Dosen Pengampu:
Drs. Yasifati Hia, M.Si
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:
Puja dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan salah satu tugas mata Aljabar Liniar yang berjudul “
Eliminasi Gauss Jordan”
Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang teah membantu dalam
penyusunan makalah ini terutama Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Aljabar Linear
Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna memperbaiki dan menyempurnakan makalah kami di
kemudian hari. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.
February 2022
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
PENUTUP .................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika secara umum didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari pola
dari struktur, perubahan dan ruangan. Maka secara informal dapat juga disebut sebagai
ilmu bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah penelaahan
struktur abstrak yang didefenisikan secara aksioma dengan menggunakan logika
simbolik dan notasi. Adapun pandangan lain bahwa matematika adalah ilmu dasar yang
mendasari ilmu pengetahuan lain.
1
dijelaskan oleh Wilhelm Jordan pada tahun 1888. Namun variasi ini juga muncul dalam
artikel oleh Clasen yang diterbitkan pada tahun yang sama. Jordan dan Clasen mungkin
menemukan eliminasi Gauss-Jordan secara independen.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah eliminasi gauss?
2. Apakah eliminasi Gauss-Jordan?
3. Bagaimana mengerjakan SPL dengan metode Gauss dan Gauss-Jordan?
4. Apa sistem persamaan linear homogen?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui penyelesaian soal persamaan linear menggunakan metode eliminasi
Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan
2. Mengetahui sistem persamaan linear homogen?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Eliminasi Gauss
Didalam matematika, sytem persamaan linear adalah kumpulan persamaan-
persamaan linear yang memiliki variabel-variabel yang sama. bentuk umum dari sistem
persamaan linear dengan n dinyatakan sebagai berikut :
x1 + x2 + 2x1 = 9
Jawab:
1 1 2 x1 9
[2 4 −3] [x2 ] = [1]
3 6 −5 x3 0
3
1 1 2 |9
[2 4 −3 | 1]
3 6 −5 |0
Langkah-langkah:
1 1 2 | 9 −2R1 + R 2
[2 4 −3 | 1]
3 6 −5 | 0
1 1 2 | 9
[0 2 −7 | − 17]
3 6 −5 | 0 −3R1 + R 3
2. Agar baris ke 3 kolom 1 bernilai 0, maka kalikan baris 1 dengan -3, lalu
tambahkan ke baris 3
1 1 2 | 9
1
[0 2 −7 | − 17 ] R 2
0 3 −11 | − 27 2
1
3. Untuk menyelesaikan barisan ke 2, maka baris ke 2 kita kali 2
1 1 2 | 9
7 17
[0 1 − |− ]
2 2 −3R + R
2 3
0 3 −11 | − 27
4. Agar nilai baris ke 3 kolom ke 2 menjadi 0, kita gunakan baris kedua dengan
mengalikan -3 ke baris kedua lalu menjumlkannya ke baris ke 3
1 1 2 | 9
7 17
0 1 − |−
2 2
1 3 −2R 3
0 0 − |− ]
[ 2 2
4
Karena nilai dari baris 1 kolom 1, baris 2 kolom 2, baris 3 kolom 3 adalah 1 maka
kita akan mencari nilai x1 , x2 , dan x3 dengan metode substitusi:
x1 + x2 + 2x3 = 9 … (1)
7 17
x2 − 2 x3 = − … (2)
2
x3 = 3 … (3)
5
Kekurangan eliminasi gauss
a. Memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal
0 1 0 0 5
1 2 3 1 −1
A = [0 0 1 0 0] , B = [ ] ,C = [ ]
0 −1 2 0 1
0 0 0 0 1
6
Berikut contoh matriks eselon baris tereduksi yang memenuhi keempat
syarat di atas :
0 1 10 1 0 0
0 0
A = [0 0 01] , B = [0 1 0] , C = [ ]
0 0
0 0 00 0 0 1
Penyelesaian :
7
Langkah 1:
Karena pada baris pertama sudah terdapat 1 utama, kita akan
menyederhanakan baris ke-2 dengan operasi −3𝑅1 + 𝑅2 → 𝑅2 sehingga
diperoleh :
1 2 −3 ⃓ 4 1 2 −3 ⃓ 4
[3 −1 5 ⃓ 2 ] → [0 −7 14 ⃓ −10 ]
4 1 𝐾 2 – 14 ⃓ 𝐾 + 2 4 1 𝐾 2 – 14 ⃓ 𝐾 + 2
1 2 −3 ⃓ 4 1 2 −3 ⃓ 4
[0 −7 14 ⃓ −10 ] → [0 −7 14 ⃓ −10 ]
2 2
4 1 𝐾 – 14 ⃓ 𝐾 + 2 0 −7 𝐾 – 2⃓ 𝐾 − 14
Langkah 2
1
Kita buat 1 utama pada baris ke-2 dengan operasi − 7 𝑅2 → 𝑅2 dan kita
peroleh :
⃓ 4
1 2 −3 ⃓ 4 1 2 −3 10
[0 −7 14 ⃓ −10 ] → [0 1 −2 ⃓ ]
2
0 −7 𝐾 – 2⃓ 𝐾 − 14 2
0 −7 𝐾 – 2 7
⃓ 𝐾 − 14
⃓ 4 ⃓ 4
1 2 −3 10 1 2 −3 10
[0 1 −2 ⃓ ] → [0 1 −2 ⃓ ]
0 2
−7 𝐾 – 2 7 2
0 0 𝐾 – 16 7
⃓ 𝐾 − 14 ⃓ 𝐾−4
Langkah 3
Karena tujuan kita akan mengidentifikasi nilai k, maka kita cukup fokus
pada baris ke-3. apabila diubah kembali kedalam bentuk sistem persamaan
linear maka :
⃓ 4 𝑥 + 2𝑦 − 3𝑧 = 4
1 2 −3 10 10
[0 1 −2 ⃓ ] → 𝑦 − 2𝑧 =
7 7
0 0 𝐾 2 – 16 2
⃓ 𝐾−4 (𝑘 − 16)𝑧 = 𝑘 − 4
8
Perhatikan pada persamaan ketiga :
( 𝑘 2 − 16)𝑧 = 𝑘 − 4
↔ (𝑘 − 4)(𝑘 + 4)𝑧 = 𝑘 − 4
↔ (𝑘 − 4)(𝑘 + 4)𝑧 − (𝑘 − 4) = 0
↔ (𝑘 − 4){(𝑘 + 4)𝑧 − 1} = 0
0(8𝑧 − 1) = 0
Mengingat sifat sembarang bilangan jika dikalikan nol akan bernilai nol
maka nilai dari(8𝑧 − 1) mempunyai tak hingga kemungkinan. Dapat
𝑛+1
dimisalkan 𝑛 = 8𝑧 − 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 8𝑧 = 𝑛 + 1 ↔ 𝑧 = untuk sembarang
8
Kasus 2
Jika (𝑘 + 4)𝑧 − 1 = 0maka :
(𝑘 + 4)𝑧 = 1
1
↔ 𝑧= 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘 ≠ −4
𝑘+4
Kesimpulan
9
2. SPL tersebut akan mempunyai tak hingga solusi jika k = 4
3. SPL tersebut akan mempunyai solusi tunggal jika k ≠ (-4 , 4 )
Setiap sistem persamaan linear homogen adalah konsisten karena semua sistem
semacam ini memilik isolusi x1 = 0, x2 =0, …, xn =0. Solusi ini disebu tsolusi trivial,
Jika terdapat solusi lain, maka solusi – solusi tersebut disebut solusi non trivial.
𝑥1 − 𝑥2 + 2𝑥3 −𝑥5 = 0
𝑥3 + 𝑥4 +𝑥5 = 0
2 2 −1 0 1 0
−1 −1 2 −3 1 0
1 1 −2 0 −1 0
0 0 1 1 1 0
[ ]
1 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 0
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0
[ ]
10
Sistem persamaan yang bersesuai dengan matriks tereduksi adalah
𝑥1 + 𝑥2 +𝑥5 = 0
𝑥3 +𝑥5 = 0
𝑥4 = 0
𝑥1 = −𝑥2 + 𝑥5
𝑥3 = −𝑥5
𝑥4 = 0
𝑥1 = 𝑠 − 𝑡
𝑥2 = 𝑠
𝑥3 = −𝑡
𝑥4 = 0
𝑥5 = 𝑡
𝑥1 = 0
𝑥2 = 0
𝑥3 = 0
𝑥4 = 0
𝑥5 = 0
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam matematika, sistem persamaan linear adalah kumpulan persamaan-
persamaan linear yang memiliki variabel yang sama ada. Ada 3 metode dalam sistem
persamaan linear diantaranya adalah Metode eliminasi gauss yaitu, persamaan linear
yang di bentuk kedalam matriks dan menyederhanakan matriks menjadi bentuk segitiga
atas; Metode eliminasi Gauss Jordan yaitu, prosedur sistem persamaan linear dengan
mengubahnya menjadi bentuk matriks baris tereduksi dengan operasi baris elementer
dan; Sistem persamaan linear Homogen, Yaitu sistem persamaan linear dengan semua
bentuk konstantanya adalah 0.
B. Saran
Terkait dengan materi tentang Eliminasi Gauss Jordan, penulis menyarankan
agar para pembaca dapat lebih mengerti cara mengerjakan sistem persamaan linear
dengan metode yang telah dijelaskan tadi. Penulis juga menyarankan agara pembaca
lebih giat dalam mendalami materi ini dan penulis juga menyadari bahwa makalah ini
masih jaug dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat kami butuhkan dalam menyempurnaan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Eliminasi_Gauss
https://www.statmat.net/sistem-persamaan-linear/
https://www.profematika.com/sistem-persamaan-linear-homogen-
dansifatnya/#:~:text=Kesimpulan,Definisi%20Sistem%20Persamaan%20Linear%20Homoge
n,koefisien%20%E2%80%9Cberdampingan%E2%80%9D%20dengan%20variabel.
https://www.profematika.com/eliminasi-gauss-jordan-beserta-contoh-
penerapannya/#:~:text=Eliminasi%20Gauss%2DJordan%20adalah%20prosedur,tereduksi%2
0dengan%20Operasi%20Baris%20Elementer
13