Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Lanjut

Dosen : Prof. Dr. Abdul Rahman, M.Pd.

RELASI REKURSIF

SUBHANUDIN :16105070106
NURWAHIDA :161050701069
NUR SAKINAH ARIES :161050701062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
RELASI REKURSIF

A. Definisi Relasi Rekursif

Relasi rekursif adalah sebuah formula rekursif dimana setiap bagian


dari suatu barisan dapat ditentukan menggunakan satu atau lebih bagian
sebelumnya. Jika adalah banyak cara untuk menjalankan prosedur dengan
k obyek, untuk k = 0,1,2,3,4. Maka relasi rekursi adalah sebuah persamaan
yang menyatakan sebagai sebuah fungsi dari untuk k < n.
Nilai tidak akan pernah dapat dicari jika suatu nilai awal tidak
diberikan. Jika suatu relasi rekursif melibatkan r buah , maka r buah nilai
awal 0 , 1 , . 1 harus diketahui. Sebagai contoh, pada relasi rekursif
= 1 + 2 , tidak cukup diketahui sebuah nilai 0 = 2, akan tetapi
butuh sebuah nilai lagi yaitu missal 1 = 3.
Dengan demikian 2 = 1 + 0 =3+5=8;
3 = 2 + 1 = 5+3 = 8;
4 = 3 + 3 = 8+5 = 13; dst.

Definsi lain menyatakan suatu relasi rekursi untuk sebuah barisan


merupakan sebuah rumus untuk menyatakan ke dalam satu atau lebih
suku-suku sebelumnya dari barisan tersebut, untuk suatu bilangan bulat
nonnegatif .
Atau dengan kata lain, bila persamaan yang mengekspresikan an
dinyatakan secara rekursif dalam satu atau lebih term elemen sebelumnya,
yaitu a0, a1, a2, , an1, maka persamaan tersebut dinamakan relasi rekurens.
Contoh
an = 2an1 + 1
an = an1 + 2an2
an = 2an1 an2

1
Dalam relasi rekurens terdapat kondisi awal untuk suatu barisan.
Kondisi awal (initial conditions) suatu barisan adalah satu atau lebih nilai
yang diperlukan untuk memulai menghitung elemen-elemen selanjutnya.

Contoh: an = 2an1 + 1; a0 = 1
an = an1 + 2an2 ; a0 = 1 dan a1 = 2
Karena relasi rekurens menyatakan definisi barisan secara rekursif,
maka kondisi awal merupakan langkah basis pada definisi rekursif tersebut.

Contoh . Barisan Fibonacci 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,

dapat dinyatakan dengan relasi rekurens


fn = fn1 + fn2 ; f0 = 0 dan f1 = 1
Kondisi awal secara unik menentukan elemen-elemen barisan. Kondisi
awal yang berbeda akan menghasilkan elemen-elemen barisan yang berbeda
pula. Solusi dari sebuah relasi rekurens adalah sebuah formula yang tidak
melibatkan lagi term rekursif. Formula tersebut memenuhi relasi rekurens
yang dimaksud atau dengan kata lain suatu barisan disebut solusi dari sebuah
relasi rekursi jika suku-suku pada barisan tersebut memenuhi relasi
rekursinya.

Contoh 1
Misal barisan yang memenuhi relasi rekursi =1 - 2. untuk 2,lalu
misalkan 0=3 dan 1=5. Tentukan nilai 2 dan 3.
Jawab
Karena 2=10, maka 2=2.
Karena 3=21, maka 3=3.
Contoh 2
Untuk bilangan bulat nonnegatif ,apakah barisan =3, =2 dan
=5 merupakan solusi bagi relasi rekursi =21 - 2 ?

Jawab
(i) Misal =3, untuk bilangan bulat nonnegatif . Maka

2
=21 - 2
=2(3(1)) 3(2)
=3.
Maka =3 merupakan solusi bagi relasi rekursi =21 - 2
(ii) Misal =2, untuk bilangan bulat nonnegatif . Maka
=21 - 2
=2(2(1)) 2(2)
=2 22
1 3
=2(1 4)=2 2.
4

Maka =2 bukan merupakan solusi bagi relasi rekursi


=21 - 2
(iii) Misal =5, untuk bilangan bulat nonnegatif . Maka
=21 - 2
=2(5)5
=5
Maka =5 merupakan solusi bagi relasi rekursi =21 2.
Catatan: Kondisi awal (0) akan menentukan suku-suku pada barisan
berikutnya.
Contoh 3
Tentukan barisan yang merupakan solusi dari relasi rekursi =31, jika
diketahui 0=2.
Jawab:
=31
=3(32) = 32 2
=3(3(33)) = 333

=3=3 0 (0=2)
=23

3
Sehingga barisan =23 merupakan solusi dari relasi rekursi =31
dengan nilai awal 0=2.

Fungsi dikatakan fungsi rekursif jika definisi fungsinya mengacu


pada dirinya sendiri.
Tinjau kembali fungsi untuk menghitung faktorial dari bilangan bulat
tak-negatif n yang didefinisikan sebagai berikut:

1 , = 0
! = {
12 ( 1), > 0

Sebagai contoh,
0! = 1
1! = 1
2! = 1x 2
3! = 1x 2x 3
4! = 1x2x3x4

Sekarang coba perhatikan bahwa faktorial dari n dapat didefinisikan


dalam terminologi faktorial juga:

0! = 1
1! = 1
2! = 1x 2
3! = 1x 2x 3
4! = 1x2x3x4

Nyatakan, bahwa untuk > 0 kita melihat bahwa:

n! = 1 x 2 x.x(n-1)xn = (n-1)!xn

Dengan menggunakan notasi matematika, maka n! didefinisikan


dalam hubungan rekursif sebagai berikut:

4
1 , = 0
! = {
( 1)! , > 0

Jika kita misalkan () = n!, maka fungsi factorial di atas dapat juga
ditulis sebagai
1 , = 0
() = {
( 1), > 0

Kita dapat melihat bahwa dalam proses perhitungan factorial


bilangan tak-negatif n terdapat definisi factorial itu sendiri. Cara
pendefinisian seperti itu, yang mendefinisikan sebuah objek dalam
terminology dirinya sendiri dinamakan definisi rekursif.
Fungsi rekursif disusun oleh dua bagian:
(i) Basis : bagian yang berisi nilai awal yang tidak mengacu pada dirinya
sendiri.
(ii) Rekurens
Bagian ini mendefinisikan fungsi dalam terminologi dirinya sendiri.
Berisi kaidah untuk menemukan nilai fungsi pada suatu input dari
nilai-nilai lainnya pada input yang lebih kecil
Contoh 4
Tinjau kembali perhitungan n! Secara rekursif dan tentukan nilai dari
5!. Dengan mengingat kembali definisi rekursif dari faktorial.
(i) Basis
n! = 1 , jika n = 0
(ii) Rekurens :
n! = n x (n-1)! , jika n>0

maka 5! Dihitung dengan langkah berikut:

(1) 5! = 5 x 4! (rekurens)
(2) 4! = 4 x 3!
(3) 3! = 3 x 2!
(4) 2! = 2 x 1!

5
(5) 1! = 1 x 0!
(6) 0! = 1

Pada baris (6) kita memperoleh nilai yang terdefinisi secara langsung
dan bukan faktorial dari bilangan lainnya. Dengan melakukan runut-balik
(backtrack) dari baris (6) ke baris (1), kita mendapatkan nilai pada setiap
baris untuk menghitung hasil pada baris sebelumnya:

(6) 0! =1

(5) 1! = 1 x 0!

(4) 2! = 2 x 1!

(3) 3! = 3 x 2!

(2) 4! = 4 x 3!

(1) 5! = 5 x 4!

Jadi, 5! = 120

Contoh 5
Nyatakan dalam argumen rekursif
Jawab:

a n a
a a
...a a a ...a a a n1
a a
n kali n 1 kali

1 ,n 0
a n n1
a a ,n 0

Contoh 6
Nyatakan a b secara rekursif, yang dalam hal ini a dan b adalah bilangan
bulat positif..

6
Jawab:
a b b
b
b ...
b
a kali

b b
b ...
b
a 1 kali b ,a 1
b (a 1)b a b
b (a 1)b , a 1
Contoh 7
(Barisan Rekursif)
Perhatikan barisan bilangan berikut ini:
1, 2, 4, 8, 16, 64,
Setiap elemen ke-n untuk n = 0, 1, 2, merupakan hasil perpangkatan 2
dengan n, atau an = 2n.
Secara rekursif, setiap elemen ke-n merupakan hasil kali elemen
sebelumnya dengan 2, atau an = 2an 1.
Basis: a0 = 1
Rekurens: an = 2an 1.
Kasus:
Koloni bakteri dimulai dari lima buah bakteri. Setiap bakteri membelah
diri menjadi dua bakteri baru setiap satu jam. Berapa jumlah bakteri baru
sesudah 4 jam?

Misalkan an = jumlah bakteri setelah n jam, yang dapat dinyatakan


dalam relasi rekursif sebagai berikut:

5 ,n 0
an
2an1 , n 0

n = 1 jumlah bakteri = a1 = 2a0 = 2 5 = 10


n = 2 jumlah bakteri = a2 = 2a1 = 2 10 = 20
n = 3 jumlah bakteri = a3 = 2a2 = 2 20 = 40
n = 4 jumlah bakteri = a4 = 2a3 = 2 40 = 80
Jadi, setelah 4 jam terdapat 80 buah bakteri

7
B. Pemodelan dengan Relasi Rekursif
Relasi rekursif yang paling terkenal dan sering digunakan yaitu
barisan Fibonacci.
Relasi rekursif ini merupakan salah satu relasi rekursif yang paling tua
di dunia, dibahasa pada buku Liber Abacci yang ditulis oleh Leonardo Of
Pisa atau yang lebih dikenal dengan nama Fibonacci pada tahun 1202.
Pada saat itu dicoba untuk menghitung jumlah pasangan kelinci yang
ada, jika setiap pasangan kelinci setiap bulan dapat menghasilkan sepasang
anak kelinci baru.
Jika syarat awal diberikan dengan harga 1 = 1, 2 =1, maka
bilangan yang diperoleh dengan rumus rekursif = 1 + 2 untuk
n=3,4.. disebut barisan Fibonacci dan suku 1 disebut bilangan Fibonacci.
Jadi, barisan Fibonacci sebagai berikut:
1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,114,233,.

Contoh 8
(Arrangements)
Tentukan relasi rekursif untuk menentukan banyaknya cara menyusun n
buah objek yang berbeda dalam suatu barisan. Tentukan banyaknya cara
untuk menyusun 8 buah objek.

Penyelesaian:

Misalkan menyatakan banyaknya cara menyususn n objek yang berbeda,


maka ada n cara meletakkan n objek pada urutan pertama dibarisan. Dengan
cara yang sama untuk 1 , maka ada n-1 cara. Oleh karena itu formula relasi
rekursi dapat dinyatakan sebagai = 1

Jadi 8 = 8!

8
Contoh 9
(Climbing Stairs)
Sebuah rumah memiliki tangga dengan n buah anak tangga untuk dinaiki.
Setiap langkah dapat melewati satu atau dua anak tangga. Tentukan relasi
rekursi untuk , banyaknya cara berbeda seseorang dapat menaiki n buah
anak tangga.!

Penyelesaian:

1 = 1
2 = 2, yaitu 1,1 atau 2
3 = 3, yaitu 1,1,1 atau 1,2 atau 2,1
4 = 4, yaitu 1,1,1,1 atau 1,2,1 atau 1,1,2 atau 2,2 atau 2,1,1
Sangat jelas terlihat bahwa ketika sebuah langkah dijalankan, maka
akan ada tiga atau kurang anak tangga lagi yang tersisa untuk dinaiki. Dengan
demikian setelah langkah pertama menaiki sebuah anak tangga, akan ada
3 cara untuk meneruskan menaiki tiga anak tangga berikutnya. Jika langkah
pertama menaiki dua anak tangga, maka akan ada 2 cara untuk meneruskan
menaiki dua anak tangga yang tersisa. Dengan demikian 4 = 3 + 2 = 3 +
2

Contoh 10
Bunga Majemuk

Misalkan uang sebanyak Rp10.000 disimpan di bank dengan sistem bunga


berbunga dengan besar bunga 11% per tahun. Berapa banyak uang setelah 30
tahun?

Misalkan Pn menyatakan nilai uang setalah n tahun. Nilai uang setelah n


tahun sama dengan nilai uang tahun sebelumnya ditambah dengan bunga
uang:

Pn = Pn1 + 0,11 Pn1 ; P0 = 10.000

9
Solusi relasi rekurens Pn = Pn1 + 0,11 Pn1 ; P0 = 10.000 dapat dipecahkan
sebagai berikut:
Pn = Pn1 + 0,11 Pn1 = (1,11) Pn1

= (1,11) [(1,11)Pn2] = (1,11)2Pn2

= (1,11)2 [(1,11) Pn3] = (1,11)3Pn3

= (1,11)nP0

Jadi, Pn = (1,11)n P0 = 10.000 (1,11)n

Setelah 30 tahun, banyaknya uang adalah

P30 = 10.000 (1,11)30 = Rp228.922,97

Contoh 11
Menara Hanoi (The Tower of Hanoi)
Menara Hanoi adalah sebuah puzzle yang terkenal pada akhir abad 19.
Puzzle ini ditemukan oleh matematikawan Perancis, Edouard Lucas.
Dikisahkan bahwa di kota Hanoi, Vietnam, terdapat tiga buah tiang
tegak setinggi 5 meter dan 64 buah piringan (disk) dari berbagai ukuran. Tiap
piringan mempunyai lubang di tengahnya yang memungkinkannya untuk
dimasukkan ke dalam tiang. Pada mulanya piringan tersebut tersusun pada
sebuah tiang sedemikian rupa sehingga piringan yang di bawah mempunyai
ukuran lebih besar daripada ukuran piringan di atasnya. Pendeta Budha
memberi pertanyaan kepada murid-muridnyanya: bagaimana memindahkan
seluruh piringan tersebut ke sebuah tiang yang lain; setiap kali hanya satu
piringan yang boleh dipindahkan, tetapi tidak boleh ada piringan besar di atas
piringan kecil. Tiang yang satu lagi dapat dipakai sebagai tempat peralihan
dengan tetap memegang aturan yang telah disebutkan. Menurut legenda
pendeta Budha, bila pemindahan seluruh piringan itu berhasil dilakukan,
maka dunia akan kiamat!

10
Pemodelan :

Kasus untuk n=3 Piringan

Secara umum, untuk n piringan, penyelesaian dengan cara berpikir


rekursif adalah sebagai berikut:

Kita harus memindahkan piringan paling bawah terlebih dahulu ke


tiang B sebagai alas bagi piringan yang lain. Untuk mencapai maksud
demikian, berpikirlah secara rekursif: pindahkan n 1 piringan teratas dari A
ke C, lalu pindahkan piringan paling bawah dari A ke B, lalu pindahkan n 1
piringan dari C ke B.

pindahkan n 1 piringan dari A ke C


pindahkan 1 piringan terbawah dari A ke B
pindahkan n 1 piringan dari C ke B

11
Selanjutnya dengan tetap berpikir rekursif-pekerjaan memindahkan n 1
piringan dari sebuah tiang ke tiang lain dapat dibayangkan sebagai
memindahkan n 2 piringan antara kedua tiang tersebut, lalu memindahkan
piringan terbawah dari sebuah tiang ke tiang lain, begitu seterusnya.

Misalkan Hn menyatakan jumlah perpindahan piringan yang dibutuhkan


untuk memecahkan teka-teki Menara Hanoi.

pindahkan n 1 piringan dari A ke C Hn-1 kali


pindahkan 1 piringan terbawah dari A ke B 1 kali
pindahkan n 1 piringan dari C ke B Hn-1 kali

Maka jumlah perpindahan yang terjadi adalah:


Hn = 2Hn-1 + 1
dengan kondisi awal H1 = 1

Penyelesaian relasi rekurens:

Hn = 2Hn-1 + 1
= 2(2Hn-2 + 1) + 1 = 22 Hn-2 + 2 + 1
= 22 (2Hn-3 + 1) + 2 + 1 = 23 Hn-3 + 22 + 2 + 1

= 2n-1 H1 + 2n-2 + 2n-3 + + 2 + 1
= 2n-1 + 2n-2 + 2n-3 + + 2 + 1 deret geometri
= 2n 1
Untuk n = 64 piringan, jumlah perpindahan piringan yang terjadi adalah
H64 = 264 1 = 18.446.744.073.709.551.615
Jika satu kali pemindahan piringan membutuhkan waktu 1 detik, maka
waktu yang diperlukan adalah
18.446.744.073.709.551.615 detik
atau setara dengan 584.942.417.355 tahun atau sekitar 584 milyar tahun!

12
Karena itu, legenda yang menyatakan bahwa dunia akan kiamat bila
orang berhasil memindahkan 64 piringan di menara Hanoi ada juga
benarnya, karena 584 milyar tahun tahun adalah waktu yang sangat lama,
dunia semakin tua, dan akhirnya hancur. (Wallahualam)

C. Definisi Relasi Rekursif Linear Dengan Koefisien Konstanta

Sebuah relasi rekurensi linier berkoefisien konstan dari sebuah fungsi


numerik a, secara umum ditulis sebagai berikut

C0 an + C1 an-1 + C2 an-2 + + Ck an-k = f(n)

dimana Ci , untuk i = 0,1,2,,k adalah konstan dan f(n) adalah sebuah


fungsi numerik dengan variabel n.

Relasi rekurensi tersebut dikatakan relasi rekurensi linier berderajat k ,


jika C0 dan Ck keduanya tidak bernilai 0 (nol).

Contoh

2 an + 2 an-1 = 3n adalah sebuah relasi rekurensi linier berderajat 1

tn = 7 tn-1 adalah sebuah relasi rekurensi linier berderajat 1

an an-1 an-2 = 0 adalah sebuah relasi rekurensi linier berderajat 2

bn-3 3bn = n+3 adalah sebuah relasi rekurensi linier berderajat 3

Untuk sebuah relasi rekurensi dengan koefisien konstan derajat k, jika


diberikan k buah harga aj yang berurutan am-k , am-k+1 , , am-1 untuk
suatu nilai m tertentu, maka setiap nilai am yang lain dapat dicari dengan
rumus

1
am = ( C1 am-1 + C2 am-2 + + Ck am-k - f(m) )
C0

dan selanjutnya, harga am+1 juga dapat dicari dengan cara

13
1
am+1 = ( C1 am + C2 am-1 + + Ck am-k+1 - f(m+1) )
C0

demikian pula untuk nilai am+2 , am+3 dan seterusnya. Di lain pihak, harga
am-k-1 dapat pula dihitung dengan;

1
am-k-1 = ( C1 am-1 + C2 am-2 + + Ck-1 am-k - f(m-1) )
Ck

dan am-k-2 dapat dicari dengan

1
am-k-2 = ( C1 am-2 + C2 am-3 + + Ck-1 am-k-1 - f(m-2) ).
Ck

Harga am-k-3 dan seterusnya dapat dicari dengan cara yang sama. Jadi,
untuk sebuah relasi rekurensi linier berkoefisien konstan derajat k , bila
harga k buah aj yang berurutan diketahui, maka harga aj yang lainnya dapat
ditentukan secara unik. Dengan kata lain, k buah harga aj yang diberikan
merupakan himpunan syarat batas (kondisi batas) yang harus dipenuhi oleh
relasi rekurensi tersebut untuk dpat memperoleh harga yang unik.
Jika f(n) = 0, maka relasi rekursif tersebut disebut homogeny; jika tidak
demikian, disebut nonhomogen. Konstanta, maka relasi rekursif tersebut
dinamakan relasi rekursif dengan koefisien konstanta.
Misalnya,

(i) a1 = a2 = 0; an= an-1+an-2+1, n3 adalah relasi rekursif linear


nonhomogen derajat dua dengan koefisien konstanta.
(ii) a1 = a2 = 0; an = an-1+an-2, n3 adalah relasi rekursif linear homogeny
berderajat dua dengan koefisien konstanta
(iii) a0 = a1 = 1; an= a0 an-1+ a2an-2+ an-1a0, n1 adalah relasi rekursif non
linear.
(iv) D1 =1; Dn=nDn-1 + (-1)n, n1 adalah relasi rekursif linear nonhomogen
derat satu dengan koefisien bukan konstanta.

14
Perlu dicatat bahwa suatu relasi rekursif berderajat k terdiri dari sebuah
bagian rekursif dan k kondisi awal berurutan. Relasi rekursif demikian
mendefinisikan tepat satu fungsi solusi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Relasi Rekursi http:// ratih_kurniasih.staff.gunadarma.ac.id


/Downloads/files/49596/RELASI+REKURSI.ppt. diakses tanggal 06 juni
2017.
Budayasa, I Ketut. 2014. Matematika Diskrit, Cet.V. Unesa University Press:
Semarang.
Indarti, Dina. 2015. Relasi Rekursi. http://dina_indarti.staff.gunadarma.ac.id
/Downloads/files/44823/Relasi+Rekursi.pdf. diakses tanggal 06 Juni 2017.
Liu, C.L., 1986. Elements of Discrete Mathematics, Edisi ke-2, Mc.Graw Hill:
Singapore.
Munir, Rinaldi. 2012. Matematika Diskrit. Informatika Bandung: Bandung.
Sumantri Slamet dan Hendrik Makaliwe. 1991. Matematika Kombinatorik, Elex
Media Komputindo dan PAU UI: Jakarta.
Townsend, Michael. 1987. Discrete Mathematics: Applied Combinatorics and
Graph Theory. The Benjamin/Cummings Publishing Company: California.
Wirawan, Onggo. 2015 Relasi Rekursi. http://onggo.staff.gunadarma.ac.id
/Downloads/files/40764/Relasi+Rekursi+-+Onggo+Wiryawan.pdf. diakses
tanggal 06 Juni 2017.

16

Anda mungkin juga menyukai