Dalam rangka peningkatan lingkungan yang sehat dan bersih, diperlukan sebuah kelembagaan
yang baik di sertai SDM yang handal dan terlatih untuk sebuah tata kelola dan manajemen yang
handal, sikap dan propesional
Penyusunan peraturan daerah terkait penggolahan air limbah sangat di perlukan dalam rangka
pengaturan dan mengelolah sebuah sistem penggolahan air limbah yang seragam yang
memenuhi persyaratan teknis dan berwawasan linkunggan sehinga potensi potensi pencemaran
seperti jamban yang tidak layak ataupun pembanggunan gray water ( air buangan ) ke badan
tanah atau badan air tanpa pengolahan oleh masyarakat dapat di atasi
Perda tersebut juga dapat memuat aturan atau sanksi yang mengatur kewajiban penyedotan air
tinja bagi masyarakat,industry rumah tangga, perkantoran pemilik tangki tangki septik serta
mengatur standar operasional kegiatan jasa pengangkutan limbah cair dan penyediaan layanan
air limbah lainnya ( swasta)
Strategi 3 : meningkatkan akses layanan air limbah ( onsite individu dan komunal ) melalui
beberapa sumber pendanaan
Kegiatan komunikasi dan sosialisasi dalam pengelolaan Air Limbah Domestik dimasyarakat
diperlukan untuk menumbuhkan warga dalam menggurangi resiko resiko pencemaran
lingkungan akibat air limbah domestic serta kesadaran dalam pengelolaan ( O&M) sarana umum
air limbah ( jamban umum, MCK++,MCK komunal dsb)
Peningkatan alokasi pendanaa di harapkan dapat meningkatkan jumlah warga yang memiliki
tangki septik utamanya di kawasan pesisir dan kawasan padat pendududk. Peningkatan alokasi
pendanaan dapat di lakukan secara bertahap setiap tahunnya
Sebuah kelembagaan yang baik di sertai SDM yang kompoten di bidang pengelolaan
persampahan dapat meningkatkan kemampuan layanan persampahan kepada masyarakat
sehingga dapat menurunkan volume sampah yang ada atau belum terangkuti
Perluasan akses layanan persampahan dapat berupah penambahan armada pengangkutan baru
yang di butuhkan dengan kebutuhan sistem dan yang mendukung pemisahan sampah
Saling terintegritas sistem pengangkutan oleh armada pengangkut hingga ke TPA dapat lebih
mengefektifkan pergerakan/mobilisasi armada pengangkut sehingga dapat menjangkau wilayah
yang lebih luas dan meminimlkan biaya operasional kendaraan
Strategi 4 : memeksimalkan peran aktif stakeholder utamanya ibuh rumah tangga dan
kelompok pengelolah sampah dalam upaya meningkatkan kegiatan komunikasi dan sosialisasi
dalam penggelolaan persampahan
Peran aktif stakeholder utamanya ibu rumah tangga dan kelompok persampahan dalam
pengelolahan persampahan pada praktek 3R dapat menurunkan volume sampah rumah tangga
atau domestic pada tingkat sumber atau user interfacenya
4.3 DRAINASE
Prda tersebut dapat memuat kebijakan yang mengatur aturan umum, aturan teknis dan aturan
pengelelaan draenase dari user interfence hingga akhir
Wilayah cukup layanan yang menjangkau seluruh kawasan kota akan dapat mengatasi berbagai
persoalan penangana dan banjir di kota kendari
Pengelolaan draenase merupakan peran serta masyrakat untuk turut serta menjaga dan
menggelola draenaseyang di banggun oleh pemerintah
Perencanna sistem draenase yang saling terintegritas antara wilaya dan kawasan dapat menjadi
kerangka atau guideline yang jelas hingga 5 ( lima ) tahun kedepan sebagai solusi dari berbagai
persoalan genangan dan banjir.
PROGRAM DAN KEGIATAN
5.1 RINGKASAN
Untuk kebutuhan biaya pengembangan sanitasi untuk 5 tahun ke depan di butuhkan biaya
sebesar Rp. 314.716.000.000,- yang di bagi menjadi 3 sub yang terdiri dari sub sebsektor air
limbah sejumlah Rp. 152.127.000.000,-, subsector persampahan sejumlah Rp. 84.526.000.000,-,
dan subsector Rp. 78.063.000.000,-, untuk lebih jelasnya dapat di lihat dibawah ini :
Table 5.1 Rekapitulasi Indekasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Selama 5 Tahun
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2016 2017 2018 2019 2020
2 Persampahan
3 Drainase
Jumlah
Rekapitulasi total anggaran sanitasi kota kendari pada jangka waktu 5 tahun kedepan adalah
sebesar Rp. 314.716.000.000,-. Di proyeksikan untuk pendanaan dari pemerintah antara
lain;APBD kota Kendari sejumlah Rp. 137.605.000.000,-, APBD Provinsi Sulawesi tenggara
sejumlah Rp. 3.720.000.000,-, sedangkan untuk perkiraan sumber pendanaan dari non
pemerintah antara lain dari pihak swastaCSR sejumlah Rp. 40.033.000.000,-, dari partisipasi
masyrakat sejumlah Rp. 1.724.000.000,-, untuk lebih jelasnya rencana penataan sanitasi per
tahun per sumber pendanaan dari kota kendari bias di lihat pada table di bawah ini
Table 5.2 : Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun Per
Sumber Anggaran
X Rp.1 juta
Tahun Anggaran
No Sumber Anggaran Total Anggaran
2016 2017 2018 2019 2020
A. Pemerintah
1 APBD KOTA
2 APBD PROVINSI
No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total
Anggaran
3 APBN
Jumlah A
B. Non-Pemerintahan
1 CSR Swasta
2 Masyarakat
Jumlah B
Total (A+B)
Sumber :Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kota Kendari,2015
5.2 KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN SANITASI DENGAN SUMBER PENDANAAN
PEMERINTAH
Untuk merencanakan pendanaan yang bersumber dari apbd kota kendari sampai dengan tahun
2020 adalah subsector air limbah sebesar Rp.77.314.000.000,-,pada subsector persampahan
sebesar Rp. 42.507.000.000,-, pada subsector drainase sebesar Rp. 18.084.000.000,-. Total
anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan sanitasi di kota kendariadalah sebesar Rp.
137.905.000.000,-
Table 5.3 : Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Kota Kendari
× Rp. 1juta
No Urayan Kegiatan Tahun Anggaran Total
2016 2017 2018 2019 2020 Anggaran
1 Air Limbah
Domestic
2 Persampahan
3 drainase
Jumlah
Sumber :Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kota Kendari,2015
Untuk rencana pendanaan dari sumber APBD Provinsi Sulawesi Tenggara yang dibutuhkan
untuk membangun sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dikota kendari terdiri
darisubsektor air limbah sebesar Rp. 200.000.000,-. Subsector persampahan Rp. 520.000.000,-
dan sub sector drainase sebesar Rp. 3.000.000.000,-
Table 5.4 : Rekapitulasi dengan sumber pendanaan APBD Provinsi
× Rp. 1juta
X Rp. 1 Juta
Tahun Anggaran Total
No Uraian Kegiatan Anggaran
2016 2017 2018 2019 2020
3 Drainase - - - - - -
X Rp. 1 Juta
Total
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Anggara
2016 2017 2018 2019 2020 n
12,33 33,301
3 Drainase - 4,976 6,368 9,662
5
13,25 16,96 19,67 60,861
4 Daftar Tunggu - 10,966
8 2 5
Kebutuhan Sanitasi 65,33 71,22 71,36 314,416
5 36,386 70,029
Pondasi 8 4 9
6 Gap (%) - 15.7 20.3 24 27.6 19.4
Antisipasi Funding-Gap ini akan dibahas bersama dengan pihak swasta yang berpotensi agar
mendapatkan alternatif pendaftaran baik dari swasta, masyarakat, maupun dari negara donor.
Selama ini pemerintah kota kendari masih belum mempunyai regulasi terkait peran Swasta.
Antisipasi Funding-Gap ini memerlukan runtutan kegiatan yanga harus ditempuh antara lain yaitu
penyusunan perda tentang CSR dan pembentukan tim TSP (Tanggungjawab Sosial Perusahaan).
3. Kelembagaan Dan Peraturan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota kendari yang menangani dan terkait dalam
pengelolaan drainase adalah Dinas Pekerjaan umum dan Dinas Kebersihan. Pada Dinas Pekerjaan
Umum, penanganan drainase lingkungan melekat pada bidang Cipta Karya yang membawahi
Seksi Pengembangan Air Bersih dan Drainase sedangkan pada Dinas kebersihan terdapat pada
Bidang Kebersihan dan Persampahan yang membawahi seksi kebersihan Jalan dan Drainase.
Kelurahan korumba
Kelurahan Dapu-Dapura
1. Aspek Teknis
Pengembangan Sarana Prasarana
Semi pengolahan Akhir Terpusat Belum ada uji kelayakan IPLT yang ada baik dari
segi Lokasi, Konstruksi, Kapasitas, dan sistem
pengolahan limbah yang digunakan.
Dari permasalahan air limbah tersebut diatas maka dapat digambarkan lokasi-lokasi area
beresiko air limbah di kota kendari berdasarkan hasil pengelolaan data sekunder, Index
resiko EHRA dan presepsi Pokja/SKDP akan dianalisis oleh tools instrument sanitasi yang
mendapatkan hasil sebagai berikut :
Kelurahan tondonggeu
Resiko 4
Kelurahan Lalolara
Kelurahan Lapulu
Sumber : Hasil Olah Data Instrum Profil Sanitasi Kota Kendari, 2015
Lokasi-lokasi area beresiko persampahan diatas didasarkan padaa hasil Pengolahan Data
sekunder, index beresiko EHRA yang dianallisis oleh tools instrument sanitasi.