Anda di halaman 1dari 14

Nama Mata Kuliah : FISIKA DASAR & KIMIA

Kode Mata Kuliah : SP1102


SESI Ke :2
TOPIK : VEKTOR FISIKA

Perbedaan Besaran Skalar Dan Vektor

 Membedakan Besaran Vektor dengan Besaran Skalar, dan Menggambar Vektor


 Berdasarkan nilai dan arahnya, besaran fisika terbagi menjadi besaran skalar dan
besaran vektor.
 Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar atau nilai, misal jarak, luas, dan
volume, sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah misal
perpindahan, kecepatan, dan percepatan.
 Vektor dapat digambarkan dengan anak panah Panjang
 ruas garis itu menunjukkan panjang vektor tersebut. Arah mata anak panah menyatakan
arah vektor. Pangkal anak panah disebut titik tangkap vektor. Titik ujung anak panah
disebut ujung vektor.
 Suatu vektorjuga dapat dituliskan dengan cara sebagai berikut.
(1) Menggunakan lambang huruf kecil yang dicetak tebal. Contoh: a, b, dan c
 (2) Menggunakan huruf kecil yang dibubuhi tanda panah di atasnya. Contoh: a, b, dan c

 Penjumlahan dan Pengurangan Vektor


 Hasil penjumlahan vektor mencapai maksimum jika dua vektor yang dijumlahkan searah.
Perhatikan Gambar 2.2 (a).
 Hasil penjumlahan vektor mencapai minimum jika dua vektor yang dijumlahkan
berlawanan arah. Perhatikan Gambar 2.2 (b).
Penjumlahan dua vector yang berbeda arahnya, dapat diselesaikan secara geometik, yaitu
dengan metode segitiga, jajar genjang, dan polygon

Fisika adalah ilmu matematika. Konsep dasar dan prinsip-prinsip memiliki dasar matematika.
Sepanjang pelajaran fisika kita, kita akan menjumpai berbagai konsep yang memiliki dasar
matematika yang terkait dengan mereka. Sementara penekanan kita akan sering pada sifat konseptual
fisika, disini akan memberikan perhatian untuk aspek matematikanya.

Gerak benda dapat digambarkan dengan kata-kata. Bahkan orang tanpa latar belakang dalam fisika
memiliki koleksi kata-kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan benda-benda bergerak. Kata-
kata dan frase seperti akan cepat, berhenti, memperlambat, mempercepat, dan mengubah memberikan
kosakata yang cukup untuk menggambarkan gerak benda.

Dalam fisika, kita menggunakan kata-kata lebih banyak lagi. Disini akan memperluas bahasan ini
dengan daftar kata-kata dengan kata-kata seperti jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan, dan
percepatan. Seperti yang akan kita segera melihat, kata-kata yang berhubungan dengan jumlah
matematika yang memiliki definisi yang ketat. Besaran matematika yang digunakan untuk
menggambarkan gerak benda dapat dibagi menjadi dua kategori. Besaran vektor atau skalar. Kedua
kategori dapat dibedakan dari satu sama lain dengan definisi mereka yang berbeda:

Skalar adalah besaran yang sepenuhnya dijelaskan oleh besarnya (atau nilai numerik) saja.

Vektor adalah besaran yang sepenuhnya dijelaskan oleh besarnya dan arah.

Bagian selanjutnya dari pelajaran ini akan berfokus pada beberapa contoh besaran vektor dan skalar
(jarak, perpindahan, kecepatan, dan percepatan). Ketika Anda memperhatian terhadap sifat vektor dan
skalar masing-masing. Pemahaman akan lebih mudah dengan mulai mengidentifikasi besaran baru
sebagai baik vektor atau skalar. Untuk menguji pemahaman Anda tentang perbedaan ini, amati
besaran berikut yang tercantum di bawah ini. Kategorikan masing-masing besaran baik sebagai vektor
atau skalar.

Besaran Kategori

a. 5 m …

b. 30 m/det, Barat …

c. 5 km/jam, utara …

d. 20 derajat celsius …

e. 256 bytes …

f. 4000 kalori …

Contoh Besaran skalar

Besaran skalar, seperti disebutkan di atas, adalah pengukuran yang ketat mengacu pada besarnya.
Sama sekali tidak ada komponen arah dalam besaran skalar – hanya besarnya dari media.

Waktu – besaran skalar sering merujuk ke waktu, pengukuran tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit,
detik, dan bahkan milidetik.

Volume – besaran skalar dapat mengacu pada volume medium, seperti berapa banyak media yang
hadir. Segala sesuatu dari ton ke ons sampai gram, mililiter dan mikrogram semua adalah besaran
skalar, selama mereka diterapkan pada media yang diukur dan bukan gerakan medium.
Kelajuan dan suhu – keduanya umum digunakan dalam perhitungan besaran skalar fisik kelajuan dan
suhu. Selama mereka tidak terkait dengan arah gerakan, mereka tetap besaran skalar. Misalnya,
pengukuran kelajuan dalam mil atau kilometer per jam atau pengukuran suhu media keduanya tetap
besaran skalar asalkan mereka tidak terkait dengan arah perjalanan media ini.

Contoh Besaran Vektor

Besaran vektor, bagaimanapun, merujuk kepada kedua arah gerakan media serta pengukuran kuantitas
skalar.

Kenaikan / Penurunan Suhu – Pengukuran suhu adalah besaran skalar, pengukuran kenaikan atau
penurunan suhu media itu adalah besaran vektor.

Kecepatan, percepatan, Gaya – Pengukuran tingkat di mana obyek mengalami perubahan posisi
adalah besaran vektor. Sebagai contoh:

Jika seseorang dengan cepat bergerak satu langkah ke depan dan kemudian satu langkah mundur di
sana pasti akan banyak kegiatan, tetapi, akan ada “kecepatan nol.”

Dalam rangka untuk mengukur besaran vektor dari media, harus ada:

Sebuah pengukuran arah diterapkan pada besaran skalar. Sebagai contoh:

Terlepas dari seberapa cepat sebuah objek akan bergerak, arah gerakan harus dijelaskan dalam vektor
kecepatan seperti “sebelah kanan” atau “ke depan.”

Sebuah titik acuan awal untuk pengukuran arah dalam rangka memberikan elemen arah dari besaran
vektor. Titik awal Anda bisa berpusat di kuadran utara, selatan, timur dan barat sehingga kuantitas
vektor dapat diterapkan untuk gerakan media itu. Sebagai contoh:

Untuk menggambarkan kecepatan mobil ini Anda harus menyatakan sebagai 70 mil per jam, ke
selatan.

Analisis Penjumlahan Dan Pengurangan Vektor

Untuk keperluan penghitungan tertentu, kadangkadang sebuah vektor yang terletak dalam bidang
koordinat sumbu x dan sumbu y harus diuraikan menjadi komponen-komponen yang saling tegak
lurus (sumbu x dan sumbu y). Komponen ini merupakan nilai efektif dalam suatu arah yang diberikan.
Cara menguraikan vektor seperti ini disebut analisis. Misalnya, vektor A membentuk sudut αterhadap
sumbu x positif, maka komponen vektornya adalah:

Advertisment

Ax = A cos α

Ay = A sin α

Besar (nilai) vektor A dapat diketahui dari persamaan:

Sementara itu, arah vektor ditentukan dengan persamaan:


Penjumlahan Vektor

Penjumlahan dua buah vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya adalah
jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya.

Dengan kata lain untuk “menjumlahkan dua buah vektor”adalah “mencari resultan”. Untuk vektor-
vektor segaris, misalnya vektor A dan B dalam posisi segaris dengan arah yang sama seperti tampak
pada gambar (a) berikut maka resultan (jumlah) vektor dituliskan:

R=A+B

Pada kasus penjumlahan vektor yang lain, seperti yang ditunjukkan gambar (b) diatas terdapat dua
vektor yang tidak segaris yang mempunyai titik pangkal sama tetapi dengan arah yang berbeda,
sehingga membentuk sudut tertentu. Untuk vektor-vektor yang membentuk sudut á , maka jumlah
vektor dapat dilukiskan dengan menggunakan metode

tertentu. Cara ini disebut dengan metode jajaran genjang.

Cara melukiskan jumlah dua buah vektor dengan metode jajaran genjang sebagai berikut:

a. titik tangkap A dan B dibuat berimpit dengan memindahkan titik tangkap A ke titik tangkap B, atau
sebaliknya;

b. buat jajaran genjang dengan A dan B sebagai sisi-sisinya;

c. tarik diagonal dari titik tangkap sekutu, maka A + B = R adalah diagonal jajaran genjang.

Metode Jajaran Genjang Untuk Penjumlahan Vektor


Gambar diatas menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan menggunakan persamaan
tertentu, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua vektor tersebut. Persamaan tersebut diperoleh
dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga dihasilkan:

(OR)2 = (OP)2+ (PR)2 – 2 (OP)(PR) cos (180o– α)

= (OP)2+ (PR)2– 2 (OP)(PR)(–cos α)

(OR)2 = (OP)2+ (PR)2+ 2 (OP)(PR)cos α

Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:

R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut terkecil yang
dibentuk oleh A dan B.

Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah mengetahui besarnya, kita perlu menentukan
arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat ditentukan oleh sudut antara R dan A atau R dan B.

Misalnya sudut θ merupakan sudut yang dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus
pada segitiga OPR akan diperoleh:

Sehingga :

Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut θ dapat diketahui.

Metode Segitiga Untuk Penjumlahan Vektor


Metode segitiga merupakan cara lain untuk menjumlahkan dua vektor, selain metode jajaran genjang.
Dua buah vektor A dan B, yang pergerakannya ditunjukkan metode segitia (a)diatas, akan mempunyai
resultan yang persamaannya dituliskan:

R=A+B

Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang kedua pada ujung
vektor pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal vektor
pertama dengan ujung vektor kedua.

Pada metode segitiga (b)diatas pergerakan dimulai dengan vektor B dilanjutkan dengan A, sehingga
diperoleh persamaan:

R=B+A

Jadi,

A+B=B+A

Hasil yang diperoleh ternyata tidak berubah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penjumlahan
vektor bersifat komutatif. Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah
sebagai berikut:

a) pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya,

b) hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang menunjukkan resultan kedua
vektor tersebut,

c) besar dan arah R _ dicari dengan aturan cosinus dan sinus.


Jika penjumlahan lebih dari dua buah vektor, maka dijumlahkan dulu dua buah vektor, resultannya
dijumlahkan dengan vektor ke-3 dan seterusnya. Misalnya, penjumlahan tiga buah vektor A, B,
dan C yang ditunjukkan pada penjumlahan lebih dari 2 vektor berikut.

Penjumlahan 2 Vektor

Pertama-tama kita jumlahkan vektor A dan B yang akan menghasilkan vektor V. Selanjutnya,
vektor V tersebut dijumlahkan dengan vektor C sehingga dihasilkan resultan R, yang dituliskan:

R = (A + B) + C = V + C

Cara lain yaitu dengan menjumlahkan vektor B dan C untuk menghasilkan W, yang kemudian
dijumlahkan dengan vektor A, sehingga diperoleh resultan R, yaitu:

R = A + (B + C) = A + W

Jika banyak vektor, maka penjumlahan vektor dilakukan dengan menggunakan metode poligon (segi
banyak) seperti berikut.

Metode Poligon Untuk Penjumlahan Vektor

Pengurangan Vektor

Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, tetapi dalam hal ini salah satu vektor
mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya, vektor A dan B, jika dikurangkan maka:

A – B = A + (-B)

Di mana, –B adalah vektor yang sama dengan B, tetapi berlawanan arah.


Selisih Vektopertemuan kedua

Cara Menguraikan dan Menentukan Arah Sebuah Vektor

Penguraian suatu vektor adalah kebalikan dari penjumlahan dua vektor. Jika pada postingan
sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa buah vektor dapat dijumlahkan menjadi sebuah vektor
baik itu dengan cara poligon maupun jajargenjang, maka sebaliknya sebuah vektor dapat diuraikan
menjadi beberapa buah vektor. Vektor-vektor hasil uraian tersebut disebut vektor komponen. Dalam
hal ini akan dibahas uraian vektor pada bidang datar pada dua garis yang saling tegak lurus.

Gambar di atas, sebuah vektor F terletak pada bidang cartesius dan bertitik tangkap pada titik O (titik
potong sumbu x sumbu y). Vektor F tersebut jika diuraikan pada sumbu x dan sumbu y dengan cara
memproyeksikan gaya F pada sumbu x dan sumbu y diperoleh dua komponen vektor.

Komponen vektor F pada sumbu x adalah Fx dan besar Fx adalah Fx = F Cos α dan komponen vektor
F pada sumbu y adalah Fy dan besar Fy adalah Fy = F Sin α

Cara Menentukan Vektor Resultan dengan Metode Analisis


Dalam artikel cara melukis vektor resultan dengan metode grafis, telah disinggung sedikit mengenai
metode untuk menentukan vektor resultan salah satunya adalah metode analisis. Menentukan resultan
vektor menggunakan metode analisis adalah cara menentukan resultan vektor melalui proses
penguraian vektor menjadi vektor-vektor komponennya.

Sebelum Anda memulai materi ini, Anda harus tahu bagaimana teknik dasar dalam menguraikan
vektor menjadi komponen-komponennya. Oleh karena itu, sebaiknya Anda pelajari dahulu cara
mudah menguraikan vektor menjadi vektor komponennya. Atau jika Anda sudah paham, langsung
saja mulai dari sini.

Apa itu Vektor Komponen?


Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan gambar penguraian vektor berikut

Pada gambar penguraian vektor V tersebut, terdapat dua vektor proyeksi yang saling tegak lurus yaitu
vektor VX yang terletak pada sumbu X bidang kartesius dan vektor VY yang terletak pada
sumbu Y bidang kartesius. Kedua vektor tersebut merupakan vektor komponen dari vektor V. jadi
dapat disimpulkan bahwa:

Vektor Komponen adalah hasil proyeksi suatu vektor terhadap sumbu X dan sumbu Y bidang
Cartesius yang saling tegak lurus.

Bagaimana Cara Menjumlahkan atau Mengurangkan Vektor dengan Metode Analisis?

Di dalam menentukan besar dan juga arah vektor resultan, vektor komponen menjadi sangat penting
untuk dipahami agar dalam menggambarkan vektor komponen tersebut tidak terjadi kesalahan.
Karena salah menggambarkan arah saja bisa berbeda hasil resultannya.

Lalu bagaimana cara menentukan resultan hasil penjumlahan maupun pengurangan vektor dengan
metode analitis? Untuk bisa menjawabnya perhatikan contoh gambar tiga buah vektor berikut.
1 Penjumlahan Vektor dengan Metode Analisis
Untuk menggambarkan penjumlahan vektor dengan metode analisis, vektor harus diuraikan ke dalam
komponen-komponennya, baik komponen pada sumbu X maupun Y.

Perhatikan Gambar Vektor Acuan di atas. Kita akan mencoba menggambarkan penjumlahan vektor a
+ b + c dengan metode analitis. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A.Gambarlah bidang koordinat kartesius. Kemudian, gambar vektor a, b dan c pada bidang koordinat
tersebut dengan pangkal masing-masing vektor berada di pusat koordinat.

B.Uraikan/proyeksikan vektor a, b dan c ke dalam sumbu Xdan Y (aX, aY, bX, bY, cX, dan cY).
C.Karena vektor c berhimpit pada sumbu Y maka vektor c tidak memiliki vektor komponen pada
sumbu X dan komponen vektor pada sumbu Y yaitu cy = c. Kemudian setelah vektor komponen
terbentuk, jumlahkan semua komponen vektor pada sumbu X dan semua komponen vektor pada
sumbu Y. rumusnya adalah sebagai berikut:

ΣRX = aX - bX

ΣRY = aY + bY + c

Dari kedua persamaan tersebut, besar resultan vektor dapat dicari dengan rumus:

Sedangkan arah resultan dapat dicari dengan persamaan:

Pengurangan atau Selisih Vektor dengan Metode Analisis


Pengurangan atau selisih vektor menggunakan metode analisis pada prinsipnya sama dengan
penjumlahan. Kalau pada pengurangan, vektor yang menjadi pengurang (tanda negatif) hanya dibalik
arahnya sehingga berlawanan arah dengan vektor semula.
Perhatikan Gambar Vektor Acuan di atas. Kita akan mencoba menggambarkan pengurangan vektor a
+ b - c atau bisa juga ditulis dengan a + b +(- c) dengan metode analitis. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:

A.Gambarlah bidang koordinat kartesius. Kemudian, gambar vektor a, b dan c pada bidang koordinat
tersebut dengan pangkal masing-masing vektor berada di pusat koordinat. Jangan lupa, putar
vektor c 180o sehingga menghasilkan vektor baru –c yang besarnya sama dengan vektor c tetapi
dengan arah yang berlawanan.

B.Uraikan/proyeksikan vektor a dan b ke dalam sumbu Xdan Y (aX, aY, bX, dan bY). vektor -c tidak perlu
diuraikan karena tidak memiliki vektor komponen pada sumbu Xsedangkan vektor komponen pada
sumbu Y yaitu cY = -c.

C.Kemudian setelah vektor komponen terbentuk, jumlahkan semua komponen vektor pada sumbu X dan
semua komponen vektor pada sumbu Y. rumusnya adalah sebagai berikut:
ΣRX = aX - bX

ΣRY = aY + bY – c

Untuk menentukan besar dan arah resultan hasil pengurangan dapat menggunakan rumus atau
persamaan sebelumnya.

Dalam Penjumlahan dan pengurangan vektor menggunakan metode analitis di atas, untuk menentukan
nilai resultan vektor secara kuantitaif (dinyatakan dengan angka) hanya bisa dilakukan melalui proses
pengukuran, sama halnya dengan metode segitiga dan metode poligon.

Namun keuntungan menggunakan metode analisis dalam menentukan resultan vektor adalah kita
dapat mencari nilai resultan secara kuantitaif menggunakan perhitungan berupa rumus. Dengan syarat
besar vektor dan sudut yang dibentuk terhadap sumbu X atau Y sudah diketahui.

Bagaimanakah Rumus untuk Menentukan Nilai dan Arah Vektor Resultan dalam Metode
Analisis?

Untuk menentukan persamaan resultan vektor dalam metode analisis, perhatikan gambar 3 buah
vektor F dibawah ini.

Vektor F1, F2 dan F3 masing-masing membentuk sudut α1, α2 dan α3 terhadap sumbu X, maka vektor-
vektor komponen pada sumbu X dan Y adalah sebagai berikut:

Vektor komponen pada sumbu X Vektor komponen pada sumbu Y

F1X = F1 cos α1 F1Y = F1 sin α1

F2X = F2 cos α2 F2Y = F2 sin α2

F3X = F3 cos α2 F3Y = F3 sin α2

ΣFX = F1 cos α1 + F2 cos α2 + F3 cos α3 ΣFY = F1 sin α1 + F2 sin α2 + F3 sin α3


Secara umum, jika sebanyak n buah vektor bekerja pada satu bidang datar membentuk sudut
sebanyak n buah αterhadap sumbu X, maka rumus resultan vektor komponen pada
sumbu X dan Y adalah sebagai berikut:

ΣFX = F1 cos α1 + F2 cos α2 + F3 cos α3 +……...+Fn cos αn

ΣFY = F1 sin α1 + F2 sin α2 + F3 sin α3 +……...+Fn sin αn

Jika nilai komponen vektor pada sumbu X dan sumbu Ysudah diketahui maka nilai vektor Resultan
dapat dicari dengan rumus:

Sedangkan arah resultan terhadap X positif (β) dapat dicari dengan rumus:

Demikianlah artikel tentang cara menentukan vektor resultan dengan metode analisis atau penguraian.
Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel
berikutnya.

Referensi:

1. Physics For Scientist and Engineer by Paul A. Tipler


2. Manual Solution Physics For Scientist and Engineer by Paul A. Tipler
3. Physics For Scientist and Engineer by Serway Jeweet
4. Manual Solution Physics For Scientist and Engineer by Serway Jeweet
5. Physics For Scientist and Engineer by Halliday & Resnick
6. Manual Solution Physics For Scientist and Engineer by Halliday & Resnick
7. Manual Solution Physics by Giancolly

Anda mungkin juga menyukai