Anda di halaman 1dari 47

HALAMAN JUDUL

1|Page
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

MANAJERIAL LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FT UNTIRTA ............ 3

PERATURAN DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............. 4

INFORMASI TAMBAHAN ................................................................................... 7

PESAWAT ATWOOD ........................................................................................... 9

BANDUL REVERSIBEL ..................................................................................... 15

MODULUS YOUNG............................................................................................ 20

PANAS JENIS DAN KALORIMETER ............................................................... 27

VISKOSITAS FLUIDA ........................................................................................ 32

PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM ............................................................... 37

PENGUJIAN AKHIR SEMESTER ...................................................................... 47

2|Page
MANAJERIAL LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FT
UNTIRTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KEPALA LABORATORIUM
Dr. Irma Saraswati, S.Si., M.T.

LABORAN

Erin Rismawan, S.T

ASISTEN LABORATORIUM

1. Adzra Hana Nabila T. Metalurgi


2. Akbar Vandito Adi T. Metalurgi
3. Aldi Syahril Anwar T. Elektro
4. Amalia Anugerah Mahallany T. Kimia
5. Dandy Indra Gunawan T. Mesin
6. Destia Maradhina T. Sipil
7. Ginda Quriatama T. Metalurgi
8. Ii Nurul Hapsari T. Metalurgi
9. Ilham Kiki Shahila T. Kimia
10. M Ahyarudin T. Sipil
11. Mohamad Fadli T. Metalurgi
12. Muhamad Toha T. Kimia
13. Muhammad Gofar T. Kimia
14. Muhammad Maulanna Zensih T. Elektro
15. Nadin Alifia T. Kimia
16. Nadya Fitri Asyuni T. Kimia
17. Niko Arfana Usti T. Elektro
18. Raffa Ikhwan Pratamaputra T. Metalurgi
19. Reza Hariansyah T. Elektro
20. Rifaldi Gustiawan T. Elektro
21. Shania Yosephin Ginting T. Kimia
22. Vini Hafidzatul Hakimah T. Metalurgi

3|Page
PERATURAN DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
FISIKA DASAR FT UNTIRTA

A. Mekanisme Praktikum Online


1. Praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibagikan.
2. Nama-nama asisten modul akan dipublikasikan melalui Instastory akun
Instagram Labotarorium Fisika Terapan 20 menit sebelum praktikum
dimulai.
3. Setiap grup menunjuk 1 (satu) orang perwakilan sebagai narahubung antara
anggota grup dengan asisten yang bersangkutan melalui “chat” sesuai dengan
kontak yang telah dipublikasikan sebelumnya. (Note: Perwakilan dapat
diubah setiap praktikumnya sesuai kesepakatan anggota grup).
4. Perwakilan yang telah ditunjuk oleh anggota grup menghubungi asisten
sebelum waktu praktikum dimulai. Fungsi perwakilan sebagai berikut:
 Menghubungi asisten yang bersangkutan 15 menit sebelum jadwal
praktikum, disertai dengan konfirmasi nama dan jumlah anggota
yang akan mengikuti praktikum dengan format sebagai berikut:
1. (nama/nim/grup/modul)
2. (nama/nim/grup/modul)
3. (nama/nim/grup/modul)
4. (nama/nim/grup/modul)
 Mengumpulkan jurnal.
 Menerima arahan jalannya praktikum.
 Mendapatkan link Google meet.
 Menginformasikan kembali arahan asisten kepada anggotanya.
5. Setiap praktikan memasuki link Google meet.
6. Praktikan mengikuti arahan asisten selanjutnya.
7. Setelah praktikum dianggap selesai oleh asisten, praktikan wajib mengisi
kartu praktikum dengan cara screenshot Google meet bersama asisten

4|Page
(wajah praktikan dan asisten harus jelas) kemudian absen Online yang
terdapat pada Google Form..
B. Peraturan Praktikum Online
1. Perwakilan grup harus menghubungi asisten paling lambat saat waktu
praktikum dimulai. (sanksi: keterlambatan konfirmasi maka asisten
berhak menolak untuk melanjutkan pelaksanaan praktikum online).
2. Perwakilan yang menghubungi asisten, wajib menggunakan bahasa yang
baik dan sopan. Jika tidak, asisten mempunyai hak untuk membatalkan
praktikum pada saat itu juga.
3. Setiap pratikan wajib menonton video Prosedur Percobaan (PROPER) pada
channel youtube “Laboratorium Fisika Terapan FT Untirta” yang tertera
sesuai dengan modul yang dipraktikumkan sebelum praktikum berlangsung.
4. Setiap praktikan wajib mengumpulkan jurnal. Jika jurnal belum selesai,
praktikan diberi waktu 15 menit (dimulai dari waktu jalannya praktikum)
untuk menyelesaikan jurnal. Lebih dari 15 menit, asisten berhak
mengeluarkan praktikan tersebut.
5. Setiap praktikan wajib menyalakan kamera dan menggunakan kemeja
berkerah selama praktikum berlangsung. Jika tidak, asisten mempunyai
hak untuk membatalkan praktikum pada saat itu juga.
6. Jika terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan terkait modul yang sedang
diambil, maka tanyakan langsung kepada asisten yang bersangkutan (Note:
tidak menanyakan pada akun Instagram Laboratorium Fisika Terapan).
7. SHIFTING dan CHANGESHIFT tidak berlaku dalam praktikum Online ini.

C. Pengumpulan Laporan
1. Pengumpulan laporan maksimal 7 hari setelah praktikum dilaksanakan,
mulai pukul 08:00-17:00 (note: maksimal pukul 17:00)
2. Laporan dikumpulkan dengan 2 format yaitu .pdf dan .doc/.docx ke e-
mail lab.fisikaterapan@untirta.ac.id. nama file dan subjek berupa:
[NIM][Kode Modul][Kode Asisten][dd-mm] (note dd-mm: tanggal dan
bulan praktikum). Contoh:

5|Page
[3332170028][01][MZ][11-08].

3. Pastikan laporan sudah lengkap sebelum dikirim (lengkap sesuai struktur


laporan dan diktat). Apabila laporan tidak lengkap, laporan tidak akan
dinilai.
4. Apabila terlambat mengumpulkan laporan, kurang dari 24 jam dari deadline
seharusnya, maka nilai laporan dikurangi 50%.
5. Apabila terlambat mengumpulkan laporan lebih dari 24 jam dari deadline
seharusnya, maka laporan tidak akan dinilai.
6. Apabila terindikasi melakukan plagiasi laporan, maka pada bab yang sama
akan diberi nilai NOL .
7. Apabila ada revisi laporan, revisi dikumpulkan kembali 3 hari setelah
laporan diberikan kepada praktikan.

6|Page
INFORMASI TAMBAHAN

A. Kode Modul
1. Pesawat Atwood [1]
2. Hukum Kekekalan Momentum [2]
3. Tetapan Pegas [3]
4. Bandul Reversibel [4]
5. Modulus Young [5]
6. Panas Jenis dan Kalori Meter [6]
7. Cermis dan Lensa [7]
8. Rangkaian Listrik [8]
9. Viskositas Fluida [9]
10. Koefisien Muai Panjang [10]

B. Kode Asisten
1. Adzra Hana Nabila [AH]
2. Akbar Vandito Adi [AV]
3. Aldi Syahril Anwar [AS]
4. Amalia Anugerah Mahallany [AA]
5. Dandy Indra Gunawan [DI]
6. Destia Maradhina [DM]
7. Ginda Quriatama [GQ]
8. Ii Nurul Hapsari [IN]
9. Ilham Kiki Shahila [IK]
10. M Ahyarudin [MA]
11. Mohamad Fadli [MF]
12. Muhamad Toha [MT]
13. Muhammad Gofar [MG]
14. Muhammad Maulanna Zensih [MZ]
15. Nadin Alifia [NA]
16. Nadya Fitri Asyuni [NF]

7|Page
17. Niko Arfana Usti [NU]
18. Raffa Ikhwan Pratamaputra [RI]
19. Reza Hariansyah [RH]
20. Rifaldi Gustiawan [RG]
21. Shania Yosephin Ginting [SY]
22. Vini Hafidzatul Hakimah [VH]

8|Page
Modul 01
PESAWAT ATWOOD
A. Tujuan Percobaan
1. Mengenal besaran fisis momen inersia.
2. Mengenal Hukum Newton melalui sistem katrol.
3. Mengamati gerak dipercepat dan gerak dengan kecepatan tetap.
4. Memeriksa apakah Hukum Newton berlaku baik terhadap sistem katrol.
5. Menghitung harga momen inersia katrol bila percepatan gravitasi
diketahui.

B. Teori Dasar
1) Hukum Newton I: Jika suatu sistem (benda) tidak mendapat gaya dari
luar, maka sistem itu akan tetap dalam keadaannya.
∑F = 0 ......................................................................................... (1.1)
2) Hukum Newton II, ditulis secara matematis :
F = m·a ........................................................................................ (1.2)
di mana,
F: gaya yang bekerja pada sistem (N)
m: massa benda (kg)
a: percepatan yang dialami benda (m/s2)
3) Kesimpulan dari persamaan di atas:
a) Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada
benda tersebut.
b) Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Bila gayanya
konstan, maka percepatan yang timbul juga akan konstan.
c) Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami
percepatan. Sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda
mengalami percepatan maka tentu ada gaya yang menyebabkannya.
4) Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap
Vt  V0  a  t
....................................................................................(1.3)

9|Page
X t  X 0  V0t  12 at 2 ...................................................................(1.4)

V 2  V02  2a X t  X 0 ................................................................(1.5)

5) Benda yang bergerak melingkar melalui poros:


Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya,
maka pada gerak melingkar ini akan berlaku persamaan gerak yang
ekivalen dengan persamaan gerak linier. Dalam hal ini ada besaran fisis
momen inersia I yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m) pada
gerak linear. Momen inersia (I) suatu benda pada poros tertentu
harganya sebanding dengan massa benda terhadap porosnya (harga
tersebut adalah harga yang tetap).
I~m
I ~ r2
6) Untuk sebuah katrol dengan beban-beban seperti pada Gambar 1.1,
maka berlaku persamaan seperti berikut (bila dianggap M1 = M2 = M):
mg
a
2M  m  I
r2 ...........................................................................(1.6)

10 | P a g e
A
M2

B
M1

Gambar 1.1 Katrol dengan Beban (Pesawat Atwood)

Pada saat M2 berada di titik A dan diberi beban tambahan m, maka


terjadi gerak dipercepat dengan persamaan (1.6). Saat melalui lubang B,
benda m akan tertinggal dan M2 lolos melalui lubang B dan menuju titik C
dengan kecepatan konstan. Karena M1 = M2, maka M2+m berada di titik A.
Jika M1 dilepas dari klem, maka M2+m akan turun dari titik A ke C melewati
titik B dengan gerak dipercepat.

C. Alat-alat Percobaan
Adapun alat-alat percobaan yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Alat-alat Pesawat Atwood

No. Alat Jumah


1. Alat Pesawat Atwood 1 set
2. Tali penggantung :Benang nilon 1m
3. Pemegang beban pegas 1 buah

11 | P a g e
4. Neraca 1 buah
5. Beban Penggantung M1 dan M2 100 g 1 buah
6 Beban tambahan m 20 g 2 buah
7. Penahan beban berlubang dan tanpa lubang 1 buah
8. Penggaris 1 buah
9 Stopwatch 1 buah

D. Prosedur Percobaan
1. Timbang massa M1, M2, m1 dan m2 masing-masing sebanyak 3 kali.
2. Gantungkan massa beban utama dan pada ujung-ujung tali kemudian
pasang pada katrol..
3. Pasangkan pada pemegang beban berpegas, selidiki apakah tiang
sejajar dengan tali. Jika tidak aturlah sampai sejajar
4. Tambahkan beban m pada beban M2 (Perhatikan Gambar 1.1)
5. Tekan pegas pada pemegang beban, maka M1 akan terlepas dari
pemegang beban dan bergerak ke atas, sedangkan M2 + m akan
bergerak ke bawah.
6. Catat waktu perpindahan M2+m dari A ke B (t1) dan dari B ke C (t2)!
7. Ulangi pengamatan sebanyak tiga kali untuk setiap jarak yang
ditentukan asisten.
a. Percobaan A: jarak A-B tetap, jarak B-C berubah
b. Percobaan B: Jarak A-B berubah, jarak dan B-C tetap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Pastikan tiang Pesawat Atwood berdiri tegak (tidak miring).
2. Pastikan pesawat tidak oleng ketika M1 dilepaskan.
3. Hindari mengubah kedudukan katrol.
4. Cara mengukur jarak XAB dan XBC karena beban tambahan m akan
terlepas ketika bagian atas M2 melewati titik B dan M2 akan berhenti
saat bagian bawahnya menyentuh titik C.
5. Waktu t1 (dari A ke B) mulai dicatat bersamaan dengan saat M1 dilepas.

12 | P a g e
E. Pertanyaan
PRE-TEST
1. Jelaskan apa yang dimaksud pesawat atwood!
2. Jelaskan apa yang dimaksud percepatan dan kecepatan!
3. Jelaskan apa yang dimaksud momen inersia dan torsi!
4. Jelaskan apa yang dimaksud berat dan massa!
5. Jelaskan fenomena yang terjadi pada dua percobaan Pesawat Atwood ini
khususnya pada titik A-B dan titik B-C! Apa keterkaitannya dengan Hukum
Newton tentang gerak?

POST-TEST
1. Dua buah benda yang masing-masing bermassa 4 kg dan 12 kg digantung
dengan seutas tali melalui sebuah katrol yang massa dan diameternya dapat
diabaikan. Hitunglah percepatan gerak system dan tegangan yang dialami
oleh tali!
2. Ujung sebuah balok bermassa 12 kg ditarik di sebuah bidang datar kasar
dengan gaya 60 N. Berapakah gaya gesek yang bekerja pada balok tersebut
jika koefisien gesek kinetiknya 0,2 dan gaya Tarik yag bekerja pada balok
tersebut membentuk sudut 53° terhadap garis vertikal?
3. Seorang mahasiswa FT UNTIRTA melakukan percobaan penimbangan
badan di dalam sebuah lift. Saat lift belum bergerak, timbangan
menunjukkan angka 65 kg. Sesaat setelah lift bergerak mahasiswa ini
merasa sedikit pusing dan timbangan pun menunjukkan angka tertinggi
sebesar 75 kg, hal ini terjadi pula sesaat sebelum lift behenti. Di tengah

13 | P a g e
perjalanan, ternyata timbangan menunjukkan angka konstan 72 kg.
Berapakah percepatan gerak lift tersebut? Mengapa timbangan
menunjukkan angka tertinggi sesaat lift akan bergerak dan berhenti?
Jelaskan!
4. Sasuke melempar suriken dengan kecepatan awal 12 m/s dengan sudut 53°
dari sumbu x, berapa tinggi maksimum yang dapat dicapai oleh suriken
tersebut? (g= 9,8 m/s2)
5. Naruto sedang menaiki patung wajah hokage yang memiliki ketinggian 65
m, dia berniat untuk mencoret-coret patung itu. Ketika dia sedang asik
mencoret-coret patung wajah hokage, dia terpeleset dan terjatuh (tanpa
kecepatan awal). Tentukan berapa lama waktu naruto terjatuh sampai ke
permukaan tanah! (g=9,8 m/s2)

14 | P a g e
Modul 04
BANDUL REVERSIBEL
A. Tujuan Percobaan
1. Memahami konsep bandul reversibel.
2. Dapat menentukan percepatan gravitasi bumi.

B. Teori Dasar
Bandul reversibel merupakan bandul fisis yang memiliki pasangan titik
tumpu dengan jarak tertentu. Bandul tersebut dapat diosilasikan pada kedua titik
tumpu tersebut, dalam hal ini tittik tumpu A dan B, seperti pada Gambar 4.1.
Ketika bandul digerakan melewati titik keseimbangannya, maka terdapat gaya
pemulih yang disebabkan oleh gravitasi sehingga terbentuklah gerakan osilasi
yang beraturan sehingga membentuk gerak harmoni sederhana. Periode bandul
pada kedua titik tumpu itu dapat dibuat sama dengan mengatur letak beban B di
sepanjang batang bandul.

Jika bandul ditumpu pada titik tumpu A, maka periodenya (TA) dapat dituliskan

𝐼𝐴
𝑇𝐴 = 2𝜋√ .................................................................................. (4.1)
𝑚 . 𝑦𝐴 . 𝑔

dengan IA adalah momen inersia pendulum terhadap titik tumpu A, m massa


pendulum, yA adalah jarak antara titik tumpu A dan pusat gravitasi. Jika kita
𝐼
ganti 𝑚 . 𝐴𝑦 dengan lA , persamaan (4.1) dapat tuliskan kembali
𝐴

𝑙
𝑇𝐴 = 2𝜋√ 𝑔𝐴 ............................................................................................ (4.2)

15 | P a g e
beban A

titik tumpu A

beban B

titik tumpu B

Gambar 4.1 Percobaan bandul reversibel

Jika bandul di tumpu di B, dengan cara yang sama, periode dapat dituliskan

𝑙
𝑇𝐵 = 2𝜋√ 𝑔𝐵 ........................................................................................... (4.3)

Pada saat TA sama dengan TB, sehingga lA = lB = l, ini merupakan panjang ekuivalen
bandul dan sama dengan jarak antara kedua titik tumpu tersebut. Percepatan
gravitasi dapat dihitung dengan persamaan

𝑙
𝑇 = 2𝜋√ 𝑔 .................................................................................................. (4.4)

TA dan TB merupakan fungsi dari y, jarak beban B terhadap titik tumpu A. Hubungan
antara TA dan y ; dan antara TB dan y akan diketahui dari percobaan.

Dari grafik TA terhadap y dan TB terhadap y, perpotongannya menunjukkan TA =


TB.

16 | P a g e
C. Alat-alat Percobaan
Adapun alat-alat percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Alat-alat Percobaan Bandul Reversibel
No. Alat Jumlah
1. Bandul Reversibel 1 set
2. Gerbang cahaya 1 buah
3. Pencacah pewaktu (timer counter AT 01) 1 buah
4. Dasar statif 1 buah
5. Batang statif 500 mm 1 buah
6. Boss-head 1 set
7. Penggaris 50 cm 1 buah

D. Prosedur Percobaan

1. Pastikan jarak antara mata pisau pertama dengan mata pisau kedua
berjarak 50 cm. Catatlah sebagai l.
2. Pastikan beban A sehingga berjarak 11 cm dari mata pisau pertama!
Catat sebagai yo.
3. Atur beban B sehingga berjarak 5 cm dari mata pisau pertama. Catatlah
sebagai y.
4. Simpangkan bandul sejauh kira-kira 3 cm kemudian lepaskan sehingga
bandul berosilasi. Ukurlah waktu untuk 10 osilasi dengan menggunakan
time counter. Catatlah sebagai tA1.
5. Balikkan bandul sehingga mata pisau kedua berada di atas bantalan
pisau.
6. Simpangkan bandul sejauh kira-kira 3 cm kemudian lepaskan sehingga
bandul berosilasi. Ukurlah waktu untuk 10 osilasi dengan menggunakan
jam henti. Catatlah sebagai tB1. Hitunglah periodenya, TB1.
7. Balikkan kembali bandul pada posisi semula.

17 | P a g e
8. Geser beban B sehingga jaraknya menjadi 10 cm. Catatlah sebagai y2.
Lakukan langkah 4 s/d 7.
9. Lakukan langkah 4 s/d 7 untuk jarak beban B selanjutnya dengan jarak
y3, y4, dan seterusnya hingga pada jarak 45 cm, dengan pergeseran
beban 5 cm.

D. Pertanyaan
PRE-TEST
1. Apa yang membedakan antara bandul matematis dan bandul reversible?
Jelaskan!
2. Sebutkan hukum dan gerak yang berlaku pada bandul reversible!
3. Apa itu gravitasi? Jelaskan bunyi hukum gravitasi!
4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara percepatan gravitasi dan
gravitasi!
5. Jelaskan perbedaan antara gerak osilasi dan gerak harmonis sederhana!

POST-TEST
1. Jelaskan bagaimana bandul reversibel dapat digunakan untuk menentukan
nilai percepatan gravitasi!
2. Cara apa saja yang dapat dilakukan untuk memperoleh harga percepatan
gravitasi bumi selain menggunakan bandul reversibel?
3. Sebuah bandul matematis terdiri dari tali yang mempunyai panjang 30 cm
dan pada ujung bawah tali digantungi beban bermassa 500 gram. Jika
percepatan gravitasi 9.8 m/s2 maka berapakah periode dan frekuensi ayunan
bandul sederhana?
4. Diketahui jari-jari bumi 3,7 kali jari-jari bulan, massa bumi 81,3 kali massa
bulan dan percepatan gravitasi bumi sebesar 9,8 m/s 2. Jika berat seseorang
dibumi adalah 500 N. Hitunglah percepatan gravitasi bulan dan berat orang
tersebut saat di bulan!

18 | P a g e
5. Diketahui ada 2 planet dengan massa yang berbeda yaitu 4020 kg dan 1020
kg. Kedua planet ini memiliki jarak 105 km. Berata besar gaya gravitasi
antara dua planet?

19 | P a g e
Modul 05
MODULUS YOUNG

A. Tujuan Percobaan
Menentukan nilai modulus young pada berbagai jenis logam.

B. Teori Dasar
Ketika memberikan gaya ke suatu benda, maka akan terjadi dua perubahan.
Pertama adalah perubahan gerak (misalnya dari diam menjadi gerak
dipercepat). Perubahan ini berkaitan dengan massa dan gaya yang diberikan
terhadap benda. Perubahan yang kedua disebut deformasi, yang berkaitan
dengan besar gaya yang diberikan, posisi benda an bahan benda tersebut.

Gaya luar tersbut disebut tegangan (stress), 𝝈 yang dinyatakan dengan


persamaan

𝐹
𝜎 = 𝐴 ...................................................................................................... (5.1)

Regangan, 𝜺 yang disebabkan dinyatakan dengan persamaan

∆𝐿
𝜀= ..................................................................................................... (5.2)
𝐿

Tegangan sebanding dengan regangan yang dinyatakan dengan persamaan


berikut

𝜎 = 𝑌𝜀 .................................................................................................... (5.3)

𝒀 adalah modulus Young yang menentukan sifat elastisitas bahan.

Modulus Young menjelaskan tentang perubahan suatu benda dalam batas


elastisitasnya. Pada percobaan ini akan ditentukan nilai modulus Young dari
berbagai jenis logam. Saat memberikan gaya ke bawah pada bagian tengah
balok logam, akan muncul regangan yang menyebabkan balok bengkok ke

20 | P a g e
bawah. Tinggi kelekukan 𝑯 harus berbanding lurus dengan penambahan
beban, lihat gambar 5.1.

Persamaan modulus Young dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑊𝐿3
Y = 4𝐻𝑏𝑡 3 ............................................................................................ (5.4)

Dimana 𝑊 adalah berat beban yang akan ditambahkan ke balok, 𝐿 adalah


jarak antara dua ujung balok, 𝐻 adalah tinggi lekukan balok yang bengkok,
𝑏 adalah lebar balok dan 𝑡 adalah tebal balok.

Gambar 5.1 Batang Logam Yang Dibengkokan

Dial Indicator/Dial Gauge


Dial indicator merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak
penyimpangan yang sangat kecil dari sebuah bidang, baik bidang datar,
silinder, atau bulat. Misalnya untuk mengukur kerataan bidang, atau
mendeteksi perbedaan tinggi yang sangat kecil dari dua buah permukaan
datar. Dial indicator memiliki ketelitian 0,01 mm dengan jarum penunjuk
panjang (mikro) dan pendek (makro).

21 | P a g e
Gambar 5.2 Dial Indicator

Cara menggunakan dial indicator:

1. Tekan sensor dan amati pergerakan jarum. Jika sensor ditekan maka
jarum panjang akan bergerak ke kanan (searah jarum jam) dan jarum
pendek bergerak ke kiri (berlawanan arah jarum jam). Jika sensor
dilepas maka kedua jarum akan kembali ke posisi awal yaitu skala nol.
2. Saat pemasangan, pastikan bahwa dial indicator tegak lurus dengan
bidang yang akan diukur.
3. Jangan memberikan tekanan atau hentakan yang tiba-tiba pada dial
indicator saat melakukan pengukuran.
4. Jika jarum panjang tidak menunjuk tepat pada angka nol, maka putar
rangka hitam yang mengelilingi dial indicator untuk memutar skala dan
paskan jarum panjang agar berada tepat di angka nol untuk
memudahkanpengukuran.
Cara membaca skala pada dial indicator:

1. Saat pengukuran, perhatikan jarum panjang terlebih dahulu. Jarum


panjang menunjukan skala nonius. Satu ruas bernilai 0,01 mm. Jika
jarum panjang melakukan satu putaran penuh, maka jarum pendek akan
bergerak satu strip, yaitu sebesar 1 mm.
2. Misalkan jarum panjang menunjukkan skala 11, berarti 11 ×
0,01 mm = 0,011 mm.
3. Jarum pendek menunjukkan skala 1 mm tiap ruasnya. Jika jarum pendek
melakukan satu putaran penuh, maka pengukuran bernilai 10 mm yang
merupakan skala pengukuran maksimal.
4. Misalkan jarum pendek menunjukkan skala 3 atau lebih dari 3 namun
kurang dari 4, maka pembacaan skala 3 × 1 mm = 3 mm.

22 | P a g e
Gambar 5.3 Contoh Pembacaan Dial Indicator

1. Jarum panjang menunjukkan skala 14. Satu ruas bernilai 0,01 mm maka
skala pembacaan jarum panjang adalah 14 × 0,01 mm = 0,14 mm.
2. Jarum pendek menunjukkan skala lebih dari satu. Satu ruas bernilai 1
mm, maka skala pembacaan jarum pendek adalah 1 × 1 mm = 1 mm.
3. Jadi hasil pembacaan dari dial indicator tersebut adalah 0,14 mm +
1 mm = 1,14 mm.

Tabel 5.1 Modulus Young referensi beberapa material

Bahan 𝒀 (𝐆𝐩𝐚)
Baja 210
Aluminium 70
Kuningan 90
Tembaga 103 – 124

C. Alat-alat Percobaan
Adapun alat-alat percobaan yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.2 Alat-alat Percobaan Bandul Reversibel
No. Nama Alat Jumlah

23 | P a g e
1 Rel aluminium, panjang 600 mm 1 set
2 Statif penyangga balok, besi, panjang 300 mm 1 set
3 Batang rel aluminium 1 buah
4 Indikator dengan dudukan (dapat digerakkan dan
1 buah
dapat dipasang)
5 Beban bercelah 5 × beban 50 g 10 × beban 10 g 1 buah
6 Penggantung beban dengan bukaan bentuk V 1 buah
7 Logam yang diukur
a. Baja
1 set
b. Aluminium
c. Kuningan
8 Jangka sorong 1 buah
9 Dial indicator 1 buah

D. Prosedur Percobaan
1. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar 5.4.
2. Ukur panjang, lebar dan tebal logam. Lakukan sebanyak 3 kali. Catat
hasil pengukuran yang didapat.
3. Letakkan logam yang akan diukur pada dudukan atau penumpu logam
dan atur posisinya. Pastikan jarak kedua statif penyangga sesuai dengan
nilai yang ditentukan asisten.
4. Letakkan beban penggantung pada pemegang beban kemudian
tambahkan bebannya hingga mencapai massa maksimum: 250 gram.
5. Atur dial indicator agar menyentuh permukaan logam namun jarum
tetap berada di angka nol.
6. Lepaskan beban satu per satu, catat berat beban dan hasil
pengukurannya.
7. Pastikan bahwa meja yang digunakan tidak bergerak (kokoh) saat
melakukan percobaan dan lepaskan beban secara perlahan untuk
menghindari kesalahan pengukuran.

24 | P a g e
8. Lepaskan satu beban, perhatikan bahwa lekukan penggantung beban
akan naik dan menekan dial indicator. Baca nilai yang terukur dan catat
hasilnya di dalam tabel. Setiap massa beban yang dilepaskan sama
dengan massa beban yang ditambahkan pada penggantung beban. Maka
pada kolom massa beban, catat massa beban yang dilepaskan bukan
yang digantung.
9. Nilai berat beban dan tinggi lekukan balok harus berbanding lurus.
10. Ulangi langkah yang sama menggunakan logam yang berbeda.

Gambar 5.4 Rangkaian Alat Percobaan

E. Pertanyaan
PRE-TEST
1. Apa yang dimaksud dengan modulus young?
2. Hukum apa yang berlaku pada modulus young dan bagaimana bunyinya?
3. Apa pengertian dari Tegangan dan Renggangan dan bagaimana
persamaan matematisnya?
4. Bagaimana bentuk grafik pada modulus young?
5. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi nilai pada modulus yong?

POST-TEST
1. Jelaskan fungsi grafik tegangan-regangan serta pristiwa necking baik
secara mikroskopis maupun secara makroskopis yang terdapat pada
grafik teganagn-regangan tersebut !

25 | P a g e
2. Seutas kawat baja memiliki panjang 8 m dan luas penampang 6 ×
10−6 m2. Modulus elastis baja 2 × 1011 N/m2. Sebuah gaya dikerjakan
untuk menarik kawat itu sehingga bertambah panjang 0,4 m. Hitung gaya
tarik itu!
3. Bagaimana perbedaan grafik tegangan–regangan antara bahan logam,
polimer, dan keramik ?
4. Untuk keamanan dalam mendaki, seorang pendaki gunung menggunakan
sebuah tali nilon yang panjangnya 80 m dan tebalnya 4,0 cm. Ketika
menopang pendaki yang bermassa 100 kg, tali bertambah panjang 1,8 m.
Tentukan modulus elastisitas nilon tersebut! (Gunakan 𝜋 = 3,14 dan g =
9,8 m/s2)
5. Buktikan penurunan rumus pada persamaan (5.4) !

26 | P a g e
Modul 06
PANAS JENIS DAN KALORIMETER

A. Tujuan Percobaan
Menentukan kalor jenis benda menggunakan kalorimeter

B. Teori Dasar
Bila benda yang suhunya lebih tinggi disentuhkan (atau
dicampurkan) dengan benda yang suhunya lebih rendah, kalor mengalir dari
benda yang suhu nya lebih tinggi ke benda yang suhu nya lebih rendah.
Sebelum orang mengetahui bahwa kalor adalah energi, orang sudah
menegtahui bahwa kalor yang diberikan sama dengan kalor yang diterima.
Asas ini pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Inggris kelahiran Perancis
bernama Joseph Black (1728-1799). Oleh karena itu, asas ini dinamai Asas
Black.
𝑄𝑑𝑖𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝
Kalorimeter adalah alat yang sengaja dirancang untuk mengukur
kalor. Pada dasarnya kalorimeter adalah wadah (bejana) dari logam yang di
“selimuti” atau diberi jaket agar kalor sukar pindah ke udara di sekitar
bejana. Bejana ditutup dengan tutup yang terbuat dari bahan yang tidak
menghantarkan kalor dan kalor jenisnya kecil, sehingga kalor yang
diambilnya dapat diabaikan. Pada tutupnya terdapat lubang untuk
memegang thermometer dan pengaduk. Pengaduk biasanya terbuat dari
logam yang sejenis dengan kalorimeter. Kalor yang diambilnya sering
diperhitungkan untuk memperoleh hasil yang lebih teliti.
Pada percobaan menentukan kalor jenis benda dengan
menggunakan kalorimeter, kalorimeter diisi air. Benda yang kalor jenisnya
hendak ditentukan dimasukan ke dalam kalorimeter (“dicampurkan”
dengan kalorimeter). Bila benda yang hendak ditentukan kalor jenis itu lebih
tinggi suhunya daripada suhu kalorimeter (+isinya), benda tersebut

27 | P a g e
memberikan kalor kepada kalorimeter. Akibatnya suhu kalorimeter beserta
isinya naik, sedangkan suhu benda yang dimasukan ke dalam kalorimeter
turun. Suhu akhir benda dan kalorimeter menjadai sama.
Misalkan massa benda yang hendak ditentukan kalor jenisnya itu
𝑚𝑏 , kalor jenisnya 𝑐𝑏 , suhu awalnya 𝑇. Misalkan massa kalorimeter 𝑚𝑘 ,
kalor jenisnya 𝑐𝑘 , massa pengaduk 𝑚𝑝 , kalor jenis pengaduk 𝑐𝑝 , massa air
di dalam kalorimeter 𝑚𝑎 , kalor jenisnya 𝑐𝑎 . Misalkan suhu awal kalorimeter
dan isinya 𝑇0, dan 𝑇0 < 𝑇. Setelah benda dan kalorimeter dicampurkan,
misalkan suhu akhirnya menjadi 𝑇𝑎 . Suhu kalorimeter beserta isinya naik
sebesar (𝑇𝑎 − 𝑇0). Suhu benda yang hendak ditentukan kalor jenisnya turun
(𝑇 − 𝑇𝑎 ). Jadi kalorimeter beserta isinya menerima kalor sebesar:
𝑄𝑘 = (𝑚𝑘 . 𝑐𝑘 + 𝑚𝑝 . 𝑐𝑝 + 𝑚𝑎 . 𝑐𝑎 )(𝑇𝑎 − 𝑇0 ).............................. (6.1)

Benda yang kalor jenisnya hendak ditentukan memberikan kalor


sebesar:

𝑄𝑏 = 𝑚𝑏 . 𝑐𝑏 (𝑇 − 𝑇𝑎 ) ................................................................. (6.2)

Menurut hukum kekekalan energi (Asas Black) 𝑄𝑘 = 𝑄𝑏 . Jadi:

𝑚𝑏 . 𝑐𝑏 (𝑇 − 𝑇𝑎 ) = (𝑚𝑘 . 𝑐𝑘 + 𝑚𝑝 . 𝑐𝑝 + 𝑚𝑎 . 𝑐𝑎 )(𝑇𝑎 − 𝑇0) ..................... (6.3)

atau

(𝑚𝑘 .𝑐𝑘+𝑚𝑝 .𝑐𝑝+𝑚𝑎.𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇0)


𝐶𝑏 = .............................. (6.4)
𝑚𝑏 (𝑇−𝑇𝑎)

𝑐𝑏 dapat dihitung jika besaran-besaran lain diketahui atau dapat diukur.

C. Alat-alat Percobaan

Adapun alat-alat percobaan yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 6.1 Alat-alat percobaan panas jenis dan kalorimeter

No. Alat Jumah

28 | P a g e
1. Termometer 2 buah

2. Kalorimeter 1 set

3. Kubus materi 4 buah

4. Gelas kimia 250 mL 2 buah

5. Neraca 1 buah

6. Pemanas elektrik 1 buah

8. Dasar statif 1 buah

9. Kaki statif 1 buah

10. Batang statif 250 mm 1 buah

11. Boss-head 1 buah

12. Tali nilon Secukupnya

13. Stopwatch 1 buah

D. Prosedur Percobaan
a. Persiapan Alat
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan daftar alat.
2. Kenali bahan kalorimeter dan bahan pengaduk. Jika bahannya sama,
maka kalor jenisnya sama (Caluminium).
3. Ikat salah satu kubus materi, misal balok besi dengan tali nilon.
4. Tuangkan 200 mL air ke dalam gelas kimia.
b. Menentukan Kalor Jenis Kubus Materi
1. Timbang kalorimeter kosong dan pengaduknya sebanyak 3 kali.
2. Isi kalorimeter dengan air sebanyak 125 mL dan timbang sebanyak
3 kali dan catat massa nya.
3. Pasang kalorimeter dan perlengkapannya. Gunakan termometer
untuk mengukur suhu kalorimeter.
4. Catat hasilnya sebagai suhu awal 𝑇0.
5. Timbang kubus materi sebanyak 3 kali.

29 | P a g e
6. Letakan gelas kimia berisi 200 mL air diatas pemanas elektrik.
7. Masukkan kubus materi ke dalam gelas kimia beserta termometer
dengan menggantungkannya pada statif.
8. Panaskan gelas kimia tersebut hingga suhu 90°C.
9. Catat suhu air di dalam gelas kimia tersebut sebagai suhu awal benda
yang dipanaskan (𝑇 = 90°𝐶 ).
10. Buka penutup kalorimeter, dekatkan kalorimeter sedekat mungkin
dengan gelas kimia. Lalu angkat kubus materi dari dalam gelas
kimia dan segera masukkan ke dalam kalorimeter kemudian tutup
kembali dengan rapat.
11. Aduk kalorimeter sambil mengamati perubahan suhu yang
ditunjukan termometer. Catat suhu setiap 15 detik sekali hingga
diperoleh suhu yang konstan atau maksimum. Catat suhu akhir
kalorimeter sebagai 𝑇𝑎 .
12. Lakukan langkah serupa dengan diatas untuk menentukan kalor
jenis kubus materi lainnya (misal: kuningan, tembaga, aluminium).

E. Pertanyaan
PRE-TEST
1. Sebutkan fenomena perpindahan panas yang sering terjadi di kehidupan
sehari-hari!
2. Apa yang dimaksud dengan kalorimetri dan kalorimeter?
3. Ada berapa macam jenis kalorimeter?
4. Air yang memiliki suhu 25 oC disemprotkan diatas plat baja panas
berukuran (60x80) cm. Suhu plat dijaga tetap 300 oC. Koefesien
perpindahan kalor konveksi adalah 20 W/m oC. Hitung berapa nilai
perpindahan kalornya!
5. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 500 gram air yang
bersuhu 23 oC menjadi 100 oC jika diketahui kalor jenis air sebesar 4200
J/kgoC?

30 | P a g e
POST-TEST
1. Apa yang dimaksud dengan kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor?
2. Sebutkan macam-macam perpindahan panas!
3. Sebutkan termodinamika 0,1,2, dan 3!
4. Sebuah zat memiliki kalor sebanyak 420 kalori, hitung jumlah kalor
dalam joule!
5. Sebuah logam panjangnya 4 meter, memiliki luas penampang 10 cm 2,
memiliki suhu 25 oC dicelupkan dalam air panas yang memiliki suhu 100
o
C. Jika konduktivitas termal logam 4,8 J/s.m.K, hitung laju hantaran
kalor sepanjang batang besi tersebut!

31 | P a g e
Modul 09
VISKOSITAS FLUIDA
A. Tujuan Percobaan
Menentukan viskositas atau kekentalan suatu zat cair

B. Teori Dasar
Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida (fluida itu zat yang dapat mengalir, dalam
hal ini zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida
(internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul.
Jadi, viskositas adalah kekentalan suatu fluida yang disebabkan oleh adanya
gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas
juga disebut sebagai ketahanan fluida jika menerima gaya dari luar.
2𝑟 2 ×𝑔(𝜌𝑏 −𝜌𝑓 )
𝜂= ……..………………………………………………(9.1)
9𝑣

Keterangan:

𝜂 = Viskositas (Pa.s)

𝑟 = Jari-jari benda (m)

𝑔 = Gravitasi bumi (m/s2)

𝜌𝑏 = Massa jenis benda (kg/m3)

𝜌𝑓 = Massa jenis fluida (kg/m3)

𝑣 = Kecepatan benda (m/s)

Pada kenyataannya, nilai kecepatan jatuh bola dipengaruhi oleh kedekatan


bola dengan dinding tabung silinder. Oleh karena itu, untuk hasil pengukuran
yang lebih baik, bola harus dijatuhkan di tengah tabung. Namun, untuk hasil

32 | P a g e
yang lebih baik lagi, lakukan koreksi terhadapat nilai v0 menggunakan
persamaan koreksi Ladenburg:
𝑟
𝑣0 = 𝑣 (1 + 2,4 𝑅) ........................................................................................... (9.2)

Dimana v adalah kecepatan bola yang terukur dan R adalah jari-jari tabung.

Viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluida


berdasarkan kecepatan alir fluida tersebut. Nilai viskositas didapatkan dengan
cara mengalirkan fluida yang akan diukur viskositasnya dengan demikian,
hambatan yang mengalami benda pemutar atau dialiri akan diketahui dan
menunjukkan besar viskositas fluida tersebut.

Gambar 9.1 Alat ukur Viskometer manual

Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantitatif oleh


koefisien viskositas. Pada percobaan ini variasi dilakukan terhadap ketinggian
fluida serta ukuran diameter bola yang dijatuhkan menggunakan viskometer.
Sehingga akan didapatkan empat nilai viskositas dari masing-masing variasi,
kemudian keempat nilai tersebut dibandingkan satu sama lain (dalam percobaan
ini tidak diperlukan pembanding dengan literatur dikarenakan setiap nilai
viskositas dipengaruhi oleh temperatur, sedangkan temperatur pada setiap
praktikum dilaksanakan kemungkinan berbeda-beda).

33 | P a g e
𝜌𝐴𝑙 = 2700 𝑘𝑔/𝑚3

𝜌𝑓 = 1260 𝑘𝑔/𝑚3

C. Alat-alat Percobaan
Adapun alat-alat percobaan yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 9.2 Alat-alat percobaan Viskositas Fluida
No. Alat Jumah
1. Stopwatch 1 buah
2. Mikrometer sekrup 1 buah
3. Gelas kimia 100 ml 1 buah
4. Tiang penahan batang 1 buah
5. Viskometer 1 set
6. Bola aluminium 2 buah
7. Pinset 1 buah

D. Prosedur Praktikum
1. Letakkan tabung viskositas pada permukaan bidang datar seperti di atas
meja yang kokoh.
2. Pasang dua buah penanda di antara jarak yang akan dilalui oleh bola.
Gunakan penanda berupa karet gelang atau tali, kemudian pasangkan di dua
lokasi yang berbeda seperti pada gambar.
3. Ukur jarak h diantara dua penanda seakurat mungkin.
4. Pastikan bahwa bola aluminium bersih dan mengkilap, bebas dari kotoran,
dan siap digunakan.
5. Gunakan mikrometer atau jangka sorong untuk mengukur diameter bola.
Ulangi pengukuran beberapa kali dan hitung jari-jari bola berdasarkan hasil
pengukuran tersebut.
6. Tentukan sisi penanda yang akan dijadikan acuan pengukuran waktu.
7. Isi tabung dengan cairan kental (gliserin) yang akan diukur viskositasnya.
Isi hingga mencapai 10 cm dari atas tabung.

34 | P a g e
8. Siapkan stopwatch, kemudian sambil melihat kearah tabung viskositas,
jatuhkan bola tepat di tengah permukaan zat cair dan ikuti gerakan bola.
Nyalakan stopwatch saat bola melewati batas acuan pertama (penanda atas)
dan hentikan stopwatch tepat saat bola melewati batas acuan kedua
(penanda bawah).
9. Catat nilai waktu t yang dibutuhkan bola untuk bergerak sepanjang jarak h
yang tercatat oleh stopwatch.
10. Ulangi langkah 8 menggunakan bola yang sama sebanyak 10 kali sehingga
diperoleh sejumlah nilai t, kemudian rata-ratakan nilai tersebut dan hitung

kecepatannya 𝑣0 = 𝑡 menggunakan t hasil rata-rata.

11. Gunakan data hasil perhitungan tersebut untuk menghitung nilai η


menggunakan persamaan 9.1.

35 | P a g e
E. Pertanyaan
PRE-TEST
1. Sebutkan dan jelaskan pengertian dari fluida dan zat apa saja yang tergolong
fluida!
2. Jelaskan kelompok fluida berdasarkan arah pergerakannya dan jenis
alirannya!
3. Jelaskan pemahaman dari viskositas fluida!
4. Sebutkan metode yang dapat digunakan dalam pengukuran viskositas dari
suatu fluida!
5. Jelaskan pengertian dari Reynolds Number dan tuliskan pula rumusnya!

POST-TEST
1. Sebuah pipa dengan diameter dalam 50 cm diuji proses kerjanya dengan
mengalirkan fluida dengan densitas 1000 kg/m 3 dan viskositas sebesar 3,5
Ns/m2 secepat 30 m/s. Ternyata ketika diuji aliran yang terbentuk turbulen,
dan harus dibuat laminar dengan kecepatan semaksimal mungkin. Berapa
kecepatan maksimal yang bisa dicapai agar aliran laminar? (Laminer = Re
< 2000)
2. Untuk mengetahui diameter bola aluminium (ρ = 2,7 g/cm 3), dilakukan
sebuah percobaan viskositas dengan menggunakan suatu fluida dengan
viskositas sebesar 3 Ns/m2 dan densitas 5 g/cm3. Bila benda bergerak
dengan kecepatan 25 m/s dan percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s 2,
berapakah diameter bola aluminium tersebut?
3. Suatu bola aluminium (ρ = 2,7 g/cm3) dengan jari-jari 1,5 cm dijatuhkan
pada sebuah pipa berisi fluida yang memiliki diameter dalam sebesar 20 cm.
Fluida pada pipa memiliki viskositas 4 Pa.s dan densitas 2300 kg/m 3. Bila
bola mengalir dengan kecepatan 3,6 km/jam, berapakah viskositas dari
fluida di dalam pipa tersebut?
4. Hal apa saja yang mempengaruhi nilai viskositas dari fluida?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fluida Newtonian dan non Newtonian,
serta berikan contohnya!

36 | P a g e
Modul 11
PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM

A. Tujuan Percobaan
Mempelajari cara pengukuran menggunakan jangka sorong,
mikrometer sekrup, neraca teknis, dial indicator serta multimeter.

B. Teori Dasar
Pengukuran adalah proses perbandingan suatu besaran dengan
besaran standar yang sejenis. Secara umum pengukuran dapat
digambarkan seperti dibawah ini,

Gambar 11.1 Diagram Umum Pengukuran

Besaran adalah sejumlah tertentu dari sesuatu yang dapat


dinyatakan secara fisik, contohnya panjang, berat dan energi. Besaran
standar adalah besaran yang telah disepakati dan diakui secara meluas,
sebagai pembanding terhadap besaran lain yang sejenis. Besaran standar dan
satuannya dikelompokkan atas dua jenis yaitu:

1) Besaran Pokok

2) Besaran Turunan

37 | P a g e
Besaran pokok adalah besaran dan satuan tunggal, sedangkan besaran
turunan adalah besaran dan satuan yang merupakan kombinasi dari
berbagai besaran dan satuan pokok. Berikut ini adalah besaran- besaran
pokok :

Tabel 11.1 Besaran dan Satuan Standar Pokok

Satuan
Nama Besaran Nama Simbol
Besaran Pokok
Panjang Meter [m]
Massa Kilogram [kg]
Waktu Second [s]
Arus Listrik Ampere [A]
Temperatur Kelvin [K]
Thermodinamik
Jumlah Zat Mole [mole]
Intensitas Cahaya Candella [cd]

Pada percobaan ini, kita akan mencoba untuk melakukan pengukuran


untuk besaran panjang dan massa. Untuk besaran panjang, pengukuran akan
dilakukan menggunakan jangka sorong dan micrometer sekrup. Sedangkan
untuk besaran massa, pengukuran dilakukan menggunakan neraca teknis.
Jangka sorong adalah alat ukur untuk mengukur besaran panjang. Di
mana alat ukur ini dipakai untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian sampai dengan 0,1 mm.

38 | P a g e
Gambar 11.2 Jangka Sorong dan Bagian-bagiannya

Beberapa pengukuran dengan memakai jangka


sorong
a) Untuk mengukur panjang atau diameter luar benda.
Cara penggunaannya, benda diletakkan diantara rahang (A1 – A2),
kemudian tekan dan doronglah pada roda F secara perlahan dengan ibu jari
sehingga rahang menjepit benda. Kemudian bacalah nilai ukur pada skala
utama (D1 atau D2) dan skala nonius (E1 atau E2).
b) Untuk mengukur diameter dalam benda.
Caranya masukkan rahang (B1 – B2) kedalam lubang atau
diameter bagian dalam dan tariklah roda F secara perlahan dengan ibu
jari sehingga rahang mengenai tepi lubang benda. Kemudian bacalah nilai
ukur pada skala utama (D) dan skala nonius (E).
c) Untuk mengukur kedalaman benda.
Caranya masukkan bagian ekor jangka sorong (C 1 – C2) kedalam
lubang dan tariklah roda F secara perlahan kebelakang hingga bagian
belakang jangka sorong terlihat. Kemudian bacalah nilai ukur pada
skala utama (D) dan skala nonius (E).
Salah satu jenis mikrometer yang sering dipakai adalah mikrometer
sekrup yang mempunyai ketelitian 0,01 mm.

Gambar 11.3 Mikrometer Sekrup dan Bagian-bagiannya

39 | P a g e
1) Mikrometer sekrup terdiri dari bagian yang diam (rangka F), padanya
terdapat alas A1 dan skala utama B. Bagian yang bergerak yaitu
sekrup (D) berskala C, silinder A2 dan sekrup pemutar halus (E).
2) Skala C ikut berputar dengan sekrup D, skala C dibagi dalam 50
skala dan bila D berputar satu putaran, maka C dan juga A2 akan
maju/mundur sejauh 0,5 mm terhadap skala B. Jadi satu bagian skala
pada C adalah sama dengan 0,01 mm. Sedangkan pembagian skala
pada B adalah 1 mm dan 0,5 mm.
3) Untuk cara pengukurannya, benda diletakkan antara alas A1 dan
A2, kemudian sekrup D diputar sampai A1 dan A2 menyinggung
benda. Jangan terlalu memutar sekrup K hingga benda tertekan karena
berakibat pada pengukuran yang salah.
4) Tebal benda (A1 - A2) adalah jumlah skala B ditambah skala C.
5) Contoh pembacaan skala (perhatikan gambar)!

Hasil pengukuran menunjukkan tebal benda adalah sebesar (4,17 ±


0,002) mm.Angka 4 diperoleh dari skala B, angka0,17 diperoleh
dari skala C. angka 0,002 adalah angka kesalahan dari mikrometer
sekrup (20% dari skala terkecil).
6) Sebelum melakukan pengukuran periksalah dahulu titik nolnya
(koreksi titik nol) yaitu dengan jalan memutar sekrup D sehingga A1 -
A2 berimpit dan periksalah apakah angka nol pada skala C berimpit
dengan garis melintang pada skala B. Bila penunjukkan positif,
maka pengukuran harus dikurangkan dan sebaliknya jika negatif,
pengukuran harus ditambahkan.

40 | P a g e
Neraca Teknis adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
berat dari suatu benda secara teliti.

Gambar 11.4 Neraca Teknis dan Bagian-bagiannya

Cara Menggunakannya adalah sebagai berikut :


a) Perhatikan batas maksimum dari setiap neraca teknis demikian pula
batas minimunnya (C).
b) Sebelum menimbang periksalah kedudukan neraca apakah sudah
berdiri tegak (dilihat dari bandul D) dan perlu juga diperhatikan
adalah praktikan tidak diperkenankan mengubah skrup pengatur F.
c) pada umumnya jarum gandar B tidak dapat berhenti karena pengaruh
dari luar (angin). Oleh karena itu, dianjurkan untuk digunakan dalam
ruangan tertutup.
d) Dalam melakukan penimbangan, peletakan anak timbangan adalah
disebelah kanan dan benda yang akan ditimbang diletakkan disebelah
kiri (standar Laboratorium).
e) Waktu meletakkan atau mengambil anak timbangan hanya
diperbolehkan bila ”Jarum gandar B” berhenti berayun.
f) Anak timbangan sama sekali tidak boleh dipegang atau disentuh
dengan tangan dianjurkan untuk menggunakan alat penjepit.
g) Zat yang dapat merusak pinggan neraca (A) dilarang diletakkan
dipinggan, tetapi harus dibersihkan dulu.

41 | P a g e
h) Pada waktu melepas alat penahan (E) harus dijaga agar simpangan
jarum tidak terlalu besar.
i) Penimbangan dianggap selesai bila jarum petunjuk telah tepat pada
titik nol (Titik setimbang).

Dial indicator merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur


jarak penyimpangan yang sangat kecil dari sebuah bidang, baik bidang datar,
silinder, atau bulat. Misalnya untuk mengukur kerataan bidang, atau
mendeteksi perbedaan tinggi yang sangat kecil dari dua buah permukaan
datar. Dial indicator memiliki ketelitian 0,01 mm dengan jarum penunjuk
panjang (mikro) dan pendek (makro).

Gambar 11.5 Dial Indicator

Cara menggunakan dial indicator:


1. Tekan sensor dan amati pergerakan jarum. Jika sensor ditekan maka
jarum panjang akan bergerak ke kanan (searah jarum jam) dan jarum
pendek bergerak ke kiri (berlawanan arah jarum jam). Jika sensor
dilepas maka kedua jarum akan kembali ke posisi awal yaitu skala nol.
2. Saat pemasangan, pastikan bahwa dial indicator tegak lurus dengan
bidang yang akan diukur.

42 | P a g e
3. Jangan memberikan tekanan atau hentakan yang tiba-tiba pada dial
indicator saat melakukan pengukuran.
4. Jika jarum panjang tidak menunjuk tepat pada angka nol, maka putar
rangka hitam yang mengelilingi dial indicator untuk memutar skala dan
paskan jarum panjang agar berada tepat di angka nol untuk
memudahkanpengukuran.

Cara membaca skala pada dial indicator:


1. Saat pengukuran, perhatikan jarum panjang terlebih dahulu. Jarum
panjang menunjukan skala nonius. Satu ruas bernilai 0,01 mm. Jika
jarum panjang melakukan satu putaran penuh, maka jarum pendek akan
bergerak satu strip, yaitu sebesar 1 mm.
2. Misalkan jarum panjang menunjukkan skala 11, berarti 11 x 0,01 mm
= 0,11 mm.
3. Jarum pendek menunjukkan skala 1 mm tiap ruasnya. Jika jarum
pendek melakukan satu putaran penuh, maka pengukuran bernilai 10
mm yang merupakan skala pengukuran maksimal.
4. Misalkan jarum pendek menunjukkan skala 3 atau lebih dari 3 namun
kurang dari 4, maka pembacaan skala 3 x 1 mm = 3 mm.

Gambar 11.5 Pembacaan Dial Indicator


1. Jarum panjang menunjukkan skala 14. Satu ruas bernilai 0,01 mm maka
skala pembacaan jarum panjang adalah 14 x 0,01 = 0,14 mm.

43 | P a g e
2. Jarum pendek menunjukkan skala lebih dari satu. Satu ruas bernilai 1
mm, maka skala pembacaan jarum pendek adalah 1 x 1 mm = 1 mm.
3. Jadi hasil pembacaan dari dial indicator tersebut adalah 0,14 mm + 1
mm + 1,14 mm.

Salah satu jenis alat ukur listrik adalah multimeter. Multimeter


memiliki beberapa kegunaan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mengukur resistansi/tahanan (Ω = Ohm)
2. Mengukur tegangan searah (DCV = Direct Current Voltage)
3. Mengukur tegangan bolak- balik (ACV = Alternating Current Voltage)
4. Mengukur Arus (A = Ampere)
5. Mengukur kapasitas kapasitor (μF = mikrofarad)
6. Menentukan jenis dan penguatan dari transistor (PNP/NPN, hFE)
7.

Gambar 11.6 Multimeter


C. Alat – Alat Percobaan
Alat yang akan digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.

No Nama Alat Jumlah

1 Jangka sorong 1 buah

44 | P a g e
2 Mikrometer Sekrup 1 buah

3 Neraca Teknis 1 buah

4 Dial Indicator 1 set

5 Multimeter 1 set

6 Keping logam yang akan diukur 1 buah

7 Batang logam yang akan diukur 1 buah

D. Prosedur Percobaan
a. Pengukuran menggunakan jangka sorong
1. Siapkan keping dan jangka sorong.
2. Ukurlah panjang keping dengan menggunakan jangka sorong
pada tiga titik yang berbeda. Pastikan pada saat mengukur titik
lurus.
3. Ukurlah lebar keping dengan menggunakan jangka sorong pada
tiga titik yang berbeda. Pastikan paa saat mengukur titik ukur
lurus.
4. Catatlah data yang didapat pada blangko percobaan.

b. Pengukuran menggunakan mikrometer sekrup


1. Siapkang keping dan mikrometer sekrup.
2. Ukurlah tebal keping dengan menggunakan micrometer sekrup
pada tiga titik yang berbeda. Pastikan pada saat mengukur titik
ukur lurus.
3. Catatlah data yang didapat pada blangko percobaan.

c. Pengukuran menggunakan neraca teknis


1. Siapkan keping dan taruh keping pada salah satu sisi neraca
teknis.

45 | P a g e
2. simpan anak timbangan pada sisi lain neraca teknis hingga
neraca dalam keadaan setimbang dan lakukan pengukuran
sebanyak tiga kali.
3. Catatlah data yang didapat pada blangko percobaan.

d. Pengukuran menggunakan dial indicator


1. Letakan logam yang akan diukur pada penahan dan atur posisinya
pada braket pendukung.
2. Letakkan beban pada pemegang beban kemudian tambahkan
bebannya.
3. Sesuaikan tinggi indikator, pindahkan pemegang beban tepat di
bawah indikator dan paskan posisinya dengan celah beban.
4. Amati skala pembacaan pada indikator dan atur pada posisi yang
sesuai.
5. Atur penyangga balok pada posisi yang sesuai.
6. Lepaskan beban dan amati perubahan ketinggian logam dengan
membaca skala pada dial indicator.
7. Catat data yang didapat pada blangko percobaan.

e. Pengukuran menggunakan multimeter


1. Siapkan komponen listrik yang akan diukur.
2. Susun rangakain listrik yang akan diukur.
3. Sambungkan multimeter dengan rangkaian tersebut.
4. Atur multimeter sesuai dengan variabel yang akan diukur, misal :
mencari nilai arus.
5. Amati nilai variabel yang terbaca pada multimeter.
6. Catat data yang didapat pada blangko percobaan.

46 | P a g e
Modul 12
PENGUJIAN AKHIR SEMESTER

A. Tujuan
Mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi modul yang
telah di praktikumkan.

B. Tata Tertib Ujian Akhir Semester Praktikum Fisika Dasar Semester


Genap 2020/2021
1. Peserta diwajibkan menggunakan kemeja saat UAS berlangsung.
2. Peserta diwajibkan untuk masuk Google Meet 5 menit sebelum UAS dimulai.
3. Peserta diwajibkan menyalakan kamera saat UAS berlangsung.
4. Peserta dianjurkan menggunakan device berupa laptop dan menggunakan
akun email UNTIRTA saat log-in ke Google Meet.
5. Link pengerjaan UAS dan link absensi kehadiran UAS akan dibagikan melalui
chat box pada ruang Google Meet.
6. Peserta mengerjakan UAS berupa pilihan ganda untuk 9 (sembilan) modul
dengan masing-masing soal setiap modul berjumlah 6 (enam) soal selama 120
menit.
7. Barang-barang yang boleh digunakan saat mengerjakan soal UAS yaitu
pulpen, pensil, kertas kosong, dan kalkulator. Selain yang disebutkan TIDAK
DIPERBOLEHKAN.
8. Peserta dilarang melihat catatan, modul, dan searching jawaban di Google
atau situs pencarian lain selama UAS berlangsung. Jika peserta terindikasi
melakukan pelanggaran, maka UAS akan dianggap GUGUR.
9. Peserta dilarang kerja sama antara peserta lain selama UAS berlangsung. Jika
peserta terindikasi melakukan pelanggaran, maka UAS akan dianggap
GUGUR.

47 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai