Anda di halaman 1dari 53

BAB 3

VEKTOR-VEKTOR
DALAM RUANG
BERDIMENS1-2 DAN
RUANG BERDIMENS1-3

Pembaca yang menguasai isi bab ini bisa langsung melangkah ke Bab 4 tanpa
kehilangan kesinambungan

Yang di beritugas
Nama : Gilang Akbar Fathon
NIM : 216651009
Kelas : TIM 1A
Program Studi : Teknik Informatika Multimedia

3.1 PENGANTAR VEKTOR (GEOMETRIS)

Banyak besaran fisika. seperti luas, panjang, massa. dan suhu. teruraikan secara
lengkap begitu besarnya besaran tersebut diberikan. Besaran-besaran seperti itu
disebut skalar. Besaran-besara lainnya, yang di sebut vektor. tidak secara
lengkap terdefinisikan sampai besar dan arahnya direntukan. Misalnya. per-
gerakan angin biasanya diuraikan dengan memberikan laju dan arah. katakanlah
20 meter per jam ke arah timur laut. Laju angin dan arah angin bersama-sama
membentuk suatu besaran vektor dan disebut sebagai kecepatan. Contoh vektor
lainnya adalah gaya dan berat. Dalam bagian ini vector-vektor dalam ruang
berdimensi-2 dan ruang berdimensi-3 akan diperkenalkan secara geometris,
operasi-operasi aritmetika pada vektor akan didefinisikan, dan beberapa sifat
dasar operasi-operasi ini akan disebutkan,

VEKTOR Vektor bisa disajikan secara geometris sebagai ruas garis berarah atau panah dalam
GEOMETRI mang berdimensi-2 dan ruang berdimensi-3; arah panah menentukan arah vektor.
S dan panjang panah menentukan besarnya.Ekor dari panah tersebut disebut titik
pang-
kal vektor, dan ujung panah disebut titik ujung Kita akan menuliskan vektor
dengan
huruf kecil tebal (misalnya, a, k, v, w, dan x). Ketika mendiskusikan vector, kita
akan menyebut bilangan sebagai vector. Semua vector kita adalah bilangan real
dan akan dinyatakan dengan huruf kecil miring (misalnya, u, k, v, w, dan x).
Jika, sebagaimana pada Gambar la, titik pangkal suatu vector v adalah A dan
titik ujungnya adalah B, maka kita tuliskan

Vektor-vektor yang panjang dan arahnya sama, sepcrti pada Gambar 1b, disebut
ekuivalen. Karena kita ingin suatu vector ditentukan hanya oleh panjang dan
arahnya, maka vector-vektor yang ekuivalen dipandang sama walaupun mungkin
terletak pada posi5i yang berbeda. Jika v dan w ekuivalen, kita tuliskan
v=w

Definisi. Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, ,maka jumlah v + w


adalah vektor yang ditentukan sebagai berikut: Letakkan vektor w sedemikan
se-hingga titik pangkalnya bertautan dengan titik ujung v. Vektor v+w
disajikan oleh panah dari titik pangkal v ke titik ujung w (Gambar 2a).

Pada Gambar 2b, kita telah menyusun dua jumlah, v + w (panah biru) dan w +
v (panah putih). Terbukti bahwa
dan bahwa jumlah tersebut sama dengan diagonal jajaran genjang yang ditentukan
oleh v dan w jika vektor-vektor ini diletakkan sehingga keduanya mempunyai titik
pangkal yang sama.
Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol dan dinyatakan dengan 0. Kita
definisikan
0+ v=v+ 0
untuk setiap vektor v. Karena tidak ada arah alami untuk vektor no!, kita setuju
bahwa vektor nol bisa mempunyai sebarang arah yang sesuai dengan masalah
yang sedang dipertimbangkan.
Jika v adalah sebarang vektor tak-nol, maka —v, negatif dari v, didefinisikan
sebagai vektor yang besarnya sama dengan v, tetapi arahnya terbalik (Gambar 3).

Vektor ini mempunyai sifat


v+(−v)=0

(Mengapa?) Di samping itu, kita definisikan - 0 = 0. Pengurangan vektor died-


finisikan sebagai berikut.

Definisi Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka selisih w dari v
didefinisikan sebagai

v+(−v)=0

(Gambar 4a)
Untuk mendapatkan selisih v - w tanpa menyusun - w, posisikan v dan w
sehingga titik-titik pangkalnya berimpitan; vektor dari titik ujung w ke titik ujung
v adalah vektor v — w (Gambar 4b)

Definisi. Jika v adalah suatu vektor tak-nol dan k adalah suatu bilangan real
tak-nol (skalar), maka hasil kali kv didefinisikan sebagai vektor Yang pan.
jangnya | k | kali panjang v dan Yang arahnya sama dengan arah v jika k ˃ 0
dan berlawanan arah dengan v jika k < 0. Kita definisikan kv = 0 jika k = 0
atau. V = 0

1
Gambar 5 mengilustrasikan hubungan antara suatu vektor v dan vektor v,
2
(-1)v, 2v, dan (-3)v. Perhatikan bahwa vektor (-1) v mcmpunyai panjang yang
sama dengan v, tetapi berlawanan arah. Jadi, (-1)v hanyalah negatif dari v; yaitu,

(−1)=v

Suatu vektor herbentuk kv disebut suatu penggandaan skalar dari v. Sebagai-


lnanayang ditunjukkan dałam Gambar S, vektor-vektor Yang merupakan penggan-
daan skalar Satu sama lain adalah sejajar. Sebaliknya, dapat ditunjukkan bahwa
vektor tak-nol Yang sejajar adalah penggandaan skalar Satu sama lain, Kami me-
lewati buktinya.

VEKTOR.VEKT
Masalah-masalah yang melibatkan vektor seringkali bisa disederhanakan dengan
OR
DALAM memperkenalkan suatu sistem koordinat segi empat. Untuk saat ini kita akan
SISTEM membatasi diskusi pada vektor-vektor dałam ruang berdimensi 2 (bidang). Ang-
KOORDINAT gap v adalah sebarang vektor pada bidang, dan asumsikan, sebagaimana pada
Gambar 6, bahwa v telah diletakkan sehingga titik pangkalnya berada pada titik

v1 dan v2 adalah komponen dari v.


Gambar 6
asal sistem koordinat segi empat. Koordinat ( v 1 , v 2 )dari titik ujung v disebut
komponen v, dan kita tuliskan
v=( v 1 , v 2)

Jika vektor-vektor yang ekuivalen, v dan w, diletakkan sehingga titik pangkal-


nya berada di titik asal, maka jelas bahwa titik ujungnya harus berimpitan (karena
vektor-vektor tersebut mempunyai panjang dan arah yang sama); jadi , vektor-vek-
tor tersebut mempunyai komponen yang sama. Sebaliknya, vektor-vektor dengan
komponen yang sama ekuivalen karena vektor-vektor itu mempunyai panjang dan
arah yang sama. Ringkasnya, dua vektor

v=( v 1 , v 2) dan w=(w1 , w2 )

ekuivalen jika dan hanya jika

v1 =w1 dan v 2=w2

Operasi penjumlahan dan perkalian vektor dengan skalar mudah dilakukan


dalam bentuk komponen. Sebagaimana yang diilustrasikan dalam Gambar 7. jika

v=( v 1 , v 2) dan w=(w1 , w2 )


maka

v+ w=( v 1+ w1 , v 2+ w2 )

Gambar 7

jika v=( v 1 , v 2) dan k adalah sebarang skalar, maka dengan menggunakan suatu
uraian geometris yang melibatkan segitiga-segitiga serupa, bisa ditunjukkan (La-
tihan 15) bahwa

kv =(kv 1 , kv 2 ) (2)

(Gambar 8). Jadi, misalnya, jika v=(1.−2)dan w=(7.6), maka


v+ w=(1.−2)+(7.6)=(1+7.−2+ 6)=( 8.4)
Gambar 8
dan
4 v=2(1.−2)=(4 (1) .4(−2))=(4.−8)

Karenav−w=v+(−1) w, maka dari Rumus (l) dan (2) kita dapatkan bahwa

v−w=( v 1−w1 , v 2−w 2)

(Periksalah.)

VEKTOR- Sama seperti vektor-vektor pada bidang yang bisa diuraikan dengan pasangan
VEKTOR bilangan real, vektor-vektor dalam ruang berdimensi-3 bisa diuraikan dengan tiga
DALAM RUAHG bilaagan real dengan memperkenalkan suatu sistem koordinat segi empat. Untuk
BERDIMENSI 3 membangun suatu sistem koordinat tersebut, pilih suatu titik O, yang disebut titik
asal, dan pilih tiga garis yang saling tegak Iurus, yang disebut sumbu-sumbu
koordinat, Yang melalui titik asal. Beri nama sumbu-sumbu ini dengan x, y, dan z,
dan pilih suatu arah positif untuk masing-masing sumbu koordinat dan juga satu
satuan panjang untuk mengukur jarak (Gambar 9a). Setiap pasangan sumbu koor-
dinat menentukan suatu bidang yang disebut suatu bidang koordinat. Bidang.bi-
dang koordinat ini disebut sebagai bidang-xy, bidang-xz, dan bidang-yz. Untuk
setiap titik P dalam ruang berdimensi-3 kita beri tiga bilangan (x, y, z), yang
disebut koordinat P, sebagai berikut: Lewatkan tiga bidang yang sejajar dengan
bidang koordinat Yang melalui, dan nyatakan titik potong ketiga bidang ini
dengan tiga sumbu koordinat X, Y, dan Z (Gambar 9b).

Gambar 9
Koordinat P didefinisikan sebagai panjang bertanda

x=OX , y=OY , z=OZ

Pada Gambar 10 kami telah menyusun titik-titik yang koordinatnya adalah ( 4 , 5 ,6)
dan (−3 , 2 ,−4).

Gambar 10

Sistem koordinat segi empat dalam ruang berdimensi-3 mempunyai dua kate-
gori, tangan-kiri dan tangan-kanan. Suatu sistem tangan-kanan mempunyai sifat
yang ditunjukkan oleh suatu sekrup biasa dalam arah positif pada sumbu-z jika
sumhu-x positifdiputar 90˚ kearah sumbu-y positif (Gambar I |a). sisie•u tersebut
disebut sistem tangan-kiri jika sekrup diputar ke arah untuk mengendurkan (Gam-
bar 1 |b).

KOMENTAR. Dalam buku ini kami hanya akan menggunakan sistem koordinat
tangan-kanan.

Gambar 11

Jika, seperti pada Gambar 12, suatu vektor v dalam ruang berdimensi-3
diposisikan sehingga !itik pangkalnya ada pada titik asal sistem koordinat segiem-
pat, maka koordinat titik ujungnya disebut komponen v dan kita tulis

v=(v 1 , v 2 , v 3 )
Gambar 12

Jika v=(v 1 , v 2 , v 3 ) dan w=w1 , w2 , w3 adalah dua vektor pada ruang ber-
dimensi-3, maka uraian yang serupa dengan yang digunakan untuk vektor pada
bidang bisa digunakan untuk menyusun hasil berikut ini

v dan w ekuivalen jika dan hanya jika v1 =w1 , v 2=w2 dan v3 =w 3


v+ w=( v 1+ w1 , v 2+ w2 , v 3 +w 3)
kv =( kv 1 , kv 2 , kv 3), dengan k adalah sebarang skalar

Contoh 1 jika v=(1 ,−3 ,2) dan w=(4 ,2 , 1) maka

v+ w=(5 ,−1, 3) , 2 v=(2 ,−6 , 4), −w=¿

Kadang-kadang Suatu vektor diposisikan sedemikian rupa sehingga titik


pangkalnya tidak berada di titik asal. Jika vektor ⃗ P1 P2 mempunyai titik pangkal
P1 (x 1 , y 1 , z 1) dan titik ujung P2 (x 2 , y 2 , z 2 ), maka

⃗P1 P2 =¿)
Yaitu, komponen P1 P2 diperoleh dengan mengurangkan koordinat titik pangkal

dari koordinat titik ujung. Hal ini bisa dilihat dengan menggunakan Gambar 13:
Vektor ⃗P1 P2 adalah selisih vektor ⃗
OP 2 dan ⃗OP 1, sehingga

P1 P2 =⃗
⃗ OP2 −⃗
OP1=(x 2 , y 2 , z 2 )−(x 1 , y 1 , z 1)=(x 2−x 1 , y 2− y 1 , z 2−z 2 )

P1 P2 dengan titik pangkal P1 (2, - l, 4) dan titik


Contoh 2 Komponen vektor v = ⃗
P
ujung 2 (7 , 5 ,−8) adalah

v=(7−2 , 5−(−1) ,(−8)−4)=(5 , 6 ,−12) ▲

Dalam ruang berdimensi-2 vektor dengan titik pangkal P1 (x 1 , y 1) dan titik ujung
P2 ( x 2 , y 2 ) adalah
Gambar 13

P1 P2 =(x 2−x 1 , y 2− y 1)

PERGESERAN Penyelesaian atas bqnyak permasalahan bisa disederhanakan dengan menggeser


SUMBU sumbu koordinat untuk memperoleh sumbu baru yang Sajar dengan surnbu
aslinya.

Pada Gambar 14a kita telah menggeser sumbu suatu sistem koordinat-xy untuk
mendapatkan suatu sistem koordinat-fy' yang titik awalnya O' berada pada titik
( x , y )=(k , l)Suatu titik P pada ruang berdimensi-2 sekarang mempunyai koordinat
( x , y ) dan koordinat ( x ' , y ') Untuk melihat bagaimana keduanya terkaitkan, tinjau
vektor ⃗ O ' P 2 (Gambar 14b). Pada sistem-xy titik pangkalnya ada pada (k, l) dan titik
ujungnya ada pada titik (x, y), sel:ingga ⃗ O ' P 2 ¿( x −k , y−l) pada sistem-x'y'
titik pangkalnya ada pada (0, 0) dan titik ujungnya ada pada (x', y’), schingga
O ' P 2 ¿( x ' , y ') . Oleh karena itu

x ' =x−k y ' = y−l

Rumus ini disebut persamaan pergeseran.

Gambar 14
Contoh 3 Anggap suatu sistem koordinat-xy digeser untuk memperoleh suatu
sistem koordinat-x'y' Yang titik asalnya mempunyai koordinat−xy (k , l)=( 4 , 1).

(a) Cari koordinat-x'y' dari titik dengan koordinat −xy P (2 ,0)


(b) Cari koordinat-xy dari titik dengan koordinat −x ' y ' Q(−1 , 5)
Penyelesaian (a). Persamaan pergeserannya adalah
x ' =x−4 y '= y−1
sehingga koordinat−x ' y ' dari P(2 , 0)adalah x ’=2−4=2 dan y ' =0 – 1=– 1
Penyelesaian (b). Persamaan pergeserannya dałam (a) bisa ditulis u lang sebagai
x=x '+4 y= y '+1
sehingga koordinat-xy dari Q adalahx=−1+ 4=3 dan y=5+1=6 ▲
Dalam ruang berdimensi-3 persamaan pergeserar.nya adalah
x '=x−k y '= y−l z '=z−m
dengan (k, l, m) adalah koordinat-ryz dari koordinat asal-x'y’z'.

HIMPUNAN LATIHAN 3.1

1. Gambar suatu sistem koordinat tangan-kanan dan ietakkan titik-titik Yang mempunyai
koordinat
(a) (3 , 4 ,5) (b) (−3 , 4 ,5) (c) (3 ,−4 , 5) (d)(3 , 4 ,−5)
(e) (−3 ,−4,5) (f) (−3 , 4 ,−5) (g) (3 ,−4 ,−5) (h) (−3 ,−4 ,−5)
(i) (−3 , 0 , 0) (j) (3 , 0 , 3) (k)(0 , 0 ,−3) (l) (0 , 3 , 0)

2. Sketsakan vektor-vektor berikut ini dengan titik pangkal diletakkan pada titik asal:
(a) v1 =( 3 ,6 ) (b) v 2=(−4 ,−8 ) (c) v3 =(−4 ,−3 ) (d) v 4=( 5 ,−4 ) (e) v5 =(3 , 0)
(f) v 6=( 0 ,−7 ) (g) v7 =( 3 , 4 , 5 ) (h) v 8=( 3 , 3 ,0 ) (i) v 9=( 0 ,0 ,−3)

3. Cari komponen vektor mempunyai titik pangkal P1 dan titik ujung P2.
(a) P1 (4 , 8), P2 (3 , 7) (b) P1 (3 ,−5), P 2 (−4 ,−7) (h) P1 (0 , 0 , 0), P2 (a , b , c )
(d) P1 (0 , 0) , P2 (a ,b) (e)
(g) P1 (a , b , c ), P2 (0 , 0 , 0) P1 (3 ,−7 ,2), P2 (−2 , 5 ,−4) (c) P1 (−5 , 0), P2 (−3 , 1)
(f) P1 (−1 , 0 ,2) , P2 (0 ,−1 , 0)
4. Cari suatu vektor tak-nol u dengan titik pangkal P(−1 , 3 ,−5) sedemikian sehingga
(a) u mempunyai arah yang sama dengan v=(6 ,7 ,−3)
(b) u berlawanan arah dengan v=(6 ,7 ,−3)

5. Cari suatu vektor tak-nol u dengan titik ujung Q(3 , 0 ,−5) sedemikian sehingga
(a) u mempunyai arah yang sama dengan v=(4 ,−2 ,−1)
(b) u berlawanan arah dengan v=(4 ,−2 ,−1)

6. Ánggap u = (−3 , 1 ,2), v = ( 4 , 0 ,−8) dan w = (6 ,−1 ,−4 ) cari komponen-komponen


dari
(a). v−w (d). 5 ( v −4 u )
(b). 6 u+2 v (e). −3 ( v −8 w )
(c). −v+u (f). (2 u−7 w)−( 8 v +u)
7. Anggap u, v, dan w adalah vektor-vektor pada latihan 6. cari komponen-komponen
Vektor x yang memenuhi 2 u−v + x=7 x+ w

8. Anggap u, v, dan w adalah vektor-vektor pada Latihan 6. Cari skalar c 1 , c2 , dan c 3,


sedemikian sehingga
c 1 u+ c 2 v+ c 3 w=(2 ,0 , 4)
9. Tunjukkan bahwa tidak ada skalar c 1 , c2 , dan c 3, sedemikian sehingga
c 1 (−2 , 9 , 6)+ c2 ¿

10. Cari semua skalar c 1 , c2 , dan c 3 sedemikian sehingga


c 1 (1 ,2 , 0)+c 2 (2 ,1 , 1)+c 3 (0 , 3 , 1)=(0 , 0 , 0)
11. Anggap P adalah titik (2 , 3 ,−2) dan Q titik (7 ,−4 ,1).
(a) Cari titiktengah ruas garis yang menghuhungkan P dan Q,
1
(b) Cari titik padaruasgaris yang menghubungkan P dan Q yangberadadi jarak dari
2
P ke Q

12. Anggap suatu sis'em koordinat-xy digeser untuk mendapatkan scatu Sistem koordi-
nat-x'y' yang titik asal O'-nya mempunyai koordinat-xy (2 ,−3).
(a) Cari koordinat-x’y‘ titik P yang koordinat-x’y‘ -nya adalah (7 , 5).
(b) Cari koordinat-xy titik Q yang koordinat-x’y; -nya adalah (−3 , 6)
(c) Gambar sumbu koordinat-xy dan x'y' dan letakkan titik P dan Q.
13. Anggap suatu sistem koordinat-xyz digeser untuk mendapatkan suatu sistelll koordi-
nat-x'y’z‘. Anggap v adalah suatu vektor yang komponen-komponennya adalah v =
( v 1 , v 2 , v 3 )dalam sistcm xyz. Tunjukkan bahwa v mempunyai komponen yang sama
dalam sistem-x'y‘z'.

14. Cari komponerpkomponen dari u, v, u + v. dan u – v untuk vektor-vektor yang di-


tunjukkan pada Gambar 15.
15. Buktikan secara geometris bahwa jika v =( v 1 , v 2 ), maka kv = (kv 1 , kv 2 )„ (Batasi
buktinya pada kasus k > 0 yang diilustrasikan pada Gambar 8. Bukti lengkapnya akan
melibatkan berbagai kasus yang tergantung pada tanda k dan kuadran di mana vektor
tersebut berada,)

3.2 NORMA SUATU VEKTOR; ARITMETIKA VEKTOR

Pada bagian ini kita akan meneiapkan aturan dasar dari arilmetika vektor

SIFAT-SIFAT Teorema berikut ini mendaftarkan sifat-sifat vektor yang paling penting dalam
OPERAS' ruang berdimensi-2 dan ruang berdimensi-3.
VEKTOR

Teorema 3.2. 1. jika u, v, dan w adalah vektor-vektor da/am ruang berdi-


mensi-2 dan ruang berdimensi-3 dan k dan I adalah skalar, maka hubungan
berikut ini berlaku.

(a) u + v = v + u (b) (u + v) + w = u + (v + w)
(b) u + 0 = 0 + u = u (d) u + (- u) = 0
(c) k(lu) = (kl)u (f) k(u + v) = ku + kv
(g) (k + l)u = ku + lu (h) lu = u

Sebelum membicarakan buktinya, kita perhatikan bahwa kita telah mengem-


bangkan dua pendekatan terhadap vektor: geometris, di mana vektor-vektor disa-
jikan dengan anak panall atau mas garis berarah, dan analitis, di mana
vektor-vektor disajikan dengan pasangan atau tiga bilangan yang disebut kompo-
nen, Akibatnya, persamaan dalam Teorema 3.2.1 bisa dibuktikan baik secara
geometris maupun secara analitis. Untuk mengilustrasikannya, kami akan mem-
buktikan bagian (b) dengan kedua cara tersebut. Bukti-bukti yang lainnya diting-
galkan sebagai latihan,

Bukti bagian (b) (analiris). Kami akan memberikan bukti untuk vektor dalam
ruang berdimensi-3; bukti untuk ruang berdimensi-2 serupa dengannya. Jika u =
(u1 , u2 , u3 ), v=(v 1 , v 2 , v 3 ) dan w =( w1 , w2 , w3), maka

(u+ v)+ w= [(u1 ,u 2 , u3 )+( v 1 , v 2 , v 3 ) ] +(w 1 , w 2 , w 3)


¿(u 1+ v 1 ,u2 + v 2 , u3 + v 3)+(w1 , w2 , w3 )
2

d = ( x 2−x 1 ) + ¿¿ ¿ Yang di beritugas
Nama : Ahmad Tri Hartadi
Contoh 1. Norma vektor u = (3, 2, 1) adalah NIM : 2166510156651017
2 2 2 Kelas : 1A
‖u‖= √(−3 ) + ( 2 ) + ( 1 ) =√ 14
Program Studi : Teknik Informatika Multimedia
Jarak d antara titik P1(2,-1,-5) dan P2(4,-3,1) adalah Informatika Multimedia

d = √ ( 4−2 )2 + (−3+1 )2 ( 1+ 5 )2=√ 44=2 √ 11

Dari definisi hasil kali ku, Panjang vector ku adalah|k| kali Panjang u. Jika dinyantakan
dalam suatu persamaan, pernyataan ini mengatakan bahwa
‖ku‖=|k|‖u‖
Rumus berguna ini dapat diterapkan baik dalam ruang berdimensi-2 maupun ruang
berdimensi-3.
Himpunan Latihan 3.2
1. Cari norma v.
(a) V = (4,-3) (c) v = (-5, 0) (e) v = (-7, 2, -1)
(b) V = (2, 3) (d) v = (2, 2, 2) (f) v = (0, 6, 0)
2. Cari jarak antara P1 dan P2
a. P1(3, 4). P2 (5, 7) b. P1 (-3,6), P2 (-1, -4)
c. P1 (7,-5,1), P2 (-7,-2,-1) d. P1 (3, 3, 3), P2 (6, 0, 3)
3. Anggap u = (2,-2,3), v = (1, -3, 4), w = (3,6,-4). Pada masing-masing bagian hitunglah
ekspresi yang ditunjukkan.
1
a. ‖u+ v‖ c. ‖−2 u‖+ 2‖u‖ e. w
‖w‖
1
b. ‖u‖+‖v‖ d. ‖3 u−5 v +w‖ ‖ ‖
f.
‖w‖
w

4. Anggap v = (-1,2,5). Cari semua skalar k sedemikian sehingga ‖kv‖=4.


5. Anggap u = (7,-3,1), v = (9,6,6), w = (2,1,-8), k = -2, dan l=5. Periksalah bahwa
vektor-vektor dan skalar ini memenuhi sifat-sifat yang disebutkan dalam teorema
3.2.1.
(a) Bagian (b) (c) bagian (f)
(b) (b) bagian (e) (d) bagian (g)

6. (a) Tunjukkan bahwa jika v adalah sebaran vektor tak-nol, maka


1
v
‖v‖
Adalah vektor satuan
(b) gunakan hasil pada bagian (a) untuk mencari suatu vektor satuan yang
mempunyai arah yang sama dengan vektor v = (3,4).
(c) Gunakan hasil pada bagian (a) untuk mencari suatu vektor satuan yang
berlawanan arah dengan vektor v = (-2,3,-6)
7. (a) Tunjukkan bahwa komponen-komponen vektor v = (v1, v2) dalam gambar 4 adalah
v1 = ‖v‖cos θ dan v2 = ‖v‖sin θ.
(b) Anggap u dan v adalah vektor-vektor dalam gambar 5. Gunakan hasil pada bagian
(a) untuk mencari komponen-komponen dari 4u-5v.

8. Anggap pn = (xn, yn, zn) dan p = (x, y, z). uraikan himpunan semua titik (x, y, z) yang
memenuhi ‖ p−p n‖=1
9. Buktikan secara geometris bahwa jika u dan v adalah vektor-vektor dalam ruang
berdimensi-2 atau berdimensi-3, maka ‖u+ v‖≤‖u‖+‖v‖
10. Buktikan bagian (a),(c), dan (e) dari teorema 3.2.1 secara analitis.
11. Buktikan bagian (d), (g), dan (h) dari teorema 3.2.1 secara analitis.
12. Buktikan bagian (f) dari teorema 3.2.1 secara geometris.

3.3 HASIL KALI TITIK ; PROYEKSI


Pada bagian ini kita akan mendiskusikan cara mengalikan vektor dalam ruang
berdimensi-2 atau ruang berdimensi-3, dan kami akan memberikan beberapa
penerapan perkalian ini pada geometri.

HASIL KALI TITIK Anggap u dan v adalah dua vektor tak-nol dalam ruang berdimensi-2 atau
DARI VEKTOR ruang berdimensi-3, dan anggap vektor-vektor ini telah diposisikan sehingga
titik-titik pangkalnya berimpitan. Yang kami maksud dengan sudut antara u
dan v adalah sudut θ yang ditentukan oleh u dan v yang memenuhi 0 ≤ θ ≤ π
(Gambar 1)
Definisi. Jika u dan v adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi-2 atau
berdimensi-3 dan θ adalah sudut antara u dan v, maka hasil kali titik atau
hasil kali dalam Euclidean u • v didefinisikan sebagai

u ∙ v= ‖u‖‖v‖ jika u≠ 0 dan v ≠ 0


{ 0 jika u=0 dan v=0
(1)

Contoh 1 sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 2, sudut antara vektor u = (0,0,1) dan
v = (0,2,2) adalah 45°. Jadi,

∙ v=‖u‖‖v‖cosθ=( √ 02+ 02 +12 )( √ 02+ 22+ 22) ( √12 )=2


RUMUS KOMPONEN UNTUK HASIL KALI TITIK
Untuk tujuan penghitungan, kita ingin mempunyai rumus yang menyatakan hasil
RUMUS
kali titik dua vektor dalam bentuk komponen-komponen vektornya. Kami akan
KOMPONEN
UNTUK HASIL menurunkan suatu rumus seperti itu untuk vektor dalam ruang berdimensi-3;
KALI TITIK
turunan untuk vektor dalam ruang berdimensi-2 dapat dicari dengan cara serupa.

Anggap u = (u1, u2 , u3,) dan v =( v1, v2, v3,) adalah dua vektor tak-nol. Jika,
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar 3, θ adaiah sudut antara u dan v,
maka hukum cosinus menghasilkan

2 2 2
PQ‖ =‖u‖ +‖v‖ −2‖u‖‖v‖cos θ
‖⃗ (2)

PQ=v−u , kita bisa menulis ulang (2) sebagai


Karena ⃗
1 2 2 2
‖u‖‖v‖ cosθ= (‖u‖ +‖v‖ −‖v−u‖ )
2
Atau
1
u ∙ v= (‖u‖2+‖v‖2−‖v−u‖2 )
2
Dengan mensubstitusikan
‖u‖2=u21 +u22 +u23 , ‖v‖2=v 21+ v 22 +v 23 ,
Dan
2
‖v−u‖ =( v 1−u1 )2 + ( v2 −u2 )2 + ( v 3 −u3 )2
Setelah menyederhanakan kita dapatkan
u ∙ v=u 1 v 1 +u2 v 2 +u3 v 3 (3)
Jika u= (u1, u2) dan v= (v1, v2) adalah dua vektor dalam ruang berdimensi-2, maka rumus
yang berpadanan adalah.
u ∙ v=u 1 v 1 +u2 v 2

MENCARI SUDUT Jika u dan v adalah vektor-vektor tak-nol, maka rumus (1) bisa ditulis ulang se-
ANTAR VEKTOR bagai

u∙v
cosθ=
‖u‖‖v‖
Contoh 2 Tinjau vektor
u= (2, -1, 1) dan v = (1, 1, 2)
cari u ∙ v dan tentukan sudut θ antara u dan v.
Penyelesaian.
u ∙ v=u 1 v 1 +u2 v 2 +u3 v 3 =( 2 )( 1 ) + (−1 ) ( 1 )+ (1 )( 2 )=3

Untuk vektor yang diberikan kita dapatkan ‖u‖=‖v‖=√ 6, sedemikian sehingga dari (5)
u∙v 3 1
cosθ= = =
‖u‖‖v‖ √6 √ 6 2
Jadi, θ=60 ° .

Contoh 3 Cari sudut antara diagonal suatu kubus dengan salah satu ruasnya.

Penyelesaian. Anggap k adalah Panjang suatu ruas dan gambarlah suatu sistem koordinat
seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.
Jika kita anggap u1 = (k, 0, 0), u2 = (0, k, 0) dan u3 = (0, 0, k), maka vektor
d= ( k , k , k )=u1 +u 2+u 3

Adalah suatu diagonal kubus tersebut. Sudut antara d dan ruas u1 memenuhi
u1 ∙d k2 1
cosθ= = =
u
‖ 1‖ ‖ d ‖ ( k )( √ 3 k ) √ 3
2

Jadi,

θ=co s−1 ( √13 ) ≈ 54 ° 44 '


Teorema berikut ini menunjukkan bagaimana hasil kali titik bisa digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai sudut antara dua vektor, teorema ini juga menetapkan suatu
hubungan penting antara norma dan hasil kali titik.

Teorema 3.3.1 Anggap u dan v adakah vektor-vektor dalam ruang berdimensi-2 atau
berdimensi-3
1
a) v ∙ v=‖v‖2 ; yaitu ,‖v‖=( v ∙ v ) 2
b) Jika u dan v adalah vektor-vektor tak-nol dan adalah sudut antara kedua vektor
tersebut, maka
θ lancip jika danhanya jika u ∙ v> 0
θ tumpul jika dan hanya jika u ∙ v< 0
θ=π /2 jika dan hanya jika u∙ v=0

Bukti (a). karena sudut θ antara v dan v adalah 0, kita dapatkan


2 2
v ∙ v=‖v‖‖v‖ cosθ‖v‖ cos 0=‖v‖
Bukti (b). karena θ memenuhi 0 ≤ θ ≤ π , maka :θ lancip jika dan hanya jika cosθ>0 ; θ tumpul
jika dan hanya jika cosθ<0 dan θ=π /2 jika dan hanya jika θ = 0 tetapi cos θ mempunyai
tanda yang sama dengan u ∙ v karena u ∙ v = ¿‖u‖‖v‖ cos θ, ‖u‖>0, dan ‖v‖>0. Sehingga kita
dapatkan hasil tersebut.
Contoh 4. Jika u = (1,-2,3), v = (-3, 4, 2), dan w = (3, 6, 3), maka
u ∙ v = (1)(-3) + (-2)(4) + (3)(2) = -5
v ∙ w = (-3)(3)+(4)(6)+(2)(3) = 21
u ∙ w = (1)(3)+(-2)(6)+(3)(3) = 0
Oleh karena itu, u dan v membentuk suatu sudut tumpul, v dan w membentuk suatu sudut
lancip, dan u dan w tegak lurus.

Vektor-vektor yang tegak lurus disebut juga vektor-vektor ortogonal.


VEKTOR-VEKTOR Berdasarkan teorema 3.3.1b, dua vektor tak-nol. Jika kita sepakat untuk
ORTOGONAL menganggap u dan v tegak lurus ketika salah satu atau kedua vektor ini adalah 0,
maka kita bisa menyatakan tanpa perkecualian bahwa dua vektor u dan v
ortogonal (tegak lurus) jika dan hanya jika uv = 0. Untuk menunjukkan bahwa u
dan v adalah vektor-vektor yang ortogonal kita tuliskan u ⊥ v.
Contoh 5 Tunjukkan bahwa dalam ruang berdimensi 2 vektor tak-nol n=(a, b)
tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0.
Penyelesaian, P1(x1,y1) dan P2(x2,y2) adalah titik-titik yang berbeda pada garis
tersebut, sedemikian sehingga
ax 1 +by 1 +c=0 (6)
ax 2 +by 2 +c=0 M

P1 P2 =( x 2−x 1 , y 2− y 1) ada pada garis tersebut (Gambar 5), kita hanya perlu
karena vektor ⃗
menunjukkan bahwa n dan ⃗ P1 P2 tegak lurus. Tetapi dengan mengurangkan persamaan-
persamaan dalam (6) kita peroleh
a ( x 2−x 1 ) +b ( y 2− y 1) =0

Yang bisa dinyatakan dalam bentuk


( a , b ) ∙ ( x 2−x1 , y 2− y 1 )=0 atau n ∙⃗
P 1 P2=0

P1 P2 adalah tegak lurus.


Jadi, n dan ⃗

Teorema berikut ini mendaftarkan sifat - sifat yang paling penting dari hasil kali titik.
Teorema ini berguna dalam perhitungan yang melibatkan vektor.

Teorema 3.3.2. jika u, v, dan w adalah vektor - vektor dalam ruang berdimensi 2 atau 3 dan
k adalah suatu skalar, maka :

(a) u . v = v . u
(b) u . (v + w) = u . v + u . w
(c) k(u . v) =(ku) . v = u . (kv)
(d) v . v¿ 0 jika v ≠ 0, dan v . v = 0 jika v = 0
Bukti. Kami akan membentukan (c) untuk vektor dalam ruang berdimensi 3 dan
meninggalkan bukti - bukti lainnya sebagai latihan. Anggap u = (u1, u2, u3) dan v = ( v1, v2,
v3) ; dan v = (v1, v2, v3); maka

k ( u ∙ v )=k ( u1 v 1+u 2 v 2+u 3 v 3 )¿ ( ku 1 ) v 1+ ( ku2 ) v2 + ( ku3 ) v 3¿( ku)∙ v

Demikian juga
k ( u ∙ v )=u ∙( kv)

PROYEKSI Dalam banyak aplikasi, kita akan tertarik untuk “mendekomposisi” suatu vektor u
ORTOGONAL menjadi jumlah dua suku, satu sejajar dengan vektor tak - nol a yang ditentukan dan
lainnya tegak lurus dengan a. jika u dan a diposisikan sehingga titik - titik pangkalnya
berhimpitan pada suatu titik Q, kita bisa mendekomposisikan vektor u sebagai berikut
(Gambar 6): tarik garis tegak lurus ke bawah dari ujung u ke garis melalui a, dan bentuk
vektor w1 dari Q ke kaki garis tegak lurus ini. Berikutnya susunlah selisih
w 2=u−w1

Sebagaimana yang ditunjukan pada Gambar 6, vektor w, sejajar dengan a, vektor w2 tegak
lurus dengan a, dan
w 1+ w2=w1 + ( u−w 1) =u

Vektor w1 disebut proyeksi ortogonal dari u pada a atau kadang - kadang komponen
vektor dari u yang sejajar dengan a. hal ini dinyatakan dengan
Proya u (7)

Vektor w2 disebut komponen vektor u yang ortogonal terhadap a. karena kita dapati w2 =
u - w1, vektor ini bisa ditulis ulang dalam notasi (7) sebagai
w 2=u−pro y a u
Teorema berikut ini memberikan rumus untuk menghitung vektor proya u dan u−pro y a u .

Teorema 3,3,3. Jika u dan a adalah vektor - vektor dalam ruang berdimensi 2 atau
ruang berdimensi 3 dan jika a≠ 0, maka

u .a
Proy a u = 2 a ( komponen vektor u sejajar dengan a)
‖a‖

u .a 2
U - Proy a u = u - a ( komponen vektor u yang ortogral terhadap a)
‖a‖
Bukti. Anggap w1 = proy a u dan w2 = u - proy a u. karena w1 sejajar dengan a, maka w1
pastilah penggandaan skalar dari a, sehingga bisa ditulis dalam bentuk w1 = ka. Jadi
U =w1 + w2=ka+ w2 (8)
Dengan mengalikan kedua ruas (8) dengan a dan dengan menggunakan Teorema 3.3.1a dan
3.3.2 kita akan mendapatkan
2
u ∙ a=( ka+w 2 ) ∙ a=k ‖a‖ + w2 ∙ a (9)

Tetapi w2 ∙ a = 0 karena w2 tegak lurus dengan a; jadi (9) menghasilkan


u .a
k= 2
‖a‖
Karena proyau = w1 =ka, kita dapatkan
u .a
Proy a u = a
‖a‖ 2
Contoh 6 anggap u = (2, -1, 3) dan a = (4, -1, 2). cari komponen vektor dari u yang sejajar a
dan komponen vektor u yang ortogonal terhadap a.
Penyelesaian. u∙ a = (2)(4) + (-1) +(3)(2) = 15
‖a‖2 = 42 + (-1)2 + 22 = 21
Jadi, komponen vektor u yang sejajar a adalah
u.a
Proyau = a = 15 (4, -1, 2) =( 20 , - 5 , 10 )
2
‖a‖ 21 7 7 7

Dan komponen vektor u yang ortogonal terhadap a adalah


20 5 10 6 2 11
u - Proya u = ( 2, -1, 3) - ( , - , ) = (- , - , )
7 7 7 7 7 7
sebagai pengecekan, pembaca mungkin ingin memeriksa bahwa vektor u - proyau dan a tegak
lurus dengan menunjukan bahwa hasil kali titiknya adalah nol.
Suatu rumus untuk panjang komponen vektor u yang sejajar a bisa diperoleh dengan
menuliskan

u.a
‖Pro y au‖ = ‖ ‖‖a‖
2
a

u.a
= | |
‖a‖
2 ‖a‖
Rumus (5)

Bagian 3 . 2

|u . a| Karena ‖a‖2 ¿
= 2 ‖a‖
‖a‖ 0
Yang menghasilkan
|u . a|
‖Proy a u‖ = (10)
‖a‖
Jika θ menyatakan sudut antara u dan a, maka u . a = ‖u‖ ‖a‖ cos θ, sehingga Bisa juga
ditulis sebagai

‖Pro y a u‖ = ‖u‖ |cos θ|


(periksalah). suatu interpretasi geometris dari hasil ini diberikan pada Gambar 7.

Sebagai contoh, kami akan menggunakan metode vektor untuk menurunkan suatu
rumus untuk jarak dari suatu titik pada bidang ke suatu garis.

Contoh 7 cari suatu rumus untuk jarak D antara titik Pu (xu, yu) dan garis ax + by + c = 0.
Penyelesaian. Anggap Q(x1, y1) adalah sebarang titik pada garis tersebut dan letakkan vektor
n=( a ,b)
Sedemikian sehingga titik pangkalnya ada di Q.
Dari contoh 5, vektor n tegak lurus dengan garis (Gambar 8), sebagaimana yang

ditunjukan dalam gambar tersebut, jarak D sama dengan panjang proyeksi ortogonal dari QPu
terhadap n; jadi, dari (10),
QP 0.n|
|⃗
D = ‖Pro y n⃗
QP 0‖ =
‖n‖
Tetapi

QP 0=( x 0−x 1 , y 0− y 1 )⃗
⃗ QP 0 ∙ n=a ( x 0−x 1 ) +b ( y 0− y1 )‖n‖= √ a 2+ b2

Sedemikian sehingga

D=
|a ( x 0 −x1 ) + b( y 0− y1 )| (12)
√ a2 +b2
Karena titik Q (x1, y1) terletak pada garis tersebut, maka koordinatnya memenuhi persamaan
garis tersebut, sehingga
ax 1 +by 1 +c=0

Atau
C=−ax 1−by1

Dengan mensubtitusikan ekspresi ini pada (12) kita akan mendapatkan rumus

|ax0 +by 0 + c|
D= (13)
√ a2 +b2
Contoh 8 Dari Rumus (13) kita dapatkan bahwa jarak D dari titik (1, -2) ke garis 3x + 4y
- 6 =0 adalah
|(3)(1)+ 4(−2)−6| |−11| 11
D= = =
2
√3 + 4 2
√ 25 5

HIMPUNAN LATIHAN 3.3


1. Cari u . v
(a) u = (2, 3), v = (5, -7) (b) u = (-6, -2), v = (4, 0)
(c )u = (1, -5, 4), v =(3, 3, 3) (d) u =(-2, 2, 3), v = ( 1, 7, -4)
2. Pada setiap bagian latihan 1, cari cosinus dari sudut θ antara u dan v.
3. Tentukan apakah u dan v membentuk suatu sudut lancip, tumpul, atau ortogonal.
(a) u = (6, 1, 4), v= (3, -9) (b) u =(0, 0, -1), v = (1, 1,1)
(c )u = (-6, 0, 4), v= (3, 1, 6) (d) u = (2, 4, -8), v=(5, 3, 7)
4. Cari proyeksi ortogonal dari u terhadap a.
(a) u = (6, 2), a = (-4, -3) (b) u = (5, 6), a = (-2, 3)
(c )u = (3, 1, -7), a = (1, 0, 5) (d) u = (1, 0, 0), a = (4, 3, 8)
5. Pada setiap bagian latihan 4, cari komponen vektor dari u yang ortogonal terhadap a.
6. pada setiap bagian cari ‖ proy a u‖ .
(a) u = (1, -2), a = (3, -9) (b) u = (5, 6), a = (2, -1)
(c ) u = (3, 0, 4), a = (1, 0, 5) (d) u = (3, -2, 6), a = (1, 2, -7)

7. Anggap u = ( 5, -2, 1), v = (1, 6, 3), dan k = -4. periksa teorema 3,3,4 untuk nilai -
nilai tersebut.
8. (a) tunjukan bahwa v = (a, b) dan w = (-b, a) adalah vektor - vektor ortogonal.
(b) gunakan hasil pada bagian (a) untuk mencari dua vektor yang ortogonal terhadap v =
(2, -3)
(c) Cari dua vektor satuan yang ortogonal terhadap (-3, 4).
9. Anggap u = (3, 4), v = (5, -1), dan w = (7, 1). hitunglah yang berikut ini.
(a) U. (7v + w) (b) ‖(u . w) w‖ (c) ‖u‖( v . w) (d) (‖u‖ v ¿ . w

10. Jelaskan megapa setiap ekspresi berikut ini tidak masuk akal.
(a) u . (v . w) (b) (u . v) + w (c) ‖u . v‖ (d) k. (u + v)

11. Gunakan vektor - vektor untuk mencari consinus sudut dalam dari segitiga dengan
titik - titik sudut (0, -1), (1, -2), dan (4, 1).
12. Tunjukan bahwa A(3, 0, 2), B(4, 3, 0), dan C(8, 1, -1) adalah titik - titik sudut segitiga
siku - siku. Di titik sudut manakah sudut siku - sikunya terletak?
13. Anggap bahwa a . b = a . c dan a ≠ 0. apakah dengan demikian maka b = c? jelaskan.
14. Anggap p = (2, k) dan q = (3, 5). cari k sedemikian hingga
(a) P dan q sejajar
(b) P dan q ortogonal
(c) Sudut antara p dan q adalah π /3
(d) Sudut antara p dan q adalah π/4

15. Gunakan rumus (13) untuk menghitung jarak antara titik dan garis berikut ini.
(a) 4x + 3y + 4 = 0; (-3, 1)
(b) Y = -4x + 2; (2, -5)
(c) 3x + y = 5; (1, 8)

16. Buktikan identitas ‖u+ v‖2 + ‖u−v‖2 = 2‖u‖ 2 + 2‖v‖2.


1 1
17. Buktikan identitas u . v = ‖u+ v‖2 - ‖u−v‖2.
2 2
18. Cari sudut antara diagonal suatu kubus dan salah satu sisinya.
19. Anggap i, j, dan k adalah vektor - vektor satuan yang terletak pada sumbu x, y, dan z
positif suatu sistem kordinat segi empat dalam ruang berdimensi 3. jika v = (a, b,c)
Adalah suatu vektor tak-nol, maka sudut a, b, dan y antara v berturut - turut dengan
vektor I, j, dan k disebut sudut arah dari v (gambar 9), dan angka cos a, cos b, dan cos y
disebut cosinus arah dari v.
(a) Tunjukkan bahwa cos a = a/‖v‖.
(b) Cari cos b dan cos y
(c) Tunjukan bahwa v/‖v‖ =(cos a, cos b, cos y )
(d) Tunjukan bahwa cos2 a + cos2 b + cos2 y =1

20. Gunakan hasil pada latihan 19 untuk memperkirakan, sampai derajat terdekat, sudut yang
dibentuk oleh diagonal suatu kotak dengan ukuran 10 cm x 15 cm x 25 cm dengan ruas
kotak tersebut. Catatan : diperlukan sebuah kalkulator atau tabel trigonometri.)

21. Mengacu pada latihan 19, tunjukan bahwa v1 adalah vektor - vektor yangtegak lurus
dalam ruang berdimensi 3 jika dan hanya jika csinus arahnya mememnuhi
Cos a1 cos a2 + cos b1 cos b2 + cos y1 cos y2 = 0

22. Tunjukan bahwa jika v adalah ortogonal terhadap w1 dan w2, maka v ortogonal terhadap
k1w1 + k2w2 untuk semua skalar k1 dan k2.
23. anggap u dan v adalah vektor - vektor tak - nol dalam ruang berdimensi 2 atau ruang
berdimensi 3, dan anggap k = ‖u‖ dan I = ‖u‖ . tujukan bahwa vektor w = lu + kv
membagi sudut antara u dan v.

Yang di beritugas
Nama : Muhammad Rinaldy Yudhistira
NIM : 216651017
Kelas : TIM 1A
Program Studi : Teknik Informatika Multimedia
3.4 HASIL KALI SILANG
dalam banyak penerapan vektor untuk masalah - masalah geometri, fisika, dan teknik,
ingin dibentuk suatu vektor dalam ruang berdimensi 3 yang tegak lurus terhadap dua vektor
yang diketahui. Pada bagian ini kami akan memperkenalkan sebuah jenis perkalian vektor
yang menghasilkan vektor - vektor seperti itu

Definisi. Jika u = (u1, u2 , u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah vektor - vektor dalam ruang
berdimensi 3, maka hasilkali silang u x v adalah vektor yang didefinisikan sebagai

u x v = (u2v3 - u3v2, u3v1 - u1v3, u1v2 - u2v1)

Atau dalam notasi determinan

u 2 u3 u 1 u3 u 1 u2
uxv=( | | | || |
v2 v 3
,- .
v1 v 3 v1 v 2
)

KOMENTAR. ketimbang menghafalkan (1). anda bisa memperoleh komponen u x v


berikut :
. bentuk matriks 2 x 3
u1 u2 u 3
[ v1 v2 v3 ]
Yang baris pertamanya terdiri dari komponen - komponen v.
. Untuk mencari komponen pertama dari u x v, hilangkan kolom pertama dan kedua dan
ambil negatif dari determinannya; dan untuk mencari komponen ketiga, hilangkan kolom
ketuga dan ambil determinannya.
Contoh 1 cari u x v, dimana u = (1, 2, -2) dan v = (3, 0, 1).
Penyelesaian.

[ 12−2
301 ]
uxv=( |2−2 ,
1−2 1 2
0 1 | | 3 1 | |3 0|
, )

= (2, -7, -6)


Ada suatu perbedaan penting antara hasil kali titik dan hasil kali silang dari dua vektor
- hasil kali titik berupa suatu skalar dan hasil silang berupa suatu vektor. Teorema berikut ini
memberikan beberapa hubungan penting antara hasil kali titik dan hasil kali silang dan juga
menunjukkan bahwa u x v ortogonal baik terhadap u maupun v.

Teorema 3.4.1. jika u, v dan w adalah vektor - vektor dalam ruang berdimensi 3,
maka :

(a) u . (u x v) = 0 (u x v ortogonal terhadap u)


(b) v . (u x v) = 0 (u x v ortogonal terhadap v)
(c) ‖u x v‖2 = ‖u‖ 2 ‖v‖2 - (u . v)2 (identitas langrange*)
(d) u x (v x w) = (u . w)v - (u . v)w (hubungan antara hasil kali silang dan
hasil kali titik)
(e) (u x v) x w = (u . w)v - (v . w)u (hubungan antara hasil kali silang dan
hasil kali titik)

Bukti (a). anggap u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3 ). maka
u . (u x v) = (u1, u2, u3).(u2v3 - u3v2, u3v1 - u1v3, u1v2 - u2v1)
= u1 (u2v3 - u3v2) + u2(u3v1 - u1v3) + u3(u1v2 - u2v1)
=0

Bukti (b). serupa dengan (a).


Bukti (c). karena
‖u x v‖2 = (u2v3 - u3v2) 2 + (u3v1 - u1v3)2 + (u1v2 - u2v1)2
(2)
Dan

‖u‖2 ‖v‖2 - (u . v)2 =n (u21 + u22 + u23)(v12 + v 22 + v32) - (u1v2 - u2v1)2 (3)

Bukti tersebut bisa dilengkapkan dengan “mengalikan” ruas kanan dari (2) dan (3)
Bukti (d) dan (e). lihat latihan 26 dan 27
Contoh 2 tinjau vektor - vektor
u = (1, 2, -2) dan v = (3, 0, 1)
Pada contoh 1 kita telah menunjukan bahwa
u x v = (2, -7, -6)
Karena
u . (u x v) = (1)(2) +(2)(-7) + (-2) (-6) = 0
Dan
v . (u x v) = (3)(2) +(0)(-7) + (1)(-6) = 0
u x v ortogonal terhadap u dan v sebagaimana yang dijamin oleh Teorema 3.4.1
Sifat - sifat aritmetika utama dari hasil kali silang didaftarkan pada teorema berikut
ini.

Teorema 3.4.2. jika u, v, dan w adalah sebarang vektor dalam ruang berdimensi
3 dan k adalah sebarang skalar, maka :

(a) u x v = - (v x u)
(b) u x (v + w) = (u x v) + (u x w)
(c) (u + v) x w = (u x w) + (v x w)
(d) k(u x v ) = (ku) x v = u x (kv)
(e) u x 0 = 0 x u = 0
(f) u x u =0

Bukti bisa segera kita dapatkan dari rumus (1) dan sifat - sifat determinan; misalnya, (a)
bisa dibuktikan sebagai berikut :
Bukti (a). mempertukarkan u dan v pada (1) berarti kita mempertukarkan baris - baris tiga
determinan pada ruas kanan dari (1) dan oleh karena itu mengubah tanda setiap komponen
dalam hasil kali silangnya. Jadi, u x v =--( v x u).

Bukti untuk bagian lainnya ditinggalkan sebagai latihan.


Contoh 3 tinjau vektor
i= (1, 0, 0) j = (0, 1, 0) k = (0, 0, 1)
Vektor - vektor ini masing - masing mempunyai panjang 1 dan terletak di sumbu koordinat
(gambar 1).
Vektor - vektor ini disebut vektor satuan standar dalam ruang berdimensi 3. setiap vektor v
=(v1, v2, v3) dalam ruang berdimensi 3 dapat dinyatakan dalam bentuk i, j, dan k karena bisa
menuliskan
v = (v1, v2,v3) = v1(1, 0, 0) + v2(0, 1, 0) + v3(0, 0, 1) = v1i + v2j + v3k
Misalnya,
(2, - 3, 4) = 2i - 3j + 4k
Dari (1) kita peroleh
ixj=( |01 00|, - |10 00|, |10 01|) = (0, 0, 1) = k
Pembaca seharusnya tidak mempunyai kesulitan dalam mendapatkan hasil - hasil berikut ini :
ixi=jxj=kxk=0
i x j = k, j x k = i, kxi=j
j x i = -k, k x j = -i, i x k = -j

Gambar 2 bisa membantu kita untuk mengingat hasil - hasil ini. Dengan
mengacu pada diagram ini, hasil kali silang dari dua vektor berturut - turut
searah dengan jarum jam adalah vektor yang berikutnya, dan hasil kali silang
dua vektor berturut - turut berlawanan arah dengan jarum jam adalah negatif
dari vektor berikutnya.

Adalah berharga untuk memperhatikan bahwa suatu hasil kali silang bisa disajikan secara
simbolis dalam bentuk determinan 3 x 3:
u 2 u3 u 1 u3 u 1 u2
uxv=¿= | | | | | |
v2 v3
i-
v 1 v3
j+
v1 v2
k (4)

Misalnya, jika u = (1, 2, -2) dan v = (3, 0, 1), maka

i jk
| |
u x v = 1 2−2
301

Peringatan. Secara umum tidak benar bahwa u x (v x w) = (u x v ) x w. misalnya,


i x (j x j)= I x 0 = 0
Dan
(i x j) x j = k x j = - I
Sedemikian sehingga
i x (j x j) ≠(i x j) x j
Kita tahu dari Teorema 3.4.1 bahwa u x v ortogonal terhadap u dan v. jika u dan c
adalah vektor - vektor tak-nol, bisa ditunjukan bahwa arah u x v bisa ditentukan dengan
menggunakan “ aturan tangan kanan’’ berikut ini (Gambar 3 ) : anggap 0 adalah sudut
antarav u dan v, dan anggap u diputar dengan sudut 0 sampai berhimpitan dengan v. jika jari -
jari tangan kanan ditekuk sehingga menunjuk arah putaran, maka ibu jari menunjukan (kira -
kira) arah u x v.

Pembaca mungkin akan merasa akan merasa perlu melatih aturan ini dengan hasil kali
Ixj=k j x k= I kxi=j
Jika u dan v adalah vektor - vektor dalam ruang berdimensi 3, maka norma dari u x v
mempunyai suatu interprestasi geometris yang berguna. Identitas Lagrange, yang diberikan
dalam Teorema 3.4.1, menyatakan bahwa

‖u x v‖2 = ‖u‖ 2‖v‖2 - (u. v )2 (5)


Jika 0 menyatakan sudut antara u dan v, maka u . v =‖u‖‖v‖ cos 0, sedemikan sehingga (5)
bisa ditulis ulang sebagai
‖u x v‖2 = ‖u‖ 2‖v‖2-‖u‖ 2 cos2 0
= ‖u‖ 2‖v‖2 (1 - cos20)
= ‖u‖ 2‖v‖2 sin2 0

Karena maka sehingga ini bisa ditulis ulang sebagai,

Tetapi adalah ketinggian jajaran genjang yang di tentukan oleh u dan v (Gambar 4).
Jadi,

Karena maka sehingga ini bisa ditulis ulang sebagai,


Tetapi adalah ketinggian jajaran genjang yang di tentukan oleh u dan v (Gambar 4).
Jadi,

Dari (6), luas A jajaran genjang ini diberikan oleh

A = (alas)(tinggi) =
Hasil ini benar bahkan jika u dan v kolinear, karena jajaran genjang yang ditentukan oleh u
dan v mempunyai luas nol dan dari (6) kita dapatkan karena dalam kasus ini.
Jadi kita mendapatkan teorema berikut ini

Teorema 3.4.3 jika u dan v adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3, maka
sama dengan luas jajaran genjang yang ditentukan oleh u dan v.

Contoh 4 Cari luas segitiga yang dibentuk oleh titik-titik P1(2, 2, 0), P2(-1,0,2), dan P3(0, 4,
3).

Penyelesaian Luas A segitiga adalah luas jajaran genjang yang dibentuk oleh vektor
dan (Gambar 5). Dengan menggunakan metode yang didiskusikan dalam Contoh 2
bagian 3.1, dan Jadi

Oleh karena itu


gambar 5

HASIL KALI
Definisi. jika u, v, dan w adalah vector-vektor dalam
SKALAR GANDA TIGA ruang berdimensi 3, maka

disebut hasil kali scalar ganda tiga dari u, v, dan w

Hasil kali skala ganda tiga dari u = (u 1, u2, u3), v = (v1, v2, v3), dan w =
(w1, w2, w3) bisa dihitung dari rumus

Ini kita dapatkan dari rumus (4) karena

Contoh 5 Hitung hasil kali skalar ganda tiga dari vector-vektor

Penyelesaian Dari (7)

u.
=3 – (-2) + (-5)
= 60 + 4 – 15 = 49

Komentar. Simbol( u. v ) tidak masuk akal karena kita tidak


bisa membentuk hasil kali silang suatu saklar dan suatu vektor. Jadi,
tidak ada kebingungan jika menuliskan u. v w dan bukannya u. ( v
. Akan tetapi, untuk kejelasan kami biasanya akan tetap
menggunakan tanda kurung.
Dari (7) kita dapatkan bahwa

u. (v w) = w. ( u v) = v. ( w u)

Karena determinan 3 3 yang merupakan hasil kali inibisa di

peroleh satu sama lain dengan mempertukarkan dua


INTEPRENSI
garis. (Buktikan). Hubungan-hubungan ini biasa diingat dengan
GEOMETRI S memindahkan vektor u, v dan w searah jarum jam di seputar sudut-
sudut segitiga pada Gambar 6.
DETERMINAN
Teorema berikut ini memberikan suatu interprensi geometris yang
berguna dari determinan 2 2 dan 3 3.
Teorema 3. 4. 4

(a). Nilai mutlak determinan

det

Sama dengan luas jajara ngenjang dalam ruang berdimensi 2 yang dibentuk oleh vektor u = ( u 1, u2) dan v = ( v1, v2). (Lihat Gambar 7a)

beritugas
Yang di (b). Nilai mutlak determinan

Nama : Ananda Putri Anugra Hariska


NIM : 216651019
Kelas : TIM 1A det

Program Studi : Teknik Informatika


Sama dengan Multimedia
parallepepiped dalam ruang berdimensi 3 yang dibentuk oleh vector u = ( u , u , u ) v= ( v , v , v ) dan w = (w , w , w ).
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Bukti (a). Kunci (dari bukti


Lihat Gambar 7b)
ini adalah penggunaan Teorema 3.4.3. Akan tetapi, teorema itu
berlaku untuk vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3, sedangkan u=(u1 , u2) dan v=(v 1 , v 2)
adalah vektor- vektor dalam ruang berdimensi 2. Untuk menghindari “masalah dimensi” ini,
kita akan memandang u dan v sebagai vektor-vektor dalam bidang-xy dari suatu sistem
koordinat-xyz ( Gambar 8a). Jadi
i j k

| |
u×v 1 2 0 =
u u
v1 v2 0
u 1 u2
| |
v1 v2
= k=det
u1 u 2
v1 v2
k [ ]

Gambar 7
Sekarang dari Teorima 3.4.3 dan fakta bahwa ‖k‖= 1 kita dapatkan bahwa luas A jajaran
genjang yang dibentuk oleh u dan v adalah

u1 u 2 u u u u
A= ‖u × v‖ = ‖det [ ] | [ ]| | [ ]|
v1 v2
k‖= det 1 2 ‖k‖= det 1 2
v1 v2 v1 v2

Bukti (b). Sebagaimana yang ditunjukan pada Gambar 8b, ambil alas parallelepiped yang di
bentuk oleh u, v, dan w menjadi jajaran genjang yang dibentuk oleh v dan w. Dari Teorima
3.4.3 kita dapatkan bahwa luas alas tersebut adalah ‖v x w‖ dan, sebagaimana yang
diilustrasikan pada Gambar 8b, tinggi h parallelepiped tersebut adalah Panjang proyeksi
orthogonal u terhadap v dan w. Oleh karena itu, berdasarkan Rumus (10) bagian 3.3

|u ⋅(v x w)|
h ‖ proj y ×w u‖=
‖v x w‖

Dari sini kita dapatkan bahwa volume V parallelepiped ini adalah

|u ⋅( v x w)|
V = (luas alas) ⋅ tinggi ‖v x w‖= =|u ⋅(v x w)|
‖v x w‖
Gambar 8
Sehingga dari (7)

u1 u2 u3

| [
V= det v1 v2 v3
w 1 w2 w3 ]|
Yang menyelesaikan bukti tersebut.

KOMENTAR. Jika V menyatakan volume parallelepiped yang di tentukan oleh vector u, v


dan w, maka dari Teorima 3.4.4 kita dan rumus (7) kita dapatkan bahwa

V= [ volume parallelepiped yang


dibentuk olehu , v dan w ]
= |u .( v x w)|

Dari sini Teorima 3.3.1b, kitab isa menyimpulkan bahwa


u.(v × w) = ± V
di mana hasil + atau – tergantung apakah u membentuk lancip atau tumpul dengan (v × w).
Rumus (8) membawa pada suatu uji yang berguna memastikan apakah tigas vektor
yang di ketahui terletak pada bidang yang sama. Karena tiga vektor yang tidak terletak pada
bidang yang sama menentukan suatu parallelepiped bervolume positif, maka dari (8) kita
dapatkan bahwa ¿ u .( v × w)∨¿ = 0 jika dan hanya jika vektor-vektor u, v dan w terletak pada
bidang yang sama. Jadi, kita mendapatkan hasil yang berikut ini.

Teorima 3.4.5 . Jika vektor-vektor u = ( u1 u2 u 3 ) v = ( v 1 v 2 v 3 ) dan w = ( w1 w2 w3 )


mempunyai titik pangkal yang sama, maka ketiganya terletak pada bidang yang sama
jika dan hanya jika

u1 u2 u3

| |
u. (v x w) = v 1 v 2 v 3 = 0
w1 w 2 w 3
Pada awal buku ini, kita mendefinisikan suatu vkctor sebagai suatu ruas garis
INDEPENDENSI
Berarah atau anak panah dalam ruangan berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3.
HASIL KALI Sistem koordinat dan komponen diperkenalkan kemudian untuk
menyederhanakan perhitungan yang melibatkan vekor. Jadi, suatu vektor
SILANG DAN mempunyai suatuu “ke-beradaan matematis” tidak peduli apakah suatu system
KOORDINAT koordinat telah di perkenalkan. Lebih jauh, komponen suatu vektor tidak di
temukan oleh vector itu saja; komponen-komponen tersebut tergantung juga
pada system koordinat yang di pilih. Misalnya, pada Gambar 9 kami telah
menunjukan suatu vector tetap v dalam bidang dan dua system koordinat yang
berbeda. Dalam system koordinat-xy komponen-komponen v adalah (1, 1) dan
sistem-x1y1 komponen-komponen ini adalah (√ 2, 0 ).
Hal ini membangkitkan suatu pertanyaan penting mengenai definisi
kita akan hasil kali silang. Karena kita mendefinisikan hasil kali silang u × v
dalam bentuk komponen-komponen u dan v, dan karena komponen-komponen
ini tergantung pada sistem koordinat yang dipilih, maka tampakna mungkin
saja dua vector tetap u dan v mempunyai hasil kali silang yang berbeda dalam
sistem koordinat yang berbeda. Untungnya, tidak demikianlah halnya. Untuk
melihay bahwa hal tersebut tidak demikian, kita hanya perlu mengingat bahwa
 u × v tegak lurus terhadap u maupun terhadap v.
 Orientasi u × v ditentukan oleh aturan tangan kanan.
 ‖u × v‖ = ‖u‖ ‖v‖ sin θ
Ketiga sifat ini secara lengkap menentukan vektor u × v: sifat pertama dan
kedua menentukan arah, dan sifat ketiga menentukan panjangnya. Karena
sifat-sifat u × v ini hanya tergantung pada Panjang dan posisi relative u × v
akan tetap tiadak berubah jika suatu sistem koordinat tangan kanan yang
berbeda digunakan. Jadi, kita katakana bahwa definisi u × v bebas koordinat.
Ini merupakan hasil penting bagi parah ahli fisika dan insinyur yang sering
bekerja dengan banyak sistem koordinat dalam masalah yang sama.

Gambar 9
Contoh 6 Tinjau dua vektor yang saling tegak lururs u dan v, yang masing-masing
panjangnya adalah 1 ( seperti yang di tunjukan pada Gambar 10a). Jika kita
menggunakan suatu sistem koordinat-xyz seperti yang ditunjukan pada Gambar 10b,
maka
u= ( 1, 0,0) = i dan v= ( 0, 1, 0) = j
Sehingga
u × v = i × j = k = (0, 0, 1)
Akan tetapi, jika kita menggunakan suatu sistem koordinat-x1y1z1 seperti yang
ditunjukan pada Gambar 10c, maka
u = (0, 0, 1) = k dan v = ( 1, 0, 0) = i
Sehingga
u × v = k ×i= j = (0, 1, 0)

Gambar 10

Tetapi jelas dari Gambar 10b dan 10c bahwa vektor (0, 0, 1) dalam sistem- xyz
sama dengan vektor (0, 1, 0) dalam sistem x 1y1z1. Jadi, kita mendapatkan
vektor u ×yang sama baik jika kita menghitung dengan koordinat dari sistem-
xyz ataupun jika kita menghitung dengan koordinat dari sistem-x1y1z1.

Himpunan Latihan 3.4


1. Anggap u = ( 3, 2, -1), v = (0, 2, -3) dan w = (2, 6, 7). Hitunglah
a. (a). u × v (b). u × v (v × w) (c). (u × v)× w
b. (d). ( u × v ) ×( v × w) (e). u ×(v −2 w) (f). ( u × v )−2 w
2. Cari suatu vector yang orthogonal baik terhadap u dan v.
(a). u = (-6, 4, 3) v = ( 3, 1, 5) (b). u = (-2, 1, 5) v = (3, 0, -3)
3. Cari luas jajaran genjang yang dibentuk oleh u dan v.
(a). u = (1, -1, 2) v = (0, 3, 1) (b). u = (2, 3, 0) v = (-1, 2, -2)
(c). u = (3, -1, 4) v = (6, -2, 8)
4. Carilah luas segitiga yang mempunyai titik-titik sudut P, Q, dan R.
(a). P (2, 6, -1), Q ( 1, 1, 1), R (4, 6, 2) (b). P ( 1, -1, 2), Q (0, 3, 4) ,R (6, 1, 8)
5. Buktikan Teorema 3.4.1 untuk vektor- vektor u = (4, 2, 1) v = (-3, 2, 7).
6. Buktikan Teorema 3.4.2 untuk u = (5, -1, 2), v = (6, 0, -2), w = (1, 2, -1), k = -5.
7. Apa yang salah dengan ekspresi u × v × w ?
8. Cari hasil kali saklar ganda tiga u.v × w
(a). u = (-1, 2, 4), v = (3, 4, -2), w = (-1, 2, 5)
(b). u = (3, -1, 6), v = (2, 4, 3), w = (5, -1, 2)

9. Anggap u . ( v × w) = 3 cari

(a). u.( w× v ) (b). ( v × w ) .u (c). w.( w× v )

(d). v. ( v × w) (e). ( v × w ) . v (f). v . ¿

10. Cari volume parallelepiped dengan sisi-sisi u,v dan w.


(a). u = (2,-6 2), v = (0,4,-2), w = (2,2,-4) (b). u = (3, 1, 2), v= (4, 5, 1), w = (1, 2, 4)
11. Tentukan apakah u,v dan w terletak pada bidang yang sama jika di posisikan
sedemikian sehingga titik-titik pangkalnya berhimpitan.
a. (a). u = (-1, -2, 1), v = (3, 0, -2), w = (5, -4, 0)
b. (b). u = (5, -2, 1), v = (4, -1, 1), w = (1, -1, 0)
c. (c). u = ( 4, -8, 1), v = (2, 1, -2), w = (3, -4, 12)
12. Cari semua vektor satuan sejajar dengan bidang-yz yang tegak lurus dengan vektor (3,
-1, 2).
13. Cari semua vektor satuan dalam bidang yang dibentuk oleh u = (3, 0, 1) dan v = (1,
-1, 1) yang tegak lurus dengan vector w = (1 ,2 ,0).
14. . Anggap a = ( a1, a2, a3), b = (b1, b2, b3), c = (c1, c2, c3), d = (d1, d2, d3). Tunjukan
bahwa(a + b). (b × c) = a. (b × c) + d. (b × c)
15. Sederhanakan (u + v) × ( u – v).
16. Gunakan hasil kali untuk mencari sin sudut antara vektor u= (2, 3, -6) dan v = (2, 3,
6).
17. a). Cari luas segitiga yang mempunyai titik-titik sudut A(1, 0, 1), B(0, 2, 3) dan C(2,
1, 0)
(b). Gunakan hasil bagian (a) untuk mencari tinggi dari titik sudut C ke sisi AB.
18. Tunjukan bahwa jika u adalah suatu vektor dari seberang titik pada suatu garis ke titip
P yang tidak terletak pada garis tersebut, dan v adalah suatu vektor yang sejajar
dengan garis tersebut, maka jarak antara P dan garis tersebut diberikan oleh. ‖u × v‖ /
⟦v⟧
19. Gunakan hasil Latihan 18 untuk mencari jarak antara titik P dan garis yang melalui
titik A dan B.
(a). P (-3, 1, 2), A(1, 1, 0,), B(-2, 3,-4) (b). P(4, 3, 0), A(2, 1,-3), B(0, 2,
-1)
20. Buktikan: Jika θ adalah sudut antara u dan v dan u.v ≠ 0, maka tan θ =‖u × v‖ / (u .
v).
21. . Tinjau parallelepiped dengan ruas-ruas u = (3, 2, 1), v = (1, 1, 2), dan w =(1, 2, 3)
(a). Cari luas sisi yang dibentuk oleh u dan w.
(b). Cari sudut antara u dan bidang tempat sisi yang dibentuk oleh vdan w berada.
[ Catatan. Sudut antara vector dan bidang didefinisikan sebagi sudut θ antara vector
tersebut dan garis normal pada bidang tersebut di mana 0 ≤ θ ≤ π /2 ].
22. Cari suatu vektor n yang tegak lurus dengan bidang yang dibenyuk oleh titik-titik A(0,
-2, 1), B(1, -1, -2) dan C(-1, 1, 0). [ Lihat catatan pada Latihan 21. ]
23. Anggap m dan n adalah vektor-vektor yang komponen-komponennya dalam sistem-
xyz dari Gambar 10 adalah m= (0, 0, 1) dan n = (0, 1, 0)
(a). Cari komponen m dan n dalam sistem-x1y1z1 Gambar 10.
(b). Hitung m× n dengan menggunakan komponen-komponen dalam sistem-xyz.
(c). Hitung m× n dengan menggunakan komponen-komponen dalam sistem-x1y1z1.
(d). Tunjukan bahwa vkctor-vektor yang diperoleh dalam (b) dan (c) adalah sama.
24. Buktikan identitas-identitas berikut ini.
(a). ( u+ k v ) × v=u × v (b). u . ( v × z )=−( u × z ) . v
25. Anggap u, v dan w adalah vektor-vektor tak-nol dalam ruang berdimensi 3 dengan
titik pangkal yang sama, tetapi sedemikian sehingga tidak sepasang pun di antaranya
yang kolinear. Tunjukan bahwa
(a). u ×(v × w) terletak pada bidang yang dibentuk oleh v dan w.
(b). ( u × v ) × w terletak pada bidang yang dibentuk oleh u dan v.
26. . Buktikan bagian (d) dari Teorema 3.4.1 [ Petunjuk. Pertama buktikan hasil dalam
kasus di mana w = I (1, 0, 0), kemudian di mana w = j = (0, 1, 0), dan kemudian di
mana w = k = (0, 0, 1). Akhirnya buktikan untuk sebrang vektor w = (w1, w2, w3)
dengan menuliskan w = w1i,+ w2j+ w3k.]
27. Buktikan bagian (e) dari Teorima 3.4.1 [ Petunjuk. Terapkan bagian (a) Teorima
3.4.2 pada hasil dalam bagian (d) Teorima 3.4.1. ]
28. Anggap u = (1, 3, -1), v = (1, 1, 2) dan w = (3, -1, 2). Hitung ( v × w) dengan
menggunakan Latihan 26; kemudian periksa jawaban anda dengan menghitung secara
langsung.
29. Buktikan; jika a,b,c dan d terletak pada bagian yang sama, maka ( a × b ) × ( c × d )=0.
30. Teorema geometri pejal mengatakan bahwa volume bidang empat (tethrahedron)
1
adalah (luas alas) (tinggi). Gunakan hasil ini untuk membuktikan bahwa volume
2
1
tethrahedron yang sisi-sisinya adalah vektor a,b dan c adalah |a .(b× c)| Gambar 11.
2
31. Gunakan jawaban Latihan 30 untuk mencari volume tethrahedron dengan titik-titik
sudut P,Q,R dan S.
(a). P(-1, 2, 0), Q(2, 1, -3), R(1, 0, 1), S(3, -2, 3)
(b). P(0, 0, 0), Q(1, 2, -2), R(3, 4, 0), S(-1, -3, 4)
32. Buktikan Teorema 3.4.2 bagian (a) dan (b).
33. Buktikan Teorema 3.4.2 bagian (c) dan (d).
34. Buktikan Teorema 3.4.2 bagian (e) dan (f)

3.5 GARIS DAN BIDANG DALAM RUANG BERDIMENSI 3

Pada bagian ini kita akan menggunakan vektor untuk merupakan persamaan
garis dan bidang dalam ruang berdimensi3, dan kita akan menggunakan per-
samaan-persamaan ini untuk menyelesaikan masalah-masalah geometris
dasar.

BIDANG- BIDANG Dalam geometri analitis bidang, sebuah garis bisa didapatkan dengan
DALAM RUANG menentukan kemiringan dan salah satu titiknya. Demikian juga, sebuah bidang
dalam ruang berdimensi tiga bisa di dapatkan dengan menentukan inklinasi
BERDIMENSI 3 dan salah satu
titiknya. Sebuah metode yang mudah untuk menguraikan inklinasi adalah
dengan menentukan suatu vektor tak-nol (disebut suatu normal) yang tegak
lurus dengan bidang tersebut.
Anggap kita ingin persamaan bidang tersebut melalui titik P0( x0, y0, z0)
dan mempunyai vektor tak-nol n = (a,b,c) sebagai normal. Terbukti dari
Gambar 1 bahwa bidang tersebut persis mengandung titik-titik P(x,y,z) itu
dimana veckor P0⃗
Porthogonal terhadap n, yaitu
P0 P = 0
n.⃗ (1)
Karena P0P = (× - x 0 , y- y 0, z- z 0), maka persamaan (1) bisa di tulis sebagai

a(x−¿ x 0) + b(y - y 0)+ c( z- z 0) (2)


Kita sebut ini bentuk normal-titik dari persamaan sebuah bidang

Gambar 1
Contoh 1 Cari sebuah persamaan bidang yang melalui titik (3,-1, 7) dan tegak
lurus terhadap vektor n = (4, 2,-5).
Penyelesaian. Dari (2) bentuk normal-titiknya adalah
4( x- 3) + 2(y + 1) – 5( z - 7) = 0
Dengan mengalikan dan mengumpulkan suku-suku, (2) bisa ditulis ulang dalam
bentuk
ax + by + cz + d = 0
di mana a, b, c dan d adalah konstanta, dan a, b, dan c tidak semuana nol. Misalnya,
persamaan dalam Contoh 1 bisa di tulis ulang sebagai
4x + 2y-5z +25 = 0
Sebagaimana yang ditunjukan oleh teorema berikut ini, setiap persamaan
berbentuk ax + by+ cz +d = 0 mewakili sebuah bidang dalam ruang berdimensi 3.

Teorema 3.5.1 Jika a, b, c dan d adalah konstanta dan a, b, dan c tidak


semuanya nol, maka grafik persamaan
ax + by + cz + d = 0 (3)
adalah sebuah bidang yang mempunyai vektor n = ( a, b, c) sebagai normal.
Persamaan (3) adalah suatu persamaan liniear dalam x, y, dan z, ini disebut bentuk
umum dari persamaan sebuah bidang.
Bukti. Menurut hipotesis, koefisien a, b, dan c tidak semuanya nol. Anggap, untuk
saat ini bahwa a≠ 0. Maka persamaan ax + by + cz + d = 0 bisa ditulis ulang dalam
bentuk a(x + (d/a) + by + cz = 0. Tetapi ini adalah suatu bentuk normal-titik dari
bidang yang melalui titik (- d/a, 0, 0) dan mempunyai n = ( a, b, c) sebagai
normalnya.
Jika a = 0, maka b ≠ 0 atau c ≠ 0, Sebuah modifikasi langsung dari uraian di
atas akan menangani kasus-kasus lain ini.
Sebagaimana penyelesaian suatu sistem persamaan liniear
ax + by = k1
cx +dy = k2
berpadaan dengan titik-titik potong garis ax + by = k1 dan cx + dy = k2 dalam bidang-
xy, demikian juga penyelesaian sebuah sistem
ax + by + cz = k1
dx + ey + fz = k2 (4)
gx + hy + iz = k3
berpadaan dengan titik potong tiga bidang ax + by + cz = k1, dx + ey + fz = k2 dan gx
+ hy + iz = k3..
Dalam gambar 2 kita telah mengilustrasikan beberapa kemungkinan geometris
yang terjadi jika (4) mempunyai nol, satu atau tak-hingga banyaknya penyele-
saian.

(a) Tidak mempunyai penyelesaian (3 bidang sejajar). (b) Tidak mempunyai penyelasaian (2
bidang sejajar). (c)
Tidak mempunyai penyelasaian (3 bidang tanpa irisan Bersama). (d) Tak-hingga banyaknya
penyelasaian (3
bidang yang berimpit). (e) Tak hingga banyaknya penyelesaian (3 bidang yang beririsan
pada sebuah garis). (f)
Satu penyelesaian (3 bidang yang berpotongan di sebuah titik). (g) Tidak mempunyai
penyelasaian (2 bidang
berimpit yang sejajar dengan bidang ketiga). (h) Tak-hingga banyaknya penyelasaian (2
bidang berimpit yang
memotong bidang ketiga).
Gambar 2

Contoh 2 Cari persamaan bidang yang melalui titik-titik P1(1, 2,-1), P2(2, -3,
1), Dan P3(3, -1, 2).

Penyelesaian. Karena ketiga titik tersebut terletak pada bidang, maka koordinat-
Koordinatnya harus memenuhi persamaan umum ax + by + cz + d = 0 dari
bidang tersebut. Jadi,
a + 2b - c + d = 0
2a + 3b + c + d = 0
3a - b + 2c + d = 0
Dengan menyelesaikan sistem ini kita akan mendapatkan
9 1 3
a= t, b= t, c= t, d=t
16 16 16
Misalnya, anggap t = -16, maka kita akan mendapatkan persamaan
9x + y – 5z – 16 = 0
Kita perhatikan bahwa setiap pilihat t lainnya memberikan suatu penggandaan

dari persamaan ini, sehingga sebarang nilai t ≠ 0 juga akan memberikan suatu
persamaan bidang yang sahih.

Penyelesaian Alternatif. Karena P1(1, 2, -1), dan P2(2, 3, 1), dan P3(3, -1, 2)

Terletak pada bidang, maka vector-vektor P1 P2 = (1, 1, 2) dan


P1 P3 =(2, -3, 3) Sejajar dengan bidang. Dengan demikian P1 P2 x P1 P3 = (9,
1, -5) adalah normal Terhadap bidang, karena tegak lurus pada P1 P2 dan P1
P3, Dari sini dan fakta bahwa P1 terletak pada bidang, sebuah bentuk normal-
titik untuk persamaan bidang tersebut adalah
9(x – 1) + (y – 2) – 5(z + 1) = 0
atau
9x + y – 5z – 16 = 0
BENTUK Notasi vektor memberikan suatu cara alternatif yang berguna untuk menuliskan
VEKTOR DARI
bentuk normal-titik dari persamaan sebuah bidang: Mengacu pada Gambar 3,
PERSAMAAN
SEBUAH BIDANG anggap r = (x, y, z) adalah vektor dari titik asal ke titik P(x, y, z), anggap n = (a,
b, c) Maka P0P = r – r0, sehingga Rumus (1) bisa ditulis ulang sebagai
n ⋅ ( r −r 0 )=0
Ini disebut bentuk vektor dari persamaan sebuah bidang .

Gambar 3

Contoh 3 Persamaan
(-1, 2, 5) ⋅ (x – 6, y – 3, z + 4) = 0
adalah persamaan bidang dalam bentuk vektor yang melalui titik (6, 3, -4) dan
tegak lurus terhadap vektor n = (-1, 2, 5).

GARIS-GARIS Sekarang kami akan menunjukkan bagaimana mendapatkan persamaan untuk


DALAM RUANG garis dalam ruang berdimensi 3. Anggap l adalah garis dalam ruang berdimensi
BERDIMENSI 3 3
yang melalui titik P0(x0, y0, z0) dan sejajar dengan vektor tak-nol v = (a, b, c).
Jelas
(Gambar 4) bahwa l persis terdiri dari titik-titik P(x, y, z) di mana vektor P0P
sejajar
dengan v, yaitu, di mana terdapat skala t sedemkian sehingga
(6)
P0P = t v

Dalam bentuk komponen, (6) bisa ditulis sebagai

(x – x0, y – y0, z - z0) = (ta, tb, tc)


yang dari padanya kita dapatkan bahwa x - x0 = ta, y - y0 = tb, dan z - z0 = tc,
sedemikian sehingga

x = x0 + ta, y = y0 + yb, z = z0 + tc
Gambar 4 P0P sejajar dengan v.

Ketika parameter t berubah-ubah dari −∞ ke+ ∞ titik P (x, y, z) menelusuri garis


l.Persamaan (7)
x = x0 + ta, y = y0 + yb, z = z0 + tc (−∞<t <+∞ )
disebut persamaan parametrik untuk l.

Batas
Contoh 4 Garis yang melalui titik (1, 2, -3) dan sejajar dengan vector v = (4, 5,
-7) mempunyai persamaan parametric
x = 1 + 4t, y = 2 + 5t, z = -3 -7t (  ∞ < t < + ∞) ▲
Contoh 5
a) Cari persamaan parametik untuk garis l yang melalui titik-titik P1(2, 4, -1) dan
P2(5, 0,7).
b) Di manakah garis tersebut memotong bidang –xy?

Penyelesaian (a) Karena vector ⃗ P1 P2 = (3, -4, 8) sejajar dengan l dan P1(2, 4, -1)
terletak pada l, maka garis l diberikan oleh
x = 2 + 3t , y = 4 - 4 t , z = -1 + 8t (  ∞ < / < + ∞)
penyelesaian (b) Garis tersebut memotong bidang –xy pada titik dimana z = -1 +
1
8t = 0, yaitu, dimana t = . Dengan mensubstitusikan nilai t dalam persamaan
2
parametik untuk l kita akan mendapatkan titik potong

(x,y,z) = ( 198 , 72 , 0 ) ▲
Contoh 6 Cari persamaan parametric untuk garis potong bidang-bidang
3x + 2y  4z  6 = 0 dan x  3y  2z  4 = 0
Penyelesaian Garis potong terdiri dari semua titik (x,y,z) yang memenuhi dua
persamaan dalam system
3x+ 2y4z = 6
x3y2z = 4
Dengan menyelesaikan sistem ini kita akan mendapatkan
26 16 −6 2
x= + t, y= − t, z = t
11 11 11 11
oleh sebab itu, persamaan parametric untuk l adalah
26 16 −6 2
x= + t, y= − t , z = t ( ∞ < / < + ∞) ▲
BENTUK 11 11 11 11

VEKTOR DARI notasi vector memberikan sebuah cara alternative yang berguna untuk menuliskan persamaan
parametric sebuah garis: mengacu pada Gambar 3, anggap r = (x,y,z) adalah vector dari titik
PERSAMAAN asal ke titik P(x,y,z), anggap r0 = (x0, y0, z0) adalah vector dari titik asal ke titik P0(x0,y0,z0),
dan anggap v = (a,b,c) adalah sebuah vector
SEBUAH GARIS

Gambar 5
P0 P = r  r0, sehingga rumus
Yang sejajar dengan garis tersebut (gambar 5). Maka ⃗
(6) bisa ditulis ulang sebagai

r  r0 = tv

dengan memperhitungkan kisaran nilai t, persamaan ini bisa ditulis ulang sebagai

r = r0 + tv ( ∞ < / < + ∞) (8)


ini disebut bentuk vector dari persamaan sebuah garis dalam ruang berdimensi 3.
Contoh 7 Persamaan

(x,y,z) = (2, 0, 3) + t(4, 7, 1) ( ∞ < / < + ∞)

Adalah persamaan garis dalam bentuk vector yang melalui titik (2, 0, 3) yang sejajar
dengan vector v = (4, 7, 1). ▲

BEBERAPA

MASALAH Kita akhiri bagian ini dengan membicarakan dua “masalah jarak” dasar dalam ruang berdimensi 3:

TENTANG JARAK
Masalah
a) Cari jarak antara sebuah titik dan sebuah bidang.
b) Cari jarak antara dua bidang yang sejajar.

Kedua masalah tersebut berkaitan. Jika kita bisa mencari jarak antara sebuah titik dan sebuah bidang,
maka kita bisa mencari jarak antara dua bidang yang sejajar dengan menghitung jarak antara dua
bidang yang sejajar dengan menghitung jarak antara salah satu bidang dengan sebarang titik P0 pada
bidang satunya lagi (Gambar 6).

Jarak antara bidang-bidang sejajar V dan W


Gambar 6 Teorema 3.5.2. jarak D antara sebuah titik P0(x0,y0,z0) dan bidang ax + by
+ cz + d =Sama dengan jarak antara P0 dan W.
0 adalah

|ax0 +by 0 + cz 0+ d|
D=
√a 2+ b2 +c 2

Bukti, Anggap Q,(x1,y1,z1) adalah sebarang titik pada bidang tersebut. Posisikan normal n =
(a,b,c) sedemikian sehingga titik pangkal nya ada pada Q. sebagai mana yang diilustrasikan
pada Gambar 7, jarak D sama dengan panjang proyeksi orthogonal ⃗ QP 0 pada n. Jadi, dari
bagian 3.3 (10).
QP 0 . n|
|⃗
D=‖ projn ⃗
QP0‖=
‖n‖
Tetapi
QP 0=( x 0−x 1 , y 0− y 1 , z 0−z 1 )

QP 0 . n=a ¿

‖n‖= √a 2+ b2 +c 2

Jadi,
D=¿¿
Karena titik Q(x1,y1,z1) terletak pada bidang tersebut, maka koordinatnya memenuhi
persamaan bidang, jadi
ax 1 +by 1 +cz 1+ d=0

Atau
d=−ax 1−by 1−cz 1

Dengan mensubstitusikan ekspresi ini pada (10) kita akan mendapatkan (9). ▌
Komentar. Perhatikan kemiripan antara (9) dengan rumus untuk jarak antara sebuah titik
dan sebuah garis dalam ruang berdimensi 2 [Bagian 3.3(13)].
Contoh 8 Cari jarak D antara titik(1,-4,-3) dan bidang 2x – 3y + 6z = -1.
Penyelesaian. Untuk menerapkan (9), pertama-tama kita menuliskan ulang persamaan
bidang dalam bentuk
2x – 3y + 6z + 1 = 0
Maka

|( 2 ) ( 1 ) + (−3 ) (−4 ) +6 (−3 ) +1| |−3| 3


D= = = ▲
√ 22 +(−3)2 +62 7 7

Diketahui dua bidang, keduanya bisa berpotongan, di mana kita bisa menanyakan garis
atau titik potongnya, sebagaimana dalam Contoh 6, atau sejajar, dimana kita bisa
menanyakan jarak antara keduanya. Contoh berikut ini mengilustrasikan masalah yang kedua.
Contoh 9 Bidang-bidang
x + 2y – 2z = 3 dan 2x + 4y – 4z = 7
sejajar karena normalnya (1,2, -2) dan (2, 4, -4), adalah vector-vektor yang paralel. Cari jarak
antara keduanya.
Penyelesaian. Untuk mencari jarak D antara kedua bidang tersebut, kita bisa memilih
sebarang titik pada salah satu bidang dan menghitung jaraknya ke bidang lainnya. Dengan
menetapkan y = z = 0 dalam persamaan x + 2y – 2z = 3. Kita
dapatkan titik P0 (3 , 0 , 0) pada bidang ini. Dari (9), jarak antara P0 dan bidang 2x + 4y – 4z =
7 adalah
|( 2 ) ( 3 ) +4 ( 0 ) + (−4 ) ( 0 )−7| 1
D= = ▲
√ 22 +4 2+(−4)2 6

HIMPUNAN LATIHAN 3.5


1. Cari sautu bentuk normal-titik dari persamaan bidang yang melalui P dan mempunyai
n sebagai normal.
a) P(-1, 3, -2); n =(-2, 1, -1) (b) P(1,1,4); n = (1, 9, 8)

c) P(2, 0, 0); n = (0, 0, 2) (d) P(0, 0, 0); n = (1, 2, 3)


2. Tuliskan persamaan bidang pada latihan 1 dalam bentuk umum.
3. Car bentuk normal-titiknya.

a) -3x + 7y + 2z = 10 (b) x – 4z = 0
4. Cari sebuah persamaan untuk bidang yang melalui titik-titik yang diberikan dibawah
ini.
a) P(-4, -1, -1). Q(-2, 0, 1), R(-1, -2, -3)
b) P(5, 4, 3), Q(4, 3, 1), R(1, 5, 4)
5. Tentukan apakah bidang-bidang dibawah ini sejajar.
a) 4x – y + 2z = 5 dan 7x – 3y + 4z = 8
b) x – 4y – 3z – 2 = 0 dan 3x – 12y – 9z – 7 = 0
1 1
c) 2y= 8x – 4z + 5 dan x = z + y
2 2
6. Tentukan apakah garis dan bidang berikut sejajar.
a) x = -5 – 4t, y = 1 – t, z = 3 + 2r-9=0
b) x=3f, y=1+2f, z=2-1; 4x – y + 2z = 1
7. Tentukan apakah garis-garis berikut tegak lurus.

a) 3x – y + z – 4t, y = 0, x + 2z = -1 b) x – 2y + 3z = 4, -2z + 5y + 4z = -1
8. Tentukan apakah baris dan bidang tegak lurus

a). x = -2 – 4t, y = 3 – 2t, z = 1 + 2t; 2x + y – z = 5


b). x = 2 + t, y = 1 – t, z = 5 + 3t; 6x + 6y – 7 = 0
9. Cari persamaan parametric untuk garis yang melalui P dan parallel terhadap n.
a) P(3, -1, 2), n = (2, 1, 3) (b). P(-2, 3, -3); n = (6, -6, -2)

c) P(2, 2, 6); n = (0, 1, 0) (d). P(0, 0, 0); n = (1, -2, 3)


10. Cari persamaan parametric untuk garis yang melalui titik-titik yang diberikan.
a) (5, -2, 4), (7, 2, -4) (b). (0, 0, 0), (2, -1, -3)
11. Cari persamaan parametrik untuk garis potong dari bidang-bidang yang diberikan.
a) 7x – 2y + 3z = -2 dan -3x + y + 2z + 5 = 0
b) 2x + 3y – 5z = 0 dan y = 0
12. Cari bentuk vector dari persamaan bidang yang melalui P, dan mempunyai normal n.
a) P0(-1, 2, 4); n = (-2, 4, 1) (b). P0(2, 0, -5); n = (-1, 4, 3)

c) P0(5, -2, 1); n = (-1, 0, 0) (d). P0(0, 0, 0); n = (a, b, c)


13. tentukan apakah bidang-bidang berikut ini sejajar.
a) (−1 , 2, 4 ) ∙¿ – 7) = 0; (2, -4, -8)∙ (x + 3, y + 5, z – 9) = 0
b) ¿−1) ∙ (x + 1, y – 2, z – 3) = 0; (-1, 0, 3) ∙ (x + 1, y – z, z – 3) = 0
14. Tentukan apakah bidang-bidang berikut ini tegak lurus.
a) (-2, 1, 4) ∙(x – 1, y, z + 3) = 0; (1, -2, 1)∙ (x + 3, y = 5, z) = 0
b) (3, 0, -2) ∙(x + 4, y - 7, z + 1) = 0; (1, 1, 1) ∙ (x, y, z) = 0
15. Cari bentuk vector dari persamaan garis yang melalui P0 dan sejajar dengan v.
a) P0(-1, 2, 3); v = (7, -1, 5) (b). P0(2, 0, -1); v = (1, 1, 1)
c) P0(2, -4, 1); v = (0, 0, -2) (d). P0(0, 0, 0); v = (a, b, c)
16. Tunjukkan bahwa garis
x = 0, y = t, z = t ( ∞ < / < + ∞)
a) terletak pada bidang 6x + 4y – 4z = 0
b) sejajar dengan dan dibawah bidang 5x – 3y + 3z = 1
c) sejajar dengan dan diatas bidang 6x + 2y – 2z = 3
17. cari sebuah persamaan untuk bidang yang melalui (-2, 1, 7) dan tegak lurus dengan
garis x – 4 = 2t, y + 2 = 3t, z = -5t
18. cari sebuah persamaan
a) bidang –xy (b). bidang –xz (c). bidang –yz
19. cari sebuah persamaan untuk bidangyang berisi titik (x0 y0 z0) dan
a) sejajar dengan bidang –xy
b) sejajar dengan bidang –yz
c) sejajar dengan bidang –xz
20. cari sebuah persamaan untuk bidang yang melalui titik asal dan sejajar dengan bidang
7x + 4y – 2z + 3 = 0
21. cari sebuah persamaan untuk bidang yang melalui titik (3, -6, 7) dan sejajar dengan
bidang 5x – 2y + z – 5 = 0.
22. cari titik potong garis
x – 9 = -5t, y + 1 = -t, z – 3 = 1 ( ∞ < / < + ∞)
dengan bidang 2x – 3y + 4z + 7 = 0
23. cari sebuah persamaan untuk bidang yang mengandung garis x = -1 + 3t, y = 5 + 2t,
z = 2 – t dan tegak lurus dengan bidang 2x – 4y + 2z = 9.
24. cari sebuah persamaan untuk bidang yang melalui (2, 4, -1) dan mengandung titik
potong bidang x – y – 4z = 2 dengan -2x + y + 2z = 3.
25. tunjukkan bahwa titik-titik (-1, -2, -3), (-2, 0, 1), (-4, -1, -1), dan (2, 0, 1) terletak pada
bidang yang sama.
26. cari persamaan parametric untuk garis yang melalui (-2, 1, 5) yang sejajar dengan
bidang 2x + y – 4z = 0 dan –x + 2y + 3z + 1 = 0
27. cari sebuah persamaan untuk bidang yang melalui (-2, 1, 5) yang tegak lurus dengan
bidang 4x – 2y + 2z = -1 dan 3x + 3y – 6z = 5.
28. cari sebuah persamaan untuk bidang yang melalui (2, -1, 4) yang tegak lurus dengan
garis potong bidang 4x + 2y + 2z = -1 dengan 3x + 6y + 3z = 7
29. cari sebuah persamaan untuk bidang yang tegak lurus dengan bidang 8x – 2y + 6z = 1
dan melalui titik-titik P1(-1, 2, 5) dan P2(2,1, 4).
30. tunjukkan bahwa garis-garis
x = 3 – 2t, y = 4 + t, z = 1 – t ( ∞ < / < + ∞)
dan
x = 5 + 2t, y = 1 – t, z = 7 + t ( ∞ < / < + ∞)
sejajar, dan cari sebuah persamaan untuk bidang yang dibentuk oleh garis-garis
tersebut.
31. Cari sebuah persamaan untuk bidang yang mengandung titik (1, -1, 2) dan garis x = t,
y = t + 1, z = -3 + 2r
32. cari sebuah persamaan untuk bidang yang mengandung garis x = 1 + t, y = 3t, z = 2t
dan sejajar dengan garis potong bidang –x + 2y + z = 0 dengan x + z +1 = 0.
33. cari sebuah persamaan untuk bidang, yang setiap titik-titiknya berjarak sama dari (-1,
-4, -2) dan (0, -2, 2)
34. tunjukkan bahwa garis
x -5 = -t, y + 3 = 2t, z + 1 = 5t ( ∞ < / < + ∞)
sejajar dengan bidang -3x + y + z – 9 = 0
35. tunjukkan bahwa garis-garis
x – 3 = 4t, y – 4 = t, z – 1 = 0 ( ∞ < / < + ∞)
dan
x + 1 = 12t, y – 7 = 6t, z – 5 = 3t ( ∞ < / < + ∞)
saling berpotongan, dan cari titik potongnya.
36. Cari sebuah persamaan untuk bidang yang mengandung garis-garis dalam latihan 35.
37. Cari persamaan parametric untuk garis potong bidang
a) -3x + 2y + z = -5 dan 7x + 3y – 2z = -2
b) 5x – 7y + 2z = 0 dan y= 0
38. Tunjukkan bahwa bidang yang titik potongnya dengan sumbu-sumbu koordinat
adalah
x = a, y = b, dan z = c mempunyai persamaan
Asli hal. 165
x y z
+ + =1
a b c
jika diketahui bahwa a, b, dan c tak-nol.
39. Cari jarak antara titik dan bidang berikut ini.
a) (3, 1, -2); x + 2y – 2z = 4
b) (-1, 2, 1); 2x + 3y – 4z = 1
c) (0, 3, -2); x – y – z = 3
40. Cari jarak antara bidang-bidang sejajar berikut ini.
a) 3x – 4y + z = 1 dan 6x – 8y + 2z = 3
b) -4x + y – 3z = 0 dan 8x – 2y + 6z = 0
c) 2x – y + z = 1dan 2x – y + z = -1
41. Tunjukkan bahwa jika a, b, dan c semuanya tak-nol, maka garis
x = x0 + at, y = y0 + bt, z = z0 + ct ( ∞ < / < + ∞)
mengandung semua titik (x, y, z) yang memenuhi

x−x 0 y− y 0 z−z 0
= =
a b c
ini disebut persamaan simetris garis.
42. Cari persamaan simetris pada laihan 9 bagian (a) dan (b). [Catatan. lihat latihan 41
untuk termonologinya.]
43. Pada setiap bagian cari persamaan untuk dua bidang yang perpotongannya adalah
garis yang diberikan.
a) x = 7 – 4t, y = -5 – 2t, z = 5 + 1 ( ∞ < / < + ∞)
b) x = 4t, y = 2t, z = 7t ( ∞ < / < + ∞)

[Petunjuk. Setiap kesamaan dalam persamaan simetris sebuah garis mewakili suatu
bidang yang mengandung garis tersebut. Lihat Latihan 41 untuk termonologinya.]
44. Dua bidang yang berpotongan dalam ruang berdimensi 3 menentukan dua sudut
perpotongan, suatu sudut lancip (0 ≤ θ ≤ 90°) dan suplemennya 180° −θ (Gambar
8a). Jika n, dan n, adalah normal tak-nol terhadap bidang-bidang tersebut, maka sudut
antara n, dan n, adalah θ atau 180° −θ, tergantung pada arah normal tersebut

(Gambar 8b). Pada setiap bagian di bawah ini cari sudut lancip perpotongan bidang sampai
derajat terdekat.
a) x = 0 dan 2x – y + z – 4 = 0
b) x + 2y – 2z = 5 dan 6x – 3y + 2z = 8
[Catatan. Diperlukan sebuah kalkulator.]

45. Cari sudut lancip perpotongan antara bidang x- y – 3z = 5 dengan garis x = 2 – t, y =


2t, z = 3t -1 sampai derajat terdekat. [Petunjuk. Lihat latihan 44.]

Anda mungkin juga menyukai