PEMBAHASAN
VEKTOR (Geometrik)
Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Sebagai contoh, pergerakan angin
biasanya digambarakan dengan memberikan kecepatan dan arah, misalnya 20 mil per jam
timur laut. Kecepatan angin dan arah angin membentuk vector yang disebut kecepatan
(velocity) angin. Contoh lain vector adalah gaya (force) dan pergeseran (displacement).
⃗⃗⃗⃗⃗
(a) Vektor 𝐴𝐵 (b) vektor-vektor yang ekuivalen
Gambar 3.1.1
Jika titik awal dari suatu vector v adalah A dan titik akhirnya adalah B, sebagaimana yang
tampak pada Gambar 3.1.1a, maka vektor v dapat kita tulis sebagai
⃗⃗⃗⃗⃗
v = 𝐴𝐵
Ekuivalen merupakan vektor-vektor yang memiliki ukuran dan arah yang sama, sebagaiman
yang terlihat pada Gambar 3.1.1b. Karena kita ingin suatu di tentukan hanya oelh Panjang dan
arahnya, vektor-vektor ekuivalen dinyatakan setara(equal) meskipun mungkin terletak pada
posisi-posisi tang berbeda. Jika v dan w ekuivalen, maka kita dapat menulis
v=w
W W
V+W
V V V
V+W W+V
Gambar 3.1.2
Definisi W
Pada Gambar 3.1.2b digambarkan dua penjumlahan v + w (anak panah hitam) dan w + v ( anak
panah abu-abu. Di sini terlihat bahwa
v+w=w+v
dan bahwa jumlah tersebut berhimpit dengan diagonal parallelogram ( jajaran genjang) yang
terbentuk oleh v dan w jika kedua vector ini ditempatkan sediemikian rupa sehingga keduanya
memiliki titik awal yang sama.
Vektor dengan panjang nol disebut vector nol ( zero vector) dan di nyatakan sebagai 0.
Kita mendefinisikan
0+v=v+0=v
Untuk setiap vektor v. Karena vektor nol secara alami tidak memiliki arah, kita sepakat bahwa
vektor nol dapat memiliki arah sebarang, sehingga penyelesaian masalah yang sedang ditinjau
menjadi lebih mudah.
Jika v adalah vektor taknol sebarang, maka -v adalah bentuk negatif dari v dan didefenisikan
sebagai vektor yang besarnya sama dengan v , tetapi memiliki arah yang berlawanan (Gambar
3.1.3). Vektor ini memiliki sifat
v + (-v) = 0
-v
V
V-W
-W W
untuk mendapatkan selisih v-w tanpa perlu menggambar -w tempatkan v dan w sedemikian rupa
sehingga titik-titik awalnya berhimpitan. Vektor dari titik akhir w ke titik akhir v adalah vektor v-w
(gambar 3.1.4b)
V
V-W
W
Definisi jika v adalah vektor taknol dan k adalah bilangan real (skalar) taknol, maka hasilkali kv
didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya |k| kali Panjang vdan arahnya sama dengan v jika k > 0
dan arah berlawanan dengan v jika k < 0. Kita mendefinisikan kv= 0 jika k =0 atau v = 0.
Gambar 3.1.5 mengilustrasikan hubungan antara vektor v dan vektor-vektor ½ v, (-1)v, 2v, dan (-3)v.
Perhatikan bahwa vektor (-1)v memiliki panjang yang sama dengan v tetapi arahnya berlawanan. Jadi,
(-1)v adalah bentuk negatif dari v; yaitu,
(-1)v = v
z
y
x O
Setiap pasang sumbu koordinat membentuk satu bidang yang disebut bidang koordinat. Bidang-
bidang ini disebut bidang xy, bidang xz, dan bidang yz. Untuk setiap titik P pada ruang
berdimensi 3 kami menetapkan tiga bilangan (x,y,z) yang disebut koordinat titik P sebagai
berikut: lewatkan ketiga bidang melalui P sejajar dengan bidang-bidang koordinat dan nyatakan
titik-titik perpotongan dari bidang-bidang tersebut dengan tiga sumbu koordinat sebagai
X,Y,dan Z (Gambar 3.1.9b)
(a) (b)
Pada Gambar 3.1.10a kita telah membuat titik yang koordinat-koordinatnya adalah (4,5,6) dan
pada gambar 3.1.10b titik yang koordinat-koordinatnya adalah (-3,2,-4).
Sistem koordinat siku-siku ruang berdimensi 3 dapat terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Sistem tangan kiri
Sistem tangan kiri jika spiral bisa bergerak turun
(Gambar 3.1.11b).
2. Sistem tangan kanan
Sistem tangan kanan memiliki sifat bahwa jika spiral biasa diarahkan ke arah sumbu z
positif, maka akan bergerak naik jika sumbu x positif diputar 90° ke arah sumbu y positif
(Gambar 3.1.11a).
Jika vektor v pada ruang berdimensi 3 ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya
terletak pada titik asal sistem koordinat siku-siku, sebagaimana pada Gambar 3.1.12, maka
koordinat-koordinat akhirnya disebut sbagai komponen-komponen v
v = (v1,v2 v3)
jika v = (v1,v2 v3) dan w = (w1,w2 w3) adalah 2 vektor pada ruang berdimensi 3 maka
argumen sama yang berlaku untuk vektor-vektor pada suatu bidang dapat digunakan untuk
mendapatkan hasil-hasil berikut.
v + w = (5,-1,3),
2v = (2,-6,4), -w = (-4,-2,-1),
v – w = v + (-w) = (-3,-5,1)
Kadang-kadang suatu vektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya tidak terletak pada
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ memiliki titik awal P1 (x1, y1, z1) dan titik akhir P2 (x2, y2, z2), maka
titik asal. Jika vektor 𝑃1𝑃2
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑂𝑃2
𝑃1𝑃2 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ - 𝑂𝑃1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x2, y2, z2) – (x1, y1, z1)
Gambar 3.1.13
Pada ruang berdimensi 2, vektor dengan titik awal P1(x1,y1) dan titik P2(x2,y2) adalah
D. TRANSLASI SUMBU
Translasi sumbu yaitu memindahkan sumbu-sumbu koordinat untuk memperoleh sumbu-sumbu
baru yang sejajar dengan sumbu semula.
Pada Gambar 3.1.14a, kita mentranslasi sumbu-sumbu dari sistem koordinat xy untuk
mendapatkan sistem koordinat x’y’ dengan titik asal 0’ terletak pada titik (x,y) dan (x’,y’).
untuk melihat hubungan antara keduanya, perhatikan vektor 𝑂′𝑃⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ (Gambar 3.1.14b).
y’ P
y ( Type equation here.
x’
O’
(0,0) x (a)
(b)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x – k,
Pada sistem xy, titik awalnya adalah (k, l) dan titik akhirnya adalah (x,y), sehingga 𝑂′𝑃
y – I). Pada sistem x’y’ titik awalnya adalah pada (0,0) dan titik akhirnya adalah pada (x’,y’),
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (x’,y’). Oleh karena itu,
sehingga 𝑂′𝑃
x’ = x – k, y’ = y – I
Misalkan sistem koordinat xy translasi untuk memperoleh sistem koordinat x’y’ yang titik asalnya
memiliki koordinat xy (k,l) = (4,1).
(a) Tentukan koodinat x’y’ dari titik P yang koordinat xy-nya (2,0)
Penyelesaian:
Persamaan translasinya adalah
x’ = x – 4, y’ = y-1
sehingga koordinat x’y’ dari P (2,0) adalah x’ = 2 – 4 = -2 dan y’ = 0 – 1 = -1.
x’ = x – k, y’ = y – l, z’ = z – m
di mana (k,l,m) adalah koordinat-koordinat xyz yang merupakan titik asal dari x’y’z’.