Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS RIIL

Barisan Bagian dan Teorema Bolzano-Weierstrass

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4
Nama : 1. Adinda Rizky Safira (A1C017002)
2. Karina Marta (A1C017012)
3. Kintan Ayu Septiany (A1C017020)
4. Rahmiati Azizah (A1C017026)
5. Monica Celine Pratiwi (A1C017030)
6. Bagus Dwi Pangestu (A1C017038)
Dosen Pengampu : Ringki Agustinsa, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Barisan
Bagian dan Teorema Bolzano-Weierstarss”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Analisis Riil pada semester 5 tahun ajaran 2019.
Tujuan dari makalah ini, yaitu untuk memberitahukan atau menjelaskan tentang materi
barisan bagian dan teorema Bolzano-weierstarss. Semoga dengan adanya makalah ini, kita
dapat menambah ilmu terutama dalam bidang pendidikan dan analisis.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak menjumpai kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatan pada saat memahami materi dan penyusunan makalah. Namun berkat
bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terwujud. Kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kejanggalan dalam makalah ini. Hal itu
disebabkan sangat terbatasnya kemampuan dan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terutama dari pihak-pihak yang lebih
kompeten. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Atas kekurangannya kami mohon maaf dan kepada Tuhan Yang
Maha Esa kami mohon ampun.

Bengkulu, November 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Barisan Bagian dan Teorema Bolzano-Weierstrass ........................................ 3
2.1.1. Definisi Barisan bagian ........................................................................ 3
2.1.2. Teorema ................................................................................................ 3
2.1.3. Contoh .................................................................................................. 4
2.1.4. Teorema ............................................................................................... 5
2.1.5. Kriteria Divergensi ............................................................................... 5
2.1.6. Contoh ................................................................................................. 5
2.1.7. Teorema ................................................................................................ 6
2.1.8. Teorema ................................................................................................ 7
2.1.9. Teorema ................................................................................................ 9
2.1.10. Definisi ................................................................................................. 10
2.1.11. Teorema ................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP


3.1. Keimpulan ........................................................................................................ 12
3.2. Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata kuliah analisa real merupakan mata kuliah yang mempelajari dan
mengasah intelektual mahasiswa matematika, terdapat sub bab yang
bertemakan, Barisan Bagian, Barisan monoton dan teorema Bolzano
Weierstrass. Apa itu Barisan Bagian dan Barisan monoton, apa yang menjadi
teorema Bolzano Weierstrass dan apa saja yang dipelajari dalam bab ini, akan
menjadi topik pembahasan yang akan kita angkat.
Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat
membahasnya secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada
baik intelektual, biaya dan waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana definisi lengkap dari barisan bagian?
2. Bagaimana isi teorema mengenai kekonvergenan dari barisan bagian?
3. Bagaimana contoh dari kekonvergenan barisan bagian?
4. Bagaimana isi teorema mengenai pernyataan ekuivalen tentang
kekonvergenan dari barisan bagian?
5. Apa saja kriteria divengensi?
6. Bagaimana contoh dari kedivergenan barisan bagian?
7. Bagaimana isi teorema mengenai barisan bagian monoton?
8. Bagaimana isi dari teorema Bolzano-Weierstarss?
9. Apa itu limit Superior dan limit Inferior?
10. Bagaimana isi dari teorema mengenai limit superior dan limit inferior?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui dan memahami apa itu barisan bagian
2. Mengetahui serta memahami isi dari teorema mengenai kekonvergenan
dari barisan bagian
3. Mengetahui contoh dari kekonvergenan barisan bagian

1
4. Mengetahui dan memahami isi dari teorema mengenai pernyataan
ekuivalen tentang kekonvergenan dari barisan bagian
5. Mengetahui kriteria divergensi
6. Mengetahui contoh dari kedirvengenan barisan bagian
7. Memahami dan mengetahui isi dari teorema mengenai barisan bagian
monoton
8. Mengetahui dan memahami definisi limit Superior dan limit Inferior
9. Memahami dan mengetahui isi teoreman yang berkaitan dengan ekor
barisan
10. Memahami dan mengetahui isi dari teorema mengenai limit superior dan
limit inferior.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Barisan Bagian dan Teorema Bolzano-Weierstrass


Pada bagian ini kami akan memperkenalkan gagasan tentang barisan bagian
dari suatu barisan bilangan riil. Secara informal, barisan bagian dari suatu barisan
adalah pemilihan istilah dari barisan yang diberikan sedemikian rupa sehingga
istilah yang dipilih membentuk barisan baru. Biasanya pemilihan dilakukan untuk
suatu tujuan yang pasti. Sebagai contoh, barisan bagian sering digunakan dalam
membangun konvergen atau divergen barisan. Kami juga akan membuktikan
teorema penting yang dikenal sebagai Teorema Bolzano-Weierstrass, yang akan
digunakan untuk membangun sejumlah hasil yang signifikan.
2.1.1 3.4.1 Definisi Barisan bagian
Misalkan X =(xn) suatu barisan dari bilangan riil dan misalkan n1 < n2 <
... < nk < ... Kemudian barisan X’ = (xnk) yang diberikan oleh
(xn1, xn2, ... , xnk, ... )
Disebut barisan bagian X.
1 1 1
Sebagai contoh, jika X := (1 , 2 , 3 , … ), maka pemilihan istilah yang
indeks menghasilkan barisan bagian
1 1 1 1
X’ = (2 , 4 , 6 , … , 2𝑘 , … )

Dimana n1 = 2, n2 = 4, ... , nk = 2k, ... barisan bagian lainnya dari X =


(1/n) adalah sebagai berikut :
1 1 1 1 1 1 1 1
(1 , 3 , 5 , … , 2𝑘−1 , … ) , (2! , 4! , 6! , … , (2𝑘)! , … )

Barisan berikut ini bukan barisan bagian dari X = (1/n) :


1 1 1 1 1 1 1 1 1
(2 , 1 , 4 , 3 , 6 , 5 , … ) , (1 , 0, 3 , 0, 5 , 0 , … )

Ekor barisan (lihat 3.1.8) adalah tipe khusus dari barisan. Faktanya, ekor m
sesuai dengan indeks barisan
n1 = m + 1, n2 = m + 2, ... , nk = m + k, ...
Tetapi, jelas, tidak setiap barisan bagian dari barisan yang diberikan perlu
menjadi ekor barisan. Barisan bagian dari barisan konvergen juga
konvergen ke limit yang sama, seperti yang kita tunjukkan sekarang.
2.1.2 Teorema 3.4.2 Jika suatu barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) dari bilangan real konvergen
ke bilangan real x, maka setiap barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari
X juga konvergen ke x.
Bukti:

3
Diberikan 𝜀 > 0dan misalkan 𝐾(𝜀) sedemikian sehingga jika 𝑛 ≥ 𝐾(𝜀),
maka |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀. Karena 𝑛1 < 𝑛2 < ⋯ < 𝑛𝑘 < ⋯ adalah suatu barisan
bilangan asli, itu artinya mudah untuk dibuktikan (dengan induksi) bahwa
𝑛𝑘 ≥ 𝑘. Karenanya, jika 𝑘 ≥ 𝐾(𝜀), kita juga punya 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 ≥ 𝐾(𝜀)
sehingga |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| < 𝜀.Oleh karena itu, terbukti bahwa barisan bagian
(𝑥𝑛𝑘 ) juga konvergen ke x.
2.1.3 Contoh 3.4.3
(a) 𝑙𝑖𝑚(𝑏 𝑛 ) = 0, jika 0 < 𝑏 < 1
Kita telah melihat pada contoh 3.1.11(b) bahwa, jika 0 < 𝑏 < 1 dan
jika 𝑥𝑛 = 𝑏 𝑛 , maka berdasarkan Pertidaksamaan Bernoulli bahwa
𝑙𝑖𝑚(𝑥𝑛 ) = 0. Sebagai alternatifnya, kita lihat karena 0 < 𝑏 < 1, maka
𝑥𝑛+1 = 𝑏 𝑛+1 < 𝑏 𝑛 = 𝑥𝑛 , jadi barisan (𝑥𝑛 ) tersebut adalah menurun.
Itu juga jelas bahwa 0 ≤ 𝑥𝑛 ≤ 1, berdasarkan teorema 3.3.2 tentang
Kemonotonan Konvergen bahwa barisan itu adalah konvergen.
Misalkan 𝑥 = 𝑙𝑖𝑚𝑥𝑛. . Karena (𝑥2𝑛 ) adalah barisan bagian dari (𝑥𝑛 )
tersebut, berdasarkan Teorema 3.4.2 bahwa 𝑥 = 𝑙𝑖𝑚(𝑥2𝑛 ). Bahkan,
berdasarkan dari hubungan 𝑥2𝑛 = 𝑏 2𝑛 = (𝑏 𝑛 )2 = 𝑥𝑛2 dan Teorema
3.2.3 bahwa
𝑥 = lim(𝑥2𝑛 ) = (lim(𝑥𝑛 ))2 = 𝑥 2
Sehingga kita harus memiliki salah satu dari 𝑥 = 0 atau 𝑥 = 1. Karena
barisan 𝑥𝑛 menurun dan terbatas di atas oleh 𝑏 < 1, kita simpulkan
bahwa 𝑥 = 0.
(b) 𝑙𝑖𝑚(𝑐 1/𝑛 ) = 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑐 > 1
Limit ini mengandung contoh 3.1.11(c) untuk 𝑐 > 0, gunakan pendapat
pertama. Kita dapat memberikan suatu alternatif pendekatan untuk
kasus 𝑐 > 1. Catat bahwa jika 𝑧𝑛 = 𝑐 1/𝑛 , maka 𝑧𝑛 > 1 dan 𝑧𝑛+1 > 1
untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. (Kenapa?) hal ini dikarenakan Teorema
Kemonotonan Konvergen, 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 𝑧 = lim(𝑧𝑛 ) ada. Berdasarkan
Teorema 3.4.2, mengikuti bahwa 𝑧 = lim(𝑧𝑛 ). Dengan tambahan,
diikuti oleh hubungan dibawah ini
1/2
𝑧2𝑛 = 𝑐 1/2𝑛 = (𝑐 1/𝑛 )1/2 = 𝑧𝑛
Dan Teorema 3.2.10 bahwa
1 1
𝑧 = lim(𝑧2𝑛 ) = (𝑙𝑖𝑚(𝑧𝑛 ))2 = 𝑧 2
Sehingga kita memiliki 𝑧 2 = 𝑧 dimana itu mengikuti salah satu 𝑧 = 0
atau 𝑧 = 1. Karena 𝑧𝑛 > 1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ, dapat kita simpulkan
bahwa 𝑧 = 1.
Kami tidak mengerjakan bagian diatas sebagai latihan pembaca
untuk kasus 0 < 𝑐 < 1.

4
Hasilnya mengikuti berdasarkan hasil diskusi dari definisi lim(𝑥𝑛 ) = 𝑥.
Itu dapat membawa kita untuk membantu mengembangkan dari barisan
divergen.
2.1.4 Teorema 3.4.4 Jika 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real, maka pernyataan
berikut ini ekuivalen:
(i) Barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 ∈ ℝ
(ii) maka ada 𝜀0 > 0 sedemikian sehingga untuk sebarang 𝑘 ∈ ℕ, ada
𝑛𝑘 ∈ ℕ
sedemikian sehingga 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 dan |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 .
(iii) maka ada 𝜀0 > 0 dan 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) bagian dari barisan X sedemikian
sehingga |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 untuk semua 𝑘 ∈ ℕ
Bukti:
(𝒊) ⇒ (𝒊𝒊) jika (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke x, maka untuk semua 𝜀0 > 0 itu
tidak mungkin ditemukan bilangan asli k sedemukian sehingga untuk
semua 𝑛 ≥ 𝑘 berlaku |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| < 𝜀0 . Akibatnya, untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ tidak
benar bahwa untuk semua 𝑛 ≥ 𝑘 memenuhi |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| < 𝜀0 . Dengan kata
lain, untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ terdapat bilangan asli 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 sedemikian
sehingga |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 .
(𝒊𝒊) ⇒ (𝒊𝒊𝒊) Diberikan 𝜀0 sehingga memenuhi (ii) dan misalkan 𝑛1 ∈ ℕ
sedemikian sehingga 𝑛1 ≥ 1 dan |𝑥𝑛1 − 𝑥| ≥ 𝜀0 . Sekarang misalkan 𝑛2 ∈
ℕ sedemikian sehingga 𝑛2 > 𝑛1 dan |𝑥𝑛2 − 𝑥| ≥ 𝜀0 ; misalkan 𝑛3 ∈ ℕ
sedemikian sehingga 𝑛3 > 𝑛2 dan |𝑥𝑛3 − 𝑥| ≥ 𝜀0 . Demikian seterusnya
sehingga diperoleh 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) barisan bagian dari X sedemikian sehingga
|𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 untuk semua 𝑘 ∈ ℕ.
(𝒊𝒊𝒊) ⇒ (𝒊) Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) memiliki barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) yang
memenuhi sifat (iii). Maka X tidak konvergen ke x; jika demikian, maka
berdasarkan Teorema 3.4.2 X’ juga tidak konvergen ke x. Tapi ini tidak
mungkin, karena tidak ada X’ yang berada dalam lingkungan 𝜀0 dari x.
Karena semua barisan bagian suatu barisan konvergen harus konvergen ke
limit yang sama, kita memiliki bagian (i) dalam hasil berikut. Bagian (ii)
mengikuti fakta barisan konvergen adalah terbatas.
2.1.5 3.4.5 Kriteria Divergensi Jika barisan 𝑋 = (𝑋𝑛) dari bilangan riil memiliki
salah satu dari sifat berikut,maka 𝑋 adalah
divergen.
(i) 𝑋 memiliki dua barisan bagian konvergen 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘) and 𝑋" =
(𝑥𝑟𝑘) yang batasnya tidak sama/sederajat
(ii) 𝑋 tidak terbatas
2.1.6 Contoh 3.4.6

5
(a) barisan 𝑋 = ((−1)n adalah divergen.
Barisan bagian 𝑋 ′ = ((−1)2n) = (1,1, … ) konvergen ke 1 dan barisan bagian
𝑋 ′′ = ((−1)2n-1) = (−1, −1, … ) konvergen ke -1 .Oleh karena itu,kita
simpulkan dari teorema 3.4.5 (i) bahwa 𝑋 divergen.
1 1
(b) barisan bagian (1, 2 , 3, 4 , … ) divergen.

Ini adalah barisan 𝑌 = (𝑦𝑛), dimana yn = n ganjil dan yn = 1⁄𝑛 genap. Dapat
dengan mudah dilihat bahwa 𝑌 tidak berbatas. Karena itu , dari teorema
3.4.5(ii) , barisan divergen.
(c) barisan 𝑆 ≔ (sin 𝑛) adalah divergen.
Barisan ini tidak begitu mudah ditangani. Dalam mendiskusikannya, kita tentu
saja harus menjadikan sifat dasar dari fungsi. Kita ingat bahwa sin(𝜋⁄6) =
1 1
= 𝑠𝑖𝑛(5𝜋⁄6) dan sin 𝑥 > 2 untuk 𝑥 dalam interval 𝐼 1 ≔ (𝜋⁄6,5𝜋/6).
2
Karena panjang dari 𝐼 1 adalah 5𝜋⁄6 − 𝜋⁄6 = 2𝜋⁄3 > 2, setidaknya ada dua
bilangan asli yang terletak didalam 𝐼 1 ; kita biarkan n1 menjadi bilangan
1
pertama. Selanjutnya ,untuk setiap 𝑘 ∈ 𝑁, sin 𝑥 > 2 untuk 𝑥 diinterval

𝐼 k ≔ (𝜋⁄6 + 2𝜋(𝑘 − 1), 5𝜋⁄6 + 2𝜋(𝑘 − 1))


Karena panjangnya lebih besar dari 2, setidaknya ada dua bilangan asli yang
terletak di dalam 𝐼 k , kita biarkan nk menjadi yang pertama. 𝑆 ′ ≔ (sin nk)
barisan bagian dari S yang diperoleh dengan cara ini memiliki sifat bahwa
1
semua nilainya terletak pada interval [2 , 1]

Sama halnya, jika 𝑘 ∈ 𝑁 dan 𝐽k adalah interval.


𝐽k ≔ (7 𝜋⁄6 + 2𝜋(𝑘 − 1), 11𝜋⁄6 + 2𝜋(𝑘 − 1))
1
Maka terlihat bahwa sin 𝑥 < 2 untuk semua 𝑥 ∁ 𝐽k dan panjang 𝐽k lebih besar
dari 2. Biarkan mk menjadi bilangan asli yang terletak di dalam Jk . lalu barisan
bagian 𝑆" ≔ (sin 𝑚𝑘) dari S memiliki sifat bahwa semua nilainya terletak
1
pada interval [−1, − 2].

Mengingat bilangan riil C , dapat dilihat bahwa setidaknya satu dari barisan
bagian 𝑆 𝑑𝑎𝑛 𝑆" terletak seluruhnya di luar lingkungan sekitar C . Oleh karena
itu, c tidak dapat menjadi batas S. Karena 𝑐 ∈ 𝑅 berubah-ubah,kita simpulkan
S divergen.
Keberadaan barisan bagian monoton
Meskipun tidak setiap barisan adalah barisan monoton,sekarang kami akan
menunjukan bahwa setiap barisan memiliki barisan monoton.
2.1.7 Teorema barisan bagian monoton Teorema 3.4.7 Jika 𝑋 = 𝑋n adalah
barisan dari bilangan rill,maka ada

6
sebuah barisan bagian dari X itu barisan
monoton.
Bukti :
Untuk pembuktian ini, kita akan mengatakan bahwa mth istilah x m adalah
puncak jika xm𝜏 ≥ xn untuk semua n sedemikian sehingga 𝑛 ≥ 𝑚.( yaitu, xm
tidak pernah dilampaui oleh istilah apapun yang mengikutinya di dalam
barisan). Perhatikan bahwa ,dalam barisan menurun,setiap isitilah adalah
puncak,sedangkan dalam barisan yang meningkat , tidak ada istilah puncak.
Kami akan mempertimbangkan dua kasus,tergantung pada apakah X memiliki
banyak puncak tak terbatas atau terbatas banyaknya.
Kasus 1 : X memiliki banyak puncak tak terbatas. Di dalam kasus ini,kami
mencantumkan puncak dengan mengingkatkan subskrip : xm1, xm2,..., xmk....
Karena setiap istilah adalah puncak ,kita punya : : xm1 ≥ xm… ≥ xmk≥ ⋯
Oleh karena itu,sub barisan (𝑥𝑚𝑘) dari puncak penurunan bagian barisan dari
X.
Kasus 2 : X memiliki jumlah terbatas (mungkin nol) dari puncsk. Peningkatan
subskrip : xm1,...xm2..., xmr... . misalkan s1≔ 𝑚𝑟 + 1 menjadi indeks pertama
setelah puncak akhir. xs1 bukan puncak , ada 𝑠2 > 𝑠1 sehingga 𝑥𝑠1 > 𝑥𝑠2 .
𝑥𝑠2 bukan puncak ,ada 𝑠3 > 𝑠2 sedemikian sehingga 𝑥𝑠2 < 𝑥𝑠3 . Lanjutkan
dengan cara ini,kita memperoleh barisan bagian meningkat (xsk) dari X.
Tidaklah sulit untuk melihat bahwa barisan yang diberikan mungkin memiliki
satu barisan bagian yang meningkat dan barisan bagian lain yang menurun.
Teorema The Bolzano-Weierstarss
Kita sekarang akan menggunakan teorema kemonotonan barisan bagian untuk
membuktikan teorema the Bolzano-Weierstarss, yang mana menyatakan bahwa
setiap barisan terbatas memiliki barisan bagian konvergen. Karena pentingnya
dari teorema ini, kita juga akan memberikan dua pembuktian berdasarkan sifat
Interval bersarang.
2.1.8 Teorema 3.4.8 The Bolzano – Weierstrass Barisan yang dibatasi oleh
anggota bilangan real memiliki
barisan bagian konvergen.
Bukti pertama. Ini mengikuti dari teorema kemonotonan barisan bagian bahwa
jika 𝑋 = (𝑥𝑛 ) merupakan barisan yang dibatasi, maka memiliki
barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) yang monoton. Karena barisan bagian
ini juga dibatasi, itu mengikuti dari teorema 3.3.2 tentang
kemonotonan konvergen bahwa barisan bagian adalah konvergen.
Bukti kedua. Karena himpunan dari nilai {𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ 𝑁} adalah dibatasi, himpunan
ini terkandung dalam interval 𝐼1 ∶= [𝑎, 𝑏]. kita dapatkan 𝑛1 : = 1.
Kita sekarang membagi 𝐼1 menjadi dua interval bagian yang sama
𝐼′1 𝑑𝑎𝑛 𝐼′′1 .Dan membagi himpunan dari indeks {𝑛 ∈ 𝑁 ∶ 𝑛 >
1} menjadi dua bagian :

7
𝐴1 ≔ {𝑛 ∈ 𝑁 ∶ 𝑛 > 𝑛1 , 𝑥𝑛 ∈ 𝐼 ′1 } 𝐵1 ∶= {𝑛 ∈ 𝑁 ∶ 𝑛 > 𝑛1 , 𝑋𝑛 ∈ 𝐼”1 }.
Jika 𝐴1 adalah infinite (tak terbatas), kita ambil 𝐼1 ≔ 𝐼′1 dan
misalkan 𝑛2 menjadi bilangan asli terkecil di 𝐴1 . Jika 𝐴1 adalah
finite (terbatas), maka 𝐵1 harus infinite (tak terbatas), dan kita
ambil 𝐼2 ≔ 𝐼"1 dan misalkan 𝑛2 menjadi bilangan asli terlecil di
𝐵1 .
Kita sekarang membagi dua 𝐼2 menjadi dua interval bagian yang
sama 𝐼′2 𝑑𝑎𝑛 𝐼′′2 .Dan membagi himpunan dari indeks {𝑛 ∈ 𝑁 ∶
𝑛 > 1} menjadi dua bagian :
𝐴2 ≔ {𝑛 ∈ 𝑁 ∶ 𝑛 > 𝑛2 , 𝑥𝑛 ∈ 𝐼 ′ 2 } 𝐵2 ∶= {𝑛 ∈ 𝑁 ∶ 𝑛 > 𝑛2 , 𝑋𝑛 ∈ 𝐼”2 }.
Jika 𝐴2 adalah infinite (tak terbatas), kita ambil 𝐼3 ≔ 𝐼′2 dan
misalkan 𝑛3 menjadi bilangan asli terlecil di 𝐴2 . Jika 𝐴2 adalah
finite (terbatas), maka 𝐵2 harus infinite (tak terbatas), dan kita
mengambil 𝐼3 ≔ 𝐼"2 dan misalkan 𝑛3 menjadi bilangan asli
terlecil di 𝐵2 .
Kita teruskan dengan cara ini untuk mendapatkan barisan dari
interval bersarang 𝐼1 ⊇ 𝐼2 ⊇ ⋯ ⊇ 𝐼𝑘 ⊇ ⋯ dan suatu barisan
bagian (𝑥𝑛𝑘 ) dari X sedemikian sehinggga 𝑥𝑛𝑘 ∈ 𝐼𝑘 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 ∈
𝑁. karena panjang 𝐼𝑘 adalah sama dengan (𝑏 − 𝑎)/2𝑘−1 , ini
mengikuti dari teorema 2.5.3 bahwa ada titik umum (unik)
𝜉 𝜖 𝐼𝑘 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑘 𝜖 ℕ. Selain itu, karena 𝑥𝑛𝑘 dan keduanya
milik 𝐼𝑘 , kita punya
𝑏−𝑎
|𝑥𝑛𝑘 − 𝜉| ≤ ,
2𝑘−1
Ketika itu mengikuti urutan (𝑥𝑛𝑘 ) dari X konvergen ke 𝜉.
Teorema 3.4.8 juga disebut dengan Teorema The Bolzano-
Weirestrass untuk barisan, karena ada versi lain yang belum
berhubungan dengan himpunan terbatas dalam R.(lihat latihan
11.2.6)
Dapat dilihat bahwa barisan yang dibatasi dapat memiliki
berbagai barisan bagian yang konvergen ke limit berbeda atau
bahkan divergen. Misalnya, barisan ((−1)𝑛 ) memiliki barisan
bagian yang konvergen ke −1,barisan bagian yang lainnya
konvergen ke +1, dan memiliki barisan bagian yang divergen.
Misalkan X menjadi barisan dari bilangan rill dan misalkan X’
menjadi barisan bagian dari X. Maka X’ adalah suatu barisan
dalam dirinya sendiri dan memiliki barisan bagian. Kita catat
bahwa jika X’’ adalah barisan bagian dari X’, maka itu juga
barisan bagian dari X.
2.1.9 Teorema 3.4.9 Misalkan X = (𝑥𝑛 ) merupakan barisan terbatas dari suatu
bilangan rill dan misalkan 𝑥 ∈ ℝ memiliki sifat untuk setiap

8
barisan bagian dari X konvergen terhadap x. Maka barisan X
konvergen terhadap x.
Bukti:
Misalkan 𝑀 > 0 merupakan batas dari barisan X sehingga |𝑥𝑛 | ≤ 𝑀 untuk
setiap 𝑛 ∈ ℕ. Jika X tidak konvergen terhadap x, maka teorema 3.4.4 berarti
bahwa terdapat ℇ0 > 0 dan barisan bagian 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) terhadap X
sedemikian sehingga
(1) |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ ℇ0 untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ

Karena X’ merupakan barisan bagian dari X, bilangan M merupakan batas


dari X’. Oleh karena itu, Teorema Bolzano-Weierstrass berarti bahwa X’
memiliki barisan bagian konvergen X”. Karena X” juga merupaka barisan
bagian dari X, yang juga konvergen ke x berdasarkan hipotesis. Dengan
demikian, hal tersebut pada akhirnya menjadi milik lingkungan ℇ0 terhadap
x, kontradiksi terhadap (1)
Limit Superior dan Limit Inferior
Barisan bagian dari suatu bilangan rill (𝑥𝑛 ) mungkin atau tidak mungkin
konvergen, tetapi kita tahu dari Teorema 3.4.8 Bolzano-Weierstrass bahwa akan
ada 1 barisan konvergen dan memungkinkan memiliki banyak barisan bagian
konvergen. Bilangan rill yang merupakan limit barisan terbatas dari (𝑥𝑛 ) disebut
denga limit barisan bagian dari (𝑥𝑛 ). Kita misalkan S menunjukkan himpunan
untuk semua limit barisan bagian dari barisan terbatas (𝑥𝑛 ). Himpunan S
terbatas, karena urutannya terbatas.
2
Sebagai contoh, jika (𝑥𝑛 ) di definisikan sebagai 𝑥𝑛 ∶= (−1)𝑛 + 𝑛 ,
kemudian barisan bagian dari (𝑥2𝑛 ) konvergen terhadap 1, dan barisan bagian
dari (𝑥2𝑛−1 ) konvergen terhadap -1. Hal tersebut dapat dilihat dengan mudah
bawa himpunan dari limit barisan bagian adalah 𝑆 = {−1, 1}. Amati bahwa
anggota terbesar dari barisan tersebut adalah 𝑥2 = 2, yang tidak memberikan
informasi mengenai limit barisan.
Suatu contoh kerasnya, diberikan himpunanan dari seluruh bilangan
rasional di interval [0,1]. Himpunan tersebut tak terhitung (lihat 1.3) dan karena
itu, hal tersebut dapat di tulis sebagai barisan (𝑟𝑛 ). Kemudian berikut dari
Toerema Density 2.4.8 bahwa setiap bilangan di [0,1] merupakan limit barisan
bagian dari (𝑟𝑛 ). Jadi kita memiliki 𝑆 = [0,1].
Barisan terbatas(𝑥𝑛 ) yang divergen akan menampilkan beberapa dari
osiliasi. Kegiatan tersebut terkandung dalam interval yang menurun sebagai
berikut. Interval [𝑡1 , 𝑢1 ], dimana 𝑡1 ; = 𝑖𝑛𝑓{𝑥𝑛 ∶ 𝑛 ∈ ℕ} dan 𝑢1 ; = 𝑠𝑢𝑝{𝑥𝑛 ∶ 𝑛 ∈
ℕ}, berisi seluruh barisan. Jika untuk setiap 𝑚 = 1, 2, … kita definisikan 𝑡𝑚 ; =
𝑖𝑛𝑓{𝑥𝑛 ∶ 𝑛 ≥ 𝑚} dan 𝑢𝑚 ; = 𝑠𝑢𝑝{𝑥𝑛 ∶ 𝑛 ≥ 𝑚}, dengan barisan (𝑡𝑚 ) 𝑑𝑎𝑛 (𝑢𝑚 )
adalah monoton dan kita buat sarang barisan dari interval [𝑡𝑚 , 𝑢𝑚 ], dimana
interval ke-m berisi ekor-m dari barisan.

9
Diskusi sebelumnya menyarankan cara yang berbeda dalam
mendeskripsikan limit perilaku dari suatu barisan terbatas. Selain itu amati bahwa
jika bilangan rill v memiliki 𝑥𝑛 > 𝑣, untuk angka paling banyak yang berbatas
yang bernilai n, maka tidak ada barisan bagian dari (𝑥𝑛 ) yang konvergen ke limit
yang lebih besar dari v karena hal tersebut akan membutuhkan banyak syarat
barisan yang lebih besar dari v. Dengan kata lain, jika v memiliki sifat maka
akan ada 𝑁𝑣 sedemikian sehingga 𝑥𝑛 ≤ 𝑣 untuk setiap 𝑛 ≥ 𝑁𝑣 , maka tidak ada
bilangan yang lebih besar dari v yang dapat menjadi limit barisan bagian dari
(𝑥𝑛 ).
Pengamatan ini dipandu oleh definisi limit superior berikut. Definisi yang
menyertai limit inferior juga sama.
2.1.10 Definisi 3.4.10 Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) menjadi barisan bilangan real yang
dibatasi.
(a) Limit superior dari (𝑥𝑛 ) adalah infrimum dari himpunan V dari v 𝑣 ∈ 𝑅
sedemikian sehingga 𝑣 < 𝑥𝑛 1 untuk paling banyak bilangan terbatas 𝑛 ∈ 𝑁.
Ini dilambangkan dengan
Lim sup(𝑥𝑛 ) atau lim supX atau lim (𝑥𝑛 )
(b) limit interior dari (𝑥𝑛 ) adalah supremum dari himpunan 𝑤 ∈ 𝑅 sehingga
(𝑥𝑚 < 𝑤) untuk paling banyak bilangan terbatas 𝑚 ∈ 𝑁. Yang dilambangkan
dengan
Lim inf(𝑥𝑛 ) atau lim infX atau lim(𝑥𝑛 )
Untuk konsep dari limit superior, kita sekarang tunjukkan bahwa
pendekatan yang berbeda adalah equivalent
2.1.11 Teorema 3.4.11 Jika (𝑥𝑛 ) adalah barisan terbatas dari bilangan rill,
maka pernyataan berikut untuk bilangan rill 𝑥 ∗ adalah
ekuivalen.
(a) 𝑥 ∗ = lim sup(𝑥𝑛 )
(b) jika 𝜀 > 0, ada suatu bilangan terbatas 𝑛 ∈ 𝑁 sedemikian sehingga
𝑥 ∗ + 𝜀 < 𝑥𝑛 tetapi tidak ada satu bilangan terbatas dari 𝑛 ∈ 𝑁
sedemikian sehingga 𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑥𝑛
(c) jika 𝑈𝑚 = 𝑠𝑢𝑝{𝑥𝑛 : 𝑛 ≥ 𝑚}, maka 𝑥 ∗ = inf{𝑢𝑚 : 𝑚 ∈ 𝑁} = 𝑙𝑖𝑚(𝑢𝑚 )
(d) jika S adalah himpunan dari barisan bagian dari (𝑥𝑛 ), maka 𝑥 ∗ =
𝑠𝑢𝑝 𝑆
Bukti:
(a) benar
(b) Jika 𝜀 > 0, maka fakta bahwa 𝑥 ∗ ada infimum menyiratkan bahwa ada
v di dalam V sedemikian sehingga 𝑥 ∗ ≤ 𝑣 < 𝑥 ∗ + 𝜀. Oleh karena itu

10
𝑥 ∗ juga milik V, sehingga mungkin ada satu bilangan terbatas 𝑛 ∈ 𝑁
sedemikian sehingga 𝑥 ∗ + 𝜀 < 𝑥𝑛 Sebaliknya, 𝑥 ∗ − 𝜀 tidak dalam V
sehingga ada satu bilangan tak terbatas dari 𝑛 ⊂ 𝑁 sehingga 𝑥 ∗ − 𝜀 <
𝑥𝑛
(b) benar (c) Jika (b) diberikan 𝜀 > 0, maka selanjutnya untuk semua m
kita punya 𝑈𝑚 < 𝑥 + 𝜀. Oleh karena itu, 𝑖𝑛𝑓{𝑢𝑚 ∶ 𝑚 ∈ 𝑁} ≤ 𝑥 ∗ + 𝜀 .
Juga, karena ada bilangan tak terbatas dari 𝑛 ∈ 𝑁 sedemikian
sehingga 𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑥𝑛 maka 𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑢𝑚 untuk semua 𝑚 ∈ 𝑁 dan
karenanya 𝑥 ∗ − 𝜀 ≤ inf{𝑢𝑚 ∶ 𝑚 ∈ 𝑁 }. Karena 𝜀 > 0 cukup besar,
kita simpulkan bahwa 𝑥 ∗ = 𝑖𝑛𝑓{𝑢𝑚 ∶ 𝑚 ∈ 𝑁}. Selain itu, karena
barisan (𝑢𝑚 ) adalah monoton menurun, kita memiliki 𝑖𝑛𝑓(𝑢𝑚 )
= 𝐿𝑖𝑚 (𝑢𝑚 )
(c) benar (d) Tunjukkan bahwa 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) barisan bagian konvergen dari
𝑋 = (𝑥𝑛 ) . Karena 𝑛𝑘 ≥ 𝑘, kita punya 𝑥𝑛 ≤ 𝑈𝑘 dan karenanya
lim 𝑋 ′ =≤ lim(𝑢𝑘 ). Sebaliknya, maka ada 𝑛1 sedemikian sehingga
𝑢1 − 1 ≤ 𝑥𝑛1 ≤ 𝑢1 . Dengan induksi pilih 𝑛𝑘+1 > 𝑛𝑘 sedemikian
sehingga
1
𝑢𝑘 − < 𝑥𝑛𝑘+1 ≤ 𝑢𝑘
𝑘+1
Karena lim(𝑢𝑘 ) = 𝑥 ∗ , itu mengikuti bahwa 𝑥 ∗ = lim(𝑥𝑛𝑘 ), dan
karenanya 𝑥 ∗ ∈ 𝑆.
(d) benar (a) Misalkan w = sup S. Jika diberikan 𝜀 > 0, maka ada paling
tidak banyak n terbatas dengan 𝑤 + 𝜀 < 𝑥𝑛 . Oleh karena itu 𝑤 + 𝜀
termasuk kedalam V dan lim sup(𝑥𝑛 ) ≤ 𝑤 + 𝜀. Selain itu, ada barisan
bagian dari (𝑥𝑛 ) konvergen ke beberapa bilangan besar maka 𝑤 − 𝜀,
jadi 𝑤 − 𝜀 tidak termasuk kedalam V, dan karenanya 𝑤 − 𝜀 ≤
lim sup(𝑥𝑛 ). Karena 𝜀 > 0 adalah sebarang, kita simpulkan bahwa
𝑤 = lim sup(𝑥𝑛 ).

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Jika suatu barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) dari bilangan real konvergen ke bilangan real
x, maka setiap barisan bagian dari 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) dari X juga konvergen ke
x.( Teorema 3.4.2 )
2. Jika 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real, maka pernyataan berikut ini
ekuivalen:
(i) Barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke 𝑥 ∈ ℝ
(ii) maka ada 𝜀0 > 0 sedemikian sehingga untuk sebarang 𝑘 ∈ ℕ, ada
𝑛𝑘 ∈ ℕ sedemikian sehingga 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 dan |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 .
(iii) maka ada 𝜀0 > 0 dan 𝑋 ′ = (𝑥𝑛𝑘 ) bagian dari barisan X sedemikian
sehingga |𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 untuk semua 𝑘 ∈ ℕ (Teorema 3.4.4 )
3. Jika 𝑋 = 𝑋n adalah barisan dari bilangan rill,maka ada sebuah barisan
bagian dari X itu barisan monoton. (Teorema 3.4.7)
4. Barisan yang dibatasi oleh anggota bilangan real memiliki barisan bagian
konvergen. (Teorema 3.4.8 )
5. Misalkan X = (𝑥𝑛 ) merupakan barisan terbatas dari suatu bilangan rill dan
misalkan 𝑥 ∈ ℝ memiliki sifat untuk setiap barisan bagian dari X
konvergen terhadap x. Maka barisan X konvergen terhadap x. (Teorema
3.4.9 )
6. Jika (𝑥𝑛 ) adalah barisan terbatas dari bilangan rill, maka pernyataan
berikut untuk bilangan rill 𝑥 ∗ adalah equivalent. (Teorema 3.4.11 )

3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah ini
dengan berdoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu kami sebagai penulis sangat berharap kritik dan saran dari pembaca dalam
kekurangan makalah kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bartle, Robert, Donald R. Sherbert. 2010. Introduction to Real Analysis Fourth


Edition. University of Illinois, Urbana-Champaign

13

Anda mungkin juga menyukai