Anda di halaman 1dari 13

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X

F. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan


1. KD Pengetahuan :
3.2. Menerapkan prinsip penjumlahan vektor sebidang (misalnya perpindahan)
2. KD Keterampilan :
4.2. Merancang percobaan untuk menentukan resultan vektor sebidang (misalnya perpindahan) beserta presentasi
hasil dan makna fisisnya

G. Pertemuan 5 (03 SEPTEMBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 88-99)

VEKTOR
PENGERTIAN VEKTOR
Seperti telah disinggung sebelumnya, besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan
arah. Dalam ilmu Fisika, banyak besaran yang termasuk vektor, di antaranya perpindahan, gaya,
kecepatan, percepatan, dan momentum.
Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya memiliki nilai. Besaran seperti ini disebut
besaran skalar. Besaran yang termasuk besaran skalar, di antaranya massa, waktu, kuat arus,
usaha, energi, dan suhu.
Sebuah vektor digambarkan oleh sebuah anak panah. Panjang anak panah mewakili besar atau
nilai vektor, sedangkan arah anak panah mewakili arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor
dapat menggunakan satu atau dua huruf dengan tanda panah di atasnya, misalnya A atau AB .
Akan tetapi, dalam buku ini, vektor digambarkan oleh sebuah huruf yang dicetak tebal dan
miring, misalnya A atau B. Gambar disamping menunjukkan gambar beberapa vektor dengan
notasinya. Titik A disebut titik pangkal vektor dan titik B disebut ujung vektor.

2. Contoh Soal
1. Uraikan vektor berikut ini atas komponen-komponen terhadap sumbu X dan sumbu Y.
a. F1 = 60 satuan membentuk sudut 45o terhadap sumbu X.
b. F2 = 30 satuan membentuk sudut 135o terhadap sumbu X.
c. F3 = 80 satuan membentuk sudut 270o terhadap sumbu X.

Pembahasan
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita gambarkan dulu vektor-vektor tersebut ke dalam bidang XY
sebagai berikut.

3. Soal Latihan I Fisika


Kerjakan Soal Pilihan Berganda No. 1-5 Buku Erlangga Hal 112

H. Pertemuan 6 (10 SEPTEMBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 100-110)

RESULTAN DUA VEKTOR SEJAJAR


KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X
10
Menjumlahkan dua buah vektor sejajar mirip dengan menjumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah vektor
sejajar, yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R, adalah

dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika kedua vektor tersebut berlawanan, besar resultannya
adalah

dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar.

2. Contoh Soal.

1. Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai sepeda motor. Dua jam pertama, Anda bergerak lurus ke
timur dan menempuh jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat secukupnya, Anda kembali melanjutkan perjalanan lurus ke
timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari posisi asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke timur.
Dikatakan, resultan perpindahan Anda adalah 80 km ke timur. Tentukan perpindahan Anda secara grafis.

Penyelesaian

2. Setelah menempuh jarak lurus 50 km ke timur, Anda kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif terhadap titik asal,
perpindahan Anda menjadi 50 km – 30 km = 20 km ke timur. Tentukan perpindahan Anda secara grafis.

Penyelesaian

3. Soal Latihan
(Kerjakan Soal Esai No 1-2 Buku Erlangga Hal 115)

I. Pertemuan 7 (17 SEPTEMBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 100-110)

RESULTAN DUA VEKTOR YANG SALING TEGAK LURUS


Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km
dan kemudian berbelok tegak lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara
grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.5.
Besar resultan perpindahannya, r, diperoleh menggunakan Dalil
Pythagoras, yakni sebagai berikut

dan arahnya

terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur).

Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang
salingtegak lurus akan menghasilkan vektor resultan, R, yang
besarnya

terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y


dan vektor A searah sumbu-x.

2. Contoh Soal.

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


11
1. Vektor |A⃗ |=20 satuan, |B⃗ |=21 satuan, sedangkan |A⃗ +B⃗ | = 29 satuan. Besar sudut apit kedua vektor
tersebut adalah ….
A. 30o B. 45o C. 60o D. 75o E. 90o

Pembahasan

Jawaban yang benar adalah option E

3. Soal Latihan
(Kerjakan Soal Pilihan Berganda No 6-10 Buku Erlangga Hal 113-114)

J. Pertemuan 8 ( 24 SEPTEMBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 100-110)

RESULTAN DUA VEKTOR YANG MENGAPIT SUDUT

Tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6
(a). Gambar vektor resultannya dapat diperoleh dengan cara menempatkan pangkal vektor B di ujung vektor A.
Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A ke titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang
berimpit dengan ujung vektor B. Vektor inilah, R, resultan dari vektor A dan B. Hasilnya seperti diperlihatkan pada
Gambar 2.6 (b).

Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut. Perhatikan Gambar 2.7. Vektor C dan D
diberikan sebagai alat bantu sehingga vektor A + C tegak lurus vektor D dan ketiganya membentuk resultan yang
sama dengan resultan dari vektor A dan B, yakni R . Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor
resultan R adalah

Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar diperoleh

dan dari trigonometri,

Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh besarnya vektor resultan R.

SELISIH DUA VEKTOR YANG MENGAPIT SUDUT

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


12
Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| = A, tetapi arahnya berlawanan seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.8. Selisih dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan
jumlah antara vektor A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9. Secara matematis, vektor selisihnya
ditulis R = A – B.

Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (2–5) dengan mengganti θ dengan 180 – θ. Oleh
karena, cos (180° – θ) = –cos θ sehingga diperoleh

2. Contoh Soal.
1. Dua vektor gaya membentuk sudut 60o dan mempunyai resultan gaya 14 N. Jika besar vektor gaya F1→ = 10 N, besar
vektor F2→ adalah ….
A. 140 N B. 24 N C. 16 N D. 6 N E. 4 N

Ada dua penyelesaian yaitu F2 = -16 N atau F2 = 6 N. Karena besar F selalu positif maka penyelesaian yang tepat F2 = 6
N.
3. Soal Latihan
(Kerjakan Soal Pilihan Berganda No 11-15 Buku Erlangga Hal 114-115)

K. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan


1. KD Pengetahuan :
3.3. Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak
lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut penerapannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya
keselamatan lalu lintas
2. KD Keterampilan :
4.3. Menyajikan data dan grafik hasil percobaan gerak benda untuk menyelidiki karakteristik
gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan
(tetap) berikut makna fisisnya

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


13
G. Pertemuan 9 (01 OKTOBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 136-141)

GERAK LURUS
Gerak Lurus termasuk sebagai Gerak Translasi, yakni gerakan suatu objek yang bergerak tanpa berotasi. Dinamakan GL
karena lintasannya berupa garis lurus. Contohnya dapat kita lihat pada mobil yang bergerak maju, gerakan pada buah apel
yang jatuh dari pohonnya, dan pada setiap objek yang bergerak pada lintasan lurus.

Gerak ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan ada dan tidak adanya percepatan, yakni Gerak Lurus Beraturan (GLB)
dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

GERAK LURUS BERATURAN (GLB)


Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan yang tetap karena tidak adanya percepatan pada
objek. Jadi, nilai percepatan pada objek yang mengalami GLB adalah nol (a = 0).
Cara mencari nilai kecepatan pada objek yang mengalami GL beraturan memakai persamaan sama seperti yang sudah
dijabarkan sebelumnya diatas. Berikut ditampilkan dalam bentuk rumus,
𝑠
𝒗=
𝑡
𝑠𝑝𝑎𝑐𝑒
𝑣𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 =
𝑡𝑖𝑚𝑒

dengan:
v = kecepatan (km/jam atau m/s)
s = perpindahan, pada soal-soal biasanya juga disebut sebagai jarak tempuh (km atau m)
t = selang waktu atau waktu tempuh (jam, sekon)

2. Lihat Contoh 4.5 Hal 140

3. Kerjakan Soal Nomor 7-9 Buku Erlangga Hal. 170

H. Pertemuan 10 (08 OKTOBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 141-152)

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

GLBB atau Gerak Lurus Berubah Beraturan merupakan gerak benda pada lintasan lurus tapi percepatannya konstan atau tetap.
Beda GLB dengan GLBB adalah GLB tidak punya percepatan, sedangkan GLBB punya percepatan. Ada 3 variabel GLBB;
perpindahan (S), kecepatan (V), dan percepatan (a).Gerak ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan ada dan tidak adanya
percepatan, yakni Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan tetap (konstan).
Percepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. Perbedaan utama GLBB dan GLB (Gerak Lurus Beraturan) adalah
GLB tidak mempunyai percepatan sedangkan GLBB mempunyai percepatan (a).

Nilai a (+) pada GLBB disebut percepatan sedangkan nilai a (-) pada GLBB disebut perlambatan. Contoh peristiwa GLB
adalah ketika kita melempar bola bowling ke sasaran tembak, laju kereta api saat bergerak. Sedangkan contoh dari GLBB
adalah saat pengereman mobil untuk membuat mobil berhenti, seorang pebalap menurunkan laju kendaraannya saat di
tikungan.

2. Lihat Contoh 4.6 Hal 143

3. Kerjakan Soal Nomor 13-15 Buku Erlangga Hal. 171

I. Pertemuan 11 (15 OKTOBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 153-165)

GERAK JATUH BEBAS

Gerak jatuh bebas atau biasa disingkat GJB adalah gerak yang hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi Bumi.
Artinya, gaya-gaya lain bisa diabaikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X
14
Syarat utama suatu benda mengalami gerak jatuh bebas adalah kecepatan awal benda sama dengan nol atau benda
bergerak tanpa kecepatan awal.
Gerak jatuh bebas merupakan contoh gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Jika diperhatikan, arah gerak jatuh
bebas selalu searah dengan percepatan gravitasi Bumi. Oleh karena itu, gerak jatuh bebas termasuk GLBB
dipercepat.
Mengingat arah benda yang mengalami gerak jatuh bebas searah dengan percepatan gravitasi Bumi, maka besar
percepatan benda sama dengan percepatan gravitasi Bumi. Adapun bentuk lintasannya berupa garis lurus.
Untuk meningkatkan pemahaman kamu tentang gerak jatuh bebas, simak gambar berikut.

Dari gambar di atas terlihat bahwa lamanya benda di udara hanya dipengaruhi oleh ketinggian dan percepatan
gravitasi atau tidak ada besaran lain yang berpengaruh.
Misalnya, dua buah benda memiliki massa berbeda dan keduanya jatuh dari ketinggian yang sama, maka waktu
tempuh kedua benda akan tetap sama (dalam hal ini gesekan udara diabaikan).

2. Lihat Contoh 4.9 Hal 155

3. Kerjakan Soal Nomor 24-26 Buku Erlangga Hal. 172

J. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

1. KD Pengetahuan :
3.4. Menganalisis gerak parabola dengan menggunakan vektor, berikut makna fisisnya dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari

2. KD Keterampilan :
4.4. Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna fisisnya

K. Pertemuan 12 (22 OKTOBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 177-200)

GERAK PARABOLA

Gerak parabola adalah resultan perpindahan suatu benda yang serentak melakukan gerak lurus beraturan pada arah
horizontal dan gerak lurus berubah beraturan pada arah vertikal. Dalam menganalisis gerak parabola, kita dapat
memandangnya sebagai dua gerak yang terpisah, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) pada sumbu-X dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) pada sumbu-Y. Tiap gerak ini tidak saling mempengauhi sehingga bola yang dijatuhkan
bebas dan bola yang dilempar horizontal pada saat bersamaan akan jatuh di tanah pada saat yang bersamaan pula. Contoh
gerak parabola dan komponen-komponenya ditunjukkan pada gambar 5. Dalam menganalisis gerak parabola kita membuat
tiga asumsi berikut :

1. Percepatan jatuh bebas g memiliki besar yang tetap.


2. Pengaruh hambatan udara atau gesekan udara diabaikan
3. Rotasi bumi tidak mempengaruhi gerakan.

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


15
Pada gambar 5 terdapat komponen-komponen yang terjadi pada gerak parabola yaitu persamaan kecepatan (kecepatan
horizontal dan kecepatan vertikal), waktu tertinggi, waktu terjauh, jarak terjauh, dan titik tertinggi. Rumus pada
komponen-komponenya adalah sebagai berikut :
Rumus kecepatan awal horizontal (Vox) dan kecepatan awal vertikal (Voy) yaitu :

Rumus jarak terjauh (Xh) dan titik tertinggi (Yh) adalah sebagai berikut :

Rumus Jarak Horizontal pada titik terjauh Xa sama dengan dua kali rumus jarak terjauh yaitu sebagai berikut :

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertinggi :

dan Lama waktu terbang suatu benda (titik terakhir) adalah sebagai berikut :

2. Lihat Contoh 5.1 Hal 180


3. Kerjakan Soal Nomor 1-2 Buku Erlangga Hal. 205

L. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

1. KD Pengetahuan :
3.5. Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap) dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari

2. KD Keterampilan :
4.5. Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak melingkar, makna fisis dan
pemanfaatannya

M. Pertemuan 13 (05 NOPEMBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 211-218)

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


16
PENGERTIAN GERAK MELINGKAR BERATURAN

Pengertian akan konsep Gerak Melingkar Beraturan serupa dengan konsep Gerak lurus beraturan (GLB). Sebagaimana
Quipperian ketahui, gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan garis lurus dengan kelajuan
tetap. Pada GLB, baik besar kecepatan(kelajuan) maupun arah kecepatan adalah tetap. Sedangkan Gerak Melingkar
beraturan didefiniskan sebagai gerak suatu benda menempuh lintasan melingkar dengan kelajuan (atau besar kecepatan)
tetap artinya percepatan sudutnya nol. Jadi yang membedakan pada Gerak Melingkar Beraturan adalah lintasannya
berupa lingkaran. Gambar 1 merupakan lintasan dari GMB.

Pada gerak melingkar beraturan terdapat variabel-variabel penting yang perlu kita pahami yaitu Periode (T), Frekuensi (f),
kecepatan linier (v), kecepatan sudut (ω), percepatan sudut (α), perpindahan sudut (θ), kecepatan sudut rata-rata.
Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu titik materi pada benda yang berputar terhadap suatu poros
tertentu untuk menempuh satu kali putaran (atau sati kali melingkar). Frekuensi(f) adalah banyak putaran yang dapat
dilakukan oleh suatu titik materi pada benda yang berputar terhdap suatu poros tertentu dalam selang waktu sekon. Antara
periode dan frekuensi memiliki hubungan secara matematis yaitu sebagai berikut:

Kecepatan linier (v) adalah hasil bagi panjang lintasan linier yang ditempuh partikel dengan selang waktu tempuhnya.
Rumusan matematisnya adalah:

Sedangkan kecepatan sudut (ω) adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh partikel dengan selang waktu tempuhnya.
Rumusan matematisnya adalah sebagai berikut:

Kecepatan linier memiliki hubungan matematis dengan kecepatan sudut yaitu sebagai berikut:

2. Lihat Contoh 6.1 Hal 217


3. Kerjakan Soal Nomor 7-8 Buku Erlangga Hal. 234

N. Pertemuan 14 (12 NOPEMBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 218-230)

PENGERTIAN PERCEPATAN SUDUT

Perpindahan sudut (Δθ) adalah sudut yang disapu oleh sebuah garis radial mulai dari posisi awal garis θoke
posisi akhir garis θ. Tentu saja, Δθ = θ- θo. Arah perpindahan sudut adalah sebagai berikut :

1. Δθ > 0 untuk putaran berlawanan arah jarum jam.


2. Δθ < 0 untuk putaran searah jarum jam.

Satuan SI untuk Δθ adalah rad.


KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X
17
Nilai konversi sudut yang ada pada perpindahan sudut adalah sbb :

Derajat, putaran, dan radian merupakan besaran-besaran yang tidak memiliki dimensi.

Dalam gerak melingkar, kecepatan sudut rata-rata


didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan sudut dengan
selang waktu
Kecepatan sudut rata-rata = perpindahan sudut selang waktu

Arah kecepatan sudut ω adalah sebagai berikut :

1. ω > 0 untuk putaran berlawanan arah jarum jam


2. ω < 0 untuk putaran searah jarum jam.

Satuan SI untuk ω adalah rad/s.

PERCEPATAN
Di dalam suatu gerak melingkar beraturan (GMB), terdapat nilai suatu percepatan. Percepatan tersebut selalu tegak
lurus terhadap kecepatan liniernya dan mengarah ke pusat lingkaran disebut dengan percepatan sentripetal. (Kata
sentripetal berasal dari kata Yunani, yang berarti mencari pusat). Untuk partikel yang melakukan gerak
melingkar beraturan (GMB), laju linier adalah konstan, tetapi partikel masih mengalami percepatan sentripetal
as yang dirumuskan sebagai berikut :

Saat GMB melakukan percepatan sentripetal, akan dihasilkan juga suatu gaya sentripetal. Rumus gaya sentripetal
adalah sebagai berikut :

Beberapa gaya sentripetal yang terjadi pada tali adalah sebagai berikut : dilihat posisinya, ada 4 posisi yang ada
yaitu : titik A, titik B, titik C, dan titik D. persamaan matematis pada titik-titik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Gerak melingkar vertikal dengan tali

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


18
Persamaan umum yang dapat dibentuk adalah :

Kecepatan minimum yang dibutuhkan agar benda dapat mencapai titik B dari titik A adalah :

Kecepatan minimum yang dibutuhkan agar benda berputar satu lingkaran penuh :

b. Gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran :

Persamaan umum gerak melingkar vertikal di dalam bidang lingkaran yang dapat dibentuk adalah :

Kecepatan minimum pada C agar benda tidak meninggalkan lintasan :

Gerak melingkar vertikal di luar bidang lingkaran :

Persyaratan umum yang dapat dibentuk :

Kecepatan minimum agar benda tidak meninggalkan lintasan adalah :

2. Lihat Contoh 6.3 Hal 221


KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X
19
3. Kerjakan Soal Nomor 9-12 Buku Erlangga Hal. 234

O. Pertemuan 15 (17 NOPEMBER 2020)

1. Ringkasan Materi (Baca Buku Fisika Kelas X Hal : 218-230)

HUBUNGAN RODA-RODA
Hubungan roda-roda dapat dibagi menjadi tiga yaitu : roda-roda yang seporos atau sepusat, roda-roda yang bersinggungan,
dan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai. Perhatikan rumus di bawah ini :

1. RODA-RODA YANG SEPOROS/SEPUSAT


Salah satu contoh roda-roda yang sepusat dalam kehidupan sehari-hari adalah roda belakang sepeda dengan
gir belakang.

Gambar di atas adalah contoh ilustrasi hubungan roda-roda satu poros atau satu pusat seperti hubungan roda
pada gir belakang dengan roda belakang sepeda ontel. Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan
seperti di bawah ini

Keterangan :
A : Gir belakang sepeda
B : Roda belakang sepeda
ωA : Kecepatan sudut roda A
ωB : Kecepatan sudut roda B

Jadi anggap saja dua lingkaran di atas adalah gir dan roda sepeda. Pada saat sepeda bergerak
kekanan, roda belakang berputar searah jarum jam. Begitu pula dengan gir belakang.
Setelah selang waktu tertentu, gir belakang dan roda menempuh posisi sudut yang sama. Apa
artinya? Ini berarti, kecepatan sudut gir belakang dan roda belakang adalah sama.

Dua roda yang dihubungkan, dan poros roda sepusat memiliki kecepatan sudut yang sama. Jika roda 1 berputar satu putaran
penuh, maka roda 2 pun akan berputar satu putaran penuh. Jadi berlaku:
a. Kedua roda berputar searah
b. Kecepatan sudut kedua roda sama
Sehingga di dapatlah persamaan hubungan roda-roda yang seporos atau sepusat seperti di bawah ini :

Keterangan :
ωA = kecepatan sudut roda A (rad/s)
ωB = kecepatan sudut roda B (rad/s)
VA = Kecepatan linier roda A (m/s)
VB = Kecepatan linier roda B (m/s)
RA = jari-jari roda A (m)
RB = jari-jari roda B (m)

2. RODA-RODA YANG BERSINGGUNGAN


Di disamping adalah gambar sebuah mesin jam. Roda-roda yang bersinggungan dapat
ditemui pada mesin jam. Mesin jam menggunakan roda-roda bergigi yang
bersinggungan satu sama lain.

Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan seperti di bawah ini

Keterangan :
A : Roda A
B : Roda B
ωA : Kecepatan sudut roda A
ωB : Kecepatan sudut roda B

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


20
Jika roda pertama berputar searah jarum jam, maka roda kedua berputar berlawanan arah jarum jam. Namun, besar kecepatan
linear kedua roda besarnya sama. Perhatikan gambar di bawah ini :

Sehingga di dapatlah persamaan hubungan roda-roda yang saling bersinggungan seperti di bawah ini :

Keterangan:
ωA = kecepatan sudut roda A (rad/s)
ωB = kecepatan sudut roda B (rad/s)
VA = Kecepatan linier roda A (m/s)
VB = Kecepatan linier roda B (m/s)
RA = jari-jari roda A (m)
RB = jari-jari roda B (m)

3. RODA-RODA YANG DIHUBUNGKAN DENGAN RANTAI

Perhatikanlah gir depan dan gir belakang pada sepeda tersebut. Gir depan dengan gir belakang sepeda dihubungkan dengan
sebuah rantai, ini merupakan salah satu contoh hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan tali pada kehidupan sehari-hari.
Gambar sketsa gir belakang dan gir depan pada sepeda sebagai berikut:

Keterangan :
A : Gir belakang sepeda
B : Gir depan sepeda
vA : Kecepatan linier gir belakang sepeda
vB : Kecepatan linier gir depan sepeda
RA : Jari-jari gir belakang sepeda
RB : Jari-jari gir depan sepeda
ωA : Kecepatan sudut gir belakang sepeda
ωB : Kecepatan sudut gir depan sepeda
Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat bahwa arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran. Rantai yang digunakan
untuk menghubungkan gir belakang dan gir depan, dipasang pada sebelah luar setiap gir. Pada saat bergerak, kecepatan rantai
menyinggung bagian luar gir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arah dan besar kecepatan linier (tangensial) pada dua roda
yang dihubungkan dengan rantai adalah sama. Sehingga pada roda-roda yang dihubungkan dengan rantai berlaku persamaan
sebagai berikut :

Keterangan:
ωA = kecepatan sudut roda A (rad/s)
ωB = kecepatan sudut roda B (rad/s)
KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X
21
VA = Kecepatan linier roda A (m/s)
VB = Kecepatan linier roda B (m/s)
RA = jari-jari roda A (m)
RB = jari-jari roda B (m)
Pada roda-roda yang dihubungkan dengan rantai memiliki rumus yang sama dengan roda-roda yang saling bersinggungan.
Kenapa demikian? Karena sejatinya pada roda-roda yang dihubungkan dengan rantai juga saling bersinggungan. Hanya saja
tidak bersinggungan secara lansung melainkan melalui sebuah media penghubung yaitu rantai tersebut. Hal ini lah yang
menyebabkan banyak buku memisahkan pembahasannya.

2. Lihat Contoh 6.6 Hal 229


3. Kerjakan Soal Nomor 24-25 Buku Erlangga Hal. 235

KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X


22

Anda mungkin juga menyukai