FISIKA MATEMATIKA I
METODE CRAMER
OLEH:
SILVIANI AGUSTINA E1Q 012 057
SYAMSUL HAKIM E1Q 012 063
A bc
[ ]
B e f =matriks A 1
Chi
aAc
[ ]
d B f =matriks A 2
gCi
ab A
[ ]
d e B =matriks A 3
g hC
abc
[ ]
A= d e f
ghi
abc
[ ] ||
det A= d e f =a e f −b d f + c d e
ghi
hi gi | | | |
gh
A bc
[ ]
A1= B e f
Chi
Ab c
[ ]
det A 1= B e f = A e f −b B f + c B e
C hi
hi || | | | |
Ci Ch
aAc
[ ]
det A 2= d B f =a B f − A d f +c d B
gCi
Ci | | | | | |
gi gC
ab A
[ ]
A3 = d e B
ghC
ab A
[ ]
det A 3= d e B =a e B −b d B + A d e
ghC
hC | | | | | |
gC gh
det A 1
x=
det A
det A 2
y=
det A
det A 3
z=
det A
| |
a21 a 22 a23 … a2 n
a31 a 32 a33 … a3 n
:…
:…
a n 1 a n2 an 3 … ann
Gambar 1.1 a. SPL solusi tunggal. b. SPL solusi tak hingga. c. SPL tidak punya solusi
Jika suatu SPL memiliki solusi (tunggal atau tak hingga banyak) maka SPL tersebut
dinamakan SPL konsisten. Sementara itu, SPL yang tidak mempunyai solusi dinamakan
SPL yang tak konsisten. Persamaan linear homogen jika nilai persamaan sama dengan nol,
nonhomogen jika nilainya tidak sama dengan nol.
Persamaan linear atau disebut juga sebagai persamaan garis adalah persamaan yang
mengandung peubah dengan pangkat tertinggi 1. Suatu persamaan linear minimal
mengandung satu peubah. Persamaan linear dengan satu peubah bisa diselesaikan secara
langsung dengan menggunakan konsep aljabar. Sedangkan untuk persamaan linear dua
peubah atau lebih, untuk mendapatkan penyelesaiannya memerlukan minimal persamaan
sebanyak peubah pada masing-masing persamaan. Dua persamaan linear atau lebih yang
memiliki penyelesaian yang sama disebut sebagai sistem persamaan linear. Sistem
persamaan linear bisa diselesaikan dengan menggunakan metode grafik, substitusi {saja),
eliminasi (saja), campuran substitusi-eliminasi, dan dengan menggunakan matriks.
Perhatikan contoh sistem persamaan linear dua peubah berikut ini.
x + y = 6... (2)
Berikut ini adalah penyelesaian sistem persamaan linear pada contoh di atas dengan
menggunakan beberapa metode.
x + y=6 ; y =6−x
Untuk memperoleh nilai peubah y, kita substitusi kembali nilai x yang telah diperoleh
untuk persamaan (2)
y=6−x ; y=6−2=4
Penyelesaian ini sama dengan penyelesaian yang diperoleh dengan metode grafik.
3 x− y=2
x + y=6 +
4 x+ 0=8
x=2
3 x− y=2
3 x+ 3 y =18 _
0−4 y=−16
y=4
Tentukan nilai x, y, dan z pada sistem persamaan linear tiga peubah berikut ini.
x− y + z=−1 ...(1)
2 x+ y +3 z=2 ...(2)
3 x+ 4 y −z=0 ...(3)
Kita ikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear tiga peubah di atas.
Langkah 1:
Sebelumnya, kita samakan dulu koefisien z (tanpa tanda) pada kedua persamaan, yaitu
dengan cara mengalikan persamaan (1) dengan bilangan 3.
3 x−3 y +3 z=−3
2 x+ y +3 z=2 _
Langkah 2:
x− y + z=−1
3 x+ 4 y −z=0+
4 x+3 y =−1...(5)
Langkah 3:
Eliminasi sal ah satu peubah dari persamaan (4) dan (5), misalnya peubah x
Untuk bisa mengeliminasi peubah x dari persamaan (4) dan (5) kalikan persamaan (4)
dengan bilangan 4.
4 x – l 6 y=−20
4 x+3 y =−1 _
−19 y=−19
−19
y= =1 …(6)
−19
Langkah 4:
Substitusi nilai y = 1 yang diperoleh dari langkah 3 pada salah satu dari persamaan
(4) atau (5), misalnya pada persamaan (4)
x−4 y=−5
x−4(1)=−5
x=−5−4=−1 ...(7)
Langkah 5:
Substitusi nilai y = 1 dan x = -1 pada salah satu dari persamaan (1), (2), atau (3),
misalnya pada persamaan (1)
Jadi, penyelesaian dari sistem persamaan linear tiga peubah di atas adalah x=−1 ,
y=1 , dan z=1
x1 + 2x3 = 6
1 02
[ ]
A= −3 4 6
−1−2 3
Karena bilangan takdiketahui atau solusinya ada 3, berarti kita bentuk matriks A1, A2
dan A3. Dengan matriks A1 dibentuk dari matriks A dengan mengganti entri-entri kolom
pertama pada matriks A dengan nilai-nilai pada sebelah kanan sama dengan ( = ) di
persamaan diatas yaitu . Kemudian untuk membentuk matriks A 2, kita mengganti entri-
entri kolom kedua matriks A dengan , begitu juga untuk membentuk matriks A 3 yaitu
mengganti entri-entri pada kolom ketiga. Sehingga diperoleh A 1, A2 dan A3 seperti
dibawah ini.
Untuk menghitung determinan pada matriks A, A1, A2 dan A3 dapat menggunakan Kofaktor.
102
[ ]
det A= −3 4 6
−1−2 3
4 6 −0 −3 6 +2 −3 4
¿1 [ ¿−23 ] [¿−13 ] [ ¿−1−2]
= 1[4(3)-6(-2)] – 0[-3(3)-6(-1)] + 2[-3(-2)-4(-1)]
= 24 – 0 – 20
= 44
602
[ ]
det A1 = 30 4 6
8−2 3
= 144 – 0 – 184
= -40
162
[ ]
det A2 = −3 30 6
−1 83
= 42 + 18 + 12
= 72
106
[ ]
det A3 = . −3 4 30
−1−2 8
4 30 −0 −3 30 +6 −3 4
=1 [ ¿−28 ] [¿−1 8] [ ¿−1−2]
= 1[4(8)-30(-2)] – 0[-3(8)-30(-1)] + 6[-3(-2)-4(-1)]
= 92 – 0 + 60
= 152
det A2 72 18
x 1= = =
det A 44 11
det A3 152 38
x 1= = =
det A 44 11
−10 18 38
Sehingga solusi dari SPL di atas adalah x 1= , x 2= , dan x 3= .
11 11 11
4 x1 +3 x 2+ x3 =35
3 x 1+11 x 2 +2 x 3 =85
2 x1 +8 x 2 +5 x 3 =79
Penyelesaian:
Bentuk SPL di atas menjadi persamaan matriks
4 31 x1 35
[ ][ ] [ ]
311 2 x2
2 8 5 x3
= 85
79
431
[ ]
det A= 3 11 2
285
¿ 4 112 −3 3 2 + 1 3 11
[ ] [ ] [ ]
¿85 ¿ 25 ¿28
= 125
35 3 1
[ ]
det A 1= 85 11 2
79 85
¿ 35 11 2 −3 85 2 +1 8511
[ ] [ ] [ ]
¿85 ¿ 795 ¿ 798
= 375
4 35 1
[ ]
det A 2= 3 852
279 5
¿ 4 85 2 −35 3 2 +1 3 85
[ ] [ ] [ ]
¿ 795 ¿25 ¿ 2 79
= 1068 – 385 + 67
= 750
4 3 35
[ ]
det A 3= 3 11 85
2 8 79
¿ 4 1185 −3 3 85 +35 3 11
[ ] [ ] [ ]
¿ 8 79 ¿ 279 ¿2 8
= 756 – 201 + 70
= 625
det A1 375
x 1= = =3
det A 125
det A2 750
x 1= = =6
det A 125
det A3 625
x 1= = =5
det A 125
Sehingga solusi dari SPL di atas adalah x 1=3, x 2=6 , dan x 3=5.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.budiutomo.com/2010/11/aturan-cramer.html. Diakses pada tanggal 16 Agustus
2015 pukul 06:07 WITA.
http://diarykuliahsiijo.blogspot.com/2013/07/aturan-cramer-determinan-matriks.html.
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2015 pukul 14:00 WITA.
bobo.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/09/BAB-III.pdf. Diakses pada tanggal 19 Agustus 2015
pukul 4:35 WITA.
https://aimprof08.wordpress.com/2012/11/17/mencari-solusi-persamaan-menggunakan-
aturan-cramer/. Diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 4:54 WITA.