Disusun Oleh :
KELAS : X MIPA 4
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
"Vektor", yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang penulis buat kurang tepat. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
sebuah buku geometri yang mengkaji transformasi garis dan irisan kerucut. Fitur
baru dalam hasil karya ini adalah pengenalan koordinat barycentric. Diberikan
sembarang segitiga ABC maka jika garis berat a, b, dan c berturut-turut dilukis
pada A, B, dan C maka dapat ditentukan sebuah titik P, yaitu titik berat segitiga.
Mobius memperlihatkan bahwa setiap titik P pada bidang datar ditentukan oleh
koordinat homogen [a,b,c]. Garis – garis berat yang diperlukan diletakkan pada
A,B, dan C untuk menentukan titik berat P. Yang terpenting disini adalah
konsep vektor.
Di antara dua hasil karya Monius ini, sebuah karya tentang geometri oleh
AB dan BA sebagai dua objek yang berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis
sebagai ‘equipollent’ jika keduanya sama panjang dan paralel. Dalam notasi
modern, dua segmen garis adalah equipollent jika keduanya mewakili dua vektor
yang sama. Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat
penting. Hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini,
berikut :
Vektor) ?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
dengan sebuah huruf dengan anak panah diatasnya misal A, atau dicetak
dengan huruf tebal misal A atau yang lain sesuai perjanjian (pada tulisan
ini digunakan huruf biasa tanpa anak panah dan tidak dicetak tebal).
bilangan riil. Skalar dinyatakan dengan huruf biasa seperti dalam aljabar
1. panjang garis,
2. arah garis,
a d
Sebagai contoh, sebuah gaya horizontal sebesar 20 N yang
2cm.
ā ē
1) Besarnya sama
ā ē
2.4. Penjumlahan Vektor
vector kedua.
AB + DC = 2GH .
A B
AB = AG + GH + HB
DC = DG + GH + HC
DG = −AG;HC = −HB
Latihan :
Dalam segitiga ABC, titik L, M, N berturut-turut adalah titik tengah AB, BC, CA.
Tunjukkanlah bahwa :
(i) AB+BC+CA=0
(ii) 2AB+3BC+CA=2LC
2.6. Komponen-Komponen vektor dalam suku-suku vektor-vektor
satuan
Y
Vektor OP didefinisikan oleh
magnitudonya (r) dan
arahnya (). Vector ini dapat
b r juga didefinisikan oleh
kedua komponennya dalam
X arah OX dan OY.
dan vektor b dalam arah OY. Jika kita sekarang mendefinisikan i sebagai
vektor satuan dalam arah OX dan j sebagai vektor satuan dalam arah OY,
+ bj
P Vektor OP
didefinisikan oleh
c komponen-
komponennya:
a o b Y a di sepanjang OX
b di sepanjang OY
L c di sepanjang OZ
OP2 = a2 + b2 + c2
Ini memberikan kita suatu cara yang mudah dalam mencari magnitude
Z
Misalkan;
OP = r = ai + bj + ck
Maka;
𝑎
P = cos 𝛼 𝑎 = 𝑟 cos ∝
𝑟
c 𝑏
= cos 𝛽 𝑏 = r cos 𝛽
𝑟
a o b Y
𝑐
= cos 𝛾 𝑐 = r cos 𝛾
L 𝑟
Juga a2 + b2 + c2 = r2
Jika 𝑙 = cos 𝛼
𝑚 = cos 𝛽
𝑛 = cos 𝛾 Maka l2 + m2 + n2 =1
2.9. Operasi Perkalian
diketahui tersebut.
ΙA x BΙ = AB sin atau
dalam
notasi vektor diperoleh :
yakni:
A x B ≠ B x A ; A x B = -B x A.
ΙA x BΙ = A B Sin α
i x j = k, j x k = i, dan k x i = j.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
(i) AB+BC+CA=0
(ii) 2AB+3BC+CA=2LC
(i) AB+BC+CA=0
AB = AL +BL
BC = BM + CM
CA = CN + AN
(BL−BL)+(CM−CM)+(AN−AN)= 0
(ii) 2AB+3BC+CA=2LC
AB = AL + LB
BC = BL + LC
CA = CL + AL
= 2BL + 4LC
= 2BC + 2LC
= 2(0) + 2LC
= 2LC
2AB+3BC+CA=2LC
6. Operasi Perkalian
Jika A = A1 i + A2 j + A3 k
dan B = B1 i + B2 j + B3 k
3.2. Saran-saran