3
Karena itu, ketepatan pengukuran merupakan bagian penting dari fisika. Akan tetapi, tidak ada
pengukuran yang secara mutlak tepat, melainkan selalu terdapat ketidakpastian dalam setiap
pengukuran.
Hasil dari suatu pengukurang yang kita lakukan mungkin lebih besar atau kecil daripada
yang kita catat. Oleh karena itu, pemberian hasil dari suatu pengukuran harus disertai dengan
estimasi ketidakpastian (estimated uncertainty). Misalkan lebar papan tulis ditulis 5.2 ± 0.1 cm.
Angka 0.1 cm menyatakan estimasi ketidakpastian dalam pengukuran. Pada umumnya estimasi
ketidakpastian berhubungan dengan nilai skala terkecil alat ukur (dalam hal ini papan diukur
menggunakan mistar). Lebar aktual papan berada antara 5.1 dan 5.3 cm. Persentase
ketidakpastian adalah rasio ketidakpastian terhadap harga terukur dikalikan dengan 100%.
Misalkan kalau pengukuran adalah 5.2 cm dan ketidakpastian 0.1 cm, maka persentase
ketidakpastian adalah (0.1/5.2) x 100% = 2%.
Angka-angka di dalam suatu bilangan yang turut mempengaruhi hasil-hasil perhitungan.
Angka-angka ini dikenal sebagai angka signifikan. Sebagai contoh, terdapat empat angka
signifikan pada bilangan 23.21; dan dua angka signifikan pada pengukuran 0.062 cm. Perlu
diperhatikan bahwa angka signifikan tidak bisa dipisahkan dari angka pengukuran (skala terkecil
4
alat ukur). Untuk alat ukur dengan 0.001 cm atau 0.002 cm sebagai skala terkecil, maka angka 6
(enam) dan 2 (dua) dalam 0.062 cm merupakan angka signifikan.
Bilangan 36.900 memiliki jumlah angka signifikan yang tidak jelas, mungkin tiga, empat,
atau lima angka signifikan. Kenapa demikian? Karena skala terkecil pengukuran dapat saja 100,
50, 20, 10, 5, 2, atau 1. Akan tetapi, kalau angka tersebut ditulis sebagai 3.69 x 10 4, kita dapat
pastikan bahwa terdapat tiga angka signifikan. Dengan analogi yang sama berarti 3.690 x 10 4
memiliki empat angka signifikan, atau kalau terdapat bilangan 36.901, kita pastikan terdapat
lima angka signifikan.
Hasil perkalian, pembagian, pengurangan, dan penjumlahan dua bilangan atau lebih
hendaknya ditulis dalam jumlah angka yang signifikan terkecil dari bilangan induk. Bilangan
induk hendaknya dalam keadaannya yang semula (tidak mengurangi angka signifikan) pada saat
mengalami operasi matematik.
Contoh
Hasil pengukuran panjang, lebar dan tinggi sebuah balok secara berurutan adalah 20,21 cm, 10,2
cm, dan 8,72 cm. Berapakah volume balok tersebut?
Jawab
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi = 20,21 x 10,2 x 8,72 = 1797,55824 cm 3. Perhatikan bahwa
panjang kotak mengandung 4 angka signifikan, lebar mengandung 3 angka signifikan dan tinggi
mengandung 3 angka signifikan. Maka volume kotak harus mengandung 3 angka signifikan
=1,80 x 103 cm3.
a. Standar Panjang
Sampai 200 tahun yang lalu, satuan-satuan pengukuran panjang tidak distandarkan,
sehingga berbeda-beda untuk setiap tempat atau negara. Barulah dalam dalam Tahun 1790
Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis menetapkan meter (disingkat m) sebagai Satuan
Internasional (SI) untuk panjang. Mula-mula standar 1 m dinyatakan sebagai sepersepuluh juta
dari jarak khatulistiwa ke kutub utara melalui Dunkirk. Selanjutnya, dibuat balok platinum yang
menunjukkan panjang ini.
Pada tahun 1960 satu meter didefenisikan sebagai 1.650.763,73 kali panjang gelombang
cahaya dalam ruang hampa yang terpancar akibat transisi antara tingkat energi 2p10 dan 5d5 oleh
atom kripton 86. Pada tahun 1983 satu meter telah didefenisikan kembali sebagai panjang
lintasan cahaya dalam ruang vakum selama interval waktu dari 1/299.792.458 satu detik.
5
b. Standar Massa
Standar SI untuk massa adalah sebuah silinder platinum-irridium yang disimpan di kota
Serves, Prancis, tepatnya di mana International Bureau of Weight and Measures. Berdasarkan
perjanjian internasional, isi silinder itu disebut sebagai massa sebesar satu kilogram. Standar
sekunder dikirim ke laboratorium standar di berbagai negara dan massa dari benda-benda lain
dapat ditentukan dengan menggunakan teknik neraca berlengan sama. Standar massa kedua
adalah dalam skala atomik, bukan satuan SI, yaitu massa dari atom C12 yang berdasarkan
perjanjian internasional diberikan harga sebesar 12 satuan massa atom terpadu (disingkat µ; 1 µ =
1,660x10-27 kg). Massa atom lain dapat ditentukan secara teliti dengan menggunakan
spektrometer massa.
c. Standar Waktu
Standar waktu adalah second (s). Mula-mula satu detik didefenisikan sebagai 1/86.400 dari
rata-rata dalam satu hari, waktu yang didasarkan atas rotasi Bumi. Kemudian pada tahun 1955
digunakan jam atomik jenis tertentu yang didasarkan atas frekuensi karakteristik isotop Cs 133 di
Laboratorium Boulder di Lembaga Standar Nasional Inggris.
Pada tahun 1967, detik yang didasarka atas jan cesium diterima sebagai SI oleh Konferensi
Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-13. Satu detik didefenisikan sebagai 9.192.631.770 kali
periode transisi Cs133 tertentu. Hasil ini meningkatkan ketelitian pengukuran waktu menjadi 1
bagian dalam 1012, lebih baik sekitar 103 kali dari pada ketelitian dengan metode astronomis.
4. Dimensi
Dimensi dari satuan besaran fisis adalah cara menyatakan suatu besaran fisis yang tersusun
dari besaran dasar (besaran pokok). Persamaan matematis yang menghubungkan besaran-besaran
fisis harus memenuhi prinsip kehomogenan dimensi. Sedangkan besaran dasar adalah besaran
yang dimensinya ditentukan secara defenisi seperti pada tabel 1.1.
Definisi besaran-besaran sewaktu-waktu diperbaiki sesuai dengan perkembangan metode
pengukuran. Setiap definisi diusahakan agar hanya bergantung pada satu (atau beberapa) sifat
alam fundamental yang tidak berubah keadaan dengan waktu, tempat, dan lain-lain.
Tabel 1.1. Besaran Dasar dan Satuan Dasar Sistem Internasional (SI)
Seringkali jika kita harus menyatakan besaran-besaran fisis, kita menjumpai bilangan-
bilangan yang sangat besar atau sangat kecil. Konvensi umum mengenai berat dan ukuran ke-14
6
menganjurkan penggunaan awalan berupa sepuluh berpangkat bilangan bulat, atau khususnya
kelipatan 103n, dengan n bilangan bulat. Penulisan besar seperti ini dikenal dengan penulisan
secara ilmiah (scientific). Secara rinci cara penulisan dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Selain itu, untuk menyatakan besar fisis yang sangat besar juga sering digunakan satuan
lain. Misalnya dalam mengukur jarak antara Bumi dengan Matahari, jarak antar bintang atau luas
ruang jagad raya. Satuan fisis yang digunakan antara lain adalah sebagai mana dicantumkan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Besaran yang digunakan untuk menyatakan jarak Jagad Raya
Latihan
Contoh
Tuliskan dalam satuan dasar SI, besaran fluks magnetik
Jawab
Contoh
Tunjukkanlah melalui analisis dimensi bahwa rumus fisika berikut ini benar;
Jawab
7
Dari hukum Ohm, I = (V/R) sudah benar, selanjutnya perlu ditunjukkan bahwa (t/RL) tidak
berdimensi. Dari hubungan energi listrik pada hambatan R; W = I2Rt, maka R =kg m2 s-3A-1 dan
R = [M][L]2[T]-3[I]-2. Dari hubungan energi listrik pada hambatan induktor L; W = (1/2)LI 2,
maka L=kg m2 s-2 A-2 dan L = [M][L]2[T]-2[I]-2 Maka [t/RL] = [M]-2[L]-4[T]6[I]4 yang seharusnya
tanpa dimensi. Jadi rumus tersebut di atas adalah salah dan yang benar adalah:
Contoh
Tentukan dimensi dari energi persatuan luas!
Jawab
Energi persatuan luas mempunyai satuan (SI) Joule/meter2.