Anda di halaman 1dari 32

MODUL MATEMATIKA

TEKNIK
PERSAMAAN LINIER, MATRIKS, TURUNAN,
VEKTOR & LIMIT

OLEH : HANNA ROSSLIA HERMANTHI SURADJI (2021-22-201-023)


SISTEM PERSAMAAN LINIER
 Pendahuluan
Sistem Persamaan Linear merupakan salah satu topik penting dalam Aljabar
Linear. Sistem persaman linear akan banyak digunakan dalam berbagai masalah, baik
di teori maupun di praktis, salah satunya dalam optimasi. Sistem persamaan linier
yang akan dibahas pada modul ini adalah Sistem Persamaan Linier Satu Variable,
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, dan Sistem Persamaan Linier tiga Variabel.

 Sistem Persamaan Linear Satu Variabel


Bentuk umum,
ax + b = c dengan,

 a≠ 0 ; x disebut variabel/peubah
 Semua suku di sebelah kiri tanda ‘=’ disebut ruas kiri
 Semua suku di sebelah kanan tanda ‘=’ disebut ruas kanan
contoh : 
1. Carilah penyelesaian dari : x = 5

                                            x + 10 -10 = 5 – 10 x    

                                                   X        = – 5

        2. Carilah penyelesaian dari : 3 (3x + 2) = 6 ( x -2)

                                   9x + 6 = 6x – 12


                                   9x + 6 – 6 = 6x – 12 – 6 kedua ruas dikurang 6 

                                   9x = 6x – 18

                                   9x – 6x = 6x – 18 – 6x  kedua ruas dikurangi -6x 

                                                        3x = -18

                                                          x = -18 : 3

                                                             = -6

 Sistem Persamaan Dua Variable


Ciri – Ciri SPLDV :
 Menggunakan relasi tanda sama dengan (=)
 Memiliki dua variabel
 Kedua variabel tersebut memiliki derajat satu ( berpangkat satu )

Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah sebagai berikut :

a1 x + b1y = c1…..(1)

a2x + b2y = c2…..(2)


Dengan a1, a2, b1, b2, c1, dan c2 ϵ R

Contohnya sebagi berikut:


1. Tentukan Himpunan penyelesaian dari persamaan x + 3y = 15 dan 3x + 6y = 30
Penyelesaian :
Persamaan 1 : x + 3y = 15
Persamaan 2 : 3x + 6y = 30
Langkah Pertama yaitu menentukan variabel mana yang akan di eliminasi
terlebih dahulu. Kali ini kita akan menghilangkan x terlebih dahulu, dan supaya
kita temukan nilai y . Caranya yaitu :

3x + 6y = 30 : 3

x + 2y = 10 . . . . ( 1 )

x + 3y = 15 . . . .(2)

Langkah Kedua Dari persamaan (1) dan (2), mari kita eliminasi, sehingga hasilnya
:

x + 3y = 15 x=0

x + 2y = 10

5y = 25

Y =5

Langkah Ketiga Selanjutnya, untuk mengetahui nilai x , maka caranya sebagai


berikut :

x + 3y = 15 | x2 | <=> 2x + 6y = 30 . . . .( 3 )

3x + 6y = 30 | x1 | <=> 3x + 6y = 30 . . .. (4 )

Eliminasi antara persamaan (3) dengan (4 ), yang hasilnya menjadi :

3x + 6y = 30

2x + 6y = 30 –

x=0

Maka, Himpunan penyelesaiannya adalah HP = { 0 . 5 }

 System Persamaan Tiga Variable

Sistem persamaan linear 3 variabel, merupakan himpunan 3 buah persamaan dengan


variabel sebanyak 3.

Metoda meyelesaikan persamaan

1. Metoda Eliminasi

2. Metoda subtitusi

3. Metoda determinan

4. Metoda matriks

5. Metoda operasi baris elementer


Pengerjaan SPLTV dengan Metode Eliminasi

Contoh soal 1 :
2x + 3y — z = 20

3x + 2y + z = 20

x + 4y + 2z = 15

Jawab :
Ketiga persamaan bisa kita beri nama persamaan (1), (2), dan (3)
2x + 3y — z = 20 ………………………..(1)

3x + 2y + z = 20 ………………………..(2)

x + 4y + 2z = 15 ………………………..(3)

Sistem persamaan ini harus kita sederhanakan menjadi sistem persamaan linear 2 variabel.
Untuk itu kita eliminasi variabel z

Sekarang persamaan (1) dan (2) kita jumlahkan

2x + 3y — z = 20

3x + 2y + z = 20_____ +
5x + 5y = 40

x + y = 8 ………………….(4)

Selanjutnya persamaan (2) dikali (2) dan persamaan (3) dikali (1) sehingga diperoleh

6x + 4y + 2z = 40

x + 4y + 2z = 15____ _
5x = 25

x=5

Nilai x ini kita subtitusi ke persamaan (4) sehingga

x+y=8

5+y=8

y=3
selanjutnya nilai x dan y yang ada kita subtitusikan ke persamaan (2)

3x + 2y + z = 20

3.5 + 2.3 + z = 20

15 + 6 + z = 20

z = -1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(5, 3, -1)}

Pengerjaan SPLTV dengan Metode subtitusi


Contoh soal 1
Himpunnan penyelesaian sistem persamaan

2x + 5y + 4z = 28

3x — 2y + 5z = 19

6x + 3y — 2z = 4

adalah …

Jawab :
Sekarang setiap persamaan kita beri nama (1), (2), dan (3)

2x + 5y + 4z = 28 ……………………………………..(1)

3x — 2y + 5z = 19……………………………………….(2)

6x + 3y — 2z = 4…………………………………………(3)

Persamaan (1) bisa kita ubah sebagai berikut

2x + 5y + 4z = 28

4z = 28 — 2x — 5y

 ………………………………………..(4)

Selanjutnya persamaan (4) kita subtitusikan ke persamaan (2) sehingga

3x — 2y + 5z = 19

Jika kedua ruas dikali dengan 4 maka diperoleh

12x — 8y + 140 — 10x — 25y = 76

2x -33y = -64 ……………………………………….(5)

Sekarang persamaan (4) kita subtitusikan ke persamaan (3) sehingga

6x + 3y — 2z = 4

Jika kedua ruas dikali 4 maka

24x + 12y — 56 + 4x + 10y = 16

28x + 22y = 72

14x + 11y = 36

11y = 36 — 14x

…………………………………………(6)

Sekarang persamaan (6) kita subtitusikan ke persamaan (5) sehingga


2x -33y = -64

2x — 108 + 42x = -64

44x = 44

x=1

Jadi, himpunan penyelesaiaannya adalah {(1, 2, 4)}

MATRIKS
 PENDAHULUAN

Dalam modul ini akan di sampaikan Materi matriks yang akan dipelajari di matematika
teknik adalah definisi, ordo dan notasi matriks, jenis-jenis matriks, operasi Aljabar matriks,
tranpos matriks, kesamaan matriks, determinan dan invers matriks.

Bentuk umum,

 Jenis-Jenis Matriks
a. Matriks Nol
Matriks yang setiap elemennya adalah nol.

b. Matriks Baris
Matriks yang hanya mempunyai satu baris.

c. Matriks Kolom
Matriks yang hanya mempunyai satu kolom.
d. Matriks Bujur Sangkar/ matriks persegi
Matriks A = (𝑎𝑚𝑛) yang banyak baris dan kolomnya sama. 𝐷 = ቌ 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑
e. Matriks Diagonal
Matriks bujur sangkar yang semua elemen diluar diagonal utamanya nol.
f. Matriks Identitas
Matriks diagonal yang semua elemennya adalah
g. Matriks skalar
Matriks diagonal yang semua elemennya sama tetapi bukan nol atau satu.

Ordo : Ukuran Matriks / banyaknya baris x banyaknya kolom


Notasi : Lambang atau Simbol dari penulisan matriks dengan huruf capital

 Transpose matriks
Transpos matriks adalah matriks yang diperoleh dengan menukar elemen baris dengan
elemen kolom pada matriks dan sebaliknya. Notasi transpose matriks A adalah .
Suatu transpose matriks mempunyai sifat-sifat transpose yaitu :

1. (A + B)T = AT + BT
2. (AT)T = A
3. (k × A)T = k × AT
4. (AB)T = BT · AT

 Penjumlahan dan Pengurangan Matriks


Operasi hitung matriks pada penjumlahan/pengurangan matriks memiliki syarat yang
harus dipenuhi agar dua buah matriks dapat dijumlahkan/dikurangkan. Syarat dari dua
buah matriks atau lebih dapat dijumlahkan/dikurangkan jika memiliki nilai ordo yang
sama. Artinya, semua matriks yang dijumlahkan/dikurangkan harus memiliki jumlah
baris dan kolom yang sama. Dua buah matriks dijumlahkan/dikurangkan dengan cara
menjumlahkan/mengurangkan unsur yang seletak antara matriks A dan B .

 Perkalian skalar matriks


Jika A adalah suatu matriks dan k adalah bilangan riil maka kA adalah matriks baru
yang elemen-lemennya diperoleh dari hasil perkalian k dengan setiap elemen pada
matriks A. Perhatikan contoh berikut :
 Kesamaan Matriks
Kesamaan dua buah matriks adalah dua buah matriks A dan B dikatakan sama, A = B,
Jika dan hanya jika ordo kedua matriks A dan B sama.

 Determinan Matriks
Untuk menyelesaikan system persamaan linear dengan dua variabel, misalkan
mencari nilai x dan y maka cara yang bisa digunakan adalah dengan cara eliminasi
natau substitusi x atau y.
 Invers Matriks

 Persamaan Matriks
VEKTOR
 Pengertian
Vektor adalah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai panah yang
menunjukkan arahvektor dan panjang garisnya disebut besar vector. Contoh besaran
vektor, antara lain perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, medan listrik, medan
magnet, dan masih banyak lagi.

Secara geometris, suatu vektor digambarkan sebagai ruas garis berarah. Vektor dapat
dinotasikan dengan huruf kecil bertanda panah di atasnya atau huruf kecil
bercetak tebal (a, b, c, dst).

Vektor  merupakan vektor yang memiliki pangkal di titik A dan ujung di titik B

Untuk menentukan nilai vektor  , kita bisa lihat pergeseran arahnya. Pertama,

untuk mencari nilai komponen x, kita lihat apakah vektor   bergeser ke arah kiri atau

kanan. Ternyata, vektor   bergeser sejauh 4 satuan ke kanan, berarti nilai komponen x =
4.

Lalu, untuk mencari nilai komponen y, kita lihat pergeseran vektor   ke atas atau ke

bawah. Kalau kamu lihat, vektor   bergeser ke atas sejauh 4 satuan, sehingga nilai

komponen y = 4. Sehingga, vektor   dapat dinyatakan dalam bentuk matriks seperti


berikut:

 Penjumlahan & pengurangan dua vector

 Metode Segitiga(Pangkal Bertemu Kepala)


Misalkan kita ingin melakukan operasi A + B maka yang kita lakukan adalah

menghubungkan kepala vektor A dengan ekor vektor B. Hasil dari penjumlahan vektor

dapat kita gambar dengan menghubungkan ekor vektor A dengan kepala vektor B. 

Selanjutnya jika kita ingin melakukan operasi A−B, pertama kita negatifkan dulu
vektor B sehingga operasinya menjadi A – B = A + (−B). Selanjutnya lakukan hal yang
sama seperti sebelumnya.

• Metode Jajar Genjang(Pangkal Bertemu Pangkal)


Cara ini dilakukan dengan menghubungkan pangkal vektor dengan pangkal vektor dan
kemudian membuat jajar genjang. Hasil dari pengoperasian adalah garis diagonal jajar
genjang. 

• Metode Menghitung Resultan


Hasil dari penjumlahan atau pengurangan vektor disebut sebagai resultan. Resultan
sendiri merupakan sebuah vektor. Secara matematis kita tuliskan sebagai berikut.
R=A+B
Atau pada kasus pengurangan kita tuliskan
R=A−B
Kalau kedua metode sebelumnya kita hanya menggambar saja, metode yang satu ini
melibatkan perhitungan. Metode ini terbagi 2 yaitu 1)cara trigonometri dan 2)cara vektor
satuan. 
• Cara trigonometri

 Kesamaan Dua Vector


Pengertian kesamaan dua buah vector atau lebih dapat kita tinjau dari dua hal yaitu:
 Secara Geometri
Dua buah vector dikatakan sama jika kedua vector memiliki besar
(panjangnya) dan arah yang sama. Misalkan vector AB sama dengan vector CD
atau kita tulis AB = CD seperti ilustrasi berikut ini.

 Secara Aljabar
Dua buah vector dikatakan sama jika unsur-unsur yang bersesuaian besarnya
sama (nilainya sama).
 Vector di R2
Misalkan a = (a1, a2, a3) dan b = (b1, b2).
Jika a= b maka a1 = b1 dan a2 = b2
 Vector di R3
Misalkan a = (a1, a2, a3) dan b = (b1, b2, b3).
Jika a = b maka a1 = b1, a2 = b2, dan a3 = b3
 Titik Yang Segaris (Kolinear)
Karena vector-vektor yang terbentuk segaris, maka otomatis semua vector
yang terbentuk adalah sejajar.
Misalkan terdapat titik A, B, dan C segaris, maka bis akita bentuk vector AB,
BA, AC, CA, BC, dan, CB yang segaris juga di mana salah satu vector adalah kelipatan
dari vector yang lainnya. Artinya dapat juga ditulis AB = kBC atau AB = nAC dan
lainnya asalkan c=vektornya melibatkan lebih dari da titik.
 Proyeksi Vektor Ortogonal
Pada proyeksi vektor ortogonal yang menjadi objek proyeksi adalah vektornya.
Sehingga hasil dari proyeksi vektor ortogonal adalah sebuah vektor yang dapat
dinyatakan dalam bentuk koordinat atau bilangan-bilangan dengan arah. Cara
menentukan vektor hasil proyeksi dapat menggunakan rumus berikut. 

1. Proyeksi vektor a pada vektor b:


2. Proyeksi vektor b pada vektor a:

Contoh 1 – Soal Proyeksi Vektor Ortogonal

Panjang proyeksi ortogonal vektor a = (p, 2, 4) pada b = (2, p, 1) adalah 4. Nilai p adalah ….
A. ‒4
B. ‒2
C. ‒1/2
D. 1/2
E. 2

Pembahasan:

Mencari panjang vektor b:


| b |2 = 22 + p2 + 12
| b |2 = 4 + p2 + 1
| b |2 = p2 + 5
| b | = √(p2 + 5)

Beradasrkan rumus proyeksi skalar (proyeksi panjang) ortogonal vektor dapat diperoleh
persamaan dan penyelesaian untuk mendapatkan nilai p seperti berikut.
Jadi, nilai p adalah 2.

LIMIT FUNGSI
 Pengertian Limit Fungsi

Limit itu suatu batas yang menggunakan konsep pendekatan fungsi. Jadi, bisa
dibilang limit adalah nilai yang didekati fungsi saat suatu titik mendekati nilai
tertentu. Dari kasus di atas tadi, kan ada bilangan yang mendekati 2 dari kiri dan
kanan. Oleh Karena itu, limit itu terdiri dari limit kiri dan limit kanan.
Penulisannya juga beda, jadi (dibaca: x mendekati 2 dari kiri) dan
untuk  (bilangan yang mendekati 2 dari kanan). 

Untuk soal fungsi awal, hasilnya  itu tandanya, dan termasuk bentuk tak
tentu. Bentuk tak tentu menghasilkan banyak kemungkinan yang tidak bisa

ditentukan. Bentuk tak tentu ada 

Tapi, setiap bilangan atau nilai x yang mendekati 2 dari kiri dan kanan
memperoleh hasil yang valid. Sehingga bisa dibuktikan dengan metode tabel.

Hasil f(x) diperoleh dari substitusi beberapa nilai x yang mendekati 2 dari kiri dan
kanan. Untuk bilangan-bilangan yang mendekati 2 dari kiri, menghasilkan f(x) =
3,999.. (mendekati angka 4 ya). Dari kondisi itu notasinya

menjadi 

Kemudian, untuk bilangan-bilangan yang mendekati 2 dari kanan, menghasilkan


f(x)=4,001.. yang artinya mendekati angka 4 juga ya. Ketika x mendekati 2 dari

kanan, notasinya menjadi 

Sesuai syarat limit, sebuah fungsi punya limit kalau limit kiri dan kanan sama.
Oleh karena nilai limit kiri dan kanannya sama, berarti bisa ditarik

kesimpulan 

 Sifat – Sifat Limit Fungsi


untuk mencari nilai limit, ada 3 cara ya. Cara yang paling utama adalah cara
substitusi, lalu cara faktorisasi, dan cara perkalian sekawan. 

1. Cara Substitusi

Cara substitusi ini adalah metode paling dasar. Biasanya semua soal limit
dikerjakan pake cara substitusi dulu. Nah, kalau hasilnya nggak valid alias bentuk
tak tentu, baru deh pake cara lain. 

Soal 1:

Tentukan nilai dari 

Pembahasan: keluarkan konstanta atau angka 5 nya, kayak gini:

Setelah itu, ubah bentuknya lagi sesuai sifat limit bagian d.


Langsung substitusi nilai x = 3 ke dalam fungsinya, menjadi 
Jadi, hasil 

Soal 2:

mencari limit dari fungsi rasional, bisa menggunakan sifat limit


bagian f

 langsung substitusi x=2 ke dalam fungsi.

karena hasilnya bentuk tak tentu, gunakan cara yang lain, yaitu cara faktorisasi.

2. Cara Faktorisasi

yang bisa difaktorkan dari fungsi di atas hanya  faktorkan dan didapat (x-2)
(x+2).

hasilnya 

3. Cara Perkalian Sekawan

cara perkalian sekawan itu dipakai kalau hasil uji substitusi menghasilkan


bentuk tak tentu, dan khusus untuk soal limit yang fungsinya berbentuk
akar. Jadi, lakukan perkalian sekawan dari fungsi yang hanya mengandung akar. 

Fungsi bisa dalam bentuk pecahan atau persamaan fungsi biasa.


 dikalikan sekawannya yaitu 

 dikalikan sekawannya yaitu 

dikalikan sekawannya yaitu 

tidak merubah soal dan bentuk akar, tapi hanya operasi penghubung akar yang
diubah.

Soal 3:

Pertama, kita uji dulu pake cara dasar yaitu substitusi. 

 karena menghasilkan bentuk tak tentu, langsung kita pakai cara


perkalian sekawan. Bentuk akar ada di pembilangnya, jadi sekawan dari   
adalah   . Maka bisa ditulis,
TURUNAN
Konsep Turunan Fungsi

perhatikan grafik fungsi di bawah ini.

 
 

Misalkan, grafik di atas merupakan grafik fungsi kontinu f(x). Lalu, terdapat garis
lurus yang memotong kurva f(x) di dua titik, yaitu titik A dan B. karena
memotong kurva di dua titik, garis lurus ini bisa kita sebut sebagai garis
secan atau garis AB. 

Melihat pada gambar, garis AB memiliki kemiringan (gradien). Gradien garis


lurus dapat dicari menggunakan rumus berikut ini:

karena titik absis (koordinat x) dan ordinatnya (koordinat y) telah diketahui,


dapat dimasukkan ke dalam rumus. Sehingga, diperoleh gradien garis AB nya
seperti ini.
misalnya titik A dan B digeser agar saling berdekatan satu sama lain, hingga
jarak antar titiknya (h) mendekati nol, apa yang akan terjadi?

Garis AB yang awalnya memotong kurva di dua titik, lama-kelamaan berubah


menjadi garis yang tampak menyinggung kurva di satu titik aja. Garis singgung
ini kemudian bisa kita sebut sebagai garis tangen. 

Untuk gradien garisnya, tetap sama. Tapi, karena nilai h nya mendekati nol, jadi
digunakan konsep limit.
Dengan syarat, nilai limitnya ada, gradien garis singgung inilah yang
disebut turunan fungsi.  

 Rumus Turunan Fungsi Aljabar

Jika kita punya fungsi y = f(x), maka f’(x) atau y’ merupakan notasi turunan
pertama fungsi tersebut. Kamu juga bisa menggunakan notasi lain,

seperti   atau  . Sementara itu, turunan pertama fungsi aljabar


dirumuskan sebagai berikut:

 
 

Contoh Soal

Tentukan turunan pertama fungsi berikut ini:

1. f(x) = 2
2. f(x) = 3x
3. f(x) = x2

Pembahasan:

1. Pada fungsi f(x) = 2, kalo digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan
seperti ini:

 
Turunan fungsi di suatu titik adalah gradien garis singgung fungsi di titik
tersebut. cari turunan fungsi f(x) = 2 jika dilihat dari bentuk grafiknya.

Fungsi f(x) = 2 merupakan fungsi konstan. Oleh karena itu, grafiknya berupa
garis yang sejajar dengan sumbu x di titik x = 2. Jadi, datar garisnya. Karena
grafik fungsinya datar, otomatis garis singgung fungsi tersebut juga menjadi
datar. Alhasil, garis singgung fungsi f(x) = 2 tidak punya kemiringan (nilai
gradiennya = 0). Berarti, turunan pertama fungsi f(x) = 2 adalah nol.    

Buktikan menggunakan rumus turunan di atas, ya. Karena dia fungsi konstan,
maka f(x + h) = f(x), yaitu 2. Sehingga,

Dengan begitu, dapat dipastikan jika f(x) = C (fungsi konstan), maka f’(x) = 0.

2. fungsi f(x) = 3x bila digambarkan akan seperti apa? Nah, karena f(x) = 3x
merupakan fungsi linear, maka grafiknya berupa garis lurus, tapi tidak sejajar
dengan sumbu x maupun y.

 
 

Sama seperti poin a, garis singgung fungsi tersebut akan mengikuti bentuk
grafik fungsinya. Oleh karena itu, gradien garis singgung fungsi tersebut juga
akan sama dengan gradien grafik fungsinya. 

bentuk persamaan

y = mx + c

Artinya, gradien suatu persamaan linear adalah koefisien dari variabel x itu
sendiri, yaitu m. f(x) = 3x ini merupakan persamaan linear. Berarti, gradien
garisnya adalah koefisien x, yaitu 3. Berarti, gradien garis singgungnya juga 3.
Jadi, turunan pertama fungsi f(x) = 3x adalah 3. Coba buktikan lagi
menggunakan rumus turunannya.   

f(x) = 3x, maka f(x + h) = 3(x + h). Sehingga,


variabel h di bagian penyebut ini bisa dicoret karena nilainya bukan nol.
Sehingga, bila f(x) = ax (fungsi linear), maka f’(x) = a. 

 Aturan rantai 

dipakai bila fungsi yang ingin dicari turunannya merupakan fungsi


komposisi.

 
 misalnya diketahui fungsi komposisi h(x) = f(g(x)). Untuk mencari turunan
fungsi h(x) terhadap x, turunkan dulu fungsi luarnya (f(g(x)), kemudian kita kali
dengan turunan fungsi dalamnya (g(x)).

contoh soal :

Diketahui, f(x) = (2x - 4)5. fungsi luarnya (2x - 4) 5. fungsi dalamnya yaitu
2x - 4.

Langkah pengerjaan:

Pertama,

turunkan fungsi luarnya. Gunakan aturan turunan pertama fungsi pangkat. kita
misalkan u = 2x - 4. Berarti f(x) = u5. Sehingga,
Kemudian, turunkan fungsi yang ada di dalam kurungnya, yaitu 2x - 4. Masih
ingat kan turunan fungsi linear itu apa? Tuls! Turunannya ya koefisien variabel
x-nya aja. Berarti, turunan pertama 2x - 4 adalah 2, ya.

Setelah kita tau turunan fungsi luar dan dalamnya, tinggal kita kalikan, deh.
Jadi,

 
 

Seperti biasa, supaya kamu lebih mudah memahami rumus di atas, kita
langsung masuk ke contoh soal.

Contoh Soal

Tentukan turunan pertama fungsi berikut:

a. f(x) = (4x3 - 3)(2x2 + 1)

b. 

Pembahasan:

a. Kalo kamu menemukan soal kayak gini, untuk mencari turunannya, pakai
aturan turunan perkalian aja, ya. Supaya lebih cepat. Jadi, nggak perlu kamu
kalikan silang terlebih dahulu.

Diketahui, f(x) = (4x3 - 3)(2x2 + 1). Berarti,

Setelah itu, tinggal kita masukkan deh ke dalam rumus.

b. Diketahui,  . Berarti,

Langsung masukkan ke dalam rumusnya. 


SEMO
GA
BERM
ANFAA
T
&
TERIM
AKASI

Anda mungkin juga menyukai