BAB 1: VEKTOR
Suatu vektor ialah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah.
Dengan demikian maka dua vektor yang mempunyai besar dan arah
yang sama, maka dua vektor tersebut adalah sama, tanpa
memandang di mana vektor tersebut berada.
3. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar / panjangnya nol dan arahnya
tak tentu. Pada sistem koordinat kartesius vektor nol digambarkan
berupa titik.
4. Vektor Posisi
Misalnya
panjang vektor
Jika diketahui titik A (x1, y1) dan B (x2, y2). Secara analitis, diperoleh
komponen vektor
6. Vektor Satuan
a. Cara Grafis
Cara Analitis
Diberikan vektor α =(a1, a2), ḇ = (b1, b2) dan sudut yang dibentuk
oleh vektor α dan ḇ adalah ἀ. Perkalian antara vektor α dan
ḇ dirumuskan sebagai berikut :
Diberikan vektor α = (a1, a2) dan ḇ = (b1, b2). Hasil kali kedua vektor
dirumuskan sebagai berikut :
Latihan
(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b − c
(iii) d = a − b + c
A. Pengertian Gaya
Gaya adalah besaran vektor, karena itu mempunyai besar dan arah
serta memenuhi aturan-aturan operasi vektor. Satuan untuk gaya
adalah newton, dan disingkat dengan N; definisi operasionalnya
diberikan nanti lewat hukum gerak.
B. Satuan Gaya
1 Newton = 1 kg m/s2
Dalam sistern satuan lain seperti cgs, satuan gaya dinyatakan dalam
1 dyne
1 dyne = 1 gr cm/s
C. Hukum Newton I
Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah
bergerak dengan kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan
kecepatan itu jika tidak ada gangguan (gaya). Hal diatas merupakan
dasar dari Hukum Newton I yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Jika gaya total yang bekerja pada benda itu sama dengan nol, maka
benda yang sedang diam akan tetap diam dan benda yang sedang
bergerak lurus dengan kecepatan tetap akan tetap bergerak lurus
dengan kecepatan tetap. Secara sederhana Hukum Newton I
mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya total (gaya
resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara
matematis dapat ditulis.
ΣF = 0
D. Hukum Newton II
m = massa benda
ΣFX = m.aX
ΣFY = m.aY
ΣFZ = m.aZ
Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda
yang kedua ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang
besarnya sama dengan gaya yang diterima tapi arahnya
berlawanan.
Faksi = – Freaksi
Gaya berat
Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu
benda. Gaya berat selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi
benda diletakkan, apakah dibidang horizontal, vertical ataupun
bidang miring
Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua prmukaan yang bersentuhan, dan arahnya selalu tegak lurus
bidang sentuh.
Gaya Gesek
Gaya gesek termasuk gaya normal gaya ini muncul jika permukaan
dua benda bersentuhan secara lansung secara fisik. Arah gesekan
searah dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan dengan
arah kecendrungan gerak. Gaya gesek ada dua macam yaitu gaya
gesek statis dan gaya gesek statis.
Gaya tegangan tali disebut juga tegangan tali adalah gaya yang
bekerja pada ujung-ujung tali karena tali itu tegang. Jika tali
dianggap ringan maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali
yang sama dianggap sama besarnya.
G. Inersia (Kelembaman)
H. Massa
I. Berat
Berat suatu benda adalah resultan gaya gravitasi pada benda itu
akibat benda-benda di alam semesta ini. Jadi berat benda
sesungguhnya tidak hanya tergantung pada gaya gravitasi bumi
saja. juga gravitasi dari bintang dan planet-planet.
W = mg
Latihan
A. 10 m/s2
B. 15 m/s2
C. 20 m/s2
D. 25 m/s2
E. 30 m/s2
10. Gaya horizontal sebesar 10 N dikerjakan pada balok bermassa
4 kg yang diam di atas bidang datar yang licin. Jika diketahui
kelajuan balok setelah 6s sebesar 15 m/s. berapa jarak yang
ditempuh balok setelah 6 s ?
A. 40 m
B. 45 m
C. 50 m
D. 55 m
E. 60 m
A. Pengertian Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Sebuah benda dapat dikatakan mempunyai energi bila benda itu
menghasilkan gaya yang dapat melakukan usaha. Dalam kegiatan
sehari-hari kita sering mendengar istilah energi atau tenaga yang
merupakan suatu besaran turunan yang memiliki satuan joule.
Menurut para ahli sains, energi didefinisikan sebagai kemampuan
melakukan usaha.
Energi berasal dari suatu sumber energi, energi panas bisa berasal
dari matahari, api, nyala lilin. Matahari merupakan sumber energi
yang paling utama bagi kehidupan di bumi. Misalnya, matahari
(energi cahaya) berperan pada pembuatan makanan bagi
kehidupan mahluk hidup lainnya.
B. Bentuk-Bentuk Energi
Energi Kinetik
EK = W atau W = F.
EK= m.v2
Dengan :
Energi Potensial
EP = m g h
Keterangan:
Energi Mekanik
Energi Cahaya
Dengan rumus :
E = h . ʋ atau E = c / λ
dengan:
ʋ = frekuensi (Hz)
Energi Listrik
W = q.E
Energi Kimia
Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang terkandung dalam inti atom.
Energi nuklir akan keluar bila suatu inti akan berubah menjadi
inti lain. Besarnya energi nuklir bergantung pada jenis dan
jumlah inti.
C. Pengertian Usaha
Rumus Usaha :
W = F.s
Dengan:
W = usaha
F = gaya
S = perpindahan benda
W = usaha
F = gaya
ẍ = perpindahan
Satuan
Rumus:
dengan:
W = usaha (Joule)
Wtangan = Ftangan . s = m g h
Saat ke bawah:
Wgravitasi = Fgravitasi . s = –m g h
dengan:
W = usaha (J)
E. Pengertian Daya
P = daya
W = usaha
t = waktu
HP = Horse power
DK = Daya kuda
PK = Paarden Kracht
Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari-hari
adalah ketika energi dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang bin lenyap
dalam setiap proses tersebut. ini adalah hukum kekekalan energi,
sebuah prinsip yang penting dalam ilmu fisika. Hukum kekekalan
energi dapat kita nyatakan juga sebagai berikut :
EkA = ½ mv2
EmA = mgh + 0
EmA = mgh
Misalnya, dalam waktu t sekon bola jatuh sejauh h1 (titik B),
sehingga jarak bola dari tanah adalah h – h1. Energi potensial bola
di titik B adalah EpB = mg(h – h1). Dari titik A ke titik B ternyata
energi potensialnya berkurang sebesar m g h1. Sedangkan, energi
kinetik saat bola di B adalah sebagai berikut. Saat bola jatuh
setinggi h1, bola bergerak berubah beraturan dengan kecepatan
awal nol.
v = vo + g · t (vo = 0)
EmB = mgh
A. Pengertian Momentum
p=mv
p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar)
dan v kecepatan (besaran vektor). Bila dilihat persamaan (1), arah
dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.
Satuan momentum
= kg x m/s
= kg . m/s
Ek = ½ mv2
C. Pengertian Impuls
I = F . ∆t
Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka
penulisannya akan berbeda (akan dipelajari nanti). Oleh karena itu
dapat menggambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F
dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu
t1 ke t2 maka kurva antara F dan t adalah :
Luasan yang diarsir sebesar Fx (t 2 – t1) atau I, yang sama dengan
Impuls gaya. Impuls gaya merupakan besaran vektor, oleh karena
itu perhatikan arahnya
Satuan Impuls
=N.s
= kg . m/s2. s
= kg . m/s
F=ma
= m (v2 – v1) ∆t
I = p2 – p1
I = ∆p
p = mAvA + mBvB
p’ = mAv’A + mBv’B
PA + pB = pA‘ + pB‘
atau
E. Jenis-jenis Tumbukan
Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan
momentum. Akan tetapi energi kinetik totalnya biasanya berubah.
Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik menjadi bentuk
kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan.
atau
berlaku jika v1, v1‘ , v2, v2‘ pada satu arah sumbu yang sama.
Latihan
A. Pengertian Gerak
E. Kelajuan Rata-Rata
F. Kecepatan Sesaat
Kelajuan sesaat tidak ditentukan oleh arah gerak suatu benda. Jadi
kelajuan sesaat merupakan besaran skalar.
I. Percepatan rata-rata
Latihan