Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH VEKTOR

Makalah Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Tugas


Matematika Peminatan kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020

Disusun Oleh :

1. Ayuthya Safitri Nuraz’mi (07)


2. Puteri Tsania Larasati (21)
3. Rafanda Adelita (23)
4. Regina Anindya Putri (24)
5. Trisiya Irmayanti (29)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 BERAU
2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
VEKTOR

A. Sifat – Sifat Operasi Aljabar pada Vektor

1. Pengertian Vektor

Dalam Matematika dan fisika dikenal dua besaran, yaitu besaran vektor dan
besaran skalar. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki besar
(magnitude) saja, misalnya waktu, suhu, panjang, luas, volume, massa dan
sebagainya.

Sedangkan, Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki besar


(magnitude) dan arah (direction), misalnya kecepatan, percepatan, gaya,
momentum, momen, impuls, medan magnetik dan sebagainya.

Vektor adalah suatu ruas garis berarah yang memiliki besaran (panjang,
nilai) dan arah tertentu, dapat dinyatakan dalam grafis berikut.

Bila u menyatakan garis berarah dari A ke B maka dituliskan lambang

( dibaca vektor AB mewakili vektor u, sedangkan AB adalah vektor yang


pangkalnya A dan ujungnya B).
2. Perbedaan skalar dan vektor

Dalam fisika, kita selalu menemukan sebuah besaran. Besaran adalah segala
sesuatu yang dapat diukur, dihitung, serta memiliki nilai dan satuan.
Berdasarkan ada atau tidaknya arah, besaran dibagi menjadi dua yaitu
besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang
hanya memiliki nilai saja. Sedangkan besaran vektor adalah besaran yang
memiliki nilai dan arah. Berikut adalah perbedaan besaran vektor dan
skalar. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Perbedaan mendasarnya terletak pada ada tidaknya arah. Besaran


vektor memiliki arah sedangkan besaran skalah tidak memiliki arah.
2. Besaran vektor berupa perpindahan, impuls, kecepatan, momentum,
percepatan, momen gaya, kuat medan listrik, kuat medan magnet, dan
gaya. Sedangkan besaran skalar berupa jarak, waktu, tekanan, suhu, muatan
listrik, volume, masa jenis, kapasitas, dan potensial listrik.
3. Perhitungan besaran vektor agak kompleks. Sedangkan perhitungan
besaran skalar dapat dilakukan dengan menggunakan aturan aljabar biasa.
4. Dalam rumus dan perhitungan, variabel besaran skalar diwakili oleh
huruf yang dicetak miring (contoh V untuk volume). Sedangkan besaran
vektor dalam skema dinyatakan dengan diisi anak panah diatasnya
(contoh   untuk gaya), dan dicetak tebal dan diapit tanda harga mutlak
dalam persamaan maupun dalam teks (contoh   untuk gaya)
3. Notasi Vektor

Vektor disini dinyatakan dengan huruf yang diberi arah garis diatasnya.

Vektor dapat dinyatakan dalam dua dimensi bahkan tiga dimensi atau
lebih. Jika dinyatakan dalan tiga dimensi maka vektor memiliki vektor
satuan yang dinyatakan dalam i, j, dan k.

Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan dan arahnya sesuai
dengan sumbu utama, yakni :

i adalah vektor satuan yang searah sumbu x (absis)

j adalah vektor satuan yang searah sumbu y (ordinat)

k adalah vektor satuan yang searah sumbu z (aplikat)

dengan a_x sebagai komponen arah sumbu x, dan a_y komponen arah


sumbu y dan  a_z adalah komponen arah sumbu z.

Bentuk tulisan vektor


dalam matematika lebih sering dituliskan dalam

dengan komponen dalam bentuk indeks angka

Panjang vektor (besar,nilai) dituliskan seperti tanda mutlak dalam


aljabar

Atau dalam indeks angka

Bila vektor ditentukan oleh koordinat


Maka vektor AB dinyatakan dengan

Panjang vektor AB

Sedangkan vektor satuan dari suatu vektor yang dinyatakan sebagai

Dinyatakan dengan

 panjang vektor satuan adalah 1 satuan.

4. Jumlah, Selisih, Hasil Kali Vektor dengan Skalar

 Penjumlahan Vektor
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang
komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen
vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari 2
vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba
memahaminya dengan contoh.

Untuk vektor segaris, resultannya

R = A + B + C + n dst…

untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di


bawah ini

rumus penjumlahan vektor bisa didapat dari persamaan berikut.

Menurut aturan cosinus dalam segitiga,

(OR)2  = (OP)2  + (PR)2  – 2(OP)(PR) cos (180o –  α)


(OR)2  = (OP)2  + (PR)2  – 2(OP)(PR) cos (-cos  α)
(OR)2  = (OP)2  + (PR)2  – 2(OP)(PR) cos  α
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR

maka didapat persamaan

R2  = A2  + B2  – 2AB cos  α

Rumus menghitung resultan vektornya


CONTOH SOAL PENJUMLAHAN VEKTOR

Dalam penjumlahan vektor sobat hitung bisa menggunakan 2 cara:

1. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang (Pararelogram)

yaitu seprti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah dengan
mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada
pemindahan titik tangkap vektor.

2. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga

Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung


vektor yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal
vektor pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di
bawah ini.
Untuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu hingga
ketemu resultan akhirnya.  Dari gambar di atas, V = A + B dan R = V + C
atau R  = A + B + C.

 Pengurangan Vektor
Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma
yang membedakan adalah ada salah satu vektor yang  mempunyai arah
yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak
ke arah barat maka resultannya.

R = A + (-B) = A – B

CONTOH SOAL PENGURANGAN VEKTOR


Rumus Cepat Vektor
Berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika :

Jika α = 0o  maka R = V1  + V2

Jika α = 90o  maka R = √(V12  + V22)

Jika α = 180o  maka R =  |  V1  + V2  | –> nilai mutlak

Jika α = 120o  dan  V1  = V2  = V maka R =  V

Contoh Soal
Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6 satuan,
bertitik tangkap sama dan mengapit sudut 30 o Tentukan besar dan arah
resultan  vektor tersebut tersebut!

Jawaban :

R = 82  + 62  + 2.6.8.cos 30


R = 64 + 36 + 96 0,5 √3
R = 100 + 48√3

 Perkalian Vektor dengan Skalar


Pada materi operasi vektor, kita pasti ketemu perkalian skalar dengan
vektor. Tapi, kita tahu bahwa vektor tidak dapat dikalikan dengan sesama
vektor, kecuali perkalian silang atau perkalian titik. Namun, vektor dapat
dikalikan dengan skalar yang dinamakan operasi perkalian skalar dengan
vektor. Lalu bagaimana cara kita menghitung perkalian skalar dengan
vektor?
Jika kita punya vektor  v=(v1,v2,v3,…,vn) dan skalar kk, perkalian
vektor vv dengan skalar kk didefinisikan sebagai berikut.
kv=(kv1,kv2,kv3,…,kvn)
Sehingga perkalian skalar dengan vektor adalah mengalikan setiap
komponen vektor vv dengan skalar k.
Hasil dari perkalian vektor v dengan skalar k adalah vektor baru yaitu kv.
Jika kita lihat secara geometris, veKtor v memiliki sifat-sifat tertentu yang
bergantung pada nilai k, yaitu:

1. Jika k = 1, panjang dan arah vektor tidak berubah.


2. Jika k >1, panjang vektor diperbesar sedangkan arahnya tetap.
3. Jika 0 < k < 1, panjang vektor diperkecil sedangkan arahnya tetap.
4. Jika k = −1, panjang vektor tetap sedangkan arahnya berkebalikan.
5. Jika k < −1, panjang vektor diperbesar dan arahnya berkebalikan.
6. Jika −1 < k < 0, panjang vektor diperkecil dan arahnya berkebalikan.
Untuk ilustrasi sifat-sifat di atas, kamu dapat perhatikan gambar di bawah
ini.

5. Vektor Posisi

Adalah Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik
ujungnya di A (a1, a2).
Vektor posisi titik P adalah vektor  yaitu vektor yang berpangkal di titik O
(0 , 0 , 0) dan berujung di titik P (x , y , z), bila ditulis.

Vektor Posisi adalah Posisi sebuah titik partikel terhadap sebuah titik acuan
tertentu dapat dinyatakan dengan sebuah vektor posisi.

6. Operasi Vektor Secara Aljabar

a) Vektor pada bidang


Banyak kuantitas dalam geometri dan fisika, seperti luas, volume, suhu,
massa, dan waktu, dapat dikarakteristikkan sebagai suatu bilangan real
tunggal yang diskalakan terhadap satuan ukuran yang tepat. Kuantitas-
kuantitas tersebut dinamakan kuantitas skalar, dan bilangan real yang
berasosiasi dengan kuantitas tersebut dinamakan skalar.
Kuantitas-kuantitas lain, seperti gaya, kecepatan, dan percepatan,
melibatkan nilai dan arah dan tidak dapat dikarakteristikkan hanya dengan
suatu bilangan real tunggal. Ruas garis berarah digunakan untuk
merepresentasikan kuantitas semacam itu, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Ruas garis berarah PQ memiliki titik pangkal P dan titik
ujung Q, dan panjangnya (atau besarnya) dinotasikan sebagai ||PQ||.
Ruas-ruas garis berarah yang memiliki panjang dan arah sama dikatakan
ekuivalen, seperti yang ditunjukkan Gambar 2. Himpunan semua ruas garis
berarah yang ekuivalen dengan ruas garis yang diberikan, PQ, merupakan
suatu vektor pada bidang dan dinotasikan sebagai

Dalam pengetikan, vektor biasanya ditulis dalam huruf kecil dan tebal
seperti u, v, dan w. Ketika ditulis tangan, vektor biasanya ditulis sebagai
huruf kecil dengan tanda panah di atasnya.
Pastikan kita memahami bahwa suatu vektor
merepresentasikan himpunan ruas-ruas garis berarah (masing-masing
memiliki panjang dan arah yang sama). Akan tetapi dalam prakteknya,
biasanya tidak dibedakan antara suatu vektor dan satu ruas garis berarah
representasinya.
Misal v merepresentasikan ruas garis berarah dari (0, 0) ke (3, 2), dan
misalkan u merepresentasikan ruas garis berarah dari (1, 2) ke (4, 4).
Tunjukkan bahwa u dan v ekuivalen.
Pembahasan Misalkan P(0, 0) dan Q(3, 2) menjadi titik pangkal dan titik
ujung v, dan misalkan R(1, 2) dan S(4, 4) menjadi titik pangkal dan titik
ujung u, seperti yang ditunjukkan Gambar 3. Kita dapat menggunakan
Rumus Jarak untuk menentukan panjang PQ dan RS memiliki panjang yang
sama.

Kedua segmen tersebut memiliki arah yang sama, karena kedua garis
tersebut mengarah ke kanan atas pada garis-garis yang memiliki gradien
sama.

dan

Karena ruas garis berarah PQ dan RS memiliki panjang dan arah sama, kita


dapat menyimpulkan bahwa kedua vektor tersebut ekuivalen.
Yaitu, v dan u ekuivalen.

Ruas garis berarah yang memiliki titik pangkal pada titik asal seringkali
menjadi representasi yang paling mudah dari himpunan ruas-ruas garis
berarah yang ekuivalen, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3
sebelumnya. Representasi v ini dikatakan dalam posisi baku. Suatu ruas
garis yang titik pangkalnya pada titik asal dapat direpresentasikan secara
unik koordinat dari titik ujungnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.

Jika v adalah suatu vektor pada bidang yang titik pangkalnya pada titik asal
dan titik ujungnya pada (v1, v2), maka bentuk komponen v adalah

Koordinat v1 dan v2 disebut sebagai komponen-komponen v. Jika titik


pangkal dan titik ujungnya terletak pada titik asal, maka v disebut sebagai
vektor nol dan dinotasikan dengan 0 = <0, 0>.
Definisi ini mengakibatkan bahwa dua vektor u = <u1, u2> dan v = <v1, v2>
sama jika dan hanya jika u1 = v1 dan u2 = v2.
Prosedur berikut dapat digunakan untuk mengubah segmen-segmen garis
berarah menjadi bentuk komponen, atau sebaliknya.

1. Jika P(p1, p2) dan Q(q1, q2) merupakan titik pangkal dan titik ujung suatu


ruas garis berarah, maka bentuk komponen vektor v yang direpresentasikan
oleh PQ adalah

Selain itu, dari Rumus Jarak, kita dapat melihat bahwa panjang v adalah

2. Jika v = <v1, v2>, maka v dapat direpresentasikan dengan ruas garis berarah,


dalam posisi baku, dari P(0, 0) ke Q(v1, v2).
Panjang v disebut juga sebagai norma v. Jika ||v|| = 1,
maka v adalah vektor satuan. Selain itu, ||v|| = 0 jika dan hanya
jika v vektor nol 0.

b) Vektor pada Bidang Dalam Vektor Satuan

panjang segmen garis yang menyatakan vektor   atau dinotasikan


sebagai   Panjang vektor sebagai:

Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut   yang dibentuk oleh
vektor dan sumbu x. positif.

Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis   


dan   berikut:
Operasi vektor pada bidang dalam satuan

Penjumlahan dan pengurangan vektor pada bidang dalam satuan


Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan.
Penjumlahan vektor secara aljabar dapat dilakukan dengan cara

menjumlahkan komponen yang seletak. Jika   dan   maka:

Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah:

Dalam pengurangan vektor, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu:

Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:



Perkalian vektor pada bidang dalam satuan dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika   adalah vektor dan k adalah skalar.
Maka perkalian vektor:

Dengan ketentuan:

 Jika k > 0, maka vektor   searah dengan vektor 


 Jika k < 0, maka vektor   berlawanan arah dengan vektor 
 Jika k = 0, maka vektor   adalah vektor identitas 
Secara grafis perkalian ini dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat
pada tabel dibawah:

Secara aljabar perkalian vektor   dengan skalar k dapat dirumuskan:

c) Vektor Pada Ruang

Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik
vektor dalam   dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras.
Jika titik   dan titik   maka jarak AB adalah:
Atau jika  , maka

Vektor   dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam kolom 

 atau dalam baris

  .

Vektor juga dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis 

 dan   dan   berikut:

Operasi vektor pada ruang


Operasi vektor di   secara umum, memiliki konsep yang sama dengan
operasi vektor di   dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.

Penjumlahan dan pengurangan vektor pada ruang


Penjumlahan dan pengurangan vektor di   sama dengan vektor di   yaitu:
Dan

Perkalian vektor pada ruang dengan skalar


Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

7. Masalah Tiga Titik Segaris

Titiktitik segaris (kolinear) adalah titiktitik yang terletak pada satu garis
(titik-titik yang tidak terletak pada satu garis disebut titik-titik tak segaris (
nonkolinear)).Sebuah titik dan sebuah garis dapat terjadi
sebuah titik tersebut terletakpadasebuah garis tersebut atau sebuah titik 
tersebut tidak terletak pada
sebuah garis tersebut. Jika sebuah titik terletak pada suatu garis, maka
dapat juga dikatakan garis tersebut melalui sebuah
titik. Jika sebuah titik tidakterletak pada suatu garis, maka dapat dikatakan 
sebuah titik di luar sebuah garis.
Pada gambar di atas: titik K, titik L, titik P, dan titik R merupakan titik-
titikyang tidak terletak pada suatu garis.
Keempat titik tersebut tidak terletak
pada garis g maupun garis h, atau dapat dikatakan keempat titik tersebut
diluar garis g maupun garis h.
Namun titik M, titik O, dan titik Q, ketiganyaterletak pada garis g.
Sedangkan titik S, titik O, dan titikN, ketiganya terletak
pada garis h.Tampak juga titik O terletak pada garis g maupun garis h.
Pada gambar tersebut, dapat dikatakan: titik M, titik O, dan titik Q
merupakan tiga buah titik yangkolinear, karena ketiganya terletak pada sat
ugaris; yaitu garis g. 
Demikian juga titik S, titik O, dan titik N,merupakan tiga
buah titik yangkolinear, karena ketiganya terletak pada satu garis; yaitu
garis h. 
Berdasarkan kondisi tersebut berarti titik M dan titik N merupakan dua
buah titik yang tidak kolinear (non-kolinear), karena masing-masing
terletak pada garis yang berbeda. Begitu pula pasangan titik M dan titik S,
titik N dan titik Q, titik S dan titik Q, merupakan pasangan-pasangan titik y
angtidak kolinear (non-kolinear).

8. Pembagian Segmen Garis


B. Operasi Perkalian Skalar Dua Vektor

1. Definisi Perkalian Skalar (Dot Product)


2. Tanda Perkalian Skalar
3. Hasil Kali Skalar
Perkalian titik (dot product) dari dua vektor a dan b dinotasikan
dengan a ‧ b.

Perkalian titik disini tidak sama dengan perkalian aljabar seperti yang
sudah kita kenal, karena yang dilibatkan disini adalah vektor, bukan
bilangan.

Diberikan dua buah vektor,


a = [a1 , a2 , a3]
b = [b1 , b2 , b3]
dengan θ adalah sudut antara a dan b, seperti yang terlihat pada gambar.

Dengan bantuan aturan cosinus,kita peroleh


|b - a|2 =|a|2 +|b|2 -2|a||b|cosθ
|a||b|cosθ= 1212(|a|2 +|b|2 -|b - a|2 ) ………(1)

Substitusikan
|a|2 = a12 + a22 + a32 ,
|b|2 = b12 + b22 + b32 ,
|b - a|2 =(b1 - a1)2 +(b2 - a2)2 +(b3 - a3)2,
pada ruas kanan persamaan (1), lalu sederhanakan hingga diperoleh
|a| |b| cos θ = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3    (2)

Persamaan terakhir ini cukup menarik, karena mampu menjelaskan


hubungan antara panjang, sudut, dan komponen-komponen suatu vektor
secara bersamaan.

Persamaan yang didominasi oleh operasi perkalian inilah yang kemudian


menjadi ide dalam pendefinisian perkalian titik dua vektor.
 Definisi 
Misalkan a dan b adalah vektor-vektor bukan nol. Perkalian titik atau dot
product dari a dan b, ditulis a ‧ b, didefinisikan

a ‧ b = |a| |b| cos θ

dimana
|a| =panjang a
|b| =panjang b
θ =sudut antara a dan b

Dengan demikian, persamaan (2) dapat ditulis menjadi

a ‧ b = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3

Perkalian titik dari dua vektor akan menghasilkan skalar. Oleh sebab itu,
perkalian titik sering disebut dengan perkalian skalar (skalar product).

Contoh1
Dua buah vektor u dan v membentuk sudut sebesar 60°. Jika |u| = 4 dan |v|
= 7,maka u ‧ v = ...

Jawab :
u ‧ v =|u||v|cos60°
u  ‧ v =4‧7‧ 1212
u  ‧ v =14

Contoh 2
Diketahui p dan q adalah vektor-vektor di R3, dengan  p = 2i - 3j + 4k
dan q = 3i-k.Tentukannilai p ‧ q
Jawab :
p = [2 , -3 , 4]
q = [3 , 0 , -1]

p ‧ q = 2 ‧ 3  +  (-3) 0  +  4 (-1)


p  ‧ q = 6 + 0 - 4
p  ‧ q = 2

Contoh 3
Diketahui p = [6 , 0] dan q = [4 , -4]. Tentukan besar sudut yang dibentuk
oleh p dan q !

Jawab :
Panjang masing-masing vektor :
|p| = √(62 + 02) = 6
|q| = √(42 + (-4)2) = 4√2

Hasil kali titik dari kedua vektor :


p ‧ q = 6 ‧ 4  +  0 (-4)  =  24

Misalkan sudut diantara p dan q adalah θ.


cosθ=p⋅q|p||q|=246⋅4√ 2 =12√ 2 cosθ=p⋅q|p||q|=246⋅42=122

Karena cos θ = 1212√2, maka θ = 45°

4. Sifat-Sifat Perkalian Skalar


Jika a, b dan c adalah vektor, dan k adalah skalar/bilangan, maka

1.   a ‧ a = |a|2
2.   a ‧ b = b ‧ a
3.   a ‧ (b + c) = a ‧ b + a ‧ c
4.   a ‧ (kb) = k(a ‧ b) = (ka) ‧ b
Kita tahu bahwa

 Dua vektor yang saling tegak lurus membentuk sudut sebesar 90°
 Dua vektor yang searah membentuk sudut sebesar 0°
 Dua vektor yang berlawanan arah membentuk sudut sebesar 180°
 Ketika θ lancip, maka cos θ > 0
 Ketika θ tumpul, maka cos θ < 0

Apabila fakta-fakta diatas kita terapkan pada definisi perkalian titik, akan
kita peroleh kesimpulan sebagai berikut.

Misalkan a dan b adalah vektor, dengan θ adalah sudut yang dibentuk oleh


kedua vektor tersebut. 

Jika a tegak lurus b, maka


a ‧ b = 0

Jika a searah dengan b, maka


a ‧ b = |a| |b|

Jika a berlawanan arah dengan b, maka


a ‧ b = -|a| |b|

Jika θ lancip (0 < θ < 90°), maka


a ‧ b > 0

Jika θ tumpul (90° < θ < 180°), maka


a ‧ b < 0
Contoh 4
Diketahui u = [3 , 1 , -2] dan v = [4 , 0 , k]. Tentukan k agar kedua vektor
tersebut saling tegak lurus.

Jawab :
Agar u tegak lurus v, haruslah u ‧ v = 0

u⋅v=03⋅4+1⋅0+(−2)k=012−2k=012=2kk=6u⋅v=03⋅4+1⋅0+
(−2)k=012−2k=012=2kk=6

Contoh 5
Jika u = [u1 , u2], tunjukkan bahwa u ‧ u = |u|2

Jawab :
Berdasarkan definisi perkalian titik, maka
u ‧ u = u1 u1 + u2 u2 
u ‧ u =  u12 + u22   ..............................(1)

Berdasarkan rumus panjang vektor, maka


|u|2 = u12 + u22   .................................(2)

Dari (1) dan (2) kita peroleh hubungan


u ‧ u = |u|2
5. Aplikasi Perkalian Skalar

 Aplikasi perkalian skalar pada fisika


Perkalian titik dari dua vektor A dan B dilambangkan dengan A.B . di dalam
fisika, perkalian titik vektor ini kita jumpai misalnya dalam rumus usaha.
W= F. s
Gaya F  dan perpindahan s kedua-duanya adalah besaran vektor, sedangkan
usaha W merupakan besaran scalar. Berarti hasil perkalian titik dua besaran
vektor merupakan besaran scalar.

Definisi perkalian titik dari dua vektor A dan B yang mengapit sudut Ø
dapat dituliskan sebagai berikut

A.B = AB cos Ø
Bagaimana bila vektor A dan B dituliskan dalam notasi vektor satuan? Bil
vektor yang diketahui dinyatakan dalam komponen-komponen vektor
satuan kita dapat mengalikan kedua vektor dalam notasi vektor satuan
pula. Untu membahas definisi perkalian titik dalam notasi vektor satuan
ini, terlebih dahulu kita pelajari sifat-sifat perkalian titik di antara sesama
vektor satuai sebagai berikut.

i.i = j.j = k.k = (1) (1) cos 0 =1

i.j = i.k = j.k = (1) (1) cos 90°  = 0

 Dari sifat – sifat perkalian titik vektor-vektor satuan ini, kita akan
menghitung perkalian titik vektor A dan B

A.B = (Axi + Ayj + Azk ) (Bxi + Byj + Bzk)

= Axi Bxi + Zxi Byj + Axi Bzk + Ayj Bxi + Ayj Byi + Ayj Bzk + Azk Bxi + Azk Byj +
Azk Bzk

A.B = AxBx + AyBy + AzBz

Pada perkalian titik antara dua vektor, berlaku sifat komutatif yang
berarti A.B = B. A , perhatikan contoh berikut ini:
6. Sudut Antara Dua Vektor

Dapat dirumuskan seperti berikut :

Contoh :
7. Vektor satuan
pengertian Vektor Satuan Matematika dari Vektor yang mana sama dg satu
dan tidak memiliki satuan dengan Fungsi untuk menunjukkan Arah di
dalam Ruang. Lalu satu Satuan Vektor yang ada di dalam Ruang memiliki
Tiga Komponen yang antara lain Komponen Sumbu x, Sumbu y dan Sumbu
z. Untuk Rumus Vektor Satuan dan Contoh Soal Vektor Satuan Matematika
bisa kalian lihat dibawah ini:

8. Proyeksi orthogonal suatu vektor pada vektor lain


Misalkan vektor OA = a, OB = b dan OC = c, maka c adalah proyeksi vector
a pada b

Panjang proyeksi a pada b dirumuskan:

Dimana panjang proyeksi tersebut dinamakan juga Proyeksi sklalar a pada b

Sedangkan persamaan vektor proyeksi a pada b dirumuskan:

Untuk lebih jelasnya ikutilah contoh soal berikut ini :


01. Diketahui a = 8i – 4j + k dan b = 4i + 2 j + 3 k . Tentukanlah panjang
vector proyeksi b pada a
Jawab

02. Diketahui a = 3 i – 2 j + 4 k dan b = 2 i – j + k . Tentukanlah persamaan


vektor proyeksi a pada b
Jawab
Misalkan vektor proyeksi a pada b dinamakan c , maka
03. Diketahui titik A(-5, 1, 2), B(-3, 2, 4) dan C(0, 1, 4). Tentukan vektor
proyeksi BA pada BC
Jawab

04. Diketahui segitiga ABC seperti pada gambar berikut. Jika titik A(-4, 3,
2), B(0, 2, 3) dan C(-2, 6, 9)
maka tentukanlah panjang ruas garis AD
Jawab
EVALUASI

a. Pilihlah jawaban berikut dengan benar dan tepat!

1. Diketahui a = t i - 8 j + h k dan b = (t +2) i + 4 j + 2 k. Jika a = - b maka vektor a


dapat dinyatakan ...

A. i + 8j + 2 k
B. i + 8 j - 2k
C. i - 8j + 2k
D. - i - 8j + 2k
E. - i - 8j - 2k

2. Jika vektor a = 10i + 6 j - 3k dan b = 8 i + 3 j + 3k serta c = a - b, maka vektor satuan


yang searah denga c adalah...

A. 6/7 i + 2/7 j + 3/7 k


B. 2/7 i + 3/7 j - 6/7 k
C. 2/7 i - 3/7 j + 6/7 k
D. 6/7 i - 3/7 j - 2/j k
E. -2/7 i + 6/7 j - 3/7 k

3. Diketahui titik-titik A (2, 5, 2), B (3, 2, -1), C (2, 2, 2). Jika a = AB dan b = CA dan c = b
- a maka vektor c adalah...

A. (1,5,3)
B. (-1,5,3)
C. (-1,0,3)
D. (-1,3,5)
E. (-1,-3,5)

4. Diketahui U = 3 i + 2 j + k dan v = 2i + j dimana W = 3 U - 4 V maka besar W =...

A. √5
B. √7
C. √11
D. √13
E. √14
5. Diketahui vektor u = 2 i - 3 j + 5 k dan v = - 3 i - 5 j + 2 k menga[it sudut Ɵ. Maka nilai
tan Ɵ adalah...

A. √2
B. √3
C. √5
D. √6

6. Jika a = i - 2j + k, b = 2i - 2j - 3k dan c = -i + j + 2k, maka 2a - 3b - 5 c sama dengan...

A. i+j+k
B. 2i - 5j + k
C. 5i - 2j + k
D. 5i + 2j + k
E. 5i-2j–k

7. Jika vektor u dan vektor v membentuk sudut 60 derajat dimana IuI = 4 dan IvI = 2,
maka u (v + u) =

A. 13
B. 15
C. 17
D. 19
E. 20

8. Diketahui titik-titik A (3,-1,0), B(2,4,1) dan C(1.0,5). Maka panjang proyeksi vektor AB
pada vektor BC adalah...

A. 1/5 √30
B. 2/5 √30
C. 3/5 √30
D. 4/5 √30
E. √30

9. Vektor-vektor u = 2i - mj + k dan v = 5i + j - 2k saling tegak lurus. Maka harga m


haruslah...
A. 2
B. 4
C. 6
D. 8
E. 10

10. Diketahui D adalah titik berat segitiga ABC dimana A(2,3,-2), B(-4,1,2) dan C(8,5,-
3). Maka panjang vektor posisi d sama dengan:

A. 1
B. 2
C. √5
D. √10
E. √14

b. Isilah titik – titik dibawah ini dengan benar!

1. Diketahui titik A(2,4,6), titik B(6,6,2), dan titik C(p,q,-6). Jika titik A, B, dan
C segaris maka tentukanlah nilai p+q.

2. Jika diketahui vektor pada titik A dan titik B dan vektor pada titik C yang
juga berada diantara garis Ab seperti gambar dibawah. Tentukanlah
persamaan vektor C.
3. Misalkan vektor   dan vektor  . Jika panjang pada
proyeksi vektor a ̅  pada   adalah 4. Maka tentukan nilai y.

4. Dua buah vektor A dan B pangkalnya membentuk sudut 60°.


Jika A = 2B dan A.B=400 meterpersegi. Maka berapa besar
vektor A dan B?
5. Vektor A memiliki panjang sebesar 10 cm sedangkan
vektor B memiliki panjang sebesar 20 cm. Keduanya memiliki
pangkal yang membentuk sudut a. Jika A x B besarnya 1
meterpersegi, berapa besar sudut a?
KUNCI JAWABAN!
a. Pilihan Ganda

1. E

2. B

3. C

4. B

5. E

6. A

7. E

8. B

9. D

10. E

b. Isian

1. p+q=10+14=24

2.

3. 12=8+2y
y=2
4. A = 2.20 = 40 meter B = 20 meter

5. α = 30°

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai