Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan Inayah-Nya, pada kesempatan ini kami selaku penulis bisa mencoba untuk
membuat makalah tentang. “Vektor” Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “ALJABAR LINEAR”.
Penulis menyadari keterbatasan dan banyaknya kekurangan dalam makalah ini
kami mohon maaf. Kami sangat menantikan saran dan kritik pembaca yang sifatnya
membangun. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebut satu-satu yang telah menyelesaikan makalah ini. Dan terimakasih kepada dosen
kami Drs. Didik Sugeng Pambudi,M.S., Ervin Oktavianingtyas, S.Pd., M.Pd. dan Ermita
Rizki Albirri, S.Pd. yang senantiasa memberikan ilmu serta arahan dalam proses pembuatan
makalah ini. semoga dengan diberikan tugas kepada kelompok kami dapat memberikan
pengetahuan ini kepada seluruh mahasiswa. Aamiin.

Jember, 24 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah
pesat. Sama halnya dengan cabang ilmu matematika. Sebagai contoh pada bidang aljabar
linear elementer, vektor mendapat perhatian luas dari para ahli matematika. Penerapan
vektor dalam berbagai bidang ilmu menjadikan vektor lebih dikembangkan dalam
berbagai dimensi ruang. vektor euclidis dapat mendukung penyelesain konsep matrik.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah
yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat
memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan vektor?
2. Bagaimana cara penulisan vektor?
3. Bagaimana operasi aljabar pada vektor?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari vektor
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penulisan vektor
3. Mahasiswa dapat mengetahui operasi aljabar pada vektor
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vektor


Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Kecepatan, gaya dan pergeseran merupakan contoh-contoh dari vektor karena
semuanya memiliki besar dan arah walaupun kecepatan arahnya hanya positif dan
negatif. Vektor yang terdapat dalam 2 dimensi biasa disebut ruang-2 (R 2), vektor
yang berada di dimensi 3 disebut ruang-3 (R 3) dan vektor yang berada di dimensi n
disebut ruang-n (Rn).
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:
 Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A

 Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak memiliki
arah vektor yang jelas.
 Vektor satuan

Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari


 Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor

ruang dua dimensi memiliki dua vektor basis yaitu dan .

Sedangkan dalam tiga dimensi memiliki tiga vektor basis yaitu ,


, dan .

2.2 Penulisan Vektor


Vektor digambarkan sebagai panah dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang
garisnya disebut besar vektor. Dalam penulisannya, jika vektor berawal dari titik A
dan berakhir di titik B bisa ditulis dengan huruf kapital atau sebuah huruf kecil yang
diatasnya ada tanda garis/ panah seperti ⃗
AB atau . Vektor yang berada di ruang-n
> 3 tidak mungkin digambarkan karena keterbatasan dari ruang.
2.3 Aljabar vektor
2.3.1 Metode Segitiga

Metode segitiga merupakan cara lain untuk menjumlahkan dua vektor, selain
metode jajaran genjang. Dua buah vektor A dan B, yang pergerakannya
ditunjukkan metode segitiga (gambar a)diatas, akan mempunyai resultan yang
persamaannya dituliskan:
R=A+B
Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang
kedua pada ujung vektor pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan
menghubungkan titik pangkal vektor pertama dengan ujung vektor kedua.
Pada metode segitiga (gambar b)diatas pergerakan dimulai dengan vektor B
dilanjutkan dengan A, sehingga diperoleh persamaan:
R=B+A
Jadi,
A+B=B+A
Hasil yang diperoleh ternyata tidak berubah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penjumlahan vektor bersifat komutatif. Tahapan-tahapan penjumlahan vektor
dengan metode segitiga adalah sebagai berikut:
a. Pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya,
b. Hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang
menunjukkan resultan kedua vektor tersebut,
c. Besar dan arah R _ dicari dengan aturan cosinus dan sinus.

Jika penjumlahan lebih dari dua buah vektor, maka dijumlahkan dulu dua buah
vektor, resultannya dijumlahkan dengan vektor ke-3 dan seterusnya. Misalnya,
penjumlahan tiga buah vektor A, B, dan C yang ditunjukkan pada
penjumlahan lebih dari 2 vektor berikut.

2.3.2 Metode Jajar Genjang

Metode jajar genjang merupakan metode untuk menentukan resultan vektor


dengan memodifikasi titik himpit dan arah vektor. Dua vektor dengan pangkal
berimpit digambar sebagai dua sisi yang berdekatan dari sebuah bangun jajar
genjang, maka jumlah vektornya adalah sama dengan vektor diagonal yang
pangkalnya sama dengan pangkal kedua vektor yang berhimpit tadi.
Ilustrasinya
Dua vektor (Vektor A dan Vektor B) sebelumnya terpisah, kemudian kita
himpitkan pangkalnya sehingga membentuk sudut α sehingga masing-masing
vektor menjadi sisi-sisi yang berdekatan dari sebuah jajar genjang.

Resultan vektor yang terbentuk akan berada di antara vektor A dan B dan
membentuk sudut α1 dengan vektor A dan sudut α2 dengan vektor B.

Rumus Penjumlahan Vektor

Pada metode jajar genjang resultan dua vektor dapat dicari dengan rumus

Untuk mencari Sudut resultan bisa menggunakan aturan sinus pada segitiga.
Asal rumus tersebut dari ilustrasi di bawah ini.

Rumus Pengurangan Vektor

Untuk pengurangan vektor prinsipnya sama saja. Misalnya ada 2 buah vektor
berhimpit seperti gambat dibawah ini

Jika dibuat pengurangan vektor A-B maka cukup merubah arah vektor B
sehingga ujung jadi pangkal dan pangkal jadi ujung. Perhatikan gambar di
atas. Rumusnya sama dengan rumus penjumlahan namun dengan sudut yang
berbeda. Sekarang sudut yang dibentuk antara vektor A dan B adalah 180º –
α. Karena di kuadran dua nilai cosinus adalah negatif maka Cos (180º-α) = –
cos α.
R adalah diagonal panjang jajar genjang, jika α lancip. Sementara itu, α
adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh A dan B. Sebuah vektor mempunyai
besar dan arah. Jadi setelah mengetahui besarnya, maka perlu menentukan
arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat ditentukan oleh sudut
antara R dan A atau R dan B. Misalnya sudut θ merupakan sudut yang
dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus pada
segitiga OPR akan diperoleh:

Sehingga :

Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut θ dapat


diketahui.

Contoh soal:

1. Ada dua buah vektor yaitu Vektor A dan Vektor B yang masing-masing
besarnya 20 dan 10 satuan. Jika sudut antara kedua vektor tersebut adalah 60º
tentukan besar resultan vektor A-B dan sudut dari Resultan tersebut.

Jawab:

Besarnya sudut apit antara vektor A dan -B = 180º – 60º = 120º


Cos 120º = -1/2
Sudut Vektor Resultan
Dari Vektor A = α2

Dari Vektor B = α1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vektor didefnisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Vektor dikatakan berada di
ruang-n (Rn) jika vektor tersebut mengandung n komponen. Jika vektor berada di R 2
maka dikatakan vektor berada di bidang, sedangkan vektor berada di R 3 maka
dikatakan vektor berada di ruang. Orang yang pertama kali memperlajari vektor-
vektor di Rn adalah Euclidis sehingga dikenal sebagai vektor euclidis, sedangkan
ruang vektornya disebut ruang-n euclidis. Vektor bisa dinotasikan dengan huruf kecil
tebal, huruf kecil dengan ruas garis, atau huruf kapital dengan ruas garis.
Aljabar vektor di bidang dapat dicari dengan 3 metode yaitu metode segitiga, metode
jajar genjang dan metode poligon. Sedangkan Aljbar vektor di ruang dapat
menggunakan rumus : jika a = ( a1,a ,...,an ) dan b = ( b ,b2,...,bn ) merupakan vektor Rn
2 1

Maka
a + b = (a +b , a +b ,..., an+b )
1 1 2 2 n

a −b = (a – b , a – b ,..., a – b )
1 1 2 2 n n

k . a = ( ka , ka ,...,ka )
1 2 n

-a = (-a , -a ,..., -an )


1 2

a - b = a + (-b) = (a -b , a -b ,..., an-b ) 1 1 2 2 n

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard.2014. Elmenter Linear Algebra, Applications Version Wiley.


Sibaroni, Yuliant.2002.Buku Ajar Aljabar Linear.STT Telkom
Anashir. "Berbagai Metode Penjumlahan Vektor".
https://www.anashir.com/fisika/berbagai-metode-penjumlahan-vektor/ , diakses 18
April 2019
Rumus Hitung. 2014. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Vektor.
https://rumushitung.com/2014/10/19/rumus-penjumlahan-dan-pengurangan-vektor/ . 13
April 2019.
College Loan Consolidation. 2014. Analisis Penjumlahan dan Pengurangan Vektor.
http://fisikazone.com/analisis-penjumlahan-dan-pengurangan-vektor/. 13 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai