Disusun Oleh :
Penyusun
Dr.Erna Astuti, S.T., M.T.
Imam Santoso, S.T., M.T.
Dr. Martomo setiawan, S.T., M.T.
Dra. Siti Salamah, M.Si.
Dr. Ir. Siti Jamilatun, M.T.
Aster Rahayu, S.Si., M.Si., Ph.D
ISBN
978-979-3812-95-3
Desain Cover
Tim Redaksi
Layouter
Tim Redaksi
Penerbit
Laboratorium Teknik Kimia
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Ahmad Dahlan
Redaksi
Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan
Bantul, Yogyakarta 55166.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
PRAKATA
halaman
Halaman Judul .................................................................. i
Prakata .............................................................................. iii
Daftar Isi ........................................................................... iv
Tata Tertib Praktikum ....................................................... v
Format Penulisan Laporan ....................................................... vii
Pengenalan Alat dan Penggunaannya ............................... x
Percobaan I: Identifikasi Senyawa Organik dan
Anorganik ......................................................................... 1
Percobaan II: Pengukuran Kadar Gula Dengan Indek
Bias Menggunakan Reflaktometer .................................... 6
Percobaan III: Pengukuran Berat molekul gas ................. 11
Percobaan IV: Sel Elektrolisis .......................................... 16
Percobaan V: Sel Galvani ................................................ 21
Percobaan VI: Sifat Koligatif larutan ............................... 27
Percobaan VII: Tegangan Muka........................................ 32
Daftar Pustaka ................................................................... 37
1. JUDUL PERCOBAAN
2. TUJUAN PERCOBAAN
3. DASAR TEORI
5. CARA KERJA
Endapan Filtrat
Ditimbang
6. DATA PERCOBAAN
7. PERHITUNGAN
8. PEMBAHASAN
Contoh penulisan :
Catatan :
• Nama Pengarang ditulis dengan urutan abjad
• Baris kedua dan selanjutnya ditulis masuk 6 karakter
dibanding baris pertama.
• Edisi pertama tidak perlu ditulis terbitnya (yang
ditulis edisi 2 dst).
• Untuk pustaka berbahasa Indonesia halaman
disingkat hal., pustaka berbahasa asing ditulis page.
Alat-alat laboraturium
4
6
1c
7 1a
1
3 5
1. Pipet
a. Pipet gondok/ volume
Terbuat dari gelas
Pada bagian tengah dari pipet ini terdapat bagian yang
membesar (gondok) sementara bagian ujungnya runcing.
Memiliki ukuran/ volume tertentu yang tepat dan sangat
teliti dan terdiri dari bermacam-macam ukuran
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu yang lebih tepat dari pada gelas ukur
2. Corong pisah
Digunakan untuk memisahkan larutan yang mempunyai
densitas berbeda.
3. Coronggelas
Digunakan untuk :
• Menolong pada waktu memasukkan cairan kedalam
suatu tempat yang sempit mulutnya, misal botol,labu
ukur, buret dsb.
• Memudahkan menyaring larutan dan endapan
4. Gelas beker
Terbuat dari gelas, memiliki ukuran/volume tertentu
namun bukan sebagai pengukur/ volume kira-kira
Digunakan sebagai :
a. Tempat larutan
b. Tempat memanaskan larutan
c. menguapkan /memanasakan larutan
5. Gelas arloji
Terbuat dari gelas, Digunakan sebagai tempat dalam
penimbangan zat padat berbentuk Kristal
8. Labu Takar
Terbuat dari gelas
Memiliki ukuran/ volume tertentu dan terdiri dari
bermacam-macam ukuran
Digunakan untuk :
• Membuat larutan tertentu dengan volume setepatnya
• Mengencerkan larutan sampai volume tertentu
• Tidak boleh digunakan untuk mmengukur larutan/
pelarut yang panas
9. Gelas Ukur
Terbuat dari
gelas,digunakan
untuk mereaksikan
dalam jumlah yang
sedikit
11. Buret
13 . Pengaduk gelas
1. Lumpang porselin
Digunakan untuk
menumbuk atau
menghaluskan sampel, zat
padat.
A. Tujuan Percobaan
§ Mengidentifikasi gugus fungsional senyawa-senyawa
organik
§ Mengidentifikasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah
B. Dasar Teori
• Gugus fungsi senyawa organik
Dalam reaksi kimia organik melibatkan substituen yang
menempel pada rantai hidrokarbon, substituen ini biasanya
mengandung oksigen, hydrogen dan nitrogen juga sulfur.
Substituen ini dalam struktur organik memberikan kereaktifitas
kimia, Substituen ini disebut Gugus fungsi. Gugus fungsional
yaitu bagian dari suatu molekul selain karbon yang berfungsi
secara kimia yang melekat pada rantai hidrokarbon induk. Gugus
ini akan menentukan kereaktifan dalam reaksi kimia organik juga
memiliki sifat teknik kimia yang sedikit sekali bergantung pada
kerangka molekul yang digunakan berikatan (ditempeli).
Lambang R digunakan untuk menggambarkan rantai atau
cincin karbon yang membawa gugus fungsi. Beberapa gugus
fungsi antara lain :
Gugus Fungsi Senyawa
R – OH Alkohol
R –C O – H Aldehid
R –C O-O H Asam karboksilat
D. CARA KERJA
Identifikasi gugus fungsu senyawa organik
1. Identifikasi Gugus Aldehid
1ml Zat / sampel (ambil dengan pipet tetes) masukkandalam
tabung reaksi tambahkan Reagent Benedict dipanaskan
hingga terbentuk endapan merah bata.
1 ml Zat/ sampel (ambil dengan pipet tetes) masukkan
dalam tabung reaksi, tambahkan 1ml Reagen Schiff , maka
larutan akan berwarna merah sampe ungu.
1. Identifikasi Gugus Keton
1 ml Zat/ sampel (ambil dengan pipet tetes) masukkandalam
tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan natriumprusida,
amonium klorida dan amonia, larutan akan berwarna biru
Violet .
2. Identifikasi Gugus Alkohol
a. Alkohol primer
a. 1ml Zat/ sampel (ambil dengan pipet tetes)
tambahkan KMnO4 + H2SO4 pkt → Larutan
PETUNJUK PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I (PDTK I) |3
Berwarna, Warna ungu dari larutan akan hilang.
b. 1 ml Zat/ sampel ditambahkan KMnO4 +H2SO4
pkt ditambah reagen shift akan berwarnamerah.
b. Alkohol Sekunder
1 ml Zat/ sampel ditambahkan Aqua Bromata +
Natrium Prusida + Amonium klorid dan NH4OH,
Diamkan dan amati apa yang terjadi.
3. Identifikasi Fenol
1 ml Zat/ sampel ditambahkan 1 tetes FeCl3 → larutan
warna ungu tua, bila larutan tersebut ditambah Etanol
→ warna berubah menjadi kuning
4. Identifikasi gugus karboksilat
1 ml Zat/ sampel ditambahkan Alkohol + H2SO4 pekat
bila perlu dipanaskan maka akan terbentuk larutan yang
berbau Ester
5. Identifikasi Karbohidrat
a. Moore test
2 ml larutan glukosa + 1 ml NaOH 10 %, panaskan
sampai mendidih, amati dan catat apa yang
terjadi!
b. Molisch Tes
2 ml larutan disakarida + 10 tetes larutan Naphtol
+ H2SO4 pekat (tetes demi tetes) akan timbul suatu
cincin yang berwarna violet atau merah
6. Identifikasi protein
Reaksi Molish
2 ml larutan putih telur + 2 ml larutan Naphtol + H2SO4
pekat (tetes demi tetes) akan timbul suatu cincin yang
berwarna violet dan merah.
7. Identifikasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah
a. Sediakan 6 (enam) tabung reaksi isi masing- masing
dengan larutan barium, kalsium, litium, kalium,
natrium dan strontium.
b. Tambahkan 1 mL larutan amonium karbonat ke
dalam masing-masing tabung. Jika terbentuk
E. Diskusi
1. Sebutkan sifat-sifat dari gugus fungsi -OH, -COOH, -
COH ?
2. Tuliskan Persamaan Reaksi pada Percobaan yang anda
lakukan!
3. Apa fungsi Reagen dalam suatu Identifikasi ?
4. Dalam percobaan ini unsur-unsur alkali dan alkali tanah
apa saja yang dipelajari?
5. Sebutkan sifat-sifat dari unsur alkali dan alkali tanah?
A. Tujuan Percobaan :
B. Dasar Teori :
Brix adalah jumlah zat padat semu yang larut (dalam
gr) setiap 100 gr larutan. Jadi misalnya brix nira = 16, artinya
bahwa dari 100 gram nira, 16 gram merupakan zat padat
terlarut dan 84 gram adalah air. Untuk mengetahui
banyaknya zat padat yang terlarut dalam larutan (brix)
diperlukan suatu alat ukur. Indeks bias suatu larutan gula
atau nira mempunyai hubungan yang erat dengan brix.
Artinya bahwa jika indeks bias nira bisa diukur, maka brix
nira dapat dihitung berdasarkan indeks bias tersebut. Alat
untuk mengukur brix dengan indeks bias dinamanakan
Refraktometer. Dengan menggunakan alat ini contoh nira
yang digunakan sedikit dan alatnya tidak mudah rusak.
Pada refraktometer ABBE sebuah teropong
sederhana diarahkan kepada salah satu bidang prisma yang
disebut prisma kerja. Pada prisma kerja ke pengukuran
bidang prisma kerja yang kedua ditutupi dengan cairanyang
harus diukur, membentuk lapisan tipis di antara bidang
prisma kerja dan prisma cahaya. Prisma kerja dan prisma
cahaya mempunyai mantur sendiri yang dihubungkan
dengan engsel. Apabila sistem engsel dibuka, kedua prisma
terpisah sehingga mudah dibersihkan.
Pada salah satu bidang ditaruh renjai (tetesan kecil)
cairan yang harus diukur, yang akan meluas membentuk
lapisan tipis apabila pasangan prisma ditutup kembali.
Pengukuran didasarkan prinsip bahwa cahaya yang masuk
Gambar Refraktometer
E. Cara Kerja :
1. Refraktometer digeserkan sehingga cermin cahaya dan
skala mendapat penerangan cukup.
2. Termometer diulirkan kuat-kuat pada tempatnya.
3. Atur suhu ukur refraktometer, tunggu hingga konstan.
4. Horizontalkan teropong beserta papan skala dengan cara
memutar sampai maksimal.
5. Pengungkit grendel diputar untuk membuka prisma,
kemudian engsel prisma cahaya diputar.
6. Teteskan larutan gula dari yang paling encer di atas
prisma kerja, jangan sentuh prisma dengan benda
keras/tajam.
7. Tutup prisma, putar papan prisma sehingga dapat
dilakukan pengamatan melalui teropong dengan
nyaman.
8. Cermin pesawat distel sehingga yang dipantulkan jatuh
kepada prisma cahaya. Amidal beserta papan indek dan
kaca benggala yang terpasang di atasnya digeserkan ke
skala indek bias yang rendah. Setelah itu okuler teropong
distelkan agar kawat selang terbaca jelas.
9. Batas refraksi total dicari perlahan-lahan dengan
memutarkan amidal yang bersambung dengan sistem
prisma. Batas ini biasanya tampak sebagai pita lebar
yang berwarna.
10. Bila perlu cermin diaturkan lagi supaya diperoleh
gambar teropong dengan kertas cahaya yang maksimal.
1 3 ………….
2 6 ………….
3 9 ………….
4 12 ………….
5 15 ………….
Sampel
A. Tujuan Percobaan :
1. Mampu menyusun peralatan serta menentukan besaran
fisik gas
2. Menentukan bobot molekul udara dan gas- gas lain
berdasarkan pengukuran massa jenis gas, serta melatih
penggunaan persamaan gas ideal
B. Dasar teori :
Di dalam fisika dan termodinamika, persamaan keadaan
adalah persamaan termodinamika yang menggambarkan
keadaan materi di bawah seperangkat kondisi fisika. Persamaan
keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang
menyediakan hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi
keadaan yang berhubungan dengan materi, seperti temperatur,
tekanan, volume dan energi dalam. Penggunaan paling umum
dari sebuah persamaan keadaan adalah dalam memprediksi
keadaan gas dan cairan. Salah satu persamaan keadaan paling
sederhana dalam penggunaan ini adalah hukum gas ideal, yang
cukup akurat dalam memprediksi keadaan gas pada tekanan
rendah dan temperatur tinggi. Tetapi persamaan ini menjadi
semakin tidak akurat pada tekanan yang makin tinggi dan
temperatur yang makin rendah, dan gagal dalam memprediksi
kondensasi dari gas menjadi cairan. Namun demikian, sejumlah
persamaan keadaan yang lebih akurat telah dikembangkan untuk
berbagai macam gas dan cairan. Saat ini, tidak ada persamaan
keadaan tunggal yang dapat dengan akurat memperkirakan sifat-
sifat semua zat pada semua kondisi.
E. Diskusi
1. Bagaimana pernyataan Hukum Boyle?
2. Sebutkan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap
pengukuran berat molekul suatu gas!
3. Diantara 3 gas yang digunakan percobaan, menurut anda
gas mana yang Berat molekulnya dari hasil perhitungan
lebih realistis/ mendekati Mr yang sesungguhnya?
Jelaskan alasanya!.
A. Tujuan Percobaan :
1. Menghitung berat logam tembaga yang menempel pada
sendok logam
2. Menghitung berat tembaga yang menempel di sendok
dan menghitung volume gas masing- masing yang terjadi
di anoda
B. Dasar Teori :
Elektrolisis terjadi dalam sel elektrokimia yang disebut sel
elektrolisis yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu: sumber
arus searah (baterai), elektroda (anoda dan katoda), larutan
elektrolit.
Reaksi yang terjadi pada elektrolisis ditentukan oleh tiga hal,
yaitu posisi kutub sumber arus listrik searah (positif dan negatif),
jenis elektroda (inert dan tidak inert), ion dalam cairan elektrolit
(anion dan kation) serta jenis cairan elektrolit (leburan dan
larutan).
D. Cara Kerja
F. Diskusi
1. Prediksikan hasil yang diperoleh pada elektrolisis:
a. larutan AgNO3 dengan elektroda karbon
b. larutan NiCl2 dengan katoda besi dan anoda nikel
c. lelehan KBr dengan elektroda platina.
2. Elektrolisis larutan Na2SO4 menggunakan arus sebesar
3 Ampere selama 30 menit.
a. Tuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda.
b. Berapa liter gas O2 dan H2 yang dihasilkan? (STP)
A. Tujuan percobaan
1. Menghitung potensial standar (Eo) dari berbagai macam
elektroda.
2. Memprediksi berlangsung atau tidaknya suatu reaksi
redoks berdasarkan Eo elektroda logam.
B. Dasar teori :
Sel elektrokimia dimana reaksi oksidasi- reduksi spontan
terjadi dan menghasilkan beda potensial disebut sel galvani.
Dalam sel galvani energi kimia diubah menjadi energi listrik.
Sel galvani juga sering disebut Sel Volta.
Potensial standar.
Cara menentukan beda potensial masing- masing elektroda
dengan menggunakan elektroda hidrogen standar sebagai
elektroda standar yang mempunyai potensial 0 volt. Selanjutnya
untuk menentukan potensial suatu elektroda, elektroda tersebut
dihubungkan dengan elektroda hidrogen. Jika pengukuran
dilakukan pada suhu 25 oC, tekanan 1 atm dan konsentrasi ion-
ion sebesar 1,0 M maka potensial yang dihasilkan dinamakan
potensial standar yang dilambangkan dengan Eo.
Perhatikan data pada tabel potensial standar, potensial
standar Cu berharga positif sedangkan potensial standar seng
adalah negatif. Suatu elektroda mempunyai potensial positif
berarti elektroda tersebut lebih mudah direduksi daripada
hidrogen. Sebaliknya elektroda mempunyai potensial standar
negatif berarti elektroda tersebut lebih mudah teroksidasi dari
pada ion hidrogen.
Jadi pada saat elektroda Cu dihubungkan dengan elektroda
hidrogen, ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu. Apa yang terjadi jika
elektroda Zn dihubungkan dengan elektroda hidrogen.
Ketentuan IUPAC selalu menyebutkan potensial elektroda
standar sebagai potensial reduksi. Jika dua eektroda dihubungkan
sehingga terjadi proses spontan yang menghasilkan arus listrik
elektroda dengan Eo lebih besar akan
D. Cara Kerja :
D1.Pembuatan Larutan
D1.1. Pembuatan Larutan ZnCl2 1M
1. Timbang ZnCl2 sebanyak 6,76 gr
2. Tuang aquadest sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala dan
masukkan ZnCl2 kemudian diaduk hingga larut
3. Ambil larutan dan masukkan ke dalam labu takar 50 ml,
dan tambahkan aquadest sampai garis batas.
Kocok hingga homogen.
D1.2. Pembuatan Larutan CuCl2 1M
1. Timbang CuCl2 sebanyak 8,5 gr
2. Tuang aquadest sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala
dan masukkan CuCl2 kemudian di aduk hingga larut
3. Ambil larutan dan masukkan ke dalam labu takar 50 ml,
tambahkan aquadest sampai garis bata. Kocok
hingga homogen.
D1.3. Pembuatan Larutan MgCl2 1M
1. Timbang MgCl2 sebanyak 10,16 gr
2. Tuang aquadest sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala
dan masukkan MgCl2 kemudian di aduk hingga larut
D2.Prosedur
1. Rangkailah sel galvani seperti pada gambar, Cara
mengukur Eo Cu dengan elektroda hidrogen
2. Catat berapa voltasenya untuk masing- masing jenis
elektrode logam
3. Ganti elektrodanya dengan elektroda yang lain dan baca
voltasenya
4. Lengkapilah tabel dibawah ini dengan data yang sudah
diperoleh dari percobaan
Pengamatan:
No Elektrode logam Potensial standar
(Eo), volt
1 Magnesium
2 Tembaga
3 Timbal
4 Alumunium
5 Seng
Cara1
reaksi :
Cu + 2Ag+ 2Ag + Cu2+
Terdiri dari reaksi reduksi dan oksidasi.
reduksi: 2Ag+ +2e 2Ag E0= 0,799 volt
oksidasi: Cu Cu2+ + 2e E0= -0,340 volt
+
Cu + 2Ag+ 2Ag + Cu2+ E0sel=0,659
volt
Cara 2
Pada reaksi Cu + 2Ag+ 2Ag + Cu2+ ,
Cu mengalami oksidasi, Ag
mengalami reduksi.
E0 sel = E0 reduksi – E0 oksidasi
= E0 Ag – E0 Cu
= 0,799 - 0,340
= 0,659 volt.
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan berat molekul solute (zat terlarut) dengan
metode kenaikan titik didih
2. Menentukan berat molekul solute (zat terlarut) dengan
metode penurunan titik beku
3. Menentukan panas penguapan solvent (pelarut)
B. Dasar Teori
Terdapat 4 sifat larutan yang sangat dipengaruhi oleh
kuantitas solute dalam larutan dan dikenal sebagai sifat koligatif
(kolektif). Sifat itu adalah penurunan tekanan uap, kenaikantitik
didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotic.
Suatu cairan akan mendidih kalau tekanan uap di atasnya
sama dengan tekanan atmosfir. Dengan adanya penambahan
solute non volatile ke dalam cairan/pelarut maka kecenderungan
molekul-molekul pelarut untuk meninggalkan larutan dan
berpindah ke fase uap menjadi berkurang. Hal ini akan
menurunkan tekanan uap parsial dari pelarut.
Untuk larutan yang sangat encer maka agar larutan
mendidih, tekanan uap total larutan, yaitu sama dengan jumlah
tekanan uap solvent dan tekanan uap solute, harus sama dengan
tekanan atmosfir. Pada larutan yang sangat encer tekanan uap
solute diabaikan sehingga tekanan uap larutan adalah tekanan uap
solvent saja. Untuk mencapai tekanan uap solvent sama dengan
tekanan atmosfir maka larutan itu harus dipanaskan ke suhu yang
lebih tinggi. Dengan demikian penambahan solute non volatile ke
dalam suatu solvent akan menaikkan titik didihnya. Pengaruh
penambahan solute ke dalam solvent terhadap titik didih larutan
dapat diperkirakan menurut hukum Raoult dan hukum Clausius
Clapeyron.
Perbedaan titik didih larutan dan pelarut disebut dengan
kenaikan titik didih, Tb. Untuk larutan encer, kenaikan titikdidih
sebanding dengan massa konsentrasi molal zat terlarut B.
D. CARA KERJA
D.1. Kenaikan titik didih
1. Mengukur suhu lingkungan (gunakan untuk mencari
rapat massa air)
2. Menimbang 5 gram solute A (ditentukan oleh asisten)
3. Memasukkan 200 ml aquades ke dalam gelas beaker.
Memanaskan gelas beaker dengan kompor listrik.
Mengukur suhu didih aquades (Pengukuran dilakukan 3
kali)
4. Mendinginkan aquades. Selanjutnya memasukkan
solute A ke dalamnya dan mengukur suhu didih larutan
(Pengukuran dilakukan 3 kali)
5. Mengulangi percobaan untuk solute B
D.2. Penurunan titik beku
1. Memasukkan aquades 5 ml ke dalam tabung reaksi
2. Meletakkan tabung reaksi tersebut di tengah gelas beker
250 ml. Mengisi gelas beker 250 ml dengan campuran es
batu dan 3 sendok garam, es batunya yang banyak,
selanjutnya mengukur suhu beku akuades (pengukuran
dilakukan 3 kali)
3. Menimbang sejumlah tertentu solute A (0,6 gram).
Melarutkan solute tersebut dengan aquades sebanyak
5 ml di dalam gelas beker 250 ml, selanjutnya dengan
cara seperti no 2 mengukur suhu beku larutan.
4. Mengulangi percobaan untuk solute B.
F. Diskusi
1. Apa yang dimaksud larutan ?
2. Apa yang dimaksud Larutan koligatif dan sebutkan
yang termasuk sifat koligatif larutan .
3. Kapan suatu larutan medidih ? Jelaskan
4. Jelaskan fenomena kenaikan titik didih dan penurunan
titik beku larutan
5. Bandingkan hasil perhitungan dengan kedua metode.
A. Tujuan Percobaan
1. Memahami pengertian dasar tegangan muka
2. Mempelajari metode penentuan tegangan muka
3. Menentukan tegangan muka dengan metode:
a. Tekanan maksimum
b. Tekanan kapilar
B. Dasar Teori
Pada suatu zat cair terdapat permukaan zat cair yang
membatasi zat cair dari lingkungannya. permukaan zat cair
tersebut mempunyai beberapa sifat khusus, antara lain:
1. Kohesi dan adesi
2. Miniskus dan kapilaritas
3. Tegangan muka
Tangan muka adalah suatu sifat istimewa pada permukaan
zat cair yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi antara
molekul-molekul zat cair pada lapisan dalam yang tidak
diimbangi oleh bagian lapisan di luar permukaan zat cair
yang hampa. satuan dari besaran ini adalah dyne/cm atau
Newton/m.
P0
hm
hl
h0
h2
Keterangan gambar:
1. Buret 4. Pipa kapiler
2. Erlenmeyer 5. Gelas beker
3. Manometer
E. Perhitungan
Dilakukan perhitungan nilai tegangan permukaan dengan
cara menyamakan tekanan-tekanan yang bekerja bejana
(gelas beker) dan manometer (untuk metode tekanan
maksimum gelembung) dan menyamakan gaya ke atas dan
ke bawah, dengan meniadakan gaya ke samping (untuk
metode kenaikan kapiler).
a. Metode tekanan maksimum gelembung
tekanan atas = tekanan bawah
(tekanan hidrostatis + tekanan barometer)atas
= (tekanan hidrostatis + tekanan barometer)bawah
+ tekanan tegangan permukaan
2H
r gh + r = + r gh + r
1 1 b 2 2 b
R
Rq
H= .(r h - r h )
1 1 2 2
2
H cos q H = tegangan
permukaan zat cair
H sin q H sin q q = sudut sentuh zat
cair dengan
dinding kapiler
r = jari-jari
penampang lintang
kapiler
r = massa jenis zat
cair
h = kenaikan zat cair
dalam pipa kapiler
F. Pembahasan
1. Jelaskan apa yang dimaksud tegangan muka suatu
cairan!
2. Bandingkan pengertian antara tegangan muka dan
tenaga muka! Apa bedanya?
D. Diskusi
a. Jelaskan apa yang dimaksud tegangan muka suatu
cairan !
b. Bandingkan pengertian antara tegangan muka dan
tenaga muka! Apa bedanya?
c. Bandingkan antara metode tekanan maksimum
gelembung dan metode kenaikan kapiler!