1
ini menunjukkan bahwa derajat keanggotaan suatu elemen dalam suatu himpunan
A tidak hanya ada 0 dan 1 namun juga nilai yang terletak di dalamnya.
Berdasarkan teori tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
perkembangan proyeksi geometri tegas yakni proyeksi geometri fuzzy dalam
sistem koordinat yang berbeda yaitu pada koordinat polar. Koordinat polar adalah
suatu sistem koordinat 2-dimensi di mana setiap titik pada bidang ditentukan
dengan jarak dari suatu titik yang telah ditetapkan dan suatu sudut dari suatu arah
yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut dalam penelitian ini peneliti
akan mengkaji tentang geometri fuzzy dan koordinat polar dengan judul
“Proyeksi Geometri Fuzzy dalam Sistem Koordinat Polar pada Bidang.’’
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vektor
Vektor adalah sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah. Vektor
digambarkan sebagai panah dengan menunjukkan arah vektor dan panjang
garisnya disebut besar vektor. Dalam penulisannya, jika vektor berawal dari garis
titik A dan berakhir di titik B bisa ditulis dengan sebuah huruf kecil yang di
atasnya ada tanda garis atau panah seperti 𝑣⃗.
B
A
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Gambar 2.1 Vektor 𝑨𝑩
Jika A (𝐴1 , 𝐴2, ) dan B (𝐵1, 𝐵2 ) merupakan titik awal dan titik akhir vektor
⃗⃗, komponen pembentuk vektor 𝑉
𝑉 ⃗⃗ direpresentasikan oleh ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 yaitu (𝑉1, 𝑉2 ) =
⃗⃗ adalah
(𝐵1 − 𝐴1 , 𝐵2 − 𝐴2 ), formula panjang (besaran) 𝑉
⃗⃗| = √𝑉1 2 + 𝑉2 2
|𝑉 (2.1)
𝐴⃗ +⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ adalah vektor yang diawali oleh segmen garis berarah yang
𝐵 = 𝐴𝐵
pangkalnya berhimpit dengan pangkal 𝐴⃗ dan ujung 𝐵
⃗⃗ berhimpit dengan ujung 𝐵
⃗⃗.
3
Diberikan vektor 𝐴⃗ = (𝐴1 , 𝐴2, 𝐴3 ,) dan vektor 𝐵
⃗⃗ = (𝐵1 , 𝐵2, 𝐵3 ,), dan c
skalar, didefinisikan;
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑎.𝑏 ⃗⃗
|𝑐⃗| = ⃗⃗
|𝑏|
4
𝑎⃗
𝛼 L
𝑐⃗ 𝑏⃗⃗
ortogonal 𝑎⃗ pada 𝑏⃗⃗, yaitu suatu vektor yang segaris dengan 𝑏⃗⃗.
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑎.𝑏 ⃗⃗
𝑐⃗ = 2 𝑏⃗⃗
⃗⃗|
|𝑏
A
𝑎⃗
𝜃
O B
𝑐⃗ 𝑏⃗⃗
Pada sistem koordinat polar, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan
dengan pasangan bilangan real (r, 𝜃), dengan r menyatakan jarak titik P ke titik
O (disebut kutub) sedangkan 𝜃 adalah sudut antara sinar yang memancar dari titik
O melewati titik P dengan sumbu X positif ( disebut sumbu kutub).
𝑃(𝑟, 𝜃)
r
𝜃
O
Gambar 2.2
Berbeda dengan sistem koordinat kartesius ( Rene Descrates : 1596- 1650 ) dalam
koordinat kutub letak suatu titik dapat dinyatakan dalam tak hingga banyak
koordinat. Sebagai contoh, letak titik P (3,𝜋/3) dapat digambarkan dengan cara
5
terlebih dahulu melukiskan sinar yang memancar dari titk asal O dengan sudut
sebesar 𝜋/3 radian terhadap sumbu mendatar arah positif. Kemudian titik P
terletak pada sinar tadi dan berjarak 3 satuan dari titik asal O (lihat gambar 1.2.4
(a) titik P dapat pula dinyatakan dalam koordinat (3, 𝜋/3 + 2k 𝜋), dengan k
bilangan bulat (lihat gambar 1.12.4 (b)). Mudah ditunjukkan pula bahwa
koordinat (-3,4 𝜋/3) juga menggambarkan titik P ( lihat gambar 1.2.4 (c))).
Pada koordinat yang terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini dikarenakan titik P
terletak pada bayangan sinar OP’.
3 3
(a) (b)
𝑃(−3,4𝜋/3)
4𝜋/3
O
3
(c)
Secara umum, jika (r, 𝜃) menyatakan koordinat titik suatu titik maka koordinat
titik tersebut dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
6
2.3 Geometri Tegas
Ax + By + C = 0 (2.2)
Apabila suatu garis melalui titik P dan Q maka persamaan garis tersebut adalah
𝑥−𝑥𝑝 𝑦−𝑦
= 𝑦 −𝑦𝑝 (2.3)
𝑥𝑞−𝑥𝑝 𝑞 𝑝
𝑥𝑦𝑞 − 𝑥𝑦𝑝 − 𝑥𝑝 𝑦𝑞 + 𝑥𝑞 𝑦𝑝
𝑦 − 𝑦𝑝 =
𝑥 𝑞 − 𝑥𝑝
𝑥𝑦𝑞 − 𝑥𝑦𝑝 − 𝑥𝑝 𝑦𝑞 + 𝑥𝑝 𝑦𝑝 + 𝑥𝑞 𝑦𝑝 − 𝑥𝑝 𝑦𝑝
𝑦=
𝑥𝑞 − 𝑥𝑝
𝑥𝑦𝑞 − 𝑥𝑦𝑝 − 𝑥𝑝 𝑦𝑞 + 𝑥𝑞 𝑦𝑝
𝑦=
𝑥𝑞 − 𝑥𝑝
7
𝑥𝑦𝑞 − 𝑥𝑦𝑝 𝑥𝑞 𝑦𝑝 − 𝑥𝑝 𝑦𝑞
𝑦= +
𝑥𝑞 − 𝑥𝑝 𝑥 𝑞 − 𝑥𝑝
𝑦𝑞 − 𝑦𝑝 𝑥𝑞 𝑦𝑝 − 𝑥𝑝 𝑦𝑝
𝑦=( ) 𝑥+
𝑥𝑞 − 𝑥𝑝 𝑥𝑞 − 𝑥𝑝
Sehingga
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 (2.4)
Di mana
𝑦𝑞 −𝑦𝑝 (2.5)
𝑚=
𝑥𝑞 −𝑥𝑝
𝑥𝑞 𝑦𝑝 −𝑥𝑝 𝑦𝑞 (2.6)
𝑛= 𝑥𝑞 −𝑥𝑝
m disebut gradien.
Untuk menentukan jarak antara titik dan garis, ditentukan titik yang
terletak pada garis. Misalkan akan ditentukan jarak antara titik P dengan garis g.
𝜃 L
Q g
𝑑
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ x 𝑔⃗| = |𝑃𝑄
|𝑃𝑄 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | . |𝑔⃗|
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑃𝑄|
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ x 𝑔⃗⃗|
|𝑃𝑄
Jadi, jarak titik P ke garis g adalah d = .
|𝑔⃗⃗|
8
Misalkan dalam koordinat kartesius, diberikan dua titik sebarang yaitu :
2 2
𝑑 = √(𝑥𝑞 − 𝑥𝑝 ) + (𝑦𝑞 − 𝑦𝑝 ) (2.7)
Contoh :
Misalkan kita ingin mencari jarak antara titik (4, -1) dan (7,3) maka
= 5 satuan.
Sudut antara dua garis dalam dimensi dua dapat dicari dengan asumsi berikut :
𝜃 g
M isalkan diberikan dua garis, yaitu garis g dan garis s seperti gambar di atas, di
mana 𝜃 merupakan sudut antara garis g dan s, berlaku :
|𝑔
⃗⃗⃗ .𝑠
⃗⃗|
1. 𝑔⃗. 𝑠⃗ = |𝑔⃗||𝑠⃗| cos 𝜃, cos 𝜃 =
|𝑔
⃗⃗⃗||𝑠
⃗⃗|
|𝑔
⃗⃗⃗ .𝑠
⃗⃗|
2. |𝑔⃗ × 𝑠⃗| = |𝑔⃗||𝑠⃗| sin 𝜃,.sin 𝜃 =
|𝑔
⃗⃗⃗||𝑠
⃗⃗|
sin 𝜃 |𝑔⃗⃗×𝑠⃗|
tan 𝜃 = =
cos 𝜃 |𝑔⃗⃗∙𝑠⃗|
9
Jika 𝑔⃗ = 𝑖⃗ + 𝑚𝑔 𝑗⃗ dan 𝑠⃗ = 𝑖⃗ + 𝑚𝑠 𝑗⃗ adalah vektor arah garis g dan s, maka
g ┴ s jika 𝑚𝑔 𝑚𝑠 = -1
g // s jika 𝑚𝑔 = 𝑚𝑠
1; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ∈ 𝐴
µ𝐴 (𝑥 ) = {
0; 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ∉ 𝐴
10
himpunan A, dan jika memiliki derajat keanngotaan fuzzy 1 atau µ𝐴 (𝑥 ) =1 artinya
x merupakan anggota penuh dari himpunan A.
Titik fuzzy merupakan perkembangan dari titik tegas, yang mana pada
koordinat bidang (R2) memiliki koordinat x dan y, titik 𝑈 (𝑥𝑢 , 𝑦𝑢 ). Pada
geometri fuzzy, titik diberikan dengan derajat keanggotaannya, titik fuzzy
̃ (𝑥𝑢 , 𝑦𝑢 |𝜇𝑢̃ ).
𝑈
11
BAB III
METODE KAJIAN
Metode dalam tugas akhir ini adalah studi literatur dengan mempelajari
buku-buku dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan proyeksi geometri fuzzy.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alisah, Evawati dan Idris, M. 2009. Buku Pintar Matematika. Mitra Pelajar,
Yogyakarta.
Kusumadewi, Sri dan Purnomo, Hari. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk
Pendukung Keputusan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Maker, Zero. 2018. Proyeksi Skalar dan Proyeksi Vektor.
13