Anda di halaman 1dari 31

VEKTOR

Makalah Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Tugas


Matematika Peminatan kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020

Disusun Oleh :

1. Ayuthya Safitri Nuraz’mi (07)


2. Puteri Tsania Larasati (21)
3. Rafanda Adelita (23)
4. Regina Anindya (25)
5. Trisiya Irmayanti ()

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 BERAU
2020
KATA PENGANTAR

i
Dengan segala puji syukur kita panjatkan atas nikmat yang telah diberikan
terhadap Allah SWT. karena atas karunia-Nya kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

DAFTAR ISI

ii
SIFAT – SIFAT OPERASI ALJABAR VEKTOR

iii
A. Perbedaan Skalar dan Vektor

Vektor Matematika
Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sangatlah pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah
berhasil dibuatuntuk memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan
demi keberhasilan yang diraih manusia, tidak lepas atau bahkan sangat
bergantung dari keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.

Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena


matematika mampu menyediakan kerangka logika di mana hukum-
hukum fisika dapat diformulasikan secara tepat. Definisi, teori, dan
model fisika selalu dinyatakan menggunakan hubungan matematis.

Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains
lainnya. Salah satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak
mempelajari partikel renik semacam elektron. Bahasan tersebut
ternyata juga dipelajari dan dimanfaatkan pada ilmu kimia. Bahkan
topik mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah
melahirkan bidang baru yang dinamakan kimia kuantum (quantum
chemistry).

Selain itu, ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut
berperan dalam melahirkan bidang studi baru yang menarik. Di
antaranya adalah biofisika (fisika pada ilmu biologi), geofisika (fisika
pada ilmu bumi), fisika medis (fisika pada ilmu kedokteran), dan yang
lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu ekonomi).

Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan


sebisa mungkin memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu
menemukan keteraturan lainnya di alam semesta yang belum
ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang telah ditemukan untuk
menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Tanpa ada penemuan tentang keteraturan lensa, maka tidak mungkin di


temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-planet, tidak
mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum

iv
Kepler, maka tidak mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata
surya, dan hal-hal ini masih terus berlanjut, keteraturan yang telah
ditemukan akan menjadi dasar untuk menemukan keteraturan-
keteraturan lainnya.

Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat


penting. Hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun
makalah ini, agar nantinya dapat memahami dan mengaplikasikannya
di kehidupan sehari-hari.

Pengertian Vektor
Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai
nilai dan arah. Contoh dari besaran ini misalnya
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan sebagainya. Untuk
menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal.
Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak panah menunjukkan
arahnya. Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal
(bold)  atau miring dengan tanda panah di atasnya seperti gambar
berikut:

Menggambar sebuah Vektor


Vektor pada bidang datar mempunyai 2 komponen yaitu pada sumbu x
dan sumbu y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y
berarti hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor
yang bekerja menuyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh
karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya asalkan tidak
berubah besar dan arahnya.

Secara matematis vektor dapat dituliskan A = Ax+Ay dimana A adalah


resultan dari komponen-komponenya berupa Ax dan Ay.

v
Sifat-Sifat Vektor
 Komutatif

a + b = b + a

 Assosiatif

a + ( b + c) =  (a + b) + c

 Memiliki elemen satuan atau elemen identitas

a + 0 = 0 + a = a

 Memiliki elemen inverse

a + (-a) = (-a) + a = 0

 Distributive dengan perkalian skalar

K(a + b) = ka + kb , dengan k= skalar

Penjumlahan Vektor
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang
komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-
komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari
resultan dari 2 vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi
tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh.

Untuk vektor segaris, resultannya

R = A + B + C + n dst…

untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar


di bawah ini

rumus penjumlahan vektor bisa didapat dari persamaan berikut.

vi
Menurut aturan cosinus dalam segitiga,

(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) cos (180o – α)


(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) cos (-cos α)
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) cos α
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR

maka didapat persamaan

R2 = A2 + B2 – 2AB cos α

Rumus menghitung resultan vektornya

CONTOH SOAL PENJUMLAHAN VEKTOR

Dalam penjumlahan vektor sobat hitung bisa menggunakan 2 cara

1. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang


(Pararelogram)

vii
yaitu seprti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah
dengan mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan
tidak ada pemindahan titik tangkap vektor.

2. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga

Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung


vektor yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik
pangkal vektor pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi
gambar di bawah ini.

Untuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu
hingga ketemu resultan akhirnya.  Dari gambar di atas, V = A + B dan R
= V + C atau R  = A + B + C.

Pengurangan Vektor
Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma
yang membedakan adalah ada salah satu vektor yang  mempunyai arah
yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B
bergerak ke arah barat maka resultannya.

R = A + (-B) = A – B

CONTOH SOAL PENGURANGAN VEKTOR

viii
Rumus Cepat Vektor
Berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika :

Jika α = 0o maka R = V1 + V2

Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)

Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak

Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V

Contoh Soal
Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6
satuan, bertitik tangkap sama dan mengapit sudut 30o Tentukan besar
dan arah resultan  vektor tersebut tersebut!

Jawaban :

R = 82 + 62 + 2.6.8.cos 30


R = 64 + 36 + 96 0,5 √3
R = 100 + 48√3

B. Operasi Perkalian Skalar Dua Vektor

Perkalian Skalar Vektor

Operasi pekalian skalar vektor pada Matematika dibedakan menjadia dua


yaitu perkalian skalar vektor secara aljabar dan perkalian skalar secara
geometri. Perkalian skalar vektor yang akan dibahas meliputi perkalian
skalar vektor, perkalian skalar dua vektor, dan perkalian skalar vektor yang
membentuk suatu sudut tertentu. Perkalian skalar vektor dapat dipahami

ix
sebagai perubahan vektor awal dengan skala terentu. Perubahan panjang
pada vektor yang terjadi bisa lebih panjang, lebih pendek, atau sama dengan
vektor awal. Perkalian skalar vektor juga dapat mengubah arah vektor awal,
bisa searah atau berlawanan. Nama lain dari perkalian skalar vektor atau
perkalian skalar dua vektor matematika dapat diartikan juga sebagai
kelipatan vektor.

 
 

Perkalian Skalar Vektor Secara Aljabar dan Geometri

Pembahasan berikut ini mengenai perkalian skalar dua vektor matematika


yang akan dipisah menjadi dua pembahasan yaitu perkalian skalar vektor
secara aljabar dan geometri.

Perkalian skalar vektor secara aljabar

Perkalian skalar vektor secara aljabar dilakukan dengan cara mengalikan


semua unsur pada vektor dengan nilai pengalinya. Jika k adalah suatu
konstanta real,   adalah suatu vektor, dan   merupakan hasil perkalian
antara   dan   maka persamaan   dapat dituliskan dalam persamaan di
bawah.

  

Misalkan:

x
  
  

Perkalian vektor dengan skalar secara aljabar akan menghasilkan vektor b


dengan persamaan seperti di bawah.

  
  
  
 
 
Perkalian Skalar Vektor Secara Geometri

Perkalian skalar vektor secara geometri tidak jauh berbeda dengan perkalian
skalar vektor secara aljabar. Dalam perkalian skalar vektor secara geometri
biasanya menggunakan simbol yang dituliskan dalam urutan/susunan
bilangan real. Perkalian skalar vektor bisa menghasilkan perbesaran atau
perkecilan vektor. Arah vektor pada perkalian skalar vektor bisa menjadi
berlawanan arah atau tetap searah.

Misalkan terdapat   yang merupakan anggota bilangan real dan terdapat   


yang meruakan sebuah vektor. Hasil perkalian skalar   dengan   ditulis
sebagai  . Penulisan   memiliki arti bahwa suatu vektor yang memiliki
panjang   kali panjang vektor a  . Hasil perkalian ini memungkinkan terjadi
untuk beberapa keadaan. Kemungkinan tersebut tergantung nilai skalar   
yang menjadi faktor pengali, seperti terlihat pada daftar di bawah.

1. Untuk   maka   searah dengan   dan diperpanjang.

xi
2. Untuk   maka   sama dengan  .

3. Untuk   maka   searah dengan   dan diperpendek.

4. Untuk   maka   berlawanan arah dengan    dan


diperpendek.

xii
5. Untuk   maka    berlawanan arah dengan   dan
panjangnya sama.

6. Untuk   maka   berlawanan arah dengan   dan


diperpanjang.

Berikut ini adalah sifat-sifat yang berlaku pada perkalian skalar vektor.
 

xiii
Perkalian Antara Dua Vektor

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai perkalian skalar vektor dengan


vektor. Perkalian skalar dua vektor biasanya dinyatakan dalam bentuk
pasangan terurut. Operasi perkaliannya tidak susah, hanya seperti
mengalikan secara aljabar biasa. Selanjutnya, simak persamaan yang
merupakan perkalian antara dua vektor di bawah.

1. Perkalian skalar dua vektor di ruang dimensi dua

  

2. Perkalian skalar dua vektor di ruang dimensi tiga


  
  

xiv
Berikut ini adalah daftar sifat-sifat perkalian skalar dua vektor.
 

 
 

Perkalian Skalar Dua Vektor yang Membentuk Sudut

Pada pembahasan di atas sudah di jabarkan mengenai pekalian skalar vektor


secara aljabar dan geometri. Pada beberapa permasalahan, terdapat
perkalian dua vektor yang membentuk suatu sudut. Rumus perkalian skalar
dua vektor jika diketahui besar sudut antara kedua vektor dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut.

 
 

Contoh Soal dan Pembahasan

Contoh Soal perkalian dua vektor


Jika diketahui nilai  ,  , dan 

xv
maka nilai    adalah ….
  
  
  
  
  

Pembahasan:
Mencari nilai  :

  
  
  
  
  
  
  

 
Mencari nilai  :

  
  
  
  
  

Jawaban: 

Perkalian Vektor dengan Skalar


Perkalian antara vektor dan skalar adalah hasil kali suatu skalar k
dengan sebuah vektor A, sehingga dapat dituliskan kA dan didefinisikan
sebagai sebuah vektor baru yang besarnya adalah besar k dikalikan
dengan besar A. Arah vektor yang baru ini sama dengan arah vektor A
jika k positif dan berlawanan arah dengan vektor A jika k negatif.+

 Perkalian Titik (Dot Product)

Perkalian titik diantara dua vektor A dan B dapat ditulis A • B. Perkalian


skalar dua vektor dapat dikitang sebagai perkalian antara besar salah

xvi
satu vektor dengan komponen vektor lain dalam arah vektor yang
pertama tadi. Maka pada perkalian vektor ini ada ketentuan, yaitu :

 Perkalian komponen vektor yang sejenis (searah) akan menghasilkan


nilai 1, seperti : i • i = j • j = k • k = 1
 Perkalian komponen vektor yang tidak sejenis (saling tegak liris) akan
menghasilkan nilai 0, seperti : i • j = j • k = k • i = 0

 Perkalian Silang (Cross Product)

Perkalian silang diantara dua vektor A dan B dapat ditulis A X B dan


hasilnya adalah sebuah vektor lain C. Arah dari C sebagai
hasil perkalian vektor A dan B didefinisikan tegak lurus pada bidang
yang dibentuk oleh A dan B. Pada perkalian vektor ini ada ketentuan
sebagai berikut :

i x i = 0             i x j = k             j x i = -k
j x j = 0             j x k = i             k x j = -i
k x k = 0           k x i = j             i x k = -i

Vektor pada Bidang Datar R2 (Dimensi Dua)


Di dalam bidang datar (R2) suatu vektor yang titik pangkalnya di A (x1,
y1) dan titik ujungnya di B (x2, y2) dapat dituliskan dalam bentuk
komponen :

Dilukiskan sebagai :

xvii
Vektor dalam bidang datar juga dapat dinyatakan dalam bentuk :

 Kombinasi linear vektor satuan i, j , misalnya vektor = xi + yj.


 Koordinat kartesius, yaitu : = (a1, a2).
 Koordinat kutub, yaitu :

Vektor Pada Ruang ( Dimensi 3)


Vektor di ruang 3 adalah vektor yang mempunyai 3 buah sumbu yaitu
x , y , z yang saling tegak lurus dan perpotongan ketiga sumbu sebagai
pangkal perhitungan.

Vektor p pada bangun ruang dapat dituliskan dalam bentuk :

koordinat kartesius p  =  (x, y, z)

i = vektor satuan dalam arah OX

j = vektor satuan dalam arah OY

k = vektor satuan dalam arah OZ

PERKALIAN SKALAR DUA VEKTOR

xviii
PERKALIAN SKALAR DUA VEKTOR adalah Perkalian skalar antara
vektor a dan b adalah a · b  , dengan :

Contoh Soal PERKALIAN SKALAR DUA VEKTOR Dan


Jawaban

xix
Modulus Vektor
Modulus vektor yaitu besar atau panjang suatu vektor. Jika suatu vektor
dengan koordinat titik A (x1 , y1 ,z1) dan B (x2 , y2 , z2) maka modulus
(besar) atau panjang vektor   dapat dinyatakan sebagai jarak antara titik
A dan B yaitu :

 Vektor Posisi

Vektor posisi titik P adalah vektor  yaitu vektor yang berpangkal di titik
O (0 , 0 , 0) dan berujung di titik P (x , y , z), bila ditulis .

xx
Secara aljabar sebuah vektor dapat dinyatakan dengan
salah satu cara, sebagai berikut :

1. Vektor kolom ( matriks kolom )

2. Vektor baris ( matriks baris )

3. Vektor basis

Contoh soal vektor kolom,baris dan basis

xxi
PEMBAGIAN RUAS GARIS VEKTOR

Diketahui ruas garis AB. Titik P terletak pada ruas garis tersebut
sedemikian hingga AP : PB = m : n . Maka :

Pada perbandingan AP : PB = m : n ,

1. Jika P terletak di antara A dan B , maka m > 0 dan n > 0 .


2. Jika P terletak pada perpanjangan AB , maka m < 0 dan n > 0 .
3. Jika P terletak pada perpanjangan BA , maka m > 0 dan n < 0 .

CONTOH SOAL PEMBAGIAN DUA GARIS VEKTOR

xxii
SUDUT ANTARA DUA VEKTOR
Jika a adalah sudut antara vektor vektor a dan b , maka nilai a dapat
ditentukan dari :

 
 
CONTOH SOAL SUDUT ANTARA DUA VEKTOR DAN
JAWABAN

xxiii
PROYEKSI VEKTOR ORTOGONAL

Proyeksi ortogonal vektor a pada vektor b adalah ‘bayangan tegak


lurus’ dari vektor a pada vektor b
 
 
 
Ada dua macam proyeksi vektor ortogonal , yaitu :
 
1.  Proyeksi vektor
 Proyeksi vektor ortogonal a pada vektor b hasilnya adalah
vektor ‘bayangan’ nya , yaitu vektor c , dengan :

2.  Proyeksi skalar ortogonal


Proyeksi skalar ortogonal a pada vektor b hasilnya adalah panjang
( modulus ) dari vektor ‘bayangan’ nya , yaitu c , dengan :

xxiv
Contoh Soal Proyeksi vektor Proyeksi skalar ortogonal Dan
Jawabannya

EVALUASI!!!

Nomor 1

Diketahui a = t i - 8 j + h k dan b = (t +2) i + 4 j + 2 k. Jika a = - b


maka vektor a dapat dinyatakan ...

A. i + 8j + 2 k

B. i + 8 j - 2k

C. i - 8j + 2k

D. - i - 8j + 2k

E. - i - 8j - 2k

Pembahasan

xxv
a = - b maka t i - 8 j + h k = - (t +2) i - 4 j - 2 k

t = - (t +2)

t=-t-2

2t = -2

t = -1

lalu h = -2

sehingga, a = - i - 8 j - 2 k

Jawaban: E

Nomor 2

Jika vektor a = 10i + 6 j - 3k dan b = 8 i + 3 j + 3k serta c = a - b,


maka vektor satuan yang searah denga c adalah...

A. 6/7 i + 2/7 j + 3/7 k

B. 2/7 i + 3/7 j - 6/7 k

C. 2/7 i - 3/7 j + 6/7 k

D. 6/7 i - 3/7 j - 2/j k

E. -2/7 i + 6/7 j - 3/7 k

Pembahasan

c = a - b = (10 i + 6 j - 3k) - (8i + 3 j + 3k) = 2 i + 3j - 6k

Sehingga

Menghitung besar vektor

Maka vektor yang searah dengan c adalah

c = (2, 3, -6) / 7 atau c = 2/7 i + 3/7 j - 6/7 k

Jawaban: B

Nomor 3

xxvi
Diketahui titik-titik A (2, 5, 2), B (3, 2, -1), C (2, 2, 2). Jika a = AB
dan b = CA dan c = b - a maka vektor c adalah...

A. (1,5,3)

B. (-1,5,3)

C. (-1,0,3)

D. (-1,3,5)

E. (-1,-3,5)

Pembahasan

a = AB = B - A = (3,2,-1) - (2,5,2) = (1,-3,-3)

b = CA = A - C = (2,2,2) - (2,5,2) = (0,-3,0)

c = b - a = (0,-3,0) - (1,-3,-3) = (-1,0,3)

Jawaban:C

Nomor 4

Diketahui U = 3 i + 2 j + k dan v = 2i + j dimana W = 3 U - 4 V maka


besar W =...

A. √5

B. √7

C. √11

D. √13

E. √14

Pembahasan

W = 3 (3 i + 2 j + k) - 4 (2i + j) = i + 2j + 3k

Menghitung besar vektor

Jawaban: E

xxvii
Nomor 5

Diketahui vektor u = 2 i - 3 j + 5 k dan v = - 3 i - 5 j + 2 k menga[it


sudut Ɵ. Maka nilai tan Ɵ adalah...

A. √2

B. √3

C. √5

D. √6

E. 1

Pembahasan

Menghitung sudut vektor

Jadi Ɵ = 60 derajat

Sehingga tan Ɵ = tan 60 = √3

Jawaban: B

Nomor 6

Jika a = i - 2j + k, b = 2i - 2j - 3k dan c = -i + j + 2k, maka 2a - 3b - 5 c


sama dengan...

A. i + j + k

B. 2i - 5j + k

C. 5i - 2j + k

D. 5i + 2j + k

E. 5 i - 2 j - k

Pembahasan

2a - 3b - 5 c = 2 (i - 2j + k) -3(2i - 2j - 3k) - 5(-i + j + 2k)

2a - 3b - 5c = 2i - 4j + 2k - 6i + 6j + 9k + 5i - 5j - 10k = i + j + k

Jawaban:A

Nomor 7

Jika vektor u dan vektor v membentuk sudut 60 derajat dimana


IuI = 4 dan IvI = 2, maka u (v + u) =

xxviii
A. 13

B. 15

C. 17

D. 19

E. 20

Pembahasan

u (v + u) = u . v + u2 = IuI IvI cos 60 + u2

= 4 . 2 . 1/2 + 42

= 4 + 16 =20

Jawaban:E

Nomor 8

Diketahui titik-titik A (3,-1,0), B(2,4,1) dan C(1.0,5). Maka panjang


proyeksi vektor AB pada vektor BC adalah...

A. 1/5 √30

B. 2/5 √30

C. 3/5 √30

D. 4/5 √30

E. √30

Pembahasan

AB = B - A = (2,4,1) - (3,-1,0) = (-1,5,1)

AC = C - A = (1,0,5) - (3,-1,0) = (-2,1,5)

Maka panjang proyeksi vektor AB pada vektor BC adalah...

Menghitung panjang proyeksi vektor

= 12/30 (√30) = (2/5) √30

Jawaban: B

Nomor 9

xxix
Vektor-vektor u = 2i - mj + k dan v = 5i + j - 2k saling tegak lurus.
Maka harga m haruslah...

A. 2

B. 4

C. 6

D. 8

E. 10

Pembahasan

u tegak lurus v maka:

u.v=0

(2i - mj + k) (5i + j - 2k) = 10 - m - 2 = 0

m =8

Jawaban:D

Nomor 10

Diketahui D adalah titik berat segitiga ABC dimana A(2,3,-2), B(-


4,1,2) dan C(8,5,-3). Maka panjang vektor posisi d sama dengan:

A. 1

B. 2

C. √5

D. √10

E. √14

Pembahasan

D titik berat segitiga sehingga D = 1/3 (A + B + C)

D = 1/3 (2,3,-2) + (-4,1,2) + (8,5,-3)

D = 1/3 (6,9,-3) = (2,3,-1)

Panjang proyeksi D adalah

xxx
menghitung panjang proyeksi

Jawaban: E

xxxi

Anda mungkin juga menyukai