Anda di halaman 1dari 35

Vektor

OLEH:
KELOMPOK 3

FITRIYANI
(1810121120017)
IRA MAWARNI
(1810121320007)

DOSEN PEMBIMBING:
MISBAH, M.PD
KOMPETENSI INTI

 KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama


yang dianutnya.
 KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
 KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
 KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
 3.3 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor
sebidang(misal perpindahan).
 4.3 Merancang percobaan untuk menentukan
resultan vektor sebidang(misal
perpindahan)beserta presentasi hasil dan makna
fisisnya.
INDIKATOR PENCAPAIAN

3.3.1 Menjelaskan perbedaan besaran vektor dan besaran skalar


3.3.2 Menguraikan komponen vektor yang bekerja pada sebuah benda
3.3.3 Menggambarkan vektor
3.3.4 Menghitung perjumlahan beberapa vektor sekaligus
menggambarkannya.
3.3.5 Menentukan besar perpindahan, kecepatan dan percepatan serta
gaya dengan analisis vektor
4.3.1 Membuat percobaan untuk menentukan resultan vektor sebidang
4.3.2. Mempresentasikan hasil percobaan untuk menentukan vektor
sebidang.
Konsep pada vektor

 Besaran vektor adalah besaran yang nilai besar dan


mempunyai arah. Contoh dari besaran vektor adalah
perpindahan, gaya, kecepatan, dsb.
Prinsip pada vektor

 Penjumlahan vektor berbeda dengan penjumlahan


biasa. Perbedaan tersebut karena vektor memiliki
besar dan arah. Penjumlahan vektor dapat dilakukan
dengan metode segitiga, jajargenjang, poligon, dan
analisis.
 Cara untuk menggambarkan penjumlahan vektor,
yaitu dengan metode segitiga, jajargenjang, poligon,
dan analisis.
 Menentukan Resultan (R) dari dua vektor yang
arahnya sembarang dan membentuk sudut, dapat
menggunakan rumus kosinus.
PETA KONSEP

(Sumber:Kanginan,Marthen. 2016. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga)


Perbedaan Vektor dan Skalar
Perbedaan Vektor dan Skalar

1.Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai


dan tidak memiliki arah
contoh:temperatur,tekanan,energi,massa dan waktu.
2.Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan
arah.Syarat untuk menyatakan besaran vektor harus
menggunakan nilai (angka) dan disebutkan
arahnya.Contoh:
Perpindahan,kecepatan,percepatan,gaya,momentum anguler
dalam atom dan struktur molekul.
Penggambaran vektor

Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak


panah.Panjang anak panah menggambarkan nilai
vektor dan arah anak panah(dari pangkal ke ujung)
menyatakan arah vektor.Contoh :
Menyatakan suatu vektor

Untuk menyatakan suatu vektor pada bidang kita gunakan sumbu cartesius
dengan sumbu mendatar adalah sumbu X dan sumbu vertikal adalah sumbu
Y .Vektor satuan pada sumbu X diberi lambang i dan vektor satuan pada
sumbu Y diberi lambang j.Perhatikan i dan j merupakan dua vektor satuan
yang saling tegak lurus dengan besar i=j=1.
Ketika suatu vektor dinyatakan dalam vektor-vektor
satuan i dan j maka kita dapat menhitung besar vektor
tersebut dengan pythagoras dengan arahnya terhadap
sumbu X seperti berikut.
Jika benar vektor perpindahan r dan sudut terhadap
sumbu X (𝜃) diketahui, kita dapat memperoleh
komponen-komponen 𝑟𝑥 dan 𝑟𝑦 sebagai berikut.
Penjumlahan Vektor

 Penjumlahan vektor berbeda dengan penjumlahan


biasa. Perbedaan penjumlahan aljabar biasa dengan
dengan penjumlahan vektor disebabkan karena
selain mempunyai besar, vektor mempunyai
arah.Nilai hasil penjumlahan vektor disebut resultan
vektor. Ada beberapa metode penjumlahan
tergantung pada arah dan kedudukan vektor.
 Ada beberapa cara untuk menggambarkan
penjumlahan vektor yaitu dengan metode segitiga,
jajargenjang, poligon, dan analisis
Melukis penjumlahan vektor

Jajargenjang Poligon
Metode jajargenjang

Metode jajargenjang untuk menjumlahkan dua buah


vektor.Resultan dua vektor yang berpotongan adalah
diagonal jajargenjang dengan kedua vektor tersebut
sebagai sisi jajargenjang dan ekor resultan R berimpit
dengan ekor kedua vektor tersebut.
Metode poligon

Metode poligon disebut juga dengan metode


segitiga.Metode poligon dapat digunakan untuk
menjumlahkan dua buah vektor atau lebih.Misalnya
terdapat tiga buah vektor yaitu A, B, dan C maka cara
menjumlahkan dengan metode poligon dapat dilakukan
dengan menggambar vektor A terlebih dahulu kemudian
vektor B digambarkan dengan pangkal berimpit dengan
vektor A lalu vektor C digambar dengan pangkalnya
berimpit dengan vektor B.Terakhir resultan dapat dicari
dengan menghubungkan pangkal vektor pertama
dengan ujung vektor terakhir.
Contoh menuliskan dengan metode poligon
Menentukan vektor resultan

Analisis Grafis
Penjumlahan vektor dengan metode grafis

Melukis vektor resultan dari dua vektor atau lebih


dengan metode poligon. Besar vektor resultan dapat
Anda peroleh dengan mistar dan arahnya terhadap
suatu acuan (biasanya diambil sebagai sumbu X)
dapat Anda ukur dengan busur derajat. Menentukan
vektor resultan dengan cara mengukur ( bukan
menghitung dengan rumus) seperti ini disebut metode
grafis. Pada metode grafis skala pada gambar sangat
penting.
Penjumlahan vektor dengan metode analisis

 Penjumlahan vektor dengan cara analisi merupakan


penjumlahan menggunakan perhitungan rumus
yaitu rumus kosinus dan sinus.
Contoh menggunakan rumus kosinus
R  F12  F 2 2  2 F1F 2 cos 
Contoh menggunakan

rumus sinus
R F1 F2
 
sin  sin(   ) sin 

Penggambaran vektor kadang-kadang diperlukan,


namun skalanya tidak perlu tepat karena nantinya
rumus yang digunakan.
Penjumlahan Dua Buah Vektor yang Membentuk Sudut

Cara menentukan Resultan (R) dari dua vektor yang


arahnya sembarang dan membentuk sudut, dapat
menggunakan rumus kosinus. Menurut aturan
cosinus sebagai berikut.
 2 2 
Dengan R  A  B  2 AB cos 
R = besar vektor resultan R
A = Besar vektor A
B = Besar vektor B
α= sudut apit antara A dan B
Persamaan tadi berlaku untuk R = A + B, sedangkan
untuk R = A – B, berlaku persaman berikut
 2 2 
R  A  B  2 AB cos (180o   )
2 2 
R  A  B  2 AB cos 

Sebuah vektor memiliki besar dan arah. Arah resultan


(R) dapat ditentukan oleh sudut antara R dan A atau
R dan B. Misalkan sudut merupakan sudut yang
dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan
sinus pada segitiga akan diperoleh:
   
R B R B 
   B
sin    sin 
sin(180   ) sin  sin  sin  R
Penjumlahan vektor yang saling tegak lurus


P enjumlahan dua Vektor yang Mengapit Sudut
Pengurangan vektor


Penguraian vektor
Misalnya terdapat tiga buah vektor A, B, dan C terletak
pada koordinat kartesian seperti terlihat pada gambar
berikut ini :

Vektor yang belum terurai


Cara menjumlahkan vektor-vektor tersebut dengan
metode uraian dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Menguraikan masing-masing vektor menjadi
komponen-komponen vektor pada sumbu-x dan
sumbu-y. Lihat gambar di bawah ini!

Vektor yang sudah terurai



Diskusi

1.Perbedaan utama antara besaran skalar dan


besaran vektor adalah dalam hal arah.Jelaskan
pertanyaan tersebut dan berikan contoh.
2.Dapatkah suatu angka skalar dikalikan dengan
suatu vektor?Jelaskan jawaban Anda dan
berikan contoh.
3.Apakah besar dari vektor resultan selalu lebih
besar daripada salah satu vektor penyusunnya?
4.Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua
komponen vektor yang saling tegak lurus.Benarkah
bahwa setiap komponen vektor tersebut harus
memiliki nilai yang lebih kecil daripada besar
vektornya? Jika ya,jelaskan dan jika tidak,beri salah
satu contoh yang menyangkal pernyataan tersebut.
5.Haruskah komponen-komponen vektor A dan B
sama jika diberikan:
a. A = B,
b.A = B?
Jawaban diskusi

1. Perbedaan utama antara besaran skalar dan besaran


vektor adalah dalam hal arah, karena ada dua besaran
mempunyai lambang yang sama padahal besaran itu
berbeda seperti jarak (s) dan perpindahan memiliki
lambang sama namun besaran vektor diberi tanda anak
panah (sebagai arah vektor) untuk menunjukkan bahwa
perpindahan adalah besaran vektor.
2. Suatu angka skalar dapat dikalikan dengan suatu vektor. Misal diketahui
skalar vektor A sama dengan skalar k dikalikan dengan vektor B sehingga
dapat dituliskan sebagai berikut A = kB dimana arah B akan searah dengan k
apabila k memiliki nilai positif, dan akan berlawanan arah jika k memiliki
nilai negatif.
3. Tidak sepenuhnya benar, bisa saja besar dari vektor resultan lebih kecil
daripada semua vektor penyusunnya karena ditentukan arah dari vektor
penyusunnya seperti R= -A – B sehingga besar vektor resultan lebih kecil
dari kedua vektor penyusunnya.
4. Benar vektor komponen dapat diartikan sebagai hasil penguraian dari sebuah
vektor menjadi dua vektor yang saling tegak lurus. Pada koordinat x dan y,
sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua vektor komponen yaitu vektor yang
terletak di sumbu x disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang
terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y.
Contoh: Sebuah vektor gaya F = 10 N bersudut 30° terhadap sumbu x.
Tentukan besar komponen vektor tersebut pada sumbu x dan y.
Penyelesaian:
Diketahui:
F = 10 N, α = 30°
Ditanyakan: Fx dan Fy = ?
Jawaban:
Fx = F cos α = 10 N cos 30° = 10 N ½√3 = 5√3 N
Fy= F sin α = 10 N sin 30° = 10 N . ½ = 5 N
Jadi, besar komponen vektor tersebut pada sumbu x dan y adalah 5√3 N dan
5 N.
5. Tergantung pada vektor yang diberikan berapa banyak. Jadi, belum tentu
komponen vektornya sama karena bisa jadi a tidak sama dengan b.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai