Anda di halaman 1dari 20

BAB 12

BANGUN RUANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri

Dosen Pengampu : Dr. Dwijanto, M.Si

Oleh :

Erlia Danieryanto (0401518023)


Rahastri Pundhi Sari (0401518024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
BANGUN RUANG

12-1 Limas dan Prisma

Bentuk piramid sudah digunakan sejak peradaban


kuno (penduduk Mesir). Piramid tersebut merupakan
salah satu contoh bidang-banyak (polyhedra).

Bidang-banyak (polyhedron) adalah suatu


objek 3-dimensi yang terdiri dari daerah sisi
banyak (polygonal) yang disebut sisi (face).
Garis dan titik pada sebuah sisi disebut
rusuk (edge) dan titik sudut (vertex) pada
bidang banyak.

Definisi 12-1
Suatu bidang banyak terdiri dari sejumlah daerah-daerah segibanyak yang terbatas. Setiap
rusuk dari suatu daerah segibanyak merupakan tepat sebuah rusuk dari sebuah segibanyak
yang lain. Jika dua daerah berpotongan maka dua daerah tersebut berpotongan pada sebuah
rusuk atau satu titik sudut.
Gambar di atas adalah prisma segitiga jenis khusus dari bidang-banyak (polyhedron).

Definisi 12-2

Limas merupakan sebuah bidang banyak yang semua sisi


vertex kecuali satu sisi memiliki sebuah titik puncak (vertex)
yang sama.
Titik puncak yang sama disebut titik puncak limas, dan
sisi yang tidak memuat sebuah titik puncak yang sama
disebut alas limas (base).
base

Definisi 12-3
Prisma adalah sebuah bidang banyak yang memenuhi
sifat-sifat berikut.
1. Terdapat sepasang sisi yang kongruen dan terletak
pada bidang yang sejajar (alas).
bases 2. Semua sisi yang lain adalah jajar genjang.

altitude
Pada limas dan prisma, sisi-sisi
yang bukan alas disebut sisi-sisi tegak
(lateral faces) dan yang bukan rusuk-
rusuk alas disebut rusuk-rusuk tegak
lateral edges
(lateral edges). Ruas garis yang tegak
lurus antara alas (bases) pada sebuah lateral faces
prisma adalah garis tinggi (altitude).
Ruas garis yang tegak lurus dari titik
puncak dan alas limas adalah garis tinggi.

altitude
Slant height (tinggi
miring/tinggi pada
sisi tegak

Gambar. Regular pyramid (limas beraturan)

Sebuah limas dikatakan beraturan jika alasnya berupa segibanyak beraturan dan rusuk-
rusuk tegak pada limas adalah kongruen. Sebuah prisma dikatakan prisma tegak jika rusuk-
rusuk tegaknya tegak lurus terhadap alas.

Teorema 12-1

Rusuk-rusuk tegak dari sebuah prisma adalah sejajar dan kongruen.

Bukti :

1. Definisi 12-3 ‘Semua sisi yang lain (sisi tegak) adalah jajar genjang”.
2. TEOREMA 8.4
Dalam jajaran genjang, sisi yang berhadapan sama panjang dan sebaliknya bila
sisi-sisi yang berhadapan dalam segi empat sama panjang, maka segi empat itu
adalah jajaran genjang (kongruen)
3. TEOREMA 8-5
Jika suatu segiempat mempunyai sepasang sisi yang berhadapan sejajar dan kongruen,
maka segiempat tersebut merupakan jajar genjang.
4. Sehingga kesimpulannya rusuk-rusuk tegak pada sebuah prisma adalah sejajar dan
kongruen.

12-2 Luas permukaan Prisma dan Limas

Luas permukaan prisma dan limas dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut.

Luas permukaan = jumlah luas sisi tegak + jumlah luas sisi alas (bases)
Berdasarkan gambar di samping prisma
dengan tinggi h, sisi tegak berbentuk
persegi panjang dan alasnya merupakan
segilima. Jika luas alasnya masing-
masing B, dan rusuk alas e1,e2,e3,e4, e5
maka
Luas permukaan sisi tegak
= e 1h+ e 2h + e 3h + e 4h + e5 h
= h(e 1+ e 2+ e 3+ e 4+ e5)
= hp, p merupakan keliling sisi alas.

Teorema 12-2

Diketahui sebuah prisma dengan sisi tegak berbentuk persegi panjang. Jika tinggi
suatu prisma adalah h dan sisi-sisi alas masing-masing memiliki luas B dan keliling
p, maka luas permukaan prisma dapat dihitung dengan rumus S = hp+2B.

Limas dengan alas segilima, tinggi sisi tegak l, dan


rusuk alas e1 = e2 = e3 = e4 = e5. Maka Luas
permukaan sisi tegak

1 1 1 1 1
 e1l  e2 l  e3l  e4 l  e5l
2 2 2 2 2
 l e1  e2  e3  e4  e5 
1
2
1
𝑒5 𝑒4  lp , p merupakan keliling sisi alas
2

𝑒1 𝑒3
𝑒2
Teorema 12-3

Diketehui sebuah limas beraturan dengan tinggi pada sisi tegak l , luas sisi alas B,
dan keliling p. Luas permukaan limas dapat dihitung dengan rumus.

S=½lp+B

12-3 Volum Prisma


Secara intuitif, kita berfikir volum sebagai ukuran besar ruang yang ditempati oleh bangun
ruang.

Postulate Volum

Setiap bangun ruang ditandai dengan


bilangan positif yang disebut volum

Definisi 12-4
+B
Bangun persegi panjang padat (Balok)
adalah sebuah prisma dengan sisi alasnya
Sebuah persegi panjang padat
atau sering disebut ‘’kotak’’ . berbentuk persegi panjang yang rusuk
tegaknya tegak lurus dengan sisi alas.

Postulate Volum Balok

Volum Balok adalah perkalian panjang p, lebar l, dan tinggi t.


Postulate Volum Tambahan

Jika sebuah bangun ruang adalah gabungan dari dua bangun ruang yang tidak
mempunyai titik dalam persekutuan, maka volumnya adalah jumlah dari dua
bangun ruang tercebut.

Gambar diatas adalah balok yang telah diiris menjadi lapisan-lapisan yang tipis.
Lapisan-lapisan tersebut berubah ke bentuk padat yang tidak teratur. Volum yang terbentuk
dari benda padat tersebut tetap sama.

Definisi 12-5 Postulat Cavalieri

Sebuah penampang (cross section) dari Misalkan S dan T masing-masing adalah


bangun ruang adalah daerah bangun ruang dan X adalah suatu bidang.
persekutuan bangun ruang dengan Jika setiap bidang yang sejajar bidang X
bidang yang berpotongan dengan memotong bangun ruang S atau T, S dan
bangun ruang tersebut. T memiliki luas yang sama pada bagian
perpotongan itu, maka

Volum S = Volum T
Teorema 12-4

Volum dari sebarang prisma adalah perkalian dari tinggi dan luas sisi
alasnya.

Bukti :

Volum prisma tegak segitiga diperoleh dari membelah balok


menjadi dua bagian yang sama melalui salah satu bidang
diagonalnya. Oleh sebab itu,
1
V prisma segitiga  dari volume balok
2
1
  pl t
2
 A t
A adalah luas alas dan t adalah tinggi prisma.
Selanjutnya untuk volum prisma tegak segitiga sebarang.
Prisma tegak segitiga sebarang diperoleh dari merangkai 2
prisma tegak segitiga. Hasilnya akan berupa prisma tegak
segitiga sebarang ABC.DEF. Jika A1 dan A2 berturut-turut
adalah luas alas prisma tegak segitiga pertama dan kedua,
sedangkan tinggi kedua prisma sama, maka volum dari
prisma tegak segitiga sebarang ABC.DEF adalah.

V  V1  V2
 A1t  A2 t
 ( A1  A2 )t
 A t
F

Jadi volum prisma tegak segitiga


D E
sebarang adalah.
V= 𝐴 × 𝑡
Dengan A luas alas dan t adalah tinggi
C prisma

A B
Selanjutnya untuk volum prisma segi- n.

Prisma tegak segienam dapat disusun (dirangkai) dari 6


prisma tegak segitiga sebarang (lihat gambar disamping). Jika
A1, A2, A3, … , A6 berturut-turut menyatakan luas alas dari
masing-masing prisma tegak segitiga yang dimaksud,
sedangkan tinggi masing-masing prisma itu sama yaitu t,
maka volum prisma tegak segienam adalah.

V  A1  t  A2  t  ...  A6  t
 ( A1  A2  ...  A6 )  t
 A t

dengan penalaran yang sama akan diperoleh.

V  A1  t  A2  t  ...  An  t
 ( A1  A2  ...  An )  t
 A t

Maka,
Vprisma tegak segi- n  A  t
dengan A  luas alas prisma
t  tinggi prisma
12-4 Volum Limas
Teorema 12-7 berisi rumus dari volum limas. Pertama kita harus menggabungkan dua
teorema lain. Teorema tersebut digunakan untuk membangun Teorema 12-7.

Teorema 12-5

K
Diketahui sebuah limas dengan alas B dan tinggi
𝐴 h h. Jika A adalah perpotongan yang sejajar dengan
alas dan jarak dari titik puncak ke perpotongan
adalah K, maka

B 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐴 𝐾 2
=( )
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐵 ℎ

Bukti :

Karena bidang irisan sejajar dengan bidang alas maka


̅̅̅̅// 𝑃𝑄
𝐴𝐵 ̅̅̅̅ , 𝐵𝐶
̅̅̅̅ // 𝑄𝑅
̅̅̅̅ , 𝐴𝐶
̅̅̅̅ // 𝑃𝑅
̅̅̅̅ , ... (1)

Akibatnya
̅̅̅̅
𝑇𝑃 ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ̅̅̅̅
𝑇𝑄
TPQ TAB, maka ̅̅̅̅
= ̅̅̅̅ = ̅̅̅̅
𝑇𝐴 𝐴𝐵 𝑇𝐵

̅̅̅̅
𝑇𝑃 ̅̅̅̅
𝑃𝑅 ̅̅̅̅
𝑇𝑅
TPR TAC, maka ̅̅̅̅
= 𝐴𝐶
̅̅̅̅
= 𝑇𝐶
̅̅̅̅
𝑇𝐴

̅̅̅̅
𝑇𝑄 ̅̅̅̅
𝑄𝑅 ̅̅̅̅
𝑇𝑅
∆𝑇𝑄𝑅~∆𝑇𝐵𝐶, maka ̅̅̅̅ = ̅̅̅̅ = ̅̅̅̅
𝑇𝐵 𝐵𝐶 𝑇𝐶

̅̅̅̅
𝑃𝑄 ̅̅̅̅
𝑄𝑅 ̅̅̅̅
𝑃𝑅 ̅̅̅̅
𝑇𝑅
diperoleh ̅̅̅̅
= ̅̅̅̅
= 𝐴𝐶
̅̅̅̅
= 𝑇𝐶
̅̅̅̅
... (2)
𝐴𝐵 𝐵𝐶

Akibatnya ∆𝑃𝑄𝑅~∆𝐴𝐵𝐶

Jika ̅̅̅̅̅
𝑇𝑀 = 𝐾 dan ̅̅̅̅
𝑇𝑁 = ℎ berturut-berturut menyatakan tinggi limas atas dan tinggi limas
keseluruhan, maka akan ditunjukkan TMR TNC.

̅̅̅̅
̅̅̅̅̅// 𝑁𝐶
karena bidang PQR // bidang ABC maka 𝑀𝑅

Menurut teorema garis-garis sejajar, diperoleh m∠𝑇𝑅𝑀 = 𝑚∠𝑇𝐶𝑁, m∠𝑀𝑇𝑅 = 𝑚∠𝑁𝑇𝐶,


jadi ∆𝑇𝑀𝑅~∆𝑇𝑁𝐶.
̅̅̅̅
𝑇𝑅 ̅̅̅̅̅
𝑇𝑀 𝐾
Karena ∆𝑇𝑀𝑅~∆𝑇𝑁𝐶, maka 𝑇𝐶
̅̅̅̅
= ̅̅̅̅
= … (3)
𝑇𝑁 ℎ

̅̅̅̅
𝑃𝑄 ̅̅̅̅
𝑃𝑅 𝐾
Jika nilai perbandingan adalah 𝜆, akibat (2) dan (3) adalah ̅̅̅̅ = ̅̅̅̅ = =𝜆
𝐴𝐵 𝐴𝐶 ℎ
Selanjutnya karena 𝛥𝑃𝑄𝑅~𝛥ABC , maka m∠𝑄𝑃𝑅 = m∠𝐵𝐴𝐶 misalkan sebesar 𝛼,
selanjutnya

1 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐿𝛥𝑃𝑄𝑅 2 𝑃𝑄 . 𝑃𝑅 sin 𝑎 ̅̅̅̅
𝑃𝑄 . ̅̅̅̅
𝑃𝑅 2
𝐾 2
= = = 𝜆. 𝜆 = 𝜆 = ( )
𝐿𝛥𝐴𝐵𝐶 1 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ sin 𝑎 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 . 𝐴𝐶 ℎ
𝐴𝐵 . 𝐴𝐶
2

Teorema 12-6

Dua limas dengan tinggi dan


luas alas yang sama memiliki
volum yang sama.

Bukti :

Jika kedua limas terletak di bidang H (lihat


gambar) sedangkan H’ adalah bidang yang
sejajar dengan bidang H dan memotong kedua
limas (limas T.ABC dan limas P.DEF), maka
garis-garis potong bidang irisannya yang
bersesuaian tentu akan sejajar.

Jika kedua limas yaitu T.ABC dan P.DEF dengan 𝐿∆𝐴𝐵𝐶 = 𝐿∆𝐷𝐸𝐹 = 𝐿 dan tinggi kedua limas
sama, maka menurut Teorema 12.5,

𝐿1 𝐿2 𝑡12 𝐿1 𝐿2
= = 2 atau = atau 𝐿1 = 𝐿2
𝐿∆𝐴𝐵𝐶 𝐿∆𝐷𝐸𝐹 𝑡2 𝐿 𝐿

Karena 𝐿1 = 𝐿2 dan H’ // H, menurut Postulat Cavalieri diperoleh.

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 𝑇. 𝐴𝐵𝐶 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃. 𝐷𝐸𝐹

Teorema 12-7

Diketahui sebuah limas dengan tinggi h dan luas alas B, volum dihitung
dengan rumus V = 1/3 h B.
Bukti :

Anggaplah kita mencari volum limas WXYZ.


Kita bisa menemukan volum limas WXYZ
dengan mencari volum limas tegak ABCD
dengan luas alas sama dengan luas ∆𝑋𝑌𝑍 dan
tinggi sama yaitu h. kita akan menggunakan
Teorema 12.6

Perhatikan sebuah prisma tegak dengan alas dan tinggi yang sama seperti limas ABCD.
Kita akan membagi prisma BCD.EAF menjadi tiga bangun limas yang volumnya sama

Buatlah dua potongan pada


prisma sebagai berikut.

1. Potong dari A sampai BD

2. Potong dari A sampai ED

1) Volum ABCD = Volum ADEF


Alas ∆𝐵𝐶𝐷 dan ∆𝐴𝐸𝐹 memiliki luas daerah yang sama,
dengan tinggi AC = tinggi DF. Berdasarkan Teorema 12.6
berakibat limas ABCD dan limas AEFD memiliki volum
yang sama.
2) Volum ADEF = volum ABDE
Kedua limas tersebut memiliki alas ∆BDE dan ∆DEF yang
memiliki luas daerah yang sama (setengah dari persegi
panjang BDFE). Tinggi dari kedua limas tersebut dibentuk
oleh garis yang tegak lurus dari A ke sisi alas
dihadapannya sehingga tingginya sama. Berdasarkan
Teorema 12.6 berakibat limas ABDE dan limas ADEF
memiliki volum yang sama.
1
Volum ABCD = volum ADEF = volume ABDE = volume prisma BCD.EAF
3

1
Sehinga volum limas ABCD = 3 dari volume prisma BCD.EAF

1
= . A .t
3
12-5. Luas Permukaan dan Volum Silinder (Tabung)

Tabung sama halnya dengan prisma,


memiliki sepasang bidang alas yang
kongruen dan sejajar. Daerah-daerah alas
tersebut berbentuk lingkaran. Ruas garis
yang menghubungkan kedua pusat
lingkaran alas dan atas disebut dengan
sumbu tabung (axis of the cylinder).
Suatu tabung disebut sebagai tabung
tegak jika sumbu tabung (axis) tegak lurus
terhadap alasnya. Tinggi tabung adalah
panjang dari sumbu tabung tersebut.

Suatu tabung dapat dianalogikan dengan suatu prisma dengan banyak sisi yang tak
terhingga. Bagian permukaan tegak dan keliling alas tabung bersesuaian dengan sisi tegak
dan keliling secara berurutan terhadap suatu prisma.

Berikut ini ada dua teorema yang mensdeskripsikan luas permukaan dan volum dari
tabung tegak.

Teorema 12-8

Diketahui suatu tabung tegak dengan tinggi h.jika keliling alasnya C dan
luas alasnya adalah B, maka luas permukaan S ditentukan dengan rumus.

S  Ch  2 B  2rh  2r 2

Diketahui suatu tabung tegak dengan


Teorema 12-9 luas alas B dan tinggi h, Volum tabung
dapat ditentukan dengan rumus

V  Bh  r 2 h
12. 6. Luas Permuakaan dan Volum Kerucut

Gambar di samping merupakan sebuah kerucut


tegak (right circular cone). Kerucut mempunyai
satu sisi alas yang berbentuk lingkaran dan sebuah
titik puncak (vertex). Sumbu kerucut (axis)
menghubungkan titik puncak dengan pusat
lingkaran alas. Kerucut seperti ini disebut kerucut
tegak karena sumbu kerucut tegak lurus terhadap
alas.

Sebuah kerucut dapat dianalogikan dengan suatu limas dengan banyaknya sisi tegak
adalah tak terhingga. Sisi-sisi tegak dari suatu kerucut bersesuaian dengan sisi-sisi tegak pada
limas. Garis pelukis (s) pada kerucut bersesuaian dengan tinggi sisi tegak (l) pada limas, dan
lingkaran alas kerucut (C) bersesuaian dengan keliling alas (p) pada limas.

Berikut ini teorema yang menggambarkan luas permukaan dan volum dari kerucut.

Teorema 12-10

Diketahui suatu kerucut tegak dengan


panjang garis pelukisnya l.Jika keliling
alasnya C, dan luas alasnya B, maka
luas permukaan kerucut dapat
ditentukan dengan rumus berikut.

1
S  lC  B  rl  r 2
2

Teorema 12-11

Diketahui suatu kerucut tegak dengan tinggi h dan luas alas B, maka volum
kerucut ditentukan dengan rumus.

1 1
V  hB  r 2 h
3 3
12.7. Luas Permukaan dan Volum Bola

Diketahui O adalah pusat bola. Jari-jari bola adalah


suatu ruas garis yang ditentukan oleh titik pusat
bola dan satu titik yang terletak pada bola.
Perpotongan antara bola dan bidang yang melalui
titik pusat bola disebut dengan lingkaran besar bola
(a great circle).

Definisi 12-6

Bola adalah himpunan dari semua titik yang berjarak sama terhadap
titik yang ditentukan (titik pusat).

Berikut ini adalah teorema yang mendeskripsikan volum bola.

Teorema 12-12

Diketahui sebuah bola dengan jari-jari r, volum bola ditentukan


dengan rumus.

4
V  r 3
3

Penjelasan rumus pada Teorema 12-12 didasarkan pada perbandingan antara suatu
bola dan suatu tabung dengan menghilangkan dua buah kerucut (lihat gambar dibawah).
Panjang jari-jari bola dan tabung sama dan tinggi dari silinder adalah dua kali jari-jari bola.
Perhatikan gambar lukisan bola dan tabung seperti tampak pada gambar dibawah.
Dengan menggunakan Teorema Pythagoras dapat disimpulkan bahwa a 2  r 2  b 2

Bandingkan luas kedua lingkaran yang terbentuk dari bola dan tabung

Karena luas dari kedua penampang tersebut selalu sama maka menurut Prinsip
Cavalieri, volum bola sama dengan volum tabung tanpa volum kedua kerucut tersebut.

𝑉𝑏𝑜𝑙𝑎 = 𝑉 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 − 2. 𝑉 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡

1
= 𝜋𝑟 2 (2𝑟) − 2 ( 𝜋𝑟 2 ) (𝑟)
3
2
= 2𝜋𝑟 3 − 3 𝜋𝑟 3

4
= 𝜋𝑟 3
3
Teorema 12-13

Diberikan sebuah bola dengan jari-jari r maka luas permukaan bola adalah.

S  4r 2

Bukti :

 misalkan sebuah bola dengan jari-jari r tersusun dari


potongan-potongan limas sebanyak n, sehingga
r permukaan bola tersusun dari alas-alas limas.
 Misalkan luas permukaan alas limas dari 𝑛 = 1
sampai 𝑛 = ∞ adalah 𝐿1 , 𝐿2 , … , 𝐿𝑛 , maka luas
permukaan bola adalah luas semua alas limas
tersebut.
Sehingga 𝐿𝐵 = 𝐿1 + 𝐿2 + … + 𝐿𝑛
 Karena bola tersusun dari potongan-potongan limas,
maka volum bola adalah hasil penjumlahan dari
semua volum limas, yaitu: 𝑉𝐵 = 𝑉1 + 𝑉2 + … + 𝑉𝑛

Diperoleh:

𝑉𝐵 = 𝑉1 + 𝑉2 + … + 𝑉𝑛

4 3 1 1 1 1
𝜋𝑟 = 𝑟𝐿1 + 𝑟𝐿2 + … + 𝑟𝐿𝑛 = 𝑟(𝐿1 + 𝐿2 + ⋯ + 𝐿𝑛 )
3 3 3 3 3
4 2 1
𝜋𝑟 = (𝐿𝐵 ) ⟺ 𝐿𝐵 = 4𝜋𝑟 2
3 3
12.8. Bidang Banyak Beraturan

Definisi 12-7

Bidang banyak beraturan adalah suatu bidang banyak yang setiap sisinya
merupakan segi banyak beraturan dengan panjang rusuknya sama dan titik-
titik sudutnya dikelilingi oleh beberapa sisi yang sama.

Kubus merupakan salah satu contoh dari bangun ruang bidang banyak. Metode untuk
membangun suatu kubus dideskripsikan di sini dengan bentuk suatu “atap” (roof) yang
dianalisis sebagai berikut.

Melipat, gabungkan A
Vertex (V) dikelilingi
dan B untuk membentuk Menggabungkan dua
dengan 3 persegi
“atap” 3-dimensi “atap” untuk membentuk
sebuah kubus
Teorema 12-14

Terdapat dengan tepat lima bangun ruang bidang banyak beraturan yang
merupakan bangun ruang konveks.

Bukti:

 Setiap titik sudut bidang banyak beraturan dikelilingi oleh sisi-sisi yang sama.
(def 12.7)
 Jumlah tiap sudut sisi pembentuk titik sudut sisi bidang banyak beraturan≤ 3600
(bangun ruang konveks)
 Akibatnya hanya ada 5 kemungkinan susunan segibanyak pembentuk titik sudut
bidang sisi banyak beraturan, yaitu: 3 buah segitiga samasisi, 4 buah segitiga
samasisi, 5 buah segitiga samasisi, 3 buah persegi, atau 3 buah segilima beraturan
pada tiap titik sudut bidang sisi banyak beraturan.
 Jadi hanya terdapat 5 bangun sisi banyak beraturan merupakan bangun ruang
konveks.

Tabel berikut merangkum lima sisi banyak beraturan cembung. Hanya ada lima jenis "atap"
yang dapat dibangun dengan bangun ruang segi banyak beraturan. Setiap satu hasil pada
bangun ruang sisi banyak beraturan.

Sisi Segi jumlah muka pada Mengabungkan AV "atap" cocok di setiap


banyak simpul sudut dari polyhedron
dan BV untuk
teratur yang lengkap
membentuk “atap” 3-
dimensi

Segitiga
sama sisi

Segitiga
sama sisi
Segitiga
sama sisi

Persegi

Segilima
beraturan

Awalan yang digunakan pada nama setiap bidang banyak beraturan menyatakan jumlah sisi
untuk setiap bidang banyak, seperti yang dirangkum dalam tabel berikut.

Nama bidang banyak Awalan dan arti Banyaknya sisi

Tetrahendron Tetra - 4 4

Cube (Hexahendron) Hexa - 6 6

Octahedron Octa - 8 8

Dodehedron Dodeca - 12 12

Icosahedron Icosa - 20 20

Anda mungkin juga menyukai