Asam cuka atau asam asetat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan senyawa kimia asam organik untuk menambah rasa asam dan aroma
pada makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni
(asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16.7°C.
Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menurut reaksi:
CH3COOH H+ + CH3COO-
Selain digunakan dalam industri makanan, asam asetat juga merupakan pereaksi
kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti polietilenaterftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun
berbagai macam serat dan kain. Dalam kehidupan di rumah tangga, asam asetat encer
juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Penentuan kadar CH3COOH dalam asam cuka pada makanan dapat ditentukan
dengan menggunakan metode titrasi netralisasi dengan menggunakan indikator
fenolftalein (PP). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titran” dan
biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan didalam “buret” . Baik
titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Penentuan kadar CH3COOH dalam asam cuka perdagangan merupakan titrasi
alkalimetri ini menggunakan larutan NaOH sebagai larutan standar basa/titrasi basa.
Pada titrasi asam asetat dengan NaOH sebagai larutan standar akan dihasilkan garam
yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, dengan persamaan sebagai berikut.
1. Tujuan : menentukan kadar asam asetat dalam berbagai merk cuka dapur
2. Alat dan bahan :
Labu Erlenmeyer
Pipet tetes
Botol asam cuka
Larutan NaOH
PP
3. Prosedur kerja
a. Catat merek cuka yang digunakan dan kadar asam asetat yang tercantum
pada label Botol . merek cuka Getas Merah, kadar asam = 25 %
b. Masukkan 5 ml cuka kedalam gelas ukur 100 ml.
c. Tambahkan air hingga volumenya 100 ml,kemudian tuangkan pada labu
erlenmeyer.
d. Pipet 10 ml cuka yang sudah diencerkan masukkan dalam labu erlenmeyer
yang lain
e. Tambahkan 2 tetes larutan indicator Fenolftalein, kemudian titrasi larutan
dengan larutan NaOH 0,1 M.
f. Catat jumlah volume NaOH yang digunakan untuk memerahkan larutan.
g. Lakukan titrasi ini sampai diperoleh sekurang-kurangnya 2 hasil tetap.
Tabel 1. Pengamatan
No Titrasi Ke Jumlah ml larutan NaOH yang
ditambahkan
1 1 6 ml
2 2 5 ml
3 3 5 ml
Rata-rata hasil tetap : 16 ml
Catatan : 20 tetes = 1 ml
Daftar Pustaka: