Anda di halaman 1dari 7

MODUL III VECTOR

1.1. Pengertian Vector


Vektor adalah suatu besaran. Dalam Fisika, kita mengenal dua jenis besaran,
yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Bedanya, besaran skalar hanya memiliki nilai
saja, sedangkan besaran vektor memiliki nilai dan juga arah.
Contoh besaran vektor, antara lain perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, medan
listrik, medan magnet, dan masih banyak lagi.

Ratu berjalan dari Barat ke arah Timur (titik A ke titik B) sejauh 10 m. Lalu, ia berbalik arah
menuju Barat lagi (titik B ke titik A) sejauh 10 m. Dari sini, kita bisa tahu kalau jarak yang
ditempuh Ratu adalah:

AB + BA = 10 m + 10 m = 20 m

Perpindahan dapat diukur dari posisi awal ke posisi akhir. Saat Ratu berbalik arah dan
berjalan sejauh 10 m, berarti posisi akhir Ratu ada di titik awal, yaitu titik A. 

Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh suatu benda yang bergerak. Jadi, karena
Ratu berjalan berbalik arah ke posisi semula, maka jarak yang ditempuh Ratu yaitu jumlah dari
titik A ke B ditambah jarak dari titik B ke A. Oleh sebab itu, jarak tidak dipengaruhi
arah pergerakan benda.

Perpindahan merupakan perubahan kedudukan atau posisi suatu benda, sehingga


memiliki arah. Ratu yang awalnya berjalan ke Timur sejauh 10 m, kemudian berpindah ke arah
Barat sejauh 10 m juga.

AB - BA = 10 m - 10 m = 0 m

MODUL III VEKTOR|DINDA MAULIA PRAMESWARI(202122201031)


Secara geometris, suatu vektor digambarkan sebagai ruas garis berarah. Vektor dapat
dinotasikan dengan huruf kecil bertanda panah di atasnya atau huruf kecil bercetak
tebal (a, b, c, dst).

Vektor  merupakan vektor yang memiliki pangkal di titik A dan ujung di titik B. Jika kita tulis

vektor  dalam bentuk matriks (vektor kolom), maka hasilnya akan seperti berikut:

Nilai vektor bergantung pada arah tiap-tiap komponennya. Komponen x akan


bernilai positif jika arahnya ke kanan dan bernilai negatif jika arahnya ke kiri. Sementara itu,
komponen y akan bernilai positif jika arahnya ke atas dan bernilai negatif jika arahnya
ke bawah. 

Misalkan, terdapat sebuah vektor   sebagai berikut.

MODUL III VEKTOR|DINDA MAULIA PRAMESWARI(202122201031)


Untuk menentukan nilai vektor  , kita bisa lihat pergeseran arahnya. Pertama, untuk

mencari nilai komponen x, kita lihat apakah vektor   bergeser ke arah kiri atau kanan.

Ternyata, vektor   bergeser sejauh 4 satuan ke kanan, berarti nilai komponen x = 4.

Lalu, untuk mencari nilai komponen y, kita lihat pergeseran vektor   ke atas atau ke bawah.

Kalau kamu lihat, vektor   bergeser ke atas sejauh 4 satuan, sehingga nilai komponen y = 4.

Sehingga, vektor   dapat dinyatakan dalam bentuk matriks seperti berikut:

1.2. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

• Metode Segitiga(Pangkal Bertemu Kepala)

Misalkan kita ingin melakukan operasi A + B maka yang kita lakukan adalah

menghubungkan kepala vektor A dengan ekor vektor B. Hasil dari penjumlahan vektor

dapat kita gambar dengan menghubungkan ekor vektor A dengan kepala vektor B. 

Selanjutnya jika kita ingin melakukan operasi A−B, pertama kita negatifkan dulu
vektor B sehingga operasinya menjadi A – B = A + (−B). Selanjutnya lakukan hal yang sama
seperti sebelumnya.

• Metode Jajar Genjang(Pangkal Bertemu Pangkal)


Cara ini dilakukan dengan menghubungkan pangkal vektor dengan pangkal vektor dan
kemudian membuat jajar genjang. Hasil dari pengoperasian adalah garis diagonal jajar genjang. 

MODUL III VEKTOR|DINDA MAULIA PRAMESWARI(202122201031)


• Metode Menghitung Resultan
Hasil dari penjumlahan atau pengurangan vektor disebut sebagai resultan. Resultan
sendiri merupakan sebuah vektor. Secara matematis kita tuliskan sebagai berikut.
R=A+B
Atau pada kasus pengurangan kita tuliskan
R=A−B
Kalau kedua metode sebelumnya kita hanya menggambar saja, metode yang satu ini
melibatkan perhitungan. Metode ini terbagi 2 yaitu 1)cara trigonometri dan 2)cara vektor
satuan. 

• Cara trigonometri

1.3. Kesamaan Dua Vector


Pengertian kesamaan dua buah vector atau lebih dapat kita tinjau dari dua hal yaitu:
 Secara Geometri
Dua buah vector dikatakan sama jika kedua vector memiliki besar (panjangnya)
dan arah yang sama. Misalkan vector AB sama dengan vector CD atau kita tulis AB =
CD seperti ilustrasi berikut ini.

MODUL III VEKTOR|DINDA MAULIA PRAMESWARI(202122201031)


 Secara Aljabar
Dua buah vector dikatakan sama jika unsur-unsur yang bersesuaian besarnya
sama (nilainya sama).
 Vector di R2
Misalkan a = (a1, a2, a3) dan b = (b1, b2).
Jika a= b maka a1 = b1 dan a2 = b2
 Vector di R3
Misalkan a = (a1, a2, a3) dan b = (b1, b2, b3).
Jika a = b maka a1 = b1, a2 = b2, dan a3 = b3
1.4. Titik Yang Segaris (Kolinear)
Karena vector-vektor yang terbentuk segaris, maka otomatis semua vector yang
terbentuk adalah sejajar.
Misalkan terdapat titik A, B, dan C segaris, maka bis akita bentuk vector AB, BA,
AC, CA, BC, dan, CB yang segaris juga di mana salah satu vector adalah kelipatan dari
vector yang lainnya. Artinya dapat juga ditulis AB = kBC atau AB = nAC dan lainnya
asalkan c=vektornya melibatkan lebih dari da titik.
1.5. Proyeksi Vektor Ortogonal
Pada proyeksi vektor ortogonal yang menjadi objek proyeksi adalah vektornya. Sehingga
hasil dari proyeksi vektor ortogonal adalah sebuah vektor yang dapat dinyatakan dalam
bentuk koordinat atau bilangan-bilangan dengan arah. Cara menentukan vektor hasil
proyeksi dapat menggunakan rumus berikut. 

1. Proyeksi vektor a pada vektor b:

2. Proyeksi vektor b pada vektor a:

MODUL III VEKTOR|DINDA MAULIA PRAMESWARI(202122201031)


Contoh 1 – Soal Proyeksi Vektor Ortogonal

Panjang proyeksi ortogonal vektor a = (p, 2, 4) pada b = (2, p, 1) adalah 4. Nilai p adalah ….
A. ‒4
B. ‒2
C. ‒1/2
D. 1/2
E. 2

Pembahasan:

Mencari panjang vektor b:


| b |2 = 22 + p2 + 12
| b |2 = 4 + p2 + 1
| b |2 = p2 + 5
| b | = √(p2 + 5)

Beradasrkan rumus proyeksi skalar (proyeksi panjang) ortogonal vektor dapat diperoleh
persamaan dan penyelesaian untuk mendapatkan nilai p seperti berikut.

MODUL III VEKTOR|DINDA MAULIA PRAMESWARI(202122201031)


Jadi, nilai p adalah 2.

MODUL III VEKTOR|DINDA MAULIA PRAMESWARI(202122201031)

Anda mungkin juga menyukai