Anda di halaman 1dari 19

BESARAN DAN SATUAN

Pengertian besaran dalam fisika


Di dalam fisika besaran dirtikan sebagai sesuatu yang dapat diukur atau
dihitung dan mempunyai nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan
satuan. Contoh besaran : massa, kecepatan, panjang.

Pengertian besaran dalam fisika


Di dalam fisika besaran dirtikan sebagai sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan
mempunyai nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan satuan. Contoh besaran : massa,
kecepatan, panjang.

Pengertian satuan dalam fisika


Di dalam fisika satuan diartikan sebagai suatu pembanding di dalam kegiatan pengukuran
suatu besaran.

Jenis-jenis satuan
a. Satuan baku : merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang sama apabila
dilakukan oleh beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg, gram, dll.
b. Satuan tidak baku : merupakan suatu pembanding yang akan memberikan haasil berbeda
apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh : jangkal, hasta, kaki, yard
Misalnya Tina dan Tino mengukur panjang buku yang sama menggunakan penggaris dan
jengkal tangan masing-masing. Tina dan menyatakan jika panjang buku 20 cm dan 1.5
jengkal tangannya, sedangkan Tino menyatakan panjang buku 20 cm dan 1.25 jengkal
tangannya. Jengkal tangan memberikan hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh
orang yang berbeda.

Satuan internasional (SI) merupakan satuan yang telah disepakati secara Internasional dan
digunakan oleh berbagai negara.
Syarat SI :
a. Bersifat Internasional sehingga dapat digunakan oleh berbagai negara
b. Mudah ditiru
c. Bersifat tetap
Satuan Internasional meliputi meter sebagai satuan panjang, kilogram sebagai satuan massa
dan sekon sebagai satuan waktu sehingga satuan SI juga disebut satuan MKS (m.kg,s).

Jenis-jenis besaran
Besaran-besaran di dalam fisika, dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Berdasarkan nilai dan arahnya besaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Besaran skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja dan tidak mempunyai
arah. Contoh besaran skalar : massa, waktu, suhu, luas,volume
2.
Besaran vektor
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah. Sesuai
kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke bawah maka besaran
tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kanan dan
ke atas maka besaran tersebut bernilai positif (+)
Contoh besaran vektor : kecepatan, percepatan, gaya.

b. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi 2 janis, yaitu :


1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau didefinisikan terlebih
dahulu. Ada 7 besaran pokok di dalam fisika. Besaran pokok beserta satuannya seperti yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok.
Contoh besaran turunan beserta satuannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini

Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu. Yaitu panjang lintasan yang ditempuh
dalam selang waktu tertentu, sehingga satuan kecepatan m/s.
Pengertian besaran dalam fisika
Di dalam fisika besaran dirtikan sebagai sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan
mempunyai nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan satuan. Contoh besaran : massa,
kecepatan, panjang.

Pengertian satuan dalam fisika


Di dalam fisika satuan diartikan sebagai suatu pembanding di dalam kegiatan pengukuran
suatu besaran.

Jenis-jenis satuan
a. Satuan baku : merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang sama apabila
dilakukan oleh beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg, gram, dll.
b. Satuan tidak baku : merupakan suatu pembanding yang akan memberikan haasil berbeda
apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh : jangkal, hasta, kaki, yard
Misalnya Tina dan Tino mengukur panjang buku yang sama menggunakan penggaris dan
jengkal tangan masing-masing. Tina dan menyatakan jika panjang buku 20 cm dan 1.5
jengkal tangannya, sedangkan Tino menyatakan panjang buku 20 cm dan 1.25 jengkal
tangannya. Jengkal tangan memberikan hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh
orang yang berbeda.

Satuan internasional (SI) merupakan satuan yang telah disepakati secara Internasional dan
digunakan oleh berbagai negara.
Syarat SI :
a. Bersifat Internasional sehingga dapat digunakan oleh berbagai negara
b. Mudah ditiru
c. Bersifat tetap
Satuan Internasional meliputi meter sebagai satuan panjang, kilogram sebagai satuan massa
dan sekon sebagai satuan waktu sehingga satuan SI juga disebut satuan MKS (m.kg,s).

Jenis-jenis besaran
Besaran-besaran di dalam fisika, dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Berdasarkan nilai dan arahnya besaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Besaran skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja dan tidak mempunyai
arah. Contoh besaran skalar : massa, waktu, suhu, luas,volume
2.
Besaran vektor
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah. Sesuai
kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke bawah maka besaran
tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kanan dan
ke atas maka besaran tersebut bernilai positif (+)
Contoh besaran vektor : kecepatan, percepatan, gaya.

b. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi 2 janis, yaitu :


1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau didefinisikan terlebih
dahulu. Ada 7 besaran pokok di dalam fisika. Besaran pokok beserta satuannya seperti yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok.
Contoh besaran turunan beserta satuannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini

Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu. Yaitu panjang lintasan yang ditempuh
dalam selang waktu tertentu, sehingga satuan kecepatan m/s.

Di dalam fisika satuan diartikan sebagai suatu pembanding di dalam kegiatan


pengukuran suatu besaran.

Jenis-jenis satuan
a. Satuan baku : merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang
sama apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg,
gram, dll.
b. Satuan tidak baku : merupakan suatu pembanding yang akan memberikan
haasil berbeda apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh : jangkal, hasta,
kaki, yard
Misalnya Tina dan Tino mengukur panjang buku yang sama menggunakan
penggaris dan jengkal tangan masing-masing. Tina dan menyatakan jika
panjang buku 20 cm dan 1.5 jengkal tangannya, sedangkan Tino menyatakan
panjang buku 20 cm dan 1.25 jengkal tangannya. Jengkal tangan memberikan
hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda.

Satuan internasional (SI) merupakan satuan yang telah disepakati secara


Internasional dan digunakan oleh berbagai negara.
Syarat SI :
a. Bersifat Internasional sehingga dapat digunakan oleh berbagai negara
b. Mudah ditiru
c. Bersifat tetap
Satuan Internasional meliputi meter sebagai satuan panjang, kilogram sebagai
satuan massa dan sekon sebagai satuan waktu sehingga satuan SI juga disebut
satuan MKS (m.kg,s).

Jenis-jenis besaran
Besaran-besaran di dalam fisika, dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Berdasarkan nilai dan arahnya besaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Besaran skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja dan
tidak mempunyai arah. Contoh besaran skalar : massa, waktu, suhu,
luas,volume
2.
Besaran vektor
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah.
Sesuai kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke
bawah maka besaran tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran
vektor tersebut arahnya ke kanan dan ke atas maka besaran tersebut bernilai
positif (+)
Contoh besaran vektor : kecepatan, percepatan, gaya.

b. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi 2 janis, yaitu :


1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau
didefinisikan terlebih dahulu. Ada 7 besaran pokok di dalam fisika. Besaran
pokok beserta satuannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran
pokok. Contoh besaran turunan beserta satuannya seperti yang ditunjukkan pada
tabel di bawah ini

Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu. Yaitu panjang lintasan
yang ditempuh dalam selang waktu tertentu, sehingga satuan kecepatan m/s.

VEKTOR

Definisi Vektor

Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan
arah. Contoh dari besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan,
gaya, dan sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah
yang bertitik pangkal. Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak panah
menunjukkan arahnya. Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak
tebal (bold) atau miring dengan tanda panah di atasnya seperti gambar berikut:

penulisan vektor

Menggambar sebuah Vektor


Vektor pada bidang datar mempunyai 2 komponen yaitu pada sumbu x dan
sumbu y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti
hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja
menuyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa
dipindahkan titik pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya.
Secara matematis vektor dapat dituliskan A = Ax+Ay dimana A adalah resultan
dari komponen-komponenya berupa Ax dan Ay.

menggambar vektor di bidang datar

Penjumlahan Vekor
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang
komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen
vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari 2
vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba
memahaminya dengan contoh

Untuk vektor segaris, resultannya

R = A + B + C + n dst…

untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah
ini

soal vektor 1 rumus penjumlahan vektor bisa didapat dari persamaan berikut

persamaan rumus penjumlahan vektorMenurut aturan cosinus dalam segitiga,

(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) cos (180o – α)


(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) -(cos α)
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 + 2(OP)(PR) cos α
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR

maka didapat persamaan


R2 = A2 + B2 + 2AB cos α
Rumus menghitung resultan vektornya

R2 = A2 + B2 - 2AB cos α

Dalam penjumlahan vektor sobat hitung bisa menggunakan 2 cara

1. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang (Pararelogram)

yaitu seprti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah dengan
mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada
pemindahan titik tangkap vektor.

2. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga

pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor
yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor
pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini.

metode segitiga dalam menghitung vektor

penjumlahan vektorUntuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu
demi satu hingga ketemu resultan akhirnya. Dari gambar di atas, V = A + B dan
R = V + C atau R = A + B + C

Pengurangan Vektor

Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang


membedakan adalah ada salah satu vektor yang mempunyai arah yang
berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke arah
barat maka resultannya

R = A + (-B) = A – B

Rumus Cepat Vektor

berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika

Jika α = 0o maka R = V1 + V2

Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)

Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak

Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V

Contoh Soal

Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6 satuan, bertitik
tangkap sama dan mengapit sudut 30o Tentukan besar dan arah resultan vektor
tersebut tersebut!

Jawaban :
R2 = A2 + B2 - 2AB cos α
R = 82 + 62 + 2.6.8.cos 30
R = 64 + 36 + 96 0,5 √3
R = 100 + 48√3
GERAK LURUS

Gerak lurus beraturan


Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam
gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang
ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.

s = v \cdot t \!

dengan arti dan satuan dalam SI:

s = jarak tempuh (m)


v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)

Gerak lurus berubah beraturan


Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap.
Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier
melainkan kuadratik.

v = v_0 + a \cdot t \!. Gerak Semu atau Relatif

Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak
sebenarnya (ilusi). Contoh : - Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah
bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak. - Bumi berputar pada porosnya
terhadap matahari, namun sekonyong-konyong kita melihat matahari bergerak
dari timur ke barat.
2. Gerak Ganda Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan
terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Contoh : Seorang bocah kecil
yang kurus dan dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik
saat berjalan di atap krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap
tiga (3) benda di sekitarnya, yaitu : - Gerak terhadap kereta krl - Gerak terhadap
bocah kecil yang kurus dan dekil - Gerak terhadap tanah / bumi
3. Gerak Lurus Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan
garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain
sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a.
Gerak lurus beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda
yang lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan stabil. Misal : - Kereta
melaju dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus - Mobil di jalan tol
dengan kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya. b. Gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda
yang tidak beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Misalnya : - Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai - Mobil yang
bergerak di jalan lurus mulai dari berhenti

a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
s = Jarak tempuh/perpindahan (m)

s = v_0 \cdot t + \frac{1}{2} a \cdot t^2 \!

Contoh Soal

Berapakah panjang jarak yang ditempuh oleh sebuah benda yang bergerak sela
ma 6 detik dengan kecepatan konstan atau tetap sebesar 10 m/detik?
Penyelesaian:
Dik :
V = 10 m/detik
t  = 6 detik
Dit :
Jarak tempuh (S)?
Jawab :
S = So +  V.t
= 0 + 10. 6
= 60 m
GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR

Gerak dipercepat yang paling sederhana adalah gerak lurus dengan percepatan
tetap, yaitu dimana kecepatan berubah secara teratur selama gerak benda
itu
berlangsung. Grafik kecepatan vs waktu jadinya merupakan garis lu
rus (liner)
artinya besar pertambahan kecepatan rata
-
rata sama besar dalam selang waktu
yang sama besar pula.

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Banjarmasin
Bahan Ajar
-
POLIBAN
SALMANI
,
S
T
.
, MS.
, MT.
FISIKA TERAPAN
39
Contoh Soal:
1.
Seorang penerbang menerbangkan pesawatnya dengan kecepatan 15 m/s
dalam arah datar pada ketinggian 100 m. Lihat pada gambar 4.7. berapa
meter di depan sasaran karung beras harus dilepa
s agar karung tepat
mengenai sasarannya ?
Jawab :
Dengan memakai persamaan Y = V
ot
+ 1/2a
y
t
2
dari persamaan ini
diperoleh
100m = 0 + ½ (9,8m/s
2
)r
2
atau
t = 4,5 s
Dengan persamaan X = V
x
t diperoleh (15 m/s) (4,5 s) = 68 m
Jadi 68 m di depan sasaran, karung harus di lepas.
HUKUM-HUKUM NEWTON

Bunyi Hukum Newton 1 (Pertama)

“Jika suatu resultan (penambahan dan penguragan gaya) yang bekerja pada
suatu benda sama dengan nol, maka benda yang semula diam akan tetap diam,
dan benda yang bergerak lurus akan tetap bergerak lurus dengan kecepatan
tetap”

Dari penjelasan Hukum Newton pertama ini mempunyai arti yang harus anda
pahami dengan baik, pada hukum 1 Newton mempunyai pengertian bahwa
suatu benda akan mempertahankan keadaan apabila gaya yang bekerja pada
benda mempunyai kesamaan yaitu 0.

Contoh sederhana dari penerapan hukum Newton ini adalah sebuah batu yang
berada di atas gunung tidak akan berpindah sendiri tanpa ada yang
memidahkannya.

Contoh lain dari penerapan hukum 1 Newton ada pada kehidupan kita sehari-
hari contohnya adalah jika kita berada dalams sebuah bus yang sedang berhenti
kemudian tiba-tiba di gas mendadak, maka tubuh kita akan terdorong ke
belakang.

Hal tesebut terjadi karena kita mempertahankan keadaan awal dimana pergeraka
ini merupakan pergerakan lawan arah gerak bus.

Berdasarkan kedua contoh diatas bisa diambil kesimpulan bahwa ketika gaya
luar di hilangkan, maka setiap benda akan berusaha untuk mempertahankan
keadaan awal. Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu diam dan bergerak lurus
beraturan.
Bunyi Hukum Newton 2 (Kedua)
“Percepatan ( Perubahan dari kecepatan ) gerak benda akan selalu berbanding
lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu
berbanding terbalik dengan masa Benda“

Dari bunyi hukum kedua Newton, anda bisa mengambil kesimpulan yang
mempunyai pengertian bahwa suatu maasa benda sangat berpengaruh terhadap
gaya yang ada dalam suatu sistem.

Pertambahan ataupun pengurangan masa yang ada pada benda akan


mengakibatkan suatu perubahan.

Hal ini bisa dihitung dengan menggunakan sistem perumusan yang berbeda.

Contoh sederhana dari penerapan hukum kedua Newton adalah semakin berat
suatu benda maka semakin sulit untuk diangkat.

Contoh lain terkait dengan hukum newton adalah resultan gaya yang dialami
oleh lemari akan jauh lebih besar dibandingkan dengan gaya yang diberikan
oleh masing-masing setiap orang. Dengan begitu lemari akan jauh lebih mudah
untuk digeser.
Bunyi Hukum Newton 3 (Ketiga)

“ Setiap aksi akan selalu menimbulkan yang namanya reaksi, Ketika sebuah
benda mengerjakan gaya terhadap benda kedua, dengan sebaliknya benda kedua
akan membalas gaya dari benda pertama secara berlawanan arah “

Pengertian dari hukum ketiga Newton ini memberikan pemahaman bagi setiap
orang bahwa setiap bendak akan berinteraksi apabila ada yang memberikan
gaya pada benda kedua.
Perwujudan dari interaksi tersebut adalah dengan membalas gaya yang
diberikan sebelumnya ke arah sebaliknya.

Intinya setiap gaya selalu memiliki dua ujung, satu ujung adalah benda pertama
dan ujung lainnya adalah benda kedua.

Contoh sederhana dari penerapan hukum 3 Newton adalah gaya pada magnet.
Contoh lain yang bisa anda pahami dengan baik ketika anda menekan meja
dengan gaya yang besar, maka meja tersebut akan memberikan gaya kembali
yang menyebabkan tangan kita menjadi sakit.

"Muatan Listrik dan Hukum Coulomb"

1-1. Muatan Listrik.


Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah
elektron atau
proton. Benda yang kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan negatip dan
yang kelebihan
sejumlah proton dikatakan bermuatan positip. Sekelompok partikel bermuatan,
misalnya
atom-atom, atau elektron-elektron, selalu menempati suatu volume tertentu. Jika
ukuran volume
yang ditempati partikel-partikel bermuatan tersebut sedemikian kecilnya di
bandingkan dengan
jarak-jarak lain dalam persoalan yang dibicarakan, maka partikel bermuatan
tersebut dikatakan
muatan titik. Dalam literatur -biasa digunakan huryf q atau Q untuk menyatakan
jumlah
kelebihan muatan positip atau negatip pada suatu benda.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap muatan Q besar atau kecil,
positip atau
negatip adalah merupakan kelipatan dari:
e =1,602 X 1O-19C
Di sini -e adalah muatan untuk satu elektron dan Coulomb (C) adalah satuan
muatan listrik.

1-2. Hukum Coulomb


Gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua muatan bergantung
pada besarnya muatan-muatan serta berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak kedua muatan.
Secara matematik : F q1q/r2
dimana q1 dan q2 adalah ukuran relatif dari kedua muatan. Persamaan
diatas disebut hukum Coulomb. Dengan memasukan konstanta
pembanding k yang harganya 1/4peo sama dengan 9,0 x 109 N.m2/C2
dimana eo konstanta permitivitas, maka :
F = k ~ (q1q2)/r2
Satuan SI dari muatan adalah Coulomb. Satu Coulomb adalah banyaknya
muatan yang mengalir melalui setiap penampang kawat dalam waktu
satu detik jika sebuah arus tetap sebesar satu ampere terdapat didalam
kawat tersebut. Simbolnya q = it.
Jika muatan yang berinteraksi lebih dari dua (q1 ,q2 ,q3) maka perhitungan
gayanya adalah :
F1 = F12 + F13 + F14 + …….
F12 : gaya antara q1 dan q2
F13 : gaya antara q1dan q3
F14 : gaya antara q1 dan q2
MEDAN LISTRIK

Medan listrik didefinisikan sebagai ruangan di sekitar benda bermuatan listrik,


di mana jika sebuah benda bermuatan listrik berada di dalam ruangan tersebut
akan mendapat gaya listrik (gaya Coulomb). Medan listrik termasuk medan
vektor, sehingga untuk menyatakan arah medan listrik dinyatakan sama dengan
arah gaya yang dialami oleh muatan positif jika berada dalam sembarang tempat
di dalam medan tersebut. Arah medan listrik yang ditimbulkan oleh benda
bermuatan positif dinyatakan keluar dari benda, sedangkan arah medan listrik
yang ditimbulkan oleh benda bermuatan negatif dinyatakan masuk ke benda.
Kuat Medan Listrik

Kuat medan listrik di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai gaya
per satuan muatan listrik di titik itu. Kuat medan listrik dinyatakan dengan
lambang E. Untuk menyatakan kuat medan di suatu titik dalam medan listrik
perhatikan gambar dibawah, menggambarkan suatu benda bermuatan q yang
menimbulkan medan listrik di sekitarnya.

Kuat Medan Listrik

Kita tinjau suatu titik P yang berada pada jarak r dari q. Untuk menentukan kuat
medan listrik di titik P, kita letakkan sebuah muatan penguji sebesar q’.
Besarnya kuat medan di titik P dapat dituliskan :

Rumus Kuat Medan Listrik

di mana :

\bar{E_{p}}= kuat medan di titik P (Newton/Coulomb)


k = Konstanta = 9.109 N m2 C-2
q = muatan listrik penimbul medan (C)
r = jarak antara titik P ke muatan q (m)

Demikian juga medan listrik termasuk besaran vektor, seperti halnya gaya
listrik. Apabila pada suatu titik dipengaruh oleh medan listrik yang ditimbulkan
oleh lebih dari satu benda bemuatan, maka kuat medan listrik di tempat itu sama
dengan jumlah vektor dari masing-masing kuat medan.

Anda mungkin juga menyukai