Anda di halaman 1dari 41

MATERI 4

KLAUSA DAN KALIMAT

 Pengertian Klausa
 Pengertian Kalimat
 Unsur-unsur Kalimat
 Jenis-jenis Kalimat
 Kalimat Efektif
PENGERTIAN KLAUSA
 Klausa adalah konstruksi sintaksis yang mengandung
unsur predikasi, maksudnya suatu konstruksi yang
mengandung unsur subjek dan predikat, tetapi tidak
memiliki intonasi akhir.
Contoh:
ibu masak (klausa)
adik menangis (klausa)
Adik menangis. (kalimat)
PENGERTIAN KALIMAT
 Kalimat adalah konstruksi sintaksis yang mengandung
unsur predikasi dan memiliki intonasi akhir.
 Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
 (STA) kalimat adalah deretan kata-kata yang memiliki arti
lengkap.
 Kalimat memiliki ciri ciri awal memakai huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik.
 Dari segi bentuk, kalimat adalah konstruksi sintaksis
terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih
UNSUR POKOK KALIMAT
 Unsur pokok utama dalam kalimat adalah predikat (P).
 Unsur pokok kedua dalam kalimat adalah subjek (S).
 Syarat kalimat minimal terdiri atas subjek dan predikat.
 Fungsi lain seperti objek, pelengkap, dan keterangan
tidak harus ada dalam sebuah kalimat.
CONTOH KALIMAT SIMPLEKS
Fungsi Subyek Predikat Obyek Pelengkap Keterangan

Tipe
1. S-P Orang itu sedang tidur - - -
Saya mahasiswa - - -
2. S-P-O Ayahnya membeli mobil baru - -
Rani mendapat hadiah - -
3. S-P-Pel Ia menjadi - ketua koperasi -
Pancasila merupakan - dasar negara -
kita
4. S-P-Ket Kami tinggal - - di Jakarta
Kecelakaan itu terjadi - - minggu lalu
5. S-P-O-Pel Dia mengirimi ibunya uang -
Dian mengambilkan adiknya air minum -
6. S-P-O-Ket Pak Raden memasukkan uang - ke bank
Dia memperlakukan kami - dengan baik
 Kalimat minimal terdiri atas unsur subyek dan predikat.
Kedua unsur kalimat ini merupakan unsur yang
kehadirannya selalu wajib.
 Unsur kalimat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Unsur wajib, yang terdiri atas konstituen kalimat yang


tidak dapat dihilangkan, misalnya dalam kalimat :
Barangkali mereka menghadiri pertemuan itu kemarin
sore. Bentuk mereka menghadiri pertemuan itu termasuk
unsur wajib, sedangkan barangkali dan kemarin sore
termasuk unsur tak wajib.
2. Unsur tak wajib yang terdiri atas konstituen kalimat yang
dapat dihilangkan. Seperti pada contoh sebelumnya kata
barangkali dan kemarin sore termasuk dalam unsur tak
wajib.
 Unsur-unsur kalimat dalam bagan sebelumnya terdiri dari
subyek, predikat, obyek, keterangan dan pelengkap.
 Subyek, biasanya berupa nomina, frasa nomina, klausa, atau
verba.
Contoh:
 Rifka mengupas bawang merah. (S: Nomina)
 Gadis kecil itu sedang menangis. (S: Frasa Nomina)
 Anak yang memakai kerudung itu adikku. (S: Klausa)
 Melukis hobiku. (S: Verba) = kalimat substantif.
 Predikat, merupakan konstituen pokok yang disertai
konstituen subjek, predikat biasanya berupa frasa
verbal atau adjektiva. Pada kalimat berpola SP
predikat dapat pula berupa frasa nomina, frasa
numeral, atau frasa preposisional. Contoh: Ayahnya
guru bahasa Inggris. (P= N)
 Contoh:
 Adik makan. (P: Verba)
 Ayahku pengacara. (P: Nomina)
 Adikku tinggi. (P: Adjektiva)
 Saudaraku dua. (P: Numeral)
 Ibu ke Jakarta. (P: Preposisi)
 Objek, adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut
oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif.
Contoh:
 Adi mengunjungi. (Membutuhkan kehadiran O)
 Ayah memakan. (Membutuhkan kehadiran O)
 Adi mengunjungi pak Rustam.
 Ayah memakan mangga.
 Adi berkunjung. (Tidak membutuhkan kehadiran O)
 Ayah makan. (Tidak membutuhkan kehadiran O)
 Keterangan, merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam
dan paling mudah berpindah letaknya.
Contoh :
 Dia memotong rambutnya di kamar.
 Di kamar, dia memotong rambutnya.
 Dia di kamar memotong rambutnya.

 Pelengkap, sering dicampuradukkan dengan obyek. Ada


perbedaan antara obyek dengan pelengkap, yaitu:
1 Berwujud nomina atau Berwujud nomina,
klausa. verba, adjektiva, frasa,
Contoh: preposisi, atau klausa.
Ia mempelajari Contoh:
matematika. Ia belajar matematika.

2 Berada langsung di Berada langsung di


belakang predikat. belakang P jika tak ada
Contoh: O dan di belakang O jika
Ia membaca sebuah ada O.
cerita. Contoh:
Ia menjadi tentara.
Ia membacakan adik
sebuah cerita.
No Objek Pelengkap
3 Dapat menjadi S Tidak dapat menjadi S
akibat pemasifan. akibat pemasifan.
Contoh: Contoh:
Ayah memakan roti. Adik belajar matematika.
Roti dimakan ayah Matematika diajar adik.

4 Dapat diganti Tidak dapat diganti dengan –nya,


dengan pronomina – kecuali kombinasi preposisi
selain di, ke, dari, dan akan.
nya.
Contoh:
Contoh: Ibu berjualan baju.
Ibu menjual baju. Ibu berjualannya.
Ibu menjualnya. Adik bercerita tentang hal itu.
Adik bercerita tentangnya.
JENIS-JENIS KALIMAT
 Jenis kalimat dapat ditinjau dari berbagai sudut berdasarkan:
 Berdasarkan Bentuk Sintaksisnya
 Kalimat Deklaratif/Kalimat Berita
Contoh:
Ibu melihat kecelakaan di depan rumahku.
 Kalimat Imperatif/Kalimat Perintah (Permintaan)
Contoh:
Jangan membaca di tempat gelap.
 Kalimat Interogatif/Kalimat Tanya
Contoh:
Dia sedang menunggu siapa?
 Kalimat Eksklamatif/Kalimat Seru (Interjeksi)
Contoh:
Amboi, indah sekali pemandangan di kota ini!
 BerdasarkanJumlah Klausanya
Kalimat Tunggal

Kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa.


Contoh:
Ayah membakar ikan nila di dapur.
S P O K
Kalimat Majemuk
Kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.
Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat majemuk yang kedua klausanya


memiliki hubungan setara.
KMS ada tiga hubungan:
 Hubungan penjumlahan atau penggabungan
Contoh: Tini belanja sayuran dan ibu memasaknya.
 Hubungan pertentangan
Contoh: Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas.
 Hubungan pemilihan
Contoh: Engkau menunggu di sini atau pergi bersama kami.
 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk yang kedua klausanya memiliki hubungan
tidak setara.
Contoh:
 Anak kalimat pengganti subjek
Contoh: Anak itu adikku. Jadi pola kalimat =
S P
Anak yang berbaju merah itu adikku. S P
S S P
SPPel.
S P Pel.
 Anak kalimat pengganti predikat

Contoh: Rumahnya rusak. Jadi pola kalimat=


S P
Rumahnya bagai karang diterjang ombak. S P
S P SPO
S P O
 Anak kalimat pengganti objek
Contoh:
Ia tidak mengetahui hal itu.
S P O
Ia tidak mengetahui bahwa kami telah lulus ujian.
S P konj. O
S P Pel.

Jadi pola kalimatnya= S P O


SPPel.
 Anak kalimat pengganti keterangan tujuan

Contoh:
Ayah mengajak orang-orang itu untuk bersatu.
S P O K
Ayah/ mengajak/ orang-orang itu/ agar /mereka /bersatu.
S P O K
Konj. S P
JENIS-JENIS KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
1. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai dengan konjungsi sejak, ketika,
setelah, sampai, manakala, semenjak, dll.
Contoh: Sejak Suparti menjadi guru, keluarganya bahagia.
2. Kalimat majemuk hubungan syarat, ditandai dengan konjungsi asal, jika,
asalkan, apabila, seandainya, dll.
3. Contoh: Kalian akan lulus ujian nasional asalkan belajar sungguh-
sungguh.
4. Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai dengan konjungsi supaya, agar, dan
biar.
Contoh: Kami akan belajar dengan giat agar lulus ujian nasional.
5. Kalimat majemuk hubungan konsesif atau pertentangan, ditandai dengan konjungsi
walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, sungguhpun, dan kendatipun.
Contoh: Perjuangan kita berjalan terus kendatipun banyak orang
meremehkan kita.
LANJUTAN ....
6. KM hubungan perbandingan, ditandai dengan konjungsi bagai, seperti, laksana,
ibarat, bagaikan, daripada, dll.
Contoh: Ibu mengasihi saya bagaikan surya menyinari dunia.
7. KM hubungan penyebaban, ditandai dengan konjungsi sebab, karena, dan oleh
karena.
Contoh: Kami giat mengikuti proses belajar mengajar karena ingin
lulus ujian nasional.
8. KM hubungan cara, ditandai dengan konjungsi dengan
Contoh: Barito Putra menang telak dengan memperkuat pertahanannya.
9. KM hubungan sangkalan, ditandai dengan konjungsi seakan-akan dan seolah-olah.
Contoh: Ia berusaha menghapus air matanya seakan-akan tidak
mengalami apa-apa.
10. KM hubungan kenyataan, ditandai dengan konjungsi padahal dan sedangkan.
Contoh: Dia tidak mau makan padahal perutnya lapar sekali.
LANJUTAN ...

11. KM hubungan hasil, ditandai dengan konjungsi makanya.


Contoh: Tarikannya kuat sekali, makanya tali itu putus.
12. KM hubungan penjelasan, ditandai dengan konjungsi bahwa dan yaitu.
Contoh: Data riwayat hidupnya menujukkan bahwa ia pahlawan nasional.
 Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya
Kalimat lengkap, disebut juga kalimat mayor,
merupakan kalimat yang sekurang-kurangnya
mengandung dua unsur inti S dan P.
Contoh: Ayah pergi.
Kalimat tak lengkap, disebut juga kalimat minor,
merupakan kalimat yang hanya mengadung satu
unsur pusat S atau P saja.
Contoh: Pergi!
 KalimatMajemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk yang sekurang-kurangnya memiliki dua anak
kalimat dan satu induk kalimat atau satu anak kalimat dan dua
induk kalimat.
Contoh:
Saya menulis surat dan adik menonton televisi ketika ayah
pulang dari kantor.
 Berdasarkan Jenis Kata Predikatnya
 Kalimat Verbal (P: Kata Kerja)
1. Kalimat aktif
 Kalimat Aktif Transitif (Membutuhkan
kehadiran O)
Contoh:
Adik memakan roti.
 Kalimat Aktif Intransitif (Tidak membutuhkan
kehadiran O)
Contoh:
Adik makan.
Paman berjualan bayam.
2. Kalimat Pasif
 Predikat berawalan “di-”
Contoh:
Roti dimakan adik.
Roti dimakan oleh adik.
 Predikat berawalan “ter-”
Contoh:
Adik terjatuh dari tempat tidur.
 Predikat konfiks “ke-an”
Contoh:
Adik kehujanan di jalan.
Kalimat Nominal (P: Kata Benda)
Contoh: Ayahku pengacara.
Kalimat Adjektiva (P: Kata Sifat)

Contoh: Adikku tinggi.


Kalimat Numeral (P: Kata Bilangan)

Contoh: Saudaraku dua.


Kalimat Preposisional (P: Frasa
Preposisional)
Contoh: Ibu ke Jakarta.
 Berdasarkan Bentuk Ujarannya
Kalimat Langsung (Ujaran Orang)

Contoh:
Ibu berkata, “Kemarin nenek ke
Yogyakarta.”
Kalimat Tak Langgsung

Contoh:
Kemarin nenek ke Yogyakarta.
 Berdasarkan Posisi Subjek dan Predikat
 Kalimat Biasa
Contoh:
Adik mengirim kado kemarin.
S P O K
 Kalimat Inversi

Contoh:
Kami kirimkan hadiah itu kemarin.
P S K
KALIMAT EFEKTIF
Pengertian Kalimat Efektif
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dengan
tepat ditinjau dari segi struktur, diksi, dan logikanya.
 Kalimat efektif berterima secara tata bahasa dan makna.
PENYEBAB KETIDAKEFEKTIFAN
 Kontaminasi

Contoh:
 Mereka sedang mempertinggikan tanggul. (TE)
 Mereka sedang mempertingggi tanggul. (E)
 Mereka sedang meningggikan tanggul. (E)

 Pleonasme

Contoh:
 Banyak anak-anak bermain kelereng. (TE)
 Banyak anak bermain kelereng. (E)
 Para hadirin sekalian dimohon berdiri. (TE)
 Hadirin dimohon berdiri. (E)
 Ambiguitas

Contoh:
 Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-65. (TE)
 Hari Ulang Tahun ke-65 Republik Indonesia. (E)

 Tidak
jelasnya unsur subjek
Contoh:
 Dalam rapat itu membahas kenaikan harga BBM. (TE)
 Rapat itu membahas kenaikan harga BBM. (E)
 Dalam rapat itu, kami membahas kenaikan harga BBM. (E)
 Kemubaziran preposisi
Contoh:
 Tujuan daripada pengayaan ini adalah untuk
meningkatkan prestasi siswa.. (TE)
 Tujuan pengayaan ini adalah untuk meningkatkan
prestasi siswa.. (E)
 Kesalahan logika
Contoh:
 Pencuri berhasil ditangkap polisi. (TE)
 Pencuri telah ditangkap polisi. (E)
 Polisi telah menangkap pencuri. (E)
 Ketidaktepatan bentuk kata
Contoh:
 Mereka dimintai pertanggungan jawabnya. (TE)
 Mereka dimintai pertanggungjawaban. (E)

 Ketidaktepatan makna kata


Contoh:
 Ia sedang marah sehingga acuh ketika melihatku. (TE)
 Ia sedang marah sehingga tak acuh ketika melihatku. (E)
 Pengaruh bahasa daerah
Contoh:
 Rumahnya Pak Dirman sedang dicat. (TE)
 Rumah Pak Dirman sedang dicat. (E)
 Ratri ketiduran di bus. (TE)
 Ratri tertidur di bus. (E)

 Pengaruh bahasa asing


Contoh:
 Saya tidak mengetahui di mana ia sembunyi. (TE)
 Saya tidak mengetahui persembunyiaannya. (E)
* Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat
kita lihat pada kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
*. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat
pada kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
* Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
· Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh
bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
LANJUTAN ...
 · Bahasa daerah
 Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena
terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat
berikut:
 Anak-anak sudah pada datang.

 Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut


menjadi:
 Anak-anak sudah datang.
LANJUTAN .. .
* Kata depan yang tidak perlu
 Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata
depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
 Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

 Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata


depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
 Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
LANJUTAN ...

* Bermakna ganda atau ambigu


Rumah dokter yang aneh itu akan dijual.
Seharusnya kalimat di atas Rumah aneh milik dokter itu
akan dijual atau Dokter aneh itu akan menjual rumah.
* Konsisten menggunakan menggunakan imbuhan
Saya tahu hal itu seharusnya Saya mengetahui hal itu.
Saya mengetahui tentang hal itu seharusnya Saya
mengetahui hal itu.
KURANG EKONOMIS PEMAKAIAN KATA.
EKONOMIS DALAM BERBAHASA BERARTI PENGHEMATAN
PEMAKAIAN KATA DALAM TUTURAN. SEBAIKNYA KITA
MENGHINDARI KATA YANG TIDAK DIPERLUKAN BENAR
DARI SUDUT MAKNANYA, MISALNYA:
· MEMBICARAKAN TENTANG TRANSMIGRASI
SEHARUSNYA: MEMBICARAKAN TRANSMIGRASI
· SUDAH PADA TEMPATNYA APABILA
SEHARUSNYA: SUDAH SELAYAKNYA APABILA
CONTOH CARA MENJAWAB
 Ilham memainkan bola ketika Suparti berlari.
 S P O konj. S P

Induk kalimatnya= Ilham memainkan bola


Anak kalimatnya= Suparti berlari

Anda mungkin juga menyukai