p q p q
s r s r
A B
Graph A adalah graph planar karena dapat digambarkan pada bidang datar
sehingga sisi-sisinya tidak ada yang saling berpotongan seperti graph B.
Graph non planar (tak planar) adalah graph yang tidak
dapatdigambarkanpadabidangdatarsehingga sisi-sisinya ada yang saling
berpotongan.
Graph C adalah graph non planar karena tidak dapat digambarkan pada bidang
datar sehingga sisi-sisinya ada yang saling berpotongan seperti graph D.
Graph bidang atau sering disebut pajangan (embedding) adalah graph planar
yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak saling berpotongan.Graph bidang
pasti graph planar, tetapi sebaliknya tidak berlaku.
Contoh :
1
(1) (2) (3)
(1) adalah graph planar, (2) adalah graph planar dan (3) adalah graph bidang.
Perhatikan graph G, H dan H1. Graph H dan H1 adalah sub divisi graph G. Jadi
H dan H1 adalah graph-graph yang homeomorfik. Karena G sub divisi dari G
sendiri, maka G homeomorfikdengan H dan H1. Jadi setiap graph homeomorfik
dengan sub divisinya.
Operasi penyisipan beberapa titik pada beberapa sisi graph, tidak mengubah
planaritas suatu graph artinya jika graph G planar, maka sub divisi G juga
planar.Begitu pula sebaliknya, jika graph G non planar, maka sub divisi G juga
non planar.
2
A. Pembuktian Graph K5 dan Graph K3,3 non Planar
Misalkan J sebuah titik sesuai kurva tertutup sederhana pada bidang datar
D. Titik x terletak di interior J dan titik y terletak di eksterior J, jika di
buat sebuahkurvayangmenghubungkan titik x dan y pada bidang D, maka
kurva tersebut pasti memotong kurva J
3
sebuah sisi maka pasti sisi a2b3 akan memotong sisi sikel C 1 . Ini berarti tidak
mungkin menggambar K3,3 pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi
yang saling berpotongan. Dengan kata lain graph K3,3 non planar.
Selanjutnya perhatikan graph komplit K5 pada gambar (a) berikut:
Graph K5 tersebut memuat sikel C = (v1, v2, v3, v4, v5, v1). Andaikan sisi-sisi
v2v5 dan v2v4 digambar di dalam sikel C, maka sisi-sisi v1v4 dan v1v3pada
K5 harus digambar di luar sikelC, diperoleh graphH =K5 – v3v5 seperti
gambar(b). Kemudian panjang sikelC 1 = (v1, v2, v4, v1)di graph H. Pada sikel
C 1 tersebut titik v5 terletak di interiorC 1 dan titikv3 terletak di eksteriorC 1 .
Berdasarkan teorema kurva Jordan, jika v5 dan v3 dihubungkan dengan sebuah sisi
v5v3 maka sisi tersebut pasti akan memotong sisi sikel C 1 . Jadi K5 adalah non
planar. Dengan demikian lemma terbukti.
Karena Graph K5 dan K 3, 3 merupakan graph non planar, maka setiap graph
subdivisi K5 dan K 3, 3 juga non planar. Fakta ini bersama-sama dengan
homeomorfisme graph, diperoleh lemma berikut :
Lemma 2 :
Kuratowski menemukan bahwa setiap graph non planar memuat graph bagian
yang isomorfikdengan subdivisi dari K5 danK 3, 3 . Untuk membuktikan pernyataan
4
tersebut diperlukan sederetan lemma dan teorema serta sekumpulan konsep
berikut.
Pada bagian ini akan dibahas keterkaitan antara planaritas dan keterhubungan
graph. Untuk itu kita awali dengan pengertian graph non planar minimal berikut
ini.
Graph G disebut graph non planar minimaljika graph G non planar dan setiap
graph bagian sejati dari G adalah graph planar. Graph komplit K5 dan graph
bipartisi komplit K3,3 merupakan graph non planar minimal.
Selanjutnya akan ditunjukan bahwa graph non planar minimal yang memiliki
sisi sesedikit mungkin merupakan graph terhubung-3. Untuk membuktikan
haltersebut diperlukan beberapakonsep dan lemma pendukung berikut ini
Ingat kembali pajangan graph planar disebut graph bidang. Graph bidang G
mempartisi bidang datar menjadi daerah-daerah yang disebut muka (face). Sebuah
muka dibatasi oleh sisi-sisi G. Sebuah muka graph G disebut muka terbatas jika
luas muka tersebut terbatas. Sebaliknya, muka tak terbatas adalah muka G yang
luasnya tak terbatas. Misalnya pada gambar diatas, muka f1 pada graph bidang G
yang di batasi oleh sisi-sisi e1, e2, e3, e4 adalah muka terbatas. Sedangkan muka
f2 yang dibatasi oleh sisi-sisi e3, e4, e5, e6 adalah muka tak terbatas.
5
Berikutnya akan ditunjukkan himpunan sisi G yang membatasi sebuah muka
yang terbatas dapat direstrukturisasi sedemikian sehingga himpunan sisi tadi
menjadi pembatas darimuka tidak terbatas di pajangan yang baru.
Misalnyapada gambar dibawah ini, graph G1 adalah pajangan graph K3,2. Pada
graph G1 himpunan E 1 = ( e1, e2, e3, e4) adalah himpunan sisi pembatas muka
terbatas. Selanjutnya pajangan G dapat direstrukturisasisehingga pajangannya
seperti G2. Pada graph G 2 tampak bahwa E 1 merupakan himpunan sisi
pembatas dari muka tidak terbatas.
Lemma 3 :
6
(a) Pajangan graph planar G, E1 = {ab, bd, da} pembatas muka terbatas
(b) Pajangan G pada bola
(c) Pajangan G pada bidang datar E1 = {ab, bd, da} pembatas muka tak
terbatas
Teorema 2:
Bukti : Andaikan G tak terhubung. Misal G1, G2, ..., Gk adalah komponen-
komponen G, maka untuk setiap i, 1 ≤ i ≤ k, Gi merupakan graph bagian sejati dari
G. Karena G non planar minimal, maka G i graph planar untuk setiap i, sehingga G
planar. Kontradiksi bahwa G non planar. Jadi G terhubung.
Selanjutnya andaikan G memiliki titik pemutus, dan misalkan titik v adalah
titik pemutus G. Jika G1, G2, ..., Gkadalah blok-blok di G yang bersekutu di v maka
komponen-komponen dari G-v merupakan graph bagian planar dari G (karena G
non planar minimal) . Akibatnya graph G planar. Kontradiksi bahwa G non
planar. Karena G terhubung dan tidak memiliki pemutus maka G graph
terhubung-2. Dengan demikian teorema terbukti.
Lemma 4 :
7
Bukti : Andaikan H1 dan H2 planar maka menurut lemma 3 kita bisa memajang
H1 sedemikian sehingga sisi xy menjadi salah satu batas muka terluar (muka tak
terbatas). Begitu juga dengah H2, kita bisa memajang pada bidang datar
sedemikian sehingga sisi xy menjadi salah satu batas muka terluar. Dengan
menghimpitkan sisi xy yang terletak di pajangan H 1 dan H2 maka akan diperoleh
pajangan G. Akibatnya G graph planar, kontradiksi dengan G non planar. Jadi H1
non planar atau H2non planar. Dengan demikian lemma terbukti.
Untuk selanjutnya, graph bagian dari graph G yang homeomorfik dengan K5
atau K3,3 disebut graph bagian kuratowski.
Lemma5 :
Misal graph G non planar dan tidak memiliki graph bagian kuratowski.
Jika G memiliki sisi sesedikit mungkin diantara graph-graph yang
demikian maka G terhubung-3.
Bukti : Misalkan e sebuah sisi graph G. Graph G-e sebuah graph bagian G.
Sehingga G-e tidak memiliki graph bagian Kuratowski. Jadi G-e graph bagian
planar dari G. Akibatnya, G non planar minimal. Menurut teorema 2, G graph
terhubung-2. Andaikan G memiliki himpunan titik pemutus dengan 2 elemen, dan
misalkan himpunan titik pemutus tersebut S = {x,y}. Karena G non planar,
berdasarkan lemma 4, H1 atau H2 non planar. Tanpa menghilangkan keumuman,
misalkan H1 non planar. H1 memiliki sisi lebih sedikit dibandingkan G maka H 1
memiliki sub graph kuratowski. Semua sisi di H termuat di G kecuali mungkin
sisi xy. Peran dari sisi xy dalam sub graph kuratowski dari H 1 dapat diperankan
oleh lintasan dari x ke y di H2 untuk mendapatkan sub graph kuratowski di G.
Kontradiksi dengan G tidak memiliki sub graph kuratowski. Jadi G tidak memiliki
himpunan titik pemutus dengan 2 elemen. Jadi G terhubung-3. Dengan demikian
teorema terbukti.
Misalkan G sebuah graph dan e = uv sebuah sisi di G.Pengkontraksian sisi e
dari G adalah penghapusan sisi e dari G dan menyatukan titik u dan titik v. Graph
8
baru yang diperoleh dilambangkan dengan G.e. Misalnya graph G dan graph G.e
dapat dilihat pada gambar berikut :
Lemma 6 :
Misalkan G sebuah graph terhubung-3 dengan |V (G)| ≥ 5. Maka G memuat
sisi e sedemikian sehingga graph G.e adalah graph G terhubung-3.
Bukti : Andaikan bahwa untuk setiap e di E(G), graph G.e tak terhubung-3.
Karena G.e tak terhubung-3 maka ada 2 titik di G.e, misal titik u dan titik v,
sedemikian sehingga G.e – {u,v} graph tak terhubung dan himpunan titik pemutus
tersebut pasti memuat sebuah titik di G.e yang diperoleh dengan “mengkontraksi”
sisi e = xy. Tanpa menghilangkan keumuman, misal titik ‘xy’ = u maka {x,y,v}
adalah himpunan titik pemutus di G. Dengan kata lain G –{x,y,v} merupakan
graph tak terhubung.
Misal H adalah sebuah komponen dari G – {x,y,v} yang memiliki titik
sebanyak mungkin, dan H’ adalah sebuah komponen yang lain dari G – {x,y,v}
(seperti tampak pada gambar berikut
9
Karena G terhubung-3 maka {x,y,v} merupakan titik pemutus minimal di G.
Sehingga setiap titik tersebut memiliki persekitaran di H dan H’. Misal a sebuah
titik persekitaran v di H’. Misal b adalah sebuah titik di G sedemikian hingga
{v,a,b} merupakan himpunan titik pemutus di G. Jelas bahwa graph bagian G
yang dibangun oleh V(H) ∪{x,y} atau G [V(H) ∪{x,y}] adalah graph terhubung,
jika b adalah sebuah titik di G [V(H) ∪{x,y}], maka G [V(H) ∪{x,y}] – {b}
adalah graph terhubung, sebab jika tidak, maka G – {v,b} tak terhubung, hal ini
kontradiksi dengan G terhubung-3. Oleh sebab itu G [V(H) ∪{x,y}] – {b} adalah
sebuah komponen dari G – {v,a,b} yang memiliki titik melebihi titiknya H,
kontradiksi dengan H memiliki titik sebanyak mungkin.
Berikut akan ditunjukkan pengkontraksian sisi graph melesterikan graph
bagian kuratowski, namun sebelumnya diperlukan terminology berikut : Jika G
graph dengan δ (G) ≤ 3 dan H adalah sebuah sub divisi dari G, maka titik-titik H
yang memiliki derajat paling sedikit tiga disebut titik original.
Teorema 3 :
Misal G sebuah graph dan e ∈ E(G). Jika G.e memiliki graph bagian
kuratowski maka G juga memiliki graph bagian kuratowski.
Subkasus 1.1. titik z bukan original dari H. Dalam hal ini titik z diekspansi
menjadi sebuah sisi e = xy di G, maka graph G juga memuat graph bagian
kuratowski seperti tampak pada gambar berikut :
10
Subkasus 1.2 titik z adalah titik original dari H
Subkasus 1.2.1 terdapat paling banyak satu dari sisi-sisi yang terkait ke z di H
adalah terkait ke x di G. Maka z dapat diekspansi menjadi sebuah sisi e = xy,
sehingga G juga memuat sub graph kuratowski, seperti tampak pada gambar
berikut :
Sub kasus 1.2.2. Misalkan titik x dan y di G masing-masing terkait dengan dua
sisi dari empat sisi H terkait z. Maka z dapat diekspansi menjadi sebuah sisi e =
xy, sehingga G juga memuat sub graph kuratowski, seperti tampak pada gambar
berikut :
11
Kasus 2. Misalkan H subdivisi dari K3,3
Sub kasus 2.1. Titik z bukan titik original dari H. Dalam hal ini titik z
diekspansi menjadi sebuah sisi e = xy di G, maka graph G juga memuat sub graph
kuratowski, seperti pada gambar berikut :
G1 G
Sub kasus 2.2. Titik z merupakan titik original dari H. Dalam hal ini titik z di
ekspansi menjadi sisi e = xy di G (seperti tampak pada gambar), maka G juga
memuat sub graph kuratowski
G1 G
12
Dengan demikian bukti teorema lengkap.
Teorema 4 :
Jika G graph terhubung-3 tanpa sub divisi K 5 atau K3,3 maka G mempunyai
pajangan konveks pada bidang.
Bukti : (Induksi pada|V (G)| = n). Karena graph G terhubung-3 maka satu-
satunya graph G terhubung-3 yang memiliki titik paling banyak 4 adalah K4 kita
tahu bahwa K4 memiliki pajangan konveks seperti G2 pada gambar diatas.
Asumsikan pernyataan benar untuk graph G dengan |V (G)| = n – 1 dan n ≥ 5.
Artinya jika G graph terhubung-3 tanpa sub divisi K5 atau K3,3 dan |V (G)| = n – 1,
maka G mempunyai pajangan konveks pada bidang. Selanjutnya, akan
ditunjukkan pernyataan benar untuk |V (G)| = n. Karena G terhubung-3,
berdasarkan lemma 6, terdapat sisi e = xy di G sedemikian sehingga G.e
terhubung-3. Misalkan z adalah sebuah titik yang didapat dari mengkontraksi sisi
e tersebut. Karena G tidak memuat sub graph kuratowski maka menurut teorema
3, graph G.e juga tidak memiliki sub graph kuratowski, dan|V (G)| = n – 1
Berdasarkan asumsi, graph G.e memiliki pajangan konveks pada bidang. Graph
bidang yang didapat dari menghapus semua sisi G.e yang terkait di z memiliki
13
sebuah muka yang memuat titik z (mungkin saja muka ini adalah muka tak
terbatas). Misal C adalah sikel di graph bidang ini yang membatasi muka tersebut.
Karena G.e tadi memiliki pajangan konveks maka semua sisi di G.e yang terkait
di z berupa ruas garis. Misal x1, x2, ..., xk adalah titik-titik persekitaran dari x di C
kita tinjau 2 kasus.
Kasus 1. Semua persekitaran y terletak di sebuah segmen dari xi ke xi+1 di C.
Maka kita peroleh sebuah pajangan konveks dari G dengan meletakkan x di z
pada G.e dan meletakkan y dekat ke z, seperti terlihat pada gambar berikut :
14
Dengan demikian hanya kasus pertama yang mungkin terjadi dan G dengan n
titik memiliki pajangan konveks. Dengan demikian teorema terbukti.
15
Misalkan B sebuah jembatan dari H. Kita tulis V(B) ∩ V(H) = V(B,H) dan kita
sebut titik-titik ini sebagai titik kaki jembatan B pada H. Jika |V ( B , H)|=k, maka
B disebut jembatan-k
Perhatikan graph G pada gambar dibawah ini. Graph-graph bagian
B1 , B2 , B3 , B 4 dan B5 adalah jembatan-jembatan dari sikel C. Jembatan B1 dan B3
B1, B2, B3, B4 dan B5 adalah jembatan-jembatan dari sikel C pada graph G
Dua jembatan yang himpunan titik kakinya sama disebut dua jembatan
ekuivalen. Misalnya B1 dan B3adalah dua jembatan yang ekuivalen. Misalkan B
adalah sebuah jembatan–k dari sikel C dengan k≥2, maka titik-titik kaki B
mempartisi sikel C menjadi lintasan-lintasan lepas sisi yang disebut segmen-
segmen B. Dua jembatan B1 dan B2 dikatakan saling menghindar (tidak
bertindihan) jika seluruh kaki B1 terletak disalah satu segmen B2. Jika sebaliknya,
jembatan B1 dan B2 disebut bertindihan. Misalnya, dalam contoh pada gambar
diatas, jembatan B3 dan B 4 saling menghindar, sedangkan B1 dan B3 saling
bertindihan
Dua jembatan B1 dan B2 dikatakan berselingan jika terdapat empat titik u, v ,u1,
v1 (berurutan secara siklik) pada sikel C sedemikian hingga u dan v adalah kaki-
kaki dari B1 dan u1, v1 adalah kaki-kaki dari B2. Dari contoh diatas, jembatan B4
dan B5 berselingan.
16
Teorema 5 :
Misalkan B1 dan B2 adalah dua jembatan dari sikel C. Jika B1 dan B2
bertindihan, maka B1 dan B2 berselingan atau B1 dan B2 dua jembatan-3
ekuivalen.
Teorema 6 :
Misalkan B sebuah jembatan dari sikel C di graph G. Jika B memiliki tiga
titik kaki v1 , v 2 dan v3 di C, maka terdapat titik v 0 di V(B) – V(C) dan tiga
lintasan P1 , P2 ,dan P3 di B yang menghubungkan v 0 secara berturut-turut ke
v1 , v 2 dan v3 sedemikian hingga, untuk i≠ j, V ( Pi ) ∩ V ( P j ) ={ v 0 }.
17
Selanjutnya kita bahas jembatan pada graph planar. Misalkan G graph bidang
dan C sebuah sikel di G. Maka C adalah sebuah kurva jordan pada bidang datar,
dan setiap sisi di E(G)-E(C) termuat di salah satu dua daerah yaitu interior C dan
eksterior C. Ini berakibat sebuah jembatan dari C seluruhnya terletak di interior C
atau di eksterior C. Selanjutnya, sebuah jembatan yang terletak di interior C
disebut jembatan dalam, yang terletak di eksterior C disebut jembatan luar.
Misalnya, dari contoh gambar dibawah ini, B1 dan B2 adalah jembatan-jembatan
luar, sedangkan B3 dan B4 adalah jembatan-jembatan dalam dari C.
B2 C
B1
B3
B4
Teorema 7 :
18
terletak pada jembatan yang berbeda, maka titik internal P1 dan P 2tidak ada yang
bersekutu. Karena P1 dan P 2terletak di interior C, maka berdasarkan teorema
kurva jordan, P1 dan P 2 berpotongan, jadi C bukan graph bidang. Kontradiksi
(lihat gambar dibawah ini)
u1
P2
P1 v
u
v1
V ( Pi ) ∩ V ( P j ) ={ v 0 }. Begitu juga terdapat titik v' 0 di B2 dan tiga lintasan P' 1 , P' 2 ,
daerah dan v' 0 harus terletak disalah satu dari tiga daerah tersebut. Karena hanya
19
dua dari titik-titik v1 , v 2 dan v3 yang dapat terletak dipembatas daerah yang
memuat v' 0, kita dapat asumsikan, dengan sifat simetri, bahwa v3 tidak terletak
dipembatas daerah ini. Berdasarkan teorema kurva jordan, lintasan P' 3 pasti
memotong salah satu dari P1 , P2 ,atau C, karena B1 dan B2 keduanya jembatan-
dalam dari sikel C. Jadi G bukan graph bidang. Kontradiksi. Jadi terbukti B1 dan
B2 saling menghindar. Bukti untuk jembatan luar-serupa (analog).
Misalkan G graph bidang. Sebuah jembatan-dalam B dari sikel C di G
dikatakan dapat ditransfer jika terdapat pajangan planar G' dari G yang identik
dengan G, kecuali bahwa B adalah jembatan-luar dari C di G' . Graph bidang G '
dikatakan diperoleh dari G dengan cara mentransfer (memindah) B. Sebagai
ilustrasi lihat gambar dibawah ini
Teorema 8 :
Sebuah jembatan-dalam yang menghindari setiap jembatan-luar dapat
ditransfer.
20
seluruhnya terletak dipembatas sebuah muka G di eksterior C. Sehingga B dapat
digambar pada muka tersebut (sebagai ilustrasi lihat gambar diatas). Sehingga, B
sekarang di eksterior C.
Bukti : ( → ) Jika G memuat sub divisi dari K 5atau K3,3 berdasarkan lemma 2,
maka graph non planar. Ini ekuivalen dengan, jika G planar maka G tidak memuat
sub divisi dari K5atau K3,3.
( ← ) dibuktikan dengan kontradiksi. Andaikan G nonplanar. Misalkan G graph
non planar dan memiliki sisi sesedikit mungkin dan G tidak memuat sub divisi
dari K5atau K3,3.
Berdasarkan lemma 5, G graph terhubung-3. Jelas bahwa G juga merupakan
graph non planar minimal. Misalkan uv ϵ E(G). Karena G non planar minimal
maka G1= G-uv adalah graph bagian planar dari G. Misalkan H adalah pajangan
dari G1. Karena G terhubung-3, maka H terhubung-2. Akibatnya titik u dan v
secara bersama-sama terletak disebuah sikel di H. Misalkan C sebuah sikel di H
yang memuat u dan v sedemikian hingga banyaknya sisi H di interior C sebanyak
mungkin.
Karena H sederhana dan terhubung-2, setiap jembatan dari C didalam H harus
memiliki paling sedikit dua titik “kaki”. Semua jembatan yang terletak di eksterior
C harus merupakan jembatan-2 yang bertindihan dengan uv. Sebab, jika ada
jembatan-k dengan k≥3 atau jembatan dua yang menghindar (tidak bertindihan
dengan uv) di eksterior C, maka akan terdapat sikel C ' memuat u dan v yang di
interiornya lebih banyak sisi dibandingkan dengan C, ini bertentangan dengan
pemilihan C. Kedua kasus ini dilukiskan pada gambar dibawah ini (dengan C ' di
identifikasikan dengan garis-garis tebal)
21
Setiap jembatan-luar dari C di H berupa sebuah sisi G. Sebab jika di andaikan
ada jembatan-2 di luar C dengan kaki x dan y sedemikian hingga ada titik lain
dijembatan tersebut, maka penghapusan x dan y dari G mengakibatkan graph G –
{x,y} tak terhubung. Sehingga G terhubung-2. Hal ini kontradiksi dengan G
terhubung-3.
Berdasarkan teorema 7, tidak ada dua jembatan-dalam C yang saling
bertindihan. Oleh karena itu, ada jembatan-dalam C yang berselingan dengan uv
harus bertindihan dengan jembatan-luar. Sebiknya jika tidak maka semua
jembatan yang demikian dapat ditransfer (satu demi satu), dan maka sisi uv dapat
digambar di interior C untuk mendapatkan pajangan planar dari G. Hal ini tidak
mungkin karena G non planar. Oleh karena itu, terdapat sebuah jembatan B di
interior C yang berselingan dengan uv dan juga berselingan dengan sebuah
jembatan-luar dengan kaki x dan y.
Selanjutnya ada dua kasus, yaitu tergantung apakah jembatan B mempunyai
titik kaki yang berbeda dengan u, v, x, dan y atau tidak.
Kasus 1 : B memiliki sebuah titik kaki yang berbeda dengan u, v, x, dan y.
Misalkan B memiliki titik kaki v1 yang terletak di segmen C (x, u). Selanjutnya
ditinjau dua subkasus, apakah B memiliki titik kaki di segmen C (x, u) atau tidak.
Sub kasus 1.1 : jembatan B memiliki titik kaki di segmen C (y, v). Misalkan
titik tersebut adalah titik v 2. Dalam hal ini terdapat lintasan-( v1 , v 2) di B yang titik-
titik internalnya pisah titik dengan C. Misalkan lintasan tersebut P. Maka C ∪ P +
{uv, xy} adalah sebuah subdivisi dari K5atau K3,3 di G, kontradiksi (lihat gambar
dibawah ini bagian (a) dan (b))
22
Sub kasus 1.2. jembatan B tidak memiliki kaki di C (y, v). Karena B
berselingan dengan uv dan juga xy, maka B harus mempunyai titik kaki v 2 di
segmen C (u,y] dan titik kaki v3 di segmen C [v, x), sehingga memiliki tiga titik
kaki yaitu v1 , v 2 dan v3 . Berdasarkan teorema 6, terdapat titik v 0 ϵ V(B) – V(C)
dan tiga lintasan P1 , P2 ,dan P3 di B yang menghubungkan v 0 ke v1 , v 2 dan v3 ,
hal ini (C ∪ P1 ∪ P2 ∪ P3) + {uv, xy} memuat sebuah sub divisi K 3,3. Kontradiksi.
(ilustrasi sub kasus ini dapat dilihat pada gambar bagian (b) diatas) sub divisi dari
K3,3 di tandai dengan sisi tebal).
Kasus 2 : jembatan tidak memiliki titik kaki yang berbeda daru u, v, x, dan y.
Karena B berselingan dengan uv dan xy, maka u, v, x, y harus menjadi kaki-kaki
dari B. Sehingga ada lintasan-(u,v) P dan lintasan-(x,y) Q di B sedemikian hingga
(i) titik-titik internal P dan G saling lepas dengan C, dan (ii) |V ( P) ∩V (Q)|≥ 1.
Sub kasus 2.1 : |V ( P)∩V (Q)|=1. Dalam kasus ini (C ∪ P ∪ Q) + {uv, xy}
sebuah subdivisi dari K5 di G kontradiksi (lihat gambar (a) dibawah ini)
23
Sub kasus 2.2 : |V ( P) ∩V (Q)|≥ 2. Misalkan u' dan v' titik pertama dan terakhir
dari P pada Q, dan misalkan P1 dan P 2 bagian-bagian (u, u' ) dan (v, v' ) dari P.
Maka (C ∪ P1 ∪ P2 ∪ Q) + {uv, xy} memuat sebuah sub divisi dari K3,3 di G.
Kontradiksi (lihat gambar bagian (b) di atas). Dengan demikian bukti teorema
lengkap.
Catatan: teorema 9 ekuivalen dengan pernyataan berikut. Graph G non planar jika
dan hanya jika G memuat graph bagian yang hemeomorfik dengan graph K5atau
graph K3,3.
E. Formula Euler
Contoh :
24
Misalkan graph G di samping
mempunyai 4 muka yaitu f1, f2, f3, f4.
Jadi F(G) = {f1, f2, f3, f4}.
Terdapat 3 sisi G yang membatasi
muka f1 yaitu sisi-sisi {b,c}, {c,d},
{b,d}.
d{f1} = 3
Terdapat 4 sisi yang membatasi
muka f3 yaitu {a,b}, {b,d}, {a,d},
{a,e}
d(f3} = 4
d(f2} = d(f4} = 3
Teorema 10(Formula Euler):
Jika G graph bidang terhubung, maka : |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=2
Bukti :Pembuktian teorema diatas dengan menggunakan induksi pada |E( G)|),
yaitu :
a. Untuk |E ( G )|=0 diperoleh |V ( G )|=1 dan |F ( G )|=1
Sehingga |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=1−0+1=2.
b. Asumsikan pernyataan berikut benar. Jika G graph bidang terhubung
dengan |E(G)|=k ≥ 1, maka |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=2.
Akan ditunjukkan : pernyataan itu juga benar untuk |E(G)|=k +1.
Misalkan G adalah sebuah graph bidang terhubung dengan k+1 sisi. Kita tinjau 2
kasus yaitu apakah G memuat sikel atau tidak.
Kasus 1: G memuat sikel.
Misalkan e adalah sebuah sisi di sikel yang terdapat di G, maka graph H = G – e
merupakan graph bidang terhubung dengan k sisi. Sehingga berdasarkan asumsi
berlaku |V ( H )|−|E( H )|+|F ( H)|=2 .
Selanjutnya, karena |V ( H )|=|V (G)| ,|E (H)|=|E (G)|−1
dan |F ( H )|=|F (G)|−1 ,
Maka |V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=|V (H )|−(|E (H)|+1)+|F ( H)|+ 1
25
¿|V (H )|−|E(H )|+|F ( H)|−1+1
¿2
Jadi, teorema terbukti untuk kasus ini.
Kasus 2 : G tidak memuat sikel.
Karena G terhubung dan tidak memuat sikel, maka G pohon. Jadi G memuat
sebuah titik yang berderajat 1. Misalkan v adalah sebuah titik yang berderajat 1 di
G, maka graph T = G – v tetap merupakan pohon. Jadi graph bidang terhubung
dengan k sisi. Sehingga berdasarkan asumsi berlaku
|V (T )|−|E (T )|+|F (T )|=2
Karena |V (T )|=|V ( G)|−1 ,|E (T )|=|E(G)|−1, dan |F (T )|=|F( G)|, maka
|V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=(|V (T )|+1)−(|E(T )|+ 1)+|F (T )|
¿|V (T )|−|E (T )|+|F (T )|+1−1
¿2
Dengan demikian teorema terbukti.
CATATAN :
“Formula Euler tidak berlaku untuk graph bidang tak terhubung. Misalnya,
perhatikan graph G pada gambar dibawah ini, merupakan graph bidang tak
terhubung.
|V (G)|=5, |E(G)|=4,
dan |F (G)|=2
Sehingga
|V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=3 ≠ 2
Teorema 11 :
Jika G graph planar sederhana dengan |E(G)|>1 , maka |E(G)|≤ 3|V (G)|−6
26
Kasus 1 : Graph G terhubung.
Misalkan G1 adalah pajangan graph G. Jelas bahwa |V (G1 )|=|V (G)| dan
|E(G1)|≤3|V (G1)|−6
Karena |V (G 1 )|=|V (G)| dan |E(G 1)|=|E(G)| maka |E(G)|≤ 3|V (G)|−6.
27
Jelas bahwa : k 1+ k 2+ k 3=k .
Tanpa menghilangkan keumuman, misalkan :
|E ( Gi )|=0 , ∀ i , 1≤ i≤ k 1 ,
|E ( Gi )|=1 , ∀ i , k 1+1 ≤ i≤ k 1 +k 2 ,
|E(Gi)|≥ 2, ∀ i, k 1 +k 2+1 ≤ i≤ k 1 +k 2 + k 3=k .
k
¿ 0+ k 2 + ∑ |E(Gi )|
i=1+k 1 +k 2
k
¿ k2 + ∑ ( 3|V ( Gi )|−6)
i=1+ k1 +k 2
k
¿ k 2 +3 ∑ |V ( Gi )|−6(k −k 1 −k 2 )
i=1+k 1 +k 2
¿ 3|V (G)|−6 k +3 k 1 +k 2
28
Karena k 3=k −k 1−k 2, diperoleh 3 k 1 +5 k 2 +6 (k −k 1−k 2)≥ 6, atau
Keterangan ;
Gambar (a) : Graph G planar tetapi tidak sederhana.
Gambar (b) : Graph G planar dengan |E(G)| = 1
2. Syarat “|E(G)|>1” dalam teorema diatas tidak boleh “dikendorkan” seperti
terlihat pada graph G, pada gambar b diatas. Dalam hal ini graph G sederhana
planar mempunyai tepat 1 sisi. Ternyata |E(G)|=1>0=3|V (G)|−6
3. Perhatikan graph komplit dengan 5 titik, K 5.
Karena |E( K 5)|=10>3 ( 5 )−6=3|V (K 5)|−6, maka dengan menggunakan
teorema diatas, kita simpulkan K 5 nonplanar.
4. Teorema diatas memberikan “syarat perlu” sebuah graph planar, tetapi bukan
“syarat cukup”, karena graph bipartisi komplit K 3 ,3 memenuhi hubungan
Teorema 12 :
29
Bukti :
Untuk |E(G)|=1 atau |E(G)|=0, jelas pernyataan di atas benar.
Oleh karena itu, sekarang kita misalkan |E(G)|>1. Karena G planar dan
sederhana, maka menurutteorema sebelumnya berlaku :
|E(G)|≤ 3|V (G)|−6 ………. (*)
Andaikan δ ( G ) >5. Ini berarti ∀ v ∈V (G) , d (v )≥ 6. Sehingga menurut “Lemma
Jabat Tangan” ,
1
|E(G)|= ∑ d (v)
2 v ∈V (G )
1
≥ ∑ 6
2 v∈V (G )
¿ 3|V (G)|
¿ 3|V (G)|−6
Ini kontradiksi dengan (*). Jadi pengandaian δ ( G ) >5 salah. Dengan demikian
δ (G)≤ 5. Maka teorema terbukti.
F. Ketebalan Sebuah Graph
Ketebalan (thickness) dari sebuah graph G, dinotasikan dengan θ(G), adalah
minimum dari bilangan yang menyatakan banyaknya graph bagian planar dari G
yang gabungannya sama dengan G. Gabungan dari dua graph G dan H, ditulis G ⋃
H adalah graph yang himpunan titiknya V(G) ⋃ V(H) dan himpunan sisinya E(G)
⋃ E (H).
Contoh:
Ketebalan dari graph bipartisi komplit K3,3 adalah 2. Karena ada dua graph bagian
planar dari K3,3 yang gabungannya K3,3. Seperti gambar dibawah ini :
30
Teorema 13 :
|E(G)|
Jika G graph sederhana dengan |V (G)|≠ 2, maka θ ( G ) ≥ ⌈ ⌉
3|V (G)|−6
Bukti :
Untuk |V (G)|=1 diperoleh |E(G)|=0 dan θ(G) = 1 sehinggaθ(G) = 1 ≥0 =
| E(G)|
⌈ ⌉. Selanjutnya kita misalkan |V ( G )|≥3. Karena setiap subgraph
3|V (G)|−6
planar dari G mempunyai paling banyak 3|V ( G )|−6 sisi (teorema 11), maka
banyaknya subgraph planar dari G yang gabungannya sama dengan G paling
| E (G )|
sedikit ⌈ ⌉ .Selanjutnya, karena θ(G) bilangan bulat, maka :
3|V ( G )|−6
|E(G)|
θ (G)≥ ⌈ ⌉
3|V (G)|−6
dengan demikian teorema terbukti.
Catatan :
1
i. Karena graph komplit dengan n titik, K n, mempunyai n( n−1) sisi, maka
2
untuk n ≠2, maka untuk n ≠2 diperoleh :
n ( n−1 ) n ( n−1 )
+3 ( n−2 )−1
θ (Kn) 2 2 ( n+7 )( n−2 ) n+7
≥⌈ ⌉=⌈ ⌉ =⌊ ⌋ =⌊ ⌋
3 n−6 3 ( n−2 ) 6 ( n−2 ) 6
Telah ditunjukkan oleh Beineke bahwa untuk n ≠ 4 ( mod 6 ), berlaku
n+7
kesamaan berikut : θ (Kn) ¿ ⌊ ⌋
6
ii. Dapat ditunjukkan bahwa untuk setiap graph sederhana G yang tidak memuat
sikel dengan panjang 3 , berlaku |E(G)|≤ 2|V ( G )|−4 . Sehingga graph
bipartisi komplit Km,n memenuhi hubungan berikut :
31
mn
θ (Km,n) ≥ ⌈ ⌉
2(m+n−2)
Contoh:
Perhatikan gambar dibawah ini :
32
3. Sebuah “muka” berderajat k di G berkoresponden dengan sebuah titik
berderajat k di G*. (Dengan catatan setiap sisi yang merupakan sisi
pemutus di G dihitung dua kali dalam menghitung derajat muka).
Sehingga
∑ d ( f )=¿ ∑ d (v ) ¿
¿
fϵF (G ) vϵV (G )
Contoh :
Pada gambar dibawah ini, terdiri dari dua graph planar yang isomorfik. Tetapi, H*
dan G* tidak isomorfik, karena H* memuat sebuah titik berderajat 5, sedangkan
G* tidak memuat berderajat 5. Jelas G* dan H* tidak isomatik.
33
Ada kalanya sebuah graph planar isomarfik dengan dualnya. Graph yang
demikian disebut graph dual diri (self dual graph). Graph G di bawah ini adalah
sebuah contoh graph dual diri.
Perhatikan bahwa :
G ≈ G*
Hubungan antara banyaknya sisi dan banyaknya titik dari sebuah graph dual-diri
dapat dilihat pada teorema berikut :
Teorema 14 :
Jika G adalah graph dual-diri, maka |E(G)|=2(|V ( G )|−1)
H. Graph Polyhedral
34
Perhatikan bahwa graph polyhedral, derajat setiap titik paling sedikit 3, begitu
pula derajat setiap muka paling sedikit 3.
Polyhedron
Graph Polyhedral
Selanjutnya akan ditunjukan hanya terdapat 5 macam polyhedron beraturan.
Misalkan G adalah graph bidang (planar) terhubung. Derajat dari setiap titik G
adalah k dan derajat dari setiap muka G adalah m, dengan k≥3 dan ≥ 3.
1
Selanjutnya karena d (f) = m ⩝ f ∈ F (G) dan |E(G)|= k |V (G)| diperoleh :
2
k |V (G)|
m |F(G)|=k |V (G)| atau |F (G)|= ………. (ii)
m
Berdasarkan formula Euler kita tahu bahwa :
|V (G)|−|E(G)|+|F (G)|=2 ………. (iii)
Dari persamaan (i), (ii), dan (iii) diperoleh :
4m
|V (G)|= ………. (iv)
2 m−km+2 k
Karena |V (G)|>0 dan 4 m> 0, maka dari (iv) diperoleh 2 m−km+2 k >0
ekuivalen dengan : (k −2)(m−2)< 4 ………. (v)
35
Karena k dan m bilangan bulat dengan k≥3 dan m ≥3, maka semua kemungkinan
nilai-nilai k dan m yang memenuhi (v) adalah :
k = 3 dan m = 3, atau
k = 3 dan m = 4, atau
k = 3 dan m = 5, atau
k = 4 dan m = 3, atau
k = 5 dan m = 3.
Karena hanya ada 5 kemungkinan nilai-nilai k dan m, maka terbukti hanya da 5
graph polyhedron beraturan. Kelima polyhedral tersebut diuraikan berikut ini:
1. Untuk k = 3 dan m = 3.
Dari (iv) didapat |V (G)|=4 dari (i) didapat |E( G)|=6 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=4. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut tetrahedron. Seperti
gambar dibawah ini :
2. Untuk k = 3 dan m = 4.
Dari (iv) didapat |V (G)|=8 dari (i) didapat|E(G)|=12 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=6. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut kubus. Seperti tampak
pada gambar dibawah ini :
3. Untuk k = 3 dan m = 5
36
Dari (iv) didapat |V (G)|=20 dari (i) didapat|E(G)|=30 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=12. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut dodecahedron. Seperti
gambar dibawah ini :
4. Untuk k = 4 dan m = 3
Dari (iv) didapat |V (G)|=6 dari (i) didapatkan |E(G)|=8 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=8. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut octahedron. Seperti
gambar dibawah ini :
5. Untuk k = 5 dan m = 3
Dari (iv) didapat |V (G)|=12 dari (i) didapat|E(G)|=30 dan dari (ii) didapat
|F (G)|=20. Polyhedron beraturan yang diperoleh disebut icosahedrons. Seperti
gambar dibawah ini :
37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Graph bidang atau sering disebut pajangan (embedding) adalah graph planar
yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak saling berpotongan.Graph bidang
pasti merupakan graph planar.Graph planar belum tentu graph bidang.
38
Teorema 1 (Teorema Kurva Jordan) :
Misalkan J sebuah titik sesuai kurva tertutup sederhana pada bidang datar
D. Titik x terletak di interior J dan titik y terletak di eksterior J, jika di
buat sebuahkurvayangmenghubungkan titik x dan y pada bidang D, maka
kurva tersebut pasti memotong kurva J
Lemma 1 :
Graph bipartisi komplit K3,3 dan graph komplit K5 adalah graph-graph non
planar.
Lemma 2 :
Lemma 3 :
Teorema 2 :
Lemma 4 :
Lemma 5 :
Misal graph G non planar dan tidak memiliki graph bagian kuratowski.
Jika G memiliki sisi sesedikit mungkin diantara graph-graph yang
demikian maka G terhubung-3.
39
Lemma 6 :
Misalkan G sebuah graph terhubung-3 dengan |V (G)| ≥ 5. Maka G memuat
sisi e sedemikian sehingga graph G.e adalah graph G terhubung-3.
Teorema 3 :
Misal G sebuah graph dan e ∈ E(G). Jika G.e memiliki graph bagian
kuratowski maka G juga memiliki graph bagian kuratowski.
Teorema 4 :
Jika G graph terhubung-3 tanpa sub divisi K 5 atau K3,3 maka G mempunyai
pajangan konveks pada bidang.
Teorema 5 :
Misalkan B1 dan B2 adalah dua jembatan dari sikel C. Jika B1 dan B2
bertindihan, maka B1 dan B2 berselingan atau B1 dan B2 dua jembatan-3
ekuivalen.
Teorema 6 :
Misalkan B sebuah jembatan dari sikel C di graph G. Jika B memiliki tiga
titik kaki v1 , v 2 dan v3 di C, maka terdapat titik v 0 di V(B) – V(C) dan tiga
lintasan P1 , P2 ,dan P3 di B yang menghubungkan v 0 secara berturut-turut ke
v1 , v 2 dan v3 sedemikian hingga, untuk i≠ j, V ( Pi ) ∩ V ( P j ) ={ v 0 }.
Teorema 7 :
Teorema 8 :
Sebuah jembatan-dalam yang menghindari setiap jembatan-luar dapat
ditransfer.
40
Teorema 10 (Formula Euler):
Teorema 11 :
Jika G graph planar sederhana dengan |E(G)|>1 , maka |E(G)|≤ 3|V (G)|−6
Teorema 12 :
Teorema 13 :
|E(G)|
Jika G graph sederhana dengan |V (G)|≠ 2, maka θ ( G ) ≥ ⌈ ⌉
3|V (G)|−6
Teorema 14 :
Jika G adalah graph dual-diri, maka |E(G)|=2(|V ( G )|−1)
DAFTAR PUSTAKA
41