Deskripsi
Pada bagian ini kita akan menunjukkan dan menjelaskan bagaimana sifat ruang
vektor yang lebih besar dapat digunakan untuk mendapatkan properti dari ruang
vektor yang lebih kecil, dan kita akan memberikan berbagai contoh penting.
Tujuan
Setelah mempelajari materi sub ruang diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi definisi sub ruang vektor
2. Membuktikan teorema sub ruang vektor
3. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sub ruang vektor
Miskonsepsi
Miskonsepsi didefinisikan sebagai kesalah pahaman yang mungkin terjadi selama
atau sebagai hasil dari pengajaran yang baru saja diberikan, berlawanan dengan
konsepsi-konsepsi ilmiah yang dibawa atau berkembang dalam waktu lama. Pada
materi ruang sub ruang vektor ada beberapa kemungkinan miskonsepsi yang
terjadi antara lain:
1. Menentukan sub ruang atau bukan
2. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sub ruang
DEFINISI 1
Subset W dari ruang vektor V disebut subruang dari V jika W itu sendiri adalah
ruang vektor di bawah penambahan dan perkalian skalar yang didefinisikan pada
V.
Jika u dan v adalah vektor pada bidang W melalui asal R3, maka secara geometri
jelas bahwa u + v dan ku juga terletak pada bidang W yang sama untuk skalar k
(Gambar 4.2.3). Jadi W ditutup di bawah penambahan dan perkalian skalar.
Tabel 1 di bawah ini memperlihatkan daftar ruang sub R2 dan R3 yang telah kita
temui sejauh ini. Kita akan melihat nanti bahwa ini adalah satu-satunya subruang
R2 dan R3.
CONTOH 4 Himpunan bagian dari R2 bukan merupakan sub ruang
Kita tahu dari Teorema1.7.2 bahwa jumlah dua matriks n × n simetrik simetris
dan kelipatan skalar matriks simetrik nx n simetris. Jadi, himpunan matriks n × n
simetris ditutup di bawah perkalian tambahan dan perkalian skalar dan karenanya
adalah subruang dari 𝑀𝑛𝑛 . Demikian pula, himpunan matriks segitiga atas,
matriks segitiga bawah, dan matriks diagonal adalah subruang dari 𝑀𝑛𝑛 .
CONTOH 6 Himpunan bagian 𝑀𝑛𝑛 bukan merupakan sub ruang
Matriks 0U adalah matriks nol 2x2 dan karenanya tidak dapat dibalik, dan matriks
U + V memiliki kolom angka nol sehingga juga tidak dapat dibalik.
Ada sebuah teorema dalam kalkulus yang menyatakan bahwa sejumlah fungsi
kontinyu bersifat kontinyu dan fungsi kontinou konstant adalah kontinou. Diulang
dalam bahasa vektor, himpunan fungsi kontinu pada (−∞, ∞) adalah subruang
dari F (−∞, ∞). Kami akan menunjukkan subruang ini dengan C (−∞, ∞).
Ingat!
Dalam contoh sebelumnya, kita mempertimbangkan fungsi yang didefinisikan
pada semua titik interval (-∞, ∞). Terkadang kita ingin mempertimbangkan fungsi
yang hanya didefinisikan pada beberapa subinterval (-∞, ∞), katakanlah interval
tertutup [a, b] atau interval terbuka (a, b). Dalam kasus seperti itu kita akan
membuat perubahan notasi yang sesuai. Sebagai contoh, C [a, b] adalah ruang
fungsi kontinu pada [a, b] dan C (a, b) adalah ruang fungsi kontinu pada (a, b).
Gambar 4.2.5
Membangun Subruang
Teorema berikut menyediakan cara yang berguna untuk menciptakan subruang
baru dari subruang yang diketahui.
TEOREMA 4.2.2
Jika 𝑾1 , 𝑾2 , . . . , 𝑾𝑟 adalah subruang dari ruang vektor V, maka titik potong
subruang ini juga merupakan subruang dari V.
Bukti:
Misalkan W adalah titik potong dari subruang 𝑾1 , 𝑾2 , . . . , 𝑾𝑟 . Himpunan ini
tidak kosong karena masing-masing subruang ini berisi vektor nol V, dan karena
titik potongnya juga. Jadi, tetap untuk menunjukkan bahwa W tertutup terhadap
penjumlahan dan perkalian skalar.
Perhatikan bahwa langkah pertama dalam membuktikan Teorema 4.2.2 adalah
menetapkan bahwa W mengandung setidaknya satu vektor. Ini penting, karena
jika tidak, argumen selanjutnya mungkin benar secara logis tapi tidak berarti.
Untuk membuktikan sifat tertutup terhadap penjumlahan, misalkan u dan v adalah
vektor di W. Karena W adalah titik potong dari 𝑾1 , 𝑾2 , . . . , 𝑾𝑟 , berikut bahwa
u dan v juga terletak pada masing-masing subruang ini. Selain itu, karena
subruang ini tertutup terhadap penjumlahan dan perkalian skalar, semuanya juga
mengandung vektor u + v dan ku untuk setiap skalar k, dan karena itu juga
terhadap titik potong W. Ini membuktikan bahwa W tertutup terhadap
penjumlahan dan perkalian skalar.
Terkadang kita ingin menemukan subruang “terkecil” dari ruang vektor V yang
berisi semua vektor dalam beberapa rangkaian. Definisi berikut, yang
menggeneralisasi Definisi 4 dari Bagian 3.1, akan membantu kita untuk
melakukan itu.
Jika 𝑘 = 1, maka Persamaan (2) memiliki bentuk 𝒘 = 𝑘1 𝒗𝟏 , dalam hal ini
kombinasi linear hanyalah kelipatan skalar dari 𝒗𝟏 .
DEFINISI 2
Jika w adalah vektor pada ruang vektor V, maka w merupakan kombinasi linear
dari vektor 𝒗𝟏 , 𝒗𝟐 , . . . , 𝒗𝒓 dalam V jika w dapat dinyatakan dalam bentuk
𝒘 = 𝑘1 𝑣1 + 𝑘2 𝑣2 +· · · +𝑘𝑟 𝑣𝑟 (2)
dimana 𝑘1 , 𝑘2 , . . . , 𝑘𝑟 adalah skalar. Skalar ini disebut koefisien kombinasi
linier.
TEOREMA 4.2.3
Jika 𝑆 = {𝒘𝟏 , 𝒘𝟐 , . . . , 𝒘𝒓 } adalah himpunan vektor yang tidak kosong dalam
ruang vektor V, maka:
(a) Himpunan W dari semua kombinasi linear yang mungkin dari vektor-vektor
pada S adalah subruang dari V.
(b) Himpunan W pada bagian (a) adalah subruang "terkecil" dari V yang berisi
semua vektor dalam S dalam arti bahwa subruang lain yang berisi vektor-
vektor tersebut mengandung W.
Bukti
(a) Misalkan W adalah himpunan dari semua kombinasi linear yang mungkin dari
vektor-vektor pada S. Kita harus menunjukkan bahwa W tertutup terhadap
penjumlahan dan perkalian skalar. Untuk membuktikan tertutup terhadap
penjumlahan, yaitu:
𝒖 = 𝑐1 𝑤1 + 𝑐2 𝑤2 +· · · +𝑐𝑟 𝑤𝑟 dan 𝒗 = 𝑘1 𝑤1 + 𝑘2 𝑤2 +· · · +𝑘𝑟 𝑤𝑟
menjadi dua vektor di W. Dengan demikian jumlah mereka dapat ditulis sebagai
𝒖 + 𝒗 = (𝑐1 + 𝑘1 )𝑤1 + (𝑐2 + 𝑘2 )𝑤2 +· · · +(𝑐𝑟 + 𝑘𝑟 )𝑤𝑟
yang merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor pada S. Jadi, W tertutup
terhadap penjumlahan. Kita membiarkan untuk anda membuktikan bahwa W juga
tertutup terhadap perkalian skalar dan merupakan subruang dari V.
(b) Misalkan W adalah subruang dari V yang berisi semua vektor di S. Karena W
tertutup terhadap penjumlahan dan perkalian skalar, ia mengandung semua
kombinasi linear vektor-vektor pada S dan mengandung W.
Definisi berikut memberikan beberapa notasi dan terminologi penting yang terkait
dengan Teorema 4.2.3.
Dalam kasus di mana S adalah himpunan kosong, akan lebih mudah untuk
menyetujui 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔(Ø) = {0}.
DEFINISI 3
Jika 𝑆 = {𝒘1 , 𝒘2 , . . . , 𝒘𝑟 } adalah himpunan vektor yang tidak kosong di ruang
vektor V, maka subruang W dari V yang terdiri dari semua kombinasi linear yang
mungkin dari vektor-vektor pada S disebut subruang dari V yang dihasilkan oleh
S, dan kita katakan bahwa vektor 𝒘1 , 𝒘2 , . . . , 𝒘𝑟 rentang W. Kami tunjukkan
subruang ini sebagai
𝑊 = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔{𝒘1 , 𝒘2 , . . . , 𝒘𝑟 } atau 𝑊 = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔(𝑆)
CONTOH 11 Vektor satuan standar berkisar Rn
Ingat bahwa vektor satuan standar di Rn adalah
𝒆1 = (1, 0, 0, . . . , 0), 𝒆2 = (0, 1, 0, . . . , 0), . . . , 𝒆𝑛 = (0, 0, 0, . . . , 1)
rentang R3 karena setiap vektor 𝒗 = (𝑎, 𝑏, 𝑐) di ruang ini dapat dinyatakan sebagai
𝒗 = (𝑎, 𝑏, 𝑐) = 𝑎(1, 0, 0) + 𝑏(0, 1, 0) + 𝑐(0, 0, 1) = 𝑎𝒊 + 𝑏𝒋 + 𝑐𝒌
𝑝 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑃𝑛 = 𝑠𝑝𝑎𝑛{1, 𝑥, 𝑥 2 , … , 𝑥 𝑛 }
Dua contoh berikut berkaitan dengan dua jenis masalah yang penting:
Perhatikan vektor u = (1,2, -1) dan v = (6,4,2) pada R3. Tunjukkan bahwa w =
(9,2,7) adalah kombinasi linear dari u dan v dan bahwa w’= (4,-1,8) bukan
kombinasi linear dari u dan v.
Solusi : Agar menjadi kombinasi linear u dan v, harus ada skalar k1 dan k2
sehingga
𝑤 = 𝑘1 𝑢 + 𝑘2 𝑣; itu adalah,
(9,2,7) = 𝑘1 (1,2, −1) + 𝑘2 (6,4,2) = (𝑘1 + 6𝑘2 , 2𝑘1 + 4𝑘2 , −𝑘1 + 2𝑘2 )
𝑘1 + 6𝑘2 = 9
2𝑘1 + 4𝑘2 = 2
−𝑘1 + 2𝑘2 = 7
𝑤 = −3𝑢 + 2𝑣
Demikian pula untuk 𝑤′ untuk menjadi kombinasi linear dari u dan v, harus ada
skalar 𝑘1 dan 𝑘2 sedemikian rupa sehingga 𝑤 ′ = 𝑘1 𝑢 + 𝑘2 𝑣 yaitu,
(4, −1,8) = 𝑘1 (1,2, −1) + 𝑘2 (6,4,2) = (𝑘1 + 6𝑘2 , 2𝑘1 + 4𝑘2 , −𝑘1 + 2𝑘2 .
𝑘1 + 6𝑘2 = 4
2𝑘1 + 4𝑘2 = −1
−𝑘1 + 2𝑘2 = 8
Sistem persamaan ini tidak konsisten (verifikasikan), jadi tidak ada skalar seperti
𝑘1 dan 𝑘2 Akibatnya, 𝑤′ bukan kombinasi linear dari u dan v.
CONTOH 15 Pengujian untuk Rentangan
Solusi:
𝑏 = 𝑘1 𝑣1 + 𝑘2 𝑣2 + 𝑘3 𝑣3
atau
atau
𝑘1 + 𝑘2 + 2𝑘3 = 𝑏1
𝑘1 + 𝑘3 = 𝑏2
2𝑘1 + 𝑘2 + 3𝑘3 = 𝑏3
Dengan demikian, masalah kita mengurangi untuk memastikan apakah sistem ini
konsisten untuk semua nilai 𝑏1 , 𝑏2 , dan 𝑏3 . Salah satu cara untuk melakukannya
adalah dengan menggunakan bagian (e) dan (g) Teorema 2.3.8, yang menyatakan
bahwa sistem tersebut konsisten jika dan hanya jika matriks koefisiensinya
1 1 2
𝐴 = [1 0 1]
2 1 3
memiliki determinan taknol. Tapi ini tidak terjadi di sini karena det (A) = 0
(verify), jadi 𝑣1 , 𝑣2 dan 𝑣3 tidak membentang 𝑅 3 .
TEOREMA 4.2.4
Bukti
Ini mengikuti dari persamaan ini dan sifat distributif perkalian matriks itu
jadi W ditutup di bawah penambahan. Demikian pula jika k adalah skalar apapun
𝐴(𝑘𝑥1 ) = 𝑘𝐴𝑥1 = 𝑘0 = 0
Karena rangkaian solusi dari sistem homogen dalam n tidak diketahui sebenarnya
adalah subruang𝑅 𝑛 , pada umumnya kita akan menyebutnya sebagai ruang solusi
sistem.
CONTOH 16 Ruang Solusi Sistem Homogen
Pada setiap bagian, selesaikan sistem dengan metode apapun dan kemudian
berikan deskripsi geometris dari rangkaian solusi.
1 −2 3 𝑥 0 1 −2 3 𝑥 0
𝑦
(a) [2 −4 6] [ ] = [0] (b) [−3 𝑦
7 −8] [ ] = [0]
3 −6 9 𝑧 0 −2 4 −6 𝑧 0
1 −2 3 𝑥 0 0 0 0 𝑥 0
(c) [−3 7 −8] [𝑦] = [0] (d) [0 0 0] [𝑦] = [0]
4 1 2 𝑧 0 0 0 0 𝑧 0
Solusi:
Ingat!
TEOREMA 4.2.4
TEOREMA 4.2.5
Observasi Penutup
Penting untuk diketahui bahwa kumpulan rentang tidak unik. Sebagai contoh,
vektor anynonzero pada garis pada Gambar 4.2.6a akan membentang garis itu,
dan dua vektor nonkolin di bidang pada Gambar 4.2.6b akan membentang bidang
itu. Teorema berikut, yang buktinya dibiarkan sebagai latihan, menyatakan
kondisi di mana dua set vektor akan menjangkau ruang yang sama.
TEOREMA 4.2.6
𝑎 𝑏 |𝑎𝑑
2. 𝐴 = {( ) − 𝑏𝑐 = 0}
𝑐 𝑑
Apakah sub ruang M2x2(R) ?
Selesaian:
𝐴 ⊆ 𝑀2𝑥2 (𝑅) jelas
0 0
𝐴 ≠ ∅ karena ( ) ∈ 𝐴.
0 0
Ambil sembarang 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑊 dan 𝑘 ∈ 𝑅.
𝑎1 𝑏1
𝑢=( ) dimana 𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 = 0.
𝑐1 𝑑1
𝑎 𝑏2
𝑣=( 2 ) dimana 𝑎2 𝑑2 − 𝑏2 𝑐2 = 0.
𝑐2 𝑑2
𝑎 + 𝑎2 𝑏1 + 𝑏2
𝑢+𝑣 =( 1 )
𝑐1 + 𝑐2 𝑑1 + 𝑑2
(𝑎1 + 𝑎2 )(𝑑1 + 𝑑2 ) − (𝑏1 + 𝑏2 )(𝑐1 + 𝑐2 )
= (𝑎1 𝑑1 + 𝑎1 𝑑2 + 𝑎2 𝑑1 + 𝑎2 𝑑2 ) − (𝑏1 𝑐1 + 𝑏1 𝑐2 + 𝑏2 𝑐1 + 𝑏2 𝑐2 )
= (𝑎1 𝑑1 − 𝑏1 𝑐1 ) + (𝑎2 𝑑2 − 𝑏2 𝑐2 ) + 𝑎1 𝑑2 + 𝑎2 𝑑1 − 𝑏1 𝑐2 + 𝑏2 𝑐1
= 0 + 0 + ⋯ ≠ 0.
Jadi 𝑢 + 𝑣 ∉ 𝐴.
Jadi A bukan sub ruang dari M2x2(R).
3. Tentukan apakah himpunan semua matriks diagonal 3x3 adalah subruang dari
M 3x3
a 0 0
Tuliskan D = 0 b 0 a, b, c R untuk merepresentasikan hal tersebut
0 0 c
0 0 0
Ada 0 = [0 0 0] ∈ 𝐷. Jadi, D ≠ {∅}
0 0 0
Jelas bahwa D M3X3
𝑎1 0 0 𝑎2 0 0
Ambil sebarang P = [ 0 𝑏1 0 ] , Q = [ 0 𝑏2 0 ] ∈ 𝐷
0 0 𝑐1 0 0 𝑐2
𝑎1 0 0 𝑎2 0 0
P + Q = [ 0 𝑏1 0 ] + [ 0 𝑏2 0 ]
0 0 𝑐1 0 0 𝑐2
𝑎1 + 𝑎2 0 0
=[ 0 𝑏1 + 𝑏2 0 ]
0 0 𝑐1 + 𝑐2
Jadi , P + Q ∈ 𝐷, maka D tertutup terhadap operasi penjumlahan
𝑎1 0 0
Ambil sebarang P = [ 0 𝑏1 0 ] ∈ 𝐷 dan k ∈ 𝑅
0 0 𝑐1
𝑎1 0 0 k𝑎1 0 0
kP = k [ 0 𝑏1 0 ] = [ 0 k𝑏1 0 ]
0 0 𝑐1 0 0 k𝑐1
Jadi, kP ∈ 𝐷, maka D tertutup terhadap operasi perkalian
a 0 0
Kesimpulan : D = 0 b 0 a, b, c R atau himpunan semua matriks
0 0 c
diagonal berukuran 3x3 adalah subruang dari M 3x3