Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ TUGAS MATEMATIKA DASAR”

DISUSUN OLEH:
HAEKAL MAULANA
KELAS : TE 17 A
NPM : 17315026
DOSEN : PERMATA,S.Si

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


TEKNIK ELEKTRO
2017/2018

1.KETAKSAMAAN NILAI MUTLAK


Dari sudut pandang geometri, nilai mutlak dari x ditulis | x |, adalah jarak dari x ke 0 pada
garis bilangan real. Karena jarak selalu positif atau nol maka nilai mutlak x juga selalu
bernilai positif atau nol untuk setiap x bilangan real.

Secara formal, nilai mutlak x didefinisikan dengan

| x | = { x jika x ≥ 0
{- x jika x ≤ 0

atau dapat pula ditulis:


| x | = -x    jika x ≥ 0
| x | = -x    jika x < 0

Definisi diatas dapat kita maknai sebagai berikut :


Nilai mutlak bilangan positif atau nol adalah bilangan itu sendiri dan nilai mutlak bilangan
negatif adalah lawan dari bilangan tersebut.

Sebagai contoh,
| 7 | = 7      | 0 | = 0      | -4 | = -(-4) = 4
Jadi, jelas bahwa nilai mutlak setiap bilangan real akan selalu bernilai positif atau nol.

Persamaan √x2 = x  hanya bernilai benar jika x ≥ 0. Untuk x < 0, maka √ x2 =−x. Dapat kita
tulis:

√x² = { x jika x ≥ 0
{ -x jika x < 0

Jika kita perhatikan, bentuk diatas sama persis dengan definisi nilai mutlak x. Oleh
karenanya, pernyataan berikut benar untuk setiap x bilangan real.

| x | = √x²

Jika kedua ruas persamaan diatas kita kuadratkan akan diperoleh

| x |² = x²

Persamaan terakhir ini merupakan konsep dasar penyelesaian persamaan atau pertidaksamaan
nilai mutlak dengan cara menguadratkan kedua ruas. Seperti yang kita lihat, tanda mutlak
bisa hilang jika dikuadratkan.

Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Diawal telah disinggung bahwa nilai mutlak x adalah jarak dari x ke nol pada garis bilangan
real. Pernyataan inilah yang akan kita gunakan untuk menemukan solusi dari persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linier.
| x | = a   dengan a > 0
Persamaan | x | = a artinya jarak dari x ke 0 sama dengan a. Perhatikan gambar berikut.

Jarak -a ke 0 sama dengan jarak a ke 0, yaitu a. Pertanyaannya adalah dimana x agar jaraknya
ke 0 juga sama dengan a.

Posisi x ditunjukkan oleh titik merah pada gambar diatas, yaitu x = -a atau x = a. Jelas terlihat
bahwa jarak titik tersebut ke nol sama dengan a. Jadi, agar jarak x ke 0 sama dengan a,
haruslah x = -a atau x = a.

| x | < a  untuk a > 0


Pertaksamaan | x | < a, artinya jarak dari x ke 0 kurang dari a. Perhatikan gambar berikut.

Posisi x ditunjukkan oleh ruas garis berwarna merah, yaitu himpunan titik-titik diantara -a
dan a yang biasa kita tulis -a < x < a. Jika kita ambil sebarang titik pada interval tersebut,
sudah dipastikan jaraknya ke 0 kurang dari a. Jadi, agar jarak x ke 0 kurang dari a, haruslah -a
< x < a.

| x | > a  untuk a > 0

Pertaksamaan | x | > a artinya jarak dari x ke 0 lebih dari a. Perhatikan gambar berikut.

Posisi x ditunjukkan oleh ruas garis berwarna merah yaitu x < -a atau x > a. Jika kita ambil
sebarang titik pada interval tersebut, sudah dipastikan jaraknya ke 0 lebih dari a. Jadi, agar
jarak x ke nol lebih dari a, haruslah x < -a atau x > a.

Secara intuitif, uraian-uraian diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

SIFAT : Untuk a > 0 berlaku


a.  | x | = a  ⇔  x = a  atau  x = -a
b.  | x | < a  ⇔  -a < x < a
c.  | x | > a  ⇔  x < -a  atau  x > a

Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari |2x - 7| = 3

Jawab :
Berdasarkan sifat a :
|2x - 7| = 3  ⇔  2x - 7 = 3  atau  2x - 7 = -3
|2x - 7| = 3  ⇔  2x = 10  atau  2x = 4
|2x - 7| = 3  ⇔  x = 5  atau  x = 2

Jadi, HP = {2, 5}.

Contoh 2
Tentukan himpunan penyelesaian dari |2x - 1| < 7

Jawab :
Berdasarkan sifat b :
|2x - 1| < 7  ⇔  -7 < 2x - 1 < 7
|2x - 1| < 7  ⇔  -6 < 2x < 8
|2x - 1| < 7  ⇔  -3 < x < 4

Jadi, HP = {-3 < x < 4}.

Contoh 3
Tentukan himpunan penyelesaian dari |4x + 2| ≥ 6

Jawab :
Berdasarkan sifat c :
|4x + 2| ≥ 6  ⇔  4x + 2 ≤ -6  atau  4x + 2 ≥ 6
|4x + 2| ≥ 6  ⇔  4x ≤ -8  atau  4x ≥ 4
|4x + 2| ≥ 6  ⇔  x ≤ -2  atau  x ≥ 1

Jadi, HP = {x ≤ -2  atau  x ≥ 1}.

SOAL:
1. -3|x-4|+5 = 14
2. |4 - 2/5 x|-7 = 13
3. 3|2x + 3| – 7 = -4
4. |x – 1| + |3x + 6| = 8
5.  |2x – 5| ≤ |x + 1|

2.KETAKSAMAAN GARIS LURUS

A.Pengertian Persamaan Garis Lurus Dan Gradien 


Persamaan Garis lurus , yaitu suatu perbandingan antara koordinat y dan koordinat x dari
dua titik yang terletak pada sebuah garis .
Gradien , yaitu Perbandingan komponen y dan komponen x , atau disebut juga dengan
kecondongan sebuah garis. Lambang dari suatu gradien yaitu huruf “m” .
 Gradien dari persamaan ax + by + c = 0

  Gradien yang melalui titik pusat ( 0 , 0 ) dan titik ( a , b )


m = b/a
 Gradien Yang melalui titik  ( x1 , y 1 ) dan ( x2 , y2 )
m = y1 – y2 / x1 – x2      atau    m = y2 – y1 / x2 – x1
 Gradien garis yang saling sejajar  ( / / )
m = sama  atau jika dilambangkan adalah m1 = m2
 Gradien garis yang saling tegak lurus ( lawan dan kebalikan )
m = -1 atau  m1 x m2 = -1
B. Rumus Persamaan Garis Lurus

1.Persamaan Garis Lurus bentuk umum ( y = mx )


-> persamaan yang melalui titik pusat ( 0 , 0 ) dan bergradien m .
Contoh :
Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik pusat ( 0 , 0 ) dan bergradien 2 !
Jawab : y = mx
               y = 2 x
2. y = mx + c 
->Persamaan garis yang / / dengan y = mx dan bergradien m .
-> Persamaan garis yang melalui titik ( 0 , c ) dan bergradien m .  ( 0 , c ) adalah titik potong
sumbu y .
3. Persamaan Garis Lurus Yang Melalui titik ( x1 , y1 ) dan bergradien m .
persamaannya yaitu :
y – y1 = m ( x – x1 ) 
4. Persamaan Garis Lurus Yang Melaui Dua titik yaitu  ( x1 , y 1 ) dan ( x2 , y2 ) .

CONTOH SOAL

1.Tentukan Gradien garis yang melalui titik ( 0 , 0 )  dengan titik A ( -20 , 25 )


Jawab:
1.Diketahui : Titik ( 0 , 0 ) dan Titik A ( -4 , 7 )
  Ditanya : m = . . .?
Jawab :
m=b/a
     = 25 / -20
     = – 5/4

SOAL:
1. Tentukan Gradien garis yang melalui titik A ( -4 , 7 ) dan B ( 2 , -2 )
2. Tentuka Gradien garis dengan persamaan garis 4x + 5y – 6 = 0
3. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui pusat koordinat dan
bergradien – 4/5
4. Persamaan garis lurus yang melalui titik ( 0 , -2 ) dan m = 3/4 adalah . . .
5. Tentukan persamaan garis G yang melalui garis ( 0 , 4 ) dan sejajar
dengan  garis H yang melalui titik pusat koordinat dan titik ( 3 ,2 )
3.LIMIT
Jenis-jenis Llimit Fungsi
Limit fungsi dalam matematika dapat dikenali dari jenis fungsinya, berdasarkan jenis
fungsinya limit fungsi dibedakan menjadi:

 Limitfungsi aljabar, jika fungsi berupa fungsi aljabar


 Limitfungsi trigonometri, jika fungsi berupa fungsi trigonometri
 Limit fungsi eksponensial dan logaritma, jika fungsi berupa eksponen atau berupa
logaritma
 Limit fungsi bilangan logaritma natural, dll.
Menghitung limit fungsi secara  secara intuitif
Menentukan nilai limit fungsi dapat dilakukan secara intuitif melalui pendekatan limit kiri
dan limit kanan. Definisi limit fungsi secara intuitif adalah (Wirodikromo, 1995) :

Proses perhitungan limit fungsi disekitar titik dapat dipandang dari dua arah, yaitu

Contoh :
Hitunglah limit fungsi berikut ini, 

 
[Penyelesaian]
Gambar grafik  fungsi diatas  merupakan grafik fungsi pecah dengan asimtot x = 1 dan y = 0
 Dari grafik diatas perhitungan limit fungsi dapat dipandang dari dua arah yaitu dari kiri dan
dari kanan :
Dari kiri :

Dari kanan :

 
Contoh menghitung limit fungsi secara intuitif
Diketahui fungsi f(x) = x + 1, tentukan nilai f(x) untuk x mendekati 2 dengan pendekatan
limit kiri dan limit kanan.
[Penyelesaian]

x 1,8     1,9    1,99 1,999 -->2<-- 2,001 2,01 2,1    2,2 

f(x)=x+1 2,8 2,9 2,99 2,999   ...?... 3,001 3,01 3,1 3,2  

Dari tabel datas nampak bahwa jika jika x mendekati 2 baik dari kiri maupun dari kanan
maka f(x) = x + 1 mendekati 3.

Jadi, 
Operasi Limit Fungsi dan Teorema Limit
Teorema Limit
Beberapa teorema limit fungsi yang sering digunakan dalam perhitungan limit
fungsi (Wirodikromo, 1995) yaitu:

1.Limit suatu fungsi konstanta sama dengan konstanta tersebut

Jika f(x) = c, maka    ( c adalah konstanta dan a ϵ bilangan real)


2.Limit fungsi identitas sama dengan nilai pendekatan variabel atau peubahnya

Jika f(x) = x, maka    ( untuk setiap a ϵ bilangan real)


3. Limit hasil kali konstanta dengan suatu fungsi sama dengan hasil kali konstanta dengan
limit fungsi tersebut

Limit fungsi yang Mengarah ke Konsep Turunan


Limit fungsi dapat dipakai untuk menentukan turunan fungsi, Jadi laju perubahan nilai fungsi
f(x) terhadap x pada x = a dapat di hitung dengan dengan mengambil h mendekati nol dengan
syarat limit f(x) ada. Rumus turunan fungsi f(x) dengan pendekatan limit adalah:

 
Limit Fungsi dan Kontinuitas dan Diskontinuitas
Dalam istilah matematika grafik fungsi f(x) disebut kontinu di titik x = a , jika grafik f(x) di x
= a berupa kurva mulus (tidak terputus) atau lim x→ a f(x) ada. Perhatikan gambar dibawah
ini:

 
Grafik fungsi f(x) disebut  diskontinu di titik x = a, jika grafik f(x) di x = a terputus atau   lim
x→ a f(x) tidak ada. Perhatikan gambar berikut ini:( limit-fungsi-diskontinu)
Syarat kontinuitas sebuah Fungsi  

Fungsi f(x) kontinu di x = a jika memenuhi ketiga syarat dibawah ini

Contoh soal dan pembahasan fungsi kontinu dan diskontinu


1. Tunjukan bahwa fungsi dibawah ini kontinu di x = 1

 [Penyelesaian]
Selidiki terlebih dahulu syarat-syarat kontinuitas fungsi

2. Apakah fungsi berikut ini kontinu di x = 2


[Penyelesaian]

Selidiki terlebih dahulu syarat-syarat kontinuitas fungsi

Oleh karena f(2) tidak ada maka f(x) diskontinu di titik x =2 tidak perlu menyelidiki syarat
(2) dan (3) karena satu syarat tidak dipenuhi oleh f(x).

CONTOH SOAL
Soal No. 1

Tentukan nilai dari    

Pembahasan
Dengan turunan 

Soal No. 2

Tentukan nilai dari

Pembahasan
Masih menggunakan turunan 

SOAL:
Soal No. 1
Nilai

Soal No. 2

Tentukan nilai dari

Soal No. 3

Tentukan nilai dari

Soal No. 4

Tentukan nilai dari

Soal No. 5

Nilai dari adalah...

4.TURUNAN
TURUNAN
Turunan adalah pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah seiring perubahan nilai
input, atau secara umum turunan menunjukkan bagaimana suatu besaran berubah akibat
perubahan besaran lainnya. Proses dalam menemukan turunan  disebut diferensiasi.
         y’   adalah simbol untuk turunan pertama.
         y’’   adalah simbol untuk turunan kedua.
         y’’’  adalah simbol untuk turunan ketiga.
         dy/dx juga termasuk symbol turunan.
1.     Turunan Pertama
Rumus :
y = Cxn
ket : C & n = Konstanta Real
contoh :
          
y = 2x4 , maka dy/dx = 2 . 4 x 4-1 = 8x3
          
y = x3 + 2x2 , maka dy/dx = 3x2 + 4
2.     Turunan Kedua
Turunan kedua dinotasikan sebagai berikut :
d2y/d2x atau y’’
Turunan kedua merupakan turunan yang diperoleh dengan menurunkan kembali turunan
pertama. Perhatikan contoh berikut :
y = x3 + x2 + x + 4
dy/dx = 3x2 + 2x + 1
d2y/d2x = 6x + 2
3.     Turunan Trigonometri
Berikut rumus turunan fungsi Trigonometri :
a)     f (x) = sin x , maka f ‘ (x) = cos x
b)    f (x) = cos x , maka f ‘ (x) = - sin x
c)     f ‘ (x) = sec2x = 1/cos2x
perhatikan contoh berikut :
            jika y = x2 sin 2x , maka dy/dx ?
            jawab :
                        y = x2 sin 2x
                        misalkan :
                        u(x) = x2 , maka u’(x) = 2x
                        v(x) = sin2x , maka v’(x) = 2 cos 2x
                        y = u(x) . v(x)
                        y ‘ (x) = u’(x)v(x) + u(x) v’(x)
                                    = 2x (sin 2x) + x2 (2 cos 2x)
                                    = 2x sin 2x + 2x2 cos 2x
TURUNAN IMPLISIT
Turunan implisit yaitu memuat 2 variabel atau lebih, variable – variable tersebut terdiri dari
variable bebas dan tidak bebas, biasanya variable tersebut dinyatakan dalam x dan y dimana
variable x dan y terletak di dalam satu ruas sehingga tidak dapat dipisahkan.
a.     Bentuk umum fungsi implisit
Secara umum bentuk turunan fungsi implisit adalah f (x,y) = 0, mencari turunan fungsi
implisit sama dengan mencari solusi bentuk umumnya dan prinsipnya tidak jauh berbeda
dengan mencari turunan fungsi biasa.
Contoh :
x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19
langkah pertama : Turunkan suku-suku x dan konstanta pada kedua sisi persamaan sesuai
aturan turunan biasa untuk memulainya. Abaikan suku-suku y untuk sementara.
x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2= 19 memiliki dua suku x : x2 dan -5x. Jika kita ingin menurunkan
persamaan, kita harus mengerjakan ini terlebih dahulu,
seperti ini:
x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19

(Bawalah turun pangkat 2 dalam x2 sebagai koefisien, hapus x dalam -5x, dan ubah 19


menjadi 0)
2x + y2 - 5 + 8y + 2xy2 = 0

Langkah kedua : Turunkan saja suku-suku y dengan cara yang sama seperti Anda
menurunkan suku-suku x. Akan tetapi, kali ini, tambahkan (dy/dx) di sebelah masing-masing
suku seperti Anda menambahkan koefisien. Misalnya, jika Anda menurunkan y2, maka
turunannya menjadi 2y (dy/dx). Abaikan suku-suku yang memiliki x dan y untuk
sementara. Kita akan melakukan langkah penurunan y selanjutnya seperti berikut:
2x + y2 - 5 + 8y + 2xy2 = 0
(Bawalah turun pangkat 2 dalam y2 sebagai koefisien, hapus y dalam 8y, dan
letakkan dy/dx di sebelah masing-masing suku).
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2xy2= 0

Langkah ketiga : mensubstitusikan suku – suku yang memiliki x dan y. Dalam contoh kita,
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2xy2 = 0
kita hanya memiliki satu suku yang memiliki x dan y yaitu 2xy2. Karena x dan y dikalikan
satu sama lain, kita akan menggunakan aturan hasil kali untuk menurunkan seperti berikut:
2xy2 = (2x)(y2)
Missal : 2x = u
y2 = v
dalam (u × v)' = u' × v + v × u'
(u × v)' = (2x)' × (y2) + (2x) × (y2)'
(u × v)' = (2) × (y2) + (2x) × (2y(dy/dx ))
(u × v)' = 2y2 + 4xy(dy/dx)
Menambahkan ini ke persamaan utama kita, jadi :

2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0


           
Langkah keempat : Sendirikan (dy/dx). Sekarang, yang harus di lakukan adalah
menyelesaikan persamaan (dy/dx). Yaitu dengan proses distributive perkalian, dapat ditulis
sebagai (a + b)(dy/dx). pindahkan semua suku lainnya di sisi lain dari tanda kurung,
kemudian bagilah dengan suku-suku dalam tanda kurung di sebelah (dy/dx).
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
seperti berikut:
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
(2y + 8 + 4xy)( dy/dx) + 2x - 5 + 2y2 = 0
(2y + 8 + 4xy)( dy/dx) = -2y2 - 2x + 5
(dy/dx) = (-2y2 - 2x + 5)/(2y + 8 + 4xy)
Jadi, hasilnya berikut :
(dy/dx) = (-2y2 - 2x + 5)/(2(2xy + y + 4)

ATURAN RANTAI
Aturan Rantai merupakan aturan yang digunakan untuk menyelesaikan turunan fungsi
komposisi. Aturan ini membantu menyelesaikan turunan fungsi yang terdiri dari komposisi 2
fungsi atau lebih. Cara menyelesaikannya adalah memecah komposisi fungsi tersebut
menjadi beberapa. Komposisi fungsi yang biasanya diturunkan dengan aturan rantai adalah
bentuk pangkat dari fungsi aljabar yang terdiri dari beberapa suku.
Contoh 1:

f(x) = (3x – 2)2


untuk menentukan turunannya, maka (3x – 2)2  diuraikan.
            f(x) = 9x2 – 12x + 4,       sehingga
            f ’(x) = 18x – 12

contoh 2:
            f(x) = (3x – 2)4
            Jadikan fungsi diatas menjadi sebuah komposisi.
            Misal u = 3x – 2 , maka f(x) = u4
Lalu selesaikan turunan f terhadap u, kemudian turunkan u terhadap x, seperti berikut :
            Menggunakan rumus :
            dy/dx  = dy/du . du/dx atau df/dx = df/dx . du/dx

y = f (x) = (3x – 2)4


Misal u = 3x – 2 , maka y = u4
dy/dx  = dy/du . du/dx
            = d(u4)/du . d(3x – 2)/dx
            = 7u3 x 3
            = 21u3
Jadi, dy/dx = 21 (3x – 2)3

PENERAPAN TURUNAN DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI


            Salah satu konsep turunan yang sering digunakan adalah turunan pertama dan nilai
maksimum serta minimum fungsi. Konsep turunan pertama fungsi banyak digunakan dalam
masalah kecepatan dengan diketahui fungsi posisinya, sedangkan konsep nilai maksimum
dan minimum fungsi digunakan dalam masalah luas seperti luas tanah dan bangunan, volume
bangun ruang, dan ilmu ekonomi.
            Contoh soal :
                        Seorang anak menargetkan seekor burung dengan menggunakan ketapel yang
bertengger di sebuah pohon. Ketinggian pohon h = f (t) (dalam meter) pada t sekon
dimodelkan dengan 
f (t) = 8t2 + 250 t + 5. Tentukan kecepatan luncur kembang api saat t   = 5 sekon.
            Penyelesaian:
            Diketahui ketinggian pohon saat t sekon adalah:
                f (t) = 8t2 + 250 t + 5
                 Kecepatan luncur peluru ketapel diperoleh turunan pertama dari fungsi ketinggian
(posisi)            peluru ketapel sebagai berikut.
                f ‘ (t) = 16t + 250
                ⇔f ‘ (5) = 16(5) + 250 = 80 + 250 = 330
Jadi, kecepatan meluncur peluru ketapel saat t = 5 sekon adalah 330 m/s.

INTEGRAL
Integral merupakan kebalikan dari turunan. Jika F(x) adalah fungs umum yang bersifat F(x) =
f(x), maka F(x) merupakan anti turunan atau integral dari f(x). Pengintegralan fungsi f(x)
terhadap x dinotasikan sebagai berikut :
                        ∫ f(x) dx = F(x) + C
                        Keterangan :
                        ∫ = notasi integral
                        f(x) = fungsi integral
                        F(x) = fungsi integral umum yang bersifat F(x) = f(x)
                        C = Konstanta
1.     INTEGRAL TAK TENTU
Rumus Dasar :
a)     ∫ a dx = ax + c
b)    ∫ xn dx = 1/n+1 xn+1 + C dengan catatan n ≠ -1
c)     Integral Tak Tentu Fungsi Trigonometri
  ∫ sin x dx = - cos x + C
  ∫ cos x dx = - sin x + C
Contoh :
o     ∫ 2x2 + 4x + 8 dx           =  2/2+1 x2+1 + 4/1+1 x1+1 + 8x + c
            =  2/3 x3 + 2x2 + 8x + c
o    ∫ (2 sin x + cos 4x) dx    = -2 cos x + ¼ sin 4x + c

2.     INTEGRAL TENTU
Integral Tentu adalah integral dengan batas-batas yang sudah di tentukan, dengan dinotasikan
sebagai berikut :
                        ∫ba  f(x) dx = [F(x)]ba = F(b) – F(a)
                        Keterangan :
                        A dan b adalah batas bawah integral dan batas atas integral.
            Contoh :
            Tentukan nilai dari ∫21 (4x3 + 2x3) dx?
            Penyelesaian :
           
                        ∫21(4x3 + 2x3)dx              = [4/4x4 + 2/4x4]21
                                                            =( (2)4 + ½(2)4 ) – ( (1)4+ ½(1)4 )
                                                            = (16 + 8) – (1+ ½ )
                                                            = 24 – 1 ½
                                                            = 22 ½
A.    INTEGRAL PARSIAL
Integral Parsial adalah suatu cara untuk menaikan pangkat suatu bilangan dua
perkalian fungsi yang berbeda sehingga fungsi bilangan tersebut dapat menaikan pangkatnya
(diintegralkan). Integral parsial dihubungkan dengan fungsi bilangan (u) dan (dv) yang fungsi
tersebut akan dikali dan diintegralkan sesuai dengan aturan rumus integral parsial.
Integral Parsial memiliki cara khusus dimana dua bilangan fungsi dari (u) dan (dv)
akan dihitung untuk mencari penurunan pangkat dari (u) atau biasa disebut (du) dan mencari
kenaikan pangkat (dv) atau biasa disebut (v).

RUMUS UMUM :

∫ u.dv = u.v - ∫ v.du

Keterangan :
Dengan (u) sebagai F(x) dan (du) sebagai F(x)'. Dan untuk fungsi (v) dan (dv) dalam soal
kita memilih fungsi (dv) dengan syarat (dv) diintegralkansehingga membentuk (v). Setalah
menemukan turunan (u) menjadi (du)dan integral (dv) menjadi (v). Nilai akan siap
dimasukan ke dalam rumus integral parsial.

Contoh :
∫ x2 (x+3)2 = ∫ x2 (x2 + 6x + 9)
Untuk (u) kita mengambil fungsi x2 dan (dv) adalah (x2 + 6x + 9) sehingga
(u) = x2  diintegralkan, hasilnya menjadi :
 (du) = 2x
(dv) = (x2 + 6x + 9) diintegralkan, hasilnya menjadi :
(v) = (1/3x3 + 3x2 + 9x)
 Setelah menemukan u, du, dv dan v kita melanjutkan dengan rumus
Parsial, sebagai berikut :
                                                ∫ u.dv = u.v - ∫ v.du
                                    Masukkan nilai u, du, dv dan v kedalam rumus :
                                    ∫ x2 (1/3 x3 + 3x2 + 9x)     = (x2) (1/3x3 + 3x2 + 9x) - ∫(1/3 x3 + 3x2 + 9x)
(2x)
                                                                        = 1/3 x5 + 3x4 + 9x3 - ∫ 2/3x4 + 6x3 + 18x2
                                                                        = 1/3 x5 + 3x4 + 9x3 – 2/15 x5 + 3/2x4 + 6x3
                                                                        =1/3 x5 – 2/15 x5 + 3x4 + 3/2 x4 + 9x3 + 6x3
                                                                        = 1/5x5 + 4 ½ x4 +15 x3
                                    Jadi integral parsial dari ∫ x2.(x+3)2 hasilnya 1/5x5 + 4 ½ x4 +15 x3
B.    INTEGRAL SUBSTITUSI
Integral Substitusi juga merupakan salah satu teknik penyelesaian integral. Untuk
menentukan ∫ f(x) dx , kita dapat mensubstitusikan u = g(x), dengan g fungsi yang dapat
diintegralkan. Apabila substitusi itu mengubahf(x) dx menjadi h(u) du dan apabila H sebuah
anti turunan dari h, maka kita dapat menotasikannya sebagai berikut :
∫ f(x) dx = ∫ h(u)du = H(u)+C = H( g(x) )+C
Contoh soal :
Tentukan integral dari: ∫(x2+2)2dx
Penyelesaian :
Kita Misalkan  :
            u = x2+2
            du/dx = 2x
            dx = ½ x du
Baru kita substitusikan ke soal :
            ∫(x2+2)2dx          =          ∫ u2. ½ x du
                                    =          ½ .1/2+1 u2+1+C
                                    =          1/6 u3+C,                       u = x2+2
                                    =          1/6(x2+2)3+C
Jadi, integral substitusi dari ∫( x2+2)2 dx adalah 1/6(x2+2)3+C
C.    PENERAPAN INTEGRAL DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
            Integral dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas cangkupannya seperti digunakan
di bidang teknologi, fisika, ekonomi, matematika, teknik dan bidang-bidang lainnya.
Contoh soal yang menggunakan integral dalam bidang ekonomi :
Diketahui MR suatu perusahaan adalah 12x2+6x-5, tentukan penerimaan totalnya (TR), jika c
= 0?
TR        = ∫ MR dx
            = ∫12x2+6x-5
            = 12 1/3 x3 + 6 ½ x2-5x+C
            = 4x3+3x2-5x
Jadi, Penerimaan totalnya (TR) adalah 4x3+3x2-5x
Ket :
MR (Management Representative)

CONTOH SOAL
Soal No. 1
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f(x) = 3x4 + 2x2 − 5x
b) f(x) = 2x3 + 7x
Pembahasan
Rumus turunan fungsi aljabar bentuk axn
Sehingga:
a) f(x) = 3x4 + 2x2 − 5x
f ‘(x) = 4⋅3x4− 1 + 2⋅2x2−1 − 5x1-1
f ‘(x) = 12x3 + 4x1 − 5x0
f ‘(x) = 12x3 + 4x − 5
b) f(x) = 2x3 + 7x
f ‘(x) = 6x2 + 7
Soal No. 2
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f(x) = 10x
b) f(x) = 8
c) f(x) = 12
Pembahasan
a) f(x) = 10x
f(x) = 10x1
f ‘(x) = 10x1−1
f ‘(x) = 10x0
f ‘(x) = 10

b) f(x) = 8
f(x) = 8x0
f ‘(x) = 0⋅ 8x0−1
f ‘(x) = 0

c) f(x) = 12
f ‘(x) = 0

SOAL:
Soal No.1

Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:


a) f(x) = 10x
b) f(x) = 8
c) f(x) = 12

Soal No.2
Carilah turunan pertama f'(x) dari fungsi-fungsi di bawah ini :
a. f(x) = 6x 
b. f(x) = x4
c. f(x) = -4x5 
d. f(x) = 4x3 - 3x2 + 8x -5 

Soal No.3
Carilah Turunan Kedua (f"(x)) dari fungsi f(x) = 4x3 - 3x2 + 8x – 5

Soal No.4
Carilah turunan pertama f'(x) dari fungsi-fungsi dibawah ini :
a. f(x) = 2x
 
b. f(x) = 14x6

Soal No.5
Carilah turunan pertama f'(x) dari fungsi-fungsi dibawah ini :
a. f(x) = 3x1/2
b. f(x) = 6x3/2

Anda mungkin juga menyukai