Anda di halaman 1dari 6

Aljabar

Pengertian Aljabar
Aljabar adalah cabang ilmu Matematika yang di dalamnya memuat dan memanipulasi simbol-
simbol. Secara umum, bentuk aljabar dituliskan sebagai berikut.
kx ± c
Dengan:
kx = suku;
k = koefisien;
x = variabel; dan
c = konstanta
Jika ada bentuk aljabar 3x + 5, berarti 3 berperan sebagai koefisien, x sebagai variabel, dan 5
sebagai konstanta. Nah, untuk 3x berperan sebagai suku berpangkat 1. Suku adalah gabungan
antara koefisien dan variabel. Jika variabel x nya berpangkat dua, maka sukunya adalah suku
dua, contoh 2x2 + 3.

Operasi Bentuk Aljabar


Seperti halnya bilangan matematis, aljabar juga bisa dioperasikan. Misalnya saja penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
1. Penjumlahan aljabar
Penjumlahan aljabar hanya berlaku pada variabel sejenis.
Misalnya, tentukan hasil penjumlahan dari 2x + 3y + 4x.
Untuk menyelesaikan soal tersebut, hal yang pertama harus kamu lihat adalah variabelnya. Soal
tersebut memuat dua variabel, yaitu x dan y. Agar bisa terselesaikan, kamu kumpulkan suku-suku
yang memiliki variabel sejenis, yaitu 2x dan 4x, sehingga persamaannya menjadi 2x + 4x + 3y.
Barulah kemudian kamu bisa mengoperasikan bentuk penjumlahan di atas.
2x + 4x + 3y = 6x + 3y.
Jadi, hasil penjumlahan dari 2x + 3y + 4x = 6x + 3y.
2. Pengurangan aljabar
Sama seperti penjumlahan, pengurangan aljabar juga hanya berlaku pada variabel sejenis.
Misalnya, tentukan hasil pengurangan dari x – 4y – 6x – y!
Penyelesaiannya adalah sebagai berikut.
x – 6x – 4y – y = -5x – 5y
3. Perkalian aljabar
Jika penjumlahan dan pengurangan hanya berlaku pada variabel sejenis, tidak demikian dengan
perkalian. Operasi perkalian bisa kamu lakukan untuk semua variabel. Misalnya, tentukan hasil
dari (4x) × (2y)!
Perkalian suku-suku di atas bisa langsung kamu kerjakan tanpa harus mengelompokkan suku-
suku sejenis.
(4x) × (2y) = (4x × 2y) = 8xy
(x + y)(x – y) = xx – xy + yx – y2
                       = x2 – y2
4. Pembagian aljabar
Prinsip pembagian pada aljabar sama dengan perkalian. Hanya saja, variabel yang akan hilang
dalam proses pembagian adalah variabel sejenis. Misalnya tentukan hasil pembagian antara 10xy
dan 5y.

Ternyata, mengoperasikan aljabar mudah, kan?   

Sifat-Sifat Aljabar
Operasi bentuk aljabar memenuhi beberapa sifat yang nantinya bisa memudahkan Quipperian
dalam menyelesaikan soal. Adapun sifat-sifat aljabar adalah sebagai berikut.
1. Sifat komutatif
Sifat komutatif berlaku pada penjumlahan dan perkalian, yaitu sebagai berikut.
x+y=y+x
xy = yx
2. Sifat asosiatif
Sifat asosiatif berlaku pada penjumlahan dan perkalian, yaitu sebagai berikut.
(x + y) + z = x + (y + z)
(xy)z = x(yz)
3. Sifat distributif
Sifat distributif adalah sifat yang meliputi operasi perkalian menjadi penjumlahan atau
pengurangan.
x(b – c) = xb – xc
y(2x + a) = 2xy + ay

Pemfaktoran Aljabar
Pemfaktoran aljabar merupakan langkah untuk menguraikan persamaan aljabar ke dalam bentuk
faktorisasinya. Contohnya adalah sebagai berikut.
x2 – 5x + 6 = 0
Jika difaktorkan, persamaan di atas aan menjadi seperti berikut.
x2 – 5x + 6
x2 + (-3-2)x + (-3 × -2)
Jadi, hasil pemfaktorannya adalah (x – 3)(x – 2).
Sudah paham kan dengan materi aljabar? Kalau gitu, yuk kita bantu si pedagang cireng tadi.
Pedagang cireng membeli 10 kg tepung aci seharga Rp60.000. Dari 10 kg tepung aci, si
pedagang bisa membuat 600 buah cireng. Pedagang tersebut ingin mendapatkan untung Rp200
dari satu cireng buatannya. Kira-kira, berapa harga jual cirengnya?
Solusi:
 Pertama, Quipperian harus memisalkan harga jual cirengnya sebagai x. Hal itu karena
harga jual cireng merupakan variabel yang bisa berubah akibat harga beli tepung acinya.
 Kedua, carilah harga cireng sebelum ditambah untung Rp200. Secara matematis, ditulis
sebagai x – 200.

 
Harga jual cireng sebelum ditambah untung Rp200 adalah Rp100.
 Ketiga, tentukan harga jual cireng agar keuntungannya Rp200.

Jadi, agar pedagang mendapatkan untung Rp200, ia harus menjual cirengnya Rp300/biji.
Mudah kan memecahkan masalah pedagang cireng menggunakan aljabar?
Agar pemahamanmu semakin terasah, simak contoh soal berikut.

Contoh soal 1
Sederhanakan bentuk (3m2 – 4m + 5) – (-m2 + 3m – 4)!
Pembahasan:
Pertama, kamu harus mengelompokkan suku-suku yang memiliki variabel sejenis.
(3m2 – 4m + 5) – (-m2 + 3m – 4) = 3m2 – 4m + 5 + m2 – 3m + 4
    = 3m2 + m2 – 4m – 3m + 5 + 4
  = 4m2 – 7m + 9
Jadi, bentuk sederhana dari (3m2 – 4m + 5) – (-m2 + 3m – 4) adalah 4m2 – 7m + 9
Persamaan Linear Dua Variabel – Matematika Kelas 10

Pengertian SPLDV
Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah pasangan dari dua nilai peubah x atau
y yang ekuivalen dengan bentuk umumnya yang mempunyai pasangan terurut (xo, yo). Bentuk
umum dari SPLDV adalah sebagai berikut : 

ax + by = p

cx + dy = q

Sedangkan solusi dari hasil bentuk umum di atas disebut (xo,yo) disebut himpunan
penyelesaiannya. Contoh SPLDV adalah sebagai berikut : 

3x + 2y = 10

9x – 7y = 43

Dan Himpunan Penyelesaiannya adalah {(x,y) (4,-1)}.

Metode Penyelesaian SPLDV


Ada beberapa metode untuk menyelesaikan SPLDV sehingga diperoleh nilai himpunan
penyelesaiannya yaitu metode grafik, metode eliminasi dengan penyamaan, metode eliminasi
dengan substitusi, dan metode eliminasi dengan menjumlahkan atau mengurangkan. Setiap
metode mempunyai keunggulan dan kelemahannya. Penjelasannya setiap metode SPLDV adalah
sebagai berikut : 

1. Metode Grafik 

Metode grafik adalah menentukan titik potong antara dua persamaan garis sehingga di dapatkan
himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua variabel tersebut. Apabila diperoleh
persamaan dua garis tersebut saling sejajar, maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan
kosong. Sedangkan jika garisnya saling berhimpit maka jumlah himpunan penyelesaiannya
tak berhingga. Langkah-langkah penyelesaian menggunakan metode grafik adalah sebagai
berikut : 

1. Gambarkan grafik garis ax + by = p dan cx + dy = q pada sebuah sistem koordinat Cartesius. Pada
langkah ini, kita harus menentukan titik potong sumbu X dan titik potong sumbu Y nya yaitu titik
potong sumbu X saat y = 0 dan titik potong sumbu Y saat x = 0. Lalu kemudian hubungan kedua
titik potong tersebut sehingga diperoleh garis persamaan.
2. Tentukan koordinat titik potong kedua garis ax + by = p dan cx + dy = q (jika ada).
3. Tuliskan himpunan penyelesainnya.

kelihatan tidak presisi pada media grafiknya. 

2. Metode Eliminasi dengan Penyamaan

Misalkan kita mempunyai SPLDV dalam variabel x dan y. Andaikan kita membuat suatu
persamaan yang tidak lagi mengandung nilai x nya, maka dikatakan bahwa x telah
dieliminasikan dengan penyamaan. Langkah strateginya adalah dengan mencari nilai x dari
kedua persamaan yang diberikan itu (nilai y seolah-olah dianggap sebagai bilangan yang
diketahui, maka dikatakan bahwa x dinyatakan dalam y). Kemudian hasil yang didapat
dipersamakan. Dalam kasus ini kita juga dapat menyatakan nilai y ke dalam x, kemudian kita
samakan dari persamaan-persamaan itu.

3. Metode Eliminasi dengan Substitusi

Apabila kita mempunyai SPLDV dalam variabel x dan y. langkah-langkah penyelesaian metode
Eliminasi dengan Substitusi adalah sebagai berikut : 

1. Pilihlah salah satu persamaan yang sederhana, kemudian nyatakan y dalam x atau x dalam y.
2. Substitusikan x atau y yang diperoleh pada langkah 1 ke dalam persamaan lainnya.
3. Selesaikan persamaan yang diperoleh pada langkah 2.
4. Tuliskan himpunan penyelesainnya.

4. Metode Gabungan Eliminasi Menjumlahkan atau mengurangkan dan


Substitusi

Apabila kita mempunyai Sistem Persamaan linear dua variabel ke dalam variabel x dan y.
langkah-langkah untuk menyelesaikan SPLDV ini adalah sebagai berikut : 

Langkah 1 : Tentukan nilai x atau y menggunakan metode eliminasi dengan menjumlahkan atau
mengurangkan.

Langkah 2 : Substitusikan nilai x atau y yang diperoleh pada langkah 1 ke salah satu persamaan
yang diperoleh dan selesaikanlah persamaan itu.

Langkah 3 : Tulislah himpunan penyelesaiannya.

Keunggulan dari Metode ini adalah mudah digunakan, dapat digunakan untuk menyelesaikan
soal aplikasi SPLDV dalam kehidupan sehari-hari, dan juga relevan apabila digunakan untuk
permasalahan linear yang kompleks seperti sistem persamaan linear 3 variabel. 

Aplikasi SPLDV dalam Kehidupan Sehari-hari 


\Banyak permsalahan di kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan menggunakan model
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Contohnya adalah menentukan keliling dari
bangun ruang, menentukan umur dari anggota keluarga, menentukan jarak dalam konsep
fisika, menentukan nilai bilangan dari perbandingan masing-masing angkanya. Untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari ini yang
memerlukan perhitungan matematika ini, kita perlu menyusun model matematika dari masalah
itu. Data yang terdapat dalam masalah itu di terjemahkan ke dalam beberapa persamaan. Lalu
penyelesaian dari persamaan itu digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika yang
ditanyakan. 

1. Contoh soal : Masalah geometri

1. Keliling suatu segitiga ΔXYZ sama kaki adalah 43,5 cm. panjang sisi x adalah 3 cm kurangnya dari
panjang sisi y. tentukan panjang x dan y. 

Pembahasan : 
Keliling   = 43,5 cm

x + y + z = 43,5 cm
2x + y     = 43,5 cm

Misalkan x = y – 3,    x – y = 3

Lalu dibuat ke persamaan SPLDV nya menjadi : 

2x + y     =43,5
x – y       =3 +
3x           =48, 5
x             =13,5 → x-y = -3
13,5 – y = -3
y             =16,5 cm

2. Contoh soal : Masalah perbandingan umur

1. Dua tahun yang lalu umur Harry 6 kali umur Laras. Delapan belas tahun kemudian umur
Harry akan menjadi dua kali umur Laras. Tentukan umur mereka masing-masing. 

Pembahasan : 

Misalkan umur Harry dan umur Laras berturut-turut adalah x tahun dan y tahun, maka : 

(x-2) = 6 (y-2)  ↔ x-6y = -10

x+18 = 2 (y+18) ↔  x-2y =18

x – 6y = -10

x – 2y = 18-

-4y = -28

                 y = 7

    y = 7  → x – 6y = -10

                   x – 6 (7) = -10

                     x = 32

Jadi, Harry berumur 32 tahun dan Laras berumur 7 tahun.

Anda mungkin juga menyukai