Anda di halaman 1dari 41

A.

Pengertian Graph Planar dan Graph Bidang

Graph planar adalah graph yang dapatdigambarkanpadabidangdatarsehingga


sisi-sisinya tidak ada yang saling berpotongan (kecuali mungkin pada titik-titik
dari sisi-sisi tersebut).

Contoh graph planar :

p q p q
s r s r
A B
Graph A adalah graph planar karena dapat digambarkan pada bidang datar
sehingga sisi-sisinya tidak ada yang saling berpotongan seperti graph B.
Graph non planar (tak planar) adalah graph yang tidak
dapatdigambarkanpadabidangdatarsehingga sisi-sisinya ada yang saling
berpotongan.

Contoh graph non planar :

Graph C adalah graph non planar karena tidak dapat digambarkan pada bidang
datar sehingga sisi-sisinya ada yang saling berpotongan seperti graph D.
Graph bidang atau sering disebut pajangan (embedding) adalah graph planar
yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak saling berpotongan.Graph bidang
pasti graph planar, tetapi sebaliknya tidak berlaku.

Contoh :

1
(1) (2) (3)
(1) adalah graph planar, (2) adalah graph planar dan (3) adalah graph bidang.

Pandang sebuah graph G. Bentuk graph H dari G dengan cara menambah


(menyisipkan) beberapa (mungkin nol) titik pada beberapa sisi G. Graph H
disebut graph subdivisi dari G. Selanjutnya, jika H1 juga sebuah graph subdivisi
dari G, maka H homeomorfik H1.

Perhatikan graph G, H dan H1. Graph H dan H1 adalah sub divisi graph G. Jadi
H dan H1 adalah graph-graph yang homeomorfik. Karena G sub divisi dari G
sendiri, maka G homeomorfikdengan H dan H1. Jadi setiap graph homeomorfik
dengan sub divisinya.
Operasi penyisipan beberapa titik pada beberapa sisi graph, tidak mengubah
planaritas suatu graph artinya jika graph G planar, maka sub divisi G juga
planar.Begitu pula sebaliknya, jika graph G non planar, maka sub divisi G juga
non planar.

2
A. Pembuktian Graph K5 dan Graph K3,3 non Planar

Untuk membuktikannya diperlukan definisi dari graph planar dan “Teorema


Kurva Jordan”yaitu :
Teorema 1 (Teorema Kurva Jordan) :

Misalkan J sebuah titik sesuai kurva tertutup sederhana pada bidang datar
D. Titik x terletak di interior J dan titik y terletak di eksterior J, jika di
buat sebuahkurvayangmenghubungkan titik x dan y pada bidang D, maka
kurva tersebut pasti memotong kurva J

Berdasarkan teorema 1 ini dapat dibuktikan lemma berikut:


Lemma 1 :
Graph bipartisi komplit K3,3 dan graph komplit K5 adalah graph-graph non
planar.

Bukti: Perhatikan graph bipartisi komplit K3,3 pada gambar berikut: 

Graph K3,3 tersebut memuat sikelC = (a 1 , b 1 , a 2 , b 2 , a 3 , b 3, a 1 )seperti tampak


pada Gambar (b).
Misalkan sisi a 1 b 2 digambar didalam sikel C maka sisi a 3 b 1  pada K3,3 harus
digambar diluar sikel C sehingga diperoleh graphG = K 3, 3 –a 2 b 3 (lihat gambar
c), kemudian pandang sikel C 1 = (a 1 , b 2 , a 3 , b 1 , a 1 ) pada graphG. Terhadap
sikel C 1 tersebut titik a2 terletak di interior C1 dan titik b3 terletak di eksterior C 1 .
Maka berdasarkan teorema kurva Jordan, jika a2 dan b3 dihubungkan dengan

3
sebuah sisi maka pasti sisi a2b3 akan memotong sisi sikel C 1 . Ini berarti tidak
mungkin menggambar K3,3 pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi
yang saling berpotongan. Dengan kata lain graph K3,3 non planar.
Selanjutnya perhatikan graph komplit K5 pada gambar (a) berikut:

Graph K5 tersebut memuat sikel C = (v1, v2, v3, v4, v5, v1). Andaikan sisi-sisi
v2v5 dan v2v4 digambar di dalam sikel C, maka sisi-sisi v1v4 dan v1v3pada
K5 harus digambar di luar sikelC, diperoleh graphH =K5  – v3v5 seperti
gambar(b). Kemudian panjang sikelC 1 = (v1, v2, v4, v1)di graph H. Pada sikel
C 1  tersebut titik v5 terletak di interiorC 1  dan titikv3 terletak di eksteriorC 1 .
Berdasarkan teorema kurva Jordan, jika v5 dan v3 dihubungkan dengan sebuah sisi
v5v3 maka sisi tersebut pasti akan memotong sisi sikel C 1 . Jadi K5 adalah non
planar. Dengan demikian lemma terbukti.
Karena Graph K5 dan K 3, 3  merupakan graph non planar, maka setiap graph
subdivisi K5 dan K 3, 3  juga non planar. Fakta ini bersama-sama dengan
homeomorfisme graph, diperoleh lemma  berikut :
Lemma 2 :

Setiap graph yang homeomorfik dengan K5 atau K 3, 3  adalah graph non


planar.

Kuratowski menemukan bahwa setiap graph non planar memuat graph bagian
yang isomorfikdengan subdivisi dari K5 danK 3, 3 . Untuk membuktikan pernyataan

4
tersebut diperlukan sederetan lemma dan teorema serta sekumpulan konsep
berikut.

B. Planaritas dan Keterhubungan Graph

Pada bagian ini akan dibahas keterkaitan antara planaritas dan keterhubungan
graph. Untuk itu kita awali dengan pengertian graph non planar minimal berikut
ini.
Graph G disebut graph non planar minimaljika graph G non planar dan setiap
graph bagian sejati dari G adalah graph planar. Graph komplit K5 dan graph
bipartisi komplit K3,3 merupakan graph non planar minimal.
Selanjutnya akan ditunjukan bahwa graph non planar minimal yang memiliki
sisi sesedikit mungkin merupakan graph terhubung-3. Untuk membuktikan
haltersebut diperlukan beberapakonsep dan lemma pendukung berikut ini 

Ingat kembali pajangan graph planar disebut graph bidang. Graph bidang G
mempartisi bidang datar menjadi daerah-daerah yang disebut muka (face). Sebuah
muka dibatasi oleh sisi-sisi G. Sebuah muka graph G disebut muka terbatas jika
luas muka tersebut terbatas. Sebaliknya, muka tak terbatas adalah muka G yang
luasnya tak terbatas. Misalnya pada gambar diatas, muka f1 pada graph bidang G
yang di batasi oleh sisi-sisi e1, e2, e3, e4 adalah muka terbatas. Sedangkan muka
f2 yang dibatasi oleh sisi-sisi e3, e4, e5, e6 adalah muka tak terbatas.

5
Berikutnya akan ditunjukkan himpunan sisi G yang membatasi sebuah muka
yang terbatas dapat direstrukturisasi sedemikian sehingga himpunan sisi tadi
menjadi pembatas darimuka tidak terbatas di pajangan yang baru.
Misalnyapada gambar dibawah ini, graph G1 adalah pajangan graph K3,2. Pada
graph G1 himpunan E 1 = ( e1, e2, e3, e4) adalah himpunan sisi pembatas muka
terbatas. Selanjutnya pajangan G dapat direstrukturisasisehingga pajangannya
seperti G2. Pada graph G 2 tampak bahwa E 1 merupakan himpunan sisi
pembatas dari muka tidak terbatas. 

Lemma 3 :

Jika E1merupakan himpunan sisi pada sebuah muka terbatas dalam


pajangan  graph planar G, maka G memiliki sebuah pajangan sedemikian
sehingga E1 adalah himpunan sisi pembatas dari sebuah muka yang tidak
terbatas.

Bukti : Proyeksikan pajangan G pada sebuah permukaan bola, sehingga setiap


muka dari pajangan G tersebut merupakan muka terbatas. Perhatikan muka yang
dibatasi oleh E1  pada  permukaan bola. Kemudian proyeksikan kembali pajangan
tersebut pada bidang datar sedemikian sehingga E1  merupakan himpunan sisi
dari sebuah muka yang tidak terbatas. Hal ini dapat dilakukan dengang
memikirkan bola tersebut terbuat dari karet dan memotong bola sepanjangsisi-
sisi E 1 lalu membeber kulit bola pada bidang datar dengan cara menarik
keluarsisi-sisi E 1 . Sebagai ilustrasi, perhatikan gambar

6
(a) Pajangan graph planar G, E1 = {ab, bd, da} pembatas muka terbatas
(b) Pajangan G pada bola
(c) Pajangan G pada bidang datar E1 = {ab, bd, da} pembatas muka tak
terbatas

Teorema 2:

Jika graph G non planar minimal maka G graph terhubung-2

Bukti : Andaikan G tak terhubung. Misal G1, G2, ..., Gk adalah komponen-
komponen G, maka untuk setiap i, 1 ≤ i ≤ k, Gi merupakan graph bagian sejati dari
G. Karena G non planar minimal, maka G i graph planar untuk setiap i, sehingga G
planar. Kontradiksi bahwa G non planar. Jadi G terhubung.
Selanjutnya andaikan G memiliki titik pemutus, dan misalkan titik v adalah
titik pemutus G. Jika G1, G2, ..., Gkadalah blok-blok di G yang bersekutu di v maka
komponen-komponen dari G-v merupakan graph bagian planar dari G (karena G
non planar minimal) . Akibatnya graph G planar. Kontradiksi bahwa G non
planar. Karena G terhubung dan tidak memiliki pemutus maka G graph
terhubung-2. Dengan demikian teorema terbukti.

Lemma 4 :

Misal S = {x,y} adalah himpunan titik pemutus dari graph G dan G 1, G2


adalah graph-graph bagian dari G sedemikian sehingga G1∪ G2 = G dan V
(G1) ∩ V(G2) = S. Misalkan H1 = Gi∪ xy. Jika G non planar, maka H 1 non
planar atau H2 non planar.

7
Bukti : Andaikan H1 dan H2 planar maka menurut lemma 3 kita bisa memajang
H1 sedemikian sehingga sisi xy menjadi salah satu batas muka terluar (muka tak
terbatas). Begitu juga dengah H2, kita bisa memajang pada bidang datar
sedemikian sehingga sisi xy menjadi salah satu batas muka terluar. Dengan
menghimpitkan sisi xy yang terletak di pajangan H 1 dan H2 maka akan diperoleh
pajangan G. Akibatnya G graph planar, kontradiksi dengan G non planar. Jadi H1
non planar atau H2non planar. Dengan demikian lemma terbukti.
Untuk selanjutnya, graph bagian dari graph G yang homeomorfik dengan K5
atau K3,3 disebut graph bagian kuratowski.

Lemma5 :

Misal graph G non planar dan tidak memiliki graph bagian kuratowski.
Jika G memiliki sisi sesedikit mungkin diantara graph-graph yang
demikian maka G terhubung-3.

Bukti : Misalkan e sebuah sisi graph G. Graph G-e sebuah graph bagian G.
Sehingga G-e tidak memiliki graph bagian Kuratowski. Jadi G-e graph bagian
planar dari G. Akibatnya, G non planar minimal. Menurut teorema 2, G graph
terhubung-2. Andaikan G memiliki himpunan titik pemutus dengan 2 elemen, dan
misalkan himpunan titik pemutus tersebut S = {x,y}. Karena G non planar,
berdasarkan lemma 4, H1 atau H2 non planar. Tanpa menghilangkan keumuman,
misalkan H1 non planar. H1 memiliki sisi lebih sedikit dibandingkan G maka H 1
memiliki sub graph kuratowski. Semua sisi di H termuat di G kecuali mungkin
sisi xy. Peran dari sisi xy dalam sub graph kuratowski dari H 1 dapat diperankan
oleh lintasan dari x ke y di H2 untuk mendapatkan sub graph kuratowski di G.
Kontradiksi dengan G tidak memiliki sub graph kuratowski. Jadi G tidak memiliki
himpunan titik pemutus dengan 2 elemen. Jadi G terhubung-3. Dengan demikian
teorema terbukti.
Misalkan G sebuah graph dan e = uv sebuah sisi di G.Pengkontraksian sisi e
dari G adalah penghapusan sisi e dari G dan menyatukan titik u dan titik v. Graph

8
baru yang diperoleh dilambangkan dengan G.e. Misalnya graph G dan graph G.e
dapat dilihat pada gambar berikut :

Lemma 6 :
Misalkan G sebuah graph terhubung-3 dengan |V (G)| ≥ 5. Maka G memuat
sisi e sedemikian sehingga graph G.e adalah graph G terhubung-3.

Bukti : Andaikan bahwa untuk setiap e di E(G), graph G.e tak terhubung-3.
Karena G.e tak terhubung-3 maka ada 2 titik di G.e, misal titik u dan titik v,
sedemikian sehingga G.e – {u,v} graph tak terhubung dan himpunan titik pemutus
tersebut pasti memuat sebuah titik di G.e yang diperoleh dengan “mengkontraksi”
sisi e = xy. Tanpa menghilangkan keumuman, misal titik ‘xy’ = u maka {x,y,v}
adalah himpunan titik pemutus di G. Dengan kata lain G –{x,y,v} merupakan
graph tak terhubung.
Misal H adalah sebuah komponen dari G – {x,y,v} yang memiliki titik
sebanyak mungkin, dan H’ adalah sebuah komponen yang lain dari G – {x,y,v}
(seperti tampak pada gambar berikut

9
Karena G terhubung-3 maka {x,y,v} merupakan titik pemutus minimal di G.
Sehingga setiap titik tersebut memiliki persekitaran di H dan H’. Misal a sebuah
titik persekitaran v di H’. Misal b adalah sebuah titik di G sedemikian hingga
{v,a,b} merupakan himpunan titik pemutus di G. Jelas bahwa graph bagian G
yang dibangun oleh V(H) ∪{x,y} atau G [V(H) ∪{x,y}] adalah graph terhubung,
jika b adalah sebuah titik di G [V(H) ∪{x,y}], maka G [V(H) ∪{x,y}] – {b}
adalah graph terhubung, sebab jika tidak, maka G – {v,b} tak terhubung, hal ini
kontradiksi dengan G terhubung-3. Oleh sebab itu G [V(H) ∪{x,y}] – {b} adalah
sebuah komponen dari G – {v,a,b} yang memiliki titik melebihi titiknya H,
kontradiksi dengan H memiliki titik sebanyak mungkin.
Berikut akan ditunjukkan pengkontraksian sisi graph melesterikan graph
bagian kuratowski, namun sebelumnya diperlukan terminology berikut : Jika G
graph dengan δ (G) ≤ 3 dan H adalah sebuah sub divisi dari G, maka titik-titik H
yang memiliki derajat paling sedikit tiga disebut titik original.

Teorema 3 :
Misal G sebuah graph dan e ∈ E(G). Jika G.e memiliki graph bagian
kuratowski maka G juga memiliki graph bagian kuratowski.

Bukti : Misalkan G1 = G.e, H adalah graph bagian kuratowski di G1 dan z


adalah sebuah titik di G1 yang didapat dari mengkontraksi sisi e = xy. Jika H
adalah sub graph kuratowski, maka H adalah sub divisi dari K5 dan K3,3.
Kasus 1. Misalkan H adalah sub divisi dari K5

Subkasus 1.1. titik z bukan original dari H. Dalam hal ini titik z diekspansi
menjadi sebuah sisi e = xy di G, maka graph G juga memuat graph bagian
kuratowski seperti tampak pada gambar berikut :

10
Subkasus 1.2 titik z adalah titik original dari H
Subkasus 1.2.1 terdapat paling banyak satu dari sisi-sisi yang terkait ke z di H
adalah terkait ke x di G. Maka z dapat diekspansi menjadi sebuah sisi e = xy,
sehingga G juga memuat sub graph kuratowski, seperti tampak pada gambar
berikut :

Sub kasus 1.2.2. Misalkan titik x dan y di G masing-masing terkait dengan dua
sisi dari empat sisi H terkait z. Maka z dapat diekspansi menjadi sebuah sisi e =
xy, sehingga G juga memuat sub graph kuratowski, seperti tampak pada gambar
berikut :

11
Kasus 2. Misalkan H subdivisi dari K3,3
Sub kasus 2.1. Titik z bukan titik original dari H. Dalam hal ini titik z
diekspansi menjadi sebuah sisi e = xy di G, maka graph G juga memuat sub graph
kuratowski, seperti pada gambar berikut :

G1 G
Sub kasus 2.2. Titik z merupakan titik original dari H. Dalam hal ini titik z di
ekspansi menjadi sisi e = xy di G (seperti tampak pada gambar), maka G juga
memuat sub graph kuratowski

G1 G

12
Dengan demikian bukti teorema lengkap.

Misalkan graph G adalah graph planar.Jika setiap muka dan pajangan G


dibatasi oleh segi n polygonal konveks maka pajangan G yang demikian disebut
pajangan konveks. Sebagai contoh, perhatikan graph planar G pada gambar
dibawah ini. Graph G1 adalah pajangan tak konveks dari G sedangkan graph G2
adalah pajangan konveks dari G.

Teorema 4 :

Jika G graph terhubung-3 tanpa sub divisi K 5 atau K3,3 maka G mempunyai
pajangan konveks pada bidang.

Bukti : (Induksi pada|V (G)| = n). Karena graph G terhubung-3 maka satu-
satunya graph G terhubung-3 yang memiliki titik paling banyak 4 adalah K4 kita
tahu bahwa K4 memiliki pajangan konveks seperti G2 pada gambar diatas.
Asumsikan pernyataan benar untuk graph G dengan |V (G)| = n – 1 dan n ≥ 5.
Artinya jika G graph terhubung-3 tanpa sub divisi K5 atau K3,3 dan |V (G)| = n – 1,
maka G mempunyai pajangan konveks pada bidang. Selanjutnya, akan
ditunjukkan pernyataan benar untuk |V (G)| = n. Karena G terhubung-3,
berdasarkan lemma 6, terdapat sisi e = xy di G sedemikian sehingga G.e
terhubung-3. Misalkan z adalah sebuah titik yang didapat dari mengkontraksi sisi
e tersebut. Karena G tidak memuat sub graph kuratowski maka menurut teorema
3, graph G.e juga tidak memiliki sub graph kuratowski, dan|V (G)| = n – 1
Berdasarkan asumsi, graph G.e memiliki pajangan konveks pada bidang. Graph
bidang yang didapat dari menghapus semua sisi G.e yang terkait di z memiliki

13
sebuah muka yang memuat titik z (mungkin saja muka ini adalah muka tak
terbatas). Misal C adalah sikel di graph bidang ini yang membatasi muka tersebut.
Karena G.e tadi memiliki pajangan konveks maka semua sisi di G.e yang terkait
di z berupa ruas garis. Misal x1, x2, ..., xk adalah titik-titik persekitaran dari x di C
kita tinjau 2 kasus.
Kasus 1. Semua persekitaran y terletak di sebuah segmen dari xi ke xi+1 di C.
Maka kita peroleh sebuah pajangan konveks dari G dengan meletakkan x di z
pada G.e dan meletakkan y dekat ke z, seperti terlihat pada gambar berikut :

Kasus 2, jika kasus 1 tidak terjadi maka terdapat 2 kemungkinan.


Sub kasus 2.1. Persekitaran x dan y memiliki 3 titik persekutuan di C. Dalam
hal ini graph G akan memuat sub divisi K5 seperti tampak pada gambar berikut :

Sub kasus 2.2.Titik y mempunyai 2 persekitaran di C. Misal u dan v yang


terletak di komponen-komponen graph bagian C, yang diperoleh dengan
menghapus titik xi dan xi+1 untuk suatu i. Dalam hal ini C bersama-sama dengan
lintasan (u,y,v) , (xi,x,xi+1) dan (x,y) membentuk sebuah sub divisi dari K3,3 di G
seperti tampak pada gambar berikut :

14
Dengan demikian hanya kasus pertama yang mungkin terjadi dan G dengan n
titik memiliki pajangan konveks. Dengan demikian teorema terbukti.

C. Jembatan pada Graph Planar

Dalam mempelajari graph planar, bagian-bagian tertentu yang disebut


‘jembatan’, memegang peranan yang sangat penting. Kita bahas sifat-sifat graph
bagian tersebut dibawah ini.
Misalkan G sebuah graph dan H sebuah grap bagian dari G. Kita definisikan
relasi ~ pada himpunan E(G) – E(H), dengan syarat bahwa e 1 ~ e 2 jika terdapat
sebuah jalan W sedemikian hingga:
(1). e 1 dan e 2 berturut-turut adalah sisi pertama dan sisi terakhir dari W
(2).Jalan W pisah-internal dengan H (atau tidak ada titik intarnal W yang
terletak di H)
Perhatikan bahwa relasi ~ adalah relasi ekivalensi pada E(G) – E(H). Sebuah
graph bagian dari G-E(H) yang diinduksi oleh klas ekivalen atau relasi ~ disebut
sebuah ‘jembatan’ dari H didalam G.
Sebagai akibat langsung dari defenisi tersebut adalah sebagai berikut: jika B
sebuah jembatan dari H, maka B graph terhubung. Lebih lanjut, setiap dua titik di
B dihubungkan oleh sebuah lintasan yang titik-titik internalnya tidak terletak di H.
Disamping itu, setiap dua jembatan dari H tidak memiliki titik persekutuan,
kecuali mungkin titik-titik di H.

15
Misalkan B sebuah jembatan dari H. Kita tulis V(B) ∩ V(H) = V(B,H) dan kita
sebut titik-titik ini sebagai titik kaki jembatan B pada H. Jika |V ( B , H)|=k, maka
B disebut jembatan-k
Perhatikan graph G pada gambar dibawah ini. Graph-graph bagian
B1 , B2 , B3 , B 4 dan B5 adalah jembatan-jembatan dari sikel C. Jembatan B1 dan B3

adalah jembatan-3, sedangkan B5 adalah jembatan-2, dan B2 adalah jembatan-1

B1, B2, B3, B4 dan B5 adalah jembatan-jembatan dari sikel C pada graph G

Dua jembatan yang himpunan titik kakinya sama disebut dua jembatan
ekuivalen. Misalnya B1 dan B3adalah dua jembatan yang ekuivalen. Misalkan B
adalah sebuah jembatan–k dari sikel C dengan k≥2, maka titik-titik kaki B
mempartisi sikel C menjadi lintasan-lintasan lepas sisi yang disebut segmen-
segmen B. Dua jembatan B1 dan B2 dikatakan saling menghindar (tidak
bertindihan) jika seluruh kaki B1 terletak disalah satu segmen B2. Jika sebaliknya,
jembatan B1 dan B2 disebut bertindihan. Misalnya, dalam contoh pada gambar
diatas, jembatan B3 dan B 4 saling menghindar, sedangkan B1 dan B3 saling
bertindihan
Dua jembatan B1 dan B2 dikatakan berselingan jika terdapat empat titik u, v ,u1,
v1 (berurutan secara siklik) pada sikel C sedemikian hingga u dan v adalah kaki-
kaki dari B1 dan u1, v1 adalah kaki-kaki dari B2. Dari contoh diatas, jembatan B4
dan B5 berselingan.

16
Teorema 5 :
Misalkan B1 dan B2 adalah dua jembatan dari sikel C. Jika B1 dan B2
bertindihan, maka B1 dan B2 berselingan atau B1 dan B2 dua jembatan-3
ekuivalen.

Bukti : karena B1 dan B2 bertindihan, maka B1 dan B2 masing-masing


mempunyai paling sedikit dua titik kaki. Jika B1 dan B2 adalah jembatan-2, maka
jelas bahwa B1 dan B2 berselingan. Sehingga kita bisa asumsikan B1 dan B2
masing-masing mempunyai tiga kaki. Kita tinjau dua kasus
Kasus 1 : B1 dan B2 tidak ekuivalen. Maka B1 dan B2 mempunyai sebuah titik
kaki u1 yang terletak diantara dua titik kaki berurutan u dan v dari B2. Karena B1
dan B2 bertindihan, maka ada titik kaki v1 dari B1 yang tidak terletak disegman B2
yang menghubungkan u dan v. Dengan demikian B1 dan B2 berselingan.
Kasus 2 : B1 dan B2 jembatan-k yang ekuivalen dengan k≥3. Jika k≥4, maka B1
dan B2 jelas berselingan. Jika k = 3 jelas B1 dan B2 adalah jembatan-3 yang
ekuivalen. Dengan demikian teorema terbukti.

Teorema 6 :
Misalkan B sebuah jembatan dari sikel C di graph G. Jika B memiliki tiga
titik kaki v1 , v 2 dan v3 di C, maka terdapat titik v 0 di V(B) – V(C) dan tiga
lintasan P1 , P2 ,dan P3 di B yang menghubungkan v 0 secara berturut-turut ke
v1 , v 2 dan v3 sedemikian hingga, untuk i≠ j, V ( Pi ) ∩ V ( P j ) ={ v 0 }.

Bukti : misalkan P lintasan-( v1 , v 2) di B yang titik-titik internalnya pisah dari


C. Maka P harus mempunyai titik internal v, sebab jika tidak, jembatan B sama
dengan P, dan tidak memuat titik ketiga v3 . Misalkan Q adalah lintasan-( v3 , v ) di
B yang pisah titik dari C, dan misalkan v 0 adalah titik pertama dari Q pada P.
Lambangkan : dengan P1 segmen-( v 0 , v1 ) dari lintasan P−1, dengan P2 segmen-(
v 0 , v 2) dari lintasan P, dengan P3 segmen-( v 0 , v3 ) dari Q−1, jelas P1 , P2 ,dan P3
memenuhi syarat dalam teorema, dengan demikian teorema terbukti.

17
Selanjutnya kita bahas jembatan pada graph planar. Misalkan G graph bidang
dan C sebuah sikel di G. Maka C adalah sebuah kurva jordan pada bidang datar,
dan setiap sisi di E(G)-E(C) termuat di salah satu dua daerah yaitu interior C dan
eksterior C. Ini berakibat sebuah jembatan dari C seluruhnya terletak di interior C
atau di eksterior C. Selanjutnya, sebuah jembatan yang terletak di interior C
disebut jembatan dalam, yang terletak di eksterior C disebut jembatan luar.
Misalnya, dari contoh gambar dibawah ini, B1 dan B2 adalah jembatan-jembatan
luar, sedangkan B3 dan B4 adalah jembatan-jembatan dalam dari C.

B2 C
B1

B3

B4

B1 dan B2 adalah jembatan-jembatan luarsedangkan


B3 dan B4 adalah jembatan-jembatan dalam dari C.

Teorema 7 :

Jembatan-jembatan dalam (luar) saling menghindar satu dengan yang


lain.

Bukti : (Dengan kontradiksi). Misalkan B1 dan B2 dua jembatan dalam dari


sikel C pada graph bidang. Andaikan B1 dan B2 saling bertindihan berdasarkan
teorema 5, maka B1 dan B2 berselingan atau jembatan yang ekuivalen.
Kasus 1 : B1 dan B2 berselingan. Berdasarkan defenisi, terdapat dua titik kaki
B1 yaitu u dan v, dan dua titik kaki B2 yaitu u1dan v1 , sedemikian hingga u,u1, v,
v1 terurut secara siklik di C. Misalkan P1 adalah lintasan-(u, v) di B1 dan P2

adalah lintasan-(u1, v1 ) di B2 yang titik internalnya pisah dari C. Karena P1 dan P 2

18
terletak pada jembatan yang berbeda, maka titik internal P1 dan P 2tidak ada yang
bersekutu. Karena P1 dan P 2terletak di interior C, maka berdasarkan teorema
kurva jordan, P1 dan P 2 berpotongan, jadi C bukan graph bidang. Kontradiksi
(lihat gambar dibawah ini)

u1

P2
P1 v
u

v1

Kasus 2 : B1 dan B2 jembatan-3 ekuivalen. Misalkan v1 , v 2 dan v3 kaki-kaki


dari B1 dan B2. Berdasarkan teorema 6, terdapat titik v 0 di B1 dan tiga lintasan
P1 , P2 ,dan P3 menghubungkan v 0 ke v1 , v 2 dan v3 sedemikian hingga, untuk i≠ j,

V ( Pi ) ∩ V ( P j ) ={ v 0 }. Begitu juga terdapat titik v' 0 di B2 dan tiga lintasan P' 1 , P' 2 ,

dan P' 3 menghubungkan v' 0 ke v1 , v 2 dan v3 sedemikian hingga, untuk i≠ j, V ( P' i )

∩ V ( P' j ) −{ v ' 0 }. (Lihat gambar dibawah ini)

Perhatikan bahwa, lintasan P1 , P2 ,dan P3 membagi interior C menjadi tiga

daerah dan v' 0 harus terletak disalah satu dari tiga daerah tersebut. Karena hanya

19
dua dari titik-titik v1 , v 2 dan v3 yang dapat terletak dipembatas daerah yang

memuat v' 0, kita dapat asumsikan, dengan sifat simetri, bahwa v3 tidak terletak

dipembatas daerah ini. Berdasarkan teorema kurva jordan, lintasan P' 3 pasti
memotong salah satu dari P1 , P2 ,atau C, karena B1 dan B2 keduanya jembatan-
dalam dari sikel C. Jadi G bukan graph bidang. Kontradiksi. Jadi terbukti B1 dan
B2 saling menghindar. Bukti untuk jembatan luar-serupa (analog).
Misalkan G graph bidang. Sebuah jembatan-dalam B dari sikel C di G
dikatakan dapat ditransfer jika terdapat pajangan planar G' dari G yang identik
dengan G, kecuali bahwa B adalah jembatan-luar dari C di G' . Graph bidang G '
dikatakan diperoleh dari G dengan cara mentransfer (memindah) B. Sebagai
ilustrasi lihat gambar dibawah ini

Penstransferan jembatan B. Pada G, B adalah jembatan dalam, padaG ' , B adalah


jembatan-luar

Teorema 8 :
Sebuah jembatan-dalam yang menghindari setiap jembatan-luar dapat
ditransfer.

Bukti : Misalkan B sebuah jembatan-dalam dari sikel C pada graph bidang C.


Karena B menghindari setiap jembatan-luar dari C, maka titik-titik kaki B

20
seluruhnya terletak dipembatas sebuah muka G di eksterior C. Sehingga B dapat
digambar pada muka tersebut (sebagai ilustrasi lihat gambar diatas). Sehingga, B
sekarang di eksterior C.

D. Karakterisasi Graph Planar

Teorema 9(Teorema Kuratowski) :


Graph G planar jika dan hanya Jika G tidak memuat sub divisi dari K5
atau K3,3.

Bukti : ( → ) Jika G memuat sub divisi dari K 5atau K3,3 berdasarkan lemma 2,
maka graph non planar. Ini ekuivalen dengan, jika G planar maka G tidak memuat
sub divisi dari K5atau K3,3.
( ← ) dibuktikan dengan kontradiksi. Andaikan G nonplanar. Misalkan G graph
non planar dan memiliki sisi sesedikit mungkin dan G tidak memuat sub divisi
dari K5atau K3,3.
Berdasarkan lemma 5, G graph terhubung-3. Jelas bahwa G juga merupakan
graph non planar minimal. Misalkan uv ϵ E(G). Karena G non planar minimal
maka G1= G-uv adalah graph bagian planar dari G. Misalkan H adalah pajangan
dari G1. Karena G terhubung-3, maka H terhubung-2. Akibatnya titik u dan v
secara bersama-sama terletak disebuah sikel di H. Misalkan C sebuah sikel di H
yang memuat u dan v sedemikian hingga banyaknya sisi H di interior C sebanyak
mungkin.
Karena H sederhana dan terhubung-2, setiap jembatan dari C didalam H harus
memiliki paling sedikit dua titik “kaki”. Semua jembatan yang terletak di eksterior
C harus merupakan jembatan-2 yang bertindihan dengan uv. Sebab, jika ada
jembatan-k dengan k≥3 atau jembatan dua yang menghindar (tidak bertindihan
dengan uv) di eksterior C, maka akan terdapat sikel C ' memuat u dan v yang di
interiornya lebih banyak sisi dibandingkan dengan C, ini bertentangan dengan
pemilihan C. Kedua kasus ini dilukiskan pada gambar dibawah ini (dengan C ' di
identifikasikan dengan garis-garis tebal)

21
Setiap jembatan-luar dari C di H berupa sebuah sisi G. Sebab jika di andaikan
ada jembatan-2 di luar C dengan kaki x dan y sedemikian hingga ada titik lain
dijembatan tersebut, maka penghapusan x dan y dari G mengakibatkan graph G –
{x,y} tak terhubung. Sehingga G terhubung-2. Hal ini kontradiksi dengan G
terhubung-3.
Berdasarkan teorema 7, tidak ada dua jembatan-dalam C yang saling
bertindihan. Oleh karena itu, ada jembatan-dalam C yang berselingan dengan uv
harus bertindihan dengan jembatan-luar. Sebiknya jika tidak maka semua
jembatan yang demikian dapat ditransfer (satu demi satu), dan maka sisi uv dapat
digambar di interior C untuk mendapatkan pajangan planar dari G. Hal ini tidak
mungkin karena G non planar. Oleh karena itu, terdapat sebuah jembatan B di
interior C yang berselingan dengan uv dan juga berselingan dengan sebuah
jembatan-luar dengan kaki x dan y.
Selanjutnya ada dua kasus, yaitu tergantung apakah jembatan B mempunyai
titik kaki yang berbeda dengan u, v, x, dan y atau tidak.
Kasus 1 : B memiliki sebuah titik kaki yang berbeda dengan u, v, x, dan y.
Misalkan B memiliki titik kaki v1 yang terletak di segmen C (x, u). Selanjutnya
ditinjau dua subkasus, apakah B memiliki titik kaki di segmen C (x, u) atau tidak.
Sub kasus 1.1 : jembatan B memiliki titik kaki di segmen C (y, v). Misalkan
titik tersebut adalah titik v 2. Dalam hal ini terdapat lintasan-( v1 , v 2) di B yang titik-
titik internalnya pisah titik dengan C. Misalkan lintasan tersebut P. Maka C ∪ P +
{uv, xy} adalah sebuah subdivisi dari K5atau K3,3 di G, kontradiksi (lihat gambar
dibawah ini bagian (a) dan (b))

22
Sub kasus 1.2. jembatan B tidak memiliki kaki di C (y, v). Karena B
berselingan dengan uv dan juga xy, maka B harus mempunyai titik kaki v 2 di
segmen C (u,y] dan titik kaki v3 di segmen C [v, x), sehingga memiliki tiga titik
kaki yaitu v1 , v 2 dan v3 . Berdasarkan teorema 6, terdapat titik v 0 ϵ V(B) – V(C)
dan tiga lintasan P1 , P2 ,dan P3 di B yang menghubungkan v 0 ke v1 , v 2 dan v3 ,

secara berturut-turut sedemikian hingga, untuk i≠ j, V ( P' i ) ∩ V ( P' j ) ={ v ' 0 }. Dalam

hal ini (C ∪ P1 ∪ P2 ∪ P3) + {uv, xy} memuat sebuah sub divisi K 3,3. Kontradiksi.
(ilustrasi sub kasus ini dapat dilihat pada gambar bagian (b) diatas) sub divisi dari
K3,3 di tandai dengan sisi tebal).
Kasus 2 : jembatan tidak memiliki titik kaki yang berbeda daru u, v, x, dan y.
Karena B berselingan dengan uv dan xy, maka u, v, x, y harus menjadi kaki-kaki
dari B. Sehingga ada lintasan-(u,v) P dan lintasan-(x,y) Q di B sedemikian hingga
(i) titik-titik internal P dan G saling lepas dengan C, dan (ii) |V ( P) ∩V (Q)|≥ 1.
Sub kasus 2.1 : |V ( P)∩V (Q)|=1. Dalam kasus ini (C ∪ P ∪ Q) + {uv, xy}
sebuah subdivisi dari K5 di G kontradiksi (lihat gambar (a) dibawah ini)

23
Sub kasus 2.2 : |V ( P) ∩V (Q)|≥ 2. Misalkan u' dan v' titik pertama dan terakhir
dari P pada Q, dan misalkan P1 dan P 2 bagian-bagian (u, u' ) dan (v, v' ) dari P.
Maka (C ∪ P1 ∪ P2 ∪ Q) + {uv, xy} memuat sebuah sub divisi dari K3,3 di G.
Kontradiksi (lihat gambar bagian (b) di atas). Dengan demikian bukti teorema
lengkap.

Catatan: teorema 9 ekuivalen dengan pernyataan berikut. Graph G non planar jika
dan hanya jika G memuat graph bagian yang hemeomorfik dengan graph K5atau
graph K3,3.

E. Formula Euler

Sebuah graph bidang G membagi bidang menjadi beberapa daerah yang


masing-masing disebut “muka” (face), yang disimbolkan dengan f. Himpunan
semua “muka” graph bidang G dinotasikan dengan F(G). Banyaknya sisi G yang
membatasi suatu muka f dari G disebut derajat dari muka f dan dinotasikan
dengan d G (f ) atau d(f). Dengan catatan, setiap sisi-pemutus graph G dihitung dua
kali dalam menghitung derajat muka. Sebuah sisi e graph G disebut sisi-pemutus,
jika banyaknya komponen graph G-e lebih banyak dari pada banyak komponen G.

Contoh :

24
Misalkan graph G di samping
mempunyai 4 muka yaitu f1, f2, f3, f4.
Jadi F(G) = {f1, f2, f3, f4}.
 Terdapat 3 sisi G yang membatasi
muka f1 yaitu sisi-sisi {b,c}, {c,d},
{b,d}.
d{f1} = 3
 Terdapat 4 sisi yang membatasi
muka f3 yaitu {a,b}, {b,d}, {a,d},
{a,e}
d(f3} = 4
d(f2} = d(f4} = 3
Teorema 10(Formula Euler):
Jika G graph bidang terhubung, maka : |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=2

Bukti :Pembuktian teorema diatas dengan menggunakan induksi pada |E( G)|),
yaitu :
a. Untuk |E ( G )|=0 diperoleh |V ( G )|=1 dan |F ( G )|=1
Sehingga |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=1−0+1=2.
b. Asumsikan pernyataan berikut benar. Jika G graph bidang terhubung
dengan |E(G)|=k ≥ 1, maka |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=2.
Akan ditunjukkan : pernyataan itu juga benar untuk |E(G)|=k +1.
Misalkan G adalah sebuah graph bidang terhubung dengan k+1 sisi. Kita tinjau 2
kasus yaitu apakah G memuat sikel atau tidak.
Kasus 1: G memuat sikel.
Misalkan e adalah sebuah sisi di sikel yang terdapat di G, maka graph H = G – e
merupakan graph bidang terhubung dengan k sisi. Sehingga berdasarkan asumsi
berlaku |V ( H )|−|E( H )|+|F ( H)|=2 .
Selanjutnya, karena |V ( H )|=|V (G)| ,|E (H)|=|E (G)|−1
dan |F ( H )|=|F (G)|−1 ,
Maka |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=|V (H )|−(|E (H)|+1)+|F ( H)|+ 1

25
¿|V (H )|−|E(H )|+|F ( H)|−1+1
¿2
Jadi, teorema terbukti untuk kasus ini.
Kasus 2 : G tidak memuat sikel.
Karena G terhubung dan tidak memuat sikel, maka G pohon. Jadi G memuat
sebuah titik yang berderajat 1. Misalkan v adalah sebuah titik yang berderajat 1 di
G, maka graph T = G – v tetap merupakan pohon. Jadi graph bidang terhubung
dengan k sisi. Sehingga berdasarkan asumsi berlaku
|V (T )|−|E (T )|+|F (T )|=2
Karena |V (T )|=|V ( G)|−1 ,|E (T )|=|E(G)|−1, dan |F (T )|=|F( G)|, maka
|V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=(|V (T )|+1)−(|E(T )|+ 1)+|F (T )|
¿|V (T )|−|E (T )|+|F (T )|+1−1
¿2
Dengan demikian teorema terbukti.
CATATAN :
“Formula Euler tidak berlaku untuk graph bidang tak terhubung. Misalnya,
perhatikan graph G pada gambar dibawah ini, merupakan graph bidang tak
terhubung.

|V (G)|=5, |E(G)|=4,
dan |F (G)|=2
Sehingga
|V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=3 ≠ 2

Teorema 11 :

Jika G graph planar sederhana dengan |E(G)|>1 , maka |E(G)|≤ 3|V (G)|−6

Bukti :Kita tinjau dua kasus, G terhubung atau tidak terhubung.

26
Kasus 1 : Graph G terhubung.
Misalkan G1 adalah pajangan graph G. Jelas bahwa |V (G1 )|=|V (G)| dan

|E(G1)|=|E(G)|, karena graph G1 isomorfik graph G. Jika |E(G)|=2, maka

|V (G)|=3 (karena G terhubung dan sederhana).


Sehingga
|E(G)|=2≤ 3=3|V (G)|−6.
Jika |E(G)|≥ 3, maka |E( G1)|≥3 . Dan, karena G sederhana, maka setiap muka f di
G1 mempunyai derajat minimal 3. Akibatnya :

Dengan demikian ∑ d(f )≥ 3|F (G 1)| ………. (i)


f ∈F (G1)

Karena setiap sisi G membatasi paling banyak dua muka,

∑ d( f )≤ 2|E(G 1 )| ………. (ii)


f ∈F (G1)

Dari (i) dan (ii) diperoleh

3|F (G1)|≤ 2|E (G 1)| ………. (iii)

Berdasarkan formula Euler diperoleh :|F (G1)|=2+|E(G1 )|−|V (G1)|

Sehingga (iii) menjadi 3 ¿, ekivalen dengan

|E(G1)|≤3|V (G1)|−6
Karena |V (G 1 )|=|V (G)| dan |E(G 1)|=|E(G)| maka |E(G)|≤ 3|V (G)|−6.

Jadi teorema terbukti untuk kasus G graph terhubung.

Kasus 2 : Graph G tak terhubung.


Misalkan G1, G2, . . . ., G k adalah komponen-komponen dimana k ≥ 2. Karena G
planar, ∀ i, 1 ≤i ≤k terhubung, G i terhubung dan planar. Misalkan dari k
komponen tersebut, terdapat k 1 komponen yang masing-masing komponen berisi
satu titik (nol sisi), dan k 2 komponene yang masing-masing komponen berisi satu
sisi (dua titik), dan k 3 komponen yang masing-masing berisi lebih dari satu sisi.

27
Jelas bahwa : k 1+ k 2+ k 3=k .
Tanpa menghilangkan keumuman, misalkan :
|E ( Gi )|=0 , ∀ i , 1≤ i≤ k 1 ,
|E ( Gi )|=1 , ∀ i , k 1+1 ≤ i≤ k 1 +k 2 ,
|E(Gi)|≥ 2, ∀ i, k 1 +k 2+1 ≤ i≤ k 1 +k 2 + k 3=k .

Selanjutnya kita tinjau dua sub kasus, yaitu k 3=0 dan k 3 ≥ 1.

Sub kasus 2.1 : k 3=0

Dalam hal ini, |V (G)|=k 1 +2 k 2, dan |E(G)|=k 2.

Karena k 3=0 dan |E(G)|≥ k 2, maka k 2 ≥ 2.

Sekarang untuk k 2 ≥ 2 dan k 1 ≥ 0 diperoleh

|E(G)|=k 2 ≤6 k 2−6+3 k 1=3( k 1+ 2 k 2)−6=3|V ( G)|−6

Sub kasus 2.2 : k 3 ≠ 0( k 3 ≥ 1)

Dalam hal ini kita peroleh:


k1 k 1+ k 2 k
|E(G)|=∑ |E(G i)|+ ∑ | E(Gi )|+ ∑ | E(Gi )|
i=1 i=1+k 1 i=1+k 1+k 2

k
¿ 0+ k 2 + ∑ |E(Gi )|
i=1+k 1 +k 2

k
¿ k2 + ∑ ( 3|V ( Gi )|−6)
i=1+ k1 +k 2

k
¿ k 2 +3 ∑ |V ( Gi )|−6(k −k 1 −k 2 )
i=1+k 1 +k 2

= k 2+3 (|V ( G )|−k 1−2 k 2)−6( k−k 1−k 2 )

¿ 3|V (G)|−6 k +3 k 1 +k 2

¿ 3|V (G)|−6 +(6−6 k + 3 k 1+ k 2 )

Karena k 3 ≥ 1 dan (k 1 ≥ 0 , k 2 ≥ 0 ¿, maka 3 k 1 +5 k 2 +6 k 3 ≥ 6

28
Karena k 3=k −k 1−k 2, diperoleh 3 k 1 +5 k 2 +6 (k −k 1−k 2)≥ 6, atau

6 k −3 k 1−k 2 ≥ 6 ekivalen dengan 6−6 k +3 k 1+ k 2 ≤ 0

Akibatnya, |E(G)|≤ 3|V (G)|−6+(6−6 k +3 k 1+ k 2)≤3|V (G)|−6

Dengan demikian lengkaplah bukti teorema ini.


CATATAN :

1. Kata “sederhana” dalam teorema diatas tidak boleh dihilangkan. Sebagai


contoh, graph G pada gambar a dibawah ini adalah graph planar dengan 3 sisi
dan 2 titik, tetapi , |E(G)|=3>0=3|V (G)|−6.

Keterangan ;
Gambar (a) : Graph G planar tetapi tidak sederhana.
Gambar (b) : Graph G planar dengan |E(G)| = 1
2. Syarat “|E(G)|>1” dalam teorema diatas tidak boleh “dikendorkan” seperti
terlihat pada graph G, pada gambar b diatas. Dalam hal ini graph G sederhana
planar mempunyai tepat 1 sisi. Ternyata |E(G)|=1>0=3|V (G)|−6
3. Perhatikan graph komplit dengan 5 titik, K 5.
Karena |E( K 5)|=10>3 ( 5 )−6=3|V (K 5)|−6, maka dengan menggunakan
teorema diatas, kita simpulkan K 5 nonplanar.
4. Teorema diatas memberikan “syarat perlu” sebuah graph planar, tetapi bukan
“syarat cukup”, karena graph bipartisi komplit K 3 ,3 memenuhi hubungan

|E( K 3 ,3 )|=9 ≤ 12=3|V ( K 3 ,3)|−6. Tetapi ternyata K 3 ,3 non planar.

Teorema 12 :

Jika G graph planar dan sederhana makaδ ( G ) ≤ 5.

29
Bukti :
Untuk |E(G)|=1 atau |E(G)|=0, jelas pernyataan di atas benar.
Oleh karena itu, sekarang kita misalkan |E(G)|>1. Karena G planar dan
sederhana, maka menurutteorema sebelumnya berlaku :
|E(G)|≤ 3|V (G)|−6 ………. (*)
Andaikan δ ( G ) >5. Ini berarti ∀ v ∈V (G) , d (v )≥ 6. Sehingga menurut “Lemma
Jabat Tangan” ,
1
|E(G)|= ∑ d (v)
2 v ∈V (G )

1
≥ ∑ 6
2 v∈V (G )

¿ 3|V (G)|
¿ 3|V (G)|−6
Ini kontradiksi dengan (*). Jadi pengandaian δ ( G ) >5 salah. Dengan demikian
δ (G)≤ 5. Maka teorema terbukti.
F. Ketebalan Sebuah Graph
Ketebalan (thickness) dari sebuah graph G, dinotasikan dengan θ(G), adalah
minimum dari bilangan yang menyatakan banyaknya graph bagian planar dari G
yang gabungannya sama dengan G. Gabungan dari dua graph G dan H, ditulis G ⋃
H adalah graph yang himpunan titiknya V(G) ⋃ V(H) dan himpunan sisinya E(G)
⋃ E (H).
Contoh:
Ketebalan dari graph bipartisi komplit K3,3 adalah 2. Karena ada dua graph bagian
planar dari K3,3 yang gabungannya K3,3. Seperti gambar dibawah ini :

30
Teorema 13 :

|E(G)|
Jika G graph sederhana dengan |V (G)|≠ 2, maka θ ( G ) ≥ ⌈ ⌉
3|V (G)|−6

Bukti :
Untuk |V (G)|=1 diperoleh |E(G)|=0 dan θ(G) = 1 sehinggaθ(G) = 1 ≥0 =

| E(G)|
⌈ ⌉. Selanjutnya kita misalkan |V ( G )|≥3. Karena setiap subgraph
3|V (G)|−6

planar dari G mempunyai paling banyak 3|V ( G )|−6 sisi (teorema 11), maka
banyaknya subgraph planar dari G yang gabungannya sama dengan G paling

| E (G )|
sedikit ⌈ ⌉ .Selanjutnya, karena θ(G) bilangan bulat, maka :
3|V ( G )|−6
|E(G)|
θ (G)≥ ⌈ ⌉
3|V (G)|−6
dengan demikian teorema terbukti.
Catatan :
1
i. Karena graph komplit dengan n titik, K n, mempunyai n( n−1) sisi, maka
2
untuk n ≠2, maka untuk n ≠2 diperoleh :
n ( n−1 ) n ( n−1 )
+3 ( n−2 )−1
θ (Kn) 2 2 ( n+7 )( n−2 ) n+7
≥⌈ ⌉=⌈ ⌉ =⌊ ⌋ =⌊ ⌋
3 n−6 3 ( n−2 ) 6 ( n−2 ) 6
Telah ditunjukkan oleh Beineke bahwa untuk n ≠ 4 ( mod 6 ), berlaku

n+7
kesamaan berikut : θ (Kn) ¿ ⌊ ⌋
6
ii. Dapat ditunjukkan bahwa untuk setiap graph sederhana G yang tidak memuat
sikel dengan panjang 3 , berlaku |E(G)|≤ 2|V ( G )|−4 . Sehingga graph
bipartisi komplit Km,n memenuhi hubungan berikut :

31
mn
θ (Km,n) ≥ ⌈ ⌉
2(m+n−2)

G. Graph Dual dari Graph Bidang


Pandang sebuah graph planar G yang digambar pada bidang sedemikian hingga
tidak ada sisi-sisi G yang “saling berpotongan” kecuali mungkin pada titik-titik
akhir sisi-sisi tersebut.Konstruksi sebuah graph G* sedemikian hingga:
1. Setiap titik G* berkorespondensi dengan sebuah “muka” dari G.
2. Jika sebuah sisi e membatasi muka f1 dan f2 di G maka titik-titik G* yang
berkorespondensi dengan f1 dan f2 dihubungkan dengan sebuah sisi.
Graph G* yang dikonstruksi seperti diatas, disebut graph dual G.

Contoh:
Perhatikan gambar dibawah ini :

G graph bidang (tebal) dan G* adalah dual G (tipis)


Graph G adalah graph yang digambar ‘tebal” sedangkan dual graph dari (G*)
adalah graph yang digambar “tipis/ dengan garis putus-putus.Dari uraian di atas,
antara “unsur-unsur” graph G dan G* terdapat korespondensi satu-satu sebagai
berikut:
1. Sebuah “muka” G berkorespondensi dengan sebuah titik G*. Ini berakibat
|F (G)|=|F ( G )¿|
2. Sebuah sisi G berkorespondensi dengan sebuah sisi G*, sehingga
|E(G)|=|E ( G )¿|

32
3. Sebuah “muka” berderajat k di G berkoresponden dengan sebuah titik
berderajat k di G*. (Dengan catatan setiap sisi yang merupakan sisi
pemutus di G dihitung dua kali dalam menghitung derajat muka).
Sehingga
∑ d ( f )=¿ ∑ d (v ) ¿
¿
fϵF (G ) vϵV (G )

4. Sebuah sisi-pemutus di G, berkorespondensi dengan sebuah gelung (loop)


di G*.
5. Sebuah titik berderajat dua di G, berkorespondensi dengan sepasang sisi
rangkap di G*.
Jika G dan H adalah dua graph planar yang isomorfik, maka belum tentu graph
G* dan H* isomorfik.

Contoh :
Pada gambar dibawah ini, terdiri dari dua graph planar yang isomorfik. Tetapi, H*
dan G* tidak isomorfik, karena H* memuat sebuah titik berderajat 5, sedangkan
G* tidak memuat berderajat 5. Jelas G* dan H* tidak isomatik.

G isomorfik H, tetapi G* tidak isomorfik H*

33
Ada kalanya sebuah graph planar isomarfik dengan dualnya. Graph yang
demikian disebut graph dual diri (self dual graph). Graph G di bawah ini adalah
sebuah contoh graph dual diri.

Perhatikan bahwa :
G ≈ G*

G graph dual-diri. Perhatikan bahwa G isomorfik dengan G*.

Hubungan antara banyaknya sisi dan banyaknya titik dari sebuah graph dual-diri
dapat dilihat pada teorema berikut :

Teorema 14 :
Jika G adalah graph dual-diri, maka |E(G)|=2(|V ( G )|−1)
H. Graph Polyhedral

Bangun ruang dimensi-3 (padat) yang dibatasi oleh permukaan-permukaan


yang berupa bidang datar polygonal (bidang datar segi-n, n ≥3) disebut
polyhedron. Apabila untuk setiap dua “titik interior” polyhedron dihubungkan
dengan sebuah ruas garis dan ternyata keseluruhan ruas garis tersebut terletak di
“interior” polyhedron, maka polyhedron tersebut disebut polyhedron konveks.
Selanjutnya, polyhedron konveks yang setiap “permukaannya” berupa bidang-
bidang datar polygon beraturan yang kongruen disebut polyhedron beraturan.
Sebagai contoh, “balok padat” adalah polyhedron dan “kubus padat” adalah
polyhedron beraturan.
Titik-titik dan sisi-sisi dari sebuah polyhedron (‘skeleton”) membentuk sebuah
graph sederhana di ruang dimensi-3. Jika polyhedron itu konveks, maka “skeleton
kerangkanya” berupa graph bidang (planar) sederhana dan terhubung yang disebut
graph polyhedral.

34
Perhatikan bahwa graph polyhedral, derajat setiap titik paling sedikit 3, begitu
pula derajat setiap muka paling sedikit 3.

Polyhedron
Graph Polyhedral
Selanjutnya akan ditunjukan hanya terdapat 5 macam polyhedron beraturan.
Misalkan G adalah graph bidang (planar) terhubung. Derajat dari setiap titik G
adalah k dan derajat dari setiap muka G adalah m, dengan k≥3 dan ≥ 3.

Berdasarkan “lemma jabat tangan” diperoleh:


1 1
|E(G)|= ∑ d ( v ) =¿ k|V (G)|¿ ………. (i)
2 2
vϵV (G )

Karena setiap sisi membatasi tepat dua muka, maka


∑ d ( f )=¿ 2| E(G)| ¿
fϵF (G )

1
Selanjutnya karena d (f) = m ⩝ f ∈ F (G) dan |E(G)|= k |V (G)| diperoleh :
2
k |V (G)|
m |F(G)|=k |V (G)| atau |F (G)|= ………. (ii)
m
Berdasarkan formula Euler kita tahu bahwa :
|V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=2 ………. (iii)
Dari persamaan (i), (ii), dan (iii) diperoleh :
4m
|V (G)|= ………. (iv)
2 m−km+2 k
Karena |V (G)|>0 dan 4 m> 0, maka dari (iv) diperoleh 2 m−km+2 k >0
ekuivalen dengan : (k −2)(m−2)< 4 ………. (v)

35
Karena k dan m bilangan bulat dengan k≥3 dan m ≥3, maka semua kemungkinan
nilai-nilai k dan m yang memenuhi (v) adalah :
k = 3 dan m = 3, atau
k = 3 dan m = 4, atau
k = 3 dan m = 5, atau
k = 4 dan m = 3, atau
k = 5 dan m = 3.
Karena hanya ada 5 kemungkinan nilai-nilai k dan m, maka terbukti hanya da 5
graph polyhedron beraturan. Kelima polyhedral tersebut diuraikan berikut ini:

1. Untuk k = 3 dan m = 3.
Dari (iv) didapat |V (G)|=4 dari (i) didapat |E( G)|=6 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=4. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut tetrahedron. Seperti
gambar dibawah ini :

2. Untuk k = 3 dan m = 4.
Dari (iv) didapat |V (G)|=8 dari (i) didapat|E(G)|=12 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=6. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut kubus. Seperti tampak
pada gambar dibawah ini :

3. Untuk k = 3 dan m = 5

36
Dari (iv) didapat |V (G)|=20 dari (i) didapat|E(G)|=30 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=12. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut dodecahedron. Seperti
gambar dibawah ini :

4. Untuk k = 4 dan m = 3
Dari (iv) didapat |V (G)|=6 dari (i) didapatkan |E(G)|=8 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=8. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut octahedron. Seperti
gambar dibawah ini :

5. Untuk k = 5 dan m = 3
Dari (iv) didapat |V (G)|=12 dari (i) didapat|E(G)|=30 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=20. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut icosahedrons. Seperti
gambar dibawah ini :

37
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Graph planar adalah graph yang dapatdigambarkanpadabidangdatarsehingga


sisi-sisinya tidak ada yang saling berpotongan (kecuali mungkin pada titik-titik
dari sisi-sisi tersebut).

Graph bidang atau sering disebut pajangan (embedding) adalah graph planar
yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak saling berpotongan.Graph bidang
pasti merupakan graph planar.Graph planar belum tentu graph bidang.

38
Teorema 1 (Teorema Kurva Jordan) :

Misalkan J sebuah titik sesuai kurva tertutup sederhana pada bidang datar
D. Titik x terletak di interior J dan titik y terletak di eksterior J, jika di
buat sebuahkurvayangmenghubungkan titik x dan y pada bidang D, maka
kurva tersebut pasti memotong kurva J

Lemma 1 :
Graph bipartisi komplit K3,3 dan graph komplit K5 adalah graph-graph non
planar.

Lemma 2 :

Setiap graph yang homeomorfik dengan K5 atau K 3, 3  adalah graph non


planar.

Lemma 3 :

Jika E1merupakan himpunan sisi pada sebuah muka terbatas dalam


pajangan  graph planar G, maka G memiliki sebuah pajangan sedemikian
sehingga E1 adalah himpunan sisi pembatas dari sebuah muka yang tidak
terbatas.

Teorema 2 :

Jika graph G non planar minimal maka G graph terhubung-2

Lemma 4 :

Misal S = {x,y} adalah himpunan titik pemutus dari graph G dan G 1, G2


adalah graph-graph bagian dari G sedemikian sehingga G1∪ G2 = G dan V
(G1) ∩ V(G2) = S. Misalkan H1 = Gi∪ xy. Jika G non planar, maka H 1 non
planar atau H2 non planar.

Lemma 5 :

Misal graph G non planar dan tidak memiliki graph bagian kuratowski.
Jika G memiliki sisi sesedikit mungkin diantara graph-graph yang
demikian maka G terhubung-3.

39
Lemma 6 :
Misalkan G sebuah graph terhubung-3 dengan |V (G)| ≥ 5. Maka G memuat
sisi e sedemikian sehingga graph G.e adalah graph G terhubung-3.

Teorema 3 :
Misal G sebuah graph dan e ∈ E(G). Jika G.e memiliki graph bagian
kuratowski maka G juga memiliki graph bagian kuratowski.

Teorema 4 :

Jika G graph terhubung-3 tanpa sub divisi K 5 atau K3,3 maka G mempunyai
pajangan konveks pada bidang.

Teorema 5 :
Misalkan B1 dan B2 adalah dua jembatan dari sikel C. Jika B1 dan B2
bertindihan, maka B1 dan B2 berselingan atau B1 dan B2 dua jembatan-3
ekuivalen.

Teorema 6 :
Misalkan B sebuah jembatan dari sikel C di graph G. Jika B memiliki tiga
titik kaki v1 , v 2 dan v3 di C, maka terdapat titik v 0 di V(B) – V(C) dan tiga
lintasan P1 , P2 ,dan P3 di B yang menghubungkan v 0 secara berturut-turut ke
v1 , v 2 dan v3 sedemikian hingga, untuk i≠ j, V ( Pi ) ∩ V ( P j ) ={ v 0 }.

Teorema 7 :

Jembatan-jembatan dalam (luar) saling menghindar satu dengan yang


lain.

Teorema 8 :
Sebuah jembatan-dalam yang menghindari setiap jembatan-luar dapat
ditransfer.

Teorema 9(Teorema Kuratowski) :


Graph G planar jika dan hanya Jika G tidak memuat sub divisi dari K5
atau K3,3.

40
Teorema 10 (Formula Euler):

Jika G graph bidang terhubung, maka : |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=2

Teorema 11 :

Jika G graph planar sederhana dengan |E(G)|>1 , maka |E(G)|≤ 3|V (G)|−6

Teorema 12 :

Jika G graph planar dan sederhana makaδ ( G ) ≤ 5.

Teorema 13 :

|E(G)|
Jika G graph sederhana dengan |V (G)|≠ 2, maka θ ( G ) ≥ ⌈ ⌉
3|V (G)|−6

Teorema 14 :
Jika G adalah graph dual-diri, maka |E(G)|=2(|V ( G )|−1)

DAFTAR PUSTAKA

Ketut Budayasa. 2007. Teori Graph dan Aplikasinya. Surabaya: UNESA.

41

Anda mungkin juga menyukai