Anda di halaman 1dari 64

DRAFT MATERI FISIKA X II

BAB 1: VEKTOR

A. Vektor dan Notasinya

Suatu vektor ialah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah.
Dengan demikian maka dua vektor yang mempunyai besar dan arah
yang sama, maka dua vektor tersebut adalah sama, tanpa
memandang di mana vektor tersebut berada.

Suatu vektor digambarkan dengan suatu anak panah di mana


panjangnya anak panah menyatakan besarnya vektor dan arah anak
panah menunjukkan arah dari vektor.

Gambar ini menunjukkan gambar vektor, A disebut titik tangkap


vektor / titik pangkal vektor dan B disebut titik ujung vektor
(terminal).

Vektor tersebut dinyatakan : ᾹB atau α.

B. Vektor pada Bidang Datar R2 (Dimensi Dua)

Di dalam bidang datar (R2) suatu vektor yang titik pangkalnya di A


(x1, y1) dan titik ujungnya di B (x 2, y2) dapat dituliskan dalam bentuk
komponen :
Vektor dalam bidang datar juga dapat dinyatakan dalam bentuk :

 Kombinasi linear vektor satuan i, j , misalnya vektor = xi +


yj.

 Koordinat kartesius, yaitu : = (a1, a2).

 Koordinat kutub, yaitu :

C. Ruang Lingkup Vektor

1. Kesamaan Dua Vektor

Dua buah vektor ḁ dan ḇ dikatakan sama apabila keduanya


mempunyai besar (panjang) dan arah yang sama. Diperoleh: α = ḇ
2. Vektor Negatif

Vektor negatif dari α adalah vektor yang besarnya sama dengan


vektor α tetapi arahnya berlawanan dan ditulis -α . Diperoleh: α = -
ḇ.

3. Vektor Nol

Vektor nol adalah vektor yang besar / panjangnya nol dan arahnya
tak tentu. Pada sistem koordinat kartesius vektor nol digambarkan
berupa titik.

Di ruang dimensi dua vektor nol dilambangkan dengan :

4. Vektor Posisi

Vektor posisi adalah vektor yang titik pangkalnya terletak pada


pusat koordinat O(0,0) dan titik ujungnya berada pada koordinat
lain. Vektor posisi pada R2 dari titik A(x,y) dinyatakan sebagai
kombinasi linear vektor satuan sebagai berikut :
Penulisan vektor dan menyatakan vektor satuan pada sistem
koordinat. Vektor satuan adalah vektor yang searah dengan
sumbu X positif dan besarnya 1 satuan. Vektor satuan adalah
vektor yang searah dengan sumbu Y positif dan besarnya 1 satuan.

5. Modulus atau Besar Vektor atau Panjang vektor

Misalnya

panjang vektor

Jika diketahui titik A (x1, y1) dan B (x2, y2). Secara analitis, diperoleh
komponen vektor

6. Vektor Satuan

Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang (besar) 1


satuan. Vektor satuan dapat ditentukan dengan cara membagi
vektor tersebut dengan besar (panjang) vektor semula. Vektor
satuan dari vektor dirumuskan:
D. Operasi Hitung Vektor di R2

1. Operasi Penjumlahan Vektor

Penjumlahan dua vektor dapat dikerjakan dalam dua cara yaitu


cara grafis dan analitis.

a. Cara Grafis

1) Dengan cara penjumlahan segitiga atau segitiga vektor

Cara: pangkal vektor ḇ digeser ke ujung vektor α maka vektor hasil


α + ḇ adalah vektor yang menghubungkan pangkal vektor α
dengan ujung vektor ḇ.

2) Dengan cara penjumlahan jajar genjang atau jajar genjang


vektor
Cara: pangkal vektor ḇ digeser ke pangkal vektor α, dilukis jajar
genjang, maka diagonal dari ujung persekutuan adalah α + ḇ.

Untuk melakukan penjumlahan lebih dari dua vektor digunakan


aturan segi banyak (potongan).

 Cara Analitis

1) Apabila kedua vektor diketahui mengapit sudut tertentu , maka


dapat digunakan perhitungan dengan memakai rumus aturan
cosinus seperti pada trigonometri.

2) Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang


kartesius) maka penjumlahan dapat dilakukan dengan
menjumlahkan komponennya.
2) Operasi Pengurangan Vektor

Memperkurangkan vektor ḇ dari vektor α didefinisikan sebagai


menjumlahkan vektor negatif ḇ pada vektor α dan ditulis :α – ḇ = α
+ (ḇ).

Apabila vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang


kartesius) maka pengurangan dapat dilakukan dengan
mengurangkan komponen-komponennya.

3. Perkalian Vektor dengan Skalar

Jika α suatu vektor dan m adalah skalar (bilangan nyata), maka


mα atau mα adalah suatu vektor dengan kemungkinan :

a. Jika m > 0 maka mα adalah vektor yang besarnya m kali


α dan searah dengan α.

b. Jika m < 0 maka mα adalah vektor yang besarnya m kali


α dan arahnya berlawanan dengan α.

c. Jika m = 0 maka mα adalah nektor nol.

4. Perkalian dua vektor


Operasi perkalian pada vektor dapat dikerjakan melalui dua cara
sebagai berikut :

Sudut antara kedua vektor diketahui

Diberikan vektor α =(a1, a2), ḇ = (b1, b2) dan sudut yang dibentuk
oleh vektor α dan ḇ adalah ἀ. Perkalian antara vektor α dan
ḇ dirumuskan sebagai berikut :

Sudut antara kedua vektor tidak diketahui

Diberikan vektor α = (a1, a2) dan ḇ = (b1, b2). Hasil kali kedua vektor
dirumuskan sebagai berikut :

Sementara itu, dari dua buah vektor pada sistem koordinat


kartesius dapat kita cari besar sudut yang dibentuk oleh kedua
vektor yang dirumuskan sebagai berikut :

Latihan

1. Perhatikan gambar berikut!


Tiga buah gaya F1, F2, dan F3 memiliki arah dan besar seperti
pada gambar berikut ini. Tuliskan hubungan yang benar untuk
tiga vektor gaya tersebut!

2. Seorang anak berjalan lurus 10 meter ke barat, kemudian


belok keselatan sejauh 12 meter, dan belok lagi ke timur
sejauh 15 meter. Perpindahan yang dilakukan anak tersebut
dari posisi awal ….
3. Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.

Dengan metode poligon tunjukkan :

 (i) d = a + b + c

 (ii) d = a + b − c

 (iii) d = a − b + c

4. Perhatikan gambar berikut!


Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan
antara kedua vektor!

5. Vektor F1 = 20 Newton membentuk sudut 30° terhadap


sumbu y positif dan F2 = 30 Newton membentuk sudut 60°
terhadap sumbu x negatif. Tentukan komponen vektor
F1 dan F2 pada sumbu x dan pada sumbu y.
6. Diberikan dua buah vektor masing-masing:
A = 4i + 3j – 2k
B = 7i + 2j + 5k
Tentukan hasil dari A × B
7. Dua vektor mempunyai titik pangkal yang sama membentuk
sudut 60° seperti pada gambar berikut !

Besar sudut dan arah vektor resultan terhadap sumbu-x


positif adalah …

8. Dua buah vektor A = 15 cm dan B = 20 cm mengapit sudut


90°. Resultan kedua vektor tersebut adalah ….
9. Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 100 m
dengan kelajuan 4 m/s tegah lurus terhadap arah arus
sungai. Jika air sungai mengalir dengan kecepatan 3 m/s,
maka jarah tempuh perahu tersebut sampai di seberang
sungai adalah ….
10. Seorang anak berjalan lurus 15 meter ke barat, kemudian
belok keselatan sejauh 10 meter, dan belok lagi ke timur
sejauh 12 meter. Perpindahan yang dilakukan anak tersebut
dari posisi awal …

BAB 2: HUKUM NEWTON

A. Pengertian Gaya

Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang sebenarnya punya konsep


dasar tentang gaya. Misalnya pada waktu kita menarik atau
mendorong suatu benda atau kita menendang bola, kita
mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya pada benda itu.

Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat


mengubah bentuk suatu benda serta gaya juga dapat mengubah
ukuran suatu benda dengan syarat gaya yang kita berikan cukup
besar. Gaya menyebabkan percepatan. Arah gaya searah dengan
arah percepatan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa gaya adalah
besaran yang mempunyai besar dan arah. Ini berarti, gaya dapat
digolongkan sebagai sebuah vektor

Gaya adalah besaran vektor, karena itu mempunyai besar dan arah
serta memenuhi aturan-aturan operasi vektor. Satuan untuk gaya
adalah newton, dan disingkat dengan N; definisi operasionalnya
diberikan nanti lewat hukum gerak.

Besar dan arah gaya bergantung kepada macam sistem dan


lingkungan yang sedang ditinjau dan diungkapkan lewat hukum
gaya. Hukum gaya ini mempunyai bentuk yang khas bagi sebuah
sistem dan lingkungannya; sistem yang berbeda dan/atau
lingkungan yang berbeda mempunyai hukum gaya yang berbeda.

Contoh-contoh pasangan sistem dan lingkungan beserta hukum


gaya yang berlaku :

 Pasangan dua benda titik sistem, pasangan satelit-bumi : Gaya


garavitasi.

 Benda di dekat permukaan bumi : Gaya berat.

 Benda diikat dengan tali : Tegangan tali .

 Benda bersentuhan dengan lantai: gaya kontak, gaya normal, gaya


gesekan

 Benda diikat pada pegas: gaya Hooke

 Benda terbenam dalam fluida: gaya apung Archimedes

 Benda bermuatan q bergerak dalm medan listrik E dan medan


Magnet B : gaya Lorentz

B. Satuan Gaya

Satuan gaya adalah Newton , satu Newton adalah besarnya gaya


yang diperlukan untuk menimbulkan percepatan 1 m.s -2 pada
benda bermassa 1 kg.
Disamping Newton, satuan gaya sering ditulis juga dalam bentuk kg
m/s2

1 Newton = 1 kg m/s2

Dalam sistern satuan lain seperti cgs, satuan gaya dinyatakan dalam
1 dyne

1 dyne = 1 gr cm/s

Hubungan antara dyne dan Newton adalah :

1 Newton = 105 dyne

Newton sering disingkat dengan N.

C. Hukum Newton I

Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah
bergerak dengan kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan
kecepatan itu jika tidak ada gangguan (gaya). Hal diatas merupakan
dasar dari Hukum Newton I yang dapat dituliskan sebagai berikut :

Jika gaya total yang bekerja pada benda itu sama dengan nol, maka
benda yang sedang diam akan tetap diam dan benda yang sedang
bergerak lurus dengan kecepatan tetap akan tetap bergerak lurus
dengan kecepatan tetap. Secara sederhana Hukum Newton I
mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya total (gaya
resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara
matematis dapat ditulis.

ΣF = 0

Sebenarnya pernyataan hukum Newton I di atas sudah pernah


diucapkan oleh Galileo beberapa tahun sebelum Newton lahir
Galileo mengatakan: Kecepatan yang diberikan pada suatu benda
akan tetap dipertahankan jika semua gaya penghambatnya
dihilangkan.

D. Hukum Newton II

Hukum Newton II akan membicarakan keadaan benda jika resultan


gaya yang bekerja tidak nol. Bayangkan anda mendorong sebuah
benda yang gaya F dilantai yang licin sekali sehingga benda itu
bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika
gayanya diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi. 2 kali
lebih besar. Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali
percepatannya lebih besar 3 .kali lipat. Dan sini kita simpulkan
bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja.

Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya


divariasi
tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa benda
diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi ½ kali. Demikian
juga jika massa benda diperbesar 4 kali, percepatannya menjadi ¼
kali percepatan semula. Dan sini kita bisa simpulkan bahwa
percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda
itu.

Kedua kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen tersebut dapat


diringkaskan dalam Hukum Newton II : Percepatan suatu benda
sebanding
dengan resultan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan
massanya, matematik hukum ini ditulis :

ΣF = resultan gaya yang bekerja

m = massa benda

a = percepatan yang ditimbulkan

Jika dalam bentuk vektor maka penuslisannya adalah :

ΣFX = m.aX

ΣFY = m.aY

ΣFZ = m.aZ

E. Hukum Newton III

Hukum Newton III berbunyi :

Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda
yang kedua ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang
besarnya sama dengan gaya yang diterima tapi arahnya
berlawanan.

Faksi = – Freaksi

Faksi = gaya yang bekerja pada benda

Freaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi


Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam
semesta ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan
berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah
benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama
besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya
selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul
sendirian!

F. Macam – macam Gaya

Gaya berat

Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu
benda. Gaya berat selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi
benda diletakkan, apakah dibidang horizontal, vertical ataupun
bidang miring

Gaya Normal

Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua prmukaan yang bersentuhan, dan arahnya selalu tegak lurus
bidang sentuh.
Gaya Gesek

Gaya gesek termasuk gaya normal gaya ini muncul jika permukaan
dua benda bersentuhan secara lansung secara fisik. Arah gesekan
searah dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan dengan
arah kecendrungan gerak. Gaya gesek ada dua macam yaitu gaya
gesek statis dan gaya gesek statis.

Bila bidang sentuh tidak licin, maka gaya kontak mempunyai


komponen sepanjang bidang sentuh yang disebut gaya gesekan
statik, dan gaya gesekan untuk benda dalam keadaan bergerak
disebut gaya gesekan kinetik. Arah gaya gesekan ini selalu
sepanjang bidang sentuh dan berusaha melawan gerak relatif
bidang sentuhnya. Besar gaya gesek statik mempunyai batas
maksimum, nilai maksimumnya sebanding dengan gaya normal N
dan konstanta perbandingan =µs disebut koefisien gesekan statik
fsmax =µs N.

Gaya Tegang Tali

Gaya tegangan tali disebut juga tegangan tali adalah gaya yang
bekerja pada ujung-ujung tali karena tali itu tegang. Jika tali
dianggap ringan maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali
yang sama dianggap sama besarnya.

G. Inersia (Kelembaman)

Inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau


tetap bergerak lurus dengan kecepatan tetap. (bergerak lurus
beraturan) Hukum Newton I sering disebut Hukum Inersia karena
hukum Newton I ini menyatakan bahwa suatu benda cenderung
tetap diam atau tetap bergerak dengan kecepatan tetap, asalkan
tidak ada gaya yang rnengganggunya.

Hukum Newton I hanya berlaku pada suatu kerangka acuan yang


disebut kerangka inersia. Kerangka inersia didefinisikan sebagai
suatu kerangka acuan yang tidak dipercepat.
Kerangka inersia ini dapat berupa kerangka diam atau kerangka
yang bergerak beraturan dengan kecepatan tetap. Semua hukum
Fisika yang berlaku dalam suatu kerangka inersia berlaku gaya pada
kerangka inersia yang lain.

H. Massa

Misalkan kita mempunyai 2 benda berukuran sama dalam keadaan


diam. Yang satu terbuat Besi dan yang lain dari kayu. Jika kita ingin
menggerakkan benda ini, kita membutuhkan gaya yang lebih besar
untuk besi dibandingkan kayu.

Hal ini disebabkan besi mempunyai inersia (kecenderungan untuk


tetap diam) yang besar dibandingkan kayu. Dengan kata lain besi
lebih sulit digerakkan dibandingkan kayu. Semakin besar inersia
suatu benda semakin cenderung benda ini ingin mempertahankan
posisi diamnya, akibatnya untuk menggerakkan benda yang lebih
besar inersianya dibutuhkan gaya yang lebih besar.

I. Berat

Berat adalah gaya yang dilakukan oleh bumi terhadap sebuah


benda. Jika bumi kita anggap bulat arah gaya ini adalah ke pusat
bumi. Definisi yang lebih tepat mengenai berat :

Berat suatu benda adalah resultan gaya gravitasi pada benda itu
akibat benda-benda di alam semesta ini. Jadi berat benda
sesungguhnya tidak hanya tergantung pada gaya gravitasi bumi
saja. juga gravitasi dari bintang dan planet-planet.

Namun dalam perhitungan, berat benda di bumi kita cukup


menghitung gaya gravitasi akibat tarikan bumi saja. Kontribusi gaya
akibat tarikan bintang-bintang sangat kecil karena jarak bintang
sangat jauh. Kita sudah pelajari bahwa benda yang jatuh bebas
mengalami percepatan jatuh bebas g. Dengan menggunakan
definisi berat diatas dan menggunakan hukum Newton II a = g, kita
peroleh :

W = mg

karena berat, W tergantung pada g maka berat suatu benda


tergantung pada dimana benda itu berada. Ini berbeda dengan
massa. Massa benda seiaiu sama. manapun benda itu diletakkan.

Latihan

1. “Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau


bergerak lurus beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk
mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya yang berpengaruh
padanya”
Dari pernyataan di atas termasuk bunyi hukum?
A. Hukum Ohm
B. Hukum Newton
C. Hukum III Newton
D. Hukum II Newton
E. Hukum I Newton
2. Sebuah benda yang dikenai gaya dapat bergerak dengan
kecepatan konstan v. Besar gaya total yang bekerja pada
benda tersebut adalah…
A. Bergantung pada M
B. Nol
C. Tidak bergantung pada besar M
D. Bergantung pada besar v
E. Tidak bergantung pada besar v
3. Mengapa saat tangan kita memukul tembok dengan gaya F,
tangan kita merasa kesakitan?
A. Karena tembok memberikan reaksi dengan gaya tolak F
yang berlawanan arah dan sama besar dengan aksi gaya
F pukulan tangan kita ke tembok
B. Karena tembok memberikan aksi dengan gaya tolak yang
sama arah dan sama besar
C. Karena tembok memberikan aksi dengan gaya tolak F
yang berlawanan arah dan sama besar dengan reaksi
gaya F pukulan tangan kita ke tembok
D. Karena tembok memberikan aksi dengan gaya tolak yang
berlawanan arah
E. Karena tembok memberikan reaksi dengan gaya tolak
yang sama arah dan sama besar
4. Sebuah mobil bermassa 2000 kg dan dikenakan gaya sebesar
10.000 N. Berapa percepatan yang dialami oleh mobil
tersebut ?
A. 25 m/s²
B. 20 m/s²
C. 15 m/s²
D. 10 m/s²
E. 5 m/s²
5. Sebuah mobil bermassa 1000 kg, selama 10 sekon mobil yang
awalnya bergerak dengan kecepatan 36 km/jam bertambah
cepat menjadi 54 km/jam. Berapa gaya yang diperlukan untuk
mempercepat mobil tersebut ?
A. 300 N
B. 400 N
C. 500 N
D. 600 N
E. 700 N
6. Sebuah benda jatuh dari ketinggian h = 20 m diatas
permukaan tanah tanpa kecepatan awal. Gerak benda hanya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi (gaya tarik menarik bumi)
sehingga benda bergerak dengan percepatan sama dengan
percepatan gravitasi bumi 9 : 10 m/s². Berapa kecepatan
benda saat mencapai tanah dalam m/s ?
A. 10 m/s
B. 15 m/s
C. 20 m/s
D. 25 m/s
E. 30 m/s
7. Sebuah buku diletakkan di atas meja. Meja diletakkan diatas
bumi. Massa buku adalah 2 kg jika percepatan gravitasi bumi
10 m/s², maka hitunglah besar gaya reaksi bumi terhadap
buku ?
A. 20 N
B. -20 N
C. 10 N
D. -10 N
E. 15 N
8. Perhatikan gambar di bawah ini !

Hitunglah percepatan benda di atas, jika benda mempunyai


massa 20 kg berada di papan yang licin sempurna dan benda
tersebut di tarik oleh suatu gaya sebesar 50 N kearah
mendatar.
A. 2,5 m/s²
B. 3 m/s²
C. 3,5 m/s²
D. 4 m/s²
E. 5 m/s²
9. Perhatikan gambar di bawah ini.

Dua buah gaya bekerja pada sebuah balok yang massanya 2


kg, jika F1 = 10 N dan F2 = 30 N. Hitunglah percepatan balok ?

A. 10 m/s2
B. 15 m/s2
C. 20 m/s2
D. 25 m/s2
E. 30 m/s2
10. Gaya horizontal sebesar 10 N dikerjakan pada balok bermassa
4 kg yang diam di atas bidang datar yang licin. Jika diketahui
kelajuan balok setelah 6s sebesar 15 m/s. berapa jarak yang
ditempuh balok setelah 6 s ?
A. 40 m
B. 45 m
C. 50 m
D. 55 m
E. 60 m

BAB 3: USAHA, ENERGI, DAN DAYA

A. Pengertian Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Sebuah benda dapat dikatakan mempunyai energi bila benda itu
menghasilkan gaya yang dapat melakukan usaha. Dalam kegiatan
sehari-hari kita sering mendengar istilah energi atau tenaga yang
merupakan suatu besaran turunan yang memiliki satuan joule.
Menurut para ahli sains, energi didefinisikan sebagai kemampuan
melakukan usaha.

Setiap energi pasti mengalami perubahan, dengan demikian setiap


materi mengandung dan terkait dengan energi. Bila materi berubah
akan disertai perubahan energi, maka energi adalah sesuatu yang
menyertai perubahan materi. Jika energi yang dikandung materi
sebelum perubahan lebih besar dari sesudahnya, maka akan keluar
sejumlah energi dan peristiwa tersebut disebut eksotermik.
Sebaliknya jika energi materi sebelum perubahan lebih kecil dari
sesudahnya, maka akan diserap sejumlah energi dan peristiwa itu
disebut endotermik.

Energi berasal dari suatu sumber energi, energi panas bisa berasal
dari matahari, api, nyala lilin. Matahari merupakan sumber energi
yang paling utama bagi kehidupan di bumi. Misalnya, matahari
(energi cahaya) berperan pada pembuatan makanan bagi
kehidupan mahluk hidup lainnya.

B. Bentuk-Bentuk Energi

Di alam ini tidak ada makhluk yang dapat menciptakan dan


memusnahkan energi, atau dengan kata populernya “energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan dan energi
bisa berubah dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya”. Ini
merupakan bunyi hukum kekekalan energi. Yang terjadi di alam
hanya perubahan energi dari satu bentuk kebentuk yang lainnya.
Perubahan yang menyertai materi sebenarnya menjelaskan
esensi energi sebagi kemampuan melakukan kerja atau usaha.

Melakukan usaha artinya melakukan perubahan antara lain


perubahan posisi, perubahan bentuk, perubahan ukuran,
perubahan suhu, perubahan gerak, perubahan wujud, dan
perubahan struktur kimia suatu saat. Pada dasarnya ada 2
macam bentuk energi, yaitu energi potensial dan energi kinetik.
Kedua energi tersebut merupakan energi mekanik.

Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda yang


bergerak. Anak panah yang lepas dari busurnyamemiliki energi
kinetiksehingga anak panah dapatmelakukan usaha, yaitu
menancap pada target. Besarnya energi kinetik suatu benda
bergantung pada massa dan kelajuan benda.

Sebuah benda yang bermassa m yang diam pada permukaan


licin (tanpa gesekan). Ketika gaya konstan F diberikan
selamamenempuh jarak benda akan bergerak pada percepatan
yang sama a sampai mencapai kecepatn akhir v. Usaha yang
dilakukan pada benda W = F seluruhnya dubah menjadi energi
kinetik benda pada keadaan akhir jadi,

EK = W atau W = F.

Rumus energi Kinetik

EK= m.v2

Jadi,energi kinetik (EK) sebanding massa benda m dan kuadrat


kecepatannya (v2). Jika massa dilipatgandakan, energikinetik
meningkat 2 kali lipat. Akan tetepi, jika kecepatan
dilipatgandakan, energi kinetik meningkat 4 kali lipat.

Ada banyak contoh sederhana Energi Kinetik didalam praktek


kehidupan kita sehari – hari antara lain sebagai berikut ini :
seseorang yang berjalan, bisbol yang dilempar, pensil yang jatuh
dari meja, dan partikel bermuatan dalam medan listrik juga
merupakan contoh energi kinetik dan masih banyak contoh-
contoh yang lainnya.

Selain energi kinetik gravitasi juga dikenal energi kinetik pegas.


Energi ini dimiliki oleh benda yang dapat melentur seperti pegas
atau busur panah. Pegas dan busur panah harta benda sejenis
akan memiliki energi potensial jika benda itu direntangkan atau
diciutkan. Jika sebuah pegas direnggangkan oleh gaya F sejauh X,
maka pegas tersebut akan memiliki energi potensial sebesar :

Rumus Energi Kinetik Pegas

EP= k.x2 , atau EP= F.x

Dengan :

F = gaya pegas (Newton),

k = konstanta pegas (N/m),

x = pertambahan panjang pegas (meter)

Energi Potensial

Energi potensial gravitasi adalah energi yang dikandung suatu


materi berdasarka tinggi rendahnya kedudukannya. Besarnya
energi potensial bergantung pada massa dan ketinggian.
Secara matematis hubungan tersebut ditulis:

EP = m g h

Keterangan:

Ep = energi potensial (joule)

M = massa materi (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h= ketinggian dari bumi (meter)

Energi Mekanik

Energi mekanik adalah jumlah dari energi potensial dan energi


kinetik. Energi mekanik sebagai energi total dari suatu benda
bersifat kekal, tidak dapat dimusnahkan, namun dapat berubah
wujud, sehingga berlakulah hukum kekekalan energi yang
dirumuskan:

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

EP1 + EK1 = EP2 + EK2

Energi Panas (Kalor)

Energi Panas adalah energi yang berpindah akibat perbedaan


suhu. Satuan SI untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari
daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Energi Panas
ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda
dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar
energi internal sampai suhu kedua benda tersebut seimbang.
Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang
tertukar.

Perpindahan Energi Panas, terjadi contohnya jika kamu akan


merasa hangat berada di dekat api unggun. Hal ini disebabkan
tubuhmu menerima energi panas dari api unggun tersebut.
Panas yang berpindah disebut kalor. Api kompor dapat
mematangkan makanan karena terdapat energi panas yang
berpindah dari api ke makanan.

Manfaat Energi Panas (Kalor) dalam kehidupan sehari-hari


tentunya sangat banyak, contoh penjemuran pakaian saat siang
hari.

Energi Cahaya

Energi cahaya adalah energi yang dimiliki oleh gerakan foton


dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang cahaya
mempunyai frekuensi dan panjang gelombang tertentu, dengan
kecepatan yang sama. Makin besar nilai panjang gelombang
maka makin kecil frekuensi dan sebaliknya.

Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900


mengemukakan teori kuantum. Planck menyimpulkan bahwa
atom-atom dan molekul dapat memancarkan atau menyerap
energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi
terkecil yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau
molekul dalam bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum.
Planck menemukan bahwa energi foton (kuantum) berbanding
lurus dengan frekuensi cahaya.

Dengan rumus :

E = h . ʋ atau E = c / λ
dengan:

h = tetapan Planck (6,626 × 10–34 J. dt)

ʋ = frekuensi (Hz)

c = kecepatan cahaya dalam vakum (3 × 108 m det–1)

λ = panjang gelombang (m)

Energi Listrik

Energi listrik adalah energi yang diakibatkan oleh gerakan


partikel bermuatan dalam suatu media (konduktor), karena
adanya beda potensial antara kedua ujung konduktor. Besarnya
energi listrik bergantung pada beda potensial dan jumlah
muatan yang mengalir.

Rumus Energi Listrik

W = q.E

Dengan: W= energi listrik (J)

q = muatan yang mengalir (C)

E = beda potensial listrik (V)

Energi Kimia

Energi kimia adalah energi yang dikandung suatu senyawa dalam


bentuk energi ikatan antara atom-atomnya. Besarnya energi
bergantung pada jenis dan jumlah pereaksi serta suhu dan
tekanan. Contoh penggunaan energi kimia yaitu pada aki motor.

Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang terkandung dalam inti atom.
Energi nuklir akan keluar bila suatu inti akan berubah menjadi
inti lain. Besarnya energi nuklir bergantung pada jenis dan
jumlah inti.

C. Pengertian Usaha

Pengertian usaha dalam fisika selalu menyangkut tenaga atau


energi. Apabila sesuatu (manusia, hewan, atau mesin)
melakukan usaha maka yang melakukan usaha itu harus
mengeluarkan sejumlah energi untuk menghasilkan
perpindahan. NurAzizah (2007:46) menyatakan ”usaha
merupakan hasil kali antara gaya dengan perpindahan yang
dialami oleh gaya tadi. Jadi, jika suatu benda diberi gaya namun
benda tidak mengalami perpindahan, maka dikatakan usaha
pada benda tersebut nol”.

Bila gaya bekerja pada sebuah benda sehingga benda berpindah


selama gaya bekerja, maka gaya tersebut melakukan usaha.
Rumusnya adalah:

Rumus Usaha :

W = F.s

Dengan:

W = usaha

F = gaya

S = perpindahan benda

Contohnya, Seseorang yang sudah menahan sebuah batu besar


agar tidak menggelinding ke bawah tidak melakukan usaha,
walaupun orang tersebut telah mengerahkan seluruh
kekuatannya untuk menahan batu tersebut. Jadi, dalam fisika,
usaha berkaitan dengan gerak sebuah benda. Saat kita
mendorong atau menarik benda, kita mengeluarkan energi.
Usaha yang kita lakukan tampak pada perpindahan benda itu.

Jika suatu gaya F menyebabkan perpindahan sejauh ẍ, maka gaya


F melakukan usaha sebesar W, yaitu :

W = usaha

F = gaya

ẍ = perpindahan

α = sudut antara gaya dan perpindahan

Satuan

Besaran Satuan MKS Satuan CGS

Usaha (W) joule erg

Gaya (F) newton dyne


Perpindahan () meter cm

D. Hubungan antara Usaha dan Energi

Anda sudah mengetahui bahwa energi adalah kemampuan


melakukan usaha. Definisi tersebut menunjukkan bahwa usaha
memiliki kaitan yang erat dengan energi. Ketika anda mendorong
sebuah peti diatas lantai yang datar dan licin, hanya gaya dorong
anda yang melakukan usaha ada peti, dan ternyata kelajuan peti
bertambah. Kelajuan peti bertambah berarti energi kinetik pada
peti juga bertambah. Tentu saja pertambahan energi kinetik
berasal dari usaha yan dilakukan oleh gaya dorong.

Dengan demikian, besarnya usaha sama dengan perubahan


energi kinetik benda. Secara matematis ditulis sebagai berikut:

Rumus:

W = Δ Ek; W = Ek2 – Ek1

dengan:

W = usaha (Joule)

Ek = perubahan energi kinetik (Joule)

Ek2 = energi kinetik akhir (Joule)

Ek1 = energi kinetik awal (Joule)


Ketika anda mengangkat sebuah balok, kamu akan memberikan
gaya dorong terhadap balok.Pada saat ke atas, berlaku:

Wtangan = Ftangan . s = m g h

Saat ke bawah:

Wgravitasi = Fgravitasi . s = –m g h

Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi bumi (benda yang


bergerak vertikal) sama dengan perubahan energi potensial
gravitasi.

Secara matematis ditulis sebagai berikut.

W = Δ Ep; W = Ep2 – Ep1;W = m g (h2 – h1)

dengan:

W = usaha (J)

ΔEp = perubahan energi potensial (J)

Ep1 = energi potensial awal (J)

Ep2 = energi potensial akhir (J)

E. Pengertian Daya

Kamu telah mengetahui bahwa kecepatan adalah perubahan


jarak per satu sekon. Misalkan, sebuah sepeda motor
kecepatannya 10 m/s. Angka ini mengandung arti bahwa dalam
satu sekon, sepeda motor tersebut mampu menempuh jarak 10
m.
Terlihat bahwa kecepatan merupakan perubahan jarak setiap
satu sekon. Usaha dapat didefinisikan sebagai perubahan energi.
Jika perubahan energi ini diukur setiap satu sekon, akan
didapatkan sebuah besaran baru yaitu perubahan usaha setiap
satu sekon. Besaran tersebut disebut daya. Jadi, daya dapat
didefinisikan sebagai perubahan energi setiap satu sekon. Dalam
bahasa Inggris, daya adalah power. Dengan demikian, daya
dilambangkan dengan P.

Daya (P) adalah usaha yang dilakukan tiap satuan waktu.

P = daya

W = usaha

t = waktu

Daya termasuk besaran scalar yang dalam satuan MKS


mempunyai satuan watt atau J/s

Satuan lain adalah : 1 HP = 1 DK = 1 PK = 746 watt

HP = Horse power

DK = Daya kuda

PK = Paarden Kracht

1 Kwh adalah satuan energi besarnya = 3,6 .106 watt.detik = 3,6 .


106 joule
Latihan

1. Seekor burung terbang dengan kelajuan 25 m/s. Bila massa


burung tersebut adalah 200 gram, maka hitunglah energi
kinetik yang dimiliki burung?
2. Sebuah bola bermassa 0,5 kg dilempar vertikal ke atas
hingga mencapai ketinggian 20 m. bila g = 10 m/s², hitunglah
energi potensial benda pada ketinggian tersebut!
3. Sebuah benda yang beratnya 10 N berada pada bidang
datar. Pada benda tersebut bekerja sebuah gaya mendatar
sebesar 20 N sehingga benda berpindah sejauh 50 cm.
berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut?

4. Mula-mula, sebuah benda dengan massa 2 kg berada di


permukaan tanah. Kemudian, benda itu dipindahkan ke atas
meja yang memiliki ketinggian 1,25 m dari tanah. Berapakah
perubahan energi potensial benda tersebut? (g = 10 m/s2)
5. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dilemparkan ke atas dengan
kecepatan awal 10 m/s dari ketinggian 1,5 m. percepatan
gravitasi g = 10 m/s2 . Berapakah ketinggian bola pada saat
kecepatannya 5 m/s?
6. Sebuah benda bermassa 10 kg bergerak dengan kecepatan
20 m/s. Dengan mengabaikan gaya gesek yang ada pada
benda. Tentukan perubahan energi kinetik jika kecepatan
benda menjadi 30 m/s !
7. Sebuah benda massa 5 kg berada di bagian atas bidang
miring yang licin.
Jika kecepatan awal benda adalah 2 m/s tentukan usaha
yang terjadi saat benda mencapai dasar bidang miring,
gunakan percepatan gravitasi bumi di tempat itu g = 10
m/s2 dan sin 53° = 4/5!

8. Mobil remot kontrol bermassa 1 kg pada mulanya bergerak


dengan kelajuan 5 m/s. Sesaat kemudian benda itu bergerak
dengan kelajuan 10 m/s. Tentukan usaha total yang
dikerjakan pada benda tersebut!
9. Perhatikan grafik dibawah ini!

Sebuah balok bermassa 2 kg didorong sepanjang garis lurus


pada permukaan mendatar. Akibat pengaruh gaya yang
berubah-ubah terhadap kedudukan seperti ditunjukkan
pada gambar, maka usaha yang dilakukan gaya tersebut
untuk memindahkan balok sejauh 14 m adalah…
10. Sebuah pesawat terbang mempunyai massa 100.000 kg dan
mesinnya mampu menghasilkan gaya 200.000 N. Pesawat
tersebut bergerak dari keadaan diam dan untuk lepas landas
diperlukan laju 100 m/s. Panjang lintasan minimum yang
diperlukan agar pesawat tersebut lepas landas adalah….

BAB 4: HUKUM KEKEKALAN ENERGI

Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak jenis energi.


Selain energi potensial dan energi kinetik pada benda-benda biasa
(skala makroskopis), terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi
listrik, energi panas, energi litsrik, energi kimia yang tersimpan
dalam makanan dan bahan bakar, energi nuklir, dll. Setelah muncul
teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut (energi
listrik, energi kimia, dll) merupakan energi kinetik atau energi
potensial pada tingkat atom.

Energi tersebut dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke


bentuk energi lain. Misalnya ketika dirimu menyalakan lampu neon,
pada saat yang sama terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
cahaya. Contoh lain adalah perubahan energi listrik menjadi energi
panas (setrika), energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin) dll.
Proses perubahan bentuk energi ini sebenarnya disebabkan oleh
adanya perubahan energi antara energi potensial dan energi kinetik
pada tingkat atom. Pada tingkat makroskopis, kita juga bisa
menemukan begitu banyak contoh perubahan energi.

Perubahan energi biasanya melibatkan perpindahan energi dari


satu benda ke benda lainnya. Air pada bendungan memiliki energi
potensial dan berubah menjadi energi kinetik ketika air jatuh.
Energi kinetik ini dpindahkan ke turbin. selanjutnya energi gerak
turbin diubah menjadi energi listrik. Energi potensial yang
tersimpan pada ketapel yang regangkan, dapat berubah menjadi
energi kinetik batu apabila ketapel kita lepas. Busur yang
melengkung juga memiliki energi potensial. Energi potensial pada
busur yang melengkung dapat berubah menjadi energi kinetik anak
panah.

Contoh yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pada


perpindahan energi selalu disertai dengan adanya usaha. Air
melakukan usaha pada turbin, karet ketapel melakukan usaha pada
batu, busur melakukan usaha pada anak panah. Hal ini
menandakan bahwa usaha selalu dilakukan ketika energi
dipindahkan dari satu benda ke benda yang lainnya

Hukum Kekekalan Energi Berbunyi

“energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, namun


dapat berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”

Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari-hari
adalah ketika energi dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang bin lenyap
dalam setiap proses tersebut. ini adalah hukum kekekalan energi,
sebuah prinsip yang penting dalam ilmu fisika. Hukum kekekalan
energi dapat kita nyatakan juga sebagai berikut :

“Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan


dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain tetapi jumlahnya
selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga tidak
bertambah.“

Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat


dalam suatu proses kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan
atau perubahan bentuk energi.

Contoh perubahan energi :


 Energi radiasi diubah menjadi energi panas.

 Energi potensial diubah menjadi energi listrik.

 Energi kimia menjadi energi listrik.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Sebuah benda yang dilempar ke atas akan memiliki energi potensial


dan energi kinetik. Energi potensial dimiliki karena ketinggiannya,
sedangkan energi kinetik karena geraknya. Makin tinggi benda
tersebut terlempar ke atas, makin besar energi potensialnya.
Namun, makin kecil energi kinetiknya. Pada ketinggian maksimal,
benda mempunyai energi potensial tertinggi dan energi kinetik
terendah.

Untuk lebih memahami energi kinetik perhatikan sebuah bola yang


dilempar ke atas. Kecepatan bola yang dilempar ke atas makin lama
makin berkurang. Makin tinggi kedudukan bola (energi potensial
gravitasi makin besar), makin kecil kecepatannya (energi kinetik
bola makin kecil). Saat mencapai keadaan tertinggi, bola akan diam.

Hal ini berarti energi potensial gravitasinya maksimum, namun


energi kinetiknya minimun (v = 0). Pada waktu bola mulai jatuh,
kecepatannya mulai bertambah (energi kinetiknya bertambah) dan
tingginya berkurang (energi potensial gravitasi berkurang).
Berdasarkan kejadian di atas, seolah terjadi semacam pertukaran
energi antara energi kinetik dan energi potensial gravitasi. Apakah
hukum kekekalan energi mekanik berlaku dalam hal ini?

Mari kita analisis :

Saat benda jatuh, makin berkurang ketinggiannya makin kecil


energi potensialnya, sedangkan energi kinetiknya makin besar.
Ketika benda mencapai titik terendah, energi potensialnya terkecil
dan energi kinetiknya terbesar. Mengapa demikian?

Bola yang jatuh dari ketinggian h. Perhatikan gambar diatas, ketika


sebuah bola berada pada ketinggian h, maka energi potensial di
titik A adalah

EpA = m · g · h, sedangkan energi kinetiknya

EkA = ½ mv2

Karena v = 0, maka EkA = 0. Jumlah antara energi potensial di titik A


dan energi kinetik di titik A sama dengan energi mekanik. Besarnya
energi mekanik adalah:

EmA = EpA + EkA

EmA = mgh + 0

EmA = mgh
Misalnya, dalam waktu t sekon bola jatuh sejauh h1 (titik B),
sehingga jarak bola dari tanah adalah h – h1. Energi potensial bola
di titik B adalah EpB = mg(h – h1). Dari titik A ke titik B ternyata
energi potensialnya berkurang sebesar m g h1. Sedangkan, energi
kinetik saat bola di B adalah sebagai berikut. Saat bola jatuh
setinggi h1, bola bergerak berubah beraturan dengan kecepatan
awal nol.

Kecepatan benda tersebut adalah:

v = vo + g · t (vo = 0)

Jadi, energi kinetik bola di titik B adalah:

Jumlah energi kinetik dan energi potensial setelah benda jatuh


sejauh h1 (di titik B) adalah sebagai berikut.
EmB = EkB + EpB

EmB = mgh1 + (mgh – mgh1)

EmB = mgh

Jadi, energi mekanik di titik B adalah EmB = mgh

Berdasarkan perhitungan menunjukkan energi mekanik di titik A


besarnya sama dengan energi mekanik di titik B (EmA = EmB). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa jumlah energi mekanik benda yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi adalah tetap.

Jika pada saat kedudukan di A jumlah energi potensial dan energi


kinetik adalah EpA + EkA, sedangkan pada saat kedudukan di B jumlah
energi potensial dan energi kinetik adalah EpB + EkB, maka : EpA +
EkA = EpB + EkB atau Ep + Ek = tetap. Inilah yang dinamakan Hukum
kekekalan energi mekanik.

BAB 5: MOMENTUM DAN IMPULS

A. Pengertian Momentum

Pengertian momentum dalam kehidupan sehari-hari berbeda


dengan pengertian momentum dalam fisika, misalnya “Akhir tahun
merupakan momentum yang tepat untuk introspeksi diri”. Kata
momentum tersebut, berbeda dengan kalimat “Setiap benda yang
bergerak memiliki momentum”. Momentum dalam fisika
didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan
kecepatannya. Jika sebuah benda bermassa m bergerak dengan
kecepatan v, maka momentum benda tersebut adalah :

p=mv
p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar)
dan v kecepatan (besaran vektor). Bila dilihat persamaan (1), arah
dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.

Menurut Sistem Internasional (SI),

Satuan momentum

p = satuan massa x satuan kecepatan

= kg x m/s

= kg . m/s

Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s

Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada


beberapa vektor momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan
secara vektor. Misalkan ada dua buah vektor
momentum p1 dan p2 membentuk sudut α, maka jumlah
momentum kedua vektor harus dijumlahkan secara vektor, seperti
yang terlihat dari gambar vektor Gambar Besar
vektor p dirumuskan sebagai berikut :

B. Hubungan Momentum dengan Energi Kinetik


Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan
kecepatan v adalah :

Ek = ½ mv2

Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear


p, dengan mengalikan persamaan energi kinetik dengan : m/m

C. Pengertian Impuls

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya


gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis:

I = F . ∆t

Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka
penulisannya akan berbeda (akan dipelajari nanti). Oleh karena itu
dapat menggambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F
dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu
t1 ke t2 maka kurva antara F dan t adalah :
Luasan yang diarsir sebesar Fx (t 2 – t1) atau I, yang sama dengan
Impuls gaya. Impuls gaya merupakan besaran vektor, oleh karena
itu perhatikan arahnya

Satuan Impuls

Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu

Satuan I = newton x sekon

=N.s

= kg . m/s2. s

= kg . m/s

D. Impuls Sama dengan Perubahan Momentum

Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan


v1 dan kemudian pada benda bekerja gaya sebesar F searah
kecepatan awal selama ∆t, dan kecepatan benda menjadi v 2 Untuk
menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan
momentum, akan kita ambil arah gerak mula-mula sebagai arah
positif dengan menggunakan Hukum Newton II.

F=ma

= m (v2 – v1) ∆t

F∆t = mv2 – mv1

Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan


perubahan momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama
dengan perubahan momentum benda tersebut. Secara matematis
dituliskan sebagai :
F ∆t = mv2 – mv1

I = p2 – p1

I = ∆p

E. Tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum

Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah


benda. Misal bola biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A,
bergerak mendatar ke kanan dengan momentum m AvA, dan bola B
bergerak kekiri dengan momentum mBvB

Momemtum sebelum tumbukan adalah :

p = mAvA + mBvB

dan momentum sesudah tumbukan

p’ = mAv’A + mBv’B

Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka pada momentum


juga berlaku hukum kekekalan dimana momentum benda sebelum
dan sesudah tumbukan sama.
Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa Pada peristiwa
tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah
tumbukan tetap asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada
benda-benda tersebut. Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum
Kekekalan Momentum Linier. Secara matematis untuk dua benda
yang bertumbukan dapat dituliskan :

PA + pB = pA‘ + pB‘

atau

mA vA+ mBvB = mAvA‘ + mBvB‘

pA, pB = momentum benda A dan B sebelum tumbukan

pA‘, pB‘ = momentum benda A dan B sesudah tumbukan

perlu diingat bahwa penjumlahan di atas adalah penjumlahan


vector

E. Jenis-jenis Tumbukan

Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan
momentum. Akan tetapi energi kinetik totalnya biasanya berubah.
Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik menjadi bentuk
kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan.

Jenis tumbukan ini disebut tumbukan tidak lenting sebagian. Bila


setelah tumbukan kedua benda bergabung, disebut tumbukan
tidak lenting sempurna. Ada juga tumbukan dengan energi kinetik
total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan lenting
(sempurna). Jadi secara garis besar jenisjenis tumbukan dapat
diklasifikasikan ke dalam:
 Tumbukan lenting (sempurna)

 Tumbukan tidak lenting sebagian

 Tumbukan tidak lenting sempurna

Tumbukan Lenting (sempurna)

Pada tumbukan lenting sempurna berlaku

Bila kita uraikan dari kedua syarat :

 Hukum kekekalan momentum

 Hukum kekekalan Energi Kinetik

bila persamaan (**) dibagi dengan persamaan (*) diperoleh :

(v1 + v1‘ ) = (v2‘ + v2)

atau

(v2 – v1) = – (v2‘ – v1‘)

Dengan kata lain kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan


sama dengan harga minus dari kecepatan relatif kedua benda
setelah tumbukan.
Untuk keperluan lebih lanjut didefinisikan :

berlaku jika v1, v1‘ , v2, v2‘ pada satu arah sumbu yang sama.

Harga v yang dimasukkan disini harus memperhatikan arah (tanda +


atau – )

e ini yang kemudian disebut koefisien restitusi

Untuk tumbukan lenting (sempurna) e = 1

Untuk tumbukan tidak lenting sebagian 0 < e < 1

Untuk tumbukan tidak lenting sempurna e = 0

Tumbukan Tidak Lenting Sebagian

Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan


tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi
perubahan Ek. koefisien restitusi e adalah pecahan.

Hukum kekekalan momentum m1v1 + m2v2 = m1v1‘ + m2 v2‘ dan 0 < e


<1

Tidak berlaku hukum kekekalan energi, berarti ada energi kinetik


yang
hilang selama proses tumbukan sebesar ∆Ek.

Tumbukan Tidak Lenting Sempurna


Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan
tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi
perubahan Ek. koefisien restitusi e = 0.

kecepatan akhir kedua benda sama dan searah. Berarti kedua


benda bergabung dan bergerak bersama-sama.

Besar energi kinetik yang hilang ∆Ek

dimana : v1‘ = v2‘

Latihan

1. Terjadi kecelakaan kereta api dimana sebuah gerbong kereta


dengan massa 10.000 kg bergerak dengan laju 24 m/s.
gerbong tersebut menabrak gerbong lain yang serupa dan
dalam keadaan diam. Akibat tabrakan tersebut, gerbong
tersambung menjadi satu. Maka, berapakah kecepatan dari
gerbong tersebut!
2. Sebuah benda menumbuk balok yang diam diatas lantai
dengan kecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental
dengan kecepatan 15 m/ssearah dengan kecepatan benda
semula. Berapakah kecepatan sebuah benda setelah
mengalami suatu tumbukan, jika besar koefisien restitusi yang
dimiliki e = 0,4?
3. Saat bermain sepak bola Andi bermain dengan bola bermassa
200 gram dilempar horizontal dengan kecepatan 4 m/s, lalu
bola dipukul searah dengan arah bola mula-mula. Lamanya
bola bersentuhan dengan pemukul adalah 2 milisekon dan
kecepatan bola setelah meninggalkan pemukul adalah 12 m/s.
tentukan besar gaya yang diberikan Andi pada bola!
4. Bola bermassa M = 1,90 kg digantung dengan seutas tali
dalam posisi diam seperti gambar di bawah

Kemudian sebuah peluru bermassa m = 0,10 kg ditembakkan


hingga bersarang di dalam bola. Jika posisi bola mengalami
kenaikan sebesar h = 20 cm dan percepatan gravitasi bumi
adalah 10 m/s², maka hitunglah berapa kelajuan peluru saat
mengenai bola!

5. Hitunglah besar gaya Ferdi yang di berikan pada sebuah bola


kasti, apabila bola kasti tersebut bermassa 0,2 kg dalam
keadaan diam kemudian dipukul hingga bergerak dengan
kecepatan 14 m/s. Dengan gaya yang di berikan selama 0,01
sekon.
6. Hitunglah besar momentum serangga yang massanya 22 gram
yang tengah terbang dengan laju 80 m/s.
7. Bola kasti bermassa 145 gram dilempar dengan kecepatan 39
m/s ternyata dapat dipukul balik hingga mencapai kecepatan
52 m/s. Hitunglah impuls yang terjadi pada bola kasti.
8. Peluru bermassa 20 gram ditembakkan dengan kecepatan 230
m/s mengenai balok yang diam di atas lantai. Massa balok 2
kg. Ternyata peluru melewati bagian dalam balokdan setelah
keluar dari balok kecepatan peluru berkurang menjadi 160
m/s. Hitunglah kecepatan balok setelah ditembus peluru
demikian.
9. Kecepatan peluru saat lepas dari larasnya 200 m/s. Jika massa
peluru dan senapan masing-masing 10 gram dan 5 kg,
hitunglah kecepatan dorong senapan terhadap bahu
penembak saat peluru lepas dari larasnya ?
10. Sebuah trem 10.000 kg berjalan dengan laju 24 m/s menabrak
trem sejenis yang berhenti. Jika trem menempel bersama
sebagai akibat tumbukkan, berapa laju bersama mereka
sesudahnya?

BAB 6: GERAK LURUS

A. Pengertian Gerak

Pernahkah anda mengamati benda-benda di sekitarmu? Benda-


benda tersebut selain ada yang diam, ada juga yang bergerak.
Batu-batu dipinggir jalan diam terhadap jalan kecuali jika batu
tersebut ditendang oleh kaki, maka akan disebut benda bergerak.
Rumah-rumah disekitar kita diam terhadap pohon-pohon di
sekelilingnya. Serombongan orang berlari pagi dijalan raya,
mereka bergerak terhadap jalan, batu-batu, rumah-rumah
maupun pohon-pohon yang dilewatinya. Berdasarkan contoh-
contoh tersebut, dapatkah anda menjelaskan kapan suatu benda
dikatakan bergerak ?
Berdasarkan contoh-contoh di atas, maka suatu benda dikatakan
bergerak jika benda itu mengalami perubahan kedudukan
terhadap titik tertentu. Titik tertentu yang digunakan sebagai
acuan dari gerak suatu benda disebut titik acuan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa gerak adalah perubahan
posisi atau kedudukan suatu benda terhadap titik acuan selama
waktu tertentu.

B. Jarak Dan Perpindahan

Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh dalam selang waktu


tertentu. Jarak merupakan besaran skalar yang tidak tergantung
pada arah. Sementara perpindahan adalah perubahan kedudukan
atau posisi dalam selang waktu tertentu.

C. Kecepatan Suatu Benda

Dalam perubahan gerak dikenal istilah kecepatan dan kelajuan.


Kecepatan termasuk besaran vektor sedangkan kelajuan
merupakan besaran skalar.

Besaran vektor memperhitungkan arah gerak sedangkan skalar


hanya memiliki besar tanpa memperhitungkan arah gerak benda.
Kecepatan merupakan perpindahan yang ditempuh tiap satuan
waktu, sedangkan kelajuan didefinisikan sebagai jarak yang
ditempuh tiap satuan waktu.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :


D. Kecepatan Rata-Rata

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan yang


ditempuh terhadap waktu. Jika suatu benda bergerak sepanjang
sumbu-x dan posisinya dinyatakan dengan koordinat-x, secara
matematis persamaan kecepatan rata-rata dapat ditulis sebagai
berikut :

E. Kelajuan Rata-Rata

Kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh tiap satuan


waktu. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

F. Kecepatan Sesaat

Kecepatan sesaat merupakan kecepatan pada suatu waktu


tertentu dari lintasanya. Berbeda dengan kelajuan sesaat.
Kecepatan sesaat harus disertai dengan arah gerak benda.
Kecepatan sesaat dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :
untuk mengetahui kecepatan sesaat dari sebuah benda yang
bergerak, perhatikan gambar berikut.

jika selang waktu diperkecil terus menerus sehingga titik B


mendekati titik A, Δx/Δt mendekati suatu nilai tertentu pada saat
selang waktu (Δt) mendekati nol, harga Δx/Δt disebut kecepatan
sesaat v dititik A. Arah kecepatan sesaat di suatu titik searah
dengan garis singgung di titik tersebut. Kecepatan sesaat sering
disebut dengan kecepatan benda, dapat dirumuskan sebagai
berikut :
G. Kelajuan Sesaat

Kelajuan sesaat dari suatu benda yang sedang bergerak adalah


kelajuan benda itu pada selang waktu yang sangat kecil
(mendekati nol). Misalkan pada mobil, kelajuan sesaat dapat
dianggap sama dengan penunjukan jarum spidometer (alat
pengukur kelajuan), yang dapat dilihat pada saat mobil sedang
bergerak. Kelajuan sesaat dapat didefinisikan sebagai berikut :

Kelajuan sesaat tidak ditentukan oleh arah gerak suatu benda. Jadi
kelajuan sesaat merupakan besaran skalar.

H. Percepatan Suatu Benda

Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut


bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan dalam selang
waktu tertentu. Misalnya ada sebuah batu yang menggelinding
dari atas bukit memiliki suatu kecepatan yang semakin
lama semakin bertambah selama geraknya.

Batu yang menggelinding tersebut dikatakan dipercepat. Jadi


percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
Secara matematis dapat ditulis sebagi berikut :
percepatan merupakan besaran vektor, sehingga ditentukan oleh
nilai dan arah gerak suatu benda. Percepatan dapat bernilai positif
(+a) dan bernilai negatif (-a) bergantung pada arah perpindahan
dari gerak tersebut.

Percepatan yang bernilai negatif (-a) sering disebut dengan


perlambatan. Pada kasus perlambatan, kecepatan v dan
percepatan a mempunyai arah yang berlawanan. Perubahan
kecepatan terhadap perubahan waktu, di mana selang
waktu sangat kecil atau mendekati nol merupakan definisi dari
percepatan sesaat.

Nilai percepatan sesaat dapat juga disebut perlajuan. Berbeda


dengan percepatan suatu benda yang ditentukan oleh nilai dan
arah gerak suatu benda, maka perlajuan yang tidak bergantung
pada arah gerak. Perlajuan merupakan erubahan laju benda
terhadap perubahan waktu. Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut.

I. Percepatan rata-rata

Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan


terhadap perubahan waktu selama benda bergerak. Secara
matematis, percepatan rata-rata dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Percepatan rata-rata memiliki nilai dan arah, perhatikan gambar
berikut !

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan hubungan antara


perubahan kecepatan terhadap waktu adalah linier. Artinya
perubahan kecepatan (Δv) pada setiap ruas di dalam grafik dibagi
dengan selang waktu (Δt) akan menghasilkan sebuah nilai tetap.
Yang disebut percepatan rata-rata. Percepatan rata-rata dari grafik
tersebut dapat di tuliskan sebagai berikut :

J. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Pernahkah anda mengamati bagaimana jalannya kereta api?


Lintasannya gais lurus, para bola atau lingkaran? Gerak suatu
benda dalam lintasan lurus disebut gerak lurus. Sebuah mobil
melaju di jalan raya yang lurus merupakan contoh gerak lurus,
buah kelapa yang jatuh dari pohonnya adalah contoh gerak lurus.
Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan
melakukan gerak lurus beraturan. Syarat yang harus dipenuhi agar
benda bergerak lurus beraturan adalah :

a. arah gerak benda tetap jadi lintasannya lurus

b. kelajuan benda tidak berubah

Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama


dalam selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, mobil yang
melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1 detik, maka satu
detik berikutnya menempuh jarak 2 meter lagi, begitu
seterusnya.atau dengan kata lain perbandingan jarak dengan
selang waktu selalu konstan atau kecepatannya konstan. Pada
gerak lurus beraturan (GLB) kelajuan dan kecepatan hampir sulit
dibedakan karena lintasannya yang lurus menyebabkan jarak dan
perpindahan yang ditempuh besarnya sama.

Dalam GLB, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:


Pada GLB, kecepatan gerak benda adalah tetap. Seperti terlihar
pada gambar di bawah, benda bergerak dengan kecepatan tetap v
ms-1. Selama t sekon maka jarak yang ditempuh adalah s = v x t.
Jarak yang ditempuh benda tersebut dalam suatu grafik v-t pada
GLB adalah sama dengan luas daerah yang diarsir.

K. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada


lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap
detik. Kalian tentunya masih ingat bahwa perubahan kecepatan
tiap detik adalah percepatan. Dengan demikian pada GLBB, benda
mengalami percepatan secara teratur atau tetap. Hubungan
antara besar kecepatan (v) dengan waktu (t) pada gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) ditunjukkan pada grafik di bawah ini.
Jika v0 menyatakan kelajuan benda mula-mula dan vt menyatakan
kelajuan benda pada waktu t , maka kelajuan rata-rata benda
(ṽ) dapat dituliskan berikut ini:

s menyatakan jarak yang ditempuh benda yang bergerak dengan


percepatan tetap a selama waktu t dari kedudukannya mula-
mula.
Grafik hubungan s-t ditunjukkan pada gambar a. Adapun grafik
perubahan kecepatan terhadap perubahan waktu ditunjukkan
pada gambar b, sedangkan grafik hubungan antara percepatan
terhadap waktu adalah pada gambar c.

Latihan

1. Tentukan berapa jarak dan perpindahan benda yang bergerak


dari A ke C kemudian berbalik ke B ?

2. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap, selama 15


menit menempuh jarak 25 km. Berapa kecepatan mobil
tersebut (dalam m/s) dan buat grafiknya ?
3. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan mula-mula 20 m/s,
kemudian dipercepat dengan percepatan tetap 4 m/s².
tentukan :
a. Kecepatan mobil setelah 15 sekon ?
b. Jarak yang ditempuh mobil setelah berjalan 20 sekon ?
4. Kelajuan kereta api berkurang secara beraturan dari 20 m/s
menjadi 10 m/s, sepanjang 150m. Tentukan :
a. Berapa perlambatan kereta api ?
b. Berapa jauh kereta api ini masih bergerak ?
5. Batu bermassa 200 gram dilempar lurus ke atas dengan
kecepatan awal 50 m/s, Jika percepatan gravitasi ditempat
tersebut adalah 10 m/s2, dan gesekan udara diabaikan,
tentukan :
a) Tinggi maksimum yang bisa dicapai batu
b) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai ketinggian
maksimum
c) Lama batu berada diudara sebelum kemudian jatuh ke
tanah
6. Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan awal 72 km/jam
kemudian direm hingga berhenti pada jarak 8 meter dari
tempat mulainya pengereman.
Tentukan nilai perlambatan yang diberikan pada mobil
tersebut!
7. Pesawat Burung Dara Airlines berangkat dari kota P menuju
arah timur selama 30 menit dengan kecepatan konstan 200
km/jam.
8. Dari kota Q berlanjut ke kota R yang terletak 53 o terhadap
arah timur ditempuh selama 1 jam dengan kecepatan konstan
100 km/jam.

9. Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu dari gerak dua


buah mobil, A dan B.
10. Besar kecepatan suatu partikel yang mengalami perlambatan
konstan ternyata berubah dari 30 m/s menjadi 15 m/s setelah
menempuh jarak sejauh 75 m. Partikel tersebut akan berhenti
setelah menempuh jarak….

Anda mungkin juga menyukai