Anda di halaman 1dari 21

Tugas Kliping Matematika

Nama:Muhamad Khalif Gibran

Kelas : X IPS 1
Materi Matematika Semester 1

1. Persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel


Pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel merupakan
suatu pertidaksamaan nilai mutlak yang hanya menggunakan satu
variabel (biasanya variabel x). Penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak
linear satu variabel memiliki sifat yang berbeda-beda, salah satunya
tergantung dari tanda pertidaksamaannya.

contoh soal :

Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan |4x+3|<9!

|4x+3|<9

-9<4x+3<9

-9-3<4x+3-3<9-3

-12<4x<6

-12/4<4x/4<6/4

-3<x <3/2

Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan |2x+7|≥5

2x+7≥5

2x+7-7≥5-7

2x≥-2

2x/2≥-2/2

x≥-1

atau

2x+7≤-5

2x+7-7≤-5-7
2x≤-12

2x/2≤-12/2

x≤-6

2. Pertidaksamaan rasional dan irasional satu variabel

Pertidaksamaan irasional adalah suatu bentuk pertidaksamaan yang


fungsi fungsi pembentuknya berada dibawah tanda akar baik fungsi pada
ruas kiri ruas. Dengan syarat ux 1 0 dan vx 1 0 sama halnya dengan
penyelesaian pada pertidaksamaan lainnya pertidaksamaan berbentuk
akar dapat dilakukan dengan notasi himpunan dan garis bilangan.

Tanda untuk tiap tiap interval selalu berselang seling positif dan negatif jika
pertidaksamaan memuat faktor linier yang berbeda contoh 1 dan 2.
Pertidaksamaan rasional yang memuat fungsi definit. Soal soal persamaan
linear dan kuadrat.

contoh soal :
3. Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel atau disingkat dengan
SPLTV memiliki pengertian sebagai bentuk perluasan
dari sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Bedanya, persamaan linear tiga variabel terdiri dari tiga
persamaan yang masing-masing persamaan memiliki tiga
variabel (misal x, y dan z)
x + 5y + 3z = 16
x – 2y + 9z = 8
2x + y – z = 7
Tentukan nilai dari x2 + 2y – 5z?
Penyelesaian:
x + 5y + 3z = 16 x = 16 – 5y – 3z……….(1)
x – 2y + 9z = 8 x = 8 + 2y – 9z…………(2)
2x + y – z = 7 y = 7 – 2x + z…………..(3)
Persamaan (1) sama dengan (2)
16– 5y – 3z = 8 + 2y – 9z 8 = 7y – 6z……………(4)
Persamaan (2) disubstitusi ke persamaan (3)
y = 7 – 2x + z y = 7 – 2(8 + 2y – 9z) + z y = 7 -16 – 4y + 18z + z y = -9 -4y + 19z
5y = -9 + 19z y = (-9+19z)/5………….(5)
Persamaan (5) disubtitusi ke persamaan (4)
8 = 7y – 6z 8 = 7(-9+19z)/5 – 6z 40 = -63 + 133z -30z 103 = 103z z = 1
Substitusi nilai z ke persamaan (5)
y = (-9+19z)/5 y = (-9 + 19[1])/5 y = 2
Substitusi nilai y dan z ke persamaan (1)
x = 16 – 5y – 3z x = 16 – 5[2] – 3[1] x = 3
Nilai x, y, dan z diinput ke pertanyaan :
x2 + 2y – 5z = 32 + 2[2] – 5[1] = 8
Jadi nilai dari x2 + 2y – 5z adalah 8.

4. Sistem pertidaksamaan dua variabel ( Linear-kuadrat dan kuadrat-


kuadrat)
Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel-Dalam ilmu matematika
banyak sekali hal yang dibahas, mulai dari penjumlahan,
pengurangan, perkalian,logaritma dan cabang ilmu-ilmu lainnya.
Ilmu-ilmu dari matematika tersebut banyak sekali manfaat nya
dalam kehidupan sehari-hari dalam menyelesaikan suatu
permasalahan bagi manusia. Salah satu cabang ilmunya yaitu
pertidaksamaan.

Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang mana peubah


bebasnya berbentuk linear  (berpangkat satu). SPtDV (Sistem
Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel) merupakan gabungan dari
beberapa pertidaksamaan yang salah satu variabel nya berderajat
paling tinggi adalah dua (kuadrat) dan derajat yang paling kecil
adalah nol

Bentuk umu dari sistem pertidaksamaan linear dua variabel adalah suatu kalimat
terbuka dari ilmu matematika yang didalamnya berisi dua variabel. Dengan
masing-masing dari variabel berderajat satu dan dihubungkan dengan tanda
ketidaksamaan. Tanda ketidaksamaan yang dimaksud ialah: >, <, ≤, dan ≥.

Maka dapat disimpulkan bentuk dari pertidaksamaan linear dapat dituliskan


sebagai berikut:

Bentuk Pertidaksamaan
 ax + by > c
 ax + by < b
 ax + by ≥ b
 ak + by ≤ b

Contoh kalimat dari pertidaksamaan


 3x + 5y > 12
 6x – 2y < 8
 13x + 15y ≥ 24
 15x + 8y ≤ 16

Beberapa contoh kalimat diatas merupakan kalimat terbuka yang menggunakan


tanda hubung seperti: >, <, ≤, dan ≥. Hal ini menjadi suatu tanda bahwa kalimat
tersebut merupakan kalimat pertidaksamaan.

Himpunan Penyelesaian SPtLDV

Dalam menyelesaikan pertidaksamaan linear kuadrat dua variabel ada beberapa


hal yang harus anda kuasai, yang kesemuanya itu bertujuan untuk
mempermudah anda dalam mengerjakannya.Penyelesaian suatu
pertidaksamaan linear dua variabel adalah pasangan ber urut (x,y) yang dapat
memenuhi pertidaksamaan linear tersebut.

Agar lebih paham mengenai daerah himpunan dari penyelesaian pertidaksamaan


linear dua peubah. berikut contoh dan penjelasannya.

Contoh Penjelasan Soal

3x + 4y ≤12

Jawab:

1. Langkah pertama yang harus anda kerjakan adalah melukis garis 3x + 4y =


12 dengan cara menghubungkan titik potong garis yang ada dengan
sumbu X dan Sumbu Y.
2. Titik Potong garis yang ada pada sumbu X memiliki arti sebagai Y = 0, dan
didapatkan x = 4. Dengan menggunakan ketentuan menjadi (4,0)
3. Lalu tarik titik potong garis dengan sumbu Y artinya jika X = 0, maka akan
didapat hasil Y = 3. Dengan ketentuan menjadi (0,3)
4. Garis 3x + 4y = 12 bilangan ini yang nantinya akan membagi bidang
kartesius menjadi dua bagian.
5. Untuk menentukan daerah mana sih yang nantinya akan di arsir untuk
menentukan daerah himpunan penyelesaian? Maka akan dilakukan salah
satu titik uji dari salah satu titik yang ada pada kartesius tersebut daerah
lain.

Sebagai contoh disini kita mengambil titik daerah lainnya yaitu (0,0) agar
mempermudah anda dalam pengerjaannya. Lalu dengan titik (0,0) tersebut akan
diperoleh bilangan seperti ini:

3x + 4y ≤12

= 3 (0) + 4 (0) ≤ 12

= 0 + 0 ≤ 12

= 0 ≤ 12 ( Nol kurang dari sama dengan dua belas)

Sehingga diperoleh 0≤12 benar, yang berarti sangat memenuhi sebagai daerah
penyelesaian (DP).

Materi Matematika Semester 2

1. Fungsi

A . Relasi dan fungsi

Secara sederhana, relasi dapat diartikan sebagai hubungan. Hubungan yang dimaksud


yaitu hubungan antara daerah asal (domain) dan daerah kawan (kodomain).
Sedangkan fungsi merupakan relasi yang memasangkan tiap anggota himpunan
daerah asal ke tepat satu himpunan daerah kawannya

Mula-mula kita akan membahas mengenai relasi terlebih


dahulu. Relasi merupakan sebuah aturan yang memasangkan anggota
himpunan satu ke himpunan yang lain.

Sebuah relasi yang terdapat dalam himpunan A dengan himpunan B biasa


disebut sebagai pemasangan atau korespondensi dari anggota yang
terdapat di dalam himpunan A ke anggota yang terdapat di dalam
himpunan B.

Sebagai contoh: suatu himpunan A = {0, 1, 2, 5}; B = {1, 2, 3, 4, 6}, maka


relasi dari himpunan A dengan himpunan B dapat di sajikan ke dalam
diagram panah, diagram cartesius, himpunan pasangan berurutan, serta
rumusnya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

a. Diagram panah

b. Diagram cartesius

c. Himpunan pasangan berurutan


R = {(0, 1), (1, 2), (2, 3), (5, 6)}

d. Rumus

f(x) = x + 1, dimana x ∊ {0, 1, 2, 5} dan f(x) ∊ {1, 2, 3, 4, 6}

Pengertian Fungsi

Apabila sebelumnya pada bagian relasi dari himpunan A dan himpunan B


dalam fungsi disebut sebagai fungsi dari A ke B apabia setiap anggota A
dipasangkan dengan tepat satu anggota B.
Maka pada fungsi anggota dari himpunan A disebut
sebagai domain (daerah asal). Sementara anggota dari himpunan B disebut
sebagai kodomain (daerah kawan). Serta anggota yang ada dalam
himpunan B yang berpasangan (himpunan C) disebut sebagai range (hasil)
dari fungsi f.

Contoh soal

Diketahui A = {1, 2, 3, 4} serta B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Sebuah fungsi f: A →


B ditentukan oleh f(x) = 2x – 1. Maka:

a. Gambarlah fungsi f dengan menggunakan diagram panah.

b. Tentukan range dari fungsi f.

c. Gambarlah grafik dari fungsi f

jawab

a.
b. f(x) = 2x – 1

f(1) = 2.1 – 1 = 1                         f(3) = 2.3 – 1 = 5

f(2) = 2.2 – 1 = 3                         f(4) = 2.4 – 1 = 7

Sehingga, range dari fungsi f yaitu {1, 3, 5, 7}

c.

B . Fungsi kuadrat

Fungsi kuadrat adalah fungsi f(x) = ax²  + bx  + c, yang mana a ≠ 0 dan a, b,


dan c merupakan bilangan konstan. Grafik kuadrat berbentuk seperti
parabola. Untuk lebih jelasnya dapat kalian lihat contoh di bawah ini.

Contoh soal

Perhatikan gambar di bawah ini, fungsi f ditentukan oleh f(x) = x²  + 2x – 3


Maka tentukan:

1. Domain fungsi f
2. Nilai minimum fungsi f.
3. Nilai maksimum fungsi f.
4. Range fungsi f adalah adalah {y | -4 ≤ x < 5}
5. Pembuat nol fungsi f.
6. Koordinat titik balik minimum.

Jawab:

1. Domain fungsi f yaitu {x | -4 ≤ x < 2}.


2. Nilai minimum fungsi f yaitu -4.
3. Nilai maksimum fungsi f yaitu 5
4. Range fungsi f yaitu {y | -4 ≤ x < 5}
5. Koordinat titik balik minimum grafik fungsi f yaitu (-1, -4)

C. Fungsi rasional

Fungsi rasional merupakan fungsi yang mempunyai bentuk umum


Adapun fungsi rasional yang paling sederhana, yakni fungsi y = 1/x dan
fungsi y = 1/x².

Di mana keduanya mempunyai pembilang konstanta sertaa penyebut


polinomial dengan satu suku. Dan kedua fungsi tersebut mempunyai
domain semua bilangan real kecuali x ≠ 0.

Fungsi y = 1/x

Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi kebalikan sebab setiap kita
mengambil sembarang x (kecuali nol) maka akan menghasilkan
kebalikannya sebagai nilai dari fungsi tersebut.

Yang artinya x yang besar akan menghasilkan nilai fungsi yang kecil, begitu
juga sebaliknya. Tabel dan grafik dari fungsi tersebut bisa dilihat pada
gambar di bawah ini.

Tabel dan grafik di atas menunjukan beberapa hal yang menarik.

Yang pertama, grafik tersebut lolos pada uji garis vertikal. Yang berarti setiap garis
vertikal pada bidang koordinat Cartesius akan memotong grafik pada maksimal satu
titik.
Sehingga, y = 1/x adalah sebuah fungsi.

Yang kedua, sebab pembagian tidak terdefinisi jadi saat pembaginya nol, maka nol tidak
akan mempunyai pasangan, sehingga menghasilkan jeda pada x = 0.

Hal tersebut sesuai dengan domain dari fungsi tersebut, yakni seluruh x anggota
bilangan real kecuali 0.

Yang ketiga, fungsi tersebut adalah fungsi ganjil, dengan salah satu cabangnya terletak
di kuadran I.

Sementara yang lainnya berada pada kuadran III.

Kemudian yang terakhir, pada kuadran I, saat x menuju tak hingga, nilai y menuju dan
mendekati nilai nol.

Secara simbolis bisa kit tuliskan sebagai x → ∞, y → 0. Secara grafis, kurva dari grafik
fungsi tersebut akan mendekati sumbu-x  pada saat x mendekati tak hingga.

Tak hanya itu saja, kita juga bisa mengamati bahwa pada saat x mendekati nol dari
kanan maka nilai y akan mendekati bilangan real positif yang sangat besar (positif tak
hingga): x → 0+, y → ∞.

Untuk catatan, tanda + atau – yang berada di atas akan mengindikasikan arah dari
pendekatan.  Yakni dari sisi positif (+) atau dari sisi negatif (–).

Contoh 1

Mendeskripsikan Sifat dari Ujung Grafik Fungsi Rasional

Untuk y = 1/x dalam kuadran III,

1. Mendeskripsikan sifat dari ujung grafik fungsi tersebut.


2. Mendeskripsikan apa yang akan terjadi pada saat x mendekati nol.

Pembahasan Serupa dengan sifat grafiknya pada kuadran I, maka akan kita peroleh

1. Pada saat x mendekati negatif tak hingga, nilai y akan mendekati nol. Jika


disimbolkan akan menjadi: x → –∞, y → 0.
2. Pada saat x mendekati nol dari kiri, nilai y akan mendekati negatif tak hingga.
Pernyataan tersebut juga bisa kita tuliskan dengan simbol x → 0–, y → –∞.
Fungsi y = 1/x²

Dari pembahasan di atas, kita bisa mengetahui bahwa grafik dari fungsi ini akan
mengalami jeda pada saat x = 0.

Namun demikian, sebab kuadrat dari sembarang bilangan negatif merupakan bilangan
positif, cabang-cabang dari grafik fungsi ini akan terletak kdi atas sumbu-x.

Perhatikan bahwa fungsi y = 1/x² adalah fungsi genap.

Sama halnya dengan y = 1/x, nilai x yang mendekati positif tak hingga akan
menghasilkan y yang mendekati nol. Jika kita tulis simbolnya maka akan
menjadi: x → ∞, y → 0.

Hal ini adalah salah satu indikasi dari sifat asimtot dalam arah horizontal. Serta kita
akan menyatakan y = 0 adalah asimtot horizontal dari fungsi y = 1/x dan y = 1/x². Secara
umum,

menunjukan grafik g(x) sebagai pergeseran grafik y = 1/x² ke bawah sejauh 2 satuan.


Asimtot Horizontal
Diberikan sebuah konstanta k, garis y = k adalah asimtot horizontal dari fungsi V(x) apabila
x bertambah tanpa batas, akan menimbulkan V(x) mendekati k: x → –∞, V(x) → k atau x →
∞, V(x) → k.
Pada gambar (a) di bawah ini menggambarkan garis asimtot horizontal pada y = 1, yang
menunjukan grafik f(x) sebagai translasi grafik y = 1/x ke atas sejauh 1 satuan.

Gambar (b) menggambarkan garis asimtot horizontal pada y = –2, yang menunjukan


grafik g(x) sebagai pergeseran grafik y = 1/x² ke bawah sejauh 2 satuan.

D. Operasi Aljab pada fungsi

Pada dasarnya operasi aljabar pada suatu fungsi dapat diselesaikan seperti halnya
operasi aljabar biasa. Secara matematis, jika (f) merupakan suatu fungsi dengan daerah
asal (Df), dan (g) merupakan suatu fungsi dengan daerah asal (Dg). Maka operasi
aljabar pada fungsi tersebut dapat dinyatakan seperti di bawah:
Penjumlahan

f + g didefinisikan sebagai (f+g)(x) = F(x) + g(x):

dengan daerah asal Df+g = Df ∩ Dg

Pengurangan

f - g didefinisikan sebagai (f-g)(x) = F(x) - g(x)

dengan daerah asal Df-g = Df ∩ Dg


Perkalian f

x g didefinisikan sebagai (fxg)(x) = F(x) x g(x)

dengan daerah asal Dfxg = Df ∩ Dg

Pembagian

f : g didefinisikan sebagai (f/g)(x) = F(x) / g(x)

dengan daerah asal Df/g = Df ∩ Dg - {x|g(x)=0}

Contohnya adalah sebagai berikut:

Penjumlahan

f(x) = 7x+8 dan g(x) = 5x+3

Maka (f+g)(x) = 12x+11

Pengurangan

f(x) = 7x+8 dan g(x) = 5x+3

Maka (f-g)(x) = 2x+5

Perkalian

f(x) = 7x+8 dan g(x) = 5x+3

maka (fxg)(x) = (7x+8)x(5x+3)

Pembagian

f(x) = 7x+8 dan g(x) = 5x+3

maka (f/g)(x) = (7x+8)/(5x+3)

contoh soal :

Diketahui f(x) = x² - 4 dan g(x) = x + 2. Tentukanlah (f / g)(x).


(f / g)(x) = f(x) / g(x)
                = (x² - 4) / (x + 2)
                = (x - 2)(x + 2) / (x + 2)
                =x-2

2. Trigonometri

Konsep trigonometri merupakan konsep penting dalam segitiga. Nilai-nilai trigonometri


dirumuskan berdasarkan perbandingan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Terdapat enam
nilai perbandingan trigonometri yaitu sinus (sin), cosinus (cos), tangen (tan), cosecan
(cosec), secan (sec), dan cotangen (cot). Keenam jenis nilai trigonometri ini dapat
ditentukan dengan perbandingan panjang sisi dengan aturan tertentu.

Kegunaan trigonometri ini banyak, mulai dari astronomi, geografi, teori musik, akustik,
optik analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan
medis, farmasi, kimia, dan masih banyak lagi.

,kini saatnya kita mengenal berbagai rumus trigonometri yang ada dalam pelajaran ini.

Berdasarkan letaknya terhadap sudut, sisi-sisi segitiga siku – siku dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
sisi depan, sisi samping, dan sisi miring. Sisi depan adalah sisi yang berada di hadapan sudut. Sisi
samping berada pada samping sudut. Sisi miring letaknya selalu di hadapan sudut 90 o.
\

tiga fungsi trigonometri yang utama adalah fungsi sin, cos, dan tan. Definisi ketiga fungsi
tersebut berdasarkan sisi dan sudut pada segitiga siku-siku dapat dilihat pada gambar
dan persamaan di bawah ini.

Nah, khusus untuk sudut istimewa, nilai-nilai trigonometrinya sebagai berikut:


Perbandingan Trigonometri Sudut Berelasi

Perbandingan trigonometri sudut berelasi adalah perluasan dari nilai trigonometri dasar
yang ditentukan dari sudut segitiga siku-siku. Besar sudut segitiga siku-siku hanya
terletak pada kuadran I karena termasuk sudut lancip yang ukurannya 0° − 90°.

Sudut pusat lingkaran memiliki besar antara 0° – 360°. Sudut tersebut dibagi menjadi 4
kuadran, masing-masing kuadran memiliki rentang sebesar 90°.

 Kuadran 1 memiliki sudut yang besarnya antara 0° – 90°. Semua nilai


perbandingan trigonometri positif dalam kuadran ini.
 Kuadran 2 memiliki sudut yang besarnya antara 90° – 180°. Dalam kuadran ini,
hanya nilai sinus dan cosecan yang positif.
 Kuadran 3 memiliki sudut yang besarnya antara 180° – 270°. Dalam kuadran ini,
hanya tangen dan cotangen yang positif.
 Kuadran 4 memiliki sudut yang besarnya antara 270° – 360°. Dalam kuadran ini,
hanya cosinus dan secan yang positif.

Identitas Trigonometri

Teorema phytagoras, yaitu a2 + b2 = c2 merupakan dasar penyusunan identitas


trigonometri. Identitas trigonometri menyatakan hubungan dari suatu fungsi
trigonometri dengan fungsi trigonometri lainnya.

Jumlah dari sinus kuadrat dan cosinus kuadrat sama dengan satu. Jika kedua ruas dibagi
dengan cosinus kuadrat dapat diperoleh satu ditambah tangen kuadrat sama dengan
secan kuadrat. Begitu juga jika kedua ruas dibagi dengan sinus kuadrat, dapat diperoleh
satu ditambah cotangen kuadrat sama dengan cosecan kuadrat.

Berikut rumus identitasnya:


Rumus Jumlah dan Selisih Sudut:

Rumus Perkalian Trigonometri:

Rumus Jumlah dan Selisih Trigonometri:


Contoh Soal Trigonometri

Tentukan nilai dari 2 cos 75° cos 15°:

Solusi :

Berdasarkan informasi dalam soal, dapat kita ketahui bahwa soal di atas termasuk
perkalian trigonometri. Gunakan rumus perkalian cos yang ada pada uraian di atas yaitu 2
cos A cos B = cos (A + B) + cos (A – B).

Jawaban :

2 cos 75° cos 15° = cos (75 +15)° + cos (75 – 15)°

= cos 90° + cos 60°

=0+½

Anda mungkin juga menyukai