DISUSUN OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul ‘Ruang Vektor Umum’ ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang memberikan bimbingan serta pengarahan dan masukan yang membangun. Baik itu berupa saran maupun
kritikan terutama kepada:
1. Dosen sekaligus pembimbing dalam penulisan makalah ini
2. Kedua orang tua yang memberikan motivasi selama penulisan makalah ini
3. Rekan mahasiswa yang memberikan masukan dalam penulisan makalah ini
Kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga pembimbing,
serta bantuan dari semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan yang
maha esa.
Selain itu, kami berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan
diterima bagi kita semua, Aamiin..
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
2
1.4 Penjelasan Kebebasan Linear......................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
A. Definisi.............................................................................................................4
2.2 SUBRUANG.......................................................................................................5
A. Definisi.............................................................................................................5
A. Definisi.............................................................................................................5
2.4.1. BASIS..........................................................................................................6
A. Definisi.............................................................................................................6
2.4.2. DIMENSI....................................................................................................6
A. Definisi.............................................................................................................6
A. Definisi.............................................................................................................7
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.1 Penjelasan Ruang Vektor Umum
1.2 Penjelasan Ruang Vektor Real
1.3 Penjelasan Subruang
1.4 Penjelasan Kebebasan Linear
1.5 Penjelasan Basis dan Dimensi
1.6 Penjelasan Ruang Baris, Ruang Kolom, dan Ruang Nul
1.7 Rank dan Nulitas
BAB II
5
2.1 RUANG VEKTOR REAL
A. Definisi
Di ruang vektor umum kita akan mengembangkan konsep mengenai vektor
dengan mengambil sifat-sifat paling penting dari vektor-vektor yang telah kita kenal
dan kemudian mengubahnya menjadi aksioma (Rorres, 2004).
Aksioma
Jika u dan v adalah objek pada V , maka u+ v berada pada V .
u+ v=v +u
u+( v +w)=(u+ v )+w
Di dalam V terdapat suatu objek 0, yang disebut vektor nol (zero vector)
untuk V , sedemikian rupa sehingga 0+u=u+0=u untuk semua u pada
V .
Untuk setiap u pada V, terdapat suatu objek –u pada V, yang disebut negative dari
u, sedemikian rupa sehingga u+(−u)=(−u)+u=0
Jika k adalah scalar sebarang dan u adalah objek sebarang pada V, maka ku
terdapat pada V .
k (u+ v )=ku+ kv
(k +l)u=ku+ lu
K (lu)=( kl)(u)
1u=u
Elemen-elemen dari V disebut vektor dan biasanya dinyatakan oleh huruf –huruf
pada bagian akhir dari abjad: u,v ,w, x, y dan z . Istilah “skalar” biasanya
dikenal dengan suatu bilangan real, meskipun dalam beberapa kasus adalah bilangan
kompleks. Seringkali istilah ruang vektor real digunakan untuk menyatakan bahwa
himpunan skalar-skalar adalah himpunan bilangan-bilangan real. Simbol 0 telah
digunakan dalam aksioma 3 untuk membedakan vektor nol dari skalar 0. Satu unsur
dari definisi di atas adalah sifat ketertutupan dari kedua operasi. Sifat-sifat ini dapat
diikhtisarkan sebagai berikut:
C1. Jika x∈V dan α suatu skalar, maka αx ∈V .
6
C2. Jika x , y ∈V , maka x+ y ∈ V .
2.2 SUBRUANG
A. Definisi
Suatu subhimpunan W dari suatu ruang vektor V disebut subruang (subspace)
dari V jika W itu sendiri merupakan suatu ruang vektor dibawah penjumlahan
dan perkalian skalar yang didefinisikan pada V (Rorres, 2004).
Teorema
Jika W adalah suatu himpunan yang terdiri dari satu atau lebih vektor dari suatu
ruang vektor V , maka W adalah suatu subruang dari V, jika dan hanya jika
syarat-syarat berikut terpenuhi,
(a) Jika u dan v adalah vektor-vektor pada W, maka u + v berada pada W.
(b) Jika k adalah scalar sebarang dan u adalah vektor sebarang pada W, maka ku
berada pada W.
7
(a) Tak bebas linear jika dan hanya jika paling tidak salah satu diantara vektor pada S
dapat dinyatakan sebagai sebagai kombinasi linear dari vektor S lainnya.
(b) Bebas linear jika dan hanya jika tidak ada vektor S yang dapat dinyatakan sebagai
suatu kombinasi linear dari vektor S lainnya (Anton, 1987).
8
¿
a1 n
a11 a12 …
a21 a22 … ¿ a2 n
A= ⋮ ⋮ ¿
am 1 am 2 ⋮
¿
…
[ ¿ a mn¿ ]
Vektor – vektor
a 11
r1 = ¿ a12 … a1 n
¿
a21
r2 = ¿ a22 … a2 n
¿
⋮ ⋮
am 1
r3 = ¿ am 2 … a mn
¿
n
Pada R yang dibentuk dari baris –baris A disebut sebagai vektor baris (row
center) dari A, dan vektor – vektor
[] []
a11 a 12
c1 = a 21 , c2 = a 22 , … , c3 =
⋮ ⋮
am 1 am 2
[]
a 1n
a 2n
⋮
amn
m
Pada R yang dibentuk dari kolom – kolom A disebut sebagai vektor kolom
(column vector) dari A.
9
Jika A adalah suatu matriks m× n , maka subruang dari Rn yang direntang oleh
vektor-vektor baris dari A disebut ruang baris (row space) dari A, dan subruang dari
m
R yang direntang oleh vektor-vektor kolom disebut ruang kolom (column space)
dari A. Ruang solusi dari sistem persamaan yang homogeny Ax = 0, yang merupakan
subruang dari Rn , disebut ruang nul (null space) dari A.
Selanjutnya kita akan lebih menekankan pada dua pertanyaan umum berikut ini :
Hubungan apa yang terjadi antara solusi suatu sistem linear Ax = b dan ruang baris,
ruang kolom, dan ruang nul dari matriks koefisien A?
Hubungan apa yang terjadi antara ruang baris, ruang kolom, dan ruang nul dari suatu
matriks?
Untuk menyelidiki pertanyaan pertama, kita misalkan
¿
a1 n
a11 a12 …
[]
x1
a21 a22 … ¿ a2 n x2
A= ⋮ ⋮ ¿ dan x=
⋮
am 1 am 2 ⋮
xn
¿
…
[ ¿ a mn¿ ]
Jadi, suatu sistem linear Ax = b yang terdiri dari m persamaan dengan n faktor yang
tidak diketahui dapat ditulis sebagai
= x 1 c 1+ x c +. . ..+ x n c =b
2 2 n
Dari mana kita menyimpulkan bahwa Ax = b adalah konsisten jika dan hanya jika b
dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari vektor – vektor kolom dari A,
10
atau secara ekuivalen, jika dan hanya jika b berada pada ruang kolom dari A. Hal ini
menghasilkan teorema berikut.
Teorema 5.5.1
Suatu sistem persamaan linear Ax = b adalah konsisten jika dan hanya jika b berada
pada ruang kolom dari A.
11