Diperhatikan kembali grup (Z, +). Himpunan semua bilangan genap dapat
dinyatakan sebagai
2Z = {2a | a ∈ Z},
yang merupakan himpunan bagian tak kosong dari Z.
telah ditunjukkan bahwa terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat, 2Z
merupakan grup.
Berbeda dengan himpunan semua bilangan ganjil
1 + 2Z = {1 + 2a | a ∈ Z},
yang juga merupakan himpunan bagian tak kosong dari Z, tetapi bukan merupakan
grup terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat.
Hal ini dikarenakan operasi + tidak tertutup pada 1 + 2Z. (jumlahan dua bilangan
ganjil hasilnya bukan bilangan ganjil)
Definisi 1
Misalkan S adalah himpunan bagian tak kosong dari di dalam grup (G, ?). Himpunan S
disebut subgrup dari G jika S merupakan grup terhadap operasi yang sama pada G, yaitu
operasi ?. Lebih lanjut, S subgrup di G dinotasikan dengan S < G
Setiap grup (G, ∗) selalu memuat subgrup, yaitu paling tidak memuat subgrup {eG } dan
subgrup G. Kedua subgrup itu disebut subgrup trivial.
Menurut definisi subgrup di atas, untuk menunjukkan suatu himpunan bagian tak koseong
S merupakan subgrup dalam grup (G, ?), maka harus ditunjukkan bahwa S terhadap
operasi ? memenuhi:
1 (∀s1 , s2 ∈ S) s1 ∗ s2 ∈ S (aksioma tertutup)
2 (∀s1 , s2 , s3 ∈ S) (s1 ∗ s2 ) ∗ s3 = s1 ∗ (s2 ∗ s3 ) (aksioma asosiatif)
3 (∃eS ∈ S)(∀s1 ∈ S) eS ∗ s1 = s1 = s1 ∗ eS (aksioma eks. el. netral)
4 (∀s1 ∈ S)(∃(s1 )−1
∈ S) s1 ∗ (s1 )−1 = eS = (s1 )−1 ∗ s1 . (aksioma eks. el. invers
untuk setiap elemen di S)
Catatan:
1 Berdasarkan Teorema 1, diketahui untuk setiap b ∈ S, b−1 ∈ S. selanjutnya untuk
a, b−1 ∈ S berlaku a ∗ b−1 ∈ S
2 Dengan demikian, Teorema 1 dapat disederhanakan lagi dalam teorema berikut.
Teorema 2
Misalkan G grup dan S adalah suatu himpunan tak kosong dari G. Himpunan S
merupakan subgrup dari G jika dan hanya jika untuk setiap s1 , s2 ∈ S berlaku
s1 , (s2 )−1 ∈ S.
1. Buktikan
himpunan
matriks diagonal berukuran 2 × 2, yaitu
semua
x 0
D= | x, y ∈ R , merupakan subgrup dari grup (M2 (R), +).
0 y
2. Buktikan
himpunan
diagonal berukuran 2 × 2, yaitu
semua matriks
x 0
D∗ = | x, y ∈ R, xy 6= 0 , merupakan subgrup dari grup
0 y
GL2 (R) = {A ∈ M2 (R)|det(A) 6= 0} terhadap operasi perkalian matriks.
maka berdasarkan SPC diperoleh kesimpulan D merupakan subgrup dari M2×2 (R).
Jika dipunyai dua subgrup dari G, katakan subgrup H dan K, maka dapat dibentuk
subgrup baru dengan mengiriskan kedua subgrup tersebut.
Teorema 3
Jika H dan K masing-masing adalah subgrup dari G, maka H ∩ K merupakan subgrup
dari G.
Proof.
Untuk membuktikannya, dapat menggunakan teorema syarat perlu cukup kedua.
1 Ditunjukkan H ∩ K ⊆ G dan H ∩ K 6= ∅.
2 Diambil sebarang x, y ∈ H ∩ K, selanjutnya ditunjukkan x ∗ y −1 ∈ H ∩ K.
Contoh 1
Telah diketahui bahwa 2Z dan 3Z merupakan subgrup dari (Z, +). Irisan dari 2Z dan 3Z,
yaitu 2Z ∩ 3Z = {0, ±6, ±12 · · · } = 6Z merupakan subgrup dari Z.
Jika diberikan grup G dan himpunan bagian X ⊆ G, maka ada dua kemungkinan yang
terjadi pada X, yaitu X merupakan subgrup atau X bukan subgrup.
1 Jika X adalah subgrup, maka subgrup terkecil di G yang memuat X adalah subgrup
X itu sendiri.
2 Jika X bukan subgrup, maka selalu dapat ditemukan subgrup di G yang memuat X,
yakni paling tidak grup G itu sendiri. Subgrup G merupakan subgrup terbesar yang
memuat X. Bagaimana dengan subgrup terkecil yang memuat X?
T
Jika X = ∅, maka jelas bahwa subgrup {eG } termuat di K, sehingga H∈K H = {eG }.
6 ∅, dibentuk himpunan
Jika X =
Definisi 2
Misalkan G adalah grup dan X adalah himpunan bagian dari G. Subgrup terkecil di G
yang memuat X dinotasikan hXi, yang juga disebut sebagai subgrup di G yang
dibangun oleh X.
Sebagai latihan, carilah subgrup yang dibangun oleh {4, 6} pada grup (Z, +), yaitu h4, 6i!
0̄ = 3̄ + 3̄ + 3̄ + 3̄
1̄ = 3̄ + 3̄ + 3̄
2̄ = 3̄ + 3̄
3̄ = 3̄.
Jadi Z4 = h1̄i = h3̄i.