Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“RUANG-RUANG VEKTOR”
DosenPengampu : Drs. YasifatiHia, M. Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK :6
NAMA ANGGOTA : 1. AIDA HAFNI RAMBE (4193311009 )
2. DINDA RISKI AULIA ( 4193311006)
3. INDAH LESTARI (4193111094)
4. YULAN SARI DALIMUNTHE (4193311028 )
KELAS : PSPM E 2019
MATA KULIAH : ALJABAR LINIER DASAR

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia-Nya
sehingga makalah ini berhasil diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Aljabar Linier Dasar .

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu, Bapak Drs.
YasifatiHia , M. Si yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran selama penulis
menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan. Demikian makalah ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.

Medan, 14 April 2021

Hormat Kami

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................5
1.3 Tujuan .........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebebasan Linear ........................................................................................4
2.2 Basis dan Dimensi .......................................................................................4
2.3 Ruang Baris dan Kolom...............................................................................4
2.4 Matriks , Rank dan Penerapan Terhadap Pencarian Basis...........................4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam aljabar linear, sekelompok vektor disebut bebas linear apabila masing-masingnya
tidak dapat ditulis sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor yang lain. Sekelompok vektor
yang tidak memenuhi syarat ini dinamakan bergantung linear.

Sebuah himpunan bagian dari ruang vektor V disebut bargantung linear bila ada sejumlah
terhingga vektor berbeda-berbeda v1 , v 2, …, v n. dalam S dan skalar a 1, a 2, …, a n yang tidak
semuanya nol, sehingga :

a 1 v 1 +a 2 v 2+ …+an v n =0.

Perhatikan bahwa nol diruas kanan adalah vektor nol, bukan bilangan nol.

Bila persamaan tersebut hanya dipenuhi oleh skalar-skalar nol, vektor tersebut disebut bebas
linear. Bebas Linear dapat didefinisikan sebagai suatu himpunan vektor v1 , v 2, … v n. Dikatakan
bebas linear jika kombinasi linear nol atas vektor-vektor tersebut hanya dipenuhi oleh solusi
trivial : yaitu jika a 1, a 2, …, a n adalah scalar, sehingga :

a 1 v 1 +a 2 v 2+ …+an v n =0.

Jika dan hanya jika a 1−0 untuk semua i−1,2 , … , n .

Misalkan V ruang vektor dan S−{s 1, s2, …, sn }. S disebut baris dari V bila memenuhi :

1. S bebas linear
2. S membangun V

Basis dari suatu ruang vektor tidak harus tunggal tetapi bias lebih dari satu. Ada 2 macam basis
yang kita kenal yaitu basis standard an basis tidak standar.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana kebebasan linear, basis dan
dimensi, ruang baris dan kolom, serta matriks rank dan penerapan terhadap pencarian basis?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui kebebasan linear, basis dan
dimensi, ruang baris dan kolom, serta matriks rank dan penerapan terhadap pencarian basis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebebasan Linear

Sebelum membahas lebih jauh tentang vektor – vektor yang membangun ruang vektor dan
vektor – vektor yang bebas linier , sebelumnya akan diberikan definisi yang berkaitan dengan
masalah yang yang akan dibahas .

Kombinasi linier

Vector v́ dikatakan merupakan kombinasi linier dari vector – vector v́1 , v́ 2 , …

v́ n bila v́ bisa dinyatakan sebagai :

v́=k 1 v́ 1 +k 2 v́ 2 +…+ k n v́ n , k 1 , k 2 , … , k n : skalar

Diketahui V ruang vector dan S = { ś1 , ś 2 , … , ś n } dimana ś1 , ś 2 , … , ś n ∈ V

S dikatakan membangun V bila untuk setiap v́ ∈V , v́ merupkan kombinasi linier dari S ,yaitu:

v́=k 1 ś 1+ k 2 s 2+ …+k n śn , k 1 , k 2 ,… , k n : skalar

Vector – vector di S dikatakan bebas linier jika persamaan 0́=k 1 ś 1+ k 2 s 2+ …+k n śnhanya
memiliki penyelesaian k 1=k 2=…=k n=0 ( atau jika diubah ke bentuk SPL , penyelesaiannya
adalah trivial ) , jika ada pennyelesaian lain untuk nilai k 1 , k 2 , … , k n selain 0 maka dikatakan
vector – vector di S bergantung linier .

Contoh :

Diketahui á=( 1,2 ) , b́=(−2 ,−3 ) dan ć=(1,3) ,apakah ć merupakan kombinasi linier dari á dan b́ ?

Jawab :

Misalkan ć merupakan kombinasi linier dari á dan b́ , maka dapat ditentukan nilai untuk k 1 dan k 2

dari persamaan ć=k 1 á+k 2 b́ .


1 −2 k
[ 13]=k [ 12]+k [−2
1 2 → =
1
−3 ] [ 2 −3 ][ k ] [ 3 ]
1

Digunakan operasi baris elementer untuk menyelesaiankan system persamaan linier diatas , yaitu
:

[ A|b́ ]= 12[ −2 1
−3 3 ] [ 10 −2 1
1 1 ] [ 10 0 3
1 1 ]
k1 3
Didapatkan [ ][]
k2
=
1

Nilai k 1 dan k 2 bisa didapatkan , jadi ć merupakan kombinasi linier dari á dan b́ yaitu

ć=3 á+ b́ .

2.2 Basis dan Dimensi

Misalkan V ruang vektor dan S = { ś1 , ś 2 , … , ś n }. S disebut basis dari V bila memenuhi dua
syarat , yaitu :

1. S bebas linier
2. S membangun V

Basis dari suatu ruang vektor tidak harus tunggal tetapi bisa lebih dari satu. Ada dua macam
basis yang kita kenal yaitu basis standar dan basis tidak standar.

Dimensi ruang vektor didefinisikan sebagai banyaknya unsur basis ruang vektor tersebut.
Jadi dim R3 = 3 , dim P2 = 3 dan dim M 22 = 4 dan sebagainya.
Pada pembahasan mengenai membangun dan bebas linier , suatu himpunan vektor dapat
ditunjukkan merupakan himpunan yang bebas linier atau membangun ruang vektor V hanya
dengan melihat dari jumlah vektor dan dim ruang vektor. Pada contoh 5.4.3 ,banyaknya vektor =
3 dan dim ( R2 ) = 2 , sebenarnya tanpa menghitung kita sudah bisa menyimpulkan bahwa
himpunan vektor tersebut tidak bebas linier karena agar bebas linier maksimal jumlah vektor =
dim ruang vektor. Sebaliknya jika suatu himpunan vektor hanya memuat vektor dengan jumlah
kurang dari dim ruang vektor , maka dapat disimpulkan bahwa himpunan vektor tersebut tidak
membangun .

Berdasarkan hal ini, maka suatu himpunan vektor kemungkinan bisa menjadi basis ruang
vektor berdimensi n jika jumlah vektornya = n. Jika jumlah vektor < n maka tidak membangun
sebaliknya jika jumlah vektor > n maka bergantung linier. Jika jumlah vektor = n , maka dapat
dihitung nilai determinan dari ruang yang dibangun oleh himpunan vektor tersebut.

Jika det = 0 , maka ia tidak bebas linier dan tidak membangun

Jika det ≠ 0 , maka ia bebas linier dan membangun → merupakan basis .

Contoh :

1 2 , 1 0 , 0 0 , 0 2
Tentukan apakah H= {[ ] [ ] [ ] [ ]}
1 1 0 1 0 1 1 3
merupakan basis M 22 ?

Jawab:

Jumlah matriks ( bisa dipandang sebagai vektor di R4 ) dalam H = 4 = dim M 22 , Jadi untuk
menentukan apakah H merupakan basis dari R4 atau bukan adalah dengan melihat nilai
determinan dari ruang yang dibangun oleh H.

Misalkan W adalah ruang yang dibangun oleh H , maka untuk sembarang w ∈

W berlaku : w=¿

Untuk menentukan apakah H merupakan basis atau tidak adalah dengan menghitung nilai
det(A) dari SPL diatas .

¿
Jadi H merupakan basis dari M 22 .

2.3 Ruang Baris dan Kolom

Jika A adalah  matriks mxn maka subruang Rn yang direntang oleh vektor-vektor baris dari
A disebut ruang baris dari A. Subruang dari Rm yang direntang oleh vektor-vektor kolom dari A
disebut ruang kolom dari A.

TEOREMA

Jika suatu matriks U berada dalam bentuk baris eselon maka vektor-vektor baris dengan
utama 1 (yaitu vektor-vektor tak-nol) membentuk suatu basis untuk ruang baris U dan vektor-
vektor kolom dengan utama 1 dari vektor-vektor baris membentuk suatu basis untuk ruang
kolom dari U.

misalkan matriks :

dengan melakukan OBE diperoleh


matriks A mempunyai basis ruang kolom yaitu :

basis ruang baris diperoleh dengan cara,Mentransposkan terlebih dahulu matriks A, lakukan

OBE pada  ,sehingga diperoleh :


Kolom-kolom pada matriks hasil OBE yang memiliki satu utama berseseuaian dengan
matriks asal (A). Ini berarti, matriks A tersebut mempunyai basis ruang baris :

2.4 Matriks , Rank , Penerapan Terhadap Pencarian Basis


Definisi : Tinjaulah matriks m x n
a11 ⋯ a1 n

[
A= ⋮ ⋱ ⋮
a m 1 ⋯ amn ]
Vektor-vektor

b 1=r 1=(a11 , a12 , … ,a 1 n)

b 2=r 2=(a21 , a22 , … , a2 n )

b m=r m =(am 1 ,a m 2 , … , a mn)

Terbentuk dari basis-basis A yang kita namakan vektor-vektor baris A, dan vektor-vektor

a11 a 12 a1 n

[][] []
a
c 1 21 , c 2

am 1
a 22

am 2
, … c1
a2 n

amn

Terbentuk dari kolom-kolom A yang kita namakan vektor-vektor kolom A. Sub ruang Rn yang
direntang oleh vektor-vektor baris yang kita namakan ruang baris (row space) A dan sub ruang
Rm .

Yang direntang oleh vektor-vektor kolom kita namakan ruang kolom (column space A).

Contoh :

Misalkan A= [ 23 1 0
−1 4 ]
Jawab :

Vektor-vekror baris A adalah

c 1= [ 23] , c 2= [−11 ] , dan c 3= [ 04 ] ,


Teorema 12. Operasi baris elementer tidak mengubah ruang basis semua matriks.

Dari teorema ini bahwa sebuah matriks dan semua bentuk eselon barisnya mempunyai
ruang baris yang sama. Akan tetapi, vektor-vektor baris taknol dari matriks berbentuk eselon
baris selalu linear sehingga vektor-vektor baris taknol ini membentuk basis untuk ruang baris
tersebut.

Teorema 13. Vektor-vektor baris taknol berbentuk eselon baris dari matriks A membentuk basis
untuk ruang baris A.

Contoh :

Carilah sebuah basis untuk ruang direntang oleh vektor-vektor.

c 1=( 1 ,−2,0,0,3 ) c 2=( 2 ,−5 ,−3 ,−2,6 ) c 3=( 0,5,15,10,0 ) c 4= (2,6,18,8,6 )

pemecahan.

Ruang yang direntang oleh vektor-vektor ini adalah ruang baris dari matriks

1 −2 003

[ 2 −5 −3−2 6
0 5
2 6
15 10 0
18 87 6
]
Dengan mereduksi matriks ini menjadi bentuk eselon baris , kita dapatkan

1 −2 0 0 3

[ 0 1 320
0 0 110
0 0 000
]
Vektor-vektor baris taknol matriks ini adalah :

w 1=(1 ,−2,0,0,3) w 2=( 0,1,3,2,0) w 3=( 0,0,1,1,0)

Teorema 14. Jika A adalah sebarang matriks, maka ruang baris dan ruang kolom A mempunya
dimensi yang sama.
Dimensi ruang baris dan ruang kolom matriks A dinamakan rank A dan dinyatakan dengan rank
(A).

Teorema 15. Jika A adalah matriks n x n, maka pernyataan-pernyataan berikutekivalen satu sama
lain. (An x n).

a) A dapat dibalik.
b) Ax = 0 hanya mempunyai pemecahan trivial.
c) A ekivalen baris dengan In
d) Ax = b konsisten untuk tiap-tiap matriks b yang berukuran n x 1.
e) Det(A)≠ 0
f) A mempunyai rank n.
g) Vektor-vektor baris A bebas linear.
h) Vektor-vektor kolom baris A bebas linear.

Teorema 16. Sebuah sistem persamaan linear Ax = b adalah konsisten jika dan hanya jika
berada pada ruang kolom A.

Contoh :

Misalkan Ax = b adalah system linear

−1 3 2 x 1 1
[ 2 1 2 x3 ][ ] [ ]
1 2 −3 x 2 −9
=
3

Pecahkan dengan menggunakan hasil itu untuk menyatakan b sebagai kombinasi linear dari
vektor kolom A.

Penyelesaian :

Dengan menggunakan eliminasi gauss akan menghasilkan :

x 1=2 , x 2=−1 , x 3=3

Jadi nilai b dalam vektor A dapat ditulis :


−1 3 2 1

[ ][][ ][ ]
2 1 − 2 + −3 = −9
2 1 2 3

Teorema 17. Sebuah sitem persamaan linear Ax = b akan konsisten jika hanya jika rank matriks
koefisien A sama dengan rank dari matriks yang diperbesar [A/b].

Teorema 18. Jika Ax = b adalah system linear konsisten dari m persamaan n bilangan tak
diketahui, dan jika A mempunyai rank r, maka pemecahan system tersebut mengandung n-r
parameter.

Contoh :

Jika matriks 5 x 7 dengan rank , dan jika Ax = b adalah sistem linear konsisten maka pemecahan
tersebut mengandung system 7-4 = 3 parameter.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebuah himpunan bagian dari ruang vektor V disebut bargantung linear bila ada sejumlah
terhingga vektor berbeda-berbeda v1 , v 2, …, v n. dalam S dan skalar a 1, a 2, …, a n yang tidak
semuanya nol, sehingga :

a 1 v 1 +a 2 v 2+ …+an v n =0.

Perhatikan bahwa nol diruas kanan adalah vektor nol, bukan bilangan nol.

Bila persamaan tersebut hanya dipenuhi oleh skalar-skalar nol, vektor tersebut disebut bebas
linear. Bebas Linear dapat didefinisikan sebagai suatu himpunan vektor v1 , v 2, … v n. Dikatakan
bebas linear jika kombinasi linear nol atas vektor-vektor tersebut hanya dipenuhi oleh solusi
trivial : yaitu jika a 1, a 2, …, a n adalah scalar, sehingga :

a 1 v 1 +a 2 v 2+ …+an v n =0.

Jika dan hanya jika a 1−0 untuk semua i−1,2 , … , n .

Misalkan V ruang vektor dan S−{s 1, s2, …, sn }. S disebut baris dari V bila memenuhi :

1. S bebas linear
2. S membangun V

3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan diatas, diharapkan para pembaca dapat memahami dan


memanfaatkannya untuk menambah wawasan. Untuk memahami lebih lanjut, penulis harap
pembaca dapat mencari sumber – sumber yang lain di internet atau buku – buku yang terkait
dengan materi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ruminta. 2009. Matriks persamaan linear dan pemrograman linear. edisi ke-1. Bandung :
Penerbit Rekayasa Sains

Sibaroni ,Yuliant . 2002 . Buku Ajar Aljabar Linear . Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi

Telkom.

Anda mungkin juga menyukai