜃≤𝜋
‖𝑢‖‖𝑣‖
Contoh 57
Pemecahan
Sehingga
16
< 𝑢, 𝑣 > 9 3
𝑐𝑜𝑠𝜃 = = − = −
‖𝑢‖‖𝑣‖ √30√18 2√15
Definisi. Dalam ruang hasil kali dalam, dua vector u dan v dinamakan orthogonal
jika<u,v>=0. Selanjutnya,jika u orthogonal terhadap setiap vektorpada himpunan
W, maka kita katakan bahwa u orthogonal terhadap W.
‖𝑢 + 𝑣‖2=‖𝑢‖2+‖𝑣‖2
Bukti.
= ‖𝑢‖2+‖𝑣‖2
Teorema 23. Jika S=(v1, v2,…,vn)adalah basis ortonormal untuk ruang hasil kali
dalam V,dan u adalah sebarang vector dalam V, maka
bukti. Karena S = (v1, v2,…,vn)adalah basis, maka vector u dapat dinyatakan dalam
bentuk
17
u= k1v1 +k2v2 + ...+knvn
<u, vi> = ki
Contoh 62
4 3 3 4
Misalkan 𝑣1 = (0,1,0), 𝑣2 = (− 5 , 0, 5), 𝑣3 = (5 , 0, 5) mudah untuk
memeriksa bahwa S ={ v1, v2, v3} adalah basis ortonormal untuk R3 dengan hasil
kali dalam euclidis. Nyatalah vektor u=(1,1,1) sebagai kombinasi linear vektor-
vektor S.
Pemecahan
1 7
< 𝑢1 , 𝑣1 > = 1 < 𝑢2 , 𝑣2 > = − < 𝑢3 , 𝑣3 > =
5 5
1 7
𝑢 = 𝑣1 − 𝑣2 + 𝑣3
5 5
Yakni,
1 4 3 7 3 4
(1,1,1) = (0,1,0) − (− , 0, ) + ( , 0, )
5 5 5 5 5 5
18
Teorema 24. Jika S =(v1, v2,…,vn)adalah himpunan orthogonal vector taknol
dalam ruang hasil kali dalam, maka S bebas linear.
Bukti. Anggaplah
ki<vj , vi>=0
Teorema 25. Misalkan V adalah ruang hasil kali dalam dan (v1, v2,…,vr)adalah
himpunan ortonormal dari vector-vektor V. jika W menyatakan ruang yang
direntang oleh (v1, v2,…,vr)maka setiap vector u dalam V dapat diungkapkan
dalam bentuk
u= w1+w2
Teorema 26. Setiap ruang hasil kali dalam berdimensi berhingga taknol
mempunyai sebuah basis ortonormal.
19
Teorema 27. (teorema proyeksi) jika W adalah subruang yang berdimensi
berhingga dari ruang hasil kali dalam V, maka setiap vector u pada V dapat
dinyatakan persis mempunyai satu cara yaitu,
u= w1+w2
‖𝑢 − 𝑝𝑟𝑜𝑦 𝑢‖ < ‖𝑢 − 𝑤‖
Teorema 29. Jika S =(v1, v2,…,vr)adalah basis untuk ruang vector V, maka setiap
vector v yang terletak di V dapat dinyatakan dalam bentuk v= c1v1, c2v2,…, cnvn
persis mempunyai satu cara.
adalah pernyataan untuk v dalam basis S, maka skalar c1, c2,…, cn dinamakan
koordinat relative terhadap basis S. vector koordinat dari v relative terhadap S
dinyatakan oleh v dan merupakan vector 𝑅 𝑛 yang didefinisikan oleh
20
Matriks koordinat v relative terhadap S yang dinyatakan oleh [v], sedangkan
𝑐1
𝑐2
matriks 𝑛 × 1 didefinisikan oleh [⋮]
𝑐3
Teorema 30. Jika S adalah basis ortonormal untuk ruang hasil kali dalam
berdimensi n dan jika
Maka
Teorema 31. Jika P adalah matriks transisi dari basis 𝐶 ke basis B, maka
Teorema 32. Jika P adalah matriks transisi dari satu basis ortonormal ke baris
ortonormal yang lain untuk sebuah ruang hasil kali dalam, maka
P −1 =P t
𝐴−1 =𝐴𝑡
21
(a) A adalah orthogonal
(b) Vektor-vektor baris dari A membentuk himpunan ortonormal Rn dengan
hasil kali dalam Euclidis
(c) Vektor-vektor kolom A membentuk himpunan ortonormal Rn dengan hasil
kali dalam Euclidis.
Contoh 75
Tinjaulah matriks
1 1
0
√2 √2
𝐴= 0 0 1
1 1
− 0
[√2 √2 ]
Pemecahan
1 1 1 1
𝑟1 = ( , , 0), 𝑟2 = (0,0,1), 𝑟3 = ( ,− , 0)
√2 √2 √2 √2
1 1
0
√2 √2
𝐴−1 = 𝐴𝑡 = 1 1
0 −
√2 √2
[0 1 0 ]
22