Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR VEKTOR

Di zaman yang serba digital ini, teknologi sudah semakin canggih. Banyak orang bisa
menerima informasi dan belajar apa saja hanya dari gadget. Misalnya, kamu ingin
mengetahui informasi mengenai petunjuk/arah jalan suatu tempat yang belum pernah kamu
kunjungi. Kamu bisa gunakan sistem navigasi, yaitu GPS (Global Positioning System) dari
HP-mu. GPS ini yang nantinya akan menentukan letak lokasi yang ingin kamu tuju dengan
bantuan sinyal satelit. Dalam waktu singkat, kamu sudah bisa menemukan arah lokasinya
dengan tepat. Dalam masalah GPS ada ilmu Matematika yang diterapkan dalam penentuan
lokasi pada GPS, yaitu vektor. Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah vektor. Di
Fisika, kamu juga belajar materi vektor.

Sebenarnya, pembahasan vektor di Matematika maupun Fisika tidak jauh berbeda.


Kita akan membahas tentang konsep dasar vektor, meliputi pengertian vektor, vektor pada
bidang dua dimensi, dan vektor dalam ruang tiga dimensi.

A. Pengertian Vektor
Ada yang masih ingat, vektor itu apa? Vektor adalah suatu besaran. Dalam Fisika,
kita mengenal dua jenis besaran, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Bedanya,
besaran skalar hanya memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor memiliki nilai dan
juga arah.
Contoh besaran vektor, antara lain perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, medan
listrik, medan magnet, dan masih banyak lagi. Sekarang, kamu perhatikan ilustrasi gambar
berikut ini!
 

Ratu berjalan dari Barat ke arah Timur (titik A ke titik B) sejauh 10 m. Lalu, ia berbalik
arah menuju Barat lagi (titik B ke titik A) sejauh 10 m. Dari sini, kita bisa tahu kalau jarak
yang ditempuh Ratu adalah:

AB + BA = 10 m + 10 m = 20 m

Kemudian, kita lihat besar perpindahannya. Perpindahan dapat diukur dari posisi awal
ke posisi akhir. Saat Ratu berbalik arah dan berjalan sejauh 10 m, berarti posisi akhir Ratu
ada di titik awal, yaitu titik A. Karena posisi awal Ratu sama dengan posisi akhirnya. Artinya,
Ratu tidak mengalami perpindahan (perpindahannya nol).

Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh suatu benda yang bergerak. Jadi,
karena Ratu berjalan berbalik arah ke posisi semula, maka jarak yang ditempuh Ratu yaitu
jumlah dari titik A ke B ditambah jarak dari titik B ke A. Oleh sebab itu, jarak tidak
dipengaruhi arah pergerakan benda. Kenapa? Karena jarak merupakan contoh besaran
skalar.

Lain halnya dengan perpindahan. Perpindahan merupakan perubahan kedudukan


atau posisi suatu benda, sehingga memiliki arah. Ratu yang awalnya berjalan ke Timur
sejauh 10 m, kemudian berpindah ke arah Barat sejauh 10 m juga. Nah, saat Ratu berjalan ke
Barat, arahnya berlawanan dengan arah semula. Arah yang berlawanan dari arah semula ini
akan bernilai negatif. Oleh karena itu, perpindahannya adalah:

AB - BA = 10 m - 10 m = 0 m

Karena perpindahan memiliki nilai dan arah, maka perpindahan Ratu itu termasuk
besaran vektor.
Secara geometris, suatu vektor digambarkan sebagai ruas garis berarah. Vektor dapat
dinotasikan dengan huruf kecil bertanda panah di atasnya ( , dst) atau huruf kecil
bercetak tebal (a, b, c, dst).

Pada gambar di bawah ini, terdapat ruas garis  yang kita misalkan sebagai

vektor  . Vektor merupakan vektor yang memiliki pangkal di titik A dan ujung di

titik B. Jika kita tulis vektor dalam bentuk matriks (vektor kolom), maka hasilnya akan
seperti berikut:

Kamu masih ingat kalau vektor merupakan besaran yang punya nilai dan arah. Nilai
vektor bergantung pada arah tiap-tiap komponennya. Komponen x akan bernilai positif jika
arahnya ke kanan dan bernilai negatif jika arahnya ke kiri. Sementara itu, komponen y akan
bernilai positif jika arahnya ke atas dan bernilai negatif jika arahnya ke bawah. Simak
contoh soal berikut ini:
 Misalkan, terdapat sebuah vektor   sebagai berikut:

 Untuk menentukan nilai vektor , kita bisa lihat pergeseran arahnya. Pertama,

untuk mencari nilai komponen x, kita lihat apakah vektor bergeser ke arah kiri

atau kanan. Ternyata, vektor  bergeser sejauh 4 satuan ke kanan, berarti nilai
komponen x = 4.

 Untuk mencari nilai komponen y, kita lihat pergeseran vektor ke atas atau ke

bawah. Kalau kamu lihat, vektor bergeser ke atas sejauh 4 satuan, sehingga nilai
komponen y = 4.

 Sehingga, vektor  dapat dinyatakan dalam bentuk matriks seperti berikut:

B. Konsep Dasar Vektor pada Bidang


Vektor pada bidang bisa disebut juga sebagai vektor dua dimensi. Pada vektor dua
dimensi, kita akan mengenal yang namanya vektor posisi.
Apa itu vektor posisi? Vektor Posisi adalah vektor yang berpangkal di pusat
koordinat (0,0) dan berujung di suatu titik (x,y). Jika kamu perhatikan gambar di bawah,

terdapat dua buah ruas garis, yaitu  dan  . Kita misalkan ruas garis

sebagai vektor dan ruas garis sebagai vektor . Vektor termasuk


vektor posisi karena memiliki pangkal di pusat koordinat O (0,0) dan ujung di titik P (4,2).
Sama halnya dengan vektor  yang juga merupakan vektor posisi karena berpangkal di
titik O (0,0) dan ujung di titik R (2,4).

  Titik Q pada koordinat kartesius di atas juga bisa menjadi vektor posisi, jika kamu
tarik garis lurus dari pusat koordinat ke titik Q tersebut. Nilai untuk vektor ini bisa kita
namakan vektor q dengan koordinat titik Q (5,5). Sehingga, dapat kita tuliskan vektor-vektor
posisinya, yaitu:

              , ,

Perhatikan gambar di bawah ini.


 Pada koordinat kartesius tersebut, terdapat vektor:  (ke kiri 10
satuan, ke atas 2 satuan)

 Misalkan,  dan  , sehingga dan merupakan vektor

posisi bernilai  dan  . Jika kita menghitung

nilai , maka akan diperoleh:

 Artinya, vektor dapat diperoleh dari vektor posisi titik B dikurangi vektor posisi

titik A atau dapat ditulis sebagai berikut:  


 

Pembahasan:

1. Dik. : B (-4,1) dan   


Dit. : Koordinat titik A?
Jawab:

 Koordinat titik A akan bernilai sama dengan vektor posisi , jadi koordinat titik A
adalah (2, 6).
2. Dik. : P (2,-1), Q (5,3), dan  = PQ.
Dit. : Koordinat titik R?
Jawab :

 Ingat, vektor posisi  akan sama nilainya dengan koordinat titik P dan vektor

posisi  akan sama nilainya dengan koordinat titik Q, sehingga:

 Koordinat titik R akan sama nilainya dengan vektor posisi , jadi R (3,4).

C. Konsep Dasar Vektor pada Ruang


Agar kamu bisa lebih memahami konsep vektor dalam ruang, coba perhatikan sistem
koordinat kartesius dalam dimensi tiga berikut ini.
Vektor dalam ruang atau vektor tiga dimensi merupakan vektor yang memiliki tiga
buah sumbu, yaitu x, y, dan z. Ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus dan berpotongan
di satu titik yang akan menjadi titik pangkal vektor tersebut. Penulisan vektor tiga dimensi
dalam bentuk matriks (vektor kolom) sebenarnya tidak jauh berbeda dengan vektor dua
dimensi. Hanya saja, pada vektor tiga dimensi, terdapat tambahan satu komponen, yaitu
komponen z.

Misalnya, pada gambar di atas, vektor  terdiri dari tiga titik koordinat, yaitu x =
3, y = 4, dan z = 1, sehingga:
VEKTOR PADA BIDANG

A. Panjang Vektor Pada Bidang

Misalkan, merupakan vektor pada ruas garis . Vektor dapat

dinyatakan dengan . Pada gambar di bawah, OPR membentuk segitiga

siku-siku dengan sisi alas x, sisi tegak y, dan sisi miring . Oleh karena itu,

panjang vektor (dinotasikan dengan ) dapat dicari menggunakan teorema


Pythagoras, yaitu:

Contoh 1:

Dik. : vektor  dan  .

Dit. :  dan

Jawab :

a.

b.
VEKTOR PADA RUANG

A. Panjang Vektor Pada Ruang


Panjang vektor dalam ruang juga dapat ditentukan dengan cara yang sama, yaitu:

Contoh:

Diketahui vektor , tentukan  !

Pembahasan:
OPERASI VEKTOR PADA BIDANG

A. Penjumlahan Vektor Pada Bidang


1. Penjumlahan Vektor Secara Geometri
Penjumlahaan dua buah vector atau lebih geometri dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan aturan segitiga dan aturan jajaran genjang

a. Aturan segitiga
→ →
Jika diketahui dua buah vector, misalnya vector μ dan vector V kita
→ →
jumlahkan, maka akan kita dapatkan resltan dari vector μ dan V

v


V 
  
c v

b. Aturan Jajar Genjang

Pada aturan jajargenjang vector resultan diperoleh dengan mengimpikan titik


pangkal kedua vector yang dijumlahkan, kemudian dibuat garis yang sejajar dengan
kedua vector sehingga membentuk sebuah jajar genjang.


V → → →
μ c=μ +v


→ V
μ

2. Penjumlahan Vektor Secara Aljabar



μ ()
a1
b2

v ( ) a2
b2
Misalkan vector = dan Vektor = , Maka Penjumlahaan Kedua Vektor

(
a + a2
)
→ →
μ + v= 1
b1 + b2
tsb dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
B. Pengurangan Vektor
1. Pengurangan Vektor Secara Geometri
Sebelumnya kita membahas tentang dua vector berlawanan yaitu dua vector yang

−a
mempunyai besar sama, tetapi arahnya berlawanan sebagai contoh, vector
→ → →
a −b b
merupakan lawan dari vector dan vector merupakan lawan dari vector
sementara itu pada bilangan real berlaku hubungan : a-b = a + (-b), dengan b merupakan
invers tambah dari b.

μ
Dari Pengertian diatas jika diketahui dua buah vector, misalnya vector dan vector

(−v )
→ →

→ →
v μ v μ
, maka + artinya sama dengan +

2. Pengurangan Vektor Secara Aljabar


μ ()
a1
b1

v
()
a2
b2

μ
Misalkan vector = dan = , Maka pengurangan vector Oleh

v
vector dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :


μ - v-
→ →
μ

+ (- v )=
( )
a1 −a2
b1 −b2

C. Perkalian Vektor dengan Skalar


Yang dimaksud dengan perkalian skala dengan vector adalah perkalian antara suatu
bilangan real dengan vector.

 Misalkan m adalah suat skala (bilangan real) dan a adalah suatu vector Hasil kali
→ → →
scalar M dengan Vektor a , ditulis sebagai c = ma , ditentkan sebagai berikut :
→ →
Panjang vector c sama dengan hasil kali |m| dengan panjang vector a.
→ →
 Jika nilai M > 0, Maka vector c searah dengan vector a
→ →
 Jika nilai m < 0, Maka vector c berlawanan arah dengan arah a

D. Perkalian Skalar Dua Vektor


→ →
a b
Perkalian Skalar dari dan baik di R2 Maupun di R3 Menghasikan bilangan real
yang dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
→→ → →
a .b =|a ||b | cos θ
→ →
|a | dan |b | masing-masing adalah besar vector
→ →
a dan b sementara itu, θ adalah sudut antara kedua vector tsb, dapat kita tulis
→ →
θ =< ( ⃗a . ⃗b ) ( baca : θ adalah sudut antara vector a dan b

 Sifat-sifat kali skalar dua variable

1. Sifat komulatif
x1 x2
→ →
Misalkan diketahui vector a = x 1 dan vector b = x 2 berdasarkan rumus hasil
kali scalar dua vector dibidang maka diperoleh hubungan :
x1 x 2
( )( )
→ →
a.b = , = x 1 x 2 + y1 y2
y1 y2

( )( )
→ → x2 x 1
a.b = , = x 2 x 1 + y2 y1 = x 1 x 1 + y1 y2
y2 y1
→ → → →
Berdasarkan Perhitungan diatas jelas bahwa a .b = b .a hubungan ini menunjukan
bahwa hasil kali skalar dua dibidang bersifat komulatif.

2. Sifat Distributif
( ) () ()
x1 → x2
→ → x
a= ,b dan c 3 :
x1 y2 y3
Misalkan bahwa adalah vektor dibidang maka
berlakulah sifat distributf:
→ → → → → → →
1. a . (b + c ) = a .b + a .c
→ → → →→ →→
2. (a + b ) = c .= a c +b. c
.

E. Perkalian Skalar Dua Vektor

()
x1
( )
x2
→ →
a, b,
y1 y2
Misalkan Vector dan vector adalah vector-vector dibidang yang
dinyatakan dalam bentuk vector kolom, sudut antara dua vector dibidang adalah. :
→ →
a. b → →
Cos θ = → → , asalkan a. ≠ 0 dan b. ≠ 0
|a || b |
OPERASI VEKTOR PADA RUANG

Anda mungkin juga menyukai