Anda di halaman 1dari 12

BASIS ORTONORMAL DAN PROSES GRAM-SCHMIDT

GRAM SCHMIDT
Disusun untuk Memenuhi Tugas Aljabar Linear Lanjut

Oleh:
Yustia Rahmawati

(09301244005)

Maratu Shalikhah

(09301244021)

Fikri Hermawan

(09301244023)

Eling Kusumaningsih

(09301244024)

Ryan Nur Hidayat

(09301244025)

Listya Sangara

(09301244033)

Dyah Sartika Putri

(09301244036)

Auri Yunianta Prasetya (09301244037)


Denny Pritianto

(10301241005)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

BASIS ORTONORMAL

A. Definisi
Sebuah himpunan vektor pada ruang hasil kali dalam dinamakan himpunan
ortogonal jika semua pasangan vektor-vektor yang berbeda dalam himpunan
tersebut ortogonal. Sebuah himpunan orthogonal yang setiap vektornya
mempunyai norma 1 dinamakan ortonormal.

Contoh 1 :
Misalkan
v1 = (0, 1, 0)

v2 = ( , 0,


v3 = ( , 0, 


himpunan S = {v1, v2, v3} ortonormal jika R3 mempunyai hasil kali dalam Euclidis,
karena
<v1, v2> = <v1, v3> = <v2, v3> = 0
dan
         1
Jika v adalah vektor teknol pada ruang hasil kali dalam, maka menurut sifat L3 dari
Teorema 21 vektor
1


mempunyai norma 1, karena

1
1
  1





Proses pengalian vektor v taknol ini dengan kebalikan panjangnya untuk


mendapatkan vektor yang normanya 1 dinamakan menormalisasikan v. Himpunan
orthogonal dari vektor taknol selalu dapat dikonversikan terhadap himpunan
ortonormal dengan menormalisasikan vektornya masing-masing.

Contoh 2:
Himpunan vektor S = {u1, u2, u3}, dimana
u1 = (0, 1, 0)

u2 = (1, 0, 1)

u3 = (1, 0, -1)

adalah orthogonal, karena <u1, u2> = <u1, u3> = <u2, u3> = 0. Karena    

1,     1/2 dan     1/2 , dengan menormalisasikan masing-masing

vektornya akan menghasilkan himpunan ortonormal pada contoh sebelumnya.

Dimotivasi oleh teorema berikut, kita dirangsang menemukan basis ortonormal


untuk ruang hasil kali dalam tersebut, yang menunjukkan bahwa sebuah vector pada
ruang basis ortonormal dapat kita sederhanakan secara eksponensial.
B. Teorema

Teorema 23
Jika    ,  , ,   adalah basis ortonormal untuk ruang hasil kali dalam V, dan
u adalah sebarang vector dalam V, maka
  ,     ,       ,  
Bukti :
Karena    ,  , ,   adalah basis, maka vector u dapat dinyatakan dalam
bentuk
          
Kita akan lengkapi bukti tersebut dengan memperlihatkan bahwa    ,   untuk
setiap i=1,2,,n. Untuk Setiap vector  dalam  kita peroleh
 ,              ,  
   ,      ,        ,  
Karena    ,  , ,   himpunan ortonormal maka kita peroleh
 ,       1 dan  ,    0 if   1
Maka persamaan di atas dapat kita sederhanakan menjadi

 ,    
Contoh :
4 3
  ! , 0, % ,
5 5

  0,1,0 ,

3 4
  ! , 0, %
5 5

Mudah untuk memeriksa bahwa    ,  ,   adlah basis ortonormal untuk


&  dengan hasil kali dalam Euclidis. Nyatakan vektor  1,1,1 sebagai
kombinasi linear vector-vektor .
Pemecahan:
 ,    1

 ,    


'

dan

 ,   

(
'

Sehingga menurut teorema 23


yakni,
1
7
     
5
5

1
4 3
7 3 4
1,1,1  0,1,0  ! , 0, %  ! , 0, %
5
5 5
5 5 5
Perlunya Teorema 23 harus jelas dari contoh ini jika anda ingat bahwa untuk basisbasis takortonormal, biasanya perlu untuk memecahkan system persamaan supaya
vector dapat dinyatakan dalam basis.

Teorema 24
Jika S = { v1, v2, , vn } adalah basis ortogonal vector taknol dalam ruang hasil kali
dalam, maka S bebas linear.
Bukti:
Anggaplah
k1v1 + k2v2 + + knvn = 0
Untuk mendemonstrasikan bahwa S = {v1, v2, , vn} bebas linear, maka kita harus
buktikan bahwa k1 = k2 = = kn = 0.
Untuk setiap vi dalam S, jelaslah dari(4.27) bahwa
< k1v1 + k2v2 + + knvn, vi > = < 0, vi > = 0

Atau secara ekuivalen


k1< v1, vi> + k2 < v2, vi> + + kn< vn, vi> = 0
dari ortogonalitas S, < vj, vi> = 0 bila j i, sehingga persamaan ini direduksi
menjadi
ki < vi, vi> = 0
karena vektor- vektor S dianggap taknol, maka < vi, vi> 0 menurut aksioma
kepositifan untuk hasil kali dalam. Maka ki = 0. Karena indeks tikalas sebarang,
maka kita peroleh k1 = k2 = = kn = 0; jadi S bebas linear.
Contoh :
Pada contoh sebelumnya telah kita perlihatkan bahwa


v1 = (0, 1, 0), v2 = (, 0, ) , dan v3 = (, 0,  ,) membentuk himpunan

ortonormal terhadap hasil kali dalam Euclides pada R3. Menurut teorema 24, vektorvektor ini membentuk himpunan bebas linear. Maka, karena R3 berdimensi tiga, S =
{v1, v2, v3} adalah basis ortonormal untuk R3.

Teorema 25
Misalkan V adalah ruang hasil kali dalam dan { v1, v2, , vr } adalah himpunan
ortonormal dari vector-vektor V. jika W menyatakan ruang yang direntang oleh v1,
v2, , vr , maka setiap vektur u dalam V dapat diungkapkan dalam bentuk
u= w1 + w2
dimana w1 terletak di W dan w2 ortogonal terhadap W dengan memisalkan

dan

Bukti :
Untuk membuktikan teorema tersebut, akan kami perlihatkan bahwa * terletak
di W, * ortogonal terhadap W, serta  *  *

i) W merupakan ruang yang direntang oleh  ,  , , + .


*   ,     ,       , + + , maka * merupakan kombinasi
linear dari  ,  , , + . Sehingga ,- terletak pada W.
ii) Untuk membuktikan * ortogonal W, harus ditunjukkan bahwa * ortogonal
terhadap setiap vektor di W.
Misal w sembarang vektor pada W, maka w dapat dinyatakan sebagai
*          + + ,
Maka

*, *  
        + + ,    ,     ,       , + + 
*, *           + + ,  
        + + ,  ,     ,     
 , + + 
+

*, *   .  ,   . .  ,  ,   


/
+

/ /
+

*, *   .   ,   . .   ,   ,  


/

/ /

01230  ,  , , +  040506 6789 303 :1;:3:1805, 800 diperoleh


 ,       1,
403  ,    0 3;  7  
+

/

/

*, *   .   ,   .   ,    0
Sehingga w ortogonal ,< , dengan kata lain ,< ortogonal W.
iii) *  *   ,       , + +     ,       , + + 
Jadi =  ,-  ,<
Contoh :
Misalkan &  mempunyai hasil kali dalam Euclidis, dan misalkan >adalah subruang
?

yang direntang oleh vektor-vektor ortonormal v1=(0, 1, 0) dan v2 = ( ' , 0, ' .

Proyeksi ortogonal u = (1, 1, 1) di > adalah

proywu = <u, v1> v1 + <u, v2> v2


= (1) (0, 1, 0) + (


'

 , 0,
'


'

= ' , 1,  '
Komponen u yang ortogonal terhadap > adalah
u proywu = (1, 1, 1) A

'



C

, 1,  'B  ' , 0,  ')

Perhatikan bahwa u proywu ortogonal baik terhadap v1 maupun v2 sehingga vektor


ini ortogonal terhadap setiap vektor pada ruang > yang direntang oleh v1 dan v2.

Teorema 26
Setiap ruang hasil kali dalam berdimensi berhingga taknol mempunyai sebuah
basis ortonormal.

Bukti:
Misalkan V adalah sebarang ruang hasil kali dalam berdimensi n taknol, dan
misalkan     ,  ,  ,   adalah sebarang basis untuk V. Urutan langkahlangkah berikut menghasilkan basis ortonomal  ,  ,  ,   untuk V.
Langkah 1. Misalkan      . Vektor  mempunyai norma 1.
Langkah 2. Untuk membangun vektor  yang normanya 1 yang ortogonal terhadap
 , kita hitung komponen  yang ortogonal terhadap ruang > yang direntang oleh
 dan kemudian normalisasikanlah komponen  tersebut, yakni :
 

  91:EFG 

H   91:EFG  H

  91:EFG 

    ,  
     ,   




91:EFG 

>

Sudah tentu, jika     ,    0, maka kita tidak dapat melaksanakan


normalisasi tersebut. Akan tetapi, anda tidak perlu ragu karena kalau memang
demikian, anda akan memperoleh
    ,   

  ,  

   

Yang menyatakan bahwa  adalah kelipatan  , yang bertentangan dengan sifat


bebas liniear basis     ,  ,  ,  
Langkah 3. Untuk membangun vector  dari norma 1 yang orthogonal baik
terhadap  maupun  , kita perlu menghitung komponen  yang orthogonal
terhadap ruang > yang direntang oleh  dan  dan menormalisasikannya, yakni:
 

  91:EFI 

H   91:EFI  H

    ,      ,  
     ,      ,   

Seperti pada Langkah 2, maka sifat bebas liniear dari   ,  ,  ,  


memastikan bahwa     ,      ,    0 sehingga normalisasi selalu
dapat dilaksanakan.
  91:EFI 






91:EFI 

>

Langkah 4. Untuk menentukan vector ? dari norma 1 yang orthogonal terhadap


 ,  , dan  , kita hitung komponen ? yang orthogonal terhadap ruang > yang
direntang oleh  ,  , dan  dan menormalisasikannya. Jadi,
? 

?  91:EFJ ?

H ?  91:EFJ ? H

?   ? ,     ? ,     ? ,  


 ?   ? ,     ? ,     ? ,   

Dengan meneruskannya dalam cara ini, kita akan mendapatkan himpunan


ortonormal dari vector-vektor,  ,  ,  ,  . Karena V berdimensi n dan
karena setiap himpunan ortonormal bebas liniear, maka himpunan
 ,  ,  ,   akan merupakan basis ortonormal untuk V.
Pembentukan langkah demi langkah di atas untuk mengubah sebarang basis ke basis
ortonormal dinamakan Proses Gram-Schmidt. Hal ini dapat diperlihatkan bahwa
pada masing-masing tahapan proses ini, vector-vektor  ,  ,  , K
membentuk basis ortonormal untuk subruang yang direntang oleh
 ,  ,  , K

CONTOH:
Tinjaulah ruang vector R3 dengan hasil kali dalam Euclidis. Terapkanlah proses
Gram-Schmidt untuk mentransformasikan basis   1, 1, 1 ,   0, 1, 1 ,
  0, 0, 1 ke dalam basis ortonormal.
Pemecahan:
Langkah 1.
 


1, 1, 1
1 1 1

! ,
, %
  
3
3 3 3

Langkah 2.
  91:EFG       ,  
 0, 1, 1 

1 1 1
! ,
, %
3 3 3 3

2 1 1
 ! , , %
3 3 3
Maka,
 

  91:EFG 

H   91:EFG  H

2 1 1
2 1 1
! , , %  !
,
, %
3 3 3
6
6 6 6

Langkah 3.
  91:EFI       ,      ,  
 0, 0, 1 
1 1
 0,  ,
2 2

1 1 1
1
2 1 1
! ,
, %
!
,
, %
3 3 3 3
6
6 6 6
1

Maka,
 

  91:EFI 

1 1
1 1
 2 !0,  , %  !0, 
, %
2 2
H   91:EFI  H
2 2

Jadi,
1 1 1
2 1 1
1 1
, % ,   !
,
, % ,   !0, 
, %
  ! ,
3 3 3
6 6 6
2 2
Membentuk basis ortonormal untuk R3

Teorema 27 (Teorema Proyeksi).


Jika W adalah subruang yang berdimensi berhingga dari ruang hasil kali dalam
V, maka setiap vector u pada V dapat dinyatakan persis mempunyai satu cara
yaitu,
u= w1 + w2
dimana w1 terletak di W dan w2 ortogonal terhadap W

Bukti :
Pembuktiannya terdiri dari dua bagian.
Pertama kita harus mencari vektor-vektor w1 dan w2 dengan sifat sifat yang
dinyatakan tersebut, dan kemudian kita harus perlihatkan bahwa vector-vektor ini
sajalah yang bersifat seperti itu
Menurut proses Gram-Schmidt, akan diperoleh nasis ortonormal {v1,v2,,vr} untuk
W, sehingga W=lin{v1,v2,,vr}. maka menurut teorema 25, vector vector
w1= proywu dan

w2= proywu

Akan mempunyai sifat sifat yang dinyatakan oleh teorema ini. Untuk melihat
apakah hanya vector vector ini yang bersifat seperti itu, misalkan bahwa kita dapat
juga menulis
u= w1 + w2

(4.32)

maka kita dapatkan


0 = (w1 w1) +(w2 w2)
Atau
W1-w1 = w2 w2

(4.33)

Karena w2 dan w2 ortogonal terhadap W, maka selisih juga akan orthogonal


terhadap W, karena untuk sebarang vektor w pada W kita dapat menuliskan
<w2w2-w2>=<w2w2> - <w2w2> = 0 0 = 0

Tetap w2 w2 itu sendiri adalah vector di W, karena dari (4.33) vector tersebut
merupakan selisih dua vektor pada subruang W. Jadi w2 w2 harus orthogonal bagi
dirinya sendiri, yakni
<w2 w2,w2 w2> = 0
Akan tetapi hal ini akan berarti bahwa w2 w2 = 0 menurut aksioma 4 untuk hasil
kali dalam. Jadi w2 =w2 dan menurut (4.33) maka w1 = w1
Jika P adalah sebuah titik di ruang-3 dan W adalaha bidang yang melalui titik asal,
maka titik Q di w, yang terdekat ke P, diperoleh dengan menarik garis tegak lurus
OOOOOP maka jarak antara P dan W diberikan
dari P ke W. sehingga jika dimisalkan u =MN
oleh
  91:EF 
Dengan kata lain diantara semua vektor w di W maka vektor w = proywu akan
meminimumkan jarak   *

C. Latihan
1. Misalkan P2 mempunyai hasil kali dalam 9, Q  0R SR  0 S  0 S.
Manakah bagian berikut yang membentuk himpunan ortonormal?
a.

  T   T ,


b. 1 ,

T

2. Misalkan T  

  T   T ,


T , T


'

,

'

dan E  

  T   T


R

R

Tunjukkan bahwa {x,y} ortonormal jika R2 mempunyai hasil kali dalam


 ,   3    2   , tetapi tidak ortonormal jika R2 mempunyai hasil kali
dalam Euclides.
3. Misalkan R3 mempunyai hasil kali dalam  ,      2    3   .
Gunakanlah proses Gram-Schmidt untuk mentransformasikan
u1 = ( 1, 1, 1 ) u2 = ( 1, 1, 0 ) u3 = ( 1, 0, 0 )
ke dalam basis ortonormal.

DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard. (1990). Aljabar Linear Elementer. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai