Anda di halaman 1dari 105

TUGAS RANGKUMAN MATERI

MATEMATIKA KELAS X,XI & XII

NAMA:NI NENGAH INDRIYANI


KELAS:XII MIPA 1
NO.ABSEN:24

SMA N 6 MATARAM

1
Materi MATEMATIKA KELAS X semester 1

Materi Tentang Nilai Mutlak


Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita diharapkan pada permasalahan yang berhubungan dengan
jarak. Misalnya kita ingin menghitung jarak antara kota yang satu dengan kota yang lainya, atau jarak
antara dua patok tertentu. Dalam kaitannya dengan pengukuran jarak antara dua tempat ini, timbulah
sesuatu keistimewaan, bahwa jarak ini harganya selalu positif. Dengan kata lain pengukuran jarak
antara dua tempat nilainya tidak pernah negatif.
Secara khusus, dalam matematika untuk memberikan jaminan bahwa sesuatu itu nilainya selalu positif
diberikanlah suatu pengertian yang sering kita namakan sebagai harga mutlak. Jadi, harga mutlak atau
nilai mutlak adalah suatu konsep dalam matematika yang menyatakan selalu positif.
Secara matematis pengertian harga mutlak dari setiap bilangan real x yang ditulis dengan simbol ?x?,
ialah nilai positif dari nilai x dan -x. Untuk lebih jelasnya lagi, kita akan merancang konsep harga
mutlak dari suatu bilangan real x hubungannya dengan konsep jarak secara geometri dari x ke 0.
Sekarang kita perhatikan penjelasan untuk jarak pada garis bilangan seperti berikut ini
Untuk setiap bilangan real x, harga mutlak dari x ditulis |x| ?
Contoh Soal Definisi Nilai Mutlak:                                            
(a)| 3|  = 3
(b)| (-3)| = -(-3)= 3
(c) | 0 | = 0
(d) | | -2| -| -6| | = | 2-6| 
                        =| -4| 
            =4
(e) 13 + | -1-4| -3-| -8| =13+| -5| -3-8
                                    = 13 + 5 – 3 – 8 
                                    = 7
Pada intinya Nilai Mutlak itu mempositifkan yang negatif tetapi tidak menegatifkan yang positif.
Supaya lebih memahami tentang definisi nilai mutlak cobalah berlatih beberapa soal berikut ini
Diskusikan bersama teman teman sekelas, tidak usah takut salah dalam melangkah. Selamat
Mencoba !
1. | 4| x | – 5|= ….
2. | – 3|  + | 2 | = ….
3. | | -2| + 4 – | 1 – 6| | = ….
4. |-1| + 5 – |-6| = ….
5. | – 2 x (- 5) | – | -3 + 1 | = ….

Grafik Fungsi Nilai Mutlak

Untuk lebih memperjelas konsep nilai mutlak dan memberikan gambaran secara geometris, akan lebih
baik jika kita dapat membuat gambar grafik fungsi nilai mutlak. Sebelumnya kita buat tabel nilai-nilai
fungsi nilai mutlak dari beberapa titik bantu. Silahkan mencermati tabel berikut.

Contoh Soal Grafik Nilai Mutlak :          

Nah sekarang cobalah buatlah sebuah grafik fungsi nilai mutlak y = |3x – 2|  untuk interval nilai –2 ≤ x
≤ 5 !Persamaan Nilai Mutlak

2
Persamaan linear satu variabel dapat diperoleh dari persamaan atau fungsi nilai mutlak yang diberikan.
Misalnya, jika diketahui |ax + b| = c, untuk a, b, c ∈ R, maka menurut definisi nilai mutlak diperoleh
persamaan ax + b = c atau ax + b = – c.  

Penyelesaian persamaan nilai mutlak |ax + b| = c ada, jika c ≥ 0.

 Perhatikan contoh soal cerita berikut ini !

Sepulang sekolah, Rogu ingin ke rumah Rangga. Namun ia juga ingin membeli buku. Tapi, Rogu lupa
letak toko bukunya. Ia hanya tahu bahwa ada  toko buku di sekitar rumahnya. Padahal jika toko
bukunya lebih dekat dari rumah Rangga, Rogu pasti memilih membeli buku terlebih dahulu. Rogu
ingat, sewaktu jam istirahat, Rangga bercerita bahwa jarak sekolah ke rumahnya adalah 5 km. Rangga
juga memberi tahukan bahwa memang ada toko buku pada jarak 1 km dari rumahnya. Tapi di mana
tepatnya letak toko buku itu bila dihitung dari sekolah?

Lihatlah ilustrasi gambar berikut untuk mempermudah dalam memahami konsep soal

Alternatif Penyelesaiannya:

 Misalkan jarak toko buku dari sekolah adalah x, maka persamaan linear mutlaknya yaitu: 

| x – 5 | = 1 maka

x – 5 = 1 atau x – 5 = – 1

untuk x – 5 = 1 maka x = 6

untuk x – 5 = –1 maka x = –1 + 5 sehingga x = 4

 Jadi, ada dua kemungkinan letak toko buku. Pertama yaitu 6 km dari sekolah Rogu dan yang kedua 
yaitu 4 km dari sekolahnya. Jika kalian sebagai Rogu, apa yang akan kalian lakukan? Mengapa?
Silakan berikan pendapat kalian di kolom chat room

Contoh Soal Persamaan Nilai Mutlak :      


1. Tentukan berapa nilai mutlak dari persamaan | 10 – 3 | = adalah . . .

Jawaban :

| 10 – 3 | = | 7 | = 7

2. Tentukan berapa hasil x untuk persamaan nilai mutlak | x – 6 | =10 adalah . . .

Jawaban :

Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, terdapat dua kemungkinan hasil bilangan mutlak

| x – 6 | = 10

3
Solusi pertama:

x – 6 =10

x = 16

Solusi kedua:

x – 6 = -10

x = -4

Jadi, jawaban untuk persamaan ini yaitu 16 atau (-4)

3. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai mutlak | x + 5 | = 3

Jawaban : 

Pada bentuk ini ada dua penyelesaian.

Penyelesaian pertama : 

x + 5 = 3, maka x = 3 – 5 = -2

Penyelesaian kedua : 

x + 5 = -3, maka x = -3 -5 = -8

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {-2, -8}

4. Tentukanlah Pesamaan nilai mutlak dari | 2 x -3 | = 5 adalah . . .

Jawaban :

Pada bentuk ini ada dua penyelesaian.

Penyelesaian pertama : 

2x + 3 = 5  , maka  2x = 5 – 3

2x = 2  ⇔  x = 1

Penyelesaian kedua : 

2x + 3 = -5  , maka  2x = -5 -3

2x = -8  ⇔  x = -4

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {-4, 1}

5. Tentukanlah Pesamaan nilai mutlak dari |3x + 4| = x – 8 adalah. . .

Jawaban :

Perhatikan bentuk aljabar di dalam tanda mutlak, yaitu 3x + 4 maka Penyelesaian persamaan nilai
mutlak ini juga dibagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama untuk batasan 3x + 4 ≥ 0 atau x ≥ -4/3


4
Bagian kedua untuk batasan 3x + 4 < 0 atau x < -4/3

Mari kita selesaikan :

Bagian pertama
untuk x >=-4/3

Persamaan mutlak dapat ditulis:

(3x + 4) = x – 8

3x – x = -8 – 4

2x =-12

x = -6 (tidak terpenuhi, karena batasan >= -4/3)

Bagian kedua
untuk x < -4/3

Persamaan mutlak dapat ditulis:

-(3x + 4) = x – 8

-3x – 4 = x -8

-3x – x = -8 + 4 

-4x = -4

x = 1 (tidak terpenuhi, karena batasan < -4/3)

Jadi, Tidak ada Himpunan penyelesaiannya.

   Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Baiklah, kali ini kita akan membahas tentang sifat-sifat nilai mutlak linear satu variabel yang sering
digunakan untuk menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel. Selain dari definisi
nilai mutlak yang sudah kalian pelajari sebelumnya, terdapat beberapa sifat nilai mutlak yang sering

5
digunakan dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu
variabel ialah sebagai berikut.

Selain sifat-sifat di atas, ada hal lain yang perlu kalian ketahui pada bentuk pertidaksamaan nilai
mutlak linear satu variabel, yaitu pertidaksamaan tersebut dapat diperoleh dari persamaan atau fungsi
nilai mutlak yang diberikan. Untuk lebih jelasnya bagaimana menerapkan sifat-sifat di atas, marilah
mencermati contoh soal berikut.

Contoh 1:

Berdasarkan salah satu sifat nilai mutlak, selesaikanlah persamaan nilai mutlak linear satu variabel |2x
– 1| < 7 !

Alternatif Penyelesaian:

Berdasarkan sifat (1) maka:

−7 < ( 2x − 1 ) < 7

−7 + 1 < 2x < 7 + 1

 −6 < 2x < 8

−3 < x < 4

Jadi penyelesaiannya adalah  −3 < x < 4

 Nah, mudah bukan? Ternyata penerapan salah satu sifat nilai mutlak tidak terlalu sulit ya. Tentu
kalian dapat mencermati bahwa untuk menyelesaikan soal ini kemampuan pra syarat yang harus kalian
kuasai adalah kemampuan operasi dasar perhitungan.

Bagaimana, apakah masih diperlukan contoh soal lain untuk memperjelas pemahaman kalian? Baiklah,
silahkan cermati contoh soal berikut.

 Contoh 2:

Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan |2x – 1| ≥ |x + 3| !

Alternatif penyelesaian

[ ( 2x – 1 ) + ( x + 3 ) ] [ ( 2x – 1 ) – ( x + 3 ) ] ≥ 0

[ 3x + 2 ] [ x – 4 ] ≥ 0

nilai x yang memenuhi adalah:  x ≤ -2/3   atau x ≥ 4. 

 Contoh 3:

6
Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan |2x – 1| ≤ |x + 3| !

Alternatif penyelesaian

[ ( 2x – 1 ) + ( x + 3 ) ] [ ( 2x – 1 ) – ( x + 3 ) ] ≤ 0

[ 3x + 2 ] [ x – 4 ] ≤ 0

nilai x yang memenuhi adalah  -2/3   ≤  x  ≤ 4 

Perhatikan perbedaan tanda pertidaksamaan pada contoh 2 dan contoh 3 dari soal hingga jawabannya,
apa yang dapat kalian simpulkan

contoh 4

Pada mobil-mobil baru, angka kilometer per liternya tergantung pada bagaimana mobil itu digunakan,
apakah sering digunakan untuk perjalanan jarak jauh ataukah hanya untuk perjalanan jarak dekat
(dalam kota). Untuk suatu merek mobil tertentu, angka kilometer per liternya berkisar di angka 2,8
kurang atau lebihnya dari 12 km/L. Berapakah jangkauan dari angka km/L dari mobil tersebut? 

Alternatif Penyelasaian:

Misalkan m adalah angka km/L dari mobil tersebut. Maka, selisih m dan 12 tidak boleh lebih dari 2,8

atau dapat dituliskan ke dalam |m – 12| ≤ 2,8.

 |m – 12| ≤ 2,8

– 2,8 ≤ m – 12 ≤ 2,8 

 9,2 ≤     m      ≤ 14,8

Sehingga jangkauan dari angka km/L mobil tersebut adalah dari angka 9,2 km/L sampai 14,8 km/L.
Jika kalian akan membeli mobil baru, apakah informasi tersebut penting untuk diketahui? Mengapa? 

  contoh 5

Terdapat aturan untuk memancing ikan di sebuah Teluk di kota K. Untuk menjaga kelestarian di
sekitar teluk, dianjurkan memancing di laut dengan kedalaman optimal (d) pada saat menangkap jenis
ikan tertentu memenuhi pertidaksamaan 8|d – 150| – 432 < 0 (dalam meter). Tentukan jangkauan
kedalaman yang dianjurkan untuk menangkap jenis ikan tersebut. Jawablah dengan pertidaksamaan
yang sederhana.

Alternatif Penyelesaiannya:

7
Diketahui pertidaksamaan 8|d – 150| – 432 < 0 dengan d adalah kedalaman optimal(dalam meter).
Sehingga,

8|d – 150| – 432 < 0 

8|d – 150|  <  432 (masing-masing ruas ditambah 432)

|d – 150|  <  54 (masing-masing ruas dikali 1/8) 

54 < d – 150 < 54

96 <      d       < 204  

Sehingga, kedalaman yang dianjurkan untuk menangkap ikan jenis tersebut adalah di antara 96 meter
sampai 204 meter (96 < d < 204). Menurut kalian siapakah yang paling membutuhkan informasi ini,
nelayan, penduduk di sekitar Teluk, ataukah petugas dari Dinas Kelautan? Mengapa?   

Contoh Soal Pertidaksamaan Nilai Mutlak :  


1. Carilah himpunan penyelesaian dari  |y + 1 | = 2y + 3 adalah . . .

Jawaban :

2. Carilah himpunan penyelesaian dari persamaan berikut | x + 1 | =  3 adalah. . .

Jawaban : 

8
3. Selesaikan persamaan berikut :

|7 – 2x| – 11 = 14

Tentukanlah berapa nilai x adalah. . .

Jawaban :

|7 – 2x| – 11 = 14

|7 – 2x| = 14 + 11

|7 – 2x| = 25

Selesai pada persamaan diatas, maka bilangan untuk nilai mutlak x adalah sebagai berikut

7 – 2x = 25

2x = – 18

x= – 9

atau

7 – 2x = – 25

2x = 32

x = 16

Sehingga hasil akhir nilai x adalah (– 9) atau 16

4. Tentukan penyelesaian dari persamaan nilai mutlak berikut:

|4x – 2| = |x + 7|

9
Jawaban :
Untuk menyelesaikan persamaan diatas, menggunakan dua kemungkinan penyelesaian yaitu:

4x – 2 = x + 7

x=3

atau

4x – 2 = – ( x + 7)

x= – 1

Jadi penyelesian persamaan |4x – 2| = |x + 7| adalah x = 3 atau x= – 1

5. Tentukan penyelesaian persamaan nilai mutlak berikut:

|3x+2|²+|3x+2| – 2=0

Tentukanlah berapa nilai x adalah. . .

Jawaban :
Penyederhanaan : |3x+2| = p

maka

|3x+2|²+ |3x+2| -2=0

p² + p – 2 = 0

(p+2) (p – 1)  = 0

p+2 = 0

p   = – 2   (ingat : nilai mutlak tidak negatif!)

atau

p–1=0

p=1

|3x+2| = 1

Sampai pada penyelesaian diatas, maka terdapat 2 kemungkinan jawaban untuk x, yaitu:

3x+2 = 1

 3x = 1 – 2

 3x = – 1

 x  = – 1/3

atau

10
– (3x+2) = 1

3x+2   = – 1

3x  = – 1 – 2

3x  = – 3

x   = – 1

Jadi penyelesaian persamaan tersebut adalah x= – 1/3 atau x= – 1

Definisi Pertidaksamaan

Quipperian sudah memahami definisi dari pertidakasamaan yaitu suatu fungsi variabel yang


diakhiri dengan tanda pertidaksamaan yaitu ( < , >,  ≤ , ≥ ). Pertidaksamaan memiliki beberapa
jenis yaitu pertidaksamaan bentuk hasil bagi, pertidaksamaan polinomial (suku banyak),
pertidaksamaan irasional, pertidaksamaan rasional, pertidaksamaan nilai mutlak, dll. Contoh
dari masing-masing pertidaksamaan adalah sebagai berikut: 
a. Pertidaksamaan bentuk hasil bagi: 

b. Pertidaksamaan polinomial (suku banyak): 

c. Pertidaksamaan irasional: 

d. Pertidaksamaan nilai mutlak:

Bilangan Rasional

Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang bisa diubah dalam bentuk pecahan ab dengan a
dan b merupakan bilangan bulat. Ciri-ciri bilangan rasional adalah sebagai berikut: 
 Dapat dinyatakan sebagai pecahan biasa. Contoh : 2, -1, ½, ………., dst
 Dapat dinyatakan sebagai pecahan desimal terbatas, seperti : 0,2 ; 0,25; 0,625, ………, dst

11
 Dapat dinyatakan sebagai pecahan desimal tak terbatas dan berulang, seperti:

 Dapat berupa bilangan yang terletak dibawah tanda akar seperti 1,   4, …..
Bilangan Irasional

Sedangkan bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil baginya tidak
pernah berhenti). Bilangan irasional tidak bisa dinyatakan sebagai a/b dengan a dan b sebagai
bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Contoh bilangan irasional adalah bilangan π (phi)
dan bilangan e (epsilon). 
Suatu pertidaksamaan bentuk akar dinamakan juga pertidaksamaan irasional, hal ini
dikarekanan nilai peubah yang akan ditentukan selangnya terdapat dalam tanda akar.
Teoremanya adalah sebagai berikut: 
1.

2.

3.

4.

12
Tips Menyelesaikan Soal

Dalam penyelesaian soal berbentuk pertidaksamaan irasional. Ada beberapa tips dan triknya.
Hal ini dikarenakan soal dalam pertidaksamaan irasional mempunyai berbagai tipe. Oleh sebab
itu tips dan trik penyelesaian pertidaksamaan irasional adalah sebagai berikut: 
1. Mengubah pertidaksamaan irasional ke bentuk umum (ruas kiri berupa bentuk akar)
2. Menentukan nilai ruas kanan
 Jika ruas kanan adalah nol atau positif ( ≥ 0), lakukan langkah-langkah berikut: 
 Menentukan penyelesaian akibat kedua ruas dikuadratkan
 Menentukan penyelesaian nilai-nilai yang memenuhi syarat bilangan di bawah tanda
akar
 Menentukan irisan ketiga penyelesaian di atas sebagai penyelesaian pertidaksamaan
irasional
 Jika ruas kanan bernilai negatif ( < 0), lakukan langkah-langkah berikut: 
 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan untuk nilai ruas kanan < 0
 Menentukan penyelesaian nilai-nilai yang memenuhi syarat bilangan dibawah tanda
akar
 Menentukan irisan kedua penyelesaian di atas sebagai penyelesaian pertidaksamaan
irasional
 Jika ruas kanan belum pasti bernilai lebih besar atau sama dengan nol, lakukan langkah-
langkah berikut:
 Uraikan nilai ruas kanan menjadi dua kemungkinan yaitu < 0 atau ≥ 0
 Untuk ruas kanan ≥ 0, lakukan langkah-langkah pada  bagian a sehingga diperoleh
penyelesaiannya
 Untuk ruas kanan < 0, lakukan langkah-langkah pada 2b sehingga diperoleh
penyelesaian b.
 Menentukan gabungan penyelesaian a dan b di atas sebagai penyelesaian
pertidaksamaan irasional. 
Contoh soal: tentukan himpunan penyelesaian dari setiap pertidaksamaan berikut ini: 

13
Jawab: 
Tipe soal a adalah bertipe (c ), sehingga cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut: 
a.

Tipe soal (b) adalah tipe soal yang kedua, oleh sebab itu cara penyelesaiannya adalah sebagai
berikut: 

b.
Bagaimana Quipperian dengan pemanasan soal di atas, sudah mulai memahami cara
penyelesaian soal pertidaksamaan irasional? Kalau kalian sudah mulai memahami, sekarang
waktunya untuk melihat soal dan pembahasan dari bank soal Quipper. Perlu kalian ketahui
bahwa soal-soal dari bank soal Quipper selalu up to date terhadap bank soal UN, SBMPTN, dan
ujian masuk lainnya. Oleh sebab itu disimak baik-baik ya: 
14
Contoh soal: pertidaksamaan tipe jenis (a)

Pembahasan: 

Contoh soal: pertidaksamaan irasional tipe jenis ( c )

Pembahasan: 

15
Contoh soal: pertidaksamaan irasional tipe jenis ( b )

Pembahasan: 

16
Contoh soal: Pertidaksamaan irasional tipe jenis ( a )

17
Pembahasan: 

18
Pengertian Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Saat membahas persamaan linear, kamu akan bertemu dengan istilah variabel. Istilah ini tentu sudah
kamu kenal sejak SMP, kan? Umumnya, variabel dinyatakan dengan x. Lantas, bagaimana dengan tiga
variabel? Untuk tiga variabel, biasanya dinyatakan sebagai x, y, dan z. Sistem persamaan linear tiga
variabel (SPLTV) adalah sistem persamaan yang memuat tiga variabel, yaitu x, y, dan z. Contoh sistem
persamaan linear tiga variabel adalah sebagai berikut.

Ciri utama suatu persamaan adalah adanya tanda hubung “=”. Dengan adanya tanda itu, nilai bilangan
ruas kiri harus sama dengan ruas kanan. Itulah mengapa, kamu harus mencari nilai setiap variabelnya
terlebih dahulu.
Bentuk Umum Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Bentuk umum sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV) adalah sebagai berikut.

Dengan ketentuan, a, b, c ≠ 0.


Dari ketiga bentuk umum SPLTV tersebut, kamu hanya akan mendapatkan satu solusi/ penyelesaian
untuk setiap variabelnya, yaitu (x, y, z).
Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Untuk menyelesaian SPLTV, kamu bisa menggunakan tiga metode yaitu metode substitusi, metode
eliminasi, dan metode gabungan. Apa perbedaan antara ketiga metode tersebut?
1. Metode substitusi
Langkah penyelesaian dengan metode substitusi adalah sebagai berikut.
1. Memilih persamaan yang paling sederhana untuk menyatakan salah satu variabel ke dalam bentuk
fungsi variabel lainnya, misal variabel x ke dalam fungsi y dan z, atau variabel y ke dalam
fungsi x dan z, atau variabel z ke dalam fungsi x dan y.
2. Bentuk fungsi yang diperoleh pada poin (a) disubstitusikan ke dua persamaan lainnya, sehingga
berubah menjadi sistem persamaan linear dua variabel.
3. Lakukan langkah penyelesaian yang sama setelah terbentuk sistem persamaan linear dua variabel.
4. Jika sudah mendapatkan dua nilai variabel, substitusikan keduanya di salah satu persamaan
sehingga diperoleh semua penyelesaian variabelnya.
Untuk lebih jelasnya, simak contoh berikut ini.
Tentukan nilai x, y, dan z yang memenuhi persamaan berikut.

Pembahasan:
Buatlah penomoran pada persamaannya seperti berikut.
19
Mula-mula, pilihlah persamaan yang paling sederhana, misalnya x + y + z = 6.
Lalu, nyatakan x pada persamaan (3) dalam fungsi y dan z seperti berikut.

Selanjutnya, substitusikan nilai x pada persamaan (4) ke persamaan (1), ya.

Selanjutnya, substitusikan nilai x pada persamaan (4) ke persamaan (2), ya.

Substitusikan nilai y pada persamaan (5) ke persamaan (6).

Substitusikan nilai z = 3 ke persamaan (6).

Substitusikan nilai z = 3 dan y = 2 ke persamaan (4).

Jadi, nilai (x, y, z ) yang memenuhi adalah (1, 2, 3).


2. Metode eliminasi
Langkah penyelesaian metode eliminasi adalah sebagai berikut.
1. Menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel dengan menyamakan konstanta variabel yang
ingin dieliminasi.

20
2. Setelah terbentuk SPLDV, lakukan langkah eliminasi yang sama dengan poin (a) sampai
diperoleh nilai salah satu variabel.
3. Lakukan langkah yang sama sampai semua variabel diketahui.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
Tentukan nilai x, y, dan z yang memenuhi persamaan berikut.

Pembahasan:
Buatlah penomoran seperti pada metode sebelumnya.

Lakukan eliminasi antara persamaan (1) dan (2) untuk menghilangkan variabel y.

Selanjutnya, lakukan langkah yang sama pada persamaan (2) dan (3).

Lakukan eliminasi persamaan (4) dan (5) untuk mencari nilai x.

Lakukan eliminasi persamaan (4) dan (5) untuk mencari nilai z.

Setelah nilai x dan z diketahui, ulangi langkah eliminasi untuk menentukan nilai y.


Lakukan eliminasi antara persamaan (1) dan (2) untuk menghilangkan variabel z.

Selanjutnya, lakukan langkah yang sama pada persamaan (2) dan (3).

21
Lakukan eliminasi persamaan (6) dan (7) untuk mencari nilai y.

Jadi, nilai x, y, z yang memenuhi adalah -1, 3, 1.


3. Metode gabungan
Metode ini merupakan gabungan antara metode substitusi dan eliminasi. Langkah penyelesaian dengan
metode gabungan adalah sebagai berikut.
1. Melakukan eliminasi atau menghilangkan salah satu variabel dengan menyamakan konstanta
variabel yang akan dieliminasi.
2. Setelah terbentuk sistem persamaan linear dua variabel, lakukan eliminasi seperti langkah (a)
hingga diperoleh nilai salah satu variabel.
3. Substitusikan nilai variabel yang diketahui pada salah satu persamaan linear dua variabelnya
hingga diperoleh nilai variabel yang lain.
4. Lakukan langkah yang sama hingga semua variabel diketahui nilainya.
Buatlah penomoran seperti pada metode sebelumnya.

Lakukan eliminasi antara persamaan (1) dan (2) untuk menghilangkan variabel y.

Selanjutnya, lakukan langkah yang sama pada persamaan (2) dan (3).

Lakukan eliminasi persamaan (4) dan (5).

Substitusikan nilai x = -1 ke persamaan (4).

22
Substitusikan nilai x = -1 dan z = 1 ke persamaan (1).

Jadi, nilai x, y, z yang memenuhi adalah -1, 3, 1.


Ternyata, hasil yang diperoleh dari metode eliminasi sama dengan metode gabungan. Untuk
mempersingkat waktu dalam menyelesaikan soal, sebaiknya gunakan metode gabungan.
Penerapan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Penerapan SPLTV dalam kehidupan sehari-hari bisa kamu jumpai saat kamu dan teman-temanmu
membeli tiga buah benda yang sama namun jumlahnya berbeda. Adapun penerapannya bisa kamu lihat
pada contoh soal berikut.

Contoh Soal 1

Diketahui sistem persamaan linear

x + y - z = -3

x + 2y + z = 7

2x + y + z = 4

Nilai dari x + y + z = …

A. 3                        C. 5                       E. 8


B. 4                        D. 6          

Pembahasan:

Kita beri nama setiap persamaan pada sistem terlebih dahulu.

x + y – z = -3 (… 1)

x + 2y + z = 7 (… 2)

2x + y + z = 4 (… 3)

Eliminasi z dari persamaan (1) dan (2).

23
Eliminasi z dari persamaan (2) dan (3).

Selanjutnya, eliminasi x dari persamaan (4) dan (5) untuk mendapatkan nilai y.

Substitusi y=2 pada persamaan (5) untuk memperoleh

Terakhir, substitusi x=−1 dan y=2 pada persamaan (1): x+y−z=−3 untuk


mendapatkan

Jadi nilai x + y + z = -1 + 2 + 4 = 5 (Jawaban C).

Contoh Soal 2

Selesaikan persamaan liner tiga variabel di bawah ini!

2x + 3y — z = 20

3x + 2y + z = 20

x + 4y + 2z = 15

2x + 3y — z = 20

3x + 2y + z = 20

x + 4y + 2z = 15

Pembahasan:

Ketiga persamaan bisa kita beri nama persamaan (1), (2), dan (3)

2x + 3y — z = 20 ………………………..(1)

24
3x + 2y + z = 20 ………………………..(2)

x + 4y + 2z = 15 ………………………..(3)

Sistem persamaan ini harus kita sederhanakan menjadi sistem persamaan linear 2
variabel. Untuk itu kita eliminasi variabel z

Sekarang persamaan (1) dan (2) kita jumlahkan

2x + 3y — z = 20

3x + 2y + z = 20_____ +

5x + 5y = 40

x + y = 8 ………………….(4)

Selanjutnya persamaan (2) dikali (2) dan persamaan (3) dikali (1) sehingga
diperoleh

6x + 4y + 2z = 40

x + 4y + 2z = 15____ _

5x = 25

x=5

Nilai x ini kita subtitusi ke persamaan (4) sehingga

x+y=8

5+y=8

y=3

selanjutnya nilai x dan y yang ada kita subtitusikan ke persamaan (2)

3x + 2y + z = 20

3.5 + 2.3 + z = 20

15 + 6 + z = 20

25
z = -1

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(5, 3, -1)}

Contoh Soal 3

Temukan himpunan penyelesaian sistem persamaan berikut!

x + y + z = -6

x + y – 2z = 3

x – 2y + z = 9

x + y + z = -6 … (1)

x + y – 2z = 3 … (2)

x – 2y + z = 9 … (3)

Tentukan persamaan x melalui (1)

x + y + z = -6 ⇔ x = -6 – y – z … (4)

Substitusikan (4) ke (2)

x + y – 2z = 3

-6 – y – z + y – 2z = 3

-6 – 3z = 3

3z = -9

z = -3

Substitusikan (4) ke (3)

x – 2y + z = 9

-6 – y – z – 2y + z = 9

26
-6 – 3y = 9

– 3y = 15

y = 15/(-3)

y = -5

Substitusikan z dan y ke (1)

x + y + z = -6

x – 5 – 3 = -6

x – 8 = -6

x=8–6

x=2

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2, -5, -3)}

Contoh Soal 4

Selesaikan persamaan di bawah ini dengan metode eliminasi dan substitusi ?

x + y - z = -3

x + 2y + z = 7

2x + y + z = 4

Pembahasan:

x + y – z = -3 ….(1)
x + 2y + z = 7 ….(2)
2x + y + z = 4 ….(3)

Langkah 1 : Eliminasi persamaan (1) dan (2)


x + y – z = -3
x + 2y + z = 7
27
____ +
2x + 3y = 4 ….(4)

Langkah 2 : Eliminasi persamaan (1) dan (3)


x + y – z = -3
2x + y + z = 4
____ +
3x + 2y = 1 ….(5)

Langkah 3 : Eliminasi persamaan (4) dan (5)


2x + 3y = 4 |x3| ⇔ 6x + 9y = 12
3x + 2y = 1 |x2| ⇔ 6x + 4y = 2
_
5y = 10
y = 10/5
y=2

Langkah 4 : Substitusi y = 2 ke persamaan (4)


⇔ 2x + 3y = 4
⇔ 2x + 3(2) = 4
⇔ 2x + 6 = 4
⇔ 2x = 4 – 6
⇔ 2x = -2
⇔ x = -1

Langkah 5 : Substitusi x = -1 dan y = 2 pada persamaan(1)


⇔ x + y – z = -3
⇔ -1 + 2 – z = -3
⇔ 1 – z = -3
⇔ – z = -3 – 1
⇔ – z = -4
⇔z=4

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(-1, 2, 4)}

Contoh Soal 6

Diketahui   mempunyai penyelesaian (x,y,z). Hasil kali x,y,z


adalah…
28
Pembahasan:

Pengertian Materi Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


Pertidaksamaan linear dua variabel adalah pertidaksamaan linear yang memuat dua variabel, yaitu x dan y.

Mengapa disebut pertidaksamaan linear? Karena pertidaksamaan ini menghasilkan grafik penyelesaian

29
berupa garis lurus (linear). Oleh karena suatu pertidaksamaan, maka akan berlaku tanda “<”, “>”, “≤”, atau

“≥”. Contoh pertidaksamaan linear dua variabel adalah sebagai berikut.

Jika pada persamaan linear akan dihasilkan satu nilai tertentu, maka tidak demikian dengan pertidaksamaan.

Solusi pertidaksamaan ditentukan melalui daerah penyelesaian pada grafik pertidaksamaan, sehingga

memungkinkan adanya lebih dari satu penyelesaian.

Bentuk Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


Pertidaksamaan linear dua variabel memiliki bentuk umum seperti berikut.

ax + by ≤c (tanda pertidaksamaannya bisa berupa “<”, “>”, “≤”, atau “≥”)

Dengan:

a = koefisien x;

b = koefisien y; dan

c = konstanta.

Perhatikan contoh pertidaksamaan linear berikut.

x + 6y ≤ 24

Arti dari pertidaksamaan di atas adalah penjumlahan antara x dan 6y harus menghasilkan nilai paling besar

24 atau lebih kecil dari itu.

Tentukan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + y ≤ 4!

Pembahasan:

Langkah pertama, gambarkan dahulu garis dari 2x + y = 4 pada koordinat Cartesius.

Untuk menggambarkannya, tentukan nilai x saat y = 0 dan nilai y saat x = 0 seperti berikut.

x y Koordinat

0 4 (0, 4)

30
2 0 (2, 0)

Substitusikan koordinat (0, 4) dan (2, 0) pada koordinat Cartesius seperti berikut.

Langkah kedua, yaitu melakukan pengujian salah satu titik di luar garis. Untuk memudahkanmu, ambillah

titik (0, 0), sehingga diperoleh:

2x + y < 4

0+0<4

0 < 4 (memenuhi)

Dengan demikian, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat koordinat (0, 0).

Langkah ketiga, arsirlah daerah penyelesaiannya. Oleh karena memuat tanda “≤”, maka arsiran mengenai

garis seperti berikut.

31
Jadi, daerah penyelesaiannya adalah daerah di bawah garis sampai batas garisnya.

Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


Sistem pertidaksamaan linear dua variabel adalah sistem yang memuat beberapa pertidaksamaan linear dua

variabel. Sistem pertidaksamaan ini menghasilkan satu daerah penyelesaian yang dibatasi oleh garis-garis

setiap persamaan linearnya. Artinya, daerah penyelesaian harus memenuhi semua pertidaksamaan yang ada.

Perhatikan contoh berikut.

Tentukan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan berikut.

x – 3y ≤ 3

x + y ≤ 3

Pembahasan:

Langkah pertama, tentukan dahulu titik potong setiap pertidaksamaan. Lalu, substitusikan setiap titik potong

ke dalam koordinat Cartesius.

Titik potong x – 3y ≤ 3

x y Koordinat

0 -1 (0, -1)

3 0 (3, 0)

Titik potong x + y ≤ 3

32
x y Koordinat

0 3 (0, 3)

3 0 (3, 0)

Lalu, substitusikan ke dalam koordinat Cartesius seperti berikut.

Garis x – 3y = 3

Garis x + y = 3

Langkah kedua, yaitu melakukan pengujian salah satu titik di luar garis. Untuk memudahkanmu, ambillah

titik (0, 0), sehingga diperoleh: 

Daerah penyelesaian x – 3y ≤ 3

33
Daerah penyelesaian x + y ≤ 3

Jika kedua garis digabung, akan diperoleh daerah penyelesaian tunggal seperti berikut.

Jadi, daerah penyelesaiannya di bawah garis x – 3y = 3 dan di atas garis x + y = 3.

Penerapan Pertidaksamaan Linear Dua Variabel dalam Kehidupan


Berikut ini merupakan penerapan sistem pertidaksamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari.
34
1. Menentukan estimasi pengolahan bahan produksi.
2. Menentukan estimasi keuntungan maksimum dari penjualan beberapa produk.
3. Menentukan pengeluaran minimum dari pembelian satu barang atau jasa.
4. Menentukan panjang maksimum kayu untuk membuat meja.
5. Menentukan kisaran harga pembelian barang dan jasa yang tidak diketahui harga setiap barangnya.
Selain empat contoh di atas, masih ada contoh-contoh lainnya lho. Coba deh sebutin lainnya!

Contoh Soal Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


Untuk mengasah kemampuanmu, yuk simak beberapa contoh soal berikut.

Contoh Soal 1
Abel sedang berada di acara festival makanan. Di acara tersebut, ia membeli dua jenis makanan favoritnya,

yaitu takoyaki dan sate cumi. Harga setiap makanannya pun juga terbilang murah. Total harga yang harus

dibayarkan Abel untuk pembelian 6 buah takoyaki dan 3 tusuk sate cumi masih di bawah Rp72.000.

Tentukan daerah penyelesaian yang menunjukkan kemungkinan harga makanan Abel!

Pembahasan:

Mula-mula, kamu harus memisalkan takoyaki dan sate cumi dengan variabel tertentu.

Misal, sebuah takoyaki = x dan satu tusuk sate cumi = y

Selanjutnya, buatlah model matematis dari harga makanan yang dibeli Abel.

6 takoyaki + 3 tusuk sate cumi < 72.000

6x + 3y < 72.000

Setelah mendapatkan bentuk pertidaksamaannya, gunakan langkah-langkah mencari daerah penyelesaian.

Langkah pertama, tentukan titik potong terhadap sumbu-x dan sumbu-y.

6x + 3y < 72.000

x y Koordinat

0 24.000 (0; 24.000)


35
12.000 0 (12.000; 0)

Ingat, bahwa harga tidak ada yang bertanda negatif, maka berlaku syarat x ≥ 0 dan y ≥ 0.

Langkah kedua, buatlah garis persamaan linearnya.

Langkah ketiga, lakukan pengujian titik di luar garis dan diperoleh hasil sebagai berikut.

Ingat, bahwa harga tidak ada yang bertanda negatif, sehingga dibatasi oleh garis x ≥ 0 dan y ≥ 0. Oleh karena

tanda pertidaksamaannya “<”, maka garisnya putus-putus.

36
Jadi, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang diarsir, yaitu di bawah garis putus-putus, di atas garis x =

0, dan di sebelah kanan garis y = 0.

Contoh Soal 2
Tentukan daerah penyelesaian untuk pertidaksamaan berikut.

3x – 4y < 12

x + 5y ≤ 5

x ≤ 2

Pembahasan:

Langkah pertama, tentukan semua titik potong terhadap sumbu-x dan sumbu-y.

Titik potong 3x – 4y < 12

x y Koordinat

0 -3 (0, -3)

4 0 (4, 0)

Titik potong x + 5y ≤ 5

x y Koordinat

0 1 (0, 1)

5 0 (5, 0)

Lalu, substitusikan ke dalam koordinat Cartesius seperti berikut.

Garis  3x – 4y = 12

37
Garis  x + 5y = 5

Garis  x = 2

Lakukan pengecekan sifat daerah penyelesaian dengan titik uji (0, 0). Dari pengecekan titik uji, diperoleh

hasil sebagai berikut.

Daerah penyelesaian  3x – 4y < 12

38
Daerah penyelesaian  x + 5y ≤ 5

Daerah penyelesaian  x ≤ 2

Jika digabungkan, diperoleh daerah penyelesaian tunggal seperti berikut.

39
Soal 4
Tentukanlah daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua variabel di bawah ini.
7x + 2y > 14
Dengan langkah-langkah yang tadi kita pelajari, kita akan mengubah tanda menjadi sama dengan (=)
terlebih dahulu. Dengan begitu persamaan menjadi:
7x + 2y = 14
Kemudian kita bisa mencari nilai x dan y dengan cara menjadikan salah satu variabelnya bernilai nol
(0). Yaitu sebagai berikut.
Cara Mencari Nilai x dan y
Untuk mencari nilai x, y akan kita ganti dengan 0. Jika y = 0, maka:
7x + 2 (0) = 14
7x = 14
x=2
Selanjutnya, kita akan mencari nilai y dengan mengubah x menjadi 0. Jika x = 0, maka:
7x + 2y = 14
7 (0) + 2y = 14
2y = 14
y=7
Jadi, sudah kita dapatkan nilai x = 2 dan y = 7. Setelah itu, kita bisa menggambar grafiknya sebagai
berikut.

40
Untuk daerah yang diarsir adalah daerah penyelesaian. Melihat notasi pada pertidaksamaan dengan
tanda >, maka daerah penyelesaian ada di sebelah kanan.

Soal 5
Selesaikanlah pertidaksamaan berikut ini.
-2x + 6y ≤ 12
Kalikan dengan -1, maka:
2x + 6y ≥ 12

Gambar daerah penyelesaian:

Materi MATEMATIKA KELAS X semester 2

A. Fungsi Invers

41
Fungsi adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B jika setiap anggota himpunan A berpasangan

dengan tepat satu anggota himpunan B. Dalam pembahasan relasi dan fungsi, himpunan yang terlibat

digolongkan ke dalam tiga jenis daerah. 

1. Daerah asal (domain)

Dalam hal ini, himpunan A adalah daerah asal (domain)

2. Daerah kawan (kodomain)

Dalam hal ini, himpunan B adalah daerah kawan (kodomain)

3. Daerah hasil (range fungsi)

Daerah dari hasil dari pemetaan antara domain dan kodomain

Secara umum, himpunan ketiga daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah.

Jadi, dari diagram panah di atas dapat disimpukan:

Daerah asal atau Domain adalah A = {1,2,3,4}

Daerah kawan atau Kodomain adalah B = {a,b,c,d,e}

Daerah hasil atau Range fungsi

= {a,b,d,e}

42
Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti f, g, h. Simbol fungsi yang memetakan

himpunan A ke B adalah

f: A → B

B. Fungsi Komposisi

Fungsi komposisi merupakan suatu penggabungan operasi pada dua jenis fungsi f (x) dan g (x) sampai

menghasilkan fungsi baru. Operasi fungsi komposisi biasa yaitu dilambangkan dengan “o” dan dibaca

dengan komposisi atau bundaran.

Misalkan fungsi

f :A→B ditentukan dengan rumus y=fx 

g :B→C ditentukan dengan rumus y=gx

Fungsi komposisi dan ditentukan dengan aturan:

h(x)=(g∘f)(x)=g(f(x))

Hal ini dapat diperjelas dengan gambar berikut

Syarat fungsi g dan f dapat dikomposisikan (g∘f) atau (f∘g) ada, jika daerah hasil dari f adalah

himpunan bagian dari daerah asal dari g, yaitu f(A)⊆Dg. Sifat-sifat Fungsi Komposisi adalah sebagai

berikut.

a. Pada umumnya, komposisi fungsi tidak bersifat komutatif.

(f∘g) (x) ≠ (g∘f)(x)

b. Komposisi fungsi bersifat assosiatif

43
Untuk sebarang fungsi f(x), g(x), dan h(x) berlaku sifat assosiatif.

(f∘(g∘h))(x)=((f∘g)∘h)(x)

c. Dalam komposisi fungsi terdapat unsur identitas, yaitu fungsi identitas I(x)=(x) yang memiliki sifat

(f∘I)(x)=(I∘f)(x)=f(x)

C. Fungsi Invers

Suatu fungsi f memiliki fungsi invers (kebalikan) f−1 jika f merupakan fungsi satu-satu dan fungsi

pada (bijektif). Hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

(f−1)−1=f

Sederhananya, fungsi bijektif berlangsung pada saat jumlah anggota domain sama dengan jumlah

anggota kodomain.

Misalkan f fungsi yang memetakan x ke y, sehingga dapat ditulis y = f(x),  maka f−1 adalah fungsi

yang memetakan y ke x, ditulis x =f−1(y). Sebagai contoh f : A→B fungsi bijektif. Invers dari fungsi f

adalah fungsi yang mengawankan setiap elemen B dengan tepat satu elemen pada A. Invers dari fungsi

f dinyatakan dengan f−1 seperti di bawah ini:

44
Terdapat tiga langkah untuk menentukan invers dari suatu fungsi, yaitu:

1. Ubahlah bentuk y = f(x) menjadi bentuk x = f(y).

2. Tuliskan x sebagai f−1 (y) sehingga f−1 (y) = f(y).

3. Ubahlah variabel y dengan x sehingga diperoleh rumus fungsi invers (f−1) (x).

Misalkan, diketahui f(x)=2x+8. Akan dicari fungsi inversnya

1. y = 2x + 8 ↔ x = y−82

2. x = y−82 ↔ (f−1)(y) = y−82

3. f−1(y) = y−82 ↔ f−1 (x) = x−82

Dalam fungsi invers ada rumus khusus seperti berikut ini

D. Hubungan Sifat Fungsi Invers Dengan Fungsi Komposisi

Berikut adalah hubungan antara fungsi komposisi dan fungsi invers.

(f∘f−1) = (f∘f−1)(x) = I (x)

(f∘g)−1(x) = (g−1∘f−1) (x)

(f∘g)(x)=h(x)→f(x)=(h∘g−1)(x)

Soal Fungsi Komposisi dan Invers dan Jawaban


 

1. Bila f (x) = dengan x ≠ 3 maka invers dari f (x) adalah f‾¹ (x) = . .
Jawaban : 

45
2. Invers dari f (x) = (1 − x³)1/5 + 2 adalah. . .

Jawaban :

3. Jika f (x) = 3x-1 maka f‾¹ (81) = . . .

Jawaban :

46
4. Fungsi f : R → R dan g : R → R dirumuskan dengan f (x) = ½ x − 1 dan g (x) = 2x + 4 maka (g ◦
f)‾¹ (10) adalah …

Jawaban :

5. Jika f‾¹ (x) =  w7 dan g‾¹ (x) = w6 maka (f ◦ g)‾¹ (6) = . . .


Jawaban:

47
6. Jika f (x) = W9  dan g (x) = x − 2 maka (g ◦ f)‾¹ (x) = . . .

Jawaban :

6. Diketahui f (x) =5log x dan g (x) = GBR W11  maka (f ◦ g)‾¹ (x) = ……

Jawaban :
48
8. Jika (f ◦ g) (x) = 4x² + 8x − 3 dan g (x) = 2x + 4 maka f‾¹ (x) =……

Jawaban :

9. Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dengan f (x) = 2x + 4, g (x) = GBR W14 dan h (x) = (g ◦ f‾¹)(x)
dengan f‾¹ adalah fungsi invers dari f dan h‾¹ adalah invers dari h. Rumus fungsi h‾¹ (x) adalah …

Jawaban :

49
10. Fungsi f : R → R dan g : R → R
ditentukan oleh f (x) = x + 2 dan g (x) = 2x.
Jumlah akar-akar persamaan (g ◦ f) x² − 24x
= 0 adalah ..

Jawaban :

50
Rangkuman Materi Trigonometri
UKURAN SUDUT
1 radian (rad) didefinisikan sebagai ukuran sudut sudut pada bidang datar yang berada di antara dua jari-jari
lingkaran dengan panjang busur sama dengan panjang jari-jari lingkaran itu

Perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku

SUDUT DAN KUADRAN


Sudut-sudut Khusus

Rumus Trigonometri Sudut-sudut Berelasi

Dalil Segitiga

Aturan Sinus

51
Aturan Cosinus

Aturan Tangen

Luas Segitiga

Identitas Trigonometri
Hubungan Kebalikan

Hubungan Ekuivalen

Hubungan teorema Phytagoras

52
Penjumlahan dan Selisih Dua Sudut

53
Sudut Rangkap

Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus

54
Rumus Perkalian Sinus dan Cosinus

2 sin A cos B = sin (A+B) + sin (A – B)


2 cos A sin B = sin (A+B) – sin (A – B)
2 sin A cos B = cos (A+B) + cos (A – B)
– 2 sin A sin B = cos (A+B) – cos (A – B)

Persamaan Trigonometri
sin x = sin a ⇒ x = a+ k.2p atau x = (p-a) + k.2p
cos x = cos a ⇒ x = ±a + k. p
tan x = tan a ⇒ x = a + k. p ; k = bilangan bulat

Contoh Soal Trigonometri Kelas 10

Setelah memahami uraian di atas, selanjutnya kamu perlu mengetahui bagaimana contoh soal serta
cara mengerjakan soal trigonometri kelas 10. Oleh karena itu, di sini penulis hendak membagikan
beberapa contoh soal trigonometri kelas X beserta jawabannya.

Contoh Soal (1)

55
Contoh Soal (2)

Contoh Soal (3)

Contoh Soal (4)

56
Contoh Soal (5)

Contoh Soal (6)

Contoh Soal (7)

57
Contoh Soal (8)

Contoh Soal (9)

Contoh Soal (10)

58
Materi MATEMATIKA KELAS XI semester 1

INDUKSI MATEMATIKA (RANGKUMAN DAN SOAL BAHAS PEMBUKTIAN)

Definisi
Induksi matematika adalah metode/ cara pembuktian secara deduktif yang digunakan untuk membuktikan
suatu pernyataan benar atau salah. Suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan didasarkan
pada kebenaran pernyataan yang berlaku secara umum sehingga pada pernyataan khusus atau tertentu juga
bisa berlaku benar. Dalam induksi matematika ini, variabel dari suatu perumusan dibuktikan sebagai anggota
dari himpunan bilangan asli. 

Langkah-langkah pembuktian menggunakan induksi matematika


Misalkan P(n) adalah suatu pernyataan yang bergantung pada n. P(n) benar untuk setiap n bilangan asli jika
memenuhi 2 kondisi berikut :
1). P(1) benar, artinya untuk n = 1 maka P(n) bernilai benar.
2). Untuk setiap bilangan asli k, jika P(k) benar maka P(k + 1) juga benar.

Soal 1.
Buktikan 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n(n + 1), untuk setiap n bilangan asli.
Pembahasan :
(1) Untuk n = 1,  maka :
2 = 1(1 + 1)
2 = 2  (benar)

(2) Asumsi benar untuk n = k, maka :


2 + 4 + 6 + ... + 2k = k(k + 1).

(3) Akan dibuktikan benar juga untuk n = k + 1


2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1) = (k + 1) ((k + 1) + 1)
Bukti :
Dari kiri :  2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1)
= 2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1)
=  k(k + 1) + 2(k + 1)
= (k + 2) (k + 1)
= (k + 1) ((k + 1) + 1)   (terbukti)

Soal 2.
Buktikan bahwa penjumlahan n bilangan asli berurutan berlaku:
1+2+3+4+5+...+n=n(n+1)2.
59
Pembahasan:
(1) untuk n = 1, maka:
     1 =1(1+1)2
     1 = 1 (benar)

(2) Asumsi benar untuk n = k, maka berlaku:


1+2+3+4+5+...+k=k(k+1)2

(3) Akan dibuktikan benar juga untuk n = k+1.


1+2+3+4+...+k+(k+1)=(k+1)((k+1)+1)2
Bukti dari kiri :
= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ... + k + (k + 1)
= k(k+1)2+(k+1)
= k(k+1)2+2(k+1)2
= (k+1)(k+2)2= (k+1)((k+1)+1)2 (terbukti)

Soal 3.
Buktikan bahwa untuk setiap n bilangan asli berlaku n3+2n habis dibagi 3.
Pembahasan:
(1) untuk n = 1, maka :
13+2(1)=3 habis dibagi 3 (benar).

(2) Asumsikan benar untuk n = k, maka berlaku:


k3+2k habis dibagi 3. Misalkan k3+2k=3a dengan a suatu bilangan asli.

(3) Akan dibuktikan benar juga untuk n = k + 1.


Bukti:
(k+1)3+2(k+1)
= k3+3k2+3k+1+2k+2
= (k3+2k)+3k2+3k+3
= 3a+3(k2+k+1)
= 3(a+k2+k+1) habis dibagi 3 (terbukti)

Soal 4.
Buktikan untuk setiap bilangan asli n≥4 berlaku 3n<2n.
Pembahasan:
(1) Untuk n = 4 (sebab n≥4), maka:

60
3(4)<24→12<16 (benar)

(2) Asumsi benar untuk n = k (dengan k≥4), berlaku:


3k<2k

(3) Akan dibuktikan benar juga untuk n = k + 1, dengan k≥4, dimana:


3(k+1)<2k+1
Bukti:
3(k+1)=3k+3
<2k+3
<2k+3k
<2k+2k
<2⋅2k
<2k+1 (terbukti)

Rangkuman Materi Program Linear


2.1 Pertidaksamaan Linear Dua Variabel

Konsep persamaan dan sistem persamaan linear dua variabel sudah kamu pelajari. Dalam pertidaksamaan,
prinsip yang ada pada persamaan juga kita gunakan dalam menyelesaikan pertidaksamaan atau sistem
pertidaksamaan linear dua variabel. Prinsip yang dimaksud adalah menentukan nilai variable yang
memenuhi pertidaksamaan atau sistem pertidaksamaan linear tersebut.

Definisi 

Pertidaksamaan linear dua variabel adalah pertidaksamaan yang berbentuk

ax + by + c < 0

ax + by + c ≤ 0

ax + by + c > 0

ax + by + c ≥ 0

dengan:

a, b : koefisien (a ≠ 0, b ≠ 0, a,b ∈ R)

c : konstanta (c ∈ R)

x, y : variabel (x, y ∈ R)

Contoh 

Tentukan himpunan penyelesaian dan gambarkan grafik untuk setiap

pertidaksamaan di bawah ini.

61
 –2x + y > 5, untuk x dan y semua bilangan real

Alternatif Penyelesaian

Dengan menguji nilai-nilai x dan y yang memenuhi – 2x + y > 5 , maka dapat ditemukan banyak


pasangan x dan y yang memenuhi pertidaksamaan.

Ilustrasi himpunan penyelesaian, jika dikaji secara geometris disajikan pada gambar berikut.

Dari gambar diperoleh bahwa terdapat titik yang tak hingga banyaknya (daerah yang tidak diarsir) yang
memenuhi –2x + y > 5. Kali ini, melalui grafik, kita dapat memilih sembarang titik, misalnya titik (–5, 0),
sedemikian sehingga –2(–5) + 0 = 10 > 5 adalah pernyataan benar.

2.2 Program Linear

Definisi

Masalah program linear dua variabel adalah menentukan nilai x1, x2 yang memaksimumkan (atau
meminimumkan) fungsi tujuan,

Z(x1, x2) = C1x1 + C2x2

dengan kendala:

Contoh

Gambarkan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan berikut ini.

62
Alternatif Penyelesaian:

Untuk menggambarkan daerah penyelesaian setiap pertidaksamaan pada sistem di atas, dapat dimulai
dengan menggambar satu per satu pertidaksamaan yang diketahui. Tentu, semua daerah penyelesaian
tersebut nanti harus disajikan dalam satu bidang koordinat kartesius.

a. Daerah penyelesaian untuk sistem pertidaksamaan (a) di atas, adalah sebagai berikut

b. Daerah penyelesaian untuk sistem pertidaksamaan (b) di atas, adalah sebagai berikut:

Jadi, tidak ada nilai x dan y yang memenuhi sistem pertidaksamaan b). Hal ini, perlu dicatat, bahwa tidak
semua masalah memiliki penyelesaian.

63
2.3 Menentukan Nilai Optimum dengan Garis Selidik (Nilai Maksimum atau Nilai Minimum)

Contoh

Telah dibentuk model matematika masalah tersebut, yaitu

Fungi Tujuan :

Maksimumkan: Z(x, y) = 4x + 3y (dalam puluh ribu rupiah). (4*)

Kita akan menentukan banyak hektar tanah yang seharusnya ditanami padi dan jagung agar pendapatan
kelompok tani tersebut maksimum.

Alternatif Penyelesaian

Pada pembahasan Masalah 2.4, kita sudah menggambarkan daerah penyelesaian sistem (3*). Mari kita
cermati lagi gambar tersebut. Kita sudah menempatkan garis selidik 4x + 3y = k pada daerah
penyelesaiannya.

Misalnya kita pilih 3 titik yang terdapat pada daerah penyelesaian, misalnya A(30, 20), B(80, 10), dan C(40,
30), sedemikian sehingga terbentuk garis 4x + 3y = 180, 4x + 3y = 250, dan 4x + 3y = 350, seperti yang
disajikan pada Gambar 2.13. Karena kita ingin menentukan nilai maksimum fungsi tujuan, maka garis 4x +
3y = 350 digeser ke atas hingga ditemukan nilai maksimum fungsi, yaitu 460 di titik (0 153 . 1/3)

Jadi, untuk memaksimumkan pendapatan, petani harus memproduksi 153 . 1/3 kuintal jagung tidak perlu
memproduksi padi. Dengan demikian petani memperoleh pendapatan maksimalnya sebesar Rp460.000,00.

2.4 Beberapa Kasus Daerah Penyelesaian

Dari beberapa masalah yang telah dibahas di atas, masalah program linear memiliki nilai optimum
(maksimum atau minimum) terkait dengan eksistensi daerah penyelesaian. Oleh karena itu terdapat tiga
kondisi yang akan kita selidiki, yaitu:
64
1. tidak memiliki daerah penyelesaian
2. memiliki daerah penyelesaian (fungsi tujuan hanya memiliki nilai maksimum atau hanya memiliki
nilai minimum)
3. memiliki daerah penyelesaian (fungsi tujuan memiliki nilai maksimum dan minimum).

Rangkuman Materi Matematika Matrik


3.1 Membangun Konsep Matriks

Definisi 

Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk
persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan di dalam kurung biasa “( )” atau kurung siku
“[ ]”.

Contoh

Teguh, siswa kelas IX SMA Panca Budi, akan menyusun anggota keluarganya berdasarkan umur dalam
bentuk matriks. Dia memiliki Ayah, dan Ibu, berturut-turut berumur 46 tahun dan 43 tahun. Selain itu dia
juga memiliki kakak dan adik, secara berurut, Ningrum (22 tahun), Sekar (19 tahun), dan Wahyu (12 tahun).
Dia sendiri berumur 14 tahun.

Berbekal dengan materi yang dia pelajari di sekolah dan kesungguhan dia dalam berlatih, dia mampu
mengkreasikan susunan matriks yang merepresentasikan umur anggota keluarga Teguh sebagai berikut
(berdasarkan urutan umur dalam keluarga Teguh).

i. Alternatif susunan I

ii. Alternatif susunan II

3.2 Jenis-Jenis Matriks 

a. Matriks Baris

Matriks baris adalah matriks yang terdiri atas satu baris saja. Biasanya, ordo matriks seperti ini adalah 1 × n,
dengan n banyak kolom pada matriks tersebut.

b. Matriks Kolom

Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Matriks kolom berordo m × 1,
dengan m banyak baris pada matriks tersebut.

c. Matriks Persegi Panjang

Matriks persegi panjang adalah matriks yang banyak barisnya tidak sama dengan banyak kolomnya. Matriks
seperti ini memiliki ordo m × n.

65
d. Matriks Persegi

Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama. Matriks ini memiliki ordo n
× n.

e. Matriks Segitiga

Mari kita perhatikan matriks F berordo 4 × 4. Terdapat pola susunan pada suatu matriks persegi,

f. Matriks Diagonal

Dengan memperhatikan konsep pada matriks segitiga di atas, jika kita cermati kombinasi pola tersebut pada
suatu matriks pesegi.

g. Matriks Identitas

Mari kita cermati kembali matriks persegi dengan pola.

h. Matriks Nol

Jika entry suatu matriks semuanya bernilai nol, maka disebut matriks nol.

3.3 Kesamaan Dua Matriks

Definisi

Matriks A dan matriks B dikatakan sama (A = B) jika dan hanya jika:

i. Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B.

ii. Setiap entry yang seletak pada matriks A dan matriks B mempunyai nilai yang sama, aij = bij (untuk
semua nilai i dan j).

Contoh

Tentukanlah nilai a, b, c, dan d yang memenuhi matriks Pt = Q, dengan

Alternatif Penyelesaian

Karena P merupakan matriks berordo 2 × 3, maka Pt merupakan matriks berordo 2 × 3.


Matriks Q merupakan matriks berordo 2 × 3. Oleh karena itu berlaku kesamaan matriks Pt = Q.

Dari kesamaan di atas, kita temukan nilai a, b, c, dan d sebagai berikut.

• 3b = 3 maka b = 1, dan 2c = 6 maka c = 3.

• 2a – 4 = –4 maka a = 0.
66
• Karena a = 0 maka d = –3.

Jadi, a = 0, b = 1, c = 3, dan d = –3.

3.4 Operasi pada Matriks

3.4.1 Operasi Penjumlahan Matriks

Definisi

Misalkan A dan B adalah matriks berordo m × n dengan entry-entry aij dan bij. Matriks C adalah jumlah


matriks A dan matriks B, ditulis C = A + B, apabila matriks C juga berordo m × n dengan entry-entry
ditentukan oleh: cij = aij + bij (untuk semua i dan j).

Contoh

3.4.2 Operasi Pengurangan Matriks

Mari kita cermati contoh berikut ini.

67
Alternatif Penyelesaian

Matriks X dan Y memiliki ordo yang sama, yaitu berordo 3 × 2, sedangkan matriks Z berordo 3 × 3. Oleh


karena itu, menurut aturan pengurangan dua matriks, hanya bagian i) saja yang dapat ditentukan, ii) dan iii)
tidak dapat dioperasikan, (kenapa)?

Dari pemahaman contoh di atas, pengurangan dua matriks dapat juga dilakukan dengan mengurangkan
langsung entry-entry yang seletak dari kedua matriks tersebut, seperti yang berlaku pada penjumlahan dua
matriks, yaitu: A – B = [aij] – [bij].

3.5 Determinan dan Invers Matriks

3.5.1 Determinan Matriks

Masalah 

Siti dan teman-temannya makan di kantin sekolah. Mereka memesan 3 ayam penyet dan 2 gelas es jeruk di
kantin sekolahnya. Tak lama kemudian, Beni dan teman-temannya datang memesan 5 porsi ayam penyet dan
3 gelas es jeruk. Siti menantang Amir menentukan harga satu porsi ayam penyet dan harga es jeruk per
gelas, jika Siti harus membayar Rp70.000,00 untuk semua pesanannya dan Beni harus membayar
Rp115.000,00 untuk semua pesanannya.

Alternatif Penyelesaian

Cara I

Petunjuk: Ingat kembali materi sistem persamaan linear yang sudah kamu pelajari. Buatlah sistem
persamaan linear dari masalah tersebut, lalu selesaikan dengan matriks.

Misalkan x = harga ayam penyet per porsi

y = harga es jeruk per gelas

68
3.5.2 Sifat-Sifat Determinan

Sifat 

Misalkan matriks A dan B berordo m × m dengan m ∈ N. Jika det A = |A| dan det B = |B|, maka |AB|= |A|.|B|

3.5.3 Invers Matriks

Definisi

Misalkan A sebuah matriks persegi dengan ordo n × n, n ∈ N

• Matriks A disebut matriks nonsingular, apabila det A ≠ 0.

• Matriks A disebut matriks singular apabila det A ≠ 0.

69
• A–1 disebut invers matriks A jika dan hanya jika AA–1 = A–1A = I.

I adalah matriks identitas perkalian matriks.

diperoleh invers matriks A. Dengan rumus:

A–1 =1 /det. A x adj (A)

3.5.4 Sifat-Sifat Invers Matriks 

Sifat 

Misalkan matriks A berordo n × n dengan n ∈ N, det(A) ≠ 0. Jika A–1 adalah invers matriks A, maka (A–1)–


1
 = A. 

Misalkan matriks A dan B berordo n × n dengan n ∈ N, det A ≠ 0 dan det B ≠ 0. Jika A –1 dan B –1 adalah


invers matriks A dan B, maka (AB) –1 = B –1 A –1.

Contoh Soal Matriks Dan Jawabannya Kelas 11 Pilihan Ganda

1.Diketahui :

Jika A = B, maka nilai c adalah….


A. -4
B. -2
C.10
D. 2
E. 4

Jawab : A. -4

Penyelesaian :

2. Diketahui :

70
Persamaan tersebut benar jika:
A. a=2, b=3, c=4, d=1
B. a=2, b=4, c=-1, d=3
C. a=2, b=-4 ,c=-4, d=3
D. a=2, b=-4, c=4, d=3
E. a=2, b=3, c=1, d=3

Jawab : E. a=2, b=3, c=1, d=3

Penyelesaian :

3. Diketahui :

Jika A1 = B, maka nilai x adalah…..


A.-2
B. -1
C. 0
D. 1
E. 2

Jawab : E.2

Penyelesaian :

71
4. Diketahui :

maka b=…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Jawab : A. 1

Penyelesaian :

5. Diketahui :

maka matriks AB sama dengan …

72
Jawab : B.

Penyelesaian :

Barisan dan Deret Rumus serta Contoh Soal – Matematika Kelas 11


Barisan Aritmetika
Barisan aritmetika merupakan barisan bilangan dengan pola yang tetap berdasarkan operasi penjumlahan

dan pengurangan. Selisih antara dua suku berurutan pada barisan aritmetika disebut beda yang dilambangkan

dengan b. Rumus untuk menentukan beda pada barisan aritmetika adalah sebagai berikut. 

Keterangan:

b = beda;

Un= suku ke-n;

Un+1= suku sebelum suku ke-n; dan

n= banyaknya suku.

1. Bentuk barisan aritmetika


Adapun bentuk barisan aritmetika adalah sebagai berikut.
73
Rumus selisih atau bedanya, adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Un+1 = suku ke-(n +1);

Un = suku ke-n; dan

b = beda atau selisih.

Akibat dari rumus suku ke-n tersebut, dapat diperoleh:

U1,  U2,  U3,  …,   Un-2,   Un-1,   Un

 a,     a+b, a+2b,   …, a+n-3b,   a+n-2b,   a+n-1b

Jika banyak suku (n) ganjil, suku tengah (Ut) barisan aritmetika dapat dirumuskan 

sebagai berikut.

Sementara itu, jika di antara dua buah suku U1,U2,U3,…,Un disisipkan k buah bilangan sehingga terbentuk

2. Suku ke-n barisan aritmetika


Saat Quipperian diminta untuk mencari suku ke-n dari barisan aritmetika, cara termudahnya adalah dengan

menelusuri satu per satu sampai mencapai suku ke-n. Namun, cara ini tergolong tidak praktis dan

membutuhkan banyak waktu. Jika yang diminta suku ke-10 mungkin masih bisa. Bagaimana jika yang

diminta suku ke-1000? Kebayang kan betapa rumitnya? Untuk itu, rumus suku ke-n yang bisa kamu

gunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:
74
a = suku awal (U1);

Un = suku ke-n; dan

b = beda atau selisih.

Agar kamu lebih paham, yuk simak contoh soal berikut.

Contoh soal 1
Tentukan suku ke-20 dari barisan 2, 6, 10, 14, …, …,!

Pembahasan:

Diketahui:

a = 2

b = 6 – 2 = 4

Ditanya: U20 =…?

Pembahasan:

3. Suku tengah barisan aritmetika


Jika Quipperian menemukan barisan aritmetika yang banyak sukunya ganjil, pasti barisan aritmetika tersebut

memiliki suku tengah (Ut). Secara matematis, Ut dirumuskan sebagai berikut.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.

Contoh soal 2
75
Suku tengah barisan aritmetika adalah 15. Jika banyaknya suku barisan tersebut 11 dan suku ke-4 bernilai -3,

tentukan suku terakhirnya!

Pembahasan:

Diketahui:

Ut = 15

n = 11

Ditanya: Un =…?

Pembahasan:

Pertama, Quipperian harus mencari nilai t.

Suku tengah adalah suku ke-6. Artinya, U6 = 15.

Untuk mencari nilai a dan b, gunakan metode eliminasi.

Substitusikan nilai b ke persamaan (1).

 
76
Selanjutnya, tentukan suku terakhir barisan tersebut.

Jadi, suku terakhirnya adalah 60.

4. Sisipan bilangan pada barisan aritmetika


Misalkan Quipperian menjumpai barisan aritemtika dengan beda b. Lalu, barisan aritmetika tersebut

disisipi k bilangan di setiap 2 bilangan yang berdekatan. Setelah disisipi k bilangan, terbentuk barisan

aritmetika baru yang bedanya b’. Pertanyaannya adalah berapakah beda bilangan aritmetika yang baru?

Daripada pusing-pusing, gunakan persamaan berikut.

Ketentuannya, suku pertama barisan yang baru sama dengan suku pertama barisan sebelumnya karena

bilangan yang disisipkan tidak berada di awal baris.

Deret Aritmetika

Deret aritmetika berkaitan dengan barisan aritmetika. Deret aritmetika yang disimbolkan

dengan Sn merupakan jumlah n suku pertama barisan aritmetika. Dengan kata lain, penjumlahan dari suku-

suku barisan aritmetika disebut dengan deret aritmetika.

Rumus jumlah n suku pertama dari deret aritmetika tersebut adalah sebagai berikut.

Substitusikan Un=a+(n-1) b, sehingga diperoleh:

77
Misalkan Sn-1= U1 +U2+ U3+ … +Un-1 dan Sn=U1+U2+ U3+…+Un-1+Un. Ini berarti, hubungan antara Sn-

1 dan Un adalah sebagai berikut.

Mungkin terasa hambar jika belum dilengkapi contoh soal ya? Tak usah khawatir, berikut ini contoh soal

berkaitan dengan deret aritmetika.

Contoh soal 3
Berapakah jumlah bilangan kelipatan 3 antara 10 sampai 100?

Pembahasan:

Jumlah bilangan kelipatan 3 antara 10 sampai 100 adalah sebagai berikut.

Keterangan:

a = 12

banyaknya suku = 30

Jadi, jumlah bilangan kelipatan 3 antara 10 sampai 100 adalah 1.665.

Barisan Geometri
Apa sih barisan geometri itu? Lalu apa bedanya dengan barisan aritmetika? Barisan geometri merupakan

barisan bilangan yang hasil bagi antara dua suku berurutannya selalu sama atau tetap. Perbandingan (hasil

bagi) antara dua suku berurutan pada barisan geometri disebut dengan rasio yang dilambangkan dengan r.

1. Bentuk barisan geometri


78
Rumus untuk menentukan rasio pada barisan geometri adalah sebagai berikut.

Keterangan:

r = rasio;

Un = suku ke-n;

Un-1= suku sebelum suku ke-n; dan

n = banyaknya suku.

2. Suku ke-n barisan geometri


Suku ke-n masih bisa kamu tentukan selama nilai n belum terlalu besar. Namun, jika nilai n cukup besar,

cara seperti itu sulit untuk dilakukan. Untuk memudahkan kamu dalam menghitung suku ke-n barisan

geometri, gunakan persamaan berikut.

Akibat dari rumus suku ke-n tersebut, dapat diperoleh

Jika banyak suku (n) ganjil, suku tengah (Ut) barisan geometri dapat dirumuskan sebagai berikut.

.Contoh soal 4

Diketahui suku ke-2 dan ke-4 barisan geometri berturut-turut adalah 12 dan 27. Jika nilai r > 0, tentukan

nilai dari suku ke-3!

Pembahasan:

Diketahui:

U2 = 12

U4 = 27

79
r > 0

Ditanya: U3 =…?

Pembahasan:

Nyatakan suku ke-2 dan ke-4 dalam notasi matematis.

Lakukan pembagian antara kedua suku seperti berikut.

 Setelah rasio diketahui, tentukan suku ke-3nya.

Materi MATEMATIKA kelas XI semester 2

Limit Fungsi Aljabar


Materi limit Matematika yang pertama akan saya jelaskan ialah materi limit fungsi aljabar. Limit
fungsi aljabar dapat dioperasikan menggunakan beberapa teorema atau hukum limit tertentu.

80
Apabila fungsi yang mempunyai nilai limit (fungsi f, k konstanta dan fungsi g) mendekati bilangan
c, maka dapat dinyatakan dalam bentuk sistematis seperti di bawah ini:

Teorema limit di atas merupakan sifat sifat limit fungsi aljabar yang harus anda pahami. Selain itu
dalam rangkuman materi limit fungsi Matematika juga terdapat beberapa cara menyelesaikan
limit fungsi aljabar. Adapun beberapa metode pengerjaan limit aljabar yaitu sebagai berikut:

Metode Substitusi
Metode penyelesaian limit fungsi aljabar yang pertama ialah metode substitusi. Metode limit
tersebut dilakukan dengan cara langsung mensubstitusikan nilai ke fungsi f(x). Metode ini
memiliki syarat atau ketentuan yaitu nilai tak tentu tidak dibentuk dari hasil substitusi tersebut.
Adapun contoh soal limit fungsi aljabar menggunakan metode substitusi yaitu sebagai berikut:

Metode Pemfaktoran
Metode penyelesaian limit fungsi aljabar selanjutnya ialah metode pemfaktoran. Apabila nilai
bentuk tak tentu dihasilkan dari metose subtsitusi seperti 0/0, 0 x ∞, 0 pangkat 0, ∞ pangkat ∞,
∞, ∞/∞, ∞ – ∞, atau ∞ pangkat 0, maka terlebih dahulu harus memfaktorkan fungsi tersebut
sehingga tidak berbentuk tak tentu. Setelah itu menggunakan metode substitusi pada x→c.
Adapun contoh soal limit fungsi aljabar menggunakan metode pemfaktoran yaitu sebagai berikut:

Metode Perkalian Akar Sekawan


Metode penyelesaian limit fungsi aljabar selanjutnya ialah metode perkalian akar sekawan. Dalam
rangkuman materi limit fungsi Matematika ini biasanya menggunakan metode tersebut apabila
hasil nilai limit pada metode substitusi langsung bilangan irasional. Supaya limit tersebut
bentuknya tidak irasional maka harus dikalikan dengan akar sekawannya. Untuk itu nilai x→c

81
dapat langsung disubstitusikan lagi. Adapun contoh soal materi limit fungsi aljabar menggunakan
metode perkalian akar sekawan yaitu sebagai berikut:

Dalam materi limit fungsi aljabar terdapat operasi bilangan yang nilai x nya terkadang dekat
dengan bilangan tak hingga (∞). Untuk itu hasil nilainya tidak akan tentu jika fungsi tersebut
disubstitusikan. Pengoperasian limit ini menggunakan beberapa teorema atau sifat sifat fungsi
tertentu. Jika fungsi fungsi nilai limit yang dimiliki berupa k konstanta, fungsi g, n bilangan bulat

dan fungsi f mendekati bilangan c, maka dapat menggunakan beberapa teorema limit fungsi
aljabar seperti di bawah ini:

Teorema limit di atas merupakan sifat sifat limit fungsi aljabar tak hingga yang harus anda
pahami. Selain itu dalam rangkuman materi limit fungsi Matematika juga terdapat beberapa cara
menyelesaikan limit fungsi aljabar tak hingga. Adapun beberapa metode pengerjaan limit fungsi
tak hingga yaitu sebagai berikut:

Membagi dengan Pangkat Tertinggi

Untuk bentuk limit fungsi  ini biasanya menggunakan metode pembagian dengan
pangkat tertinggi. Untuk itu dalam pengerjaannya, pangkat xⁿ akan membagi pembilang f(x)
dengan penyebut g(x) nya, dimana n adalah pangkat dari fungsi f(x) dan g(x) yang paling tinggi.

Setelah itu x→c akan disubstitusikan. Adapun contoh soal limit fungsi tak hingga yaitu sebagai
berikut:

Mengalikan Bentuk Sekawan

82
Metose pengerjaan limit fungsi tak hingga selanjutnya ialah metode pengalian bentuk sekawan.

Metode ini berguna untuk bentuk limit fungsi . Untuk itu cara mengerjakan
limit tersebut menggunakan sifat limit fungsi aljabar seperti di bawah ini:

Limit Fungsi Trigonometri


Rangkuman materi limit fungsi Matematika selanjutnya ialah membahas materi limit fungsi
trigonometri. Cara menyelesaikan materi limit fungsi Matematika tersebut hampir sama dengan
limit fungsi aljabar di atas. Akan tetapi anda harus memahami konsep trigonometri terlebih
dahulu sebelum memahami limit fungsi tersebut. Dalam Trigonometri sendiri terdapat
pembahasan tentang sinus, tangen dan cosinus yang perubahannya sama seperti dalam limit
trigonometri. Di bawah ini terdapat bentuk umum limit fungsi trigonometri yaitu sebagai berikut:

Bentuk
Bentuk limit ini berasal dari nilai c yang disubstitusikan ke x dalam fungsi trigonometri f(x).

Adapun contoh limit fungsi trigonometri bentuk ini yaitu sebagai berikut:

Apabila nilai c = 0, maka rumus limit fungsi trigonometri yang digunakan akan menjadi seperti di
bawah ini:

Bentuk
Dalam rangkuman materi limit fungsi Matematika tersebut memang terdapat materi limit fungsi
trigonometri dengan bentuk seperti ini. Dalam bentuk limit tersebut terdapat dua trigonometri
berbeda yang dibandingkan. Kemudian nilai f(c) = 0 dan g(c) = 0 akan dihasilkan dari substitusi
kedua trigonometri tadi ke nilai c langsung. Untuk itu limit trigonometri ini akan menghasilkan
nilai yang menjadi bilangan tak tentu seperti 0/0. Cara menyelesaikan limit fungsi Matematika
tersebut menggunakan metode yang hampir sama dengan langkah langkah pemfaktoran.

83
Bentuk
Dalam bentuk materi limit fungsi Trigonometri tersebut terdapat perbandingan fungsi aljabar
dengan trigonometri. Kemudian bilangan tak tentu diperoleh melalui pensubstitusian langsung.
Untuk itu cara mengerjakan limit fungsi trigonometri bentuk ini menggunakan konsep turunan.

Adapun rumus limit fungsi trigonometri dasar bentuk ini yaitu:

Rumus tersebut dapat dikembangkan menjadi rumus limit fungsi trigonometri lainnya seperti di
bawah ini:

Konsep Turunan Fungsi

Coba kamu perhatikan grafik fungsi di bawah ini

Misalkan, grafik di atas merupakan grafik fungsi kontinu f(x). Lalu, terdapat garis lurus yang
memotong kurva f(x) di dua titik, yaitu titik A dan B. Nah, karena memotong kurva di dua
titik, garis lurus ini bisa kita sebut sebagai garis secan atau garis AB. 

Kalo kita lihat pada gambar, garis AB pasti punya kemiringan (gradien) tertentu, nih. Kamu
masih ingat kan, cara mencari gradien garis lurus? Gradien garis lurus bisa kita cari
menggunakan rumus berikut ini:

84
Nah, karena titik absis (koordinat x) dan ordinatnya (koordinat y) sudah diketahui, bisa kita
masukkan deh ke dalam rumus. Sehingga, diperoleh gradien garis AB nya seperti ini.

 Garis AB yang awalnya memotong kurva di dua titik, lama-kelamaan berubah menjadi garis
yang tampak menyinggung kurva di satu titik aja. Garis singgung ini kemudian bisa kita sebut
sebagai garis tangen. 

Untuk gradien garisnya, tetap sama, guys. Tapi, karena nilai h nya mendekati nol, jadi kita
gunakan konsep limit.

Dengan syarat, nilai limitnya ada, ya. Nah, gradien garis singgung inilah yang
disebut turunan fungsi. 

Gimana, paham ya dengan konsep turunan?

Baca juga: Mengenal Matriks dalam Matematika: Pengertian, Jenis, dan Transpose

Rumus Turunan Fungsi Aljabar

Jika kita punya fungsi y = f(x), maka f’(x) atau y’ merupakan notasi turunan pertama fungsi

tersebut. Kamu juga bisa menggunakan notasi lain, seperti   atau  . Sementara itu,
turunan pertama fungsi aljabar dirumuskan sebagai berikut:

85
 

Nah, supaya kamu lebih paham, kita masuk ke contoh soal aja, ya.

Contoh Soal

Tentukan turunan pertama fungsi berikut ini:

1. f(x) = 2
2. f(x) = 3x
3. f(x) = x2

Pembahasan:

1. Pada fungsi f(x) = 2, kalo digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan seperti ini:

Ingat definisi turunan, ya! Turunan fungsi di suatu titik adalah gradien garis singgung fungsi
di titik tersebut. Sekarang, coba kita cari turunan fungsi f(x) = 2 jika dilihat dari bentuk
grafiknya.

Fungsi f(x) = 2 merupakan fungsi konstan. Oleh karena itu, grafiknya berupa garis yang
sejajar dengan sumbu x di titik x = 2. Jadi, datar gitu ya garisnya. Nah, karena grafik fungsinya
datar, otomatis garis singgung fungsi tersebut juga ikutan datar dong. Alhasil, garis singgung
fungsi f(x) = 2 nggak punya kemiringan (nilai gradiennya = 0). Berarti, turunan pertama fungsi
f(x) = 2 adalah nol.    

Coba kita buktikan menggunakan rumus turunan di atas, ya. Karena dia fungsi konstan,
maka f(x + h) = f(x), yaitu 2. Sehingga,

86
Jawabannya sama ya dengan analisis kita sebelumnya. Dengan begitu, bisa dipastikan
nih, jika f(x) = C (fungsi konstan), maka f’(x) = 0. Lanjut ke soal berikutnya~

2. Ada yang bisa menebak nggak, kira-kira fungsi f(x) = 3x kalo digambarkan akan seperti
apa? Nah, karena f(x) = 3x merupakan fungsi linear, maka grafiknya berupa garis lurus, tapi
nggak sejajar dengan sumbu x maupun y. Gambarnya, bakal kayak gini:

 f(x) = 3x, maka f(x + h) = 3(x + h). Sehingga,

Nah, variabel h di bagian penyebut ini bisa kita coret karena nilainya nggak nol ya, guys. Dan
ternyata hasilnya sama juga nih dengan analisis kita. Berarti, kalo ada f(x) = ax (fungsi
linear), maka f’(x) = a.

Oke, guys, sampai sini, semoga kamu bisa semakin paham dengan maksud definisi turunan
dan cara mencari nilai turunan pertama suatu fungsi. Sekarang, kita lanjut ke soal yang
terakhir.

87
3. Diketahui, g(x) = x2 adalah fungsi kuadrat. Bentuk kurvanya melengkung ke atas, ya.
Karena garisnya melengkung, maka garis singgungnya kurang lebih bakal kayak gini:

 f(x) = x2, maka f(x + h) = (x + h)2. Sehingga,

Jadi, kalo misalnya kamu diminta untuk mencari turunan pertama fungsi f(x) = x 2 di titik x = 2,
tinggal substitusi aja nilai x ke dalam f’(x) = 2x. Jawabannya, f’(2) = 2.2 = 4.

Diketahui, f(x) = x2. Berarti, konstanta a = 1 dan pangkat n = 2. Sehingga,

Jadi, misalnya diketahui fungsi komposisi h(x) = f(g(x)). Untuk mencari turunan fungsi h(x)
terhadap x, kita turunkan dulu fungsi luarnya (f(g(x)), kemudian kita kali dengan turunan
fungsi dalamnya (g(x)).

Diketahui, f(x) = (2x - 4)5. Berarti, fungsi luarnya itu (2x - 4)5. Terus, fungsi dalamnya itu yang
ada di dalam kurung, yaitu 2x - 4.

Pertama, kita turunkan dulu fungsi luarnya. Kita pake aturan turunan pertama fungsi
pangkat, ya. Biar gampang, kita misalkan aja u = 2x - 4. Berarti f(x) = u5. Sehingga,

88
Kemudian, kita turunkan fungsi yang ada di dalam kurungnya, yaitu 2x - 4. Masih ingat kan
turunan fungsi linear itu apa? Tuls! Turunannya ya koefisien variabel x-nya aja. Berarti,
turunan pertama 2x - 4 adalah 2, ya.

Setelah kita tau turunan fungsi luar dan dalamnya, tinggal kita kalikan, deh. Jadi,

Contoh Soal

Tentukan turunan pertama fungsi berikut:

a. f(x) = (4x3 - 3)(2x2 + 1)

b. 

Pembahasan:

a. Kalo kamu menemukan soal kayak gini, untuk mencari turunannya, pakai aturan turunan
perkalian aja, ya. Supaya lebih cepat. Jadi, nggak perlu kamu kalikan silang terlebih dahulu.

Diketahui, f(x) = (4x3 - 3)(2x2 + 1). Berarti,

Setelah itu, tinggal kita masukkan deh ke dalam rumus.

b. Diketahui,  . Berarti,

89
Langsung masukkan ke dalam rumusnya. 

MATERI INTEGRAL

Integral adalah kebalikan dari turunan atau fungsi turunan. Untuk memahaminya diperlukan pemahaman fungsi
turunan sebagai dasar konsep materi ini sehingga kita tidak mengalami kesulitan dalam memahami konsep
intergal. Agar kita bisa memahaminya mari kita pelajari materi ini dengan serius.

A. Integral sebagai Anti Turunan


Sebuah fungsi F(x) disebut anti turunan dari fungsi f(x), jika F'(x)=f(x) untuk semua x anggota Df

Contoh :

B. Integral Tak Tentu

Rumus-Rumus dalam Integral Tak Tentu

90
Contoh Soal Integral Tak Tentu

91
C.  Integral Substitusi

Contoh Soal dan Pembahasan Integral Subtitusi

92
Materi Matematika Kelas 12 Bab 1 Dimensi Tiga
Memanfaatkan Atap Rumah Sebagai Ruangan

Masalah 

Dalam suatu kamar berukuran 4m × 4m × 4m dipasang lampu tepat ditengah- tengah atap. Kamar tersebut
digambarkan sebagai kubus ABCD. EFGH. Berapa jarak lampu ke salah satu sudut lantai kamar?

Alternatif Penyelesaian

Misal kamar tersebut digambarkan sebagai kubus ABCD.EFGH dan lampu dinyatakan dengan titik T seperti
berikut.

Mengonstruksi Rumus Jarak Antar Titik

Radar (dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging) adalah suatu sistem
gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat peta benda-
benda seperti pesawat terbang, kapal laut, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca.

Subbab 1.2 Jarak Titik ke Garis

Masalah 

Diberikan segitiga siku-siku ABC seperti berikut. Misal AB = c, BC = a, AC = b dan CD = d. Garis CD
merupakan garis tinggi. Bagaimana menentukan d, apabila a, b, dan c diketahui?

93
Alternatif Penyelesaian

Perhatikan segitiga siku-siku ABC.

Subbab 1.3 Jarak Titik ke Bidang

Masalah

Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Titik


A, F, G, dan D dihubungkan sehingga terbentuk bidang AFGD
seperti gambar di samping. Berapakah jarak titik B ke bidang
AFGD?

Alternatif Penyelesaian

Untuk menentukan jarak titik B ke bidang AFGD dapat ditentukan dengan mencari panjang ruas garis yang
tegak lurus dengan bidang AFGD dan melalui titik B.

Materi Matematika Kelas 12 Bab 2

Pengertian Statistika
94
Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara merencanakan, menganalisis, menginpretasi, mengumpulkan,
dan mempresentasikan data.

Jadi, secara keseluruhannya statistika adalah ilmu yang berkaitan dengan data.


Statistika dan Statistik merupakan dua hal yang berbeda, karena statistik adalah data, sedangkan statistika
adalah ilmu yang berkaitan dengan data yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan atau menyimpulkan
data.

Kegunaan Statistika

Berikut ini kegunaan dari statistika:

 Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu alam (astronomi, biologi), ilmu sosial
(sosiologi, psikologi), ilmu bisnis, ekonomi, dan industri.
 Pada pemerintahan digunakan sebagai sensus penduduk.
 Pengaplikasian pada zaman sekarang yang terkenal adalah polling (jajak pendapat), misalnya saat
dilakukannya sebelum pemilu, quick count (hitung cepat saat pemilu).
 Artificial Intellegence.

Rumus menghitung Statistika Matematika

1. Rata-rata (Mean)

Nilai rata-rata hitung dan bisa dilakukan dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data
tersebut.

Rumus mencari rata-rata (mean) terbagi menjadi 3 rumus, yaitu:

 Rumus rata-rata dari data tunggal

 Rumus rata-rata dari data dalam distribusi frekuensi

c. Rumus rata-rata gabungan

2. Modus

 Modus data tunggal


95
Cara menentukan modus data tunggal adalah:

“urutkan data untuk mengetahui data mana yang paling sering muncul. Maka, itulah modusnya“

 Modus data kelompok

3. Median (Nilai Tengah)

Rumus mencari Median adalah dibagi menjadi dua, yaitu:

 Rumus Median dari data yang belum dikelompokkan

Cara yang pertama adalah dengan mencari nilai data yang harus dikelompokkan terlebih dahulu dari yang
terkecil hingga besar.
Kemudian, menggunakan rumus:

 Rumus Median dari data yang telah dikelompokkan

4. Modus

Rumus menghitung untuk mencari modus terbagi menjadi dua, yaitu:

 Rumus Modus dari Data yang belum dikelompokan.

Memiliki arti bahwa ukuran yang mempunyai frekuensi tertinggi yang dilambangkan dengan mo.

 Rumus Modus dari data yang sudah dikelompokan.

5. Jangkauan

96
Dalam sekelompok data kuantitatif akan ada nilai terbesar dan nilai terkecil.

6. Kuartil

Kuartil, adalah nilai yang membagi sekumpulan data yang telah disusun ke dalam 4 bagian sama besar.

Q1 : Kuartil Bawah
Q2 : Kuartil tengah (Median)
Q3 : Kuartil Atass

7. Simpangan Kuartil

Jangkauan dari ketiga kuartil itu sendiri, seperti yang diatas.

8. Simpangan Baku

Merupakan cara menghitung statistik dengan mendeskripsikan homogenitas suatu kelompok.

9. Simpangan Rata-rata

Rumus simpangan rata-rata cukup panjang, untuk sederhananya seperti di bawah ini:

Keterangan:
SR: Simpangan Rata-rata
x : rata-rata
xn : data ke-n
n : banyaknya data

Perhitungan dari simpangan rata-rata tentunya hasilnya akan selalu positif.

10. Ragam

Ragam digunakan untuk mengukur seberapa jauh kumpulan bilangan tersebar. Rumus ragam:
97
Contoh Soal Statistika Matematika

1. Data ulangan siswa kelas 12 ulangan matematika, disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:

Nilai Frekuensi

20-29 3

30-39 7

40-49 8

50-59 12

60-69 9

70-79 6

80-89 5

Hitunglah nilai modus bertasarkan tabel nilai ujian matematika kelas 12 B.

Penyelesaian:

Lihatlah terlebih dahulu dari tabel tersebut golongan nilai berapa yang memiliki frekuensi paling banyak.

Dilihat dari tabel tersebut menunjukan bahwa nilai:


50-59 frekuensi 12.

Diketahui:

Lo = 50 - 0,5 = 49,5
d1 = 12 - 8 = 4
d2 = 12 - 9 = 3

Mo = Lo + (d1 / d1 + d2 ) . c
Mo = 49,5 + ( 4 / 4 + 3) . 10
Mo = 49,5 + 40/7
2. Median dan rata-rata dari data yang terdiri dari 4 buah bilangan asli yang sudah diurutkan dimulai dari
yang terkecil adalah angka 8.

98
Jika, selisih antara data yang paling besar dan yang paling kecil adalah 10, kemudian modusnya tunggal,
maka hasil kali dari data pertama dan ketiga adalah…?

Penyelesaian:
Misalkan data yaitu, t,u, v, dan w.

Me = 8
(t+w)/2 = 8
t+w = 16....(1)

x̄ = 8
(t+u+v+w)/4 = 8
t+u+v+W = 32
u+v+16 = 32
u+v = 16....(2)

w - t = 10...(3)
Dari (1) dan (3) diperoleh t = 3, w = 13 sehingga diperloeh data 3, u, v, dan 13.

Dari persamaan (2) syaratnya adalah u + v = 16, tetapi harus memenuhi Me = 8 dan modus tunggal,
sehingga diambil u = 7 dan r = 9

Maka, t.v = 3.9 = 27

3. Salah satu sebuah restoran di Kota Bandung mengamati dan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh para
karyawannya untuk menyajikan makanan kepada customer. Dari 11 pengamatan diperoleh data dalam
second, yaitu:
50, 55, 40, 48, 62, 50, 48, 40, 42, 60, dan 38.
Tentukan kuartil ketiga dari data diatas!

Penyelesaian:
Pertama-tama hal yang harus dilakukan adalah urutkan dan pilah semua data yang disajikan leh soal, dan
membagikan dalam 3 bagian, yaitu Kuartil atas, Kuartil tengah, dan Kuartil bawah.

38, 40, 40, 42, 48, 48, 50, 50, 55, 60, 62
Ada 11 data dan data ke 6 sebagai Q2 atau kuartil tengah (median) yaitu: 48.

Kuartil ketiga (kuartil atas) yaitu berada di sebelah kanan, dari data tersebut menunjukan bahwa datum
tengahnya adalah 55.

1. Median data : 5, 6, 6, 8, 7, 6, 8, 7, 6, 9 adalah ...


A. 6
B. 6,25
C. 6,5
D. 7

Pembahasan:
Median adalah nilai tengah data. Untuk menentukan median, data harus diurutkan terlebih dahulu.

Urutan data : 5, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9

99
Med = 6 + 7/2
Med = 13/2
Med = 6,5

2. Diketahui data sebagai berikut : 7, 8, 8, 9, 7, 6, 5, 8. Nilai rata-rata dari data tersebut adalah ....
A. 8,25
B. 7,25
C. 6,50
D. 6 ,00

Pembahasan:
Nilai rata-rata adalah hasil kali jumlah data dengan banyak data.

x = 7 + 8 + 8 + 9 + 7 + 6 + 5 + 8/ 8
x = 58/8
x = 7,25

3. Diketahui data sebagai berikut.

53 55 40 45 30 30 53 55
54 53 45 53 45 55 53 54
56 57 43 63 65 40 54 55

Modus data tersebut adalah …

Pembahasan:
Modus = nilai yang paling sering muncul. Pada data diatas, nilai yang paling sering muncul = 53
(muncul 5 kali).

4. Jangkauan dari data 6, 4, 7, 5, 8, 7, 8, 6, 8, 5, 10, 6 adalah …

A. 4
B. 5
C. 6
D. 7

Pembahasan:
- Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
- Jangkauan = 10 – 4 = 6

Materi Matematika Kelas 12 Bab 3

Permutasi
Permutasi adalah susunan berurutan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan.
Dalam permutasi perlu dipahami terlebih dahulu terkait faktorial. Hasil kali bilangan bulat dari 1
sampai n adalah n! (dibaca : n faktorial) atau :

Contoh,  . Untuk menyelesaikan soal permutasi terdapat 4 metode


yaitu:

100
1. Permutasi dari elemen yang berbeda
Permutasi  elemen dari  elemen yang ada (setiap elemen berbeda) adalah susunan  elemen itu
dalam suatu urutan yang diperhatikan.  Jika , ( ) permutasinya:  .

Sehingga jika  , permutasinya:  .

Sebagai ilustrasi: menyususn 3 elemen dari 3 huruf : a,b,c  adalah a,b,c  a,c,b  b,c,a  b,a,c  c,a,b 
c,b,a dengan  . Sedangkan menyusun 2 elemen dari 3 huruf  adalah  dengan .
.

2. Permutasi dengan Beberapa elemen yang sama


Setiap unsur yang digunakan tidak boleh lebih dari satu kali. Banyak permutasi  elemen n yang
memuat elemen  , dengan   adalah:

Sebagai ilustrasi: ada 3 bola basket dan 2 bola kasti. Jumlah cara menyusunnya:

3. Permutasi siklis
Rumus permutasi siklis biasanya digunakan untuk menghitung banyak cara yang dapat dibuat dari
susunan melingkar. Rumusnya adalah

Sebagai ilustrasi: banyaknya cara 4 orang duduk melingkar dalam 1 meja adalah

4. Permutasi berulang
Permutasi berulang adalah permutasi yang dalam penyusunannya urutan diperhatikan dan suatu
objek dapat dipilih lebih dari sekali (berulang). Banyaknya permutasi ini adalah

Sedangkan untuk rumus permutasi yang tidak boleh ditulis berulang adalah

Kombinasi
Kombinasi adalah pengelompokan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan tanpa
memperhatikan urutan susunan pemilihannya. Banyaknya kombinasi adalah :

101
Sebagai ilustrasi : kombinasi 2 elemen dari 3 huruf  a,b,c adalah ab, ac, bc . Sedangkan ba, ca,
cb  tidak termasuk hitungan karena pada kombinasi ab=ba, ac=ca, bc=cb. Banyak kombinasi
adalah :

Binom Newton
Binom Newton berhubungan dengan bentuk   . Dimana suku ke-r dari bentuk tersebut
adalah :
Suku ke – r = 

Sebagai ilustrasi: koefisien    dari    adalah:

Agar x berpangkat 27 dibuat:

Sehingga:

 suku ke – 4   =  .
 .
 Koefisiennya: 3640
Peluang Suatu Kejadian
Peluang atau probabilitas adalah kemungkinan sebuah kejadian dapat terjadi. Percobaan
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk kemudian memperoleh suatu hasil pengukuran,
perhitungan, ataupun pengamatan. Himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu
percobaan disebut ruang sampel (S). Sehingga kejadian atau peristiwa merupakan himpunan
bagian dari ruang sampel atau bagian dari hasil percobaan yang diinginkan.

Nilai probalitas antara 0 – 1. Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 0 adalah kejadian yang
mustahil terjadi atau tidak mungkin terjadi. Sedangkan kejadian yang mempunyai nilai probalilitas
1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau kejadian yang sudah terjadi.

Peluang atau probabilitas suatu kejadian A dapat terjadi dengan k  dan mungkin hasil terjadi m
cara sebagai:

Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali banyaknya percobaan dengan peluang
kejadian yang akan terjadi dalam suatu percobaan atau:

102
Peluang Gabungan Dua Kejadian
Dua buah kejadian A dan B dikatakan gabungan dua kejadian jika kejadian A  dan B kejadian
dapat terjadi bersamaan sehingga    dan menghasilkan rumus:

Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas


Dua buah kejadian A  dan B dikatakan gabungan dua kejadian saling lepas jika kejadian A dan B 
tidak mungkin terjadi bersamaan. Sehingga    dan menghasilkan rumus:

Peluang Komplemen suatu Kejadian


Kejadian  merupakan komplemen/ kebalikan A sehingga A danA’  merupakan kejadian saling
lepas, maka  . Sehingga menghasilkan rumus:

103
Peluang Kejadian Bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat jika munculnya kejadian pertama A mempengaruhi
peluang munculnya kejadian kedua B. Maka peluang terjadinya kejadian B yang dipengaruhi oleh
kejadian A ditulis dengan   . Bila    adalah peluang terjadinya A dan B , maka

Contoh Soal Peluang dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Dalam sebuah kotak berisi 7 bola merah dan 5 bola putih. Dari kota itu diambil 3 bola sekaligus.
Peluang terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih adalah

Pembahasan 1:

Karena harus terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih maka peluang tidak terambilnya bola
putih tidak termasuk itungan sehingga:

Contoh Soal 2
Tentukanlah nilai n yang memenuhi persamaan

Pembahasan 2:

104
Contoh Soal 3
Berapa banyak urutan yang dapat terjadi jika 5 bendera yang berwarna putih, merah, hijau,
kuning, dan biru dipancang pada tiang-tiang dalam satu baris, dengan bendera putih selalu berada
di salah satu ujung.

Pembahasan 3:

Karena bendera putih dipancang dalam salah satu ujung maka dengan 2 cara, sisa 4 bendera
dapat diatur dalam   cara, sehingga:

Jumlah urutan   urutan.

105

Anda mungkin juga menyukai