RELASI REKURSIF
SUBHANUDIN :16105070106
NURWAHIDA :161050701069
NUR SAKINAH ARIES :161050701062
1
Dalam relasi rekurens terdapat kondisi awal untuk suatu barisan.
Kondisi awal (initial conditions) suatu barisan adalah satu atau lebih nilai
yang diperlukan untuk memulai menghitung elemen-elemen selanjutnya.
Contoh: an = 2an1 + 1; a0 = 1
an = an1 + 2an2 ; a0 = 1 dan a1 = 2
Karena relasi rekurens menyatakan definisi barisan secara rekursif,
maka kondisi awal merupakan langkah basis pada definisi rekursif tersebut.
Contoh 1
Misal barisan yang memenuhi relasi rekursi =1 - 2. untuk 2,lalu
misalkan 0=3 dan 1=5. Tentukan nilai 2 dan 3.
Jawab
Karena 2=10, maka 2=2.
Karena 3=21, maka 3=3.
Contoh 2
Untuk bilangan bulat nonnegatif ,apakah barisan =3, =2 dan
=5 merupakan solusi bagi relasi rekursi =21 - 2 ?
Jawab
(i) Misal =3, untuk bilangan bulat nonnegatif . Maka
2
=21 - 2
=2(3(1)) 3(2)
=3.
Maka =3 merupakan solusi bagi relasi rekursi =21 - 2
(ii) Misal =2, untuk bilangan bulat nonnegatif . Maka
=21 - 2
=2(2(1)) 2(2)
=2 22
1 3
=2(1 4)=2 2.
4
3
Sehingga barisan =23 merupakan solusi dari relasi rekursi =31
dengan nilai awal 0=2.
1 , = 0
! = {
12 ( 1), > 0
Sebagai contoh,
0! = 1
1! = 1
2! = 1x 2
3! = 1x 2x 3
4! = 1x2x3x4
0! = 1
1! = 1
2! = 1x 2
3! = 1x 2x 3
4! = 1x2x3x4
n! = 1 x 2 x.x(n-1)xn = (n-1)!xn
4
1 , = 0
! = {
( 1)! , > 0
Jika kita misalkan () = n!, maka fungsi factorial di atas dapat juga
ditulis sebagai
1 , = 0
() = {
( 1), > 0
(1) 5! = 5 x 4! (rekurens)
(2) 4! = 4 x 3!
(3) 3! = 3 x 2!
(4) 2! = 2 x 1!
5
(5) 1! = 1 x 0!
(6) 0! = 1
Pada baris (6) kita memperoleh nilai yang terdefinisi secara langsung
dan bukan faktorial dari bilangan lainnya. Dengan melakukan runut-balik
(backtrack) dari baris (6) ke baris (1), kita mendapatkan nilai pada setiap
baris untuk menghitung hasil pada baris sebelumnya:
(6) 0! =1
(5) 1! = 1 x 0!
(4) 2! = 2 x 1!
(3) 3! = 3 x 2!
(2) 4! = 4 x 3!
(1) 5! = 5 x 4!
Jadi, 5! = 120
Contoh 5
Nyatakan dalam argumen rekursif
Jawab:
a n a
a a
...a a a ...a a a n1
a a
n kali n 1 kali
1 ,n 0
a n n1
a a ,n 0
Contoh 6
Nyatakan a b secara rekursif, yang dalam hal ini a dan b adalah bilangan
bulat positif..
6
Jawab:
a b b
b
b ...
b
a kali
b b
b ...
b
a 1 kali b ,a 1
b (a 1)b a b
b (a 1)b , a 1
Contoh 7
(Barisan Rekursif)
Perhatikan barisan bilangan berikut ini:
1, 2, 4, 8, 16, 64,
Setiap elemen ke-n untuk n = 0, 1, 2, merupakan hasil perpangkatan 2
dengan n, atau an = 2n.
Secara rekursif, setiap elemen ke-n merupakan hasil kali elemen
sebelumnya dengan 2, atau an = 2an 1.
Basis: a0 = 1
Rekurens: an = 2an 1.
Kasus:
Koloni bakteri dimulai dari lima buah bakteri. Setiap bakteri membelah
diri menjadi dua bakteri baru setiap satu jam. Berapa jumlah bakteri baru
sesudah 4 jam?
5 ,n 0
an
2an1 , n 0
7
B. Pemodelan dengan Relasi Rekursif
Relasi rekursif yang paling terkenal dan sering digunakan yaitu
barisan Fibonacci.
Relasi rekursif ini merupakan salah satu relasi rekursif yang paling tua
di dunia, dibahasa pada buku Liber Abacci yang ditulis oleh Leonardo Of
Pisa atau yang lebih dikenal dengan nama Fibonacci pada tahun 1202.
Pada saat itu dicoba untuk menghitung jumlah pasangan kelinci yang
ada, jika setiap pasangan kelinci setiap bulan dapat menghasilkan sepasang
anak kelinci baru.
Jika syarat awal diberikan dengan harga 1 = 1, 2 =1, maka
bilangan yang diperoleh dengan rumus rekursif = 1 + 2 untuk
n=3,4.. disebut barisan Fibonacci dan suku 1 disebut bilangan Fibonacci.
Jadi, barisan Fibonacci sebagai berikut:
1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,114,233,.
Contoh 8
(Arrangements)
Tentukan relasi rekursif untuk menentukan banyaknya cara menyusun n
buah objek yang berbeda dalam suatu barisan. Tentukan banyaknya cara
untuk menyusun 8 buah objek.
Penyelesaian:
Jadi 8 = 8!
8
Contoh 9
(Climbing Stairs)
Sebuah rumah memiliki tangga dengan n buah anak tangga untuk dinaiki.
Setiap langkah dapat melewati satu atau dua anak tangga. Tentukan relasi
rekursi untuk , banyaknya cara berbeda seseorang dapat menaiki n buah
anak tangga.!
Penyelesaian:
1 = 1
2 = 2, yaitu 1,1 atau 2
3 = 3, yaitu 1,1,1 atau 1,2 atau 2,1
4 = 4, yaitu 1,1,1,1 atau 1,2,1 atau 1,1,2 atau 2,2 atau 2,1,1
Sangat jelas terlihat bahwa ketika sebuah langkah dijalankan, maka
akan ada tiga atau kurang anak tangga lagi yang tersisa untuk dinaiki. Dengan
demikian setelah langkah pertama menaiki sebuah anak tangga, akan ada
3 cara untuk meneruskan menaiki tiga anak tangga berikutnya. Jika langkah
pertama menaiki dua anak tangga, maka akan ada 2 cara untuk meneruskan
menaiki dua anak tangga yang tersisa. Dengan demikian 4 = 3 + 2 = 3 +
2
Contoh 10
Bunga Majemuk
9
Solusi relasi rekurens Pn = Pn1 + 0,11 Pn1 ; P0 = 10.000 dapat dipecahkan
sebagai berikut:
Pn = Pn1 + 0,11 Pn1 = (1,11) Pn1
= (1,11)nP0
Contoh 11
Menara Hanoi (The Tower of Hanoi)
Menara Hanoi adalah sebuah puzzle yang terkenal pada akhir abad 19.
Puzzle ini ditemukan oleh matematikawan Perancis, Edouard Lucas.
Dikisahkan bahwa di kota Hanoi, Vietnam, terdapat tiga buah tiang
tegak setinggi 5 meter dan 64 buah piringan (disk) dari berbagai ukuran. Tiap
piringan mempunyai lubang di tengahnya yang memungkinkannya untuk
dimasukkan ke dalam tiang. Pada mulanya piringan tersebut tersusun pada
sebuah tiang sedemikian rupa sehingga piringan yang di bawah mempunyai
ukuran lebih besar daripada ukuran piringan di atasnya. Pendeta Budha
memberi pertanyaan kepada murid-muridnyanya: bagaimana memindahkan
seluruh piringan tersebut ke sebuah tiang yang lain; setiap kali hanya satu
piringan yang boleh dipindahkan, tetapi tidak boleh ada piringan besar di atas
piringan kecil. Tiang yang satu lagi dapat dipakai sebagai tempat peralihan
dengan tetap memegang aturan yang telah disebutkan. Menurut legenda
pendeta Budha, bila pemindahan seluruh piringan itu berhasil dilakukan,
maka dunia akan kiamat!
10
Pemodelan :
11
Selanjutnya dengan tetap berpikir rekursif-pekerjaan memindahkan n 1
piringan dari sebuah tiang ke tiang lain dapat dibayangkan sebagai
memindahkan n 2 piringan antara kedua tiang tersebut, lalu memindahkan
piringan terbawah dari sebuah tiang ke tiang lain, begitu seterusnya.
Hn = 2Hn-1 + 1
= 2(2Hn-2 + 1) + 1 = 22 Hn-2 + 2 + 1
= 22 (2Hn-3 + 1) + 2 + 1 = 23 Hn-3 + 22 + 2 + 1
= 2n-1 H1 + 2n-2 + 2n-3 + + 2 + 1
= 2n-1 + 2n-2 + 2n-3 + + 2 + 1 deret geometri
= 2n 1
Untuk n = 64 piringan, jumlah perpindahan piringan yang terjadi adalah
H64 = 264 1 = 18.446.744.073.709.551.615
Jika satu kali pemindahan piringan membutuhkan waktu 1 detik, maka
waktu yang diperlukan adalah
18.446.744.073.709.551.615 detik
atau setara dengan 584.942.417.355 tahun atau sekitar 584 milyar tahun!
12
Karena itu, legenda yang menyatakan bahwa dunia akan kiamat bila
orang berhasil memindahkan 64 piringan di menara Hanoi ada juga
benarnya, karena 584 milyar tahun tahun adalah waktu yang sangat lama,
dunia semakin tua, dan akhirnya hancur. (Wallahualam)
Contoh
1
am = ( C1 am-1 + C2 am-2 + + Ck am-k - f(m) )
C0
13
1
am+1 = ( C1 am + C2 am-1 + + Ck am-k+1 - f(m+1) )
C0
demikian pula untuk nilai am+2 , am+3 dan seterusnya. Di lain pihak, harga
am-k-1 dapat pula dihitung dengan;
1
am-k-1 = ( C1 am-1 + C2 am-2 + + Ck-1 am-k - f(m-1) )
Ck
1
am-k-2 = ( C1 am-2 + C2 am-3 + + Ck-1 am-k-1 - f(m-2) ).
Ck
Harga am-k-3 dan seterusnya dapat dicari dengan cara yang sama. Jadi,
untuk sebuah relasi rekurensi linier berkoefisien konstan derajat k , bila
harga k buah aj yang berurutan diketahui, maka harga aj yang lainnya dapat
ditentukan secara unik. Dengan kata lain, k buah harga aj yang diberikan
merupakan himpunan syarat batas (kondisi batas) yang harus dipenuhi oleh
relasi rekurensi tersebut untuk dpat memperoleh harga yang unik.
Jika f(n) = 0, maka relasi rekursif tersebut disebut homogeny; jika tidak
demikian, disebut nonhomogen. Konstanta, maka relasi rekursif tersebut
dinamakan relasi rekursif dengan koefisien konstanta.
Misalnya,
14
Perlu dicatat bahwa suatu relasi rekursif berderajat k terdiri dari sebuah
bagian rekursif dan k kondisi awal berurutan. Relasi rekursif demikian
mendefinisikan tepat satu fungsi solusi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16