Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengertian Vektor

Besaran vektor atau sering diesbut Vektor adalah suatu besaran yang memiliki atau mempunyai
nilai (besar) dan arah. Besaran Vektor ini juga merupakan suatu besaran fisika yang
mempunyai besar dan arah.

Untuk dapat lebih mudah mengerti tentang maksud vektor di atas, mari kita lihat ilustrasi pada
gambar dibawah berikut:

Dari ilustrasi diatas, dapat kita lihat bahwa: Mobil A dan mobil B bergerak dalam arah yang
berlawanan (ditunjukkan oleh gambar anak panah) dengan kecepatan yang ditunjukkan pada
gambar speedometernya.

Meskipun angka yang ditunjukkan pada speedometer mobil sama yaitu 90 km/jam. Maka dapat
dikatakan bahwa kecepatan kedua mobil tersebut berbeda, namun kelajuan kedua
mobilnya sama.

B. Cara Menggambarkan Vektor

Sebuah vektor itu dapat kita gambarkan dengan sebuah anak panah (→) yang terdiri atas
pangkal, panjang dan arah anak panah. Perhatikan gambar contoh vektor dibawah berikut ini:
Seperti anak panah pada gambar diatas, pangkal anak panah tersebut menunjukkan sebuah titik
tangkap (titik awal) dari sebuah vektor, panjang anak panah tersebut mewakili besar atau suatu
nilai vektor (semakin panjang anak panah maka akan semakin besar pula nilai atau harga vektor,
begitu juga sebaliknya), sedangkan pada arah anak panah akan menunjukkan arah vektor.

Untuk dapat lebih jelas tentang cara menggambarkan vektor, maka silahkan mari kita perhatikan
contoh gambar vektor di bawah berikut ini:

1. (a) menunjukkan sebuah vektor gaya F dengan sebesar 5 N ke arah kanan


2. (b) menunjukkan sebuah vektor gaya F dengan sebesar 10 N ke arah kiri.

C. Cara Menuliskan Notasi Vektor

Penulisan simbol atau lambang vektor tersebut juga bisa dilakukan dengan 2 cara antara lain
sebagai berikut:
1. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau dengan satu huruf namun di atasnya
diberikan tanda anak panah, yaitu:

2. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau juga satu huruf yang ditebalkan
juga:

Jika kita menggunakan dua buah huruf, maka pada huruf pertama yang (A) adalah merupakan
titik asal vektor, atau disebut juga dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di belakang (B) adalah
arah vektor atau titik terminal atau dapat disebut juga dengan sebutan ujung vektor.

D. Macam – Macam Vektor

Di dalam ilmu fisika, macam-macam vektor itu terdapat dua macam, yaitu: vektor sejajar atau
serta juga vektor berlawanan. Untuk lebih jelas mengenai kedua macam vektor tersebut, silakan
kalian perhatikan gambar dibawah berikut ini:
1. Vektor Sejajar

Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih yang mempunyai arah serta juga besar yang sama.
Pada gambar di atas, contoh dari vektor sejajar adalah pada vektor b dan c.

2. Vektor Berlawanan

Vektor berlawanan adalah dua atau lebih vektor yang mempunyai atau memiliki suatu besar yang
sama namun arahnya yang berlawanan. Apabila dilihat pada gambar di atas, maka contoh vektor
berlawanan adalah vektor c dan d.

E. Sifat-Sifat Vektor

Vektor memiliki sifat – sifat antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Bisa dipindahkan dengan syarat nilai atau besar serta arahnya itu tidak berubah
2. Bisa dijumlahkan
3. Bisa dikurangkan
4. Bisa diuraikan
5. Bisa dikalikan

Berdasarkan penjelasan diatas , kita akhirnya mengetahui bahwa selain memiliki arah, vektor
tersebut juga memiliki besar yang dinyatakan yaitu sebagai besar vektor.
Besar vektor ini menyatakan nilai dari suatu vektor. Besar vektor dinyatakan dengan cara melalui
simbol huruf yang ditulis miring tanpa ditebalkan serta juga tanpa tanda anak panah (→) pada
atasnya, atau dituliskan dengan sebagai harga mutlak (| |) vektor tersebut.

Besar dari Vektor:

Maka, dengan berdasarkan definisinya, besar vektor yaitu besaran skalar serta nilainya itu selalu
positif (+).

1. Penjumlahan Vektor

Operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen – komponennya itu
ialah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya, sederhanya berarti mencari
resultan dari 2 vektor.

 Vektor Segaris
Vektor ini resultannya antara lain ialah : R = A + B + C + n dan seterusnya
 Vektor Tidak Segaris
Apabila kita menemukan penjumlahan vektor tidak segaris seperti pada gambar dibawah
berikut ini:

namun, apabila kita menemukan soal penjumlahan vektor seperti pada gambar diatas , maka
berikut ini adalah bentuk rumus dan penyelesaiannya yaitu:
Menurut aturan cosinus dalam segitiga, dapat dijabarkan sebagai berikut:

(OR) 2 : (OP) 2 + (PR) 2 – 2 (OP)(PR) cos (180o – α)


(OR) 2 : (OP) 2 + (PR) 2 – 2 (OP)(PR) -(cos α)
(OR) 2 : (OP) 2 + (PR )2 + 2 (OP)(PR) cos α
Jika: OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR
Maka: didapat persamaan
R2 = A2 + B2 + 2AB cos α
Rumus menghitung resultan vektornya adalah:
R2 = A2 + B2 – 2AB cos α

2. Pengurangan Vektor

Pengurangan vektor pada prinsipnya adalah sama dengan dengan penjumlahan vektor, namun
yang membedakannya yaitu salah satu vektor yang mempunyai atau memiliki arah yang
berlawanan.

Contoh Pengurangan Vektor:

Vektor A bergerak ke arah selatan dan B bergerak ke arah utara, maka resultannya yaitu: R = A + (-B) =
A – B.

Rumus Cepat Vektor


Untuk dapat mengerjakan vektor dengan mudah serta juga cepat, maka berikut merupakan
Rumus Cepatnya, yaitu:
Jika, α = 00 maka R = V1 + V2
Jika, α = 900 maka R = √(V12 + V22)
Jika, α = 1800 maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika, α = 1200 dan V1 = V2 = V maka R = V

Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10
Newton seperti gambar berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan kedua
vektor!
Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya.

Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°). dan R adalah besar
resultan kedua vektor.
Sehingga:
Soal nomor 2

Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2 =25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.

Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor

b. Arah resultan terhadap sumbu X

[Sin 37° = (3/5), Sin 53° = (4/5)]

[Cos 37° = (4/5), Cos 53° = (3/5)]

Pembahasan

a. Ikuti langkah-langkah berikut:


1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada
sumbu x atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan
5. Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan
tadi, dihapus saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:

6. Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y :

b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x


tan θ = ΣFy /ΣFx
tan θ = −7/−1 = 7
θ = arc. tan 7 = 81,87°
Soal nomor 3

Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan
besar selisih kedua vektor sama dengan √3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua
vektor! (Sumber Soal : SPMB)

Pembahasan

Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah √3 sehingga:

Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Kali silang :

LATIHAN SOAL

1. Dua buah vektor masing-masing A = 4i + 7j dan B = 5i – 2j. Tentukan


(a) A + B (b) A – B (c) vektor C jika A – 2B + C = 0. (jawaban dalam vektor satuan)
2. Pada sebuah pangkalan di pelabuhan sistem radar menangkap sinyal dari sebuah kapal
yang akan tenggelam yang berjarak 17,3 km dengan sudut 1360 dari arah utara, di saat
yang bersamaan radar juga menangkap sinyal adanya pesawat penyelamat yang terbang
horizontal 19,6 km dengan sudut 1530 terhadap arah utara dengan ketinggian 2,2 km.
(a) gambarkan posisi kapal relatif terhadap pesawat dalam dalam vektor
satuan i,j,k dimana i merepresentasikan arah timur, j arah utara, dan k arah ke atas.
(b) berapa jauh jarak antara pesawat dengan kapal?
3. Resultan dua buah vektor A dan B ditentukan dalam persamaan A + B = C, jika
vektor A besarnya 12 m dengan arah 400 terhadap sumbu +x dan vektor C besarnya 15 m
dengan arah 200terhadap sumbu -x. Tentukan besar dan arah dari vektor B!

F. Analisi Fektor

Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang termasuk besaran
vektor antara lain perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan lain-lain. Sebuah vektor
digambarkan sebagai sebuah ruas garis berarah yang mempunyai titik tangkap (titik pangkal)
sebagai tempat permulaan vektor itu bekerja. Panjang garis menunjukkan nilai vektor dan arah
panah menunjukkan arah vektor itu bekerja. Garis yang melalui vektor tersebut dinamakan garis
kerja.

Penulisan sebuah simbol besaran vektor dengan menggunakan huruf tegak dicetak tebal,
misalnya vektor AB ditulis AB. Selain itu, dapat pula dinyatakan dengan huruf miring dengan
tanda panah di atasnya, misalnya vektor AB ditulis .

Besar (nilai) sebuah vektor dinyatakan dengan huruf miring AB. Selain itu dapat pula dituliskan
dalam garis mutlak, yaitu dua garis tegak sejajar, pada kedua sisi notasi vektor, misalnya,
besarnya vektor AB = AB = |AB|.

1. Menggambarkan Vektor dalam Bidang Datar (dalam Dua Sumbu)

Di mana: Ax dan Ay menunjukkan besar (harga) vektor pada masing-masing komponen sumbu x
dan sumbu y, sedangkan i dan j adalah vektor satuan pada masing-masing komponen sumbu x
dan sumbu y. Vektor satuan adalah vektor yang besar/harganya satu satuan; vektor ruang yang
telah diuraikan ke sumbu x(i), sumbu y(j), dan sumbu z(k). Dikatakan vektor satuan karena besar
vektor = |i| = |j| = |k| = 1. Misalnya, vektor A mempunyai komponen sumbu x(Ax), pada sumbu
y(Ay), dan sumbu z(Az ), maka vektor A dapat ditulis dalam lambang vektor:

Panjang vektor A adalah:

2. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua buah vektor ialah mencari sebuah vektor yang
komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-
komponen vektor pembentuknya. Dengan kata lain untuk
€œmenjumlahkan dua buah vektor€ adalah €œmencari
resultan€. Untuk vektor-vektor segaris, misalnya vektor A dan
B dalam posisi segaris dengan arah yang sama seperti tampak
pada gambar disamping, maka resultan (jumlah) vektor
Jumlah vektor segaris dituliskan: R = A + B

Persamaan diperoleh dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga
dihasilkan:

Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:

R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut terkecil
yang dibentuk oleh A dan B. Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah mengetahui
besarnya, kita perlu menentukan arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat ditentukan oleh
sudut antara R dan A atau R dan B.Misalnya sudut θ merupakan sudut yang dibentuk R dan A,
maka dengan menggunakan aturan sinus pada segitiga OPR akan diperoleh:
Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut θ dapat diketahui.

Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang kedua pada ujung
vektor pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal vektor
pertama dengan ujung vektor kedua.

Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah sebagai berikut:


a) pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya,
b) hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang menunjukkan resultan
kedua vektor tersebut,
c) besar dan arah vektor R dicari dengan aturan cosinus dan sinus.

Jika banyak vektor, maka penjumlahan vektor dilakukan dengan menggunakan metode poligon
(segi banyak).

3. Pengurangan Vektor

Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, tetapi dalam hal ini salah satu
vektor mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya, vektor A dan B, jika dikurangkan maka: A
– B = A + (-B). Di mana, (-B) adalah vektor yang sama dengan B, tetapi berlawanan arah.

4. Penguraian vektor secara analisis.

Untuk keperluan penghitungan tertentu, kadang-kadang sebuah vektor yang terletak dalam
bidang koordinat sumbu x dan sumbu y harus diuraikan menjadi komponen-komponen yang
saling tegak lurus (sumbu x dan sumbu y). Komponen ini merupakan nilai efektif dalam suatu
arah yang diberikan. Cara menguraikan vektor seperti ini disebut analisis. Misalnya, vektor A

membentuk sudut α terhadap sumbu x positif, maka komponen vektornya adalah:

Anda mungkin juga menyukai