Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 3

 SERANIA LIMBONG BIU (202255201047)


 VITRA YANTI PAEMBONAN (202255201048)
 TRESIA BARRE (202255201059)
 RAHMAWATI AZKA SAFITRI (202255201060)
 KEVIN YEHEZKIEL HUTASOIT (202255201065)
KELAS :A
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA

PEMBAHASAN
VEKTOR (Geometrik)

Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Sebagai contoh, pergerakan angin
biasanya digambarakan dengan memberikan kecepatan dan arah, misalnya 20 mil per jam
timur laut. Kecepatan angin dan arah angin membentuk vector yang disebut kecepatan
(velocity) angin. Contoh lain vector adalah gaya (force) dan pergeseran (displacement).

3.1 PENGANTAR VEKTOR (GEOMETRIK)


A. Vektor Geometrik
Vektor dapat dinyatakan secara geometrik sebagai ruas garis terarah atau anak panah pada
ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3. Arah anak panah menunjukan arah vektor,
sementara panjanag anak panah menggambarkan besaranya. Ekor anak panah disebut titik awal
(initial point) dari vector, dan ujung anak panah adalah titik akhir (terminal point). Seacara
simbolis, kita menyatakan vektor dengan huruf kecil tebal (misalnya a,k,v,w, dan x). Saat kita
membahas vektor, kita menyebut bilangan-bilangan sebagai skalar. Untuk saat ini, semua
skalar merupakan bilangan real dan akan dinyatakan dengan huruf kecil miring (misalnya, a, k,
v, w, dan x).
B

⃗⃗⃗⃗⃗
(a) Vektor 𝐴𝐵 (b) vektor-vektor yang ekuivalen
Gambar 3.1.1

Jika titik awal dari suatu vector v adalah A dan titik akhirnya adalah B, sebagaimana yang
tampak pada Gambar 3.1.1a, maka vektor v dapat kita tulis sebagai

⃗⃗⃗⃗⃗
v = 𝐴𝐵
Ekuivalen merupakan vektor-vektor yang memiliki ukuran dan arah yang sama, sebagaiman
yang terlihat pada Gambar 3.1.1b. Karena kita ingin suatu di tentukan hanya oelh Panjang dan
arahnya, vektor-vektor ekuivalen dinyatakan setara(equal) meskipun mungkin terletak pada
posisi-posisi tang berbeda. Jika v dan w ekuivalen, maka kita dapat menulis

v=w

W W

V+W
V V V
V+W W+V
Gambar 3.1.2
Definisi W

Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka jumlah


v + w adalah vector yang ditentukan sebagai berikut: Tempatkan vektor w sedemikian rupa
sehingga titik awalnya berhimpitan dengan titik akhir v. Vektor v + w diwakili oleh anak panah
dari titik awal v hingga titik akhir w (Gambar 3.1.2a).

Pada Gambar 3.1.2b digambarkan dua penjumlahan v + w (anak panah hitam) dan w + v ( anak
panah abu-abu. Di sini terlihat bahwa
v+w=w+v
dan bahwa jumlah tersebut berhimpit dengan diagonal parallelogram ( jajaran genjang) yang
terbentuk oleh v dan w jika kedua vector ini ditempatkan sediemikian rupa sehingga keduanya
memiliki titik awal yang sama.
Vektor dengan panjang nol disebut vector nol ( zero vector) dan di nyatakan sebagai 0.
Kita mendefinisikan
0+v=v+0=v
Untuk setiap vektor v. Karena vektor nol secara alami tidak memiliki arah, kita sepakat bahwa
vektor nol dapat memiliki arah sebarang, sehingga penyelesaian masalah yang sedang ditinjau
menjadi lebih mudah.
Jika v adalah vektor taknol sebarang, maka -v adalah bentuk negatif dari v dan didefenisikan
sebagai vektor yang besarnya sama dengan v , tetapi memiliki arah yang berlawanan (Gambar
3.1.3). Vektor ini memiliki sifat
v + (-v) = 0

-v

Pengurangan vektor-vektor didefinisikan sebagai berikut.


Jika v dan w dua vektor sebarang, maka selisih w dan v didefinisikan sebagai
v-w = v + (-w)
gambar 3.1.4a

V
V-W

-W W

untuk mendapatkan selisih v-w tanpa perlu menggambar -w tempatkan v dan w sedemikian rupa
sehingga titik-titik awalnya berhimpitan. Vektor dari titik akhir w ke titik akhir v adalah vektor v-w
(gambar 3.1.4b)

V
V-W
W

Definisi jika v adalah vektor taknol dan k adalah bilangan real (skalar) taknol, maka hasilkali kv
didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya |k| kali Panjang vdan arahnya sama dengan v jika k > 0
dan arah berlawanan dengan v jika k < 0. Kita mendefinisikan kv= 0 jika k =0 atau v = 0.

v 1/2v (-1)v 2v (-3)v

Gambar 3.1.5 mengilustrasikan hubungan antara vektor v dan vektor-vektor ½ v, (-1)v, 2v, dan (-3)v.
Perhatikan bahwa vektor (-1)v memiliki panjang yang sama dengan v tetapi arahnya berlawanan. Jadi,
(-1)v adalah bentuk negatif dari v; yaitu,

(-1)v = v

Vektor berbentuk kv disebut kelipatan skalar dari v.

B. VEKTOR DALAM SISTEM KOORDINAT


Misalkan v adalah vektor sebarang pada suatu bidang dan asumsikan, sebagaimana tampak
pada gambar 3.1.6, bahwa v ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya berhimpitan
dengan titik asal sistem koordinat siku-siku. Koordinat (v1,v2) dan titik akhir v disebut
komponen v
v = (v1,v2)
y
 (v1,v2)
v
x
Jika vektor-vektor ekuivalen, v dan w, terletak sedemikian rupa sehingga titik-titik awalnya
jatuh pada titik asal, maka vektor-vektor tersebut memiliki komponen-komponen yang sama.
Sebaliknya vektor-vektor dengan komponen yang sama adalah ekuivalen karena memiliki
Panjang yang sama dan arah yang sama.
v= (v1,v2) dan w =(w1,w2)

Adalah ekuivalen, jika dan hanya jika


v1= w1 dan v2 = w2,
operasi penjumlahan dan perkalian vektor dengan skalar mudah untuk dilakukan dalam bentuk
komponen-komponennya. Sebagaimana pada gambar 3.1.7, jika

v= (v1,v2) dan w= (w1,w2)


maka
v+w = (v1, + w1, v2,w2)
Jika v= ( v1,v2) dan k adalah skalar sebarang, maka dengan menggunakan argumentasi
geometrik yang melibatkan segitiga-segitiga yang serupa, dapat ditunjukkan (Latihan 15)
bahwa
kv= (v1,v2)
Contoh, jika v= (1,-2) dan w= (7,6), maka
V + w = (1,-2) + (7,6) = (1 + 7, -2 + 6) = (8,4)
dan
4v = 4(1,-2) = (4(1), 4(-2))= (4,-8)
Karena v-w = v + (-1)w, maka sesuai rumus (1) dan (2) diperoleh
v-w = (v1,- w1, v2,- w2)
v - w = (1,-2) + (7,6) = (1 - 7, (-2) - 6) = (6,-8)

C. VEKTOR PADA RUANG BERDIMENSI 3


Sebagaimana vektor pada suatu bidang yang dapat digambarkan oleh sepasang bilangan real,
maka vektor pada ruang berdimensi 3 dapat digambarkan oleh tiga bilangan real dengan
memperkenalkan sistem koordinat siku-siku.
Langkah- langkah dalam membuat sistem koordinat siku-siku:
1. Memilih salah satu titik 0, yang disebut titik asal (origin)
2. Pilih tiga garis lurus yang saling tegak lurus melewati titik asal (sumbu-sumbu koordinat)
3. Berilah nama pada setiap sumbu x,y, dan z
4. Pilih suatu arah positif untuk masing-masing sumbu koordinat dan suatu satuan Panjang
untuk mengukur jarak
(Gambar 3.1.9a)

z
y
x O

Setiap pasang sumbu koordinat membentuk satu bidang yang disebut bidang koordinat. Bidang-
bidang ini disebut bidang xy, bidang xz, dan bidang yz. Untuk setiap titik P pada ruang
berdimensi 3 kami menetapkan tiga bilangan (x,y,z) yang disebut koordinat titik P sebagai
berikut: lewatkan ketiga bidang melalui P sejajar dengan bidang-bidang koordinat dan nyatakan
titik-titik perpotongan dari bidang-bidang tersebut dengan tiga sumbu koordinat sebagai
X,Y,dan Z (Gambar 3.1.9b)

Koordinat-koordinat P didefinisikan sebagai Panjang dari


x= OX, y= OY, z= OZ

(a) (b)
Pada Gambar 3.1.10a kita telah membuat titik yang koordinat-koordinatnya adalah (4,5,6) dan
pada gambar 3.1.10b titik yang koordinat-koordinatnya adalah (-3,2,-4).
Sistem koordinat siku-siku ruang berdimensi 3 dapat terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Sistem tangan kiri
Sistem tangan kiri jika spiral bisa bergerak turun

(Gambar 3.1.11b).
2. Sistem tangan kanan
Sistem tangan kanan memiliki sifat bahwa jika spiral biasa diarahkan ke arah sumbu z
positif, maka akan bergerak naik jika sumbu x positif diputar 90° ke arah sumbu y positif

(Gambar 3.1.11a).
Jika vektor v pada ruang berdimensi 3 ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya
terletak pada titik asal sistem koordinat siku-siku, sebagaimana pada Gambar 3.1.12, maka
koordinat-koordinat akhirnya disebut sbagai komponen-komponen v

v = (v1,v2 v3)
jika v = (v1,v2 v3) dan w = (w1,w2 w3) adalah 2 vektor pada ruang berdimensi 3 maka
argumen sama yang berlaku untuk vektor-vektor pada suatu bidang dapat digunakan untuk
mendapatkan hasil-hasil berikut.

v dan w adalah ekuivalen jika dan hanya jika v1 = w1, v2 = w2 dan v3 = w3


v + w = (v1 + w1, v2 + w2, v3 + w3)
kv = (kv1, kv2, kv3), di mana k adalah skalar sebarang.

CONTOH 1 Perhitungan vektor dengan Komponen

Jika v = (1,-3,2) dan w = (4,2,1), maka

v + w = (5,-1,3),

2v = (2,-6,4), -w = (-4,-2,-1),

v – w = v + (-w) = (-3,-5,1)
Kadang-kadang suatu vektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya tidak terletak pada
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ memiliki titik awal P1 (x1, y1, z1) dan titik akhir P2 (x2, y2, z2), maka
titik asal. Jika vektor 𝑃1𝑃2

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x2 – x1, y2 -y1, z2 – z1)


𝑃1𝑃2

Di mana komponen-komponen𝑃1𝑃2 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ diperoleh dengan mengurangkan koordinat-koordinat titik akhir


dengan koordinat-koordinat titik awal. Dapat dilihat pada Gambar 3.1.13: Vektor 𝑃1𝑃2 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ adalah selisih
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑂𝑃1
vektor-vektor 𝑂𝑃2 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ , sehingga

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑂𝑃2
𝑃1𝑃2 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ - 𝑂𝑃1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x2, y2, z2) – (x1, y1, z1)

Gambar 3.1.13

CONTOH 2 Menentukan Komponen Vektor

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dengan titik awal P1(2,-1,4) dan titik akhir P2(7,5,-8)


Komponen-komponen vektor v = 𝑃1𝑃2

v = (7-2, 5- (-1), (-8)-4) = (5,6,-12)

Pada ruang berdimensi 2, vektor dengan titik awal P1(x1,y1) dan titik P2(x2,y2) adalah

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x2-x1, y2-y1)


𝑃1𝑃2

D. TRANSLASI SUMBU
Translasi sumbu yaitu memindahkan sumbu-sumbu koordinat untuk memperoleh sumbu-sumbu
baru yang sejajar dengan sumbu semula.
Pada Gambar 3.1.14a, kita mentranslasi sumbu-sumbu dari sistem koordinat xy untuk
mendapatkan sistem koordinat x’y’ dengan titik asal 0’ terletak pada titik (x,y) dan (x’,y’).
untuk melihat hubungan antara keduanya, perhatikan vektor 𝑂′𝑃⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ (Gambar 3.1.14b).

y’ P
y ( Type equation here.

x’
O’
(0,0) x (a)
(b)

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x – k,
Pada sistem xy, titik awalnya adalah (k, l) dan titik akhirnya adalah (x,y), sehingga 𝑂′𝑃
y – I). Pada sistem x’y’ titik awalnya adalah pada (0,0) dan titik akhirnya adalah pada (x’,y’),
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x’,y’). Oleh karena itu,
sehingga 𝑂′𝑃
x’ = x – k, y’ = y – I

CONTOH 3 Menggunakan Persamaan Translasi

Misalkan sistem koordinat xy translasi untuk memperoleh sistem koordinat x’y’ yang titik asalnya
memiliki koordinat xy (k,l) = (4,1).

(a) Tentukan koodinat x’y’ dari titik P yang koordinat xy-nya (2,0)
Penyelesaian:
Persamaan translasinya adalah
x’ = x – 4, y’ = y-1
sehingga koordinat x’y’ dari P (2,0) adalah x’ = 2 – 4 = -2 dan y’ = 0 – 1 = -1.

(b) Tentukan koordinat xy dari titik Q yang koordinat x’y’-nya (-1,5).


Penyelesaian;
x = x’ + 4, y = y’ + 1
sehingga koordinat xy dari Q adalah x = -1 + 4 = 3 dan y = 5 + 1 = 6.

Pada ruang berdimensi 3, persamaan translasinya adalah

x’ = x – k, y’ = y – l, z’ = z – m

di mana (k,l,m) adalah koordinat-koordinat xyz yang merupakan titik asal dari x’y’z’.

Anda mungkin juga menyukai