Anda di halaman 1dari 15

A.

Besaran dan Satuan


Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran
(besar) dan satuan. Sementara, satuan digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan
Internasional (SI) adalah satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang
berat dan ukuran. Nah Squad, berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran pokok dan
besaran turunan.

a. Besaran Pokok

Merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran
pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para
ilmuwan. Besaran pokok sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Berikut, disajikan besaran pokok yang telah disepakati oleh para ilmuwan.

b. Besaran Turunan

Merupakan turunan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan
diperoleh dengan menggabungkan beberapa satuan besaran pokok. Paham ‘kan sampai di sini?
Berikut merupakan beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya, perhatikan ya.
2. Dimensi

Cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya dinamakan dimensi. Pada sistem
Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran
pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisannya dinyatakan dengan lambang huruf tertentu
dan diberi tanda kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut!
Kamu dapat mencari dimensi suatu besaran lain dengan cara mengerjakan seperti pada
perhitungan biasa, lho. Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa ditulis dengan tanda
pangkat positif dan untuk pembagian ditulis dengan tanda pangkat negatif.

Sekarang, coba kita tentukan dimensi besaran-besaran berikut ya:

 Luas (L) = panjang × lebar = [L] × [L] = [L]²


 Volume (V) = panjang × lebar × tinggi = [L] × [L] × [L] = [L]³

Agar kamu tahu, dimensi memiliki dua kegunaan:

Analisis Dimensional

Suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara
memerhatikan dimensi besaran tersebut.
Menunjukkan Kesetaraan Beberapa Besaran

Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan untuk menunjukkan
kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda.

- Besarnya massa jenis suatu benda yang memiliki massa m dan luas alasnya A, dinyatakan
dengan persamaan:
B. Besaran Vektor & Skalar
Definisi
Pengertian vektor dan skalar, dalam fisika besaran dapat dikelompokkan berdasarkan komponen
arahnya. Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Besaran Skalar adalah
besaran yang tidak memiliki arah.

1. Besaran Vektor

Besaran vektor adalah besaran fisika yang memiliki nilai dan arah. Dalam hal ini nilai dan arah
menjadi informasi yang saling melengkapi. Contoh besaran vektor adalah perpindahan,
kecepatan, gaya, momentum, medan listrik dll.

Dalam menyatakan besaran vektor, nilai vektor harus diikuti dengan arahnya. Contoh kecepatan
mobil 20 km/jam ke timur, mobil berpindah sejauh 400 meter ke kanan, Andi menarik mobil-
mobilan dengan gaya 2 N ke kanan dll.

Serta penulisannya pun harus dibedakan dengan besaran bukan vektor. Biasanya dituliska
dengan huruf cetak tebal, cetak miring atau huruf kapital. Contoh cara penulisan besaran vektor:

 Kecepatan disimbolkan dengan huruf v

  Gaya disimbolkan dengan huruf F


  Momentum disimbolkan dengan huruf p


 dll

Besaran vektor digambarkan dengan anak panah lurus. Arah panah menunjukkan arah
besarannya. Panjang garis anak panah merepresentasikan besar vektor.

Misalkan kita menggambarkan vektor kecepatan 2 m/s dengan garis 1 cm, maka untuk kecepatan
sebesar 10 m/s harus digambarkan dengan garis sepanjang 5 cm dst. Berikut beberapa aturan
berkaitan dengan rumus besaran vektor dan satuannya.

(a) Menggambar Besaran Vektor

Digambarkan dengan anak panah dengan panjang yang harus proporsional.


(b) Komponen Vektor dan Vektor Satuan

Suatu vektor dapat dinyatakan dalam bentuk komponen-komponennya. Misalkan sebuah vektor
gaya F

membentuk sudut α terhadap sumbu x

seperti gambar berikut.

Vektor F

dapat diuraikan ke sumbu x dan sumbu y sebagai Fx dan Fy. Fx dan Fy disebut sebagai
komponen vektor F disumbu x dan y. Besar komponen vektor di sumbu x dan y
adalah

Fx=F cos α

Fy=F sin α

Jika besar komponen vektor di sumbu x

adalah Fx dan besar komponen vektor di sumbu y adalah Fy, maka vektor F dapat dinyatakan
dengan F=Fxi+Fyj, dengan i dan j

adalah vektor satuan.

Vektor satuan (unit vektor) merupakan suatu vektor yang besarnya sama dengan 1 (satu) dan
tidak mempunyai satuan serta berfungsi untuk menunjukan suatu arah dalam ruang.

Sebuah vektor yang terletak di dalam ruang tiga dimensi memiliki komponen-komponen
terhadap sumbu x,

sumbu y dan sumbu z, sehingga penulisannya harus menyertakan tiga vektor satuan i,j dan k.
Misalkan vektor F berada di ruang tiga dimensi maka vektor F dapat dinyatakan sebagai
F=Fxi+Fyj+Fzk.

(c) Menjumlahkan dan Mengurangkan Vektor

Ada dua metode untuk menjumlahkan vektor, yaitu metode grafis (geometris) dan analisis.
Metode grafis adalah penjumlahan vektor dengan menyatakan vektor-vektor dalam sebuah
diagram. Panjang anak panah disesuaikan dengan besar vektor (artinya harus menggunakan skala
dalam pengambarannya), dan arah vektor ditunjukkan oleh arah ujungnya (kepalanya).

Metode grafis dapat dilakukan dengan metode jajar genjang, segitiga dan metode poligon. Jika
vektor A

,B dan C

dengan besar tertentu maka penjumlahan dan pengurangan vektor secara grafis dapat
digambarkan sebagai berikut.
Penjumlahan dua vektor dalam dua dimensi, metoda geometris cukup memadai. Tetapi untuk
kasus penjumlahan tiga vektor ataupun penjumlahan vektor dalam tiga dimensi seringkali kurang
menguntungkan.

Cara lain yang dapat digunakan untuk menjumlahkan vektor adalah metoda analitik. Dengan
metoda ini, vektor-vektor yang akan dijumlahkan, masing-masing diuraikan dalam komponen-
komponen vektor arahnya (lihat kembali “Komponen Vektor”).
Pada intinya cara menjumlahkan vektor adalah sama dengan menjumlahkan bilangan bukan
vektor. Perbedaannya adalah penjumlahan aljabar pada vektor hanya boleh dilakukan jika dua
vektor tersebut adalah vektor yang memiliki dimensi yang sama dan bekerja pada sumbu yang
sama . Vektor kecepatan tidak boleh dijumlahkan dengan vektor gaya, vektor gaya hanya boleh
dijumlahkan dengan vektor gaya.

Misalkan vektor A dan B adalah vektor berdimensi sama dengan A=x1i+y1j+z1k

dan B=x2i+y2j+z2k, maka A±B=(x1±x2)i+(y1±y2)j+(z1±z2)k

Hasil penjumlahan ini masih dalam komponen-komponen vektor, untuk menentukan besar
vektor hasil penjumlahan digunakan persamaan |A±B|=x2+y2+z2−−−−−−−−−
−√

dengan x=x1±x2; y=y1±y2 dan z=z1±z2.

(d) Perkalian Vektor

1. Perkalian dengan konstanta


Jika A=x1i+y1j+z1k

maka b×A=bx1i+by1j+bz1k
 .
 Perkalian dengan vektor

1. Perkalian dot
Perkalian dot adalah perkalian vektor yang menghasilkan besaran skalar, sehingga sering
disebut sebagai “dot product”. Jika A

dan B adalah vektor yang membentuk sudut θ maka, A.B=AB cosθ


 .
 Perkalian cross
Jika A dan B adalah vektor yang membentuk sudut θ maka, A×B=AB sinθ

2.

2. . Hasil dari perkalian cross adalah vektor yang tegak lurus terhadap vektor-vektor
yang dikalikan. Untuk lebih jelasnya bisa klik di link berikut (Video 1 dan 2).

2. Besaran Skalar
Besaran yang memiliki besar, tetapi tidak memiliki arah disebut besaran skalar. Contohnya
waktu, volume, massa jenis dan suhu.

C. Kinematik
A. Pendahuluan dan Pengertian
Gerak adalah satu kata yang digunakan untuk menjelaskan aksi, dinamika, atau terkadang
gerakan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu benda  dikatakan bergerak apabila kedudukannya
berubah terhadap acuan/posisi tertentu. Suatu benda dikatakan bergerak bila posisinya setiap saat
berubah terhadap suatu acuan tertentu. Konsep mengenai gerak yang dirumuskan dan dipahami
saat ini didasarkan pada kajian Galileo dan Newton. Cabang ilmu fisika yang mempelajari
tentang gerak disebut mekanika. Mekanika terdiri dari kinematika dan dinamika.

Kinematika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana gerak dapat terjadi tanpa memperdulikan
penyebab terjadinya gerak tersebut. Sedangkan dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak
dengan menganalisis seluruh penyebab yang menyebabkan terjadinya gerak tersebut. Seperti apa
yang menyebabkan sebuah bulu ayam jatuh tidak bersamaan dengan kertas yang diremas.
Padahal menurut Galileo semua benda akan jatuh bersamaan jika dijatuhkan dari ketinggian yang
sama.

B. Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerakan suatu benda/obyek yang lintasannya berupa garis lurus (tidak
berbelok-belok). Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada
rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Seperti gerak kereta api di rel
yang lurus.

1. Posisi

Posisi atau kedudukan adalah suatu kondisi vektor yang merepresentasikan keberadaan satu
titik terhadap titik lainnya yang bisa dijabarkan dengan koordinat kartesius, dengan titik (0,0)
adalah titik yang selain dua titik tersebut namun masih berkolerasi atau salah satu dari dua titik
tersebut.

2. Jarak dan Perpindahan

Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu
tertentu mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir. Jarak merupakan besaran skalar
karena tidak bergantung pada arah. Oleh karena itu, jarak selalu bernilai positif. Besaran jarak
adalah ‘s’.

Perpindahan adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda dari keadaan awal ke
keadaan akhirnya. Perpindahan merupakan besaran vektor(untuk lebih jelasnya, simak gambar di
bawah). Perpindahan hanya mempersoalkan jarak antar kedudukan awal dan akhir suatu objek.
Besaran perpindahan adalah ‘d’. Untuk mengetahui perbedaan antara jarak dan perpindahan,
mari kita simak gambar dibawah ini:

Heri dan Dita setiap pagi berangkat sekolah bersama-sama. Heri menempuh jarak 700 m, yaitu
menempuh 300 m dari rumahnya menuju rumah Dita dan menempuh lagi 400 m dari rumah Dita
menuju sekolah. Namun, perpindahan Heri sejauh 500 m dari rumahnya menuju sekolah.

3. Kelajuan dan Kecepatan

Kelajuan adalah besarnya kecepatan suatu objek. Kelajuan tidak memiliki arah sehingga
termasuk besaran skalar. Rumus kelajuan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

v = kelajuan rata-rata (m/s)

s = jarak (m)

t = waktu tempuh (s)


Satuan diatas menggunakan SI. Sedangkan jika anda ingin menggunakan satuan km/h. Maka
rubah saja satuan jarak menjadi ‘k’ dan waktu tempuh menjadi ‘h’.

Kecepatan adalah besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah.
Kecepatan juga bisa berarti kelajuan yang mempunyai arah. Misal sebuah mobil bergerak ke
timur dengan kecepatan 60 km/jam. Rumus kecepatan tidak jauh berbeda dengan rumus kelajuan
bahkan bisa dikatakan sama. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

v = kecepatan rata-rata (m/s)

s = perpindahan (m)

t = selang waktu (s)

(Baca artikel tentang Apa Perbedaan Kecepatan dan Kelajuan?)

4. Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan kecepatannya tetap.
Cara menghitung jarak dari suatu gerak beraturan. Yaitu dengan mengalikan kecepatan(m/s)
dengan selang waktu(s).

Keterangan:

v = kecepatan rata-rata (m/s)

s = perpindahan (m)

t = selang waktu (s)

5. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan
kecepatannya berubah secara beraturan/berpola. Ada dua kemungkinan GLBB, yaitu GLBB
dipercepat dan GLBB diperlambat. Rumus GLBB dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:

vt  = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)

v0 = kecepatan awal (m/s)

a = percepatan (m/s2)

t = selang waktu (s)

s = jarak tempuh (m)

Selain itu, anda juga bisa menghitung jarak tempuh yang dialami benda yang bergerak lurus
berubah beraturan dengan rumus luas matematika. Selengkapnya baca artikel Materi Pelajaran
tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan.

Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Percepatan termasuk
besaran vektor. Satuan SI percepatan adalah m/s2. Percepatan bisa bernilai positif dan negatif.
Bila nilai percepatan positif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami
percepatan positif ini bertambah (dipercepat). Sedangkan bila negatif, hal ini berarti
kecepatannya menurun (diperlambat). Jika gerak suatu benda lurus dan kecepatannya tidak
berubah, maka resultan percepatannya adalah 0. Rumus percepatan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

a = percepatan rata-rata (m/s2)

= perubahan kecepatan (m/s)


= selang waktu (s)

C. GLBB dalam Kehidupan


1. Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah objek yang jatuh dari ketinggian tanpa kecepatan awal
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Benda-benda yang jatuh bebas di ruang hampa mendapat
percepatan yang sama. Benda-benda tersebut jika di kenyataan mungkin disebabkan karena gaya
gesek dengan udara. Rumus-rumus gerak jatuh bebas adalah sebagai berikut.
 

   

  

Keterangan:

vt = kecepatan saat t sekon (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s 2)

h = jarak yang ditempuh benda (m)

t = selang waktu (s)

2. Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan
kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus gerak vertikal ke bawah adalah
sebagai berikut.

   

  

Keterangan:

h = jarak/perpindahan (m)

v0 = kecepatan awal (m/s)

vt = kecepatan setelah t (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

t = selang waktu (s)

 
3. Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan
awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus gerak vertikal ke atas adalah
sebagai berikut.

   

   

Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik tertinggi
adalah sebagai berikut.

  

Keterangan:

tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)

v0 = kecepatan awal (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)

Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya adalah:

Jadi, dapat disimpulkan bahwa waktu saat naik sama dengan waktu saat turun.

Anda mungkin juga menyukai