Anda di halaman 1dari 87

TUGAS PORTOFOLIO MATEMATIKA

DASAR
Dosen Pengampu : Riza Arifudin S.Pd ,M.Cs

Nama
NIM
Prodi

:Emas Agus Prastyo Wibowo


:4311413013
:Kimia

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

BAB II
SISTEM BILANGAN REAL
A. Kompetensi dan Indikator
A.1 Standar Kompetensi
Menggunakan konsep bilangan real dalam soal dan
permasalahan yang relevan.
A.2 Kompetensi Dasar
Memahami matematika pada materi sistem bilangan real,
ketaksamaan, nilai mutlak, akar
kuadrat dan kuadrat, koordinat kartesius dan kutub, grafik,
serta sistem persamaan linear
A.3 Indikator Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengerjakan soal-soal

Kalkulus-1 : Sistem Bilangan Real


A. Sistem Bilangan
B. Pertidaksamaan
C. Nilai Mutlak

A. Sistem Bilangan
BILANGAN REAL
Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang
merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan
himpunan bilangan irasional

Bilangan Rasional
Adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
p
q

di mana p, q Z, dengan q 0. Notasinya: Q = {x|x = , p

dan qZ, dengan q 0}.

Bilangan Irrasional (Tak Rasional)


Adalah suatu bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk .
Notasinya: iR = {x|x tidak dapat dinyatakan dalam bentuk }
contoh : , e, log 5

Sistem Bilangan / Himpunan Bilangan


Himpunan Bilangan Asli: N = {1, 2, 3, 4, 5, }
Himpunan Bilangan Bulat: Z = { ,2,1, 0, 1, 2,
3, }
Himpunan Bilangan Rasional: Q = {

p
q

| p, q Z,

q_= 0}

Perhatikan gambar segitiga di samping. Panjang sisi miringnya


adalah 2. Apakah bilangan tersebut merupakan
bilangan rasional .
Gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional
disebut himpunan bilangan

real, disimbolkan R. Jelas N Z Q R.

1) Sifat-sifat Bilangan Real


- Komutatif (pertukaran), hanya untuk penjumlahan dan
perkalian
x+y= y + x dan xy =yx
-

Asosiatif (pengelompokan), hanya untuk penjumlahan


dan perkalian
(x+y)+z = x +(y +z) dan (xy)z = x(yz)

Distributif, perkalian terhadap penjumlahan


(x+y) = xz+yz
- Unsur identitas
Terhadap operasi jumlah yaitu 0 sehingga x + 0 = x
Terhadap operasi kali yaitu 1 sehingga x.1 = x
-

- Invers
Terhadap penjumlahan yaitu x sehingga x +(-x) = 0
1
Terhadap perkalian yaitu x

1
sehingga x . x

=1

2) Sifat-sifat Urutan Bilangan Real


Trikotomi
Jika x dan y adalah suatu bilangan, maka pasti berlaku salah satu dari x
< y atau x > y atau x = y
Ketransitifan
Jika x < y dan y < z maka x < z

Perkalian
Misalkan z bilangan positif dan x < y maka xz < yz, sedangkan bila z
bilangan negatif, maka xz > yz

Garis bilangan
Setiap bilangan real mempunyai posisi pada suatu garis yang disebut dengan
garis bilangan(real)

-3

Sistem Bilangan Real


Himpunan bilangan real dengan semua operasi dan sifat-sifat
yang berlaku di dalamnya dinamakan sistem bilangan real

INTERVAL BILANGAN REAL


Interval adalah suatu himpunan bagian dari garis bilangan real yang
mengandung paling sedikit 2

bilangan real yang berbeda dan semua bilangan real yang terletak diantara
keduanya.
Penulisan himpunan dalam bentuk interval/selang:
{ x|a xb,xR}
=[a,b ] disebut selang tutup
x< b<, x R }
{x|a
=(a,b ) disebut selang buka
{ x|a x <b , x R }

= [ a,b) keduanya disebut selang setengah buka /


setengah tutup

{ x|a x b , x R }

=(a,b ]

{x |x b , x R }

=[ b, ) keduanya disebut selang tak terbatas

{x |x a , x< R }

=(-,a]

B. Pertidaksamaan
Notasi Interval: Misalkan a, b R,

1. (a, b) = { x |a < x < b}


a b
2. [a, b] = { x | a x b
a }
b
a b
3. [a, b) = { x | a x < b}

4. (a,) = { x |x > a}

5. [a,) = { x | x a }

6. (, b) = { x |x < b}
7. (, b] = { x | x b }

8. (,) = R

B. Pertidaksamaan
Pertidaksamaan tidak boleh dikalikan atau dibagi oleh suatu variabel
karena variabel tersebut bisa bernilai positif atau negatif.
Pertidaksamaan akan berubah tanda apabila variabel pengali/pembagi bernilai
negatif.

Bentuk umum:
A(x) C(x)
<
B ( x) D ( x )

A(x),B(x), C(x), dan D(x) masing-masing polinom.


Catatan: Tanda < dapat juga berupa , > atau
Contoh:

x 3+1
3x

x 22 x+ 8 x 5+3 x4

Himpunan dari semua titik x R yang memenuhi pertaksamaan tersebut


disebut solusi.

Langkah-Langkah menentukan solusi pertaksamaan rasional:

(dijelaskan seiring dengan pencarian solusi dari


x+1
x

2x x +3

Tentukan daerah definisi dari pertaksamaan


tersebut
Tambahkan kedua ruas dengan
diperoleh bentuk

C ( x)
D( x)

sehingga

P(x)
<0
Q( x)

Faktorkan P(x) dan Q(x) atas faktor-faktor linier


& kuadrat definit.
Gambarkan garis bil. real dan tandai akar-akar
dari P(x) dan Q(x).
Pada setiap subinterval yang terbentuk, ambil
satu buah titik dan periksa tanda dari
+

P(x)
Q( x)

Simpulkan solusi dari pertaksamaan tersebut.

Diskusi: Perhatikan langkah kelima di atas. Untuk


menentukan tanda dari

P(x)
Q( x)

sepanjang suatu

subinterval, mengapa cukup kita uji pada satu titik


saja ? Jelaskan !
Latihan
Tentukan solusi dari:
a)2 x2 x < 6
b) (x 1)2 4

c)5x 3

7 - 3x

Hati-Hati:
Jangan mengalikan pertaksamaan dengan bilangan yang tidak
diketahui tandanya
ilustrasi:

1
<1
x1

Sebaiknya, hindari mencoret faktor yang sama, ilustrasi:


3
x

3(x +1)

C. Nilai Mutlak
Definisi nilai mutlak
Nilai mutlak x dengan notasi |x | didefinisikan sebagai:

,x 0
,x 0

Contoh:
| 6 | = 6 ,karena 60
| -4| = - ( - 4) = 4,karena 4 0
| 0 | =0
Akibat definisi nilai mutlak
a< x<a x <

a atau x <a | x|>

Sifat-sifat Nilai Mutlak


a. |x.y | = |x | .|y |
x
x

y
y

b.
c. | x+y|

|x |+ | y|

d. |x |

|y | x < y

e.

|x y| | |x| |y| |

Contoh:
|x+5| < 6

Latihan

a) |x 3| = x 3
b) |x 1| = 2.
c) |x 5 ||2 x 6|
d) |2x 7| < 3
e) |x 2| + |x + 2| > 7
f) |x 2| < 3 |x + 7|

Sistem Koordinat Kartesius / Persegi Panjang


Pelopor: Pierre de Fermat (1629) & Rene Descartes
(1637)

Sistem koordinat adalah suatu


metode untuk menentukan letak
suatu titik dalam grafik. Ada
beberapa macam system
koordinat yaitu:
Sistem Koordinat
Cartesius;
Sistem Koordinat
Kutub;

Sistem Koordinat Tabung, dan


Sistem Koordinat Bola.

Sistem Koordinat Cartesius


Koordinat ini terdiri dari 2 garis saling tegak lurus, yaitu satu mendatar
(horizontal) dan yang lain tegak (vertikal). Garis mendatar ini disebut sumbu-x
sedangkan garisyang tegak disebut sumbu-y. Perpotongan kedua sumbu
tersebut dinamakan titik asal (origin) dan diberi tanda O. Seperti biasanya, titiktitik di sebelah kanan O nilainya adalah positif (bilangan-bilangan real positif)
sedangkan titik-titik di sebelah kiri O dengan bilangan-bilangan real negatif.
Demikian pula dengan titik-titik di sebelah atas O dan di sebelah bawah O
masing-masing dikaitkan dengan
bilangan-bilangan real positif dan negatif. Oleh ke dua sumbu, bidang datar
(bidang koordinat) terbagi menjadi 4 daerah (kwadran), yaitu kwadran I,
kwadran II, kwadran III, dan kwadran IV

Gambar Koordinat Katesius dan kwadrannya


Letak sembarang titik pada bidang dinyatakan dengan
pasangan variable berurutan (x,y). Titik P(x,y) berarti bahwa
jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y masing masing adalah |y|
dan |x|. Apabila x < 0 (atau y < 0) maka titik P berada di
sebelah kiri (atau sebelah bawah) titik asal O dan apabila x > 0
(atau y > 0) maka titik P terletak di sebelah kanan (atau
sebelah atas) titik asal O dalam hal ini, x disebut absis titik P
sedangkan y disebut ordinat titik P.

Jarak dua titik di bidang

Misalkan P(x1, y1) dan Q(x2, y2) dua buah titik pada
bidang, jaraknya adalah d(P,Q) =

( x 2 x 1 )2 + ( y 2 y 1 )2

Garis Lurus
Bentuk umum: Ax + By + C = 0 dengan A,B, dan C konstanta.
Nilai A dan B tidak boleh nol secara bersamaan.
Grafik garis lurus ditentukan oleh dua titik (x1, y1) dan (x2, y2)
yang
memenuhi persamaan tersebut.

Hal-hal khusus:

Bila A = 0, persamaan berbentuk y =

C
B

grafiknya sejajar sumbu-x.

Bila B = 0, persamaan berbentuk x =

C
A

grafiknya sejajar sumbu-y.

Bila A,B tak nol, Ax + By + C = 0 y =

,
A
C
x
B
B

Misalkan (x1, y1) dan (x2,


y2) dua titik pada garis
tersebut. Kemiringan garis

didefinisikan sebagai m =
y 2 y 1
x 2x 1

Persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1)


dan (x2, y2) :
yy1
x x 1
=
y 2 y 1 x 2x 1

Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan


melalui titik (x1, y1) :
y y1 = m(x x1)
Misalkan garis _1 dan _2 dua buah garis dengan
kemiringan m1 dan m2. Kedua garis tersebut sejajar
m1 = m2
Kedua garis tersebut saling tegak lurus m1 m2
= 1 (mengapa?)
Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang jaraknya sama terhadap titik

tertentu (disebut pusat lingkaran). Persamaan lingkaran yang berpusat


2
2
di (0, 0) dan jari-jari r adalah: x + y =

r 2 Bila pusat lingkaran berada di

2
2
2
titik (p, q) maka persamaannya menjadi ( x p) + yq = r

Contoh 1:
Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan
pusatnya O(0,0).
Jawab:
Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan berjarijari 5
adalah
x 2+ y 2 =52 atau x 2+ y 2 =25 .

Contoh 2.
Tulislah pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya

x 2+ y 2

= = 27.
Jawab:
2
2
Pusat lingkaran x + y = 27 adalah O(0,0), jari-jarinya adalah r

= 27 = 3 3 satuan.

Contoh 3:
Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan
berpusat di titik (2,4).

Jawab:
Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (2,4) dan berjari-jari
5 adalah
( x2 )

y4

atau

( x2 )

Persamaan Lingkaran

y4

x 2+ y 2

+ A x + B y + C = 0.

Ini adalah persamaan lingkaran dengan


Pusat : P(

1
1
A , B
2
2

Jari-jari : r =

Contoh:
Carilah pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya
2
2
x + y - 6 x + 4 y - 12 = 0.
Jawab:
2
2
Pada persamaan x + y - 6 x + 4 y - 12 = 0, nilai A = -6, B = 4
dan C = -12.
Misalkan pusat lingkarannya P dan jari-jarinya r.
Pusat : P(

1
1
A , B = (3,-2)
2
2

Jari-jari : r =

r=

1
1
.36+ .16(12)
4
4

25 = 5 satuan

Latihan
a. Tentukan persamaan lingkaran di kuadran I yang
menyinggung garis y = 3 x

dan sumbu X di titik

(4,0).
b. Hitung jarak terdekat antara titik P(-7,2) ke lingkaran
2

x +y

-10x 14y -151 = 0.

2
2
c. Diketahui titik P(1,7) dan lingkaran (x+ 3) + ( y4)

= 16. Hitung jarak terdekat P kelingkaran.

KOORDINAT KUTUB
Dalam beberapa hal, lebih mudah mencari lokasi/posisi suatu
titik dengan menggunakan koordinat kutub. Koordinat kutub
menunjukkan posisi relatif terhadap titik kutub O dan sumbu
polar (ray) yang diberikan dan berpangkal pada O.

A(r,)
r

Suatu titik A dapat dinyatakan sebagai


pasangan berurut A(r,)
r : jarak titik A terhadap titik asal O (0,0)
: besar sudut antara sb-X (x positif) terhadap
garis OA

x
Cos = r

Sin

= r

Jika diketahui Koordinat Kutub ( r ,


Maka :
x = r. cos
y = r. sin

):

Jika diketahui Koordinat Kartesius ( x , y ) :

x2 y2
Maka :
r

y
tan = x

Contoh Soal :
Diketahui Koordinat Kutub :

A(10,30
10

30
0

Ubahlah ke Koordinat Kartesius :


A(10,30
Maka :
x = r. cos

y = r. sin
Penyelesaian :
Titik A(10,30

x = r. cos
=10 .cos 30
1

=10. 2 3
=5 3
y= r. sin
=10. sin30
1
=10. 2

=5
`

Jadi .A(10, 30 ) (5 3 , 5)

Diketahui Koordinat Kartesius :

A(x,y)

Ubahlah ke Koordinat Kutub :


Titik A ( 4, 4 3 )
x2 y2

Maka :

r=
tan =

42 (4 3 ) 2

16 48

y
x

Penyelesaian :

Titik A (4, 4

) r=

=
= 64
=8
tan

y
x

=
=

4 3
4

= 3
= 60
Jadi A( 4, 4 3 ) A ( 8,600)

Grafik Persamaan Kutub


Cardioid:
r a(1sin) dan r a(1cos)
Contoh : r = sin + 1

Limaon:
r = a + b cos , r = a + b sin
contoh : r = 3 5 sin

Mawar (Rose)
Persamaan berbentuk r = cos (n ) atau r = sin(n )
mempunyai grafik berbentuk mawar (rose);
dengan jumlah kelopak = n jika n ganjil,
2n jika n genap
Contoh : r = cos

Lemniscate:
Contoh: untuk
r 2 a cos(2) atau r 2 asin(2)
r 2 4sin(2)

Spiral:
Persamaan berbentuk r = n
Contoh : r =

Grafik dari butterfly curve


r() = exp(cos())- 2*cos(4* ) + sin(/4)^3

KOORDINAT POLAR
Titik P dengan koordinat polar (r, ) berarti berada diposisi:
- derajat dari sumbu-x (sb. polar)
( diukur berlawanan arah jarum-jam)
- berjarak sejauh r dari titik asal kutub O.
Perhatian:

jika r < 0, maka P berada di posisi yang


berlawanan arah.

r: koordinat radial

: koordinat sudut

Setiap titik mempunyai lebih dari satu representasi dalam


koordinat polar
(r, ) = (- r, + n ), untuk n bil. bulat ganjil
= ( r, + n ) , untuk n bil. bulat genap

Persamaan dalam Koordinat Polar


Pers. polar dari lingkaran berjari-jari a: r = a

Untuk lingkaran berjari a


- berpusat di (0,a): r = 2a sin
- berpusat di (a,0): r = 2a cos

r = 2 sin
=cos

/2

Konversikan persamaan
kedalam sistem

/2

-2

polar r = 2 sin
koordinat tegak:

Kalikan kedua sisi dengan r:


r2 = 2r sin
x2 + y2 = 2y
x2 + y2 - 2y = 0
Jadi persamaan tsb. dalam koordinat tegak adalah x2 +
(y -1)2 = 1

Cari titik potong antara 2 persamaan polar berikut:


1 + sin and r2 = 4 sin .
Solusi:
(1 + sin )2 = 4 sin
1 + 2 sin + sin2 - 4 sin = 0
sin2 - 2 sin + 1 = 0

r =

(sin - 1)2 = 0 sin = 1


Jadi sudut = /2 + 2n, dimana n = 0,1,
Jadi salah satu titik potong: (2, /2)

Grafik Persamaan Polar


r a (1 sin )

dan r a(1 cos )

Cardioid:

Limaon: r = a + b cos , r = a + b sin


Limaon: r()= 3 2 cos()

Persamaan berbentuk r = cos (n ) atau

r = sin(n )

mempunyai grafik berbentuk mawar (rose);


dengan jumlah kelopak = n jika n ganjil,2n jika n
genap
Rose: r() = a b sin (n)
contoh: r() = 5 sin(2)

r 2 cos( 2 )

polar

r 2 a cos( 2 ) atau
r 2 4 sin( 2 )

r 2 a sin( 2 )

Lemniscate:

Grafik persamaan

Spiral: r =

Menghitung Luas dalam Koordinat Polar


Definisi:
Luas daerah R yang dibatas oleh dua garis
radial = dan = dan kurva r = f( ),

, adalah

f
(

1
2

=
r = f()

BAB III
FUNGSI DAN LIMIT

MATERI YANG DI BAHAS


A. DEFINISI FUNGSI
B. NOTASI FUNGSI
C. DAERAH ASAL DAN AERAH HASIL
D.GRAFIK FUNGSI
E. FUNGSI GENAP DAN GANJIL
F. OPERASI FUNGSI
G.KOMPOSISI FUNGSI
H.FUNGSI TRIGONOMETRI
A.DEFINISI FUNGSI
Ada dua buah definisi
1.Sebuah fungsi adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap
objek x dalam satu himpunan yang disebut daerah asal ,dengan sebuah
nilai unik f ( x ) dari himpunan kedua .Himpunan nilai yang diperoleh
secara demikian disebut daerah hasil fungsi tersebut

2.Suatu fungsi adalah suatu himpunan pasangan terurut(x,y) dimana tidak


terdapat dua pasangan berbeda yang bilangan pertamanya
sama.Himpunan semua nilai x yang mungkin dinamakan daerah asal
(domain)fungsi,dan himpunan semua nilai y yang di hasilkan dinamakan
daerah nilai fungsi

Dari kedua definisi di atas diambil garis besarnya adalah


Suatu himpunan pasangan terurut bilangan (x,y) dimana tidak terdapat dua
pasangan berbeda yang bilangan pertamanya sama .Tiap objek x dalam satu
himpunan pertama,yang disebut daerah asal (domain) dihubungkan dengan
sebuah titik unik f (x) dari himpunan kedua yang dinamakan daerah nilai
(range/jelajah/hasil)

B.NOTASI FUNGSI

Di pakai sebuah huruf tunggal seperti f atau g atau F . Maka f ( x) dibaca


f

dari x atau f pada x menunjukkan nilai yang diperoleh oleh f

kepada x
3
Contoh .Jika f ( x )=x 4 , hitunglah f ( 2 ) , f (1 ) , f ( a ) , f (a+ h)

Penyelesaian :
f ( 2 )= (2 )3 4=4
f (1 )=(1 )34=5

f ( a )=a3 4
3

f ( a+ h )=( a+h ) 4=a +3 a h+3 a h + h 4

2
Contoh 2 .Jika f ( x )=x 2 x , hitunglah f ( 4 ) , f ( 4 +h ) , f ( 4 +h ) f ( 4)

Penyelesaian :
2

f ( 4 )= ( 4 ) 2 ( 4 ) =8
2

f ( 4+h )=( 4 +h ) 3 ( 4+h )=8+6 h+h


f ( 4+h )f ( 4 )=8+6 h
f ( 4+ h )f (4) 6 h+h2
=
=6+ h
h
h

Latihan
Selesaikanlah
2
1. Untuk f ( x )=x 1 , hitunglah f ( 1 ) , f (2 ) , f ( k ) , f ( 0 ) , f (6)

3
2. Untuk F ( x )=3 x + x ,hitunglah F (6 ) , F 3 , F

(2)

C.DAERAH ASAL DAN DAERAH HASIL

Definisi Daerah Asal


Daerah asal adalah himpunan himpunan elemen elemen pada mana fungsi
itu mendapat nilai
Definisi Daerah Hasil
Himpunan nilai- nilai yang diperoleh secara demikian

2
Contoh 1. F adalah fungsi dengan aturan F ( x )=x + 1. Daerah asalnya

{1,0,1,2,3 }

.Carilah daerah hasilnya.

Penyelesaian :
Daerah hasilnya {1,2,5,10}
Bilamana daerah asalnya tidak dirinci kita selalu menganggap bahwa daerah
asalnya adalah himpunan bilangan riil yang terbesar sehingga aturan fungsi ada
maknanyadan memberikan nilai bilangan riil,daerah asal ini disebut daerah asal
mula(domain natural)

Contoh.2 Carilah daerah asal mula(natural) untuk:


1.

f ( x )=

1
x3

2.

g ( t )= 9t 2

Penyelesaian :
1
1.Daerah hasil untuk f ( x )= x3 adalah {x x R , x 3 } dibaca

Himpunan x dan R (Bilangan riil) sedemikian rupa sehingga x tidak sama


dengan 3
2
2
2.Harus membatasi t sedemikian rupa sehingga 9t 0 g ( t )= 9t

dengan tujuan menghindari bilangan imajiner sehingga { t

R;

3 }

Latihan
Tentukan daerah asalnya
1.

f ( x )= x4

2.

f ( x )= x 24

3.

f ( x )= 4x 2

4.

f ( x )= x+ 1

D.GRAFIK FUNGSI
Bilamana daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan
bilangan riil,kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan

grafiknya pada suatu bidang koordinat.Dan grafik fungsi f


persamaan y=f ( x )
Contoh .Buatlah sketsa grafik dari :

1.

f (x)=x 22

2.

g ( x ) =x3 2 x

3.

h ( x )=

2
x 1

Penyelesaian:
2
1. f ( x )=x 2

Daerah asal

{x

x R}

Daerah hasil {y y R ; y 2}

adalah grafik dari

2.
3
2. g ( x ) =x 2 x

Daerah asal { x
Daerah hasil { y
Grafiknya :

xR}
y R}

3.

h ( x )=

2
x 1

Daerah asal { x

x R ; x 1 }

Daerah hasil { y

y R; y0}

Grafiknya :

Tentukan daerah asal ,daerah hasil ,dan buat grafiknya


1.

f ( x )=3 x

2.

F ( x )=2 x+1

3.

F ( x )=3 x 2

E.FUNGSI GENAP DAN FUNGSI GANJIL

Definisi Fungsi Genap

Suatu fungsi

dikatakan fungsi genap jika setiap x di daerah asal

f , f (x )=f ( x)

Definisi Fungsi Ganjil


Suatu fungsi dikatakan fungsi ganjil jika setiap x di daerah asal
f , f (x )=f (x )

Dari kedua definisi ini dapat dipahami bilamana


terletak pada daerah asal

,maka

juga

Contoh.Tentukan apakah fungsi- fungsi dibawah ini genap,ganjil,atau


bukan keduanya
f ( x )=x 22

g ( x ) =x3 2 x

h ( x )=2 x 4+ 7 x3 x2 +9

Penyelesaian:
.

f ( x )=x 22
2

f (x )=(x ) 2=x 2

(Fungsi Genap)

g ( x ) =x3 2 x

g (x )=(x ) 2 (x )=x +2 x=(x 2 x )

h ( x )=2 x 4+ 7 x3 x2 +9

(Fungsi Ganjil)

h (x )=2 (x ) +7 (x ) (x ) +9

h (x )=2 x 4 7 x3 x 2+ 9

(Fungsi bukan keduanya)

F.OPERASI FUNGSI
Operasi pada Fungsi
Seperti halnya pada bilangan, kita definisikan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian pada fungsi, sebagai berikut:
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f g)(x) = f(x) g(x)
(f.g)(x) = f(x).g(x)
(f/g)(x) = f(x)/g(x)
asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi. Daerah asal f + g
adalah irisan dari daerah asal f dan
daerah asal g, yakni {x R | x 0 }.
Contoh
2
jika f(x) = x
dan g(x) =

1
x , maka f + g

adalah fungsi yang memetakan x ke


=

1
x2 +
x , yakni (f + g)(x)

1
x2 +
x

Selain keempat operasi tadi, kita dapat pula mendefinisikan


pangkat p dari fungsi f, yakni
f p(x) = [f(x)]p, asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi.

G.KOMPOSISI FUNGSI
Aturan fungsi komposisi
Fungsi g : A B dan h : B C dua fungsi dengan Dh = Rf. Pada
gambar berikut
mengilustrasikan fungsi g bekerja lebih dulu baru dilanjutkan
fungsi h. Fungsi g memetakan x
ke y dan h memetakan y ke z. Fungsi f memetakan x langsung
ke z. Fungsi f : A C adalah
komposisi dari fungsi g dan h, yakni f = h g.
Perhatikan ilustrasi di atas, y = g(x) dan z = h(y). Fungsi f : A
C ditentukan oleh rumus f(x) = h(g(x)) untuk semua x
anggota A. adalah fungsi komposisi g dan h, dan dinotasikan
dengan f = h g.
f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) untuk semua x anggota A.
Perhatikan bahwa h g g h.
(h g)(x) = h(g(x)) g(h(x)) (g h)(x).
h g merupakan fungsi komposisi dengan g bekerja lebih dulu
baru kemudian h, tetapi g h merupakan fungsi komposisi
dengan h bekerja lebih dulu baru g.
Contoh :
Misalkan dua fungsi g : R R dan h : RR, keduanya berturutturut ditentukan oleh rumus:

2
g(x) = 2x + 1 dan h(x) = x

a. Carilah (i) (h g)(3); (ii) (h g)(-5); dan (iii) daerah hasil f =


h g.
b. Carilah x R, sehingga f(x) = 100, jika f = h g.
Jawab:
a. (i) (h g)(3) = h(g(3)) = h(2.3 + 1) = h(7) = 7 2 = 49.
2
(ii) (h g)(-5) = h(g(-5)) = h(2(-5) + 1) = h(-9) = 9 = 81.

(iii) Misalkan f = h g.
2
f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) = h(2x + 1) = ( 2 x +1 )

untuk semua x R.
Jadi Rf = {x R/ x 1}.
b. f(x) = 100, jika f = h g. Berarti f(x) = (h g)(x) = 100.
Berdarkan a(iii);
( 2 x +1 )2 = 100
2x + 1 = 10 atau 2x + 1 = -10
x=4

1
2 atau

x=5

1
2

H.FUNGSI TRIGONOMETRI
Definisi Fungsi Trigonometri
Fungsi ini didefinisikan dalam ukuran radian

Misalkan AOB adalah suatu sudut dalam posisi baku dan OA = 1.Jika s satuan
adalah panjang busur lingkaran yang ditempuh titik A bila sisi awal OA diputar
ke sisi terminal OB maka ukuran radien t dari sudut AOB ditentukan oleh:
a.t=s ,bila putarannnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam
b.t=-s ,bila putarannya searah dengan arah putaran jarum jam.
Ukuran panjang keliling suatu lingkaran 2 .Beberapa contoh ukuranukuran sudutnya

2.Ukura derajat dan radian dan hubungannya dengan trigonometri sudut.

Sudut 360 sama dengan 2 radian


Sudut 180 sama dengan radian
1

1rad

180

radian

180
57 18 '

Contoh 1.Rubahlah 162 dalam bentuk radian


Penyelesaian :
162 =162

1
9
rad= rad
180
10

Contoh.2 Rubahlah 12 rad dalam bentuk derajat


Penyelesaian :
5
5
180
rad=
=75
12
12

Pembagian suatu putaran menjadi 360 bagian dilakukan oleh suatu


bangsa Babylon kuno ,yang menyenangi kelipatan 60.Pembagian ke dalam
2

bagian lebih mendasar dan berlatar belakang pada pemakaian ukuran

radian yang umum dalam kalkulus.Panjang busur s dari potongan busur


sebuah lingkaran radius r
Dengan sudut pusat t radian adalah :
s
t
=
2 r 2

Sehingga
s=r t

dengan :
r=radius

t=besarnya sudut (dalam radian ( ) )

Bila r =1 ,ini memberikan s=t .Dengan kalimat ,panjang busur pada


potongan lingkaran satuan dengan sudut pusat t radian adalah t

Latihan

Konversikan ke dalam bentuk


1.

240

2.

135

3.

600

Konversikan ke dalam bentuk derajat

rad

4.

7
rad
6

5.

1
rad
3

6.

5
rad
4

FUNGSI TRIGONOMETRI
Rumus Jumlah dan Selisish Dua Sudut
1. Menentukan Rumus untuk cos (

Titik A dan B pada lingkaran. OA = OB = 1 satuan. OA dengan sumbu x


positif membentuk
sudut
. OB dengan sumbu x positif membentuk sudut .
AOC =

dan BOC = .

Dengan demikian koordiant titik A (cos

, sin

Rumus

cos ( )=coscos+sinsin

Dengan mengubah + menjadi () diperoleh:


cos ( + )=cos cos ( ) + sin sin ()

coscossinsin

Jadi ,

) dan (cos

, sin

).

cos ( + )=coscossinsin

Ingat

sin( )=sin

cos ( )=cos

2.Menentukan rumus sin


Rumus sinus jumlah dua sudut dapat ditentukan sebagai berikut ini.
sin ( + ) =cos { 90 ( + ) }
cos { ( 90 ) }
cos ( 90 ) cos +cos +sin ( 90 ) sin
sincos + cossin

Jadi,

sin ( + ) =sincos +cossin

Setelah kita memperoleh sinus jumlah, yaitu sin (a +b ) kita dapat menentukan
rumus selisih dua sudut sebagi berikut:
sin ( )=sin { + ( ) }

sin cos ( )+ cos sin ()

= sincos + cos(sin )
= sincos cossin
Jadi, sin ( ) = sincos cossin

Ingat !!

cos 90
sin 90

= sin

= cos

3.Menentukan rumus untuk tan (

Dari rumus sinus dan cosinus jumlah dua sudut dapat


digunakan untuk menentukan rumus tan ( + ) sebagai
berikut :
tan ( + )=

sin ( + )
cos ( + )

sincos + sincos
coscoscoscos

sincos cossin

coscos coscos

coscos sinsin

coscos coscos

sin
sin
cos + cos

sin sin

cos cos

tan +tan

= 1tan . tan

Rumus Trigonometri Sudut Rangkap


1. Menentukan Sudut Rangkap
a. Menentukan rumus sin 2
Dengan rumus
2 = +

sin ( + ) =sincos +cossin

dan dengan mengubah

didapat sin 2 =sin ( + )


sincos +cossin
2 sincos

Jadi , sin 2 =2 sincos


b. Menentukan rumus cos 2
Dengan rumus
2 = +

cos ( + )=coscossinsin

didapat

dan dengan mengubah

cos 2 =cos ( + )
coscos sinsin

cos2 sin2
2
2
Jadi, cos 2 =cos sin

2
2
Rumus cos 2 =cos sin dapat dinyatakan dalam bentuk lain

cos 2 =cos 2 sin2


2

1cos
co s2
2

cos 1+ cos
2 cos2 1
2
Jadi . cos 2 =2 cos 1
2

cos 2 =1sin

Ingat!
cos 2 + sin2 =1
sin 2 =1cos 2
cos 2 =1sin 2

2. Identitas Trigonometri

Rumus rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan cosinus bersama-sama


dengan rumus- rumus yang terdahulu dapat digunakan untuk menunjukkan
kebenaran dari suatu identitas trigonometri
Buktikan identitas berikut!
.
2
a. ( sin +cos ) =1+ sin 2
3
b. sin 3 =3 sin 4 sin

Bukti:
2
2
2
a. ( sin + cos ) =sin +2 sincos +cos
2

sin +cos +2 sincos


1+ sin 2

(terbukti)

b. 3 dapat dinyatakan 2 +

,sehingga

sin 3 =sin ( 2 + )
sin 2 cos+ cos 2 sin

( 2 sincos ) cos + ( 12sin 2 ) sin


2 sin cos2 + sin2sin3
2 sin ( 1sin 2 ) +sin 2 sin 3
3

2 sin2 sin + sin 2sin


3 sin 4 sin 3 (terbukti)

Latihan
a. Jika sudut lancip yang memenuhi 2 cos2 = 1 + 2 sin 2, tentukan

b.

nilai tan .
, , dan adalah sudut-sudut sebuah segitiga. Tentukan nilai tan .tan
jika tan .+ tan =2 tan

Empat Fungsi Trigonometri Lainnya


Empat fungsi trigonometri tambahan yaitu tangent ,kotangen,sekan,kosekan
tan t=

sint
cost

cost
sin t
cot

t=

sec t=

1
cos t

csc t=

1
sin t

Contoh 1.Buktikan bahwa tangent t adalah fungsi ganjil


Penyelesaian :
tan (t ) =

sin (t)
cos ( t )

tan (t ) =

sint
cost

tan (t ) =tant
2
2
Contoh 2 .Buktikan bahwa 1+cot t =csc t

Penyelesaian

1+cot t=1+

cos 2 t
sin 2 t

1+cot 2 t=sin2 t +

1+cot 2 t =

cos t
2
sin t

1
sin 2 t
2

1+cot t =csc t

(terbukti)

Ringkasan fungsi trigonometri yang penting


Kesamaan ganjil-genap
sin (x )=sinx
cos (x )=cosx
tan (x )=tanx

Kesamaan Pythagoras
sin 2 x+cos 2 x =1
1+tan 2 x=sec 2 x
1+cot 2 x=csc 2 x

Kesamaan penambahan
sin ( x+ y )=sinxcosy + cosxsiny
cos ( x + y )=cosx . cosysinxsiny
tan ( x + y )=

tanx+tany
1tanx . tany

Kesamaan sudut ganda


sin 2 x=2 sinxcosx
2

cos 2=cos xsin x=2 cos x 1=12 sin x

Kesamaan setengah sudut


2

sin x=1

cos 2 x
2

cos 2 x=1+

cos 2 x
2

Kesamaan jumlah
x+ y
2
y=2 sin ( )cos (

x y
)
2

x +sin
sin
cosx+cosy=2 cos

( x +2 y ) cos ( x2 y )

Latihan
Buktikanlah
1
sec 2 z

1.

( 1+sinz )( 1sinz )=

2.

( sect 1 )( sect+ 1 )=tan 2 t

3.

sect sinttant =cost

LIMIT
A.GRAFIK FUNGSI
Gambarkan sketsa grafiknya dan tentukan daerah asal dan daerah nilainya

Daerah asalnya {x x R } intervalnya ( ( , )


Daerah hasilnya{ f (x)

f ( x )=3,1,4 }

intervalnya (-3,1,4)

Pendahuluan Limit
Perkataan limit dipergunakan dalam bahasa sehari-hari
Saya mendekati batas kesabaran saya
Pemahaman secara intuisi
Suatu fungsi
f ( x )=x 31

x-1
Fungsi tersebut tidak terdefinisi pada

x=1

dimana

0
0 = tak

terdefinisi.Secara lebih tepat apakah f (x) mendekati beberapa bilangan


tertentu bilamana x mendekati 1 ?
Tiga hal yang dapat dilakukan :
1.Menghitung beberapa nilai x dekat 1 dalam bentuk tabel
2.Menunjukkan nilai nilai tersebt dalam sebuah diagram skematis
3,Membuat sketsa grafik y=f (x)

Semua hal di atas menunjukkan ke kesimpulan yang sama f (x)


mendekati 3 bilamana x mendekati 1
Dalam lambing matematisnya

Konsep Limit
Misalkan I = (a,b) suatu interval buka di R dan c I. Fungsi f(x) dikatakan
terdefinisi di I kecuali mungkin di c, artinya f(x) terdefinisi di semua titik pada
I/{c} dan di c boleh terdefinisi boleh juga tidak
Limit fungsi di satu titik
Jika nilai x cukup dekat dengan nilai tetap a, menghasilkan nilai
f(x) cukup dekat ke
nilai tetap L, dan juga jika nilai f(x) dapat dibuat sekecil
mungkin dekat dengan L dengan cara
memilih nilai x yang cukup dekat dengan a, dan ini benar untuk
semua nilai x dalam daerah asal
fungsi f kecuali mungkin untuk x = a, maka kita katakan bahwa
limit fungsi f(x) untuk x
mendekati a sama dengan L, ditulis xa
lim f(x) = L.

Dengan ungkapan lain:


xa
lim f(x) = L jika dan hanya jika > 0, > 0, 0 < |x a| <
maka | f(x) - L| < .
Nilai bergantung pada pada sebarang x sehingga f(x)
terdefinisi. Namun pada nilai
x = a tidak dipersoalkan.
Misalnya pada fungsi f(x) = 3x 4, = 0,1 untuk = 0,3; dan
= 0,001 untuk = 0,003.
Karena |(3x 4) 5| = |3x 9| = 3|x 3|, maka relasi antara
dan pada kasus ini adalah = 3
untuk nilai fungsi di sekitar x = 3.
Jika tidak ada nilai L yang memenuhi definisi limit, maka kita
katakan
xa
lim f(x) = L tidak ada.

Limit kiri dan kanan (sepihak)

KEKONTINUAN FUNGSI

Kekontinuan Sepihak
Fungsi f dikatakan kontinu kiri di x = c bila
Fungsi f dikatakan kontinu kanan di x = c bila
Kekontinuan Pada Interval
Fungsi f dikatakan kontinu pada interval buka (a,b) jika f kontinu pada setiap
titik di (a,b)
Fungsi f dikatakan kontinu pada selang tutp [a,b] jika f kontinu pada (a,b)
kontinu kanan di a dan kontinu kiri di b

TURUNAN

Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung


Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung
Aturan Dasar Turunan
Notasi Leibniz dan Turunan Tingkat Tinggi
Penurunan Implisit
Laju yang Berkaitan
Diferensial dan Aproksimasi

Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung


Misalkan sebuah benda bergerak sepanjang garis
lurus menurut persamaan x = x(t),
dengan x menyatakan posisi benda tersebut dan t menyatakan
waktu. Kecepatan rata-ratanya dari t = a s/d
t = b adalah
v[a,b] = [x(b) x(a)]/(b a).
Kecepatan sesaat pada t = a adalah
v(a) =lim

x ( b ) x( a)
ba

a
Sekarang misalkan kita mempunyai
fungsi y = f(x) yang grafiknya cukup mulus, khususnya
di sekitar x = a, sehingga mempunyai garis
singgung di a
Gradien garis lurus yang melalui titik P(a,f(a)) dan
Q(b,f(b)) adalah [f(b) f(a)]/(b a). Gradien garis
singgung pada grafik y = f(x) di P(a,f(a)) adalah
m=lim

f ( b )f ( a)
ba

b a
Hubungan antara Turunan dan Kekontinuan
Jika f mempunyai turunan di a, maka f kontinu di a
(lihat Purcell hal. 118). Namun sebaliknya tidak
berlaku: kekontinuan di a tidak menjamin adanya
turunan di a. Sebagai contoh, fungsi f(x) = | x |
kontinu di 0 tetapi tidak mempunyai turunan di 0.
Turunan
Fungsi y = f(x) dikatakan mempunyai turunan di a jika ada. Turunan f di a
didefinisikan sama dengan limitdi atas,
Aturan Dasar Turunan
1. Jika f(x) = k, maka f (x) = 0.
2. Jika f(x) = x, maka f (x) = 1.
3. Aturan Pangkat: Jika f(x) = xn (n N), maka
f (x) = n.xn-1.
4. Aturan Kelipatan Konstanta: (kf )(x) = k.f (x).
5. Aturan Jumlah: (f + g)(x) = f (x) + g(x).
6. Aturan Hasilkali: (f.g)(x) = f (x).g(x) + f(x).g(x).
7.Aturan Hasilbagi:
f ' ( x ) g ( x )f ( x ) g ' ( x )
f '
( x )=
2
g
[g ( x ) ]

()

8. Aturan Rantai: (f g)(x) = f (g(x)).g(x).


Latihan.
Dengan menggunakan Aturan Dasar
Turunan, tentukan turunan fungsi berikut:
2
1. f(x) = x( x +1 ).
2. g(x) =

5 x4
2
3 x +1

2
3. h(x) = ( x +1 )10.
2
4. k(x) = sin t

Notasi Leibniz
pertambahan sebesar x pada x menyebabkan pertambahan sebesar y
pada y, dengan y = f(x + x) f(x). Bagi kedua ruas dengan x,
kita peroleh

y
f ( x+ x )f ( x)
=
x
x

Jika x 0, maka

lim

x 0

f ( x+ x )f (x)
y
'
= lim
= f (x)
x x 0
x

G. Leibniz menggunakan lambang dy/dx untuk menyatakan


lim

x 0

y
dy
Jadi, jika y=f ( x ) , maka
f ' (x )
=
x
dx

Contoh 1
3
Jika y = x + x , maka =

dy
=3 x 2 +1
dx

Dengan notasi Leibniz, Aturan Rantai berbunyi:


Jika y = f(u) dan u = g(x), maka
dy
dy
dy
dx = du . dx

Contoh 2
10

dy

dy du

3
10
3
Misalkan y = ( x + x ) =u dengan u=x + x maka dx = dx . dx

10u

2
3
9
2
( 3 x +1 =10 ( x + x ) (3 x +1)

2
Latihan. Diketahui y = sin (2x). Tentukan dy/dx.

Turunan Tingkat Tinggi


Diberikan sebuah fungsi f, kita turunkan f , yang
juga merupakan fungsi. Dari f dapat kita turunkan
f = (f ), yang disebut turunan kedua f , dan dari

f kita dapat memperoleh turunan ketiga f , yakni


f = (f ), dst.
Turunan ke-n dari y = f(x) dilambangkan dengan
f (n) atau dny/dxn
Contoh.
y=sin 2 x maka

Jika

dy
2 cos 2 x
dx =

d2 y
=4 sin 2 x
dx 2
d3 y
=8 cos 2 x
d x3

dan seterusnya

Latihan. Tentukan rumus umum turunan ke-n dari


f(x) = 1/x.
Penurunan Implisit
Misalkan kita mempunyai persamaan
7 y 3+ y=x 3

dan ingin menentukan persamaan garis singgung


pada grafik persamaan tersebut di (2,1). Masalahnya adalah bagaimana
menghitung dy/dx, padahal kita tidak mempunyai rumus eksplisit untuk y dalam
x. Secara implisit, kita dapat menurunkan kedua ruas terhadap x dengan
menggunakan Aturan Rantai (dengan mengingat bahwa y adalah fungsi dari x):
2

21 y .

dy dy
2
+ =3 x
dx dx

dy
2
2
=( 3 x ) /(21 y +1)
dx

Di (2,1) ,kita lihat

12 ( 21+1 ) =

6
11

dy
=
dx
y1=

6
(x2)
11

6 x11 y1=0

Dengan penurunan implisit, kita dapat membuktikan


Aturan Pangkat berikut: Jika y = xr (r Q), maka
dy/dx = r.xr-1 (lihat Purcell hal. 163-164).

Latihan

dy
2
2
2
3
Diberikan persamaan , x + y =x+1 tentukan dx dan d y /dx

Laju yang Berkaitan


Jika x dan y merupakan dua peubah yang berkaitan dan masing-masing berubah
terhadap waktu (t), maka dx/dt dan dy/dt merupakan laju yang berkaitan.

Air
Contoh.
h

Air dituangkan ke dalam tangki berbentuk kerucut


terbalik dengan laju 8 dm3/menit.
Jika tinggi tangki tersebut adalah
24 dm dan jari-jari permukaan atasnya 12 dm, seberapa cepatkah
permukaan air naik pada saat tingginya 4 dm?
Jawab:

Misalkan V menyatakan volume, r jari-jari


permukaan, dan h tinggi air. Maka
r2 h

V = (/3)
Di sini r = h/2, sehingga
3
V = (/12) h .
Turunkan kedua ruas terhadap t, kita peroleh
2
dV/dt = (/4) h .dh/dt. Diketahui dV/dt = 8 dm3/menit. Jadi, pada saat
h = 4 dm, kita mempunyai 8 = 4.dh/dt sehingga dh/dt = 2/ dm/menit

Diferensial dan Aproksimasi


Misalkan y = f(x) mempunyai turunan di x dan dx =
x menyatakan diferensial peubah bebas x. Maka, diferensial peubah tak bebas
y didefinisikan sebagaidy = f (x)dx

Di sini dy merupakan hampiran untuk y [ingat: y


= f(x + x) f(x)], sehingga f(x + x) = f(x) + y f(x) + dy = f(x) + f (x)dx,
asalkan x 0

PENGGUNAAN TURUNAN
Maksimum dan Minimum
Misalkan f : D R dan c D. Nilai f(c) disebut nilai

maksimum apabila f(c) f(x) untuk setiap x D. Nilai f(c) disebut nilai
minimum apabila f(c) f(x)
ntuk setiap x D. Nilai maksimum atau minimum disebut nilai ekstrim.

Teorema Eksistensi Nilai Ekstrim.


Jika f kontinu pada [a,b], maka f akan mencapai nilai maksimum dan
minimum pada [a,b]. Teorema ini mengatakan bahwa kekontinuan merupakan
syarat cukup bagi eksistensi nilai ekstrim. Fungsi pada Contoh 1, misalnya,
merupakan fungsi yang kontinu pada [-1,2] dan fungsi ini mempunyai nilai
maksimum dan minimum pada [-1,2].
Fungsi yang tidak kontinu mungkin saja mempunyai nilai ekstrim. Sebagai
contoh, fungsi yang didefinisikan
sebagai berikut:
f(x) = -1, jika x = 0,
= x, jika 0 < x < 1,
= 2, jika x = 1,
mempunyai nilai maksimum 2 [= f(1)] dan nilai minimum
-1 [= f(0)].
Namun demikian, ketakkontinuan tidak menjamin
eksistensi nilai ekstrim. Sebagai contoh, fungsi
g(x) = , jika x = 0 atau 1,
= x, jika 0 < x < 1,
tidak mempunyai nilai ekstrim, baik maksimum maupun minimum.

Teorema Lokasi Titik Ekstrim.


Misalkan daerah asal f adalah selang I yang memuat titik c. Jika f(c)
adalah nilai ekstrim, maka c haruslah merupakan titik kritis, yakni c merupakan
(i) titik ujung selang I, atau (ii) titik stasioner f, yakni f (c) = 0,
atau (iii) titik singular f, yakni f (c) tidak ada. Teorema ini mengatakan bahwa
nilai ekstrim hanya mungkin tercapai di titik kritis, karena itu teorema ini
dikenal pula sebagai Teorema Titik Kritis. Untuk menentukan nilai ekstrim
suatu fungsi, teorema ini menganjurkan kita mencari titik-titik kritisnya dulu

Contoh.
Tentukan nilai maksimum dan minimum
3
2
fungsi f(x) = 2 x + 3 x +1 pada [-1,2].

2
Jawab: Turunan f adalah f (x) = 6 x + x = 6x(1 x).

Jadi titik stasionernya adalah 0 dan 1, sedangkan titik singularnya tidak ada.
Dengan demikian terdapat 4 titik kritis, yakni -1, 0, 1, dan 2 (dua titik ujung
selang dan dua titik stasioner

).

Sekarang bandingkan nilai f di titik-titik kritis tersebut:


f(-1) = 6, f(0) = 1, f(1) = 2, f(2) = -3.
Menurut Teorema Lokasi Titik Ekstrim, f mesti mencapai nilai maksimum 6 (di
-1) dan minimum -3 (di 2).

Latihan.
Tentukan titik-titik kritis fungsi f(x) = 50x

x2
2

2
, jika 0 x 20, = 60x x , jika20 < x 60.

Tentukan nilai maksimum dan minimumnya.

Kemonotonan dan Kecekungan


Fungsi f dikatakan naik pada I apabila untuk setiap
x, y I dengan x < y berlaku f(x) < f(y). Fungsi f
dikatakan turun pada I apabila untuk setiap x, y I
dengan x < y berlaku f(x) > f(y).
Fungsi f dikatakan monoton pada I apabila f naik
atau turun pada I. Catatan. I dapat berupa selang buka atau tutup.
Teorema 3. Misalkan f kontinu dan mempunyai turunan
pada I. Jika f (x) > 0 untuk setiap x I, maka
f naik pada I. Jika f (x) < 0 untuk setiap x I, maka
f turun pada I.
Contoh.
3
Diketahui f ( x )=x 12 x .Kita hitung turunannya

f ' ( x )=3 x2 12

3 ( x 2 ) (x+ 2)

Periksa tanda f (x) pada garis bilangan real:


+++++++

-------2

++++
2

Anda mungkin juga menyukai