Pada laporan ini, kami akan menggeneralisasi konsep vektor lebih lanjut lagi.
Konsep-konsep vektor tersebut terdiri atas penyusunan suatu himpunan aksioma yang jika
dipenuhi oleh suatu golongan objek, maka objek-objek tersebut dapat disebut sebagai
“vektor”. Vektor-vektor yang digeneralisasi ini antara lain akan termasuk berbagai matriks
dan fungsi. Pembahasan tersebut akan memberikan sebuah cara yang sangat berguna dalam
mengembangkan visualisasi geometrik kita dalam berbagai variasi soal matematika, dimana
intuisi geometrik tidak dapat digunakan. Kita dapat memvisualisasikan vektor-vektor pada
𝑅 2 dan 𝑅 3 sebagai anak panah, sehingga kita dapat menggambar atau menyusun gambar-
gambar untuk membantu menyelesaikan soal. Karena aksioma-aksioma yang digunakan pada
𝑅 2 dan 𝑅 3 , maka vektor tersebut akan memiliki sifat-sifat yang telah diketahui. Sebagai
konsekuensinya, jika kita ingin menyelesaikan suatu soal yang melibatkan vektor-vektor
jenis ini, misalnya matriks atau fungsi, kita mungkin dapat mengerjakan soal itu dengan
memvisualisasi bagaimana soal yang bersesuaian pada 𝑅 2 dan 𝑅 3 (Rorres, 2004).
1
PEMBAHASAN
Selain itu ruang vektor juga membahas tentang struktur aljabar linear, yaitu
ruang vektor dengan dimensi terhingga. Definisi dari ruang vektor V, yang
elemennya disebut vektor, melibatkan sebarang medan K, yang elemennya disebut
skalar.
𝑢, 𝑣, 𝑤 vektor-vektor di dalam V
Vektor merupakan suatu anggota (elemen/ unsur) dari suatu himpunan yang
dikenal dengan ruang vektor. Ruang vektor merupakan suatu himpunan yang
dilengkapi oleh aksioma-aksioma tertentu. Aksioma-aksioma yang digunakan
untuk memperumum gagasan ruang vektor diperoleh dari sifat-sifat
𝑹2 , 𝑹3 dan 𝑹𝑛 (Lipschutz dkk, 2006).
2
1. Aksioma Ruang vektor
Definisi
(2) u + v = v + u
Bukti :
𝑢11 𝑢12 𝑣11 𝑣12
Misalkan u = [𝑢 𝑢22 ] dan v = [𝑣21 𝑣22 ]
21
3
𝑣 + 𝑢 𝑣12 + 𝑢12
= [ 𝑣11 + 𝑢11
21 21 𝑢22 + 𝑣22 ]
= v+u
(3) u + (v + w) = (u+ v) + w
Bukti :
𝑢11 𝑢12 𝑣11 𝑣12 𝑤11 𝑤12
Misalkan u = [𝑢 𝑢22 ] v = [𝑣21 𝑣22 ] dan w = [ 𝑤21 𝑤22 ]
21
= (u+ v) + w
(4) Di dalam V terdapat suatu objek 0, yang disebut vektor nol (zero vector)
untuk V,sedemikian rupa sehingga 0 + u = u + 0 = u untuk semua u pada V.
4
Bukti :
0 0 𝑢11 𝑢12
Misalkan, 0 = [ ] dan u = [𝑢 𝑢22 ]
0 0 21
(5) Untuk setiap u pada V, terdapat suatu objek –u pada V, yang disebut sebagai
negatif dari u, sedemikian rupa sehingga u + (−𝐮) = (−𝐮) + u = 0
Bukti :
𝑢11 𝑢12 𝑢11 𝑢12 −𝑢11 −𝑢12
Misalkan u = [𝑢 𝑢22 ] sehingga, −u = − [𝑢21 𝑢22 ] = [−𝑢21 −𝑢22 ]
21
(6) Jika 𝑘 adalah skalar sebarang dan u adalah objek sebarang pada V, maka 𝑘u
terdapat pada V.
Bukti :
5
𝑢11 𝑢12
Misalkan 𝐮 = [𝑢 𝑢22 ] terdapat skalar 𝑘, sehingga:
21
𝑢11 𝑢12 𝑘𝑢11 𝑘𝑢12
𝑘𝐮 = 𝑘 [𝑢 𝑢22 ] = [𝑘𝑢21 ]∈𝑉
21 𝑘𝑢22
(7) 𝑘(𝐮 + 𝐯) = 𝑘𝐮 + 𝑘𝐯
Bukti :
𝑢11 𝑢12 𝑣11 𝑣12
Misalkan u = [𝑢 𝑢22 ] dan v = [ 𝑣21 𝑣22 ] terdapat skalar 𝑘 sehingga
21
𝑢 + 𝑣 𝑢12 + 𝑣12
= 𝑘 ([ 𝑢11 + 𝑣11
21 21 𝑣22 + 𝑣22 ] )
= 𝑘𝐮 + 𝑘𝐯
(8) (𝑘 + 𝑙)𝐮 = 𝑘𝐮 + 𝑙𝐮
Bukti :
𝑢11 𝑢12
Misalkan u = [𝑢 𝑢 ]terdapat skalar 𝑘 dan 𝑙, sehingga :
21 22
𝑢11 𝑢12
(𝑘 + 𝑙)𝐮 = (𝑘 + 𝑙) [𝑢 ]
21 𝑢22
6
(𝑘 + 𝑙)𝑢11 (𝑘 + 𝑙)𝑢12
= [ ]
(𝑘 + 𝑙)𝑢21 (𝑘 + 𝑙)𝑢22
= 𝑘𝐮 + 𝑙u
(9) 𝑘(𝑙𝐮) = (𝑘𝑙)(𝐮)
Bukti :
𝑢11 𝑢12
Misalkan u = [𝑢 𝑢22 ] terdapat skalar 𝑘 dan 𝑙, sehingga :
21
𝑢11 𝑢12
𝑘(𝑙𝐮) = 𝑘 ( 𝑙 [𝑢 𝑢22 ])
21
𝑙𝑢 𝑙𝑢12
= 𝑘 [ 11 ]
𝑙𝑢21 𝑙𝑢22
𝑘 (𝑙𝑢11 ) 𝑘 (𝑙𝑢12 )
= [ ]
𝑘 (𝑙𝑢21 ) 𝑘(𝑙𝑢22 )
𝑘𝑙 (𝑢11 ) 𝑘𝑙 (𝑢12 )
=[ ]
𝑘𝑙 (𝑢21 ) 𝑘𝑙(𝑢22 )
𝑢11 𝑢12
= (𝑘𝑙) [𝑢 𝑢22 ]
21
= (𝑘𝑙)(𝐮)
(10)1𝐮 = 𝐮
Bukti :
𝑢11 𝑢12
Misalkan u = [𝑢 𝑢22 ]
21
𝑢11 𝑢12
1𝐮 = 1 [𝑢 𝑢22 ]
21
=𝐮
7
Skalar dapat berupa bilangan real atau bilangan kompleks ,tergantung pada
aplikasinya. Ruang vektor dimana skalar-skalarnya adalah bilangan kompleks disebut
ruang vektor kompleks (complex vector space) dan ruang vektor dimana skalar-
skalarnya merupakan bilangan real disebut ruang vektor real (real vector space)
(Rorres,2004).
Definisi dari suatu ruang vektor tidak menyebutkan sifat dari vektor maupun
operasinya. Objek apa saja dapat menjadi suatu vektor dan operasi penjumlahan dan
perkalian skalar kemungkinan tidak memiliki hubungan atau kemiripan apapun
dengan operasi-operasi vektor standar pada 𝑅 𝑛 .
Dengan definisi ruang vektor yang demikian ini maka istilah dalam “vektor”
menjadi sangat luas, sebuah matriks ataupun fungsi disebut vektor juga sepanjang
himpunan matriks atau fungsi itu yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan
8
perkalian dengan skalar tersebut memenuhi kesepuluh aksioma diatas (Lipschutz
dkk,2006).
Sebagai contoh, oleh karena kesepuluh aksioma tersebut diambil dari vektor
𝑅 𝑛 dan matriks 𝑀𝑛×𝑚 yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian
skalar yang biasa (standar), maka 𝑅 𝑛 daan matriks 𝑀𝑛×𝑚 adalah ruang vektor
(Imrona,2009).
1. Ruang 𝐾 𝑛
Misalkan K adalah sebarang medan. Notasi 𝐾 𝑛 seringkali digunakan untuk
melambangkan himpunan semua tupel-n dari elemen-elemen didalam K. Di sini 𝐾 𝑛
adalah ruang vektor atas K dengan menggunakan operasi-operasi:
Penjumlahan Vektor
Perkalian skalar
Vektor nol dalam 𝐾 𝑛 adalah tupel-n yang terdiri dari bilangan-bilangan nol,
0 = ( 0, 0, . . . , 0)
Tiga kasus khusus paling penting dari 𝑅 𝑛 adalah R ( bilangan real), 𝑅 2 ( vektor pada
bidang) dan 𝑅 3 (vektor pada ruang berdimensi 3) (Rorres, 2004).
9
3. Ruang Polinomial P(t)
Misalkan P(t) melambangkan himpunan semua polinomial real berbentuk
p(t) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑡 + 𝑎2 𝑡 2 + . . . + 𝑎𝑠 𝑡 𝑠 (s = 1, 2, . . .)
dimana koefisien 𝑎𝑖 termasuk dalam suatu medan K. Maka P(t) adalah ruang vektor
atas K dengan menggunakan operasi-operasi berikut ini:
i. Penjumlahan Vektor:
Disini p(t) + q(t) dalam P(t) adalah operasi biasa untuk penjumlahan polinomial.
p(t) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑡 + 𝑎2 𝑡 2 + . . . + 𝑎𝑠 𝑡 𝑠
di mana s ≤ n. Maka 𝐏𝑛 (𝑡) adalah ruang vektor atas K dalam kaitannya dengan
operasi-operasi biasa untuk penjumlahan polinomial serta perkalian polinomial dengan
konstanta (seperti halnya ruang vektor P(t) di atas ). Kita memasukkan polynomial nol
0 sebagai elemen dari 𝐏𝑛 (𝑡), meskipun derajatnya tidak didefinisikan.
maka:
p + q = (𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ) + (𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛 )
{𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 𝑎𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙}
10
{𝑎0 + 𝑏0 , 𝑎1 + 𝑏1 , 𝑎2 + 𝑏2 , … , 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑟𝑒𝑎𝑙}
∴ p + q ∈ 𝑃𝑛
maka:
p + q = 𝑏0 + 𝑎0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑎1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
{𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 𝑎𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙}
p + q = (𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ 𝑏𝑛 𝑥 𝑛 ) + (𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 )
∴ 𝐩+𝐪 =𝐪+𝐩
maka:
(𝐩 + 𝐪) + 𝐫 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛 +
𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑐𝑛 𝑥 𝑛 {𝑎𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙}
(𝐩 + 𝐪) + 𝐫 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + (𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛 +
𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑐𝑛 𝑥 𝑛 ) {𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙}
11
(𝐩 + 𝐪) + 𝐫 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + ((𝑏0 + 𝑐0 ) + (𝑏1 + 𝑐1 )𝑥 +
(𝑏2 + 𝑐2 )𝑥 2 + ⋯ + (𝑏𝑛 + 𝑐𝑛 )𝑥 𝑛 )
∴ (𝐩 + 𝐪) + 𝐫 = 𝐩 + (𝐪 + 𝐫)
4. Ada 𝟎 ∈ 𝑃𝑛 , yaitu 𝐨 = 0 {bilangan real nol}, dan ambil 𝐪 ∈ 𝑃𝒏 , yang berarti vektor
ini dapat diuraikan sebagai
𝐪 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ,
Maka:
𝟎 + 𝐪 = 0 + 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = 𝐪
𝐪 + 𝟎 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 0 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = 𝐪
∴ 𝐪+𝟎 =𝟎+𝐪 =𝐪
sehingga
−𝐩 = (−1)(𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ) = −𝑎0 − 𝑎1 𝑥 − 𝑎2 𝑥 2 − ⋯ − 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝐩 + (−𝐩) = (𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ) + (−𝑎0 − 𝑎1 𝑥 − 𝑎2 𝑥 2 − ⋯ − 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 )
{𝑎𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙}
12
7. Ambil 𝐩 + 𝐪 ∈ 𝑃𝑛 , yang berarti kedua vektor ini dapat diuraikan sebagai 𝐩 = 𝑎0 +
𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 , dan q = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛 , ∃ k ∈ R.
∴ 𝑘(𝐩 + 𝐪) = 𝑘𝐩 + 𝑘𝐪
𝐩 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 , 𝑘, 𝑙 ∈ 𝑅, kemudian
(𝑘 + 𝑙)𝐩 = (𝑘 + 𝑙)(𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 )
{𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙}
13
∴ (𝑘 + 𝑙)𝐩 = 𝑘𝐩 + 𝑙𝐩
Dengan kesepuluh pembuktian ini dapat diambil kesimpulan bahwa 𝑃𝑛 merupakan ruang
vektor (Imrona, 2009).
14
adalah bilangan real sebarang, maka definisikan berturut-turut jumlah fungsi 𝑓 + 𝑔 dan
perkalian skalar 𝑘f sebagai
(𝒇 + 𝒈)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) dan (𝑘𝒇)(𝑥) = 𝑘𝑓(𝑥)
Dengan kata lain, nilai dari fungsi 𝒇 + 𝒈 pada 𝑥 diperoleh dengan menjumlahkan
nilai-nilai dari 𝒇 dan 𝒈 pada 𝑥. Demikian juga, nilai dari 𝑘𝒇 pada 𝑥 adalah 𝑘 kali nilai
dari 𝒇 pada 𝑥.
Vektor 0 pada F(−∞, ∞) adalah fungsi konstan yang identik dengan nol untuk semua
nilai 𝑥. Grafik dari fungsi ini, adalah garis yang berhimpitsn dengan sumbu 𝑥. Bentuk
negatif dari vektor 𝒇 adalah fungsi −𝒇 = −𝑓(𝑥). Secara geometris, grafik −𝒇 adalah
refleksi atau pencerminan dari grafik 𝒇 sumbu 𝑥.
𝒖 + 𝒗 = (u𝟏 + v𝟏 , u𝟐 + v𝟐 )
Dan jika 𝑘 adalah bilangan real sebarang, maka definisikan
𝑘 u = (𝑘𝑢𝟏 , 0)
Sebagai contoh, jika u = (2, 4), dan v = (−3, 5) dan k = 7
𝒖 + 𝒗 = (2 + (−3), 4 + 5) = (−1, 9)
7u = (7.2, 0) = (14, 0)
15
1u = 1(𝑢1 , 𝑢2 ) = (1. 𝑢1 , 0) = (𝑢𝟏 , 0) ≠ u
Jadi V bukan merupakan ruang vektor, karena tidak memenuhi kesepuluh aksioma yang
ada pada ruang vektor.
𝒖 + 𝒗 = (𝑢𝟏 + 𝒗𝟏 , 𝑢𝟐 + 𝒗𝟐 , 𝑢𝟑 + 𝒗𝟑 )
Memenuhi (1), jadi 𝒖 + 𝒗 terletak pada bidang V. Ini membuktikan bahwa aksioma 1
terpenuhi. Selain itu, juga memenuhi aksioma 5 yaitu dengan mengalikan 𝑎𝑢1 +
𝑏𝑢2 + 𝑐𝑢3 = 0 dengan −1 akan menghasilkan:
16
Teorema :
Misalkan V adalah suatu ruang vektor, u adalah suatu vektor pada V, dan k adalah
suatu skalar, maka:
a. 0𝒖 = 𝟎
Bukti:
0𝒖 + 0𝒖 = ( 0 + 0) 𝒖 (aksioma 8)
= 0 (sifat dari bilangan
0)
Berdasarkan aksioma 5, vektor 0u memiliki bentuk negatif, −0𝒖. Dengan
menambahkan negatifnya ini pada kedua ruas akan menghhasilkan
[0𝒖 + 0𝒖 ] + (−0𝒖) = 0𝒖 + (−0𝒖) =
Atau
0𝒖 + [0𝒖 + (−0𝒖)] = 0𝒖 + (−0𝒖 ) (aksioma 3)
0𝒖 + 𝟎 = 𝟎 (aksioma 5)
0𝒖 = 𝟎 (aksioma 4)
b. 𝑘𝟎 = 𝟎
c. (−1)𝒖 = −𝒖
Bukti:
Untuk menunjukkan bahwa (−1 ) 𝒖 = −𝒖, terlebih dahulu memperlihatkan bahwa
17
CONTOH SOAL
Penyelesaian :
Himpunan diatas bukan merupakan ruang vektor, karena aksioma 7(aksioma
dalam perkalian skalar) tidak terpenuhi.
b) Himpunan semua tripel bilangan real (𝑥, 𝑦, 𝑧 ) dengan operasi
(𝑥, 𝑦, 𝑧 ) + ( 𝑥 ′ , 𝑦 ′ , 𝑧 ′ ) = (𝑥 + 𝑥 ′ , 𝑦 + 𝑦 ′ , 𝑧 + 𝑧 ′ ) dan
𝑘(𝑥, 𝑦, 𝑧 ) = ( 0, 1, 0 )
Penyelesaian :
Himpunan diatas bukan merupakan ruang vektor, karena aksioma 7 (aksioma
dalam perkalian skalar) tidak terpenuhi.
c) Himpunan semua pasangan bilangan real (𝑥, 𝑦 ) dengan operasi
(𝑥, 𝑦 ) + (𝑥 ′ , 𝑦 ′ ) = (2𝑥 + 𝑥 ′ , 𝑦 + 𝑦 ′ ) dan 𝑘 ( 𝑥, 𝑦) = ( 2𝑘𝑥, 2𝑘𝑦 )
Penyelesaian:
Bukan Himpunan diatas bukan merupakan ruang vektor, karena aksioma 2
(aksioma dalam penjumlahan) dan 7 (aksioma dalam perkalian skalar) tidak
terpenuhi.
d) Himpunan semua bilangan real 𝑥 dengan operasi standar penjumlahan dan
perkalian.
Penyelesaian:
Himpunan diatas merupakan ruang vektor dibawah operasi-operasi standar
penjumlahan dan perkalian.
e) Himpunan semua bilangan real berbentuk ( 𝑥, 0 ) dengan operasi standar pada
𝑅𝑛
Penyelesaian :
Himpunan diatas merupakan ruang vektor dibawah operasi standar pada 𝑅 𝑛 .
18
f) Himpunan semua pasangan bilangan real (𝑥, 𝑦 ) dengan operasi
(𝑥, 𝑦 ) + (𝑥 ′ , 𝑦 ′ ) = (𝑥 + 𝑥 ′ + 1, 𝑦 + 𝑦 ′ + 1) dan 𝑘 ( 𝑥, 𝑦) = ( 𝑘𝑥, 𝑘𝑦 )
Penyelesaian:
Himpunan diatas bukan merupakan ruang vektor, karena tidak memenuhi
aksioma 2 (aksioma dalam penjumlahan)
19
LATIHAN
Penyelesaian :
Suatu himpunan matriks dapat dikatakan bukan ruang vektor jika matriks tersebut tidak
memenuhi aksioma-aksioma ruang vektor. Ruang M2x2 bukan ruang vektor atas bilangan
real R, karena syarat pertama dalam operasi penjumlahan tidak dipenuhi.
Bukti:
𝑐 1 𝑒 1
𝑢=[ ] 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = [ ] dengan c, d, e f ∈ 𝑀2×2
1 𝑑 1 𝑓
𝑐 1 𝑒 1 𝑐+𝑒 2
𝑢+𝑣 = [ ]+ [ ] = [ ] bukan elemen dari 𝑀2×2
1 𝑑 1 𝑓 2 𝑑+𝑓
Dari persamaan diatas, membuktikan bahwa 𝑀2×2 bukan merupakan ruang vektor
karena tidak memenuhi salah satu aksioma dalam penjumlahan.
2. Buktikan bahwa matriks 2 × 2 berbentuk
𝑎 𝑎+𝑏
[ ]
𝑎+𝑏 𝑏
Dengan penjumlahan dan perkalian skalar matriks.
Penyelesaian :
𝑎 𝑎+𝑏
Misalkan 𝑀2×2 = [ ]
𝑎+𝑏 𝑏
Untuk membuktikan bahwa matriks 𝑀2×2 merupakan ruang vektor, maka matriks
𝑀2×2 harus memenuhi aksioma-aksioma yang ada diruang vektor.
𝑐 𝑐+𝑑
Ambil sebarang 𝑢, 𝑣, 𝑤 ∈ 𝑅 dan skalar-skalar 𝛼, 𝛽 sehinggga 𝑢 = [ ],
𝑐+𝑑 𝑑
𝑒 𝑒+𝑓 𝑔 𝑔+ℎ
𝑣=[ ], 𝑤 = [ ]
𝑒+𝑓 𝑓 𝑔+ℎ ℎ
dengan 𝑐, 𝑑 𝑒, 𝑓, 𝑔, ℎ, 𝑐 + 𝑑, 𝑒 + 𝑓, 𝑔 + ℎ ∈ 𝑀2×2
20
a. Operasi Penjumlahan
1. 𝑢 + 𝑣 ∈ 𝑅
Bukti :
𝑐 𝑐+𝑑 𝑒 𝑒+𝑓
𝑢+𝑣 =[ ]+ [ ]
𝑐+𝑑 𝑑 𝑒 + 𝑓 𝑓
𝑐+𝑒 (𝑐 + 𝑑) + (𝑒 + 𝑓)
=[ ]∈𝑅
(𝑐 + 𝑑) + (𝑒 + 𝑓) 𝑑+𝑓
2. 𝑢 + 𝑣 = 𝑣 + 𝑢
Bukti :
𝑐 𝑐+𝑑 𝑒 𝑒+𝑓
𝑢+𝑣 =[ ]+ [ ]
𝑐+𝑑 𝑑 𝑒+𝑓 𝑓
𝑐+𝑒 (𝑐 + 𝑑) + ( 𝑒 + 𝑓)
=[ ]
(𝑐 + 𝑑) + ( 𝑒 + 𝑓) 𝑑+𝑓
𝑒+𝑐 ( 𝑒 + 𝑓) + (𝑐 + 𝑑)
=[ ]
( 𝑒 + 𝑓) + (𝑐 + 𝑑) 𝑓+𝑑
𝑒 𝑒+𝑓 𝑐 𝑐+𝑑
=[ ]+ +[ ]
𝑒+𝑓 𝑓 𝑐+𝑑 𝑐
=𝑣+𝑢
3. 𝑢 + (𝑣 + 𝑤 ) = ( 𝑢 + 𝑣 ) + 𝑤
Bukti:
𝑐 𝑐+𝑑 𝑒 𝑒+𝑓 𝑔 𝑔+ℎ
𝑢 + (𝑣 + 𝑤 ) = [ ] + ([ ]+ [ ])
𝑐+𝑑 𝑑 𝑒+𝑓 𝑓 𝑔+ℎ ℎ
𝑐 𝑐+𝑑
=[ ]+
𝑐+𝑑 𝑑
𝑒+𝑔 (𝑒 + 𝑓) + (𝑔 + ℎ)
[ ]
(𝑒 + 𝑓) + (𝑔 + ℎ) 𝑓+ℎ
𝑐 + (𝑒 + 𝑔) (𝑐 + 𝑑) + ((𝑒 + 𝑓) + (𝑔 + ℎ))
=[ ]
(𝑐 + 𝑑) + ((𝑒 + 𝑓) + (𝑔 + ℎ)) 𝑑 + (𝑓 + ℎ)
(𝑐 + 𝑒) + 𝑔 ((𝑐 + 𝑑) + (𝑒 + 𝑓)) + (𝑔 + ℎ)
=[ ]
((𝑐 + 𝑑) + (𝑒 + 𝑓)) + (𝑔 + ℎ) (𝑑 + 𝑓) + ℎ
21
𝑐+𝑒 (𝑐 + 𝑑) + (𝑒 + 𝑓) 𝑔 𝑔+ℎ
=[ ]+[ ]
(𝑐 + 𝑑) + (𝑒 + 𝑓) 𝑑+𝑓 𝑔+ℎ ℎ
= (𝑢+𝑣)+𝑤
4. 0 + 𝑢 = 𝑢 + 0 = 𝑢
Bukti :
0 0
Ambil sebarang 0 = [ ], sehingga
0 0
𝑐 𝑐+𝑑 0 0 𝑐+0 (𝑐 + 𝑑) + 0
𝑢+0=[ ]+[ ]=[ ]
𝑐+𝑑 𝑑 0 0 (𝑐 + 𝑑) + 0 𝑑+0
𝑐 𝑐+𝑑
=[ ]
𝑐+𝑑 𝑑
=𝑢
0 0 𝑐 𝑐+𝑑 0+𝑐 0 + (𝑐 + 𝑑)
0+𝑢 = [ ]+[ ]=[ ]
0 0 𝑐+𝑑 𝑐 0 + (𝑐 + 𝑑) 𝑑
𝑐 𝑐+𝑑
=[ ]
𝑐+𝑑 𝑑
=𝑢
5. 𝑢 + (−𝑢) = (−𝑢) + 𝑢 = 0
Bukti :
𝑐 𝑐+𝑑 −𝑐 −(𝑐 + 𝑑)
Ambil sebarang −𝑢 = − [ ]= [ ], sehingga
𝑐+𝑑 𝑑 −(𝑐 +𝑑 −𝑑
𝑐 𝑐+𝑑 −𝑐 −(𝑐 + 𝑑)
𝑢 + (−𝑢) = [ ]+[ ]
𝑐+𝑑 𝑑 −(𝑐 + 𝑑 −𝑑
𝑐 + (−𝑐) (𝑐 + 𝑑) + (−(𝑐 + 𝑑))
=[ ]
(𝑐 + 𝑑) + (−(𝑐 + 𝑑)) 𝑑 + (−𝑑)
0 0
=[ ]
0 0
=0
22
−𝑐 −(𝑐 + 𝑑) 𝑐 𝑐+𝑑
(−𝑢) + 𝑢 = [ ]+[ ]
−(𝑐 + 𝑑 −𝑑 𝑐+𝑑 𝑑
(−𝑐) + 𝑐 −(𝑐 + 𝑑) + (𝑐 + 𝑑)
=[ ]
−(𝑐 + 𝑑) + (𝑐 + 𝑑) (−𝑑) + 𝑑
0 0
=[ ]
0 0
=0
23
𝛽𝑐 𝛽(𝑐 + 𝑑)
= 𝛼[ ]
𝛽(𝑐 + 𝑑) 𝛽𝑑
(𝛼𝛽)𝑐 (𝛼𝛽)(𝑐 + 𝑑)
=[ ]
(𝛼𝛽)(𝑐 + 𝑑) (𝛼𝛽)𝑑
𝑐 𝑐+𝑑
= (𝛼𝛽) [ ]
𝑐+𝑑 𝑑
= (𝛼𝛽)𝑢
5. 1𝑢 = 𝑢
𝑐 𝑐+𝑑 𝑐 𝑐+𝑑
1𝑢 = 1 [ ]=[ ]=𝑢
𝑐+𝑑 𝑑 𝑐+𝑑 𝑑
Karena 𝑀2×2 memenuhi semua aksioma-aksioma yang ada pada ruang vektor,
𝑎 𝑎+𝑏
maka terbukti bahwa [ ] merupakan ruang vektor.
𝑎+𝑏 𝑏
𝑎 0
M=[ ]
0 𝑏
𝑎 0
Untuk memperlihatkan bahwa [ ] merupakan ruang vektor, kita dapat
0 𝑏
menyelidiki bahwa matriks tersebut memenuhi aksioma-aksioma yang terdapat dalam
ruang vektor. Ambil sebarang u, v, w ∈ M dan skalar α, dan 𝛽 ∈ R, maka u, v, w dapat
ditulis menjadi :
𝑐 0 𝑒 0 𝑔 0
u = [ ] , v= [ ] , dan w= [ ] dengan c, d, e, f ∈ M
0 𝑑 0 𝑓 0 ℎ
24
𝑐 0 𝑒 0
2. 𝑢 + 𝑣 = [ ]+[ ]
0 𝑑 0 𝑓
𝑐+𝑒 0
=[ ]
0 𝑑+𝑓
𝑒+𝑐 0
= [ ]
0 𝑓+𝑑
𝑒 0 𝑐 0
= [ ]+[ ]
0 𝑓 0 𝑑
= 𝑣 + 𝑢 ( sifat komutatif)
𝑐 0 𝑒 0 𝑔 0
3. 𝑢 + (𝑣 + 𝑤) = [ ] + ([ ]+[ ] )
0 𝑑 0 𝑓 0 ℎ
𝑐 0 𝑒+𝑔 0
= [ ]+ [ ]
0 𝑑 0 𝑓 + ℎ
𝑐 + (𝑒 + 𝑔) 0
= [ ]
0 𝑑 + (𝑓 + ℎ)
(𝑐 + 𝑒) + 𝑔 0 𝑐+𝑒 0 𝑔 0
=[ ]= [ ]+ [ ]
0 (𝑑 + 𝑓) + ℎ 0 𝑑+𝑓 0 ℎ
𝑐 0 𝑒 0 𝑔 0
= ([ ]+[ ]) + [ ]
0 𝑑 0 𝑓 0 ℎ
= (𝑢 + 𝑣) + 𝑤
4. 0 + 𝑢 = 𝑢 + 0 = 𝑢
Bukti:
0 0
Ambil sebarang 0 = [ ], sehingga
0 0
0 0 𝑐 0 0+𝑐 0 𝑐 0
0+𝑢 =[ ]+[ ]=[ ]= [ ]=𝑢
0 0 0 𝑑 0 0+𝑑 0 𝑑
𝑐 0 0 0 𝑐+0 0 𝑐 0
𝑢+0=[ ]+ [ ]=[ ]=[ ]=𝑢
0 𝑑 0 0 0 𝑑+0 0 𝑑
5. 𝑢 + (−𝑢) = (−𝑢) + 𝑢 = 0
Bukti:
𝑐 0 −𝑐 0
∀𝑢, ∃ (−𝑢) = − [ ]= [ ] sehingga
0 𝑑 0 −𝑑
𝑐 0 −𝑐 0 𝑐 + (−𝑐) 0
𝑢 + (−𝑢) = [ ]+ [ ]= [ ]
0 𝑑 0 −𝑑 0 𝑑 + (−𝑑)
0 0
= [ ]=𝑢
0 0
−𝑐 + 𝑐 0
(−𝑢) + 𝑢 = [−𝑐 0 ] + [ 𝑐 0] = [ ]
0 −𝑑 0 𝑑 0 −𝑑 + 𝑑
0 0
=[ ]=𝑢
0 0
Terhadap operasi perkalian skalar :
𝑐 0 𝛼𝑐 0
1. 𝛼𝑢 = 𝛼 [ ]= [ ]
0 𝑑 0 𝛼𝑑
25
2. 𝛼 (𝑢 + 𝑣) = 𝛼𝑢 + 𝛼𝑣
Bukti:
𝑐 0 𝑒 0 𝑐+𝑒 0
𝛼 (𝑢 + 𝑣) = 𝛼 ([ ]+[ ]) = 𝛼 ([ ])
0 𝑑 0 𝑓 0 𝑑+𝑓
𝛼(𝑐 + 𝑒) 0
=[ ]
0 𝛼(𝑑 + 𝑓)
𝛼𝑐 + 𝛼𝑒 0
=[ ]
0 𝛼𝑑 + 𝛼𝑓
𝛼𝑐 0 𝛼𝑒 0
= [ ]+ [ ]
0 𝛼𝑑 0 𝛼𝑓
𝑐 0 𝑒 0
=𝛼 [ ]+𝛼 [ ]
0 𝑑 0 𝑓
= 𝛼𝑢 + 𝛼𝑣
3. (𝛼 + 𝛽)𝑢 = 𝛼𝑢 + 𝛽𝑢
Bukti:
(𝛼 + 𝛽)𝑐 0
(𝛼 + 𝛽)𝑢 = (𝛼 + 𝛽) [ 𝑐 0 ] = [ ]
0 𝑑 0 (𝛼 + 𝛽)𝑑
𝛼𝑐 + 𝛽𝑐 0 𝛼𝑐 0
=[ ]= [ ]+
0 𝛼𝑑 + 𝛽𝑑 0 𝛼𝑑
𝛽𝑐 0
[ ]
0 𝛽𝑑
𝑐 0 𝑐 0
= 𝛼[ ]+𝛽[ ] = 𝛼𝑢 + 𝛽𝑢
0 𝑑 0 𝑑
4. 𝛼(𝛽𝑢) = (𝛼𝛽)𝑢
Bukti:
𝑐 0 𝛽𝑐 0 𝑎(𝛽𝑐) 0
𝛼 (𝛽 [ ]) = 𝛼 ([ ]) = [ ]
0 𝑑 0 𝛽𝑑 0 𝛼(𝛽𝑑)
( 𝛼𝛽) 𝑐 0
=[ ]
0 ( 𝛼𝛽) 𝑑
𝑐 0
= ( 𝛼𝛽) [ ] = ( 𝛼𝛽)𝑢
0 𝑑
𝑐 0 𝑐 0
5. 1𝑢 = 1 [ ]=[ ]=𝑢
0 𝑑 0 𝑑
𝑎 0
Karena [ ] memenuhi semua aksioma-aksioma yang ada pada ruang vektor, maka
0 𝑏
𝑎 0
terbukti bahwa matriks [ ] merupakan ruang vektor.
0 𝑏
26
4. Diberikan vektor-vektor 𝑢, 𝑣, ∈ 𝑅 2 = 𝑅 × 𝑅 = {𝑎, 𝑏 ; 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅}
Penyelesaian :
𝑢 + 𝑣 = (𝑐, 𝑑) + (𝑒, 𝑓) = (𝑐 + 𝑒, 𝑑 + 𝑓) ∈ 𝑅 2
sebab 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓 ∈ 𝑅, maka 𝑐 + 𝑒 ∈ 𝑅 dan 𝑑 + 𝑓 ∈ 𝑅
𝑢+𝑣 =𝑣+𝑢
𝑢 + 𝑣 = (𝑐, 𝑑) + (𝑒, 𝑓)
= (𝑐 + 𝑒, 𝑑 + 𝑓)
= (𝑒 + 𝑐, 𝑓 + 𝑑)
= (𝑒, 𝑐) + (𝑓, 𝑑)
=𝑣+𝑢
(𝑢 + 𝑣) + 𝑤 = 𝑢 + (𝑣 + 𝑤)
(𝑢 + 𝑣) + 𝑤 = ((𝑐, 𝑑) + (𝑒, 𝑓)) + (𝑔, ℎ)
= (𝑐 + 𝑒, 𝑑 + 𝑓) + (𝑔, ℎ)
= ((𝑐 + 𝑒) + 𝑔, (𝑑 + 𝑓) + ℎ)
= (𝑐 + (𝑒 + 𝑔), (𝑑 + (𝑒 + ℎ))
= (𝑐, 𝑑) + (𝑒 + 𝑔, 𝑓 + ℎ)
= (𝑐, 𝑑) + [(𝑒, 𝑓) + (𝑔, ℎ)]
= 𝑢 + (𝑣 + 𝑤)
0+𝑢 =𝑢+0=0
∀𝑢 ∈ 𝑅 2 , ∃0 = (0,0) ∈ 𝑅 2 , sehingga
0+𝑢 =𝑢+0=0
0 + 𝑢̅ = (0,0) + (𝑐, 𝑑) = (𝑐, 𝑑) + (0,0) = (𝑐, 𝑑)
∀𝑢 ∈ 𝑅 2 , ∃ − 𝑢 = (−𝑐, −𝑑) ∈ 𝑅 2 , maka
27
𝑢 + (−𝑢) = (𝑐, 𝑑) + (−𝑐, −𝑑)
= (𝑐 + (−𝑐), 𝑑 + (−𝑑))
= (0,0)
=0
−𝑢 + 𝑢 = (−𝑐, −𝑑) + (𝑐, 𝑑)
= (−𝑐 + 𝑐, −𝑑 + 𝑑)
= (0,0)
=0
28
= (𝑐, 𝑑)
=𝑢
Terbukti bahwa 𝑅 = {𝑐, 𝑑 ; 𝑐, 𝑑 ∈ 𝑅} adalah ruang vektor
𝑢 + 𝑣 = (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 )
= (𝑐1 + 𝑑1 , 𝑐2 + 𝑑2 + ⋯ + 𝑐𝑛 + 𝑑𝑛 ), 𝑐𝑗 ∈ 𝑅, 𝑑𝑗 ∈ 𝑅, 𝑗 = 1,2, ⋯ , 𝑛 dan
𝛼𝑢 = 𝛼(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
= (𝛼𝑐1 , α𝑐2 , ⋯ , α𝑐𝑛 ) 𝛼 ∈ 𝑅
Tentukan apakah 𝑅 𝑛 merupakan ruang vektor atas bilangan real R dari operasi-operasi
diatas.
Jawab : 4
Ambil sebarang polinomial 𝑢, 𝑣, 𝑤, terdapat skalar 𝑘 & 𝑙 sehingga
𝑢 = (𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , ⋯ , 𝑐𝑛 ), 𝑣 = (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 ), 𝑤 = (𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , ⋯ , 𝑒𝑛 )
a. Terhadap operasi penjumlahan
1) 𝑢 + 𝑣 = (𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 )
= (𝑐1 + 𝑑1 , 𝑐2 + 𝑑2 + ⋯ + 𝑐𝑛 + 𝑑𝑛 )
Karena (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) dan (𝑑1 , 𝑑2 , ⋯ , 𝑑𝑛 ) ∈ 𝑅, maka( 𝑐1 + 𝑑1 , 𝑐2 + 𝑑2 + ⋯ +
𝑐𝑛 + 𝑑𝑛 ) ∈ 𝑅
2) 𝑢 + 𝑣 = (𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 )
= (𝑐1 + 𝑑1 , 𝑐2 + 𝑑2 + ⋯ + 𝑐𝑛 + 𝑑𝑛 ) = (𝑑1 + 𝑐1 , 𝑑2 + 𝑐2 , ⋯ , 𝑑𝑛 + 𝑐𝑛 )
= (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 ) + (𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
=𝑣+𝑢
3) (𝑢 + 𝑣) + 𝑤 = ((𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 )) + (𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , ⋯ , 𝑒𝑛 )
= (𝑐1 + 𝑑1 , 𝑐2 + 𝑑2 + ⋯ + 𝑐𝑛 + 𝑑𝑛 ) + (𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , ⋯ , 𝑒𝑛 )
= ((𝑐1 + 𝑑1 ) + 𝑒1 , (𝑐2 + 𝑑2 ) + 𝑒2 , (𝑐𝑛 + 𝑑𝑛 )𝑒𝑛 )
= (𝑐1 (𝑑1 + 𝑒1 ), 𝑐2 (𝑑2 + 𝑒2 ), ⋯ , 𝑐𝑛 (𝑑𝑛 + 𝑒𝑛 ))
= (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (𝑑1 + 𝑒1, 𝑑2 + 𝑒2 , ⋯ , 𝑑𝑛 + 𝑒𝑛 )
= (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (𝑑1 , 𝑑2 , ⋯ , 𝑑𝑛 ) + (𝑒1 , 𝑒2 , ⋯ , 𝑒𝑛 )
= 𝑢 + (𝑣 + 𝑤)
29
4) ∀𝑢 ∈ 𝑅 𝑛 , 𝑢 = (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) ∃ 0 = (01 , 02 , ⋯ , 0𝑛 )
0 + 𝑢 = (01 , 02 , ⋯ , 0𝑛 ) + (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
= (01 + 𝑐1, 02 + 𝑐2 , ⋯ , 0𝑛 + 𝑐𝑛 )
= (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
=𝑢
𝑢 + 0 = (𝑐1, 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (01 , 02 , ⋯ , 0𝑛 )
= (𝑐1 + 01, 𝑐2 + 02 , ⋯ , 𝑐𝑛 + 0𝑛 )
= (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
=𝑢
5) ∀𝑢 ∈ 𝑅 𝑛 = (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ), ∃ − 𝑢 = − (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
= (−𝑐1 , − 𝑐2 , … , −𝑐𝑛 )
𝑢 + (−𝑢) = (−𝑢) + 𝑢 = 0
= (0, 0, … ,0)
=0
= (0, 0, … , 0)
=0
2. 𝛼(𝑢 + 𝑣) = ( 𝛼𝑢 + 𝛼𝑣)
30
𝛼(𝑢 + 𝑣) = 𝛼[(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 ) ]
= 𝛼(𝑐1 + 𝑑1 , 𝑐2 + 𝑑2 , 𝑐𝑛 + 𝑑𝑛 )
= 𝛼(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + 𝛼(𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 )
= 𝛼𝑢 + 𝛼𝑣
3. (𝛼 + 𝛽) 𝑢 = 𝛼𝑢 + 𝛽𝑢
Bukti :
(𝛼 + 𝛽) 𝑢 = (𝛼 + 𝛽)(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
= 𝛼(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ) + 𝛽(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
= 𝛼𝑢 + 𝛽𝑢
4. ∝ (𝛽𝑢) = 𝛼(𝛽(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 ))
= 𝛼𝛽(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
= ( 𝛼𝛽)(𝑢)
5. 1 𝑢 = 1(𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
= (𝑐1 , 𝑐2 , ⋯ , 𝑐𝑛 )
=𝑢
31
DAFTAR PUSTAKA
Lipchuitz Seymour, Lipson Marc. 2006. Aljabar Linear. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Rorres Anton. 2004. Aljabar Linear Elementer.Edisi Kedelapan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
32